Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK GANGGUAN JIWA

Adanya gangguan jiwa pada seorang pasien dapat menimbulkan berbagai kondisi
antara lain :
1. Gangguan Aktivitas Hidup Sehari-hari
Adanya gangguan jiwa pada seseorang dapat mempengaruhi kemampuan orang
tersebut dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti kemampuan untuk merawat diri :
mandi, berpakaian, merapikan rambut dan sebagainya; atau berkurangnya kemampuan dan
kemauan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya; seperti tidak mau makan, minum, buang air
(berak dan kencing) serta diam dengan sedikit gerakan. Apabila kondisi ini dibiarkan
berlanjut; maka akhirnya dapat juga menimbulkan penyakit fisik seperti kelaparan dan
kurang gizi, sakit infeksi saluran pencernaan dan pernafasan serta adanya penyakit kulit; atau
timbul penyakit yang lainnya.
2. Gangguan Hubungan Interpersonal
Disamping berkurangnya kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari; seorang pasien gangguan jiwa juga kadang mengalami penurunan kemampuan
melakukan hubungan (komunikasi) dengan orag lain. Pasien mungkin tidak mau berbicara,
tidak mau menapat orang lain atau menghindar dan memberontak manakala didekati orang
lain. Disamping itu mungkin juag pasien tidak mau membicarakan dengan terang-terangan
apa yang difikirkannya.
3. Gangguan Peran/Sosial
Dengan adanya gangguan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari dan
berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain; maka tentu saja berakibat pada
terganggunya peran dalam kehidupan; baik dalam pekerjaannya sehari-hari, dalam kegiatan
pendidikan, peran dalam keluarga (sebagai ayah, ibu, anak) dan peran dalam kehidupan sosial
yang lebih luas (dalam masyarakat). Berbagai keadaan yang timbul akibat gangguan jiwa
akhirnya dapat merugikan kepentingan keluarga, kelompok dan masyarakat; sehingga peran
serta aktif dari seluruh unsur masyarakat sangat diperlukan dalam mengatasi gangguan jiwa.
PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN GANGGUAN JIWA
Keluarga adalah orang-orang yang sangat dekat dengan pasien dan dianggap paling
banyak tahu kondisi pasien serta dianggap paling banyak memberi pengaruh pada pasien.
Sehingga keluarga sangat penting artinya dalam perawatan dan penyembuhan pasien. Alasan
utama pentingnya keluarga dalam perawatan jiwa adalah :
1. Keluarga merupakan lingkup yang paling banyak berhubungan dengan pasien
2. Keluarga (dianggap) paling mengetahui kondisi pasien
3. Gangguan jiwa yang timbul pada pasien mungkin disebabkan adanya cara asuh yang
kurang sesuai bagi pasien

4. Pasien yang mengalami gangguan jiwa nantinya akan kembali kedalam masyarakat;
khususnya dalam lingkungan keluarga
5. Keluarga merupakan pemberi perawatan utama dalam mencapai pemenuhan kebutuhan
dasar dan mengoptimalkan ketenangan jiwa bagi pasien.
6. Gangguan jiwa mungkin memerlukan terapi yang cukup lama, sehingga pengertian dan
kerjasama keluarga sangat penting artinya dalam pengobatan

PERAWATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA DI RUMAH


Bagaimana cara membantu keluarga yang mengalami schizophrenia
1. Perhatikan diri anda sendiri
Kurangi stress karena stress yang dialami orang terdekat dapat memicu
timbulnya gejala schizophrenia, sehingga membuat lingkungan yang baik akan

mendukung kesembuhan klien.


Terima penyakit keluarga tersebut dan kesulitan yang dialami dengan ikhlas
karena akan mampu membantu kemampuan untuk mengatasi stress dan

menyeimbangkan mood
Jangan menyalahkan diri sendiri atau menyalahkan siapapun atas kondisi yang
terjadi, hal tersebut akan menambah beban pikiran dan stress pada seluruh

anggota keluarga
Tetap bersosialisasi dengan orang lain. Interaksi sosial dengan orang lain dapat
mengurangi stress yang dialami. Ceritakan masalah anda pada seseorang yang
dapat anda percaya dan selalu ada bagi anda, bisa jadi keluarga, teman,

tetangga, atau petugas kesehatan lainnya


Lakukan olahraga. Aktivitas fisik dapat mengurangi stress dan memproduksi
hormon endorphin yaitu zat kimia yang mampu membuat otak lebih
bersemangat dan merasa lebih baik. Sebaiknya dilakukan 30 menit dalam 1

hari
Lakukan teknik relaksasi. Teknik-teknik relaksasi seperti meditasi, tarik napas
dalam, relaksasi otot progresid dapat membantu mengurangi stress dan

