Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA
Sekip Utara, Gedung Jurusan Matematika, Yogyakarta - 55281

Bahan Ajar:
BAB / POKOK BAHASAN II

IDEAL DAN RING FAKTOR


Direncanakan Untuk Perkuliahan
Minggu ke-3, 4, dan 5

PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II


(Semester III/3 SKS/MMM-2201)
Oleh:
Prof. Dr. Sri Wahyuni, M.S.
Dr.rer.nat. Indah Emilia Wijayanti, M.Si.
Dra. Diah Junia Eksi Palupi, M.S.
Didanai dengan dana DIPA-UGM (BOPTN)
Tahun Anggaran 2013

November 2013

BAB II
IDEAL DAN RING FAKTOR

Pada teori grup, telah kita ketahui bahwa dari suatu grup dapat dibentuk grup
baru dengan memanfaatkan suatu subgrup normal. Grup yang terbentuk tersebut
dinamakan grup faktor. Sejalan dengan ide pembentukan grup faktor tersebut, pada
bab ini akan dijelaskan pembentukan ring faktor. Dalam proses pembentukan ring
faktor ini memotivasi munculnya definisi ideal dari suatu ring.

2.1. Latar Belakang Munculnya Definisi Ideal


Dari Bab I telah diketahui bahwa jika S merupakan merupakan subring
dalam ring R maka S merupakan subgrup dalam grup Abelian (R, +), sehingga
S merupakan subgrup normal. Dari teori grup (Pengantar Struktur Aljabar I), ter.

bentuklah grup faktor R S , + yang juga merupakan grup Abelian, dengan
.
R = {r | r R} = {r + S | r R}.
S
Selanjutnya, muncul pertanyaan apakah dapat dibentuk operasi perkalian
.
.
.
:R SR S R S
.

R
sedemikian hingga
S , +, juga merupakan ring.
.
Diambil sebarang r1 , r2 R S maka diperoleh r1 , r2 R. Dengan demikian
r1 r2 R, dan dari kenyataan ini didefinisikan r1 r1 = r1 r2 untuk setiap r1 , r2 R.

Mengingat operasi merupakan operasi antar koset (kelas), maka sebelum


menunjukkan aksioma-aksioma ring dipenuhi atau tidak terlebih dahulu harus dicek
.
apakah operasi tersebut well-defined atau tidak. Misalkan r1 , r2 , r10 , r20 R S dengan r1 = r10 , dan r2 = r20 . Akan dicek apakah
r1 r2 = r10 r20
yang artinya r1 r2 = r10 r20 .

11

Dengan menggunakan makna dari kesamaan koset yang sudah dibahas dalam
teori grup, permasalahan diatas ekuivalen dengan mengecek apakah jika r1 r10 S
dan r2 r20 S akan diperoleh r1 r2 r10 r20 S. Hal ini ekuivalen dengan menunjukkan apakah jika r1 r10 = s1 dan r2 r20 = s2 untuk suatu s1 , s2 S, apakah
akan berakibat r1 r2 r10 r20 = s3 untuk suatu s3 S.
Dengan demikian akan diperoleh
r1 r2 r10 r20 = (s1 + r10 )(s2 + r20 ) r10 r20
= (s1 s2 + s1 r20 + r10 s2 + r10 r20 ) r10 r20

(2.1)

= s1 s2 + s1 r20 + r10 s2 .
Mengingat S merupakan subring maka s1 s2 S, namun s1 r20 dan r10 s2 belum tentu
berada dalam S, sehingga secara keseluruhan r1 r2 r10 r20 = s1 s2 + s1 r20 + r10 s2 juga
belum tentu berada dalam S sebab r1 dan r2 adalah elemen-elemen dalam R yang
belum tentu berada dalam S. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa operasi
.
pada R S belum tentu well-defined.
Dari kenyataan ini didefinisikan pengertian ideal sebagai berikut:
Definisi 2.1.1. Misalkan R suatu ring dan 6= I S. Subset I disebut ideal dari
R jika
(i). (s1 , s2 I)s1 s2 I dan
(ii). (s1 I)(r R)s1 r, rs1 I.
Contoh 2.1.2.

1. Subset 2Z merupakan ideal di ring Z. Secara umum, untuk

setiap k N, kZ merupakan ideal di ring Z.


