Anda di halaman 1dari 3

-1-

What Kind of Love Do You Have


Dalam kesempatan ini marilah kita sejenak berguru kepada Mr. Bawa Muhayyadien mengenai hakikat cinta.
Beliau adalah seorang Waliyullah yang saat ini tinggal dan mengabdikan diri di sebuah negeri di belahan barat
benua Amerika.
-----------------------------------------------------------------------------------Berikut adalah penuturan Beliau:
Seorang bijak berkata kepadaku,Anakku, mari kita bicara tentang cinta. Cinta apa yang kau miliki?.
Merasa diri ini memang belum paham apa makna cinta yang sebenarnya, maka aku dengarkan baik-baik
setiap wisdom yang menyemburat seperti cahaya.
Anakku, kamu harus membuka hatimu lebar-lebar agar bisa menangkap esensi cinta yang akan aku
sampaikan. Simpan pertanyaanmu nanti, karena setiap pertanyaanmu itu terlahir dari akal. Seperti langit, akal
melayang tinggi di atas bumi tempatmu berpijak. Dan kau pun akan jauh dari hati pijakanmu, satu-satunya titik
yang mampu menangkap esensi cinta.
Lihat batang bunga mawar itu. Dia memiliki potensi untuk mempersembahkan bunga merah dan harum yang
semerbak. Namun jika batang itu tak pernah ditanam, tak akan pernah mawar itu menghiasi kebunmu. Maka,
hanya dengan membuka diri untuk tumbuhnya akar dan daun-lah, batang mawar itu akan melahirkan bunga
mawar yang harum. Demikian pula dengan hatimu, anakku, Kau harus membukanya, agar potensi cinta
yang terkandung di dalamnya bisa merekah, lalu menyinari dunia sekitarmu dengan kedamaian.
Anakku, begitu sering kau bicara cinta. Cinta kepada istri, cinta kepada anak, cinta kepada agama, cinta
kepada filosofi, cinta kepada rumah, cinta kepada kebenaran, cinta kepada Tuhan.. Lalu apa isi atau esensi
dari cintamu itu? Kau bilang itu cinta suci, cinta sejati, cinta yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam,
cinta sepenuh hati, cinta pertama. Apakah benar begitu, anakku?
Bayangkan di tempat kelahiranmu engkau memiliki seekor kuda. Begitu sayangnya kau pada kuda itu. Setiap
hari kau beri makan, minum, kau rawat bulunya, kau bersihkan, kau ajak jalan-jalan. Seolah kuda itu telah
menjadi bagian dari hidupmu, seperti saudaramu. Engkau mencintai kuda itu sepenuh hati (begitulah
pengakuanmu). Namun, suatu ketika datang orang yang tertarik dan bersedia membeli kuda tersebut dengan
harga yang fantastis. Hatimu goyah, dan engkau pun menjualnya.
Ternyata cintamu tidak sepenuh hati, karena engkau rela menjual cinta. Engkau mencintai kuda, karena
kegagahannya membuatmu bangga dan selalu senang ketika ketika menungganginya. Namun, ketika datang
harta yang lebih memberikan kesenangan, kau berpaling.
Kau cinta karena engkau mengharapkan sesuatu dari yang engkau cintai. Engkau cinta kudamu, karena
mengharapkan kegagahan. Cintamu berpaling kepada harta, karena engkau mengharapkan kekayaan.
Ketika keadaan berubah, berubah pula cintamu.
Engkau sudah memiliki istri. Begitu besar cintamu kepadanya. Bahkan engkau bilang, ia adalah pasangan
sayapmu. Tak mampu engkau terbang jika pasangan sayapmu sakit. Cintamu cinta sejati, sehidup semati.
Namun ketika istri sekaligus kekasihmu sedang tak enak hati yang keseratus kali, engkau enggan
menghiburnya, kau biarkan dia dengan nestapanya karena memang sudah biasa.
Ketika istri sekaligus kekasihmu sakit yang kelima puluh kali, perhatianmu pun berkurang, tidak seperti ketika
pertama kali kau bersamanya. Ketika ia berbuat salah yang ke-10 kalinya, kau pun menjadi mudah marah
dan kesal. Tidak seperti pertama kalinya kau melihatnya, kau begitu pemaaf.
Dan kelak ketika ia sudah keriput kulitnya, akan kah engkau cari pengganti dengan alasan dia tak mampu lagi
mendukung perjuanganmu? Kalau begitu, maka cintamu cinta berpengharapan. Kau mencintainya karena
ia memberi kebahagiaan kepadamu. Kau mencintainya, karena ia mampu mendukungmu. Ketika semua
berubah, berubah pula cintamu.

-2Engkau memiliki seorang sahabat. Begitu sayangnya kau kepadanya. Sejak kecil kau bermain bersamanya,
hingga dewasa kau dan dia saling membantu, melebihi saudara. Kau pun menyatakan bahwa dia adalah
sahabat sejatimu. Begitu besar sayangmu kepadanya, tak bisa digantikan oleh harta. Namun suatu ketika ia
mengambil jalan hidup berbeda dengan keyakinanmu.
Setengah mati engkau berusaha menahannya. Namun dia terus melangkah, karena dia yakin itulah jalannya.
Akhirnya, bekal keyakinan dan imanmu menyatakan bahwa dia bukan sahabatmu, buka saudaramu lagi.
Dan perjalanan kalian sampau di situ. Kau mencintainya, karena dia mencintaimu, sejalan denganmu. Kau
mendukungnya, mendoakannya, membelanya, mengunjunginya, karena dia seiman denganmu. Namun
ketika dia berubah keyakinan, hilang sudah cintamu. Cintamu telah berubah.
Kau memegang teguh agamamu. Begitu besar cintamu kepada jalanmu. Kau beri makan fakir miskin, kau
tolong anak yatim, tak pernah kau tinggalkan ibadahmu, dengan harapan kelak kau bisa bertemu Tuhanmu.
Namun, suatu ketika orang lain menghina Nabimu, dan kau pun marah dan membakar tanpa ampun.
Apakah engkau lupa bahwa jalanmu mengajak untuk mengutamakan cinta dan maaf? Dan jangankan orang
lain yang menghina agamamu, saudara yang berbeda pemahaman saja engkau kafirkan, engkau jauhi, dan
engkau halalkan darahnya. Bukankan Tuhanmu saja tetap cinta kepada makhluk-Nya yang seperti ini,
meskipun mereka bersujud atau menghina-Nya? Kau cinta agamamu, tapi kau persepsikan cinta yang
diajarkan Tuhanmu dengan caramu sendiri.
Anakku, selama kau begitu kuat terikat kepada sesuatu dan memfokuskan cintamu pada sesuatu itu, selama
itu pula kau tidak akan menemukan kesejatian sebuah cinta. Cintamu adalah Selfish Love, cinta yang
mengharapkan, cinta karena menguntungkan. Cinta yang akan luntur ketika sesuatu yang kau cintai itu
berubah.
Dengan cinta seperti ini kau ibaratnya sedang mengaspal jalan. Kau tebarkan pasir di atas sebuah jalan
untuk meninggikannya. Lalu kau keraskan dan kau lapisi atasnya dengan aspal. Pada awalnya tampak
bagus, kuat dan nyaman dilewati. Setiap hari kendaraan lewat diatasnya. Dan musimpun berubah, ketika
hujan turun dengan lebatnya, dan truk-truk besar melintasinya. Lapisan aspal mengelupas, dan lama-lama
tampaklah lubang di atas jalan itu.
Cinta yang bukan True Love, adalah cinta yang seperti ini, yang akan berubah ketika sesuatu yang kau cintai
itu berubah. Kau harus memahami hal ini, anakku.
Sekarang lihatlah, bagaimana Tuhanmu memberikan cinta-Nya. mencintai setiap yang hidup, dengan
rahman (cinta) yang sama, tidak membeda-bedakan. Manusia yang menyembah-Nya dan manusia yang
menghina-Nya, semua diberi-Nya kehidupan. Kekuasaan-Nya ada di setiap yang hidup.

tidak meninggalkan makhluk-Nya, hanya karena si makhluk tidak lagi percaya kepada-Nya. Jika hanya
mencintai mereka yang menyembah-Nya saja, maka namanya pilih kasih, memberi cinta yang berharap,
mencintai karena disembah. tidak begitu, tetap mencintai setiap ciptaan-Nya. Itulah True Love. Cinta
yang tak pernah berubah, walau yang dicintai berubah. Itulah cinta kepunyaan
Anakku, kau harus menyematkan cinta sejati ini dalam dirimu.
tebarkan bunga dan buahnya ke alam sekitarmu.

Tanam bibitnya, pupuk agar subur, dan

Dan perlu engkau ketahui, wahai anakku. Selama engkau memfokuskan cintamu pada yang engkau cintai,
maka selama itu pula engkau tak akan pernah bisa memiliki cinta sejati, true love.
Cinta sejati hanya kau rasakan, ketika kau melihat dalam titik pusat setiap yang kau cintai. Ketika kau
mencintai istrimu, bukan kecantikan dan kebaikan istrimu yang kau lihat, tapi yang kau lihat Oh My God!! Ini
ciptaan-Mu, sungguh cantiknya. Ini kebaikan-Mu yang Engkau sematkan dalam dirinya.
Ketika engkau melihat saudaramu entah yang sejalan maupun yang bersebrangan, kau lihat pancaran
cahaya-Nya dalam diri mereka, yang tersembunyi dalam misteri jiwanya. Kau harus mampu, harus bisa
melihat dalam setiap yang kau cintai, setiap yang kau lihat, termasuk setiap yang engkau dengar.

-3Ketika engkau melihat makanan, engkau katakan Ya , ini makanan dari-Mu. Sungguh luar biasa!! Ketika
engkau melihat seekor kucing yang buruk rupa, kau melihat kehidupan-Nya yang mewujud dalam diri kucing
itu. Ketika engkau mengikuti suatu ajaran (mahzab), kau lihat yang berada dibalik ajaran itu, bukan ajaran
itu yang berubah menjadi berhalamu.
Ketika kau melihat keyakinan lain, kau lihat yang menciptakan keyakinan itu, dengan segala rahasia yang
kau belum mengerti.
Ketika engkau bisa melihat kemanapun wajahmu memandang maupun menghadap, saat itulah kau
memancarkan cinta sejati kepada alam semesta. Cintamu tidak terikat dan tidak terfokus pada yang kau
pegang. Cintamu tak tertipu oleh baju filosofi, agama, istri, dan harta benda yang kau cintai. Cintamu
langsung melihat titik pusat segala filosofi, agama, istri dan harta benda, dimana berada di titik pusat itu.
Cintamu langsung melihat
Tentu kau harus memahami bahwa hanya yang bisa memandang
Maka ingatlah dalam dirimu hanya ada , hanya ada pancaran cahaya-Nya. Dirimu harus seperti bunga
mawar yang merekah. Karena hanya saat mawar merekah-lah akan tampak keindahan didalamnya, dan
tersebar bau wangi ke sekitarnya.
Mawar yang tertutup, yang masih kuncup, ibarat cahaya yang masih tertutup lapisan-lapisan jiwa. Apalagi
mawar yang masih berupa batang, semakin jauh dari terpancarnya cahaya. Bukalah hatimu, mekarkan
mawarmu.
Anakku, hanya jiwa yang telah berserah diri sajalah yang akan memancarkan cahaya-Nya. Sedangkan jiwa
yang masih terlalu erat memegang segala yang dicintainya, akan menutup cahaya itu dengan berhala filosofi,
agama, istri, anak keturunan, pangkat, jabatan dan harta benda. Lihat kembali, anakku, akan pengakuanmu
bahwa kau telah berserah diri. Lihat baik-baik, teliti dengan seksama, apakah pengakuanmu itu hanya
pengakuan sepihak darimu?
Apakah membenarkan pengakuanmu? Ketika kau bilang Allahu Akbar, apakah kau benar-benar sudah
bisa melihat ke-Akbar-an dalam setiap yang kau lihat? Jika kau masih erat mencintai berhala-berhalamu,
maka sesungguhnya jalanmu menujur keberserahan diri masih panjang.
Jalanmu menuju keber-Islam-an masih di depan. Kau masih harus membuka kebun bunga mawar yang
terkunci rapat dalam hatimu. Dan hanya -lah yang memegang kunci kebun itu. Mintalah kepada untuk
membukanya. Lalu masuklah ke dalam taman mawarmu.
Bersihkan rumput-rumput liar di sana, gemburkan tanah, sirami batang mawar, halau jauh-jauh ulat yang
memakan daunnya. Kemudian, bersabarlah, bersyukurlah, dan bertawakallah. Insya , suatu saat, jika kau
melakukan semua ini, mawar itu akan berbunga, lalu merekah menyebarkan bau harum mewangi ke seluruh
penjuru istana.
Semoga membimbingmu, anakku.
-----------------------------------------------------------------Semoga kiranya kita semua dapat mengambil mutiara sangat berharga yang benamkan dalam hati Mr.
Bawa Muhayyadien dengan penuturannya yang indah tentang konsep cinta sejati.Amin.
Allahummainnia'udzubikaminanusyrikabikawaanaa'lamu,waastaghfirukalimaalaaa'lamu,
Hadaanallahuwaiyyaakumajma'iin,wastaghfirullaahalazhimliiwalakum,
WallahuAlambishshowab,WaBillahitTaufiqWalHidayah.

Anda mungkin juga menyukai