Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

MEMBUAT ORIGAMI

OLEH
KELOMPOK 10

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2016

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Definisi.
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan. Selain itu bermain juga merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial.

B.

Fungsi Bermain Bagi Anak.


Memacu perkembangan sensorik dan motorik, perkembangan
intelektual, kreatifitas anak, sebagai alat komunikasi, media sosialisasi, dan
media untuk kesadaran diri dan sebagai terapy.

C.

Tujuan Bermain.
1. Agar dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
2. Agar dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi.
3. Agar dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang
tepat.
4. Melatih kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
5. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit.

D.

Faktor Yamg Mempengaruhi Aktifitas Bermain.


Tahap perkembangan anak.
Status kesehatan anak.
Jenis kelamin anak.
Lingkungan yang mendukung.
Alat dan jenis permainan yang cocok bagi anak anak.

E.

Keuntungan Bermain Bagi Anak Yang Dirawat Dirumah Sakit.


1.

Meningkatkan hubungan antara klien dan perawat.

2.

Perawatan dirumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk


mandiri.

3.

Memberikan rasa senang pada anak, membantu mengekspresikan


perasaan dan pikiran cemas, takut, sedih tegang dan nyeri.

4.

Menigkatkan kemampuan anak untuk mengembangkan tingkah


laku yang baik.

5.
F.

Memberikan kesempatan pada anak untuk bersaing secara sehat.

Prinsip Permaian Anak Dirumah Sakit.


a)

Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawatan


yang sedang dijalankan.

G.

b)

Tidak membutuhkan energi yang banyak.

c)

Harus pertimbangkan kemampuan anak.

d)

Dilakukan pada kelompok umur yang sama.

e)

Melibatkan orang tua.

Proses Kegiatan Bermain.


Kegiatan bermain dilakukan mengacuh pada tujuan yang ditetapkan dan
dilakukan secara aktif oleh anak dan orangtuanya.
1) Jenis permainan :

Membuat origami

2) Kelompok umur :

2 - 5 tahun.

3) Peserta

4 - 7 Orang.

4) Waktu

30 Menit.

5) Rasional terapi
a)

Untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengembangkan


kreatifitas anak.

b)

Meningkatkan pengetahuan anak dalam membuat sesuatu dari


kertas.

c)

Menumbuhkan rasa senang dan percaya diri pada anak.

d)

Sebagai terapi.

6) Keterampilan yang dibutuhkan : mengingat atau memori, kemampuan


melipat kertas.
H.

I.

Alat permainan Yang Dibutuhkan.

Judul/jenis permainan.
Jumlah anak.
Usia anak.
Tanggal pelaksanaan.
Lama / waktu bermain.
Alat-alat yang diperlukan.

: Membuat origami
: 4 - 7 orang.
: Pre School .
: 22 September 2016
: 30 menit (Pukul 09.00 - 09.30).
1. Kertas karton putih.

Tempat

2. Video cara membuat origami


: Ruang anak 15 RSUD.dr.Saiful Anwar Malang

Hambatan - Hambatan Yang Mungkin Terjadi.


1. Anak lelah.
2. Anak bosan.
3. Anak merasa takut dengan lingkungan.
4. Anak mendapat program pengobatan saat terapi bermain dilaksanakan.
5. Kecemasan pada orang tua.

J.

Antisipasi Untuk Meminimalkan Hambatan.


1. Membatasi waktu bermain.
2. Permainan bervariasi/tidak monoton.
3. Jadwal bermain disesuaikan yaitu tidak pada saat jadwal terapi.
4. Terlebih dahulu memberikan penjelasan pada anak dan orang tua.
5. Melibatkan perawat/petugas ruangan dan orang tua.
6. Konsultasi dengan pembimbing.

Pembagian Tugas
Pemimpin permainan
Fasilitator

: Ridwan Sofian
1. Rachmi S.