2. Subset M22 (2Z) merupakan ideal di ring M22 (Z).
Setiap ring R selalu mempunyai ideal, yaitu paling tidak mempunyai ideal
{0R } dan R. Kedua ideal tersebut dinamakan ideal trivial.
Mengingat pada ring R tidak disyaratkan bersifat komutatif terhadap perkalian
maka untuk sebarang subset tak kosong I R, s1 I, dan r R, jika s1 r berada
di dalam I belum tentu rs1 berada dalam I, begitu juga sebaliknya. Mengingat hal
tersebut dapat didefinisikanlah pengertian ideal kiri dan ideal kanan sebagai berikut:

12

Definisi 2.1.3. Misalkan R suatu ring dan I S.


1. Subset I disebut ideal kiri jika
(a) (s1 , s2 I)s1 s2 I
(b) (s1 I)(r R)rs1 I.
2. Subset I disebut ideal kanan jika
(a) (s1 , s2 I)s1 s2 I
(b) (s1 I)(r R)s1 r I.
Contoh 2.1.4. Diberikan ring matriks M22 (R). Misalkan

0 a
a 0
| a, b R .
| a, b R dan I2 =
I1 =

0 b
b 0
Ideal I1 merupakan ideal kiri di M22 (R) dan I2 merupakan ideal kanan di M22 (R).

Berdasarkan Definisi 2.1.1 dan Definisi 2.1.3, mudah dipahami bahwa himpunan bagian tak kosong I dari ring R disebut ideal di R jika I merupakan ideal
kiri sekaligus ideal kanan di R.

2.2. Pembentukan Ring Faktor dari Suatu Ideal


Dari uraian pada latar belakang munculnya pengertian ideal diatas dapat disimpulkan bahwa, jika I merupakan ideal maka I merupakan subring dan operasi
.
R
pada I merupakan operasi well-defined. Perlu diperhatikan jika I hanya meru.
pakan ideal kiri atau hanya ideal kanan saja, maka belum tentu operasi pada R I
well-defined. Dengan menggunakan aksioma-aksioma ring R dapat ditunjukkan
.
bahwa R I merupakan ring terhadap operasi penjumlahan dan perkalian koset-koset
sebagaimana dinyatakan dalam sifat sebagai berikut.
.
Teorema 2.2.1. Jika I merupakan ideal dalam ring R maka R I merupakan ring
terhadap operasi
(i). penjumlahan + yang didefinisikan sbb.: r1 +r2 =r1 + r2

13

(ii). perkalian yang didefinisikan sbb.: r1 r2 =r1 r2


.
untuk setiap r1 , r2 R I .
.
R
Bukti. Dari teori grup, diperoleh bahwa ( I , +) merupakan grup Abelian terhadap
operasi penjumlahan. Sehingga cukup ditunjukkan bahwa terhadap perkalian bersi-

fat asosiatif, distributif kiri, dan distributif kanan. Diambil sebarang r1 , r2 , r3


.
R , artinya r1 , r2 , r3 R, dengan demikian akan diperoleh:
I
1. Sifat asosiatif:

r1 + (r2 + r3 ) = r1 + (r2 + r3 )
= r1 + (r2 + r3 ) = (r1 + r2 ) + r3
= r1 + r2 + r3 = (r1 + r2 ) + r3 .
Jadi, terbukti bersifat asosiatif.
2. Sifat distributif kiri:

r1 (r2 + r3 ) = r1 (r2 + r3 )
= r1 (r2 + r3 ) = (r1 + r2 ) + r3
= r1 r2 + r1 r3 = r1 r2 + r1 r3
= r1 r2 + r1 r3 .
Jadi, terbukti bersifat distributif kiri terhadap +. Secara analog dapat dibuktikan bersifat distributif kanan terhadap +.


 .
R
Ring
I , +, selanjutnya disebut Ring Faktor yang dibentuk dari ideal
I dalam ring R. Dengan mudah 
akan dapatditunjukan bahwa jika R merupakan
.
ring komutatif maka ring faktor R I , +, juga bersifat komutatif, dan jika R
 .

merupakan ring dengan elemen satuan 1 maka ring faktor R I , +, juga mempunyai elemen satuan 1.
Berikut sifat-sifat ideal yang akan dipakai pada subbab berikutnya yakni
dalam pembentukan ideal terkecil yang memuat suatu himpunan.

14

Teorema 2.2.2. Misalkan R merupakan ring. Jika I1 dan I2 masing-masing merupakan ideal di R, maka
(i). I1 I2 merupakan ideal di R
(ii). I1 + I2 = {a + b | a I1 dan a I2 } merupakan ideal di R
(iii). (I1 I2 ) I1 + I2 .
Bukti. Diketahui I1 dan I2 masing-masing merupakan ideal di R.
(i). Akan dibuktikan I1 I2 merupakan ideal di R. Diambil sebarang r R
dan x, y I1 I2 , artinya x, y I1 dan x, y I2 . Karena I1 dan I2 ideal,
diperoleh
x y I1 dan x y I2 ,
rx I1 dan xr I1 ,
rx I2 dan xr I2 .
Dengan demikian diperoleh x y I1 I2 , rx I1 I2 , dan xr I1 I2 .
Jadi, dapat disimpulkan bahwa I1 I2 merupakan ideal di R.
(ii). Akan dibuktikan I1 + I2 merupakan ideal di R. Diambil sebarang r R dan
x, y I1 +I2 , artinya x = a1 +a2 dan y = b1 +b2 , untuk suatu a1 , b1 I1 dan
a2 , b2 I2 . Karena I1 dan I2 merupakan ideal di R, diperoleh a1 b1 I1
dan a2 b2 I2 , sehingga
x y = a1 + a2 (b2 + b2 ) = (a1 b1 ) + (a2 b2 ) I1 + I2 .
Karena I1 dan I2 merupakan ideal di R, diperoleh juga ra1 I1 , a1 r I1 ,
ra2 I2 , dan a2 r I2 , sehingga
rx = r(a1 + a2 ) = ra1 + ra2 I1 + I2
dan
xr = (a1 + a2 )r = a1 r + a2 r I1 + I2 .
Jadi, I1 + I2 merupakan ideal di R.

15

(iii). Akan dibuktikan (I1 I2 ) I1 + I2 . Diambil sebarang x I1 I2 , artinya


x I1 atau x I2 . Jika x I1 , maka mengingat 0R I2 diperoleh x =
x + 0R I1 + I2 . Jika x I2 , maka mengingat 0R I1 diperoleh x =
0R + x I1 + I2 . Jadi, terbukti bahwa I1 I2 I1 + I2 .

Berikut ini merupakan generalisasi dari Teorema 2.2.2 (i).
Teorema 2.2.3. Diberikan R adalah ring dan adalah himpunan indeks. Misalkan
I = {I | } dengan I adalah ideal di R untuk setiap . Irisan semua
ideal-ideal dalam I, yaitu
\

I ,

merupakan ideal di R.


Bukti. (sebagai latihan)

2.3. Ideal Terkecil yang Memuat Himpunan


Jika diberikan ring R dan himpunan X R, maka X bisa merupakan ideal
di R atau X bukan merupakan ideal di R. Jika X bukan merupakan ideal di R, maka
selalu dapat dibentuk ideal yang memuat X, yakni paling tidak ring R itu sendiri.
Namun ideal R merupakan ideal terbesar dan ideal yang trivial. Oleh karena itu,
muncul pertanyaan, bagaimana mencari ideal terkecil yang memuat X. Berikut
diberikan langkah-langkah mencari ideal terkecil yang memuat X.
a). Dikumpulkan semua ideal yang memuat X, yaitu dibentuk himpunan yang
dinotasikan dengan IX , yaitu
IX = {I | I ideal di R dan X I}.
Dengan demikian dapat kita tuliskan IX = {I | } dengan adalah
suatu himpunan indeks dan I adalah ideal di R yang memuat X, untuk setiap
.

16

b). Dibentuk irisan dari semua ideal di dalam IX , yaitu


\

I=

I .

IIX

T
Berdasarkan sifat ideal diperoleh bahwa
I merupakan ideal di R. Karena

T
T
T
X
I I untuk setiap , diperoleh bahwa
I =
I

IIX

merupakan ideal terkecil yang memuat X.


Perhatikan bahwa pada kejadian khusus ketika X = , ideal {0R } merupakan ideal yang memuat X. Oleh karena itu, {0R } IX sehingga diperoleh ideal
terkecil yang memuat X adalah
\

I = {0R }.

IIX

Selanjutnya, muncul pertanyaan bagaimanakah bentuk elemen-elemen di


T
I, dengan X 6= . Misalkan X adalah himpunan bagian tak kosong
dalam
IIX

dari R.
T
T
I, sebab X
I. Dengan
1. Jelas elemen-elemen dari X berada di
II
II
X
X
T
T
demikian, diperoleh y
I, untuk setiap y X. Mengingat
I ideal
IIX
II
X
T
I. Lebih dari itu,
di R, untuk setiap k Z dan y X berlaku ky
IIX

untuk setiap t N, kj Z, yj X, j = 1, , t, berlaku


t
X

kj yj

j=1

I.

IIX

I ideal di R, maka untuk setiap r R dan x X diperoleh


T
T
rx juga berada di
I. Selanjutnya, mengingat
I ideal di R, maka

2. Mengingat

IIX

IIX

IIX

untuk setiap r0 R diperoleh


rxr0 = (rx)r0

I.

IIX

3. Mengingat

Ii ideal di R, maka untuk setiap n N, ri , ri0 R, dan

Ii IX

xi X, i = 1, , n,
n
X

(ri xi ri0 )

i=1

\
IIX

17

I.

4. Dari (1) dan (3), serta mengingat

I ideal di R, diperoleh

IIX
n
X

(ri xi ri0 )

i=1

Jika semua bentuk

n
X

(ri xi ri0 )+

i=1

t
X

(kj yj )

j=1
t
X

I.

IIX

(kj yj ) dengan ri , ri0 R dan xi , yj X

j=1

dikumpulkan menjadi satu, yaitu dibentuk himpunan yang dinotasikan dengan hXi
sebagai berikut
( n
)
t
X
X
hXi =
(ri xi ri0 ) +
(kj yj ) | n, t N, kj Z, ri , ri0 R, xi , yj X ,
i=1

j=1

maka akan diperoleh suatu teorema sebagai berikut.


Teorema 2.3.1. Diberikan sebarang ring R. Jika X adalah himpunan bagian tak
T
kosong dari R dan IX = {I | I ideal dan X I}, maka berlaku
I = hXi.
IIX

Bukti. (sebagai latihan)


(a). Harus dibuktikan hXi merupakan ideal di R.
(b). Harus dibuktikan X hXi.
(c). Langkah terakhir harus dibuktikan hXi merupakan ideal terkecil di R yang
memuat X.

Definisi 2.3.2. Diberikan ring R dan himpunan bagian tak kosong X R. Ideal
hXi disebut ideal yang dibangun oleh X.
Untuk sebarang ring R dan himpunan bagian tak kosong X R, jelas
bahwa hXi R tetapi belum tentu berlaku hXi = R. Jika hXi = R, maka
munculah definisi ring yang dibangun oleh suatu himpunan sebagai berikut.
Definisi 2.3.3. Diberikan ring R dan himpunan bagian tak kosong X R. Ring R
disebut ring yang dibangun oleh X jika hXi = R.

18

Khusus untuk ring R dengan elemen satuan (katakan 1R ), jika =


6 XR
maka untuk setiap n Z dan x X, diperoleh:
(i). Jika n = 0, maka nx = 0R .
(ii). Jika n > 0, maka
def.

nx = n(1R x) = 1R x + 1R x + + 1R x = (1R + 1R + + 1R )x = sx = sx1R ,


|
{z
}
|
{z
}
n kali

n kali

untuk suatu s R.
(iii). Jika n < 0, maka
def.

nx = n(1R x) = 1R x + 1R x + + 1R x = (1R + 1R + + 1R )x = tx = tx1R


|
{z
}
|
{z
}
|n| kali

|n| kali

untuk suatu t R.
Akibatnya, ideal terkecil di R yang memuat X adalah
( n
)
X
hXi =
(ri xi ri0 ) | n N, ri , ri0 R, xi X .

(2.2)

i=1

Khusus untuk ring R yang komutatif, ideal terkecil yang memuat X adalah
)
( n
t
X
X
hXi =
(ri xi ) +
(kj yj ) | n, t N, ki Z, ri R, xi , yj X . (2.3)
i=1

j=1

(Silahkan dibuktikan sebagai latihan)


Kasus yang lebih khusus lagi, jika R adalah ring komutatif dengan elemen satuan
maka berdasarkan (2.2) dan (2.3) diperoleh
( n
)
X
hXi =
(ri xi ) | n N, ri R, xi X .
i=1

Contoh 2.3.4. Diberikan ring bilangan bulat Z dan X = {2, 3}. Ideal yang dibangun oleh X adalah
hXi =

( n
X

)
(2r + 3s) | n N, r, s Z .

i=1

19

Diberikan sebarang ring R dan X himpunan bagian tak kosong dari R. Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ideal kiri terkecil yang memuat X yang
dinotasikan dengan hXil tidak lain akan berbentuk
( n
)
t
X
X
hXil =
(ri xi ) +
(kj yj ) | n, t N, ki Z, ri R, xi , yj X .
i=1

j=1

Ideal kanan terkecil yang memuat X yang dinotasikan dengan hXir tidak lain akan
berbentuk
hXir =

( n
X

(xi ri0 ) +

i=1

t
X

)
(kj yj ) | n, t N, ki Z, ri0 R, xi , yj X

j=1

Tentu saja jika R merupakan ring komutatif setiap ideal kiri akan merupakan ideal
kanan, sehingga hXil = hXir .
Diberikan sebarang ring R. Jika X R hanya terdiri dari satu elemen,
misalkan X = {a}, maka hXi = h{a}i akan sama dengan
hXi = {rar0 + ka | r, r0 R, k Z} ,
dan selanjutnya disebut ideal yang dibangun oleh a. Jika x = {0} maka kan diperoleh ideal yang dibangun oleh {0} tidak lain adalah ideal {0} itu sendiri, sedangkan
jika R adalah ring yang memuat elemen satuan 1R maka ideal yang dibangun oleh
1R tidak lain adalah R sendiri. Jika R merupakan ring komutatif dengan elemen
satuan, maka
h{a}i = {ra | r R} = {ar | r R},
dan selanjutnya dinotasikan dengan aR.
Selanjutnya, jika diberikan ring R serta ideal I1 dan I2 di R maka I1 I2
belum tentu membentuk ideal di R. Sebagai contoh pada ring bilangan bulat Z,
himpunan 2Z dan 3Z masing-masing merupakan ideal, namun 2Z 3Z tidak merupakan ideal, sebab 2, 3 2Z 3Z tetapi 2 + 3 = 5 6 2Z 3Z.
Mengingat I1 I2 merupakan himpunan bagian tak kosong dari R, dapat
dibentuk ideal terkecil di R yang memuat I1 I2 , yaitu hI1 I2 i.
Teorema 2.3.5. Diberikan sebarang ring R. Jika I1 dan I2 masing-masing merupakan ideal di R, maka
hI1 I2 i = I1 + I2 .

20

Bukti. Cukup dibuktikan I1 + I2 merupakan ideal terkecil di R yang memuat I1


I2 . Berdasarkan Teorema 2.2.2 (ii) telah diketahui bahwa I1 + I2 merupakan ideal
di R. Berdasarkan Teorema 2.2.2 (iii), diperoleh ideal I1 + I2 memuat I1 I2 .
Dengan demikian telah terbukti bahwa I1 + I2 merupakan ideal di R yang memuat
I1 I2 . Diambil sebarang ideal K di R sedemikian sehingga (I1 I2 ) K. Akan
ditunjukkan (I1 + I2 ) K. Diambil sebarang x I1 + I2 , artinya x = a + b untuk
suatu a I1 dan b I2 . Mengingat (I1 I2 ) K, berakibat a, b K. Karena
K ideal, diperoleh x = a + b K. Oleh karena itu diperoleh (I1 + I2 ) K dan
terbukti I1 + I2 merupakan ideal terkecil di R yang memuat I1 I2 . Jadi, terbukti
hI1 I2 i = I1 + I2 .

2.4. Latihan
Kerjakan soal-soal latihan berikut ini.
1. Buktikan bahwa sebarang ideal di ring Z memiliki bentuk nZ, untuk suatu
n N {0} !

a
2. Diberikan ring T22 (Z) =
0

0
(a). Buktikan bahwa I =
0

0
(b). Buktikan bahwa J =
0

b
| a, b, d Z .

| b, d Z merupakan ideal di T22 (Z) !

b
| b Z merupakan ideal di T22 (Z) !

0
.
.
(c). Tentukan ring faktor T22 (Z) I dan T22 (Z) J !
b

3. Buktikan bahwa I = {0, 8, 16} merupakan ideal di Z24 ! Selanjutnya ten.


tukan ring faktor Z24 I !
4. Misalkan I dan J masing-masing adalah ideal di ring R. Didefinisikan perkalian
dua ideal sebagai berikut:
IJ = {a1 b1 + a2 b2 + + an bn | n N, ai I, bi J}.
Buktikan bahwa IJ merupakan ideal di R !

21

5. Diberikan sebarang ring R. Jika I ideal kanan di R dan J ideal kiri di R,


maka buktikan IJ I J !
6. Misalkan I adalah ideal di suatu ring komutatif R. Didefinisikan annihilator
dari I, yaitu Ann(I) = {r R | ra = 0R untuk setiap a I}. Buktikan
bahwa Ann(I) merupakan ideal di R !
7. Pada ring Z20 , buktikan bahwa I = {n | n genap} merupakan ideal! Tentukan Ann(I) !
8. Misalkan I adalah ideal di suatu ring komutatif R dan a R. Buktikan
bahwa hI {a}i = {x + ra + na | x I, r R, n Z} !
9. Misalkan I1 dan I2 masing-masing adalah ideal di suatu ring R. Buktikan
bahwa I1 I2 merupakan ideal di R jika dan hanya jika I1 I2 atau I2 I2 !
.
10. Misalkan I adalah ideal di suatu ring R. Buktikan bahwa ring faktor R I
komutatif jika dan hanya jika ab ba I untuk setiap a, b R !

22

Anda mungkin juga menyukai