menyeimbangkan pikiran dan badan anda


Luangkan waktu untuk mencari hiburan yang dapat menyenangkan hati anda,

misalnya berkunjung ke rumah saudara atau teman


Perhatikan kondisi kesehatan anda. Jangan sampai kesehatan

terganggu,

perhatikan pola istirahat/tidur dan makan atau segera periksakan kesehatan


bila ada masalah kesehatan yang dialami

Pelajari tentang schizophrenia. Mengatahui mengenai schizophrenia dan


tratment pengobatan yang dilakukan dapat membantu membuat keluarga lebih
dapat memberikan koping terbaik ketika gejala muncul dan selama proses

penyembuhan
2. Buat hubungan dengan orang-orang yang dapat membantu
Temukan batasan yang dialami diri sendiri, realistis dengan dukungan yang
dapat anda berikan sendiri pada keluarga. Jika mengalami kesulitan dapat

meminta bantuan
Bergabung dengan kelompok sosial, yang sama-sama menjadi care-giver pada
keluarga dengan schizophrenia dapat mengurangi perasaan terisolasi dan

ketakutan, dapat saling berbagi pengalaman, masukan, dan informasi


Minta bantuan pada teman atau keluarga yang dapat dipercaya untuk

membantu mengatasi masalah yang dialami


Manfaatkan segala keuntungan dan kemudahan yang ditawarkan oleh
pelayanan kesehatan seperti kegiatan pada daerah sekitar, puskesmas, dan

rumah sakit setempat


3. Dukung segala treatmen pengobatan yang dijalani
Minta bantuan segera, intervensi secepatnya yang dilakukan dapat

menghasilkan treatmen yang lebih baik


Bila klien dengan schizophrenia itu tidak mau melakukan pengobatan, berikan
pilihan pengobatan yang dapat dilakukan, bila pasien tidak mau pergi ke
dokter untuk mengobati masalah penyakit jiwa yang dialami, beritahu
bahwa pergi ke dokter untuk mengobati masalah yang lain seperti kesulitan

tidur, atau kelelahan


Tingkatkan independensi atau kemandirian anggota keluarga tersebut untuk
mengembangkan kemampuan mandiri dibandingkan dengan melakukan

semuanya untuk klien


Kolaborasi bila klien memiliki pilhan sendiri untuk menentukan pilihan
pengobatan yang akan dijalani supaya lebih termotivasi dalam menjalani

pengobatan
4. Monitor rutinitas minum obat
Selalu perhatikan tanggal kadaluarsa dan efek samping dari obat harus aman,

bila terjadi tanda ketidakcocokan pengobatan untuk mengganti obat krmbali


Tingkatkan konsumsi medikasi yang lebih reguler setiap hari sesuai waktu
yang telah di tentukan. Bila menhalami kesulitan untuk mengingat maka
lakukan manajemen misalnya dengan penandaan kalender, dan timer/ alaram

Hindari terjadinya interaksi antar obat, bantu keluarga dan klien untuk mampu

membedakan obat dan fungsi obat untuk didberikan pada desa


5. Perhatikan pada adanya gejala yang berulang
Lakukan tindakan segera menghubungi petugas kesehatan atau dokter secepatnya bila
gejala schizophrenia terjadi, berikut tanda-tanda yang perlu diwaspadai, diantaranya
adalah:
Insomia / kesulitan tidur
Menarik diri dari lingkungan
Kurang percaya diri mungkin nya bu
Bicara yang meracau dan membingungkan
Pergi secara tiba-tiba
Halusianaasi
6. Persiapkan diri pada kondisi-kondisi kritis
Jika terjadi pengulangan gejala kembali, segera lakukan rujukan ke rumah sakit
terdekat untuk segera diatasi
Selalu miliki informasi kontak nomer dokter atau terapis yang bisa dihubungi

ketik dalam kondisi siaga


Miliki nomer telepon dan alamat rumah sakit tempat klien berobat
Perhatikan adanya keluarga atau teman yang mampu mengurus anggota
keluarga lain ketika klien dalam keadaan krisis

Terdapat 10 cara menangani masa krisis schizophrenia menurut World Fellowship for
Schizophrenia and Allied Disorder, diantaranya adalah:

Ingat bahwa anda bukan penyebab terjadinya krisis


Jangan menjadi ketakutan dan tak terkontrol
Jangan mengekspresikan kemarahan
Jangan berteriak
Jangan menggunakan kata-kata kasar
Kurangi distraksi (matikan TV, redupkan lampu)
Minta tamu yang berkunjung untuk pergi dulu, karena saat krisis lebih baik

sedikit jumlah orang


Hindari tatap mata yang berlangsung lama setiap orang
Hindari menyentuh klien
Duduk tenang, dan minta klien juga untuk tenang
7. Lihat kondisi lingkungan rumah
Pasien dengan gangguan jiwa yang tinggal bersama keluarga dapat memberikan
banyak manfaat bila keluarga mengerti dengan baik tentang penyakitnya, memiliki
support system yanng baik.
Kriteria kondisi lingkungan rumah yang cocok untuk pasien schizophrenia:

