Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu Rumah Sakit tentu tidak hanya wajib memiliki pelayanan-pelayanan
kesehatan yang bermutu tapi suatu Rumah Sakit juga harus memiliki sistem informasi
manajemen (SIM) yang baik pula, pada saat ini pihak Rumah Sakit harus
mengembangkan sayapnya untuk pengembangan pelayanan yang akan diberikan
kepada pihak internal maupun pihak eksternal guna mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran salah satu terobosan yang banyak digunakan di
Rumah Sakit saat ini untuk meningkatkan efisiensi yaitu dengan menggunakan
sebagai sarana strategis untuk memberikan pelayanan yang berorientasi kepada
kepuasan pelanggan. Terkait dengan perkembangan teknologi yang ada dalam rangka
meningkatkan pelayanan Rumah Sakit pelaksanaan sistem informasi harus
ditingkatkan secara komputerisasi ( Rusdiyanto, 2009).
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu sistem yang menggunakan
komputer sebagai dasar untuk menghasilkan informasi yang diperlukan manajer.
Dengan menggunakan SIM akan pekerjaan akan menjadi cepat, menghemat biaya,
menghindari adanya duplikasi pekerjaan, dan dapat memperpendek proses
( Sabarguna, S. 2007).
Sebagai perbandingan, sebuah rekam kesehatan elektronik dalam waktu yang
sama dapat dibaca oleh rata-rata 150 pengguna dari tempat yang berlainan. Sementara
Rekam kesehatan format kertas hanya dapat dibaca oleh satu orang pada waktu dan
tempat yang sama. Berarti, rekam kertas akan membuat banyak pihak yang
berwenang yang mendapat informasi yang dibutuhkan pada waktu yang sama. Lebih
lanjut, rekam kesehatan kertas sulit mempunyai data yang mutahir (update). Hal ini
disebabkan oleh rekam kesehatan aktif yang dimiliki oleh pasien yang sering ke RS
1

terus berpindah dari satu fasilitas ke fasilitas lainnya. Sedangkan tenaga kesehatan
yang memutahirkan data/informasi harus menunggu hingga rekam kesehatan format
kertas tiba ditangannya sebelum dia menambahkan isian. Akibatnya pemutahiran data
sering mengalami keterlambatan. Selain itu rekam kesehatan kertas juga rawan koyak,
rentan air, minyak dan mudah terbakar serta lusuh akibat seringnya penggunaan
dipelayanan kesehatan maupun sering salah letak ataupun hilang. Selain itu tidak
dibenarkan atau diibahkan menjadi sangat mahal bila setiap rekaman dengan format
kertas dibuatkan copy sebagai cadangan (Hatta, G. R. 2008).
Berdasarkan wawancara dan observasi dibagian kasubag data dan informasi,
bahwa di RSUD Kota Bengkulu sudah memiliki komputer. Tetapi komputer yang ada
masih kurang dari yang diharapkan. Jumlah yang perkirakan untuk link ke semua
gedung-gedung yang baru berkisar 65 komputer sedangkan untuk saat ini belum ada
komputer yang baru. Salah satu komputer berada dibagian IGD digunakan untuk
apotik, sedangkan dibagian pendaftaran,administrasi dan kasir belum ada komputer
masih menggunakan nomor. Sehingga banyak pasien yang mengantri dan ada
beberapa pasien yang lupa membawa nomor ke instalasi sering terjadi penggandaan
nomor pasien. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Analisis Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
di RSUD Kota Bengkulu.

B. Rumusan Masalah
Penelitian ini di fokuskan pada implementasi SIM-RS di IGD RSUD Kota
Bengkulu, yang mana dalam SIMnya menggunakan sistem komputerisasi.
C. Pertanyaan Penelitian

Bagaiamana Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di


RSUD Kota Bengkulu?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui akuisisi perangkat keras, perangkat lunak
2. Mengetahui pembangungan atau modifikasi (pengembangan) perangkat lunak
3. Mengetahui pelatihan bagi user
E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan informasi dan bahan bacaan bagi akademik dan
mahasiswa mengenai implementasi sistem informasi manajemen Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Bengkulu.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat di jadikan sebagai bahan
masukan untuk mengetahui implementasi sistem informasi manajemen Rumah
Sakit dan selanjutnya dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
F. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Akbar, Y dengan judul
penelitian Analisis Pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Raflesia Tahun 2011. Penelitian ini membahas tentang
sistem pelaporan RL2al (data keadaan penyakit khusus pasien rawat inap Rumah
Sakit) di Rumah Sakit Raflesia dan hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa tahap
pengumpulan data RL2al yang dilakukan oleh Rumah Sakit Raflesia Bengkulu belum
baik karena dalam tahap pengumpulan data yang dilakukan masih terjadi
keterlambatan dan data yang terkumpul (status pasien) masit terdapat kekurangan
yaitu lembar CM (catatan medis) terkadang belum terisi dengan lengkap. Sedangkan
penelitian yang sekarang membahas tentang kesiapan penggunaan untuk SIM RS di
IGD dengan judul Analisis Implementasi Sistem Informasi Manajemen di RSUD
3