Pengamat

2. Rhoidul Fitri
: Rano Karno

Mengetahui
Pembimbing Wahana Klinik

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang


sifatnya berbeda, tetapi saling

berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu

pertumbuhan dan perkembangan. Yang dimaksud dengan pertumbuhan


berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran
berat ( gram, pound, kilogram ) ukuran panjang ( centimeter, meter ), umur
tulang dan keseimbangan metabolik ( retensi kalsium dan nitrogen tubuh ).
Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan ( skill ) dalam
struktur dan bentuk tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang lebih teratur
dan dapat diramalkan sebagai hasil dari prosaes pematangan, yang mencakup
didalamnya adalah perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak
terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan
fungsi organ/ individu.
Setiap anak melewati beberapa tahap tahap tumbuh kembang.
Walaupun terdapat variasi yang besar, akan tetapi setiap anak akan melalui
suatu tahapan tumbuh kembangnya dan tiap tiap tahap mempunyai ciri-ciri
tersendiri. Tahap-tahap tumbuh kembang meliputi masa pre natal (dari embrio
fetus lahir), masa bayi ( 0 1 thn ), masa pra sekolah ( 1 6 thn ), masa
sekolah ( 6 12 thn ).
Perkembangan anak usia Pra sekolah sangat meyakini apa yang
mereka lihat dan mereka ketahui ketika menghadapi masalah masalah baru.
Mereka perhatian terhadap aspek fungsional dari prosedur, obyek dan
kegiatan. Mereka ingin tahu mengapa suatu benda ada, cara penggunaannya,
cara kerjanya dan maksud serta tujuan penggunaannya. Anak usia pra sekolah
sangat peduli akan integritas tubuhnya. Mereka sangat peka terhadap ancaman
atau cedera pada tubuh. Sehingga mereka tampak bereaksi hebat terhadap
kehilangan atau ancaman terhadap Kekayaannya . Pada anak usia pra
sekolah mereka sudah mengenal lingkungan disekitarnya dan bisa memilih
teman yang tepat untuk bergaul dengannya. Pada masa pra sekolah, perhatian
anak mulai keluar dari lingkungan keluarganya, perhatiannya mulai beralih
keteman sebayanya. Akan sangat menguntungkan bila anak mempunyai
banyak kesempatan untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Melalui
sosialisasi anak akan memperoleh lebih banyak stimulasi sosial yang
bermanfaat bagi perkembangan sosial anak.

Selama anak usia pra sekolah dirawat dirumah sakit merupakan


pengalaman yang penuh dengan stres dimana mereka harus berpisah dengan
teman temannya. Beberapa penyebab stres pada anak selama dirawat yaitu
diantaranya lingkungan rumah sakit itu sendiri, baik lingkungan fisik rumah
sakit seperti bangunan atau ruang rawat, alat alat, bau yang khas, pakaian
putih petugas kesehatan itu sendiri. Perasaan seperti takut, tegang, nyeri dan
perasaan yang tidak menyenangkan lainnya seringkali dialmi anak.
Untuk itu, anak memerlukan media yang dapat mengekspresikan
perasaan tersebut dan mampu bekerja sama dengan petugas kesehatan selama
dalam perawatan. Media yang paling efektif adalah

melalui kegiatan

permainan. Permainan yang terapeutik didasari pandangan bahwa bermain


bagi anak merupakan aktivitas yang sehat dan diperlukan untuk kelangsungan
tumbuh

kembang

anak

dan

memungkinkan

untuk

menggali

dan

mengekspresikan perasaan dan pikiran anak, mengalihkan perasaan nyeri, dan


relaksasi. Dengan demikian kegiatan bermain pada anak harus menjadi bagian
integral dari pelayanan kesehatan anak dirumah sakit ( Brennan 1994 ).
B. Tujuan Permainan.
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada
saat

sakit

anak

mengalami

gangguan

pada

pertumbuhan

dan

perkembangan, walaupun demikian selama anak dirumah sakit kegiatan


stimulasi pertumbuhan, perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk
menjaga kesinambungan.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide - idenya.
3. Mengembangkan kretifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat
dirumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai