Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengungkapan Sukarela dengan
Independensi Komite Audit sebagai Variabel Moderasi dan Implikasinya
Terhadap Asimetri Informasi.
1.2 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi yang berlangsung cepat dalam era globalisasi ini,
menuntut perusahaan untuk lebih jelas dalam melakukan transparansi
informasi. Pasar modal menjadi salah satu sarana yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi. Terdaftarnya
perusahaan dalam pasar modal membuat pasar lebih mudah dalam melihat
perkembangan perusahaan dan mengambil keputusan investasi mereka.
Perlindungan terhadap investor dilakukan melalui OJK (Otoritas Jasa
Keuangan) dalam Kep-431/BL/2012 tentang penyampaian laporan tahunan
bagi emiten atau perusahaan publik dan melalui IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia). Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan
Usaha Milik Negara, definisi BUMN adalah usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
BUMN dalam menjalankan kegiatannya tidak terlepas dari pengawasan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang diperkirakan pengawasan tersebut
menjadi tekanan politis yang dihadapi oleh BUMN sehingga pengungkapan
yang dilakukan lebih luas dibandingkan dengan perusahaan non BUMN.
Dengan status perusahaan milik pemerintah seharusnya BUMN menjadi
contoh perusahaan yang transparan dan bersih dari praktik kecurangan dalam
pembuatan laporan keuangan (Velda, 2013). Bukannya menjadi contoh yang
baik, tetapi mereka menjadi contoh yang buruk bagi perusahaan non-BUMN.
Diulas dalam salah satu situs berita bahwa sebanyak 10 perusahaan BUMN
diduga mencoba malakukan mark-up atau melebihkan klaim biaya subsidi,
termasuk kewajiban pelayanan umum hingga Rp 5,96 triliun sepanjang 2013
(Ringkang, 2014).
1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah likuiditas berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela?
2. Apakah ukuran kantor akuntan publik berpengaruh positif terhadap
pengungkapan sukarela?
3. Apakah umur listing berpengaruh positif terhadap pengungkapan
sukarela?

4. Apakah kepemilikan saham publik berpengaruh positif terhadap


pengungkapan sukarela?
5. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap
pengungkapan sukarela?
6. Apakah independensi komite audit dapat memperkuat hubungan positif
kepemilikan manajerial dan pengungkapan sukarela?
7. Apakah pengungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap asimetri
informasi?
1.4 Tujuan
Tujuan dibuatnya proposal PKM Penelitian ini adalah :
1. Menguji secara empiris likuiditas berpengaruh positif terhadap
pengungkapan sukarela.
2. Menguji secara empiris ukuran kantor akuntan publik berpengaruh positif
terhadap pengungkapan sukarela.
3. Menguji secara empiris umur listing berpengaruh positif terhadap
pengungkapan sukarela.
4. Menguji secara empiris kepemilikan saham publik berpengaruh positif
terhadap pengungkapan sukarela.
5. Menguji secara empiris kepemilikan manajerial berpengaruh positif
terhadap pengungkapan sukarela.
6. Menguji secara empiris independensi komite audit dapat memoderasi
hubungan positif kepemilikan manajerial dan pengungkapan sukarela.
7. Menguji secara empiris pengungkapan sukarela berpengaruh negatif
terhadap asimetri informasi.
1.5 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Literatur dalam bidang akuntansi dan dapat dijadikan referensi penelitian
masa datang.
1.6 Kegunaan
Kegiatan ini mempunyai kegunaan diantaranya adalah :
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman lebih
tentang pentingnya pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan.
2. Bagi shareholders, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan yang terkait dengan
pelaporan dengan luas pengungkapan sukarela.
3. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam
mengidentifikasi item-item pengungkapan sukarela.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Agensi


Teori agensi didasarkan atas berbagai aspek dan implikasi hubungan
keagenan. Hubungan keagenan adalah hubungan antara principal dan agen
yang didalamnya agen bertindak atas nama dan untuk kepentingan prinsipal
dan atas tindakannya (actions) tersebut agen mendapatkan imbalan tertentu
(Suwardjono, 2005).
Teori agensi mengindikasikan adanya hubungan antara principal dengan
agent dimana principal memberikan wewenang kepada agent dalam
mengelola perusahaan. Terciptanya hubungan keagenan dapat menjadi sarana
transparansi agent kepada principal, karena adanya pertanggungjawaban
pihak agent untuk memberikan laporan tahunan kepada principal sebagai
gambaran kondisi perusahaan.
2.2 Teori Signaling
Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang
menurut pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang saham
khususnya kalau informasi tersebut merupakan berita baik (good news).
Manajemen juga berminat menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan
kredibilitasnya dan kesuksesan perusahaan meskipun informasi tersebut tidak
diwajibkan (Suwardjono, 2005).
Teori signaling menyatakan bahwa perusahaan memberikan informasi
kepada pasar yang diharapkan membantu dalam mengambil keputusan yang
maksimal. Informasi tersebut merupakan sinyal-sinyal yang diberikan
manajemen kepada pasar untuk memberikan gambaran kondisi perusahaan.
Pemberian informasi dapat berupa sinyal positif atau negatif yang dilakukan
dalam bentuk pengungkapan.

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Variabel dalam Penelitian

3.1.1

Likuiditas
Kesehatan suatu perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya
rasio likuiditas diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat
pengungkapan (Haryanto, 2008). Kuatnya finansial suatu perusahaan
akan cenderung memberikan pengungkapan yang lebih untuk
memberikan informasi yang luas dari pada perusahaan yang memiliki
kondisi finansial yang lemah (Sutomo, 2004).

3.1.2

Ukuran Kantor Akuntan Publik


Profesi Akuntan Publik pada Kantor Akuntan Publik (KAP)
merupakan profesi kepercayaan masyarakat yang diperlukan
perusahaan untuk menilai keandalan pertanggungjawaban keuangan
yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangannya (Indriani,
2014).

3.1.3

Umur Listing
Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek akan memberikan
pengungkapan sukarela yang lebih luas karena perusahaan-perusahaan
tersebut mempunyai pengalaman lebih dalam mengenai pengungkapan
laporan tahuanan (Sutomo, 2004).

3.1.4

Kepemilikan Saham Publik


Persentase saham yang ditawarkan kepada publik menunjukkan
besarnya private information yang harus di-sharing-kan manajer
kepada public (Purwandari, 2012). Private information tersebut
merupakan informasi internal yang semula hanya diketahui oleh
manajer, seperti : standar yang dipakai dalam pengukuran kinerja
perusahaan, keberadaan perencanaan bonus, dan sebagainya.

3.1.5

Kepemilikan Saham Manajerial


Jika suatu perusahaan memiliki kepemilikan manajerial yang
tinggi, maka manajer jauh lebih peduli tentang kepentingan pemegang
saham dan opsi saham akan memiliki insentif untuk kontribusi
perusahaan (Saputri, 2010).

3.1.6

Independensi Komite Audit


Anggota komite audit yang independen akan memastikan
pengungkapan informasi perusahaan yang lebih berkualitas karena
dapat melaksanakan tugasnya dalam melakukan pemantauan terhadap
pengungkapan perusahaan dengan baik (Akhtaruddin dan Haron,
2010).

3.1.7

Pengungkapan Sukarela

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan


perusahaan diluar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau
peraturan badan pengawas (Suwardjono, 2005). Keluasan informasi
yang diungkapkan mencerminkan kualitas pengungkapan. Kualitas
pengungkapan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi yang
transparan (Indriani, 2014).
3.1.8

Asimetri Informasi
Hubungan keagenan yang muncul akibat dari konflik kepentingan
dari pemilik dan manajer dapat menimbulkan asimetri informasi antara
prinsipal dengan manajer di dalam perusahaan (Adhi, 2012). Oleh
karena itu, pengungkapan yang luas dapat membatasi sikap manajer
yang oportunistik yang dapat merugikan prinsipal dan pemangku
kepentingan lainnya.

3.2 Desain Penelitian


Kerangka Pemikiran I
Likuiditas (X1)
Ukuran Kantor Akuntan
Publik (X2)
Umur Listing (X3)

Pengungkapan
Sukarela (Y)

Kepemilikan Saham
Publik (X4)
Kepemilikan Manajerial

Independensi Komite

(X5)

Audit (X6)

Kerangka Pemikiran II
Pengungkapan Sukarela

Asimetri Informasi (Z)

(Y)
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014.
3.4 Besar Sampel
Perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2012-2014 yang memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

3.5 Instrumen Penelitian


3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai karakteristik data meliputi nilai maximum, nilai minimum,
mean (rata-rata), standar deviasi (simpangan data).
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Asumsi yang harus terpenuhi dalam analisis regresi (Gujarati
dalam Nazaruddin 2015) meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas,
uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
(1) Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi
normal (Nazaruddin, 2015).
(2) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah hubungan linear antara peubah bebas X
dalam model regresi ganda. Jika hubungan linear antar peubah
bebas X dalam model regresi ganda adalah korelasi sempurna
maka peubah-peubah tersebut berkolinearitas ganda sempurna
(Nazaruddin, 2015).
(3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang
terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan
lain pada model regresi (Nazaruddin, 2015).
(4) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari
residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Nazaruddin,
2015).
3.5.3

3.5.4

Uji F (Simultan)
Uji F dalam analisis regresi linear berganda bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan, yang
ditunjukkan oleh tabel ANOVA (Nazaruddin, 2015). Kriteria
pengujiannya adalah:
(1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka keputusannya adalah terima H 0
atau variabel independen secara simultan tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
(2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka keputusannya adalah tolak H 0
atau variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen secara parsial, yang ditunjukkan oleh tabel
Coeffiicients (Nazaruddin, 2015).

3.5.5

Uji Koefisien Determinasi (R2)


Nilai R Square pada Tabel Model Summary adalah prosentase
kecocokan model atau nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel
independen menjelaskan variabel dependen.

3.6 Prosedur Penelitian


3.6.1 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel penelitian ini secara non probability
sampling melalui metode purposive sampling. Kriteria-kriteria yang
ditetapkan untuk pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Perusahaan BUMN yang telah mempublikasikan laporan tahunan
(annual report) pada tahun 2012-2014 di BEI.
b. Perusahaan memiliki data transaksi harian (daily trading) perusahaan
seperti harga ask dan harga bid yang tersedia di BEI pada tahun
2012-2014.
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan cara dokumentasi
yaitu mendownload laporan tahunan perusahaan BUMN tahun 20112013 melalui situs BEI (www.idx.com).

3.7 Analisis Data


3.7.1

Analisis Regresi Linear Berganda


Model persamaan regresi linear berganda yang digunakan dalam
penelitian ini adalah, sebagai berikut:

IPS = 0 + 1LIKi + 2AUDTi + 3AGEi + 4PUBLi + 5KMi + 6KM iACIi +


Keterangan:
0
1,2,3,4 5 6 7
IPS
LIK
AUDT
AGE
PUBL
KM
ACI

= konstanta
= koefisien regresi
= Pengungkapan sukarela
= Likuiditas
= Ukuran kantor akuntan publik
= Umur listing
= Kepemilikan saham publik
= Kepemilikan manajerial
= Independensi komite audit
= Error (kesalahan pengganggu)
= Perusahaan 1 sampai i

3.7.2

Analisis Regresi Linear Sederhana


Model persamaan regresi linear sederhana yang digunakan dalam
penelitian ini adalah, sebagai berikut:
SPREAD = 0 - 1IPSi +
Keterangan:
0
= Konstanta
1
= Koefisien regresi
SPREAD
= Ask-bid spread perusahaan
IPS
= Pengungkapan sukarela

= Error (kesalahan pengganggu)


i
= Perusahaan 1 sampai i

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1

Anggaran Biaya
4.1.1

Tabel 1 Anggaran Biaya Produksi

Bahan habis pakai

Rp 650.000

Peralatan Penunjang PKM

Rp558.500

Perjalanan

Rp 868.900

Biaya Lain-lain

Rp 885.600

Total Keseluruhan Dana


4.2

Jadwal Kegiatan
4.2.1

Tabel 2 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Rp 2.963.000

Kegiatan

Bulan
1

Persiapan
Penyusunan panduan kerja dan pedoman
pengamatan serta instrumen lain yang diperlukan.
Pengumpulan Data
Pemilihan data
Analisis Instrumen Penelitian
Uji Kualitas Data
Analisis Data
Uji Hipotesis
Kesimpulan Penelitian
Evaluasi secara umum kegiatan penelitian
Pembuatan draft laporan akhir
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, N., & Mutmainah, Siti., 2012, Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap
Luas Pengungkapan Sukarela dan Implikasinya terhadap Asimetri
Informasi (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2009), Jurnal Undip.
Akhtaruddin & Haron, 2010, Board Ownership, Audit Committees Effectiveness,
and Corporate Voluntary Disclosures, Asian Review of Accounting, Vol 18,
Issue. 3: Pages. 245-259.
Haryanto & Ira, Y., 2008, Analisis Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan
Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan (Studi
Empiris pada Perusahaan Real Estat), Jurnal Wahana Akuntansi, Vol.3.
Indriani Erna.W. dkk., 2014, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas
Pengungkapan Sukarela dan Implikasinya terhadap Asimetri Informasi,
Simposium Nasional Akuntansi XVII.
Nazaruddin, Ietje.,& Basuki, Agus, T., 2015, Analisis Statistika dengan SPSS,
Yogyakarta, Danisa Media.
Purwandari, A., 2012, Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Struktur Kepemilikan
dan Status Perusahaan terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan pada
Perusahaan Manufaktur di Indonesia, Skripsi, Universitas Diponegoro.
Ringkang, Gumiwang, 10 BUMN Ketahuan Coba Mark Up Klaim Subsidi,
http://m.bisnis.com/finansial/read/20141204/9/379751/10, Diakses tanggal
1 Mei 2015 pukul 08.00 WIB.

10

Saputri, A. P., 2010, Pengaruh Corporate Governance dan Financial Distressed


terhadap Luas Pengungkapan, Skripsi, Universitas Diponegoro.
Sutomo, Ibnu, 2004, Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Karakteristik
Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Sukarela pada Laporan
Tahunan Perusahaan (Study Empiris pada Perusahaan Go Publik di BEJ),
Tesis, Universitas Diponegoro.
Suwardjono, 2005, Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,
Yogyakarta, BPFE.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara, www.bpkp.go.id, Diakses tanggal 10 Juli 2015 pukul 08.00
WIB.
Velda, T. M., & Achmad, T., 2013, Analisis Pengaruh Corporate Social
Responsibility Disclosure terhadap Enterprise Value dengan Earning
Management Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada
Perusahaan BUMN yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2006-2011), Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No. 4.

Anda mungkin juga menyukai