Klien dengan skizoprenia mampu bersosisalisasi dengan teman dan

lingkungan di sekitar
Interaksu dengan anggota kelauarga lain santai dan tidak kaku
Jklien dan keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia
Kondisi lingkungan lumah tidak memberi dampak negatif bila ada anak kecil
yang berada di rumah

Kriteria kondisi lingkungan keluarga yang tidak dianjurkan untuk merawat pasien
schizophrenia, diantaranya:

Care giver utama single, memiliki penyakit, dan sudah tua mah
Klien dengan gangguan psikososialnya merasa sangat sakit sehingga tidak bisa

memenuhi kegiatan sendiri


Situasi terjadi karena masalah pada pernikahan yang menyebabkan stress
Tidak terdapat pelayanan kesehatan yang cepat dan terjangkau

CARA MENGATASI PERILAKU GEJALA GANGGUAN JIWA


1. Cara mengatasi perilaku agresi pada anggota keluarga yang mengalami skizoprenia
Beberapa orang dengan gangguan kesehatan mental dapat menunjukkan gejala agresi atau
menyerang, bila tidak dikontrol hal tersebut dapat menghasilkan perilaku yang lebih serius
seperti kekerasan pada orang-orang disekitarnya. Berikut cara meminimalisir perilaku agresif
yang terjadi pada klien dengan skizophrenia, diantaranya adalah:

Jika anda dapat mengetahui hal yang membuat klien merasa marah dan menimbulkan

perilaku agresif, maka hindarilah pembicaraan mengenai hal tersebut.


Buat klien kembali sadar ketika sedang marah, coba untuk mengerti masalah yang
sedang dibicarakan oleh klien, diskusikan kembali dan lakukan refleksi (ulang

kembali kesimpulan yang dilakukan)


Panggil klien dengan namanya, bicara selayaknya orang dewasa yang sehat,

perhatikan perasaan klien, dan jangan bersikap seolah-olah seperti menolak pasien
Coba untuk menahan dan mengontrol emosi pribadi anda. Gunakan bahasa yang
lembut dan pertahankan mimik muka supaya netral. Jika anda membalas dengan

berespon marah maka situasi mungkin akan menjadi tidak terkontrol


Jika dengan semua cara komunikasi klien dengan gangguan jiwa tidak merespon,

maka pergi dari situasi tersebut


Jika keadaan sudah sangat tidak terkontrol maka minta bantuan warga setempat,
jangan menaruh diri anda dalam bahaya.

Jika dalam pemantauan anda sehari-hari klien menunjukan perilaku yang mulai
mengarah pada tanda agresi maka segera beritahu petugas kesehatan setempat,

puskesmas misalnya dan diskusikan situasi tersebut.


Perilaku agresif yang terjadi merupakan tanda bahwa treatmen/pengobatan yang
dilakukan kurang efektif dan keadaan klien sedang sangat tidak baik, sehingga segera
membutuhkan pertolongan dan perawatan lebih lanjut.

2. Cara mengatasi perilaku menarik diri pada anggota keluarga yang mengalami
skizoprenia
Menarik diri menjadi salah satu gejala masalah gangguan jiwa yang sering dialami
oleh klien, hal itu juga dapat disebabkan oleh masalah-masalah lain yang dialami misalnya
klien merasa berbeda dengan orang lain sehingga merasa tidak nyambungjika berbicara atau
berinteraksi dengan keluarga atau teman lainnya. Hal ini menjadi penting karena bila koping
tidak tertangani maka situasi ini akan berlanjut menjadi sama sekali tidak mau berinteraksi
dengan orang lain baik keluarga maupun tidak. Berikut cara meminimalisir perilaku menarik
yang terjadi pada klien dengan skizophrenia, diantaranya adalah:

Untuk dapat membantu klien, anda perlu menerima kondisi klien yang mengalami
masalah gangguan jiwa, turunkan ekspektasi, bersikap realistis dan jangan

memberikan banyak tekanan pada klien


Bantu klien melakukan aktivitas sosial yang dapat meningkatkan kepercayaan diri.
Tetap lakukan komunikasi ringan dengan klien dan hindari pembicaraan yang

menimbulkan respon emosional


Coba pahami bahwa klien sensitif (mudah tersinggung dan tidak mudah menerima
kritikan) bila berinteraksi dengan orang lain. Bila klien siap dan merasa nyaman maka

ajak klien untuk melakukan interaksi.


Tanyakan pada klien dimana klien merasa nyaman. Karena biasanya klien dengan
gejala menarik diri, klien merasa adanya stigma di masyarakat yang menyulitkan ia
bersosialisasi dengan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai