Anda di halaman 1dari 4

PEMBIBITAN TANAMAN PALA SECARA VEGETATIF

Tanaman Pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan tanaman asli asal Indonesia
yang sudah terkenal sebagai tanaman rempah sejak abad ke-18. Komoditas pala yang
diperdagangkan di pasaran, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri adalah biji, fuli,
minyak atsiri dan daging buah yang digunakan sebagai salah satu bahan produksi industri
makanan di dalam negeri. Sebagai tanaman asli Indonesia, tanaman ini mempunyai nilai
ekonomis tinggi dan memiliki kecocokan dengan iklim yang ada di Indonesia.
Perbanyakan tanaman pala secara vegetative bertujuan mengembangkan bibit yang
mempunyai sifat-sifat genetik yang sama dengan induknya, mempercepat kemampuan
berbuah, dan memperoleh kepastian jenis kelamin (produksi). Perbanyakan tanaman pala
secara vegetative dilakukan sebagai berikut :

Epicotyl Grafting Pada Tanaman Pala


Pala termasuk tanaman berumah dua(dioecious), sehingga dikenal ada tanaman pala
jantan dan tanaman pala betina. Buah hanya dihasilkan oleh tanaman betina, sedangkan
tanaman jantan hanya menghasilkan bunga yang diperlukan untuk penyerbukan. Sangatlah
sulit untuk membedakan mana pala jantan dan mana pala betina hingga masa berbunga tiba.
Jenis kelamin tanaman pala baru diketahui setelah umur 6-8 tahun yaitu pada saat mulai
berproduksi. Ketersediaan bahan tanaman yang telah diketahui jenis kelaminnya merupakan
suatu kendala utama dalam budidaya pala. Salah satu upaya untuk menyelesaikan masalah
tersebut adalah dengan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan vegetatif dengan cara epicotyl
grafting adalah yang terbaik dengan tingkat keberhasilan 80-90 %. Perbanyakan epicotyl
grafting menggunakan batang bawah berumur 20-30 hari.
Pohon induk yang akan dijadikan batang atas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Diketahui asal usul dan varietasnya. Diusahakan dalam satu hamparan sebaiknya
hanya terdapat satu kultivar saja, sehingga dihasilkan buah yang seragam;
2) Tanaman sehat dan bebas dari serangan hama penyakit;
3) Umur pohon diatas 50 tahun dengan produksi 3000-5000 buah/pohon/tahun;
4) Berbuah teratur setiap tahun dengan musim panen besar 2x dalam setahun;
5) Buah/biji besar dengan fuli tebal dan berkualitas tinggi;
6) Bentuk pohon piramid atau silindris.
Peralatan dan bahan yang harus disiapkan untuk proses grafting yaitu batang bawah, entres,
gunting, stek, pisau, tali plastik, alat penyiraman, dan lainnya. Tahapan proses grafting
tanaman pala adalah sebagai berikut :
1) Siapkan batang bawah berupa benih pala dengan umur 3-4 bulan, tanaman sehat dan
bebas dari serangan hama penyakit;
2) Benih dipotong horizontal kemudian iris vertikal menyerupai huruf V;
3) Batang atas (entres) diambil dari pohon induk berkualitas, diusahakan batang yang
diambil yaitu batang yang tumbuhnya vertikal (ortotrop), lalu batang atas dimasukkan
ke batang bawah;

4) Ikat sambungan menggunakan tali plastik, kemudian seluruh bagian tanaman ditutup
menggunakan plastik transparan;
5) Lakukan pemeliharaan, umur 2 minggu sudah terjadi pertautan antara batang atas dan
batang bawah, dan pada umur 1-2 bulan sudah bertunas dan berdaun;
6) Umur 6 bulan pertautan sudah sempurna.
Benih pala hasil grafting bisa ditanam di lahan pada umur 12 bulan. Komposisi yang ideal
antara pala jantan dengan pala betina adalah 1:8 dengan jarak tanam 9 x 9 m dan ukuran
lubang tanam 60 x 60 x 60 cm. Tanaman pala hasil epicotyl grafting pada umur 2,5 tahun
setelah tanam sudah bisa menghasilkan buah. Semoga perbanyakan dengan cara epicotyl
grafting ini dapat memenuhi kebutuhan benih pala baik secara kualitas maupun kuantitas.

Bibit Cangkok (mencontren)


Untuk memproduksi bibit cangkok diperlukan pemilihan pohon induk dari jenis atau
varietas unggul yang tumbuhnya sehat. Dari pohon induk tadi dipilih cabang yang
tumbuhnya vertical dan berukuran sebesar ibu jari.
Tata cara perbanyakan tanaman pala dengan cangkok meliputi langkah-langkah sebagai
berikut :
Siapkan alat dan bahan yang meliputi pisau, gunting pangkas, medium cangkok berupa moss
atau serbuk gergaji atau campuran tanah dengan pupuk kandang halus (1 : 1), pembalut
cangkok (plastic, sabut kelapa ), zat pengatur tumbuh (Rootone), dan tali raffia, serta sarana
penunjang lainnya, Pada cabang terpilih dibuat dua keratan melingkar dengan jarak antara
kedua keratan antara 2 cm 3 cm, Kulit dalam keratan tadi diangkat atau disayat sehingga
terlihat kambiumnya. Kambium dikerik menggunakan pisau secara perlahanlahan agar tidak
melukai kayunya, agar fungsi xylem dalam mengangkut zat hara dan air dari akar ke seluruh
bangian tanaman tidak terganggu, Bidang kayu yang dikerok lapisan kambiumnya diolesi
dengan zat pengatur tumbuh, misalnya rootone atau Atonik, dan bidang cangkok dibalut
dengan lembar plastic atau raffia mulai dari bawah dan berakhir dibawah lagi kemudian
diikat erat-erat dibagian ujung bawah
Tingkat keberhasilan mengcangkok tanaman pala relative rendah dan membutuhkan waktu
selama 4 bulan. Bibit cangkok dapat dipotong dari pohon induk setelah 1 - 3 bulan sejak
pencangkokan. Bibit cangkok sebaiknya diadaptasikan dulu disekitar lokasi penanaman.
Cara memotong bibit cangkok adalah mula-mula bibit cangkok tersebut dibuang sebagian
daun dan cabangnya untuk menghindari kelayuan, kemudian bibit Cangkok tadi disemai dulu
dalam polibag yang telah diisi medium campuran tanah dan pupuk kandang (1 : 1). Bibit
cangkok tersebut disimpan ditempat yang teduh selama 2 4 minggu. Bibit cangkok yang
tampak segar dan tumbuh tunas baru dapat segera ditanam dikebun.
Bibit Okulasi (Budding)
Okulasi pada prinsipnya adalah menempel mata tunas tanaman lain pada bibit (batang muda)
dari varietas yang sama, atau antara varietas dalam satu spesies. Bibit okulasi merupakan
perpaduan antara batang bawah dan batang tunas dari batang lain disatukan menjadi bibit
tanaman yang baru oleh karena itu, bibit okulasi merupakan hasil penggabungan atau

penyambungan dua jenis tanaman yang se family untuk menghasilkan generasi yang
mempunyai sifat-sifat baik dari kedua pohon induknya.
Syarat batang bawah harus memenuhi criteria pertumbuhan yang baik dan perakaran kuat,
tahan kekurangan atau kelebihan air, berasal dari tanaman yang subur dan tahan penyakit,
mempunyai pertumbuhan yang seimbang dengan batang atas (tempelan), sehingga dapat
hidup bersama dengan batang atas. Batang bawah dipilih bibit yang sudah berumur 8-12
bulan atau batangnta berukuran sebesar pensil, tumbuhnya sehat dan normal, serta kulit
batangnya mudah dikelupaskan. Cabang entres yang akan diambil yang akan diambil sebagai
mata temple harus dalam keadaan sehat, ruas-ruasnya panjang, ukuran daunnya normal, dan
tidak sedang berbunga atau berbuah. Tata cara memproduksi bibit okulasi meliputi langkahlangkah kerja sebagai berikut :
Siapkan alat dan bahan yang meliputi batang bawah, pisau okulasi, gunting stek yang tajam
dan bersih, cabang entres pala, kain lap, tali rafia, dan sarana penunjang lainnya, Bersihkan
batang bawah dari kotoran yang menempel dengan cara dilap kain basah dan bersih pada
ketinggian 15 cm 20 cm dari permukaan tanah, Buat sayatan berbentuk lidah atau huruf U
terbalik pada ketinggiang antara 10 cm 25 cm dari permukaan tanah. Ukuran sayatan
selebar 8 mm, kemudian lepaskan dari kayunya dan tarik kebawah, sehingga membentuk
sepotong lidah yang panjangnya mencapai 4 cm. sayatan berupa lidah tadi dipotong 1/3
sampai dengan bagian, kemudian dilekatkan kembali ke bidang sayatan, Sayat mata tunas
dari dahan (cabang) entres, kemudian kulit bermata tunas tadi dicongkel dan dilepaskan
dengan ujung pisau secara hatihati jangan sampai kulit rusak, robek atau kotor,Kulit tempelan
segera dilekatkan (dipadukan) pada celah batang bawah yang telah disiapkan hingga benarbenar pas dan dijepit dengan 1/3 bagian kulit yang disisakan, dan Balut bidang tempelan
(okulasi) dengan lembar plastic atau rafia, dari bawah keatas. Mata tunas tempelan jangan
tertutup oleh tali pengikat, tetapi harus tersembunyi.
Keberhasilan okulasi dapat diperiksa pada umur 3 minggu (hari ke 14 21) setelah
penyambungan. Cara memeriksa okulasi adalah dengan membuka pembalut tali rafia atau
lembar plastic pembalut okulasi, kemudian diamati mata tempelannya. Apabila mata temple
berwarna hijau dan tampak segar berarti tempelan (okulasi) tersebut berhasil (tumbuh).
Namun, jika mata temple tampak cokelat dan kering, bahkan mongering, merupakan pertanda
okulasi tersebut gagal. Mata tunas entres yang berwarna hijau dan segar akan terus tumbuh
menjadi tanaman baru. Pemeliharan bibit okulasi yang mata tempelnya tumbuh meliputi
kegiatan sebagai berikut :
Pengairan (penyiraman) secara kontinu, terutama pada musim kemarau, Pemotongan ujung
bibit batang bawah sejauh 3 cm 5 cm diatas tempat okulasi dikerat secara hati-hati
kemudian dilengkungkan, Stelah tunas okulasi tumbuh, diberi kayu penegak, kemudian
dibiarkan okulasi tersebut tumbuh hingga mencapai tinggi 1 m, Selanjutnya batang bawah
yang dilengkungkan tadi dipotong tepat diatas okulasi. Pada bagian luka berkas potongan tadi
sebaiknya diolesi parafin cair agar terhindar dari serangan penyakit, Dilakukan pemupukan
dengan Urea sebanyak 15 g/tanaman pada waktu tanaman berumur 2 3 bulan. Pupuk
tersebut dapat diberikan dengan cara disebar merata dalam larikan dangkal diantara barisan
bibit tanaman pala, dan Pengendalian hama dan penyakit dengan cara disemprot insektisida
Decis 2,5 EC dan fungisida Dithane M-45 konsentrasi 0,1% - 0,2%.
( Najamuddin Arif, S.ST/ THL-TBPP )

Dalam praktikum ini yang harus diamati adalah sebagai berikut :


1. Pengecekan kondisi tanah agar tidak kompak sebaiknya kita lakukan penggemburan
kecil disekeliling tanaman dan penyiraman
2. Kemungkinan terjadi layu, warna coklat, gugur daun, sebaiknya dilakukan sulaman
sesegera mungkin, karena bahan setek sangat rentan terhadap kondisi tempat yang
baru.
3. Kondisi batang apakah masih menunjukan warna hijau
4. Kondisi daun apakah masih menunjukan warna hijau
5. Kondisi bahan dari segala pengganggu pertumbuhan bahan setek, antara lain
kekeringan misalnya, gangguan penyakit, jamur dll-nya sehingga sesering mungkin
melakukan pengamatan.
6. Pembuangan tunas wiwilan karena tunas ini sering tumbuh pada ketiak daun
7. Menjaga kelembapan pada media tumbuh, lebih-lebih pada musim penghujan seperti
sekarang ini

Anda mungkin juga menyukai