Abstrak. Sumatera barat berada pada daerah gempabumi aktif, di zona subduksi
(subduction zone) dan Zona Sesar sumatera (Sumatera Fault zone). Penelitian ini bertujuan
untuk mengestimasi batuan dominan pada dua zona tersebut dengan metoda Wadati.
Melalui metoda ini dilakukan analisis data waveform gempabumi Sumatera barat tahun 1995
sampai 2010 pada SPS-3 dan broadband (Seiscomp3) BMKG Padang panjang. Analisis data
melalui metoda ini diperoleh nilai (Vp/Vs) dan Poison ratio (). Hasil penelitian
didapatkan variasi parameter elastisitas batuan : (Vp/Vs) adalah (1.23 - 1.99) dan Poison
ratio () adalah (0.08 0.33). Berdasarkan nilai tersebut diperoleh bahwa batuan Granit
(18.74 %) dan Granit-Basalt (54.68 %). Persentase elastisitas batuan mengindikasikan
bahwa distribusi batuan yang dominan di kedua zona adalah batuan Granit-Basalt.
Kata kunci: Elastisitas, batuan, Wadati
PENDAHULUAN
Sumatera barat ( 0,540 LU sampai 3,300
LS dan 98,36 0 BT sampai 101,530 BT )
merupakan salah satu daerah yang
mempunyai tingkat kegempaan cukup
tinggi. Daerah Sumatera barat berada pada
zona subduksi (subduction zone) dan zona
Sesar sumatera (Sumatera Fault zone).
Selain berada pada zona gempa aktif juga
hal tersebut lebih disebabkan karena daerah
ini terletak diantara dua lempeng tektonik
besar. Masing-masing lempeng tersebut
adalah lempeng Indo-Australia dan
lempeng Eurasia [1]. Kedua lempeng ini
relatif bergerak antara satu terhadap yang
lain. Pergerakan lempeng tektonik tersebut
merupakan generator aktivitas gempabumi.
Dari pertemuan dua lempeng tektonik
tersebut berada pada zona subduksi di
wilayah propinsi Sumatera Barat. Selain di
zona subduksi, daerah Sumatera Barat juga
terdapat dua sesar (sumatera dan Mentawai)
yang
potensial
terhadap
terjadinya
gempabumi.
Vp
2
1
Vs
2
2
Vp
1
V
tahun dengan periode data dari tahun 19952010. Event gempabumi berepisenter pada
Zona subduksi dan zona Sesar sumatera di
daerah Sumatera Barat dan sekitarnya. Zona
Sesar Sumatera di daerah sumatera barat
meliputi
muara
labuh,
Alahan
panjang,Padang, solok, Ombilin, Padang
Panjang,
bukitinggi,
Pariaman,
Payakumbuh, Lima puluh kota, Pasaman
Timur dan Barat serta daerah sekitarnya.
Zona subduksi meliputi selat mentawai,
sesar mentawai dan sekitarnya. Berdasarkan
data ditentukan phase gelombang P dan
phase gelombang S dan amplitudo awal,
gelombang dengan tiga komponen (C/D,
N/S, E/W) yang terekam berupa waveform
Seismograph kemudian dapat ditentukan
parameter gempa, diantaranya : episenter,
waktu terjadi gempa, waktu tiba gelombang
P dan waktu tiba gelombang S, dan
magnitude.
Pengolahan data melalui metoda Wadati
digunakan untuk memperoleh gambaran
keelastisitasan batuan di kerak dan mantel
atas bumi dalam bentuk grafik wadati.
Sedangkan tahap-tahap dari proses tersebut
adalah :Pengolahan data-data gempabumi
yang
akan
digunakan
dengan
memperhatikan selisih waktu datang antara
gelombang S (ts) dan waktu datang
gelombang P (tp) yaitu : (ts-tp), dengan tp,
dan waktu datang gelombang P dan waktu
terjadinya gempa (Origin Time). Gambaran
(ts-tp) dengan tp dapat terbaca dengan jelas
melalui diagram Wadati. Harga Vp/Vs
diperoleh dari hasil diagram Wdati.
Perbandingan Vp/Vs digunakan untuk
menghitung harga Poisson ratio ()
menggunakan
persamaan
sebagai
perbandingan nilai strees dalam arah
vertikal dan horizontal. Harga Poisson ratio
digunakan untuk menentukan harga
keelastisitasan suatu daerah penelitian.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
harga elastisitas batuan untuk
daerah
penelitian di Sumatera Barat.
tp-ot
tp-ot
tp-ot
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
Dwiridal,Letmi,2006,
Analisis
parameter elastisitas batuan daerah
Sumatera barat dengan metoda Wadati
bedasarkan data gempabumi
BMG
Padang Panjang, UNP, Padang.
KESIMPULAN
Berdasarkan Analisis wadati, data gempa
Sumatera barat
pada zona subduksi
(subduction zone) dan Zona Sesar sumatera
(Sumatera Fault zone) tahun 1995 sampai
2010 yang
tercatat
pada waveform
seismogram (Short Periode System)SPS-3
dan Broadband (Seiscomp3) pada BMKG
Padang panjang.
Hasil penelitian
didapatkan bahwa variasi parameter
elastisitas batuan dengan nilai (Vp/Vs)
adalah (1.23 - 1.99) dan Poison ratio ()
adalah (0.08 0.33). Estimasi distribusi
batuan yang dominan sebagai penyusun
lapisan daerah Sumatera barat adalah ;
batuan Granit (18.74 %), Granit-Basalt
(54.68 %), Htstone (6.25%), Tuff-Gneiss
(4.69 %), Granit-Sandstone (4.69 %),
Htstone-Episodit (3.13%), Gneiss-Chert
(3.13%), Salt (1.56%), Htstone-EpidositAndesit (1.56%),Carbon-Triassic-Jurassic
(1.56%).
[4] Ibrahim,Subardjo,2000,
BMKG Jakarta.
Seismologi,