PENDAHULUAN
Era reformasi yang menggantikan Era Orde Baru mempunyai dampak positif
dan dampak negatif yang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dampak
dan lebih nyata kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan urusan rumah
tangganya sendiri.
daerah daerah otonom dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal
ini sejalan dengan ketentuan pasal 18 aat (1),(2) Undang Undang Dasar Negara
daerah otonom baru (baik daerah Provinsi, daerah Kabupaten, maupun daerah
Kota) yang terpisah dari induknya akhir akhir ini banyak muncul seiring dengan
menjadi daerah otonom seperti itu pada dasarnya tidak bertentangan dengan
semangat otonomi daerah yang secara resmi digulirkan pada bulan Januari 2001.
Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang
bahwa Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
batas batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus pemerintahan dan
wilayah untuk membentuk daerah otonom baru yang terjadi di seluruh nusantara
daerah Kabupaten Asahan saat ini dimekarkan lagi menjadi satu daerah otonom
baru, yakni Kabupaten Batubara. Tuntutan masyarakat yang sangat kuat di tingkat
J.Kaloh mengatakan :
Dalam konteks pemekaran daerah / wilayah tersebut yang lebih dikenal
dengan pembentukan daerah otonom baru, bahwa daerah otonom tersebut
diharapkan mampu memanfaatkan peluang yang lebih besar dalam mengurus
dirinya sendiri, terutama berkaitan dengan pengelolaan sumber sumber
pendapatan asli daerah, sumber daya alam, dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat setempat yang lebih baik. 1
Pembentukan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan
Namun pada sisi lain, harus diantisipasi pula bahwa kelahiran daerah atau
yang menyangkut dimensi sosial budaya berupa perasaan atau efek psikologis
baik dampak politik, ekonomi, kewilayahan, pertahanan dan keamanan dan lain
sebagainya
daerah yang terlihat lebih maju dan berkembang sejak diberikan otonomi yang
lebih besar terutama daerah yang memiliki sumber daya alam cukup besar.
1
J.Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah , Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hlm.194.
2
H.A.W. Widjaja, Penyelenggaraan Otonomi Di Indonesia , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2005, hlm 134-135
sesuai dengan kondisi sosial ekonomi, budaya, dan adat masing masing daerah
Akan tetapi, perlu disadari pula daerah yang kurang berkembang setelah
dikemudian hari.
aspek pendukung pengembangan daerah terutama aspek sumber daya alam atau
sumber ekonomi suatu daerah dan sumber daya manusia yang akan mengelolanya.
Apabila salah satu aspek tersebut tidak dimiliki akan menghambat tujuan utama
Menurut J.Kaloh :
3
Hamdi Muchlis, Naskah Akademik Tentang Pembentukan dan Penghapusan Daerah, BPHN
DEPKUMHAM RI, Jakarta,2008 hlm 1
4
Ibid hlm 3
1. Dengan adanya dukungan formal melalui UU No.32
Tahun 2004 (saat ini telah diubah dengan UU No.12 Tahun 2008), muncul
kecendrungan banyaknya daerah daerah yang minta dimekarkan, padahal
ditinjau khusunya dari syarat teknis (kemampuan ekonomi, potensi daerah,
sosial budaya, dan hankam) tidaklah begitu mendukung
mendalam. Salah satu aspek yang harus dipertimbangkan adalah aspek hukumnya,
didasarkan atas anggapan bahwa adanya keteraturan atau ketertiban dalam usaha
5
J.Kaloh, Op Cit, hlm 196-197.
pembangunan atau pembaharuan itu, maka hukum merupakan suatu yang
bagaimana syarat serta ketentuan lain yang harus dipenuhi agar Pembentukan
dimaksud agar daerah yang baru dibentuk dapat tumbuh, berkembang dan mampu
Republik Indonesia. 7
B. Rumusan Masalah
Pemekaran?
6
L.Sumartini. Peranan dan Fungsi Rencana Legislasi Nasional Dalam Proses Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan. BPHN Departemen Kehakiman RI, Jakarta 1999, hlm 3
7
Penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2007 Tentang Tata
Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah.
A. Tujuan dan Manfaat Penulisan
kabupaten dan kota di Indonesia saat ini, faktor faktor apa yang melatar
1. Secara Teoritis
pemekaran daerah.
masyarakat.
B. Keaslian Penulisan
sendiri dari penulis. Skripsi ini belum pernah dibahas oleh pihak manapun dan
benar skripsi ini dibuat sebagaimana seharusnya dan tidak mengambil contoh
ataupun merekayasa dan meniru dari skripsi yang pernah ada. Penulis
penulisan skripsi ini dan menjamin bahwa skripsi dengan judul seperti yang telah
Kalaupun ada pendapat dan kutipan lain yang berkaitan dengan dengan tulisan
ini, semata mata adalah faktor pendukung dan pelengkap dalam usaha
penyusunan dan menyelesaikan skripsi ini, karena hal tersebut sangat dibutuhkan
C. Tinjauan Kepustakaan
kedaulatan dan kata rakyat, dimana masing masing kata tersebut memiliki
arti yang berbeda. Dari segi kaidah bahasa Indonesia kata kedaulatan berasal dari
8
Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 1988, hlm.188.
9
Ibid.
Selanjutnya kata rakyat berarti segenap penduduk suatu Negara (sebagai
imbangan pemerintahan). 10
menetapkan dan memilih kepala desa, kepala kampung atau kepala persekutuan
Pembukaan (pada aline keempat) juga di dalam batang tubuh UUD 1945. Pasal 1
ayat (2) UUD 1945 menetapkan Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan
10
Ibid.
11
Edy Purnama, Negara Kedaulatan Rakyat, Penerbit Nusamedia, Bandung, 2007, hlm.28 29.
rakyat senatiasa konsisten sebagai pihak yang mempercayakan (untuk
2. Negara Kesatuan
Dalam teori pemerintahan, secara garis besar dikenal ada dua bentuk / susunan
Negara yaitu Negara federal dan Negara kesatuan. Secara etimologis, kata
federal berasal dari bahasa latin yaitu feodus, artinya liga, Liga Negara Negara
kota yang otonom pada zaman Yunani kuno dapat dipandang sebagai Negara
federal yang mula mula. Bentuk pemerintahan federal berasal dari pengalaman
Bentuk Negara federal berangkat dari satu asumsi dasar bahwa Negara federal
dibentuk oleh sejumlah Negara atau wilayah yang independen, yang sejak awal
federal. Negara dan wilayah pendiri federal itu kemudian berganti status menjadi
12
Makmur dan Reni Dwi Purnomowati, Lembaga Perwakilan Rakyat, Pusat Studi Hukum Tata
Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2005, hlm.5.
Negara bagian atau wilayah administrasi dengan nama tertentu dalam lingkungan
federal.
Negara bagian biasanya sangat menonjol dalam urusan urusan domestik, seperti
Beberapa segi positif dari konsep Negara federal antara lain: pertama,
federalisasi merupakan strategi yang palin tepat untuk membuka kekuasaan yang
daerah, suku, atau etnis yang ada dalam suatu Negara. Ketiga, di dalam sistem
menyertai.
para pendiri Negara dengan mengklaim seluruh wilayahnya sebagai bagian dari
satu Negara. Tidak ada kesepakatan para pengusaha daerah, apalagi Negara
Negara membentuk daerah daerah atau wilayah wilayah yang kemudian diberi
sumber kekuasaan.
Dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 13,
dinyatakan dengan tegas bahwa Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang
berbentuk republik 14. Prinsip Negara kesatuan ialah pemegang tampuk keuasaan
tertinggi atas segenap urusan Negara adalah pemerintah pusat tanpa ada suatu
kesatuan terdapat asas bahwa segenap urusan Negara tidak dibagi antara
Sebagai Negara kesatuan maka kedaulatan Negara adalah tunggal, tidak tersebar
13
Selanjutnya disebut UUD NRI 1945.
14
Pasal 1 ayat (1) UD NRI 1945.
Pembentukan organisasi organisasi pemerintah di daerah atau pemerintah
daerah dalam Negara kesatuan tidak sama dengan pembentukan Negara bagian
seperti dalam Negara federal. Kedudukan pemerintah daerah dalam sistem Negara
Hubungan pemerintah daerah dengan pemerintah pusat adalah dependent dan sub-
ordinat sedangkan hubungan Negara bagian dengan Negara federal / pusat dalam
Bentuk Negara kesatuan disebut juga dengan negara unitaris, Negara yang
bersusunan tunggal. Negara itu berdiri sendiri, tidak dibentuk atas susunan Negara
kesatuan. Negara ini berdiri sendiri, tidak dibentuk atas susunan beberapa Negara.
Di dalam Negara hanya ada satu pemerintah pusat yang mempunyai kekuasaan
pembagian daerah yang masing masing daerah berhak mengatur dan mengurus
Contoh nyata dari kondisi ini dapat dilihat dalam penyelenggaraan pemerintah di
Indonesia selama ini. Meskipun secara tertulis melalui perundang undangan dan
dominan dilaksanakan.
masalah pendidikan ditentukan oleh pusat mulai dari kurikulum, anggaran, sistem
15
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Gramedia, Jakarta,
2007, hlm 11
pemerintah daerah tidak diberi kewenangan untuk menentukan tujuan pendidikan
16
Ibid
4. Privatization, yaitu penyerahan (pemindahan) tugas kepada institusi
nonpemerintah (non governmental institution) untuk melaksanakan
pengelolaan suatu bentuk tugas secara mandiri baik bersifat bisnis maupun
non bisnis. 17
Indonesia
Undang Undang Dasar telah mengatur secara rinci hal hal yeng berkaitan
amandemen) menyatakan :
Pembagian daerah di Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk
dan susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang undang, dengan
memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem
pemerintahan Negara, hak asal usul dalm daerah daerah yang bersifat
istimewa
UUD 1945 dengan mengubah dan / atau menambah Pasal 18, Pasal 18 A, Pasal
18B. Perubahan UUD 1945 merupakan salah satu tuntutan yang paling mendasar
dari gerakan reformasi yang berujung pada runtuhnya kekuasaan Orde Baru pada
17
Ibid, hlm 22.
dilakukannya perubahan UUD 1945 oleh Majelis Permusyarakatan Rakyat
(MPR). 18
berikut :
Pasal 18
(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia di bagi atas daerah daerah provinsi
dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupten dan kota, dan tiap tiap
provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintah daerah, yang
diatur dengan undang undang.
(2) Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.
(3) Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Daerah yang anggota anggotanya dipilih melalui pemilihan
umum.
(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintah daerah diatur dalam
undang undang.
Pasal 18A
18
Mirza Nasution, Mempertegas Sistem Presidensial, dalam Gagasan Amandemen UU 1945-
Suatu Rekomendasi, Penyunting Mohammad Fajru Falaakh. Penerbit Komisi Hukum Nasional
RI, Jakarta, 2008, hlm.206.
(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat degan pemerintah daerah
provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan
kota, diatur dengan undang undang dengan memperhatikan kekhususan
dan keragaman daerah.
Pasal 18B
Oleh karena terjadi perubahan terhadap pasal 18 UUD 1945, maka penjelasan
UUD 1945 yang selama ini juga menjadi acuan dalam mengatur Pemerintahan
Daerah tidak berlaku lagi. Dengan demikian, satu satunya sumber konstitusional
Pemerintah Daerah adalah Pasal 18, 18A, dan Pasal 18B. selain meniadakan
UUD. Selain tak lazim UUD mempunyai penjelasan, selama ini penjelasan
daerah provinsi dan dalam daerah provinsi terdapat daerah kabupaten dan kota.
Ketentuan pasal 18 ayat (1) ini mempunyai keterkaitan erat dengan ketentuan
Pasal 25A
Istilah dibagi atas (bukan terdiri atas) dalam ketentuan pasal 18 ayat (1)
Negara berada di tangan pusat. Hal ini konsiten dengan kesepakatan untuk tetap
Prinsip prinsip yang terkandung dalam pasal pasal baru, yaitu pasal 18
6. Prinsip hubungan pusat dan daerah dan harus dilaksanakan secara selaras dan
kewenangan yang luas supaya daerah dapat mengoptimalkan dan sebagai upaya
D. Metode Penulisan
Didalam proses pencapaian tujuan sebuah karya tulis, yaitu suatu tulisan yang
baik dan benar baik itu dari segi bobot ilmiahnya maupun dari segi isinya yang
terarah, dalam hal ini penulis berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
Sebagai bagian dari realisasi dalam pencapaian tujuan seperti yang disebutkan
1. Penelitian Lapangan
19
Nimatul Huda, Otonomi Daerah, Filosofi, Sejarah Perkembangan, dan Problematika, Pustaka
Pelajar, Jogjakarta, 2005, hlm 20 23.
Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian di lokasi yang menjadi objek
pemekaran daerah.
2. Penelitian Kepustakaan
Penulisan skripsi ini terwujud tidsak terlepas dari bahan bahan tertulis,
baik itu buku buku yang penulis peroleh di lingkungan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara ataupun tempat lain, media massa, data data
ilmiah dan bimbingan perkuliahan yang penulis peroleh selama ini, menjadi
E. Sitematika Penulisan
menguraikan lebih lanjut. Pada bagian ini penulis membuat ringkasan garis besar
dari lima BAB, yang dimulai dengan kata pengantar dan dilanjutkan dengan daftar
isi.
Setiap BAB akan terdiri dari beberapa sub BAB yang akan mendukung
BAB I PENDAHULUAN
Yang terdiri dari Latar belakang penulisan, Perumusan masalah, Tujuan dan
secara singkat ke arah mana skripsi ini mau diangkat dan metode metode atau
kota.
BAB IV PEMEKARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN
asahan atas pembentukan satu (1) daerah baru, dan Batubara sebagai daerah
baru.
BAB V PENUTUP
Bab ini terdiri dari Kesimpulan dan Saran sebagai penutup dari skripsi ini.
Penulis merangkum intisari dari penulisan skripsi dan member saran terhadap