Kota Bengkulu. Adapun persamaan penelitian sebelumnya dengan peneltian yang


sekarang yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Implementasi
1. Pengertian Implementasi
Implementasi adalah tahap dimana semua elemen dan aktivitas sistem
disatukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Merencanakan implemetasi
Tahap ini bertujuan menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk
implementasi, seperti kebutuhan biaya dan waktu implementasi.
b. Melakukan kegian implementasi
Kegiatan yang dilakukan berupa :
1) Mendapatkan atau memilih sumber daya hardware, dan software.
Hardware yang disesuaikan dengan kofigurasi, begitu pula dengan
software.
2) Menyipkan database secara tepat disesuaikan dengan software
aplikasi/program yang digunakan.
3) Melakukan pengujian atau pengetesan awal sistem untuk mengetahui
apakah sistem sudah berjalan atau beroperasi dengan baik. Jika ternya
belum, maka harus dilakukan perbaikan ulang
c. Menyiapkan fasilitas fisik

Fasilitas-fasilitas fisik yang disiapkan antara lain : lokasi atau ruangan


untuk server dan client, tempat untuk komputer dan periferalnya termasuk 90
keamanan fisik untuk menjaga berlangsungnya peralatan dalam jangka waktu
yang lama seperti : pemasangan AC agar udara ruangan tetap sejuk,
penerangan yang cukup dan power supply cadangan/UPS.
d. Menyiapkan personil
Personil disiapkan dengan terlebih dahulu memberikan pelatihan
dalam bentuk ceramah/seminar, pelatihan secara prosedural maupun tutorial
mengenai sistem informasi sesuai fungsi tugasnya. Tujuannya adalah agar
para personil mengerti dan menguasai operasi sistem dan cara kerja sistem
serta apa saja yang diperoleh dari sistem. Pemilihan personil dilakukan
melalui 2 sumber, yaitu: dari personil yang telah ada dalam organisasi atau
personil baru yang berasal dari luar organisasi.
e. Melakukan simulasi
Kegiatan simulasi berupa pengetesan sistem secara nyata yang melibatkan
personil yang sesungguhnya. Langkah ini dapat disebut sebagai pengetesan
awal (Ribudy Ananda, 2010)
2. Tahap Implementasi
Aktivitas implementasi dalam tahap implementasi sistem. Secara detail,
beberapa hal yang terdapat dalam tahap implementasi daat dielaskan sebagai
berikut :
a. Akuisisi perangkat keras, perangkat lunak
Yaitu penambahan atau pengadaan perangkat keras maupun lunak serta
layananan untuk mendukung sistem baru. Akuisisi perangkat keras,
perangkat lunak, dan layanan ini disesuaikan dengan kebutuhan
dengan akuisisi, diharapkan nantinya akan memiliki fungsi dan
kemampuan yang optimal operasi. (marimin, 2006).
1. Pengadaan perangkat keras
1) Tahap-tahap pengadaan
a) Specification (perincian)
b) Selection ( pilihan )
5

c) Approval (persetujuan)
d) Contract (kontrak)
e) Ship/clear (pengiriman)
f) Move in
g) Instal
2) Beberapa cara pengadaan perangkat keras, yaitu :
a) Purchase/beli
b) Rental/sewa
c) Leasing, yaitu kita beli peralatan dengan bantuan suatu
lembaga keuangan dan kita mencicil/sewa pada lembaga
keuangan.
2. Pengadaan perangkat lunak
Pengadaan perangkat lunak bias meliputi beberapa alternatif yaitu :
a) Membangun sendiri
b) Mengontrakkan keluar dan
c) Membeli perangkat lunak yang jadi yang ada dipasaran
Pilihan apapun yang dijatuhkan, perangkat lunak harus :
a) Sesuai dengan keperluan
b) Memiliki izin pemakaian
c) Ada dukungan teknis, pelatihan, dokumentasi yang relevan
serta pemeliharaan.
d) Menentukan staf yang bertanggung jawab atau pemeliharaan
dan evaluasi perangkat lunak.
Pembangunan/modifikasi (pengembangan) perangkat lunak
Organisasi dapat membangun atau mengembangakan
perangkat lunak sendiri, selain itu dapat membeli atau menyewa
dari pihak lain developer (Marimin, 2006)
Rekayasa perangkat lunak adlah pengubahan perangkat
lunak itu sendiri guna mengembangakan, memelihara, dan
membangun kembali dengan menggunakan prinsip rekayasa utuk
meghasilkan perangkat lunak yang dapat bekerja lebih efisien dan
efektif untuk pengguna.
Kriteria yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
merekayasa perangkat lunak. (A.S.- M. Shalahuddin).
1. Dapat terus dirawat dan dipelihara (maintainability)
6

2. Dapat mengikuti perkembangan teknnologi (dependability)


3. Dapat mengikuti keinginan pengguna (robust)
4. Efektif dan efisien dalam menggunakan energi dan
penggunaannya
5. Dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan (usability)
Pemeliharaa sistem
Sistem yang telah jadi dan berjalan ahrus dipelihara agar :
a. Dapat terus berjalan secara mulus
b. Bila ada kerusakan kecil segera diketahui dan tidak menjadi
besar
c. Menjamin agar sistem yang ada bisa dikendalikan dari
kemungkinan kerusakan yang fatal.
Manfaat pemeliharaan yang terarah sudah bisa dilihat,
tetapi pelaksanaannya sering tidak semudah iu, karena
kemalasan, atau alasan penghematan biaya. Padahal
pemeliharaan dan biaya pemeliharaan merupakan dasar
penghematan pada sektor perbaikan.
Pemeliharaan sistem informasi Rumah Sakit, hendaklah
memperhatikan 3 hal peting dibawah ini :
1. Pemeliharaan berkala (pemeliharaan secara periodik, untuk
dilihat dann menemukan kemungkinan adanya kerusakan,
sehingga pencegahan kerusakan atau pencegahan
kerusakan yang lebih besar bisa dijalankan).
2. Pemeliharaan mendadak (pemeliharaan bila telah
mengetahui adanya kerusakan kecil, segera di perbaiki agar
tidak menjadi lebih parah).
3. Operator yang menjalankan mesin, harus dilatih ulang
untuk meningkatkan potensinya yang belum tegalih.
Termasuk pula para pemimpin agar bisa memanfaatkan
sistem informasi yag lebih luas.
Pelatihan bagi user

Sistem yang diterapkan dalam sebuah organisasi merupakan sistem


yang baru di bangun atau dikembangkan. Banyak hal-hal baru
yang belum diketahui oleh pengguna (anggota organisasi). Oleh
karena itu, perlu diadakan pelatihan bagi pengguna agar dapat
menjalankan program aplikasi tersebut dengan baik dan familiar
(Marimin, 2006).
1. User training plan
User training plan adalah pelatihan seluruh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhannya dalam melakukan sesuatu yang akan
dikerjakan meliputi :
a. Kelas
b. Tutorial
2. Modul pelatihan
Modul pelatihan ini akan membantu dalam mempelajari cara
menggunakan sebuah perangkat lunak perencanaan/pemodelan
meliputi :
a. Materi pelatihan
b. Bantuan pelatihan computer-based
3. Topik untuk pelatihan
a. Penggunaan sistem
b. Konsep umum komputer
c. Konsep sistem informasi
d. Konsep pengorganisasian
e. Manajemen sistem
f. Instalsi sistem
4. Metode pelatihan
Metode pelatihan adalah dimana proses untuk melatih
pengguna dalam penggunaan proses baru dan fitur serta fungsi
sistem baru dengan tujuan pengembangan kompetensi untuk
menjamin keberhasilan operasional sistem baru. Alur atau tata
cara untuk menjelaskan mengapa metode pelatihan harus
dipilih dengan hati-hati agar sesuai dengan tujuan dari satu sesi
dan sesuai dengan tujuan dari dari satu sesi dan ssesuai dengan

profil pelatihan. Metode pelatihan ini meliputi beberapa bagian


seperti :
a. Resident expert
Adalah sebuah pelatihan membutuhkan tenaga ahli pada
suatu bidang.
b. Computer-aided instruction
Adalah suatu teknik pelatihan yang menggunakan
instruksi-instruksi terprogram untuk melakukan suuatu
pelatihan perancangan dan erakaan dengan dibantu oleh
komputer dengan sistem yang terkomputerisasi.
c. Formal courses
Adalah pelatihan yang dilakukan dengan cara formal yang
mencakup muatan proses pembelajaran yang bersifat teori
dan diskusi yang dilaksanakan didalam sebuah pelatihan
secara formal untuk bebrapa orang sekaligus.
d. Software help components
Adalh sebuah perangkat lunak yang membantu
mengeksekusi instruksi dalam sebuah program kemudian
membantu mengambil bentuk instruksi dalam sebuah
komponen. Komponen terpadu dalam sistem yang
dirancang untuk pelatihan dan troubleshooting sistem.
e. Tutorials
Adalah layanan bantuan dalam sebuah pembelajaran untuk
membantu kelancaran proses dalam sebuah pelatihan.
Berisi petunjuk dan latihan utnuk pengajaran dan
pengembangan kompetensi pengguna dalam penggunaan
sistem. Petunjuk latihan dan tutorial ini dapat dilengkapi
oleh basi data yang menggunakan data riil.
f. Interaktive training manuals
Adalah bentuk kombinasi antara pelatihan tutorials dan
computer-aided instruction.
g. External sources,such as vendor
9

Adalah vendor penyedia jasa pelatihan khusus dan bentuk


pelatihan lain ( Putra, S. D. S.2010)
B. Sistem Informasi
1. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk menjadikan
informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang
sukses dan untuk berorganisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan
(Sabarguna, 2007). Pendapat yang berbeda datang dari sutabri, 2003
mengatakan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian yang
mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan
strategis dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
2. Manfaat Sistem Informasi
Usahakan agar sistem informasi akan terlihat manfaatnya pada keadaan :
a. Penghematan biaya
b. Penghematan waktu
c. Menghindari duplikasi pekerjaan
d. Memperpendek proses
C. Sistem Informasi Manajemen
1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi punya peran penting dalam sistem pengawasan melalui tiga
pendekatan :
a. SIM akan mempercepat dan meningkatkan akurasi transaksi karena semuanya
terekam dan terkomunikasi antara berbagi unit.
b. SIM dapat menyajikan data mutahir yang ada, dan membandingkan dengan
ekspetasi/rencana/standar.
c. SIM dapat merekam data yang besar sehingga memungkinkan pemahaman
yang menyeluruh utnuk penyesuaian bila diperlukan (Rustiyanto, 2010).
2. Konsep Sistem Informasi Manajemen
Sebuah sistem informasi yang lain melakukan semua pengelolaan transaksi
yang perlu untuk sebuah organisasi juga member untuk dukungan informasi dan
pengolahan untuk fungsi manajem dan pengamblian keputusan. Konsep SIM
dapat dipandang sebagai perluasan secara mendasar dari akunting manajemen
10

dengan mengikut sertakan gagasan, teknik ilmu manajemen, teori prilaku tentang
manajemen dan pengambilan keputusan (Rustiyanto, 2010).
3. Unsur Pengoperasian Sistem Informasi Manajemen
Unsur dalam pengorganisasian SIM adalah suatu cara untuk menjelaskan tentang
SIM yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 3 aspek tinjauan, yaitu:
a. Komponen fisik
1) Hardware
Perangkat dari suatu SIM yang terdiri dari dari komputer ( terdiri
dari pusat pengolahann unit masukan dari keluaran, unit penyimpanan,
peralatan, penyimpanan data, dan terminal masukan) input, proses, output.
2) Software
Dibagi menjadi 3 golongan :
a. Perangkat lunak sistem operasi
b. Perangkat lunak bahasa
c. Perangkat lunak sistem aplikasi
3) File
Berisikan program dan data merupakan komponen fisik, hal ini
dibuktikan dengan adanya media pnyimpanan fisik (pita magnetik),
magnetic tape dan hard disk yang disimpan dalam basis data file imi
meliputi keluaran tercetak dan catatan-catatan lain diatas kertas mikrofit
dan lain-lain (di simpan dengan basis data).
4) Prosedur
Merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan seperti
buku panduan petunjuk dan instruksi untuk pemakaian (manual)
penyimpanan pemasukan dan pengoprasian untuk karyawan yang
memakai komputer.
5) Brainware
Yaitu operator komputer, sistem analisi, pembuat program,
personalia, penyimpanan data, dam pimpinan sistem informasi.
b. Fungsi pengolahan
1. Pengolahan transaksi
2. Memelihara file hostori
3. Menghasilkan laporan (keluaran lain)
4. Interaksi dengan lainnya
c. Keluaran untuk pemakaian
a. Dokumentasi transaksi
b. Laporan yang terencana
11

c. Jawaban atas pertanyaan terencana


d. Laporan
4. Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) di Rumah Sakit
Pelayanan Rumah Sakit mengandalkan informasi secara insentif.
Informasi memainkan peranan vital dalam pengambilan keputusan. Sistem
informasi dapat digunakan sebagai saran strategis untuk memberikan pelayanan
yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Dalam hal ini perlu disadari bahwa
pelanggan Rumah Sakit dapat berupa pelanggan internal maupun juga eksternal.
Pelanggan nternal adalah pemilik, pimpinan dan seluruh karyawan Rumah Sakit
itu sendiri. Sementara itu, pelanggan eksternal dapat mulai dari pasien,
keluarganya, rekanan pemasuk dan juga masyarakat luas.

D. Sistem informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS)


SIM-RS adalah suatu tatanan yang berurusan dengan engumpulan data,
pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta
penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan Rumah Sakit.
Sistem informasi Rumah Sakit ini meliputi : sistem informasi klinik, sistem
informasi administrasi dan sistem informasi manajemen. Peran SIM-RS yang utama
adalah dalam mendukung pengendalian mutu pelayanan medis, penilaian
produktivitas, analisis pemanfaatan dan perkiraan kebutuhan, perencanaan dan
evaluasi program, menyederhanakan pelayanan, penilaian klinis dan serta pendidikan
pengembangan sistem informasi dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang
lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Terdapat tiga hal yang mendorong dimulainya pengembangan suatu sistem
informasi, yaitu:
1. Permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul disitem yang lama.
Permasalahan yang timbul dapat berupa:

12

a. Ketidakberesan pada sistem yang lama sehingga menyebabkan sistem


tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
b. Pertumbuhan organisasi, yang menyebabkan harus disusunnya sistem
baru, misalnya kebutuhan organisasi terhadap informasi yang semakin
luas, dan volume pengolahan data semakin meningkat.
2. Kesempatan-kesempatan (opportunities)
Semakin berkembangnya teknologi informasi (IT), organisasi mulai
merasakan bahwa IT perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan
informasi guna mendukung proses pengambilan keputusa oleh pihak
manajemen.
3. Instruksi-instruksi (direvtives)
Pengembangan sistem yang baru dapat terjadi karena adanya
instruksi-instruksi dari pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti
adanya keluhan-keluhan dari pelanggan, laporan yag tidak tepat waktu, isi
laporan yang sering salah, waktu kerja yang berlebihan dan lain-lain.
Dalam pengembangan sistem selalu dimulai dari ketiga faktor pendorong
dan perlu menggunakan suatu metodologi yang dapat diguakan sebagai
pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan
sistem. Salah satu metodologi pengembangan sistem adalah FAST
( Framework for the Application of System Thingking) atau kerangka
untuk penerapan sistem. FAST adalah kerangka cerdas yang menyediakan
beberapa tahapan/fase-fase untuk berbagai tipe proyek dan strategi
pengembangan sistem informasi.

13

E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian adalah sebagai
berikut (Marimin, 2006) :
Input

proses

output

tahap implementasi yag dibatasi:

SDM Metode
Media

1. Akuisisi perangkat keras,


perangkat lunak
2. Pengembangunan/modifikasi
(pengembangan
3. Pelatihan pengguna user

Keterangan: Tulisan yang ditebalkan yang diteliti

BAB III
METODE PENELITIAN

14

Kesiapan untuk
menggunakan SIM RS

A. Jenis Penelitian
Penilitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kulitatif untuk mendapatkan data Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit di RSUD Kota Bengkulu.
Penelitian yang menggunakan format deskriptif kualitatif bertujuan untuk
menggambarkan, meningkatkan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai
fenomena yang ada di masyarakat (Sugiono, 2007).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bengkulu,
adapun waktu akan dilaksanakan penelitian ini pada bulan Oktober-Desember tahun
2016.
C. Sumber Informasi
Sumber informasi pada penelitian ini berasal dari wawancara terhadap petugas
dan observasi pada saat menginput data di RSUD Kota Bengkulu. Petugas yang akan
diwawancarai berjumlah 3 orang yang banyak mengetahui meliputi :
1. Kepala penyusun program dan evaluasi
2. Kasubag data dan informasi (PPTIK)
3. Karyawan IGD

D. Definisi Istilah
Agar mudah memahami ruang lingkup secara operasional dalam penelitian ini,
dapat di definisikan sebagai berikut :
1. Akuisisi perangkat keras, perangkat lunak adalah penambahan atau pengadaan
perangkat keras atau perangkat lunak serta layanan untuk mendukung sistem baru.

15

2. Pembangunan/modifikasi (pengembangan) perangkat lunak adalah


mengembangkan perangkat lunak yang dapat dilakukan sendiri, selain itu dapat
membeli atau menyewa dari pihak lain developer.
3. Pelatihan bagi user adalah suatu kegiatan agar dapat menjalankan program alikasi
dengan baik dan familiar.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Data
ini diperoleh dengan cara :
a. Observasi : mengamati secara langsung keadaan unit sehingga di dapat fakta
yang menyangkut masalah yang di angkat.
b. Wawancara (interview) : mengadakan tanya jawab kepada kepala penyusunan
program dan evaluasi, kasubag data dan informasi (PPTIK) dan karyawan
IGD yang terkait masalah Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Bengkulu.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang di dapat
dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait yang di rekam dengan
menggunakan tape recorder dan melalui pengamatan serta terlibat langsung dalam
kegiatan.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data siap pakai, yang tertulis dalam berbagai sumber
atau literatur dan dokumentasi dari istalasi terkait yang bersangkutan dengan
penelitian ini.
F. Insrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang menuntut
kemampuan peneliti dalam mencari, mengamati, melakukan, wawancara, berdiskusi
bertanya melacak, dan mengolah setiap informasi dan data-data yang didapat dengan
sebaik mungkin sehingga di dapat data yang benar, akurat dan lengkap (Sugiono,
2007).
16

G. Pengolahan Dan Penyajian Data


Penelitian kualitatif menggunakan konla analis yaitu data atau informasi
yang dikumpulkan disediakan secara narasi dalam kelompok-kelompok klasifikasi
topik dan kategori tertentu, dengan memakai bantuan informasi yang diperoleh dari
wawancara. Infromasi yang sama yang sesuai dengan topik bahasan yang tertuang
didalam tujuan penulisan. Dalam penulisan ini digunakan proses berfikir induktif,
artinya dalam pengujiannya bertitik tolak dari data yang terkumpul kemudian
disimpulkan. Proses berpikir induktif dimulai dari keputusan-keputusan khusus atau
data yang dikumpulkan kemudian diambil kesimpulan secara umum.
H. Teknik Keabsahan Data
Untuk menilai hasil wawancara digunakan teknik triangulasi sumberyaitu
pemeriksaan silang informan dalam melakukan penelitian ini dilakukan dengan
beberapa informan. Jika data yang diberikan sangat meragukan oleh peneliti maka
data itu dapat dikonsultasikan atau diuji kebenarannya kepada informan lain
sehinggah kebenarannya terjamin.

DAFTAR PUSTAKA
Admind, 20111. Tahapan Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Pada http://software-indo.com/388/tahapan-pembangunan-sistem-informasimanajemen-rumah-sakit-sim-rs.html diakses pada kamis 2012
Sabarguna, B. 2007. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Salemba Medika: Jakarta.
Hatta, G. R. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Informasi di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Universitas Indonesia : Jakarta
Marimin, dkk. 2006. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Grasindo :
Yogyakarta.
17

Putra, S.D.S. 2010. Metode Pelatihan Implementasi Sistem. Pada


http://evo89cruiser.blogspot.com/2010/05/metode-pelatihan-implementasi-sistem
24.htmldi akses pada 17 april 2012
Rustiyanto, E. 2009. Etika Perekam Medis & Informasi Kesehatan. Graha Ilmu :
Yogyakarta.
Rifai, dkk. 2015. Pediman Penulisan Skripsi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Universitas Muhammadiyah Bengkulu : Bengkulu
Ribudyananda, S. 2010. Artikel Implementasi Sistem Informasi. Pada
http://septiribudyananda.blogspot.com/2010/03/artikel-implementasi-sisteminformasi.html, di askes pada 12 april 2012
Rosa, A.S. M. Shalahuddin, Rekayasa Perangkat Lunak, cet I, Medula : Bandung. Pada
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Rekayasa perangkat lunak di asakes pada 17 april
2012
Sugiono, 2007. Memahami Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&G. Alfabet : Bandung
Sutabri, T. 2005. Sistem Informasi Manajemen. ANDI : Jakarta

18

19

Anda mungkin juga menyukai