Makalah Seminar PBHL Blok 10
Makalah Seminar PBHL Blok 10
Ny. Salim, 66 tahun menderita diabetes dan hipertensi sejak 25 tahun lalu. Ia telah
mengalami 3 kali stroke dengan gejala sisa. Tiga tahun lalu saat pemeriksaan jantung,
diketahui bahwa ia memiliki aneurisma pada aorta, dokter telah menjelaskan konsekuensi
yang dapat terjadi. Sejak 1 tahun lalu ia hanya dapat berbaring di tempat tidur, karena kedua
tungkainya tidak dapat digerakan sehingga sehari-hari ia bergantung kepada orang lain. Satu
bulan lalu ny,salim mengeluh lemas dan nyeri dada yang menjalar hingga kepunggung. Oleh
anaknya ia segera dibawa ke IGD RS Dustira. Sesampainya di IGD didapatkan adanya
hipotensi, suara jantung menjauh, peningkatan tekanan vena sentral. peningkatan inspirasi
atau turunnya JVP, takikardi, takipneu, pulsus paradoxus, kompleks EKG yang low-voltage.
Pada rontgen dada, tampak bayangan jantung yang membesar dengan gambaran paru yang
bersih. Ny. Salim mengalami tamponade jantung yang memerlukan tindakan cepat yakni
Pericardiocentesis. Pericardiocentesis segera dilakukan dan kondisi ny. Salim segera
membaik. Setelah kejadian tersebut Ny.Salim mengatakan kepada dokter yang merawat dan
juga anaknya, jika ia jatuh dalam keadaan gawat seperti itu lagi, ia tidak mau diresusitasi.
Ny.Salim menginginkan meninggal secara natural. Dokter menyarankan agar Ny. Salim
berkomunikasi terlebih dahulu oleh keluarganya. Anak bungsu ny. Salim menghormati
keputusan ibunya, karena ia juga tidak tega melihat ibunya tersakiti. Kemudian dokter
membuatkan formulir DNR yang didalamnya menyatakan bahwa saat terjadi henti jantung
atau henti nafas tidak dilakukan CPR. 4 hari dirawat di RS Dustira, Ny.Salim mengalami
henti jantung, sesuai dengan permintaan sebelumnya maka perawat bangsal tidak menyalakan
code blue. Akan tetapi anak sulung Ny.Salim yang ada saat itu meminta perawat melakukan
resusitasi.
TUGAS:
1. Identifikasi isu etik serta kriteria kaidah dasar moral yang sesuai pada tiap paragraf
dengan mengunakan kriteria KDM.
2. Identifikasi dilema etik yang terdapat dalam skenario dan berikan penyelesaiannya
menggunakan metode 4 box.
3. Menurut anda, apa yang harus dilakukan tenaga medis di bangsal terkait permintaan
no code dan Full code?
4. Jelaskan konsep ordinary dan extraordinary pada kasus
5. Jelaskan konsep withholding and withdrawing dalam tindakan medis dan kaitannya
dengan kasus.
6. Jelaskan konsep Do not resuscitate (DNR) pada kasus terkait serta regulasi
persetujuannya.
7. Jabarkan hukum yang terkait DNR di Indonesia.
1. Identifikasi isu etik serta kriteria kaidah dasar moral yang sesuai pada
tiap paragraf dengan mengunakan kriteria KDM.
Isu Etik
1. Tiga tahun lalu
saat pemeriksaan
jantung diketahui
bahwa ia memiliki
aneurisma
pada
aorta, dokter telah
menjelaskan
konsekuensi yang
dapat terjadi
2. Sesampainya
di
IGD
didapatkan
adanya hipotensi,
suara
jantung
menjauh,
peningkatan vena
sentral,
peningkatan
inspirasi
atau
turunnya
JVP,
takikardi, takipneu,
pulsus paradoxus,
kompleks
EKG
yang low-voltage
3. Ny.
Salim
mengalami
tamponade jantung
yang memerlukan
tindakan
cepat
yakni
pericardiocentesis.
Pericardiocentesis
segera dilakukan
dan kondisi Ny.
Salim
segera
membaik
4. Ny.
Salim
mengatakan
kepada
dokter
yang merawat dan
Non
maleficence
Beneficence
Justice
Beneficence
Beneficence
Non
maleficence
Autonomi
Kriteria
Melaksanakan
informed consent
Tidak berbohong pada
pasien walaupun demi
kebaikan pasien
Menghindari
misinterpretasi pasien
Menghargai hak hak
pasien
secara
keseluruhan
Kewajiban
mendistribusikan
keuntungan
dan
kerugian
Golden Rule Principle
Dokter
menegakkan
diagnosis berdasarkan
anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang
Minimalisasi
buruk
Menolong
emergensi
akibat
pasien
Tidak mengintervensi
pasien dalam membuat
keputusan
Menghargai
2
Non
maleficence
Autonomi
Beneficence
Autonomi
Non
maleficence
rasionalitas
pasien
(Dilema etik dengan
kewajiban dokter non
maleficence
yaitu
menolong
pasien
emergensi
dan
beneficence
minimalisasi
akibat
buruk)
Tidak
melakukan
euthanasia (dilema etik
dengan
autonomi,
sebagai dokter tidak
boleh mengintervensi
keputusan pasien tapi
tidak
boleh
membiarkan
pasien
meninggal begitu saja)
Menghargai
hak
menentukan
nasib
sendiri (dilema etik
dengan
non
maleficence
dan
beneficence)
Menghargai hak pasien
secara keseluruhan
Menghargai
hak
menentukan
nasib
sendiri
Menolong
pasien
emergensi
Tidak
melakukan
euthanasia (dilema etik
dengan
autonomi
menghargai
hak
menentukan
nasib
sendiri)
Patient Preferences
Quality of Life
Contextual Features
3. Menurut anda, apa yang harus dilakukan tenaga medis di bangsal terkait
permintaan no code dan Full code?
o
o
Full code : bisa di berikan pertolongan berupa obat dan di tolong dengan alat
kesehatan jika pasien dalam keadaan emergency
No code
: tidak dilakukan tindakan apapun jika pasien jatuh dalam keadaan
emergency. Pernyataan yang menunjukan bahwa pasien telah menolak resusitasi
jika berhenti bernafasdan gagal jantung terjadi.
Dalam kasus, pasien telah mengisi formulir DNR sehingga tindakan medis yang harus di
lakukan adalah No Code.
Pada kasus terjadi withholding karena pasien tidak diberi CPR ketika pasien mengalami
henti jantung.
Pada kasus ini sebaiknya dilakukan DNR karena Ny. Salim sendiri sudah menytujui
diserta kesepakatan dari beberapa anggota keluarga, walaupun anak sulung meminta resustasi
tetap saja hal itu harus di lakukan, karena kita sebagai dokter harus menghargai hak hukum
pasien, dan jika dilakukan eutanasia pada kasus ini kemungkinan hidup dari pasien sangat
kecil, pada PERMENKES No.19 BAB 4H di sebutkan, pengelolaan akhir kehidupan meliputi
penghentian bantuan hidup.