Pembiayaan
Kamis, 23 Juni 2016
09.19
Pendahuluan.
=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-==-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=
Asal pembiayaan :
1.
Internal
2.
eksternal
Sumber Internal
1.
Laba tidak dibagi
2.
Penjualan aset tetap
3.
Setoran modal
4.
Utang kepada pemegang saham
Sumber Eksternal
1.
Utang
2.
Penjualan piutang dagang
3.
Penarikan kembai saham
4.
Deviden anak saham
5.
Penerbitan hak saham kepada karyawan
Rambu Rambu Pajak
1.
UU PPh
2.
UU PPN
3.
UU KUP
4.
PSAK
UU no 36 tahun 2008.
=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-==-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=
Pasal 18 Ayat 1
Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan keputusan mengenai besarnya
perbandingan antara utang dan modal perusahaan untuk keperluan
penghitungan pajak
berdasarkan Undang-Undang ini.
Pasal 18 Ayat 3
Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya
penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk
menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang
mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan
kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan
istimewa dengan menggunakan metode perbandingan harga antara
Bunga pinjaman diakui sebagian, yaitu sebesar tingkat pinjaman (rata rata
pinjaman - rata rata deposito). Jadi hanya diakui sebagai biaya bunga sebesar
selisihnya saja.
dividen atau bagian laba y ang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau
badan usaha
milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan
bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
1. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
2. bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik
daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang
memberikan dividen
Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-==-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=
UU no 42 tahun 2009.
=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-==-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=
Pasal 16 D
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak berupa
aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh
Pengusaha Kena Pajak, kecuali atas penyerahan aktiva yang Pajak
Masukannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (8) huruf b dan huruf c.
Dasar pengenaan pajak adalah Harga penyerahan BKP / JKP jika tidak ada maka
menggunakan harga pengganti, jika merupakan impor maka menggunakan harga
impor dan begitu juga jika Ekspor dan dapat menggunakan
(*lihat halaman Terakhir).
KECUALI :
1.
Pemakaian sendiri
2.
Pemberian Cuma Cuma
3.
Konsinyasi
4.
Transaksi menggunakan valas
5.
Menggunakan nilai lain
nilai lain
unit
Ditambah pembelian /
produksi
unit
unit
unit
Penjualan
unit
Rp
Pendapatan
Rp
Arus uang :
Saldo akhir uang
Rp
Ditambah pengeluaran
Rp
Rp
Pendapatan
Rp
Arus piutang :
Saldo akhir piutang
Rp
Ditambah penerimaan
piutang
Rp
Ditambah penjualan
tunai
Rp
Rp
Pendapatan
Rp
KREDIT
Pendapatan dilaporkan
Biaya sewa
Pinjaman pinjaman
Pembelian aktiva
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp 5,000,000
Rp 2,500,000
TOTAL pengeluaran
sebulan
Rp 7,500,000
TOTAL pengeluaran
setahun
Rp 90,000,000
Keuntungan usaha
OMZET 100/10 x
Rp90,000
10%
Rp
900,000,000
UU no 28 tahun 2007.
=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-==-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=-==-=-=
Pasal 28 Ayat 7
> PPh Ps 21 / 26
Biaya
transportasi
> PPh Ps 23
Biaya
Penyusutan
Biaya Sewa
Biaya bunga
> PPh Ps 23 / 26
Biaya Jasa
Piutang
Biaya Royalti
Biaya
pemasaran
Biaya lainnya
Persediaan
awal
Persediaan
akhir
NILAI LAIN