Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

ELASTISITAS BATUAN DAERAH SUMATERA BARAT


DENGAN METODA WADATI BERDASARKAN DATA
GEMPABUMI BMKG PADANG PANJANG (1995 s/d 2010)
Letmi Dwiridal
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang
Email : letmidwiridal@ymail.com

Abstrak. Sumatera barat berada pada daerah gempabumi aktif, di zona subduksi
(subduction zone) dan Zona Sesar sumatera (Sumatera Fault zone). Penelitian ini bertujuan
untuk mengestimasi batuan dominan pada dua zona tersebut dengan metoda Wadati.
Melalui metoda ini dilakukan analisis data waveform gempabumi Sumatera barat tahun 1995
sampai 2010 pada SPS-3 dan broadband (Seiscomp3) BMKG Padang panjang. Analisis data
melalui metoda ini diperoleh nilai (Vp/Vs) dan Poison ratio (). Hasil penelitian
didapatkan variasi parameter elastisitas batuan : (Vp/Vs) adalah (1.23 - 1.99) dan Poison
ratio () adalah (0.08 0.33). Berdasarkan nilai tersebut diperoleh bahwa batuan Granit
(18.74 %) dan Granit-Basalt (54.68 %). Persentase elastisitas batuan mengindikasikan
bahwa distribusi batuan yang dominan di kedua zona adalah batuan Granit-Basalt.
Kata kunci: Elastisitas, batuan, Wadati

PENDAHULUAN
Sumatera barat ( 0,540 LU sampai 3,300
LS dan 98,36 0 BT sampai 101,530 BT )
merupakan salah satu daerah yang
mempunyai tingkat kegempaan cukup
tinggi. Daerah Sumatera barat berada pada
zona subduksi (subduction zone) dan zona
Sesar sumatera (Sumatera Fault zone).
Selain berada pada zona gempa aktif juga
hal tersebut lebih disebabkan karena daerah
ini terletak diantara dua lempeng tektonik
besar. Masing-masing lempeng tersebut
adalah lempeng Indo-Australia dan
lempeng Eurasia [1]. Kedua lempeng ini
relatif bergerak antara satu terhadap yang
lain. Pergerakan lempeng tektonik tersebut
merupakan generator aktivitas gempabumi.
Dari pertemuan dua lempeng tektonik
tersebut berada pada zona subduksi di
wilayah propinsi Sumatera Barat. Selain di
zona subduksi, daerah Sumatera Barat juga
terdapat dua sesar (sumatera dan Mentawai)
yang
potensial
terhadap
terjadinya
gempabumi.

Sesar atau patahan aktif di daerah


Sumatera Barat antara lain; Patahan
Semangko yang terdiri dari banyak segmen
seperti patahan Bukittinggi yang terdiri dari
patahan Maninjau dan Merapi, Padang
Panjang yang terdiri dari patahan Singkarak
dan Tandikat dan patahan Talu, patahan
Lubuk Sikaping, patahan Pasaman berada
pada wilayah bagian utara Sumatera Barat,
patahan Batusangkar, patahan Solok di
daerah segmen Timur serta patahan Padang,
patahan Pariaman, patahan Painan dan
Pesisir Selatan. Patahan yang lain berada di
selat Mentawai, pulau Siberut dan
kepulauan Mentawai [2]. Patahan pada kerak
bumi dapat terjadi secara tiba-tiba pada
kedalaman tertentu. Patahan saat terjadi
menghasilkan gelombang elastik yang
menjalar ke seluruh bumi, sehingga mampu
menggetarkan permukaan bumi dan bendabenda yang di atasnya. Peristiwa ini yang
dinamakan gempabumi. Patahan terjadi
oleh gaya-gaya yang dikumpulkan secara
perlahan-lahan dalam waktu yang lama.
Gempabumi baru akan terjadi apabila stress
shear yang menyebabkan gaya tersebut

Semirata 2013 FMIPA Unila |457

Letmi Dwiridal: ELASTISITAS BATUAN DAERAH SUMATERA BARAT DENGAN METODA


WADATI BERDASARKAN DATA GEMPABUMI BMKG PADANG PANJANG (1995 s/d 2010)

melebihi kekuatan (strength) pada saat ini


strength energi di simpan dalam batuan
berubah menjadi energi elastik dan
deformasi.
Berdasarkan waktu tempuh penjalaran
gelombang gempa ke stasiun dapat
digunakan untuk mengetahui keelastisitasan
daerah yang dilewatinya. Berdasarkan hal
di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang elastisitas batuan pada
kerak bumi berdasarkan data gempabumi
yang episenter di daerah Sumatera Barat (
zona subduksi maupun zona sesar
sumatera). Gempabumi tidak dapat dicegah
dan kapan gempa akan terjadi tidak dapat
diketahui waktunya dengan pasti, walaupun
telah berbagai usaha penelitian dilakukan
pakar gempa untuk itu.. Hal tersebut
disebabkan karena struktur geologi (batuan)
yang berbeda, banyaknya karakteristik
struktur dan mekanisme sumber yang mesti
diketahui, serta keterbatasan tentang runtun
waktu kejadian gempabumi, dan lainnya.
Mengingat
banyaknya
karakteristik
parameter gempabumi yang dapat dipelajari
maka
penelitian
dibatasi
pada
permasalahaan
sebagai
berikut:
mengestimasi batuan dominan pada zona
subduksi dan zona sesar sumatera di daerah
Sumatera barat melalui metoda wadati.
Pada metoda wadati ini dilakukan analisis
parameter
elastisitas,
perbandingan
kecepatan gelombang P dengan gelombang
S dan Poison ratio. Data gempabumi yang
digunakan merupakan kejadian gempa yang
berlangsung dalam kurun waktu dari tahun
1995 sampai 2010. Gempabumi yang
dianalisa adalah gempa dengan kekuatan
diatas 2.5 SR karena pada magnitude
tersebut sudah dapat dilihat waktu datang
gelombang P dan waktu datang gelombang
S [3]. Gempabumi yang terjadi khusus
berada pada titik episenter daerah Sumatera
Barat yang datanya tercatat pada BMKG
Padang Panjang. Tujuan penelitian ini
adalah:
Mengestimasi batuan dominan
pada zona subduksi dan zona sesar
sumatera di daerah Sumatera barat melalui
458| Semirata 2013 FMIPA Unila

metoda wadati dengan analisis elastisitas


(Vp/Vs) dan Poison ratio () berdasarkan
data gempabumi tahun 1995 sampai 2010
pada BMKG Padang panjang
Teori mengenai gempabumi telah
diusulkan oleh Reid pada tahun 1910. Teori
ini pada dasarnya menyatakan gempabumi
dihasilkan atau disebabkan oleh proses
penyesaran di dalam kerak bumi sebagai
hasil pelepasan mendadak dari strain elastik
yang
melampaui
kekuatan
batuan.
Berdasarkan teori di atas dapat diartikan
bahwa gempabumi adalah suatu gejala
pelepasan energi stress yang mendadak
yang disimpan dalam kerak bumi (earth
crust). Stress dihasilkan oleh pergerakan
lempeng- lempeng bumi. Jadi jelas bahwa
sebelum gempabumi terjadi didahului oleh
adanya stress di daerah tersebut. Stress ini
akan mengakibatkan tetapan-tetapan di
daerah terjadinya gempabumi mengalami
perubahan, dimana tetapan-tetapan tersebut
yang dijadikan tanda-tanda (precursor)
akan terjadinya suatu gempabumi [4].
Adapun tetapan-tetapan harga yang
mengalami perubahan tersebut salah satu
diantaranya adalah perubahan geodesi dan
perubahan seismisitas.
Sumber gempa di kerak bumi umumnya
terletak di batas lempeng tektonik.
Lempeng tektonik ini bersifat lentur
(elastis), tetapi kelenturanya memiliki
batas-batas tertentu. Perut bumi memiliki
gaya-gaya
endogen
yang
dapat
menghasilkan kumpulan energi. Bila
pengumpulan energi terjadi pada lempeng
tektonik yang daya elastisitasnya kecil,
maka dalam waktu relatif singkat lempeng
batuan akan patah dan terjadi gempa kecil
yang hanya dapat dirasakan oleh
seismograph. Jika pengumpulan energi
terbentuk dalam suatu lempeng batuan yang
memiliki daya elastisitas tinggi, maka
proses penimbunan energi berlangsung
dalam waktu yang lama. Akibatnya
lempeng batuan tidak dapat menahan
desakan, batuan akan pecah dan bergeser

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

sehingga terjadilah pergerakan lempeng


batuan yang mengakibatkan terjadinya
gempa besar. Kondisi ini menyebabkan
jumlah kejadian gempa kecil lebih tinggi
dibandingkan dengan jumlah kejadian
gempa besar dalam satu periode tertentu.
Respon
struktur
akibat
penjalaran
gelombang dan analisa terhadap getaran
tanah selama gempa bumi yang terjadi
dapat dikaji berdasarkan teori gelombang
elastik.
Andaikan sebuah elemen dari medium
isotropik yang memiliki volume dv dan luas
permukaan ds serta kerapatan . Pada
kondisi dimana gaya-gaya yang bekerja
pada elemen medium dapat dinyatakan
dengan stress komponen tensor tegangan,
adanya gaya luar persatan volume (body
force), bila ada gangguan (gaya eksternal)
maka elemen tersebut mengalami deformasi
strain komponen tensor renggangan.
Berdasarkan
hukum
Hooke
yang
menyatakan hubungan bahwa gaya
sebanding dengan perubahan jarak pada
kondisi tidak melampau batas elastisitas
atau tegangan dan regangan bersifat linier
dan tak bergantung waktu. Bila medium
diasumsikan homogen, maka konstanta
lame dan modulus geser tidak mengalami
perubahan di dalam hal adanya deformasi.
Berdasarkan parameter elastisitas tersebut
diperoleh kecepatan gelombang sekunder
(S) dan kecepatan gelombang primer (P) .
Gelombang
primer
(P)
merupakan
gelombang
tekanan
dan gelombang
sekunder (S) merupakan gelombang geser.
Gelombang P yang dapat menjalar dalam
medium padat,cair gas. Gerakan partikel
medium yang dilewati searah dengan arah
penjalaran
gelombangnya,
sedangkan
gelombang S hanya dapat menjalar dalam
medium padat dan gerak pertikel tegak
lurus
dengan
arah
penjalaran
gelombangnya. Jenis gelombang seismik
lain yang timbul di samping gelombang P
dan gelombang S yang muncul saat terjadi
gempa bumi disebut gelombang permukaan
karena menjalar di sepanjang permukaan

bumi. Salah satu gelombang permukaan


yaitu gelombang Rayleigh. Amplitudo
gelombang Rayleigh menurun secara
eksponensial sebagai fungsi kedalaman [4].
Gelombang permukaan yang lain adalah
gelombang love (L) yang bergerak secara
horizontal dan melintang (tranverse) pada
permukaan bumi. Gempa bumi gerak
vertikal di hasilkan oleh gelombang P dan
gerak
horizontal
disebabkan
oleh
gelombang S. Biasanya frekuensi gerak
vertikal lebih tinggi di bandingkan gerak
horizontal, sehingga gerak horizontal lebih
mudah diamati karena memiliki perioda
yang lebih lama.
METODE PENELITIAN
Kecepatan gelombang P (Vp) dan
kecepatan gelombang S (Vs), dapat dihitung
dari waktu tiba gelombang P (tp) dan waktu
tiba gelombang S (ts). Perbandingan Vp/Vs
dapat di hitung dengan metode Wadati.
Perhitungan perbandingan Vp/Vs dengan
metode Wadati adalah dengan memplot
beda waktu tiba gelombang S dan P atau
(ts-tp) sebagai absis dan waktu datang
gelombang P atau (tp) sebagai ordinat.
Berdasarkan data penyebaran tp dan (ts-tp)
dibuat garis pendekatan dengan metode
kuadrat terkecil dan grafik ini disebut
diagram Wadati. Grafik (ts-tp) terhadap tp
merupakan garis linier dengan gradien
V p / Vs 1 dari hasil regresi linier di dapat
perbandingan Vp/Vs
Salah satu cara
sederhana untuk menganalisa gempa bumi
lokal adalah dengan menggunakan diagram
Wadati [5]. Perbedaan waktu antara waktu
datang gelombang S dengan waktu datang
gelombang P, digunakan untuk menganalisa
gempa bumi lokal. Diagram Wadati
berguna dalam 4 hal yaitu: untuk
mengetahui origin time gempa bumi, untuk
menghitung jarak hyposenter, dapat
diketahui ratio Vp/Vs , untuk mengetahui
nilai Poisson ratio suatu medium. Semua
itu diketahui melalui pembacaan waktu
datang gelombang P dan S
Semirata 2013 FMIPA Unila |459

Letmi Dwiridal: ELASTISITAS BATUAN DAERAH SUMATERA BARAT DENGAN METODA


WADATI BERDASARKAN DATA GEMPABUMI BMKG PADANG PANJANG (1995 s/d 2010)

Prosedur Pembuatan Diagram Wadati


Untuk membuat diagram Wadati seperti
contoh di bawah ini perlu diperhatikan
langkah-langkah :Pertama, plot waktu S-P
berbanding
dengan
waktu
datang
gelombang P disetiap sumber gempa.
Kedua, tarik sebuah garis lurus untuk
semua data.
Metode 1 : Ketika kita mempunyai
sedikit data dan tidak bagus, kita tarik garis
dengan bantuan garis lengkung, dimana
Vp
1
harga b =
Vs
Metode 2 :Ketika kita mempunyai
banyak data yang bagus, kita bisa melihat
garis lurus secara bebas dan dapat mengira
kelengkungan suatu garis.
Prinsip dari diagram wadati adalah
mengasumsikan bahwa suatu medium itu
homogen.
Jarak
hypocenter
direpresentasikan oleh waktu datang
gelombang P dan S dan kecepatan
gelombang P dan S, seperti di bawah ini
Vp
t sp ( 1) * (t p t o )
Vs
Origin Time
Berdasarkan
waktu
terjadinya
gempabumi (hari ,tanggal,bulan,tahun dan
jam, menit,detik dalam waktu internasional
GMT (Greenwich Mean Time), origin time
menggambarkan
waktu
terjadinya
gempabumi di focus. Akumulasi dari
gempabumi tersebut dipresentasikan oleh
t p , t sp , dan b Untuk menghitung origin
time dapat di gunakan metode Least
Square.
Ratio VP /Vs
Untuk perbandingan antara strain dalam
arah vertikal dan horizontal dapat di hitung
dari hubungan kecepatan gelombang P dan
S dirumuskan harga sebagai berikut:
2

Vp
2

1
Vs

2
2
Vp
1
V

460| Semirata 2013 FMIPA Unila

Besar Poisson ratio di dalam mantel dan


kerak bumi pada umumnya adalah ( =
(0.15- 0.5) nilai tersebut bervariasi sesuai
jenis batuan [5] dan berapa untuk daerah
Sumatera Barat? Maka malalui penelitian
ini berdasarkan nilai Vp/Vs akan dihitung
nilai poisson ratio (tingkat elastisitas)
batuan di Sumatera Barat. Analisis
elastisitas
batuan
berdasarkan
data
waveform
SPS3
dan
broadband
(Seiscomp3) BMKG Padang Panjang dari
tahun 1995 sampai 2010.
Variabel dalam penelitian ini terbagi
atas dua yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebasnya adalah variabel
yang mempengaruhi variabel terikat.
Berdasarkan pengertian diatas, sebagai
variabel bebas pada penelitian ini adalah
waktu datang gelombang P, waktu datang
gelombang S, waktu terjadinya gempa bumi
(origin time), jarak episenter, sedangkan
variabel terikatnya adalah nilai elastisitas
medium (batuan). Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif karena hanya bersifat
memberi gambaran tentang keadaan kerak
dan mantel atas bumi di suatu daerah.
Penelitian ini dilakukan terhadap peristiwa
yang
telah
terjadi
dideskriptifkan
menggunakan
data-data
sekunder.
Pengambilan data dilakukan di stasiun
Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika
Padang
Panjang
dengan
menggunakan data rekaman seismogram.
Data waveform yang digunakan merupakan
data rekaman dari Short Periode System
(SPS-3)
dan
Broadband
(seiscomp3),dengan periode dari tahun
1995 sampai 2010.
Data yang digunakan pada penelitian ini
adalah data rekaman Seismograph dengan
beberapa stasiun gempa, yang terhubung
melalui satelit Libra (Libra satellite
seismograph network). Data
yang
merupakan hasil perhitungan dari setiap
event gempa dengan magnitude (M>2.5SR)
dan kedalaman (h< 300 km) selama 16

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

tahun dengan periode data dari tahun 19952010. Event gempabumi berepisenter pada
Zona subduksi dan zona Sesar sumatera di
daerah Sumatera Barat dan sekitarnya. Zona
Sesar Sumatera di daerah sumatera barat
meliputi
muara
labuh,
Alahan
panjang,Padang, solok, Ombilin, Padang
Panjang,
bukitinggi,
Pariaman,
Payakumbuh, Lima puluh kota, Pasaman
Timur dan Barat serta daerah sekitarnya.
Zona subduksi meliputi selat mentawai,
sesar mentawai dan sekitarnya. Berdasarkan
data ditentukan phase gelombang P dan
phase gelombang S dan amplitudo awal,
gelombang dengan tiga komponen (C/D,
N/S, E/W) yang terekam berupa waveform
Seismograph kemudian dapat ditentukan
parameter gempa, diantaranya : episenter,
waktu terjadi gempa, waktu tiba gelombang
P dan waktu tiba gelombang S, dan
magnitude.
Pengolahan data melalui metoda Wadati
digunakan untuk memperoleh gambaran
keelastisitasan batuan di kerak dan mantel
atas bumi dalam bentuk grafik wadati.
Sedangkan tahap-tahap dari proses tersebut
adalah :Pengolahan data-data gempabumi
yang
akan
digunakan
dengan
memperhatikan selisih waktu datang antara
gelombang S (ts) dan waktu datang
gelombang P (tp) yaitu : (ts-tp), dengan tp,
dan waktu datang gelombang P dan waktu
terjadinya gempa (Origin Time). Gambaran
(ts-tp) dengan tp dapat terbaca dengan jelas
melalui diagram Wadati. Harga Vp/Vs
diperoleh dari hasil diagram Wdati.
Perbandingan Vp/Vs digunakan untuk
menghitung harga Poisson ratio ()
menggunakan
persamaan
sebagai
perbandingan nilai strees dalam arah
vertikal dan horizontal. Harga Poisson ratio
digunakan untuk menentukan harga
keelastisitasan suatu daerah penelitian.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
harga elastisitas batuan untuk
daerah
penelitian di Sumatera Barat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

tp-ot

Gambar 1. Diagram Wadati data gempabumi


Sumatera barat tahun 2004

Data hasil rekaman Seismograph


selanjutnya diolah
untuk mendapatkan
gambaran tentang elastisitas batuan.
Selanjutnya diolah dengan metoda wadati
untuk memperoleh harga Vp/Vs untuk
semua event gempabumi. Hasil analisis
data dengan grafik wadati untuk setiap
tahunnya. Salah satu contoh adalah diagram
wadati gempabumi Sumatera Barat tahun
2004, dengan Vp/Vs = 1.71 dapat dilihat
gambar 1 berikut ini.
Selain analisa perhitungan dengan
diagram wadati untuk setiap tiga bulanan
(triwulan),setiap tahun maka dapat juga
dilakukan untuk waktu yang panjang
(tahunan). Analisa ini dimungkinkan karena
berdasarkan pengamatan terhadap kejadian
gempa dalam setiap tiga bulanan atau
tahunan.. Grafik : Vp/Vs dengan waktu
tahunan berdasarkan nilai ts-tp dan tp-ot
untuk episenter pada sesar Sumatera bagian
tengah yang termasuk daerah Sumatera
barat. Hasil analisis data dengan grafik
wadati untuk waktu tahunan diperoleh
Vp/Vs = 1.74 dan dapat dilihat pada
gambar 2.

tp-ot

Gambar 2. Diagram Wadati Zona sesar


Sumatera (Sumatera barat)
Semirata 2013 FMIPA Unila |461

Letmi Dwiridal: ELASTISITAS BATUAN DAERAH SUMATERA BARAT DENGAN METODA


WADATI BERDASARKAN DATA GEMPABUMI BMKG PADANG PANJANG (1995 s/d 2010)

tp-ot

Gambar 3. Diagram Wadati zona subduksi


(Sumatera barat)

Begitu juga untuk zona subduksi Analisa


Vp/Vs triwulan terhadap data gempabumi
dengan epicenter di zona Subduksi (sesar
mentawai, selat mentawai di daerah
Sumatera
barat).
Analisa
Vp/Vs
dimungkinkan
karena
berdasarkan
pengamatan terhadap kejadian gempa
dalam setiap tiga bulanan atau tahunan.
Analisa Vp/Vs untuk triwulan berdasarkan
nilai ts-tp dengan tp-ot, yang merupakan
hasil perhitungan data selama periode 16
tahun. Hasil analisis data dengan grafik
wadati untuk waktu tahunan diperoleh
Vp/Vs = 1.65 dan dapat dilihat pada
gambar 3.
Analisa Vp/Vs triwulan terhadap data
gempabumi dengan epicenter di zona Sesar
Sumatera (Sesar Sumatera bagian tengah
di daerah Sumatera barat). Analisa Vp/Vs
dimungkinkan
karena
berdasarkan
pengamatan terhadap kejadian gempa
dalam setiap tiga bulanan. Grafik Vp/Vs
untuk triwulan berdasarkan nilai ts-tp
dengan tp-ot, yang merupakan hasil
perhitungan data tahunan. Hasil analisis
data dengan grafik wadati untuk setiap
triwulan dapat dilihat bahwa nilai Vp/Vs
Rata-rata 1.74, Vp/Vs maksimum 1.99, dan
Vp/Vs minimum 1.23 sedangkan nilai
poisson ratio Rata-rata 0.23, Poisson ratio
maksimum 0.33, Poisson ratio minimum
0.08
Berdasarkan
diagram wadati diatas
menunjukan hasil perhitungan Vp/Vs
pertiga bulanan setiap tahunnya dari 1995462| Semirata 2013 FMIPA Unila

2010 diperoleh Vp/Vs adalah (1.23 - 1.99).


Dari harga Vp/Vs yang diperoleh tersebut
selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan
nilai
poisson
ratio
berdasarkan persamaan poisson ratio diatas.
Dari hasil perhitungan tersebut selanjutnya
nilai-nilai parameter elastisitas Poison ratio
() adalah (0.08 0.33). Nilai (Vp/Vs) dan
Poisson ratio tersebut dikonversikan ke
dalam tabel akustik impedansi batuan [6]
,sehingga diperoleh data jenis batuan.
diestimasi bahwa batuan yang dominan
sebagai penyusun lapisan kerak dan mantel
bumi di daerah Sumatera barat pada zona
subduksi dan sesar sumatera adalah ;
batuan Granit (18.74 %) dan Granit-Basalt
(54.68 %). Selain batuan Granit dan Basalt
juga terdapat batuan lainnya dengan
persentase yang lebih kecil. Batuan tersebut
antara lain; batuan Htstone (6.25%), TuffGneiss (4.69 %), Granit-Sandstone (4.69
%), Htstone-Episodit (3.13%), GneissChert (3.13%), Salt (1.56%), HtstoneEpidosit-Andesit (1.56%),Carbon-TriassicJurassic (1.56%). Jadi batuan yang paling
dominan adalah batuan Granit-Basalt
kombinasi batuan beku instrusi dan
ekstrusi. Berdasarkan hasil analisis data
dan studi literatur diperoleh gambaran
bahwa batuan yang dominan sebagai
penyusun lapisan bumi daerah Sumatera
barat adalah batuan Granit dan Basalt. Jenis
kedua batuan ini termasuk kepada batuan
beku yakni granit yang merupakan batuan
intrusi sedangkan basalt merupakan batuan
ekstrusi. Disamping hal tersebut juga perlu
dipertimbangkan bahwa pengambaran
elastisitas batuan pada dasarnya sangat
dipengaruhi oleh tatanan geologi (jenis
batuan penyusun dan strukturnya). Begitu
juga dengan daerah Sumatera barat
didominasi oleh dua gejala tektonik yakni
busur magma dan sistem sesar sumatera.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada BMKG Padang Panjang atas

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

kerjasamanya untuk akses data penelitian


dan semua pihak yang turut membantu
terselesaikannya penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA
[1]

Kanamori,2004, Journal lessons from


the
2004
Sumatera-Andaman
earthquake, Seismologycal Laboratory,
California
Institute
of
Technology,Pasadena

[2]

Natawidjaja D,2002, Seismologic


summary of Sumatera, LIPI, Jakarta

[3]

Dwiridal,Letmi,2006,
Analisis
parameter elastisitas batuan daerah
Sumatera barat dengan metoda Wadati
bedasarkan data gempabumi
BMG
Padang Panjang, UNP, Padang.

KESIMPULAN
Berdasarkan Analisis wadati, data gempa
Sumatera barat
pada zona subduksi
(subduction zone) dan Zona Sesar sumatera
(Sumatera Fault zone) tahun 1995 sampai
2010 yang
tercatat
pada waveform
seismogram (Short Periode System)SPS-3
dan Broadband (Seiscomp3) pada BMKG
Padang panjang.
Hasil penelitian
didapatkan bahwa variasi parameter
elastisitas batuan dengan nilai (Vp/Vs)
adalah (1.23 - 1.99) dan Poison ratio ()
adalah (0.08 0.33). Estimasi distribusi
batuan yang dominan sebagai penyusun
lapisan daerah Sumatera barat adalah ;
batuan Granit (18.74 %), Granit-Basalt
(54.68 %), Htstone (6.25%), Tuff-Gneiss
(4.69 %), Granit-Sandstone (4.69 %),
Htstone-Episodit (3.13%), Gneiss-Chert
(3.13%), Salt (1.56%), Htstone-EpidositAndesit (1.56%),Carbon-Triassic-Jurassic
(1.56%).

[4] Ibrahim,Subardjo,2000,
BMKG Jakarta.

Seismologi,

[5] Subaja,1998, Perubahan sementara


Vp/Vs
petunjuk
akan
terjadinya
gempabumi, Departemen perhubungan
Republik Indonesia, Jakarta.
[6].Borman,1999,
Introduction
to
seismology, McGraw-Hill, International
New York, AS.

Semirata 2013 FMIPA Unila |463

Anda mungkin juga menyukai