Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PKN

PRESTASI DIRI
MADRASAH TSANAWIYAH
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,
shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah
SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Berkat rahmat dan
pertolongan-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
yang membahas tentang prestasi diri ini.
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna
perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
para pembaca pada umumnya.
Akhir kata, segala kesempurnaan adalah pada Allah SWT.
Dan penyusun menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, segala saran dan kritik yang membangun penyusun
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Terima Kasih.

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia hidup di muka bumi ini tidak hanya untuk
sekedar makan dan minum saja. Tetapi sebagai manusia
harus mempunyai aktivitas lainnya. Apakah hanya hidup
untuk makan atau makan untuk hidup? Semuanya
tergantung pada diri individu masing-masing. Tetapi
sebagaimana dikemukakan oleh Robert J Tamasy, hidup di
dalam dunia ini, upaya menunjukkan keunggulan
diri (self promotion) tidak hanya dianggap biasa, tetapi
juga seolah dianjurkanbahkan kita dituntut untuk
melakukannya. Kita masih ingat sebagaimana yang
dikatakan Mohamad Ali ketika meraih gelar juara tinju
dunia, dia berteriak Sayalah yang terbesar. Ungkapan itu
merupakan pernyataan kebanggaan akan keunggulan diri
dan prestasinya dalam olah raga tinju. Sebenarnya untuk
berprestasi tidak hanya di bidang olah raga, namun juga
dalam bidang yang lain seperti seni atau ilmu
pengetahuan.

B. Permasalahan
1.
2.
3.

apa pengertian prestasi diri ?


bagaimana cara untuk meraih prestasi diri ?
seberapa penting prestasi diri bagi seseorang ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. PRESTASI DIRI BAGI KEUNGGULAN BANGSA
Pengertian Prestasi Diri

Keberhasilan adalah dambaan dan impian setiap orang,


baik anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Kata
keberhasilan identik dengan kata prestasi. Keberhasilan ini
tentunya tidak pada ruang lingkup yang sempit, tidak
selalu posisi teratas atau number one, melainkan melalui
proses pengenalan diri sehingga mengetahui serta
menyadari kelebihan dan kelemahan. Setelah itu
memanfaatkan kelebihan yang masih terpendam yang
berupa potensi menjadi perilaku yang aktual. Hal ini
merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan kekuatan
internal yang luar biasa dan tidak semua orang bisa
melakukannya. Orang-orang terkenal, yang berprestasi
pada bidangnya ternyata tidak semuanya berpendidikan
tinggi. Melainkan melalui proses pengenalan diri yang baik
dan mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki. Albert
Einstein, ternyata tidak mengenyam pendidikan. Namun
berhasil menemukan apa itu quantum.
Setiap manusia memiliki potensi yang berbeda-beda.
Dengan potensi, manusia dapat berkembang lebih baik dan
berprestasi. Potensi sangat berpengaruh dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam meraih cita-cita. Oleh karena itu, kita
perlu mengenal potensi sedini mungin, agar dapat
mengembangkannya secara optimal.
Setiap bangsa di dunia ini tentu memiliki kekhasan yang
berbeda satu dengan yang lain. Tidak terkecuali dengan
bangsa dan negara Indonesia. Sejak berdirinya pada
tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia telah memiliki
prestasi diri yang tidak sedikit. Prestasi diri adalah suatu
kebanggaan yang telah dimiliki/diraih oleh suatu bangsa.
Prestasi diri dapat dimiliki oleh individu maupun kelompok

bahkan bangsa. Seperti baru-baru ini Human Development


Index Indonesia tahun 2007 menduduki peringkat 107
dunia, atau mengalami peningkatan prestasi dalam
menangani korupsi dan tidak lagi menjadi negara terkorup
seperti sebelumnya.
Apakah mereka dapat disebut telah berprestasi ?
Coba bandingkan pemahaman kalian tentang aktivitas dan
hubungannya dengan prestasi diri dengan paparan berikut
ini.
Setiap manusia apapun profesinya tentu akan mempunyai
keinginan untuk berprestasi. Oleh karena dengan
berprestasi seseorang akan dapat menilai apakah dirinya
sudah berhasil mencapai tujuan hidupnya atau tidak, juga
untuk membawa nama baik bangsa dan negara jika
memang bisa. Pengertian prestasi yaitu hasil yang telah
dicapai, dilakukan, diperoleh atau dikerjakan. Prestasi tiap
orang tidak akan sama, ada yang berprestasi dalam hal :
melukis
berolahraga
irama musik
cepat menghitung
puisi
pemimpin
menyesuaikan diri
tampil menawan dan lain-lain
Manakah yang paling bagus prestasinya? Tidak mungkin
terjawab dengan tepat, karena masing-masing peristiwa
menampilkan tokoh yang memiliki kecerdasan dalam
bentuk yang berbeda-beda. Prestasi antara orang satu
dengan lainnya tentu tidak akan sama, dan seseorang
tidak akan mungkin menjadi orang yang sama persis
dengan orang yang dikagumi prestasinya. Mengapa
demikian?
Pada hakikatnya manusia adalah individu ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki potensi diri yang
berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga prestasi diri
setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli
berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik
(berbeda satu dengan lainnya).

Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik maka


setiap orang berusaha berprestasi demi keunggulan
bangsa Indonesia tercinta. Tentu sangat membanggakan
jika kita dapat berprestasi seperti Taufik Hidayat, Susi
Susanti, Gita Gutawa Juara menyanyi di Mesir tahun 2007,
Usman Hasan Saputra, Hermawan Kertajaya, Prof Dr Ir BJ
Habibie, Dahlan Iskan atau Ir Ciputra, serta masih banyak
lagi yang dapat dilihat dan disaksikan sendiri. Semua
berprestasi sesuai bidangnya masing-masing. Ada yang di
bidang olah raga, seni, budaya, maupun ilmu pengetahuan
serta enterpreneur (wiraswasta). Mengapa mereka dapat
berprestasi di bidangnya, dan mengapa kita tidak atau
belum mampu berprestasi seperti mereka ?
Dr. Vernon A. Magnesen menyatakan bahwa keberhasilan
kita belajar dipengaruhi oleh berbagai cara kita belajar,
yaitu:
10 % dari apa yang dibaca;
20 % dari apa yang didengar;
30 % dari apa yang dilihat;
50 % dari apa yang dilihat dan didengar;
70 % dari apa yang dikatakan;
90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
Kerja keras dalam belajar memang perlu kita lakukan agar
dapat mencapai prestasi yang kita harapkan. Thomas
Alfa Edison yang telah mengalami banyak kegagalan
ketika berusaha melakukan penemuan, menyatakan bahwa
ia telah menemukan salah satu cara untuk
mendapatkan kesuksesan karena ketika ia gagal dalam
satu hal tentunya akan menemukan jalan lain yang
mengantarkan pada prestasi. Kerja keras harus kita
lakukan dalam semua bidang kehidupan guna menorehkan
prestasi segala bidang
Ciri-ciri orang yang sukses adalah sebagai berikut.
1. Orang yang berhasil mengenal Tuhannya, taat, serta
mengabdi dengan tulus dan teguh pendirian
2. Orang yang berani dan berhasil menemukan
kekurangan dirinya lalu dengan sungguh sungguh dan

gigih memperbaikinya.
3. Orang yang berhasil mengembangkan potensi positifnya
sehingga hidupnya kian hari kian
bermanfaat bagi sesama juga makhluk lainnya.
4. Orang yang akhir khayatnya berakhir dengan kebaikan,
wafat penuh kemuliaan di jalan yang diridai Tuhan.
Menorehkan prestasi bukanlah sebuah pekerjaan yang
tidak mungkin kita lakukan karena meraih prestasi dapat
mulai dari diri sendiri, di keluarga, di sekolah, di
masyarakat, dan di negara.
1. Prestasi Diri
a. Mampu memahami potensi jasmani dan rohani.
b. Memiliki badan yang sehat.
c. Memiliki ilmu pengetahuan sesuai dengan tingkat usia
dan kedudukannya
d.Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
2. Keluarga
a. Berpartisipasi dalam aktivitas keluarga.
b. Menjaga nama baik keluarga.
c. Memiliki tanggung jawab sebagai bagian dari keluarga.
d. Memahami dan melaksanakan nilai kasih sayang dalam
keluarga.
3. Sekolah
a. Mematuhi tata tertib sekolah.
b. Aktif dalam kegiatan belajar.
c. Aktif dalam kegiatan OSIS.
d. Menguasai pelajaran sesuai dengan kompetensinya.
e. Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan
bakat dan minatnya.
f. Aktif dalam kegiatan kompetisi akademik dan
nonakademik, baik di sekolah maupun antarsekolah.
4. Masyarakat
a. Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.
b. Mematuhi tata nilai dalam masyarakat.

c. Mampu bertenggang rasa dan menanamkan sikap


kesetia kawanan sosial.
d. Ikut serta dalam kegiatan olahraga, kesenian, sosial, dan
sebagainya.
e. Ikut serta dalam berbagai kompetisi.
5. Bangsa dan Negara
a. Berpartisipasi dalam pembangunan.
b. Mematuhi hukum yang berlaku.
c. Mendukung setiap program pembangunan nasional.
d. Siap sedia membela negara untuk kemajuan bangsa dan
negara.
e. Menunjukkan prestasi secara nasional dan internasional
di bidang iptek, seni, dan olahraga.

B. HUBUNGAN POTENSI DIRI DAN PRESTASI DIRI


UNTUK BERPRESTASI SESUAI KEMAMPUAN
Pengertian Potensi Diri
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 Ayat (4) menyebutkan bahwa peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu. Selanjutnya, Penjelasan UU Sistem Pendidikan
Nasional tersebut pada bagian umum dijelaskan bahwa
pendidikan
adalah
usaha
agar
manusia
dapat
mengembangkan
potensi
dirinya
melalui
proses
pembelajaran dan atau cara lain yang dikenalnya dan
diakui oleh masyarakat.
Setiap orang memiliki potensi. Orang tidak dapat
mewujudkan potensi diri dalam perilaku yang nyata apabila
potensi yang dimiliki itu tidak dikembangkan melalui
pembelajaran. Potensi merupakan kemampuan yang
dimiliki seseorang yang masih perlu dikembangkan dan
dilatih agar terwujud prestasi. Potensi yang dimiliki
seseorang berbeda-beda. Potensi juga dikatakan sebagai
bakat (aptitude).

Setiap orang dapat berprestasi sesuai dengan usaha dan


kemampuan yang dimilikinya. Suatu prestasi perlu dicapai
dengan usaha keras sesuai perundangan yang berlaku.
Seseorang dapat berprestasi apabila sudah melakukan
usaha dengan sungguh-sungguh.
Dalam proses pembelajaran, kadang dijumpai hal-hal
berikut :
a. Siswa yang tidak cerdas, tetapi memiliki prestasi belajar
sedang.
b. Siswa yang tingkat kecerdasannya biasa, namun
memiliki prestasi yang membanggakan.
Faktor-faktor
yang
menyebabkan
seorang
siswa
mempunyai prestasi rendah, antara lain :
a. Kurang memiliki motivasi dalam belajar.
b. Kurang memiliki cita-cita dan atau tujuan yang mantab.
c. Kurang menguasai keterampilan/pengetahuan yang
diperlukan.
d. Ligkungan hidup sehari-hari yang tidak kondusif.
Dalam keberhasilan dalam belajar, motivasi merupakan
faktor yang memegang peranan penting. Motivasi ialah
tenaga pendorong yang menyebabkan terjadinya perilaku
ke arah tujuan tertentu. Seseorang dikatakan mempunyai
motivasi terhadap sesuatu apabila perilakunya menunjukan
minat, perhatian, ingin ikut serta, bekerja keras tidak
berhenti sampai selesai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar memiliki prestasi
diri yang optimal adalah :
a. Memiliki wawasan pendidikan
Wawasan pendidikan adalah cara memandang bahwa
pendidikan merupakan proses pemanusiaan dan dilakukan
dalam interaksi dengan manusia lain. Sehingga tmembawa
dampak penyebutan anak didik menjadi subjek didik. Cara
pandang seperti ini sesuai dengan ajaran Ki Hajar
Dewantara yaitu :
1) Ing ngarso sung tulodo (jika di depan memberi contoh)
2) Ing madya mangun karso (jika di tengah membangkitkan
hasrat untuk belajar)
3) Tut wuri handayani (jika di belakang memberi dorongan)

Menurut Faure, hubungan atau interaksi antara pendidik


dan subjek didik merupakan wahana untuk membelajarkan
subjek didik dan mengoptimalkan subjek didik untuk
menemukan diri sendiri.
b. Memiliki cita-cita
Cita-cita adalah keinginan, kehendak, harapan yang selalu
ada di dalam pikiran atau di dalam hati. Untuk mewujudkan
cita-cita diperlukan pikiran yang kritis dan kreatif.
c. Berpikir kritis dan kreatif
Berpikir kritis berarti mampu melihat hal-hal yang bersifat
tidak nalar, keliru, tidak sesuai kriteria. Berpikir kreatif
berarti menghasilka suatu pemecahan masalah dan suatu
alternative sehingga masalah dapat dipecahkan dengan
beberapa cara.
Ki Hajar Dewantara (1889 1959)
Bapak Pendidikan Nasional
Ki Hajar Dewantara adalah pendiri sebuah perguruan yang
bercorak nasional, National Onderwijs Institut Taman Siswa
(Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3 Juli 1922.
Ajarannya yang terkenal ialah Ing ngarso sung tulodo (di
depan memberi teladan). Ing madya mangun karso (di
tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa). Tut wuri
handayani (di belakang memberi dorongan).

Pribadi kreatif:
Memiliki sifat yang tidak lazim :
Suka menghasilkan sesuatu yang baru yang secara umum
tidak biasa atau asing
Memiliki kemampuan rasional dan emosional
Berimajinasi
Berfantasi
Berintuisi
Kreativitas adalah proses yang memikirkan gagasan
atau pemecahan masalah.Proses pemikiran kreatif berbeda
dengan proses berpikir analisis. Proses pemikiran kreatif
juga disebut berpikir devergen. Berpikir kreatis besifat
holistik atau menyeluruh, imajinatif, dan menjelajahi

persoalan untuk memperoleh gagasan, ide, kreasi,


jawaban, dan pemecahan masalah.
Proses pemikiran analisis juga disebut berpikir
konvergen. Dalam berpikir analisis berlaku peraturan yang
memungkinkan pendekatan logis, vertikal, dan menuju
pada jawaban tunggal.
Pribadi kreatif memiliki ciri-ciri:
1. Bebas dalam berpikir dan bertindak.
2. Memiliki sifat lentur dalam pandangan hhidupnya.
3. Berkemauan untuk mengakui dorongan-dorongan dirinya
yang tidak berdasarkan akal.
4. Menyukai hal-hal yang menantang dan baru.
5. Memiliki rasa humor yang bagus.
6. Berani mengemukakan pendapat dan berani mengambil
resiko.
7. Bersifat ingin tahu.
d. Peluang untuk melakukan
Kegiatan yang dapat dilakukan para siswa untuk
mengembangkan daya nalarnya:
1. Siswa memberikan masukan dalam menyempurnakan
menyempurnakan keputusan.
2. Siswa perlu mengikuti acara televisi tentang perbedaan
pendapat.
3. Siswa mwmniasakan diri menulis artikel di surat kabar.
Spontanitas dan vokal merupakan ciri pemikir yang
sigap, kritis, dan kreatif. Budaya kritis perlu dibina dengan
mengembangkan
prinsip-prinsip
demokrasi.Dengan
kegiatan yang memberikan peluang untuk membina
kemampuan berpikir, siswa makin memiliki keterampilan
mengemukakan
pendapat,
merumuskan
pendapat,
mengajukan pendapat, dan menjaga etika berdiskusi.
Selain itu, emosinya akan berkembang dan menumbuhkan
semangat untuk berprestasi dan menghadapi masalah.
Tanpa berlatih, tidak akan memiliki pengalaman. Tanpa
meimliki pengalaman, tidak akan pernah maju. Belajar
dengan mengalami sendiri berarti memproses sendiri
pengetahuannya. Hal itu disebut keterampilan proses.
Pendapat
itu
seperti
pengetahuan
yang
bersifat tentatif.Artinya, yang sekarang dianggap benar,

besuk bisa berubah, dan terus berkelanjutan sehingga


kebenaran itu bersifat sementara. Ingat!!! Perkembangann
ilmu pengetahuan dan tekhnologi akan berkelanjutan.
e. Memiliki Sikap Kompetitif
Sikap kompetitif adalah sikap yang berupaya keras untuk
mengubah keadaan menjadi lebih baik. Kompetitif muncul
karena adanya masa depan.
Salah satu perubahan masa depan adalah :
1. Meningkatnya ketergantungan antar bangsa
Hal itu berarti persoalan-persoalan tertentu hanya dapat
diselesaikan
berdasarkan
kesepakatan
antarbangsa.
Ketergantungan itu berlangsung dalam hal pangan, utang
piutang internasional, serta energi dan lingkungan.
2. Ledakan pengetahuan dan informasi
Informasi yang banyak menuntut kita untuk mencerna,
meramu, merumuskan, serta melakukan antisispasi dalam
memecahkan masalah yang dihadapi pada masa depan.
Arus ilmu pengetahuan yang baru datang menggantikan
yang lama (pengetahuan yang bersifat tentatif) menuntut
kita untuk menggunakan secara arif dalam memperoleh
cita-cita baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
kita.
Menurut Rustan Lakala, ada lima masalah besar yang
dihadapi oleh negara-negara berkembang, yaitu :
Utang Internasional
Pertumbuhan penduduk
Urbanisasi yang cepat
Pengikisan lingkungan
Pengangguran secar besar-besaran
Apabila kemampuan untuk mengatasi kelima masalah di
atas tidak kita tumbuhkan sedini mungkin, bangsa kita
akan
terus-menerus
dilanda
permasalahan
berat.
Akibatnya, akan timbul disintegrasi atau perpecahan
bangsa yang dapat menimbulkan masalah baru.
Menurut Sarto Kartodirdjo, ada enam masalah yang
mengancam eksistensi kita. Keenam masalah itu adalah
Kesenjangan antargolongan bangsa;

Kontras antar golongan kaya dan miskin;


Proses

pendewasaan

politik

yang

mengalami

berbagai hambatan;
Keterbelakangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
Belum selesainya perubahan budaya dari pertanian
ke industri;
Pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan
masyarakat.
Generasi yang sekarang memegang pemerintahan tidak
mampu menyelesaikan masalah-masalah tersebut pada
kurun waktu ini. Generasi ini harus memiliki pngetahuan,
sikap dan keterampilan yang memadai, serta siap untuk
bekerja sama dan berkompetisi.
Sikap didefinisikan sebagai kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, kesiapan
yang dimaksud adalah kecenderungan potensial untuk
bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu.
Kesiapan yang dimaksud adalah kecenderungan potensial
untuk bereaksi dengan cara tertentu. Hal itu berarti
individu
dihadapkan
pada
suatu
stimulus
yang
menghendaki respon atau tanggapan terhadap stimulan
sosial yang telah terkondisikan.
Dengan diberikan stimulan (rangsangan) berupa
pertanyaan, seseorang baru mereaksi, merespons, atau
menanggapinya dengan jawaban yang menggambarkan
kesiapan untuk ikut berkompetisi.
Seseorang dapat dikatakan memiliki sikap untuk siap
berkompetisi apabila ia memiliki beberapa hal, yaitu :

Memiliki pengetahuan yang cukup tentang perlunya


kompetisi;
Mempunyai cara-cara yang menggunakan akal sehat
bahwa upayanya akan berhasi;

Memperhitungkan akibat dari setiap langkah dari


perilakunya dan mengupayakan kerugian yang seminimal
mungkin;

Mempunyai pengalaman tentang perbuatan yang akan


dilakukan atau yang mirip dengan itu sehngga akan makin
hati-hati.
f.
Sikap Siap Meraih Keunggulan
Keunggulan berasal dari bahasa Jawa unggul yang
berarti tinggi, bagus, menonjol, atau istemewa. Seorang
dapat dikatakan memiliki motivasi apabila mempunyai
perhatian terhadap sesuatu yang muncul dari rasa ingin
tahunya, mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang
berhubungan dengan kebutuhannya, mempunyai rasa
percaya diri, serta mempunyai kepuasan terhadap prestasi
yang dicapainya.
Orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah
orang yang secara umum memiliki ciri-ciri sebagai
berikut
:
Semangat
Perencanaan yang matang
3. Bertanggung jawab
4. Wira Usaha
Kritik dan saran
6. Bantuan
Keorganisasian
Potensi berasal dari kata bahasa Inggris to potent yang
berarti keras, kuat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
yang dimaksud potensi adalah kemampuan-kemampuan
dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun
belum dipergunakan secara maksimal.
Potensi merupakan suatu daya yang dimiliki oleh
manusia, tetapi daya tersebut masih terpendam dalam diri
yang bersangkutan. Setiap manusia pada dasrnya memiliki
potensi, tetapi tidak setiap manusia berkehendak dan mau
bekerja keras untuk mendayagunakan potensi tersebut.
Pengertian potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki
setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan
untuk dikembangkan dalam berprestasi. Potensi diri adalah
kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, setiap
orang memilikinya. Potensi diri ada yang positif dan ada
yang negatif.

Potensi diri yang positif seperti :


1. memiliki idealisme
2. dinamis dan kreatif
3. keberanian mengambil resiko
4. optimis dan kegairahan semangat
5. kemandirian dan disiplin murni
6. fisik yang kuat dan sehat
7. sikap ksatria
8. terampi dalam menerapkan iptek
9. kompetitif
10. daya pikir yang kuat
11. memiliki bakat
Selain potensi diri yang positif setiap manusia juga
memiliki potensi diri yang negatif seperti :
1. mudah diadu domba
2. kurang berhati-hati
3. emosional
4. kurang percaya diri
5. kurang mempunyai motivasi

C. PERAN SERTA DALAM BERBAGAI AKTIVITAS


UNTUK
MEWUJUDKAN
PRESTASI
DIRI
SESUAI
KEMAMPUAN
DEMI KEUNGGULAN BANGSA.
Ciri-ciri kreativitas dapat dilihat dari
seseorang yang memiliki rasa ingin tahu (sense of
curiosity),
kebutuhan untuk berprestasi (need of achievement),
dapat beradaptasi (adaptable) dan memiliki kemampuan
menempuh resiko.
Prestasi diri merupakan perwujudan dari bakat
dan kemampuan, dan akan optimal jika dikembangkan
melalui pendidikan dan pelatihan. Dalam kaitannya
dengan anak berbakat dinamakan anak lantip, Gardner
memiliki pandangan yang berbeda, ia menyatakan bahwa

keberbakatan manusia bukanlah berdasarkan skor tes


standar semata, namun sebagai:
1. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi
dalam kehidupan manusia.
2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan
baru untuk diselesaikan.
3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau
menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan
dalam budaya seseorang.
Anak berbakat (anak lantip) dibedakan dari
anak jenius. Anak jenius disebut juga anak berbakat
taraf sangat tinggi (highly gifted) yang sangat
jarang ditemukan sedangkan anak
berbakat banyak ditemukan di sekolahsekolah.
Ada lima macam keberbakatan,
yaitu (1) keberbakatan intelektual, (2) keberbakatan
akademik, (3) keberbakatan
kreatif, (4) keberbakatan kepemimpinan
dan sosial, dan (5) keber-bakatan seni.
Analisis dari Bloom tentang lantip
pada Peserta Olympiade Science, bahwa :
Pertama, memiliki kemampuan luar
biasa tinggi untuk mencurahkan sejumlah
besar waktu dan usaha untuk mencapai
suatu standar yang tinggi. Karakteristik
ini telah ada pada usia 5 atau 8 tahun
dan menjadi semakin bertambah setelah
orang-orang tersebut menerima pengajaran
beberapa tahun.
Kedua, memiliki sifat kompetitif dengan teman sebaya
dalam bidang talent tersebut dan memiliki kebulatan tekad
untuk melakukan yang terbaik.
Ketiga, memiliki kemampuan belajar secara cepat
tentang teknik-teknik baru, ide-ide, dan proses dalam
bidang talent tersebut.
Karakteristik lantip menurut Kitano dan Kirby
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
fisik yang menarik dan rapi dalam penampilan;
diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan

orang dewasa;
keterlibatan dalam beberapa kegiatan sosial, mereka
memberikan sumbangan positif dan konstruktif;
kecenderungan dipandang sebagai juru pemisah dalam
pertengkaran dan pengambil kebijakan oleh teman
sebayanya;
memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua
orang (egalitarian) dan jujur;
perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa;
bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol
ekspresi emosional sehingga relevan dengan situasi;
mampu mempertahankan hubungan abadi dengan
teman sebaya dan orang dewasa;
mampu merangsang perilaku
produktif bagi orang lain;
memiliki kapasitas yang luar
biasa untuk menanggulangi
situasi sosial dengan cerdas,
humor, dan pemahaman.
Karakteristik di atas biasanya
dimiliki oleh mereka yang
telah berprestasi. Prestasi akan
mencapai hasil yang bagus jika
dalam situasi dan kondisi saat kesempatan pengembangan
bakat (lantip) dipenuhi. Hal ini bisa diperoleh dari guru
yang
memberikan
peluang
kepada
siswa
untuk
berkembang
potensinya secara optimal. Kepribadian guru dapat
membantu siswa untuk berprestasi antara lain :
1. Bersikap terbuka terhadap hal-hal baru
2. Peka terhadap perkembangan anak baik secara fi sik
maupun psikis
3. Mempunyai pertimbangan luas dan dalam
4. Penuh pengertian
5. Mempunyai sifat toleransi
6. Mempunyai kreativitas yang tinggi
7. Bersikap ingin tahu
Selain memiliki kepribadian, guru
juga harus memiliki hubungan sosial

dengan siswa yang dapat mendorong


timbulnya prestasi yaitu suka dan pandai
bergaul dengan anak berbakat serta
memahami kesulitan yang dihadapi anak
tersebut. Selain itu guru diharapkan
dapat menyesuaikan diri dan mudah
bergaul serta mampu memahami dengan
cepat tingkah laku anak berbakat tersebut.
Untuk anak berbakat memang harus ada perhatian
khusus dari guru karena kadang-kadang mereka bertindak
berbeda dengan teman lainnya. Misalnya bertanya secara
kritis, meminta perhatian lebih bahkan terkadang seperti
melawan guru. Untuk itu kebesaran hati dari guru untuk
tidak bertindak negatif, tetapi malah lebih memperhatikan
mereka sehingga dapat memperlihatkan bakatnya.
Selain guru, peran orangtua juga tidak kalah pentingnya
dalam mengembangkan potensi diri yang dimiliki
anak untuk menjadi prestasi diri sesuai kemampuannya.
Meskipun hak utama pengajaran yang utama ada di tangan
orangtua, tetapi alangkah baiknya jika orangtua tidak
memaksakan
kehendak kepada anaknya untuk menjadi apa
kelak. Orangtua seharusnya bersikap demokratis dalam
arti menyerahkan kepada anak mau menjadi apa kelak,
tetapi tetap di sampingnya untuk selalu mendampingi
dan mengingatkannya jika mereka salah. Orangtua selalu
memberikan fasilitas, doa dan dorongan demi keberhasilan
anaknya.
Peran masyarakat juga tidak kalah pentingnya,
karena bagaimanapun hebatnya seseorang berprestasi
jika tidak dapat dirasakan manfaatnya secara langsung
maupun tidak langsung oleh masyarakat tentu tidak
bermakna.
Berbeda jika hasil prestasi dirinya dapat dirasakan
masyarakat tentu akan lebih bermakna, seperti prestasi
Tim bulutangkis Indonesia, kemenangan Tim Olimpiade
Fisika Indonesia maupun temuan Nutrisi Saputra oleh
Usman
Hasan Saputra. Peran masyarakat juga bisa dengan

memberikan dukungan dana dalam suatu prestasi yang


dicapai
seseorang, misalnya memberikan bea siswa, hadiah,
atau memberikan biaya penelitian sehingga menghasilkan
suatu prestasi.
Semua
merupakan
satu
kesatuan
yang
saling
berhubungan,
seseorang yang punya potensi diri akan mampu
menunjukkan prestasi diri dengan motivasi yang kuat
dengan dukungan keluarga, guru dan masyarakat. Peran
guru bisa diganti oleh pelatih maupun seseorang yang
punya
kepedulian seperti Yohanes Saputra dalam Tim Olimpiade
Fisika Indonesia ataupun Ir Ciputra dalam penelitian
Nutrisi Saputra oleh Umar Hasan Saputra.
Kebutuhan untuk berprestasi terjemahan dari need
of achievement sebagaimana dikemukakan John Atkinson
dan David Mc Clelland pada tahun 1940-an. Kebutuhan
berprestasi atau n-ach tercermin dari perilaku individu
yang selalu mengarah pada suatu standar keunggulan.
Orang-orang yang mempunyai perilaku seperti ini
menyukai tugas-tugas yang menantang, tanggung jawab
secara pribadi, dan terbuka untuk umpan balik guna
memperbaiki prestasi inovatif-kreatifnya. Hal inilah yang
harus dimiliki oleh seseorang supaya dapat berprestasi,
jika dikaitkan dengan teori Maslow maka hal ini dapat
dikatakan merupakan kebutuhan aktualisasi diri.
Tahap aktualisasi diri menurut Andri Wongso
merupakan proses realisasi potensi diri setelah kita mampu
melakukan tindakan-tindakan cepat, berani ambil resiko,
dan mampu mengambil pelajaran atas keberhasilan dan
kegagalan kita. Dalam proses perwujudan ini kita dituntut
untuk melakukan segala sesuatunya secara profesional,
efektif, dan efisien. Sebab ini sangat berkaitan dengan
peluang atau kesempatan yang kita peroleh.
Berbagai upaya untuk mencapai prestasi dapat
dilakukan dengan cara-cara sebagaimana dikemukakan
oleh Sujiyanto yaitu :
1. kreatif dan inovatif

2. tanggung jawab
3. bekerja keras
4. memanfaatkan sumber daya
Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai
remaja yang berada dalam fase perkembangan masa
remaja
adalah memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk
dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari.
Keterampilan-keterampilan sosial tersebut meliputi:
1. Kemampuan berkomunikasi
2. Menjalin hubungan dengan orang lain
3. Menghargai diri sendiri dan orang lain
4. Mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain
5. Memberi atau menerima feedback
6. Memberi atau menerima kritik
7. Bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku.
Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja
pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula
bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan
aspek psikososial dengan maksimal sehingga dia akan
dapat berprestasi.
Hasil studi Davis dan Forsythe, dalam kehidupan
remaja
terdapat
delapan
aspek
yang
menuntut
keterampilan
sosial (social skill) yaitu:
1. Keluarga
2. Lingkungan
3. Kepribadian
4. Rekreasi
5. Pergaulan dengan lawan jenis
6. Pendidikan/sekolah
7. Persahabatan dan solidaritas kelompok
8. Lapangan Kerja
Hubungannya dengan prestasi diri maka seorang
remaja dalam pengembangan aspek psikososialnya, harus
dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan kondisi yang kondusif sehingga membuat
tercapainya prestasi diri. Di bawah ini adalah beberapa

hal yang dapat berpengaruh bagi pengembangan aspek


psikososial remaja:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

keluarga
lingkungan
kepribadian
rekreasi
pergaulan dengan lawan jenis
pendidikan
persahabatan dan solidaritas kelompok
meningkatkan kemampuan penyusuaian diri

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa kita harus
mencapai prestasi setinggi tingginya tak peduli sesulit
apapun. Termasuk untuk kita generasi muda, kitalah yang
wajib mengangkat derajat bangsa ini dimata dunia baik
berprestasi dalam bidang politik ataupun olahraga dan lain
lain.

Saran
penulis hanya bisa menyarankan semoga para pembaca
dapat lebih termotivasi untuk menggapai prestasi setinggi
tingginya. Tak ada yang sulit jika kita punya motivasi dan
semangat yang cukup, lakukan segalanya sesuai
kemampuan dan tak usah memaksakan diri jika memang
tak mampu untuk meraih itu, berprestasilah dibidang yang
kalian minati karena Pada hakikatnya manusia adalah
individu ciptaanTuhan Yang Maha Esa yang memiliki
potensi diri yang berbeda satu dengan yang lainnya,
sehingga prestasi diri setiap orang tentu tidak akan sama.
Itu sebabnya para ahli berpendapat bahwa setiap siswa
adalah individu yang unik

DAFTAR PUSTAKA

https://kanzakitatsumi.wordpress.com/tag/contoh-makalah-pknprestasi-diri/
http://hends25.blogspot.com
http://911medical.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai