Anda di halaman 1dari 28

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIM-RS)

A. Pengertian SIM-RS
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) adalah sebuah
sistem informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani
keseluruhan proses manajemen Rumah Sakit, mulai dari pelayanan diagnosa
dan tindakan untuk pasien, medical record, apotek, gudang farmasi,
penagihan,  database personalia, penggajian karyawan, proses akuntansi
sampai dengan pengendalian oleh manajemen. SIM-RS merupakan himpunan
atau kegiatan dan prosedur yang terorganisasikan dan saling berkaitan serta
saling ketergantungan dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha
menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna
menunjang proses fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan
dalam memberikan pelayanan kesehatan di RumahSakit.
SIM-RS saat ini ditujukan untuk menunjang fungsi perencanaan dan
evaluasi dari penampilan kerja RS, antara lain adalah jaminan mutu pelayanan
rumah sakit yang bersangkutan, pengendalian keuangan dan perbaikan hasil
kerja RS tersebut, kajian dalam penggunaan dan penaksiran permintaan
pelayanan kesehatan RS oleh masyarakat, perencanaan dan evaluasi program
RS, penyempurnaan laporan RS serta untuk kepentingan pendidikan dan
penelitian. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah program
aplikasi yang dirancang untuk meningkatkan kinerja para :
1. Dokter dan Asisten Dokter
2. Bidan dan Perawat
3. Staff Administrasi dan Personalia
4. Apoteker
5. Logistik
6. TOP Manajerial
B. Tujuan Umum SIM-RS
a. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga
pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
d. Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya
perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui
bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat
membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan
masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam
dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan).

C. Proses Bisnis SIM-RS


Pertumbuhan teknologi komunikasi dan informasi telah menyentuh
banyak lapisan kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan.Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan salah satu bagian
penting dalam penyelenggaraan rumah sakit terutama kaitannya dalam
melakukan pencatatan dan pelaporan. Bahkan kewajiban menyelenggarakan
SIMRS ini telah tercantum dalam UU Nomor 44 tahun tentang Rumah Sakit
dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 tahun 2013 tentang SIMRS.
Namun saat ini masih banyak rumah sakit yang belum menerapkan SIMRS
secara optimal. Permasalahan yang masih terjadi saat ini adalah antrian calon
pasien yang mengantri berjam-jam untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Hal ini disebabkan pengantrian data dilakukan 2 kali untuk menerbitkan Surat
Elegibitas Peserta (SEP) dan Pendaftaran Rumah Sakit,” ungkap Sekretaris
Ditjen Bina Upaya Kesehatan Dr. dr. Nurshanty Sapada. M.Kes dalam
sambutannya pada acara “Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit Open Source (SIMRS GOS)” di Bali,
Senin (1/9).

2
Pertemuan ini membahas berbagai perkembangan sistem informasi
manajemen RS, terutama kaitannya dengan SIMRS GOS dan integrasi sistem
informasi JKN (Bridging System). Saat ini, tim IT Kementerian Kesehatan
mengembangkan Sistem Informasi Rumah Sakit Generik Open Source
(SIMRS GOS). Dengan menggunakan SIMRS GOS ini didapat berbagai
manfaat, salah satunya membantu dalam hal bisnis proses Manajemen Rumah
Sakit. Selain itu, aplikasi ini dapat diperoleh secara gratis tanpa perlu
membayar lisensi dan dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan
kebutuhan pihak Rumah Sakit, Baik secara mandiri, bersama pusat dan atau
pihak ke-3,” jelasnya dihadapan para peserta yang terdiri dari Tim IT Rumah
Sakit Vertikal, Tim IT Rumah Sakit Pilot Project SIMRS GOS dan Tim IT
Rumah Sakit yang telah mengajukan permohonan ke Kementerian Kesehatan.
Untuk mendapatkan SIMRS GOS ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi oleh Pihak Rumah Sakit yaitu mempunyai Infrastruktur IT (Jaringan
LAN, Komputer Client dan Server), dan memiliki minimal 1 (satu) orang
SDM IT yang akan dilatih dan yang memiliki kompetensi dalam bidang
pemograman. Kaitannya dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan nasional
(JKN), pengembangan SIMRS ini tentu saja menjadi salah satu bagian
penting dalam menyukseskan program ini.Dalam upaya meningkatkan mutu
layanan yang lebih baik kepada peserta, bahkan saat ini RS – BPJS Kesehatan
telah mengembangkan Bridging System.
Sistem ini memungkinkan dua sistem berbeda melakukan dua proses pada
saat yang sama, tanpa adanya intervensi satu sistem ke sistem lainnya secara
langsung. Sehingga calon pasien kini tidak perlu mengantri berjam-jam di
loket pendaftaran,” jelasnya. Maka, penting sebuah RS untuk terus
meningkatkan pelayanan melalui pengembangan Sistem Informasi RS.
Dengan diterapkannya sistem yang optimal, pelayanan akan lebih lancar,
efektif, efisien. Kepastian pembiayaan dan kecepatan klaim akan semakin
baik, serta terjadinya kepuasan konsumen baik pasien, rumah sakit, maupun
stake holder lainnya.

Untuk mengatasi hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di


Rumah Sakit, keberadaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

3
sangat dibutuhkan, sebagai salah satu langkah strategis dalam meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis yaitu:

1. Pelayanan Utama (Front Office)


Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan
lainnya), tetapi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan
terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap)
dan proses pulang. Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda
satu dengan lainnya) tetpi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan
terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap)
dan proses pulang. Data yang dimasukan pada proses rawat akan digunakan
pada proses rawat dan pulang. Selama proses perawatan, pasien akan
menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan tindakan dari unit-unit
seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah, invasive, diagnostic, non
invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter
(mialnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan
perawat. Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses bisnis
Rumah Sakit (seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami
menyebutkan inti sistem ini sebagai order communication system.
2. Pelayanan Administratif (Back Office)
Proses umum Back Office diantaraya perencanaan, pembelian/pengadaan,
pemelihaaraan stok/inventory, pengelolaan aset, pengelolaan SDM,
pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar, dan lainnya). Proses
Back Office ini berhubungan dengan proses pada Front Office.
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik
(manusia, uang, mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat
tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya). Walaupun proses bisnis
setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum, diantaranya
perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory,
pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas,
buku besar dan lainnya). Proses back office ini berhubungan/link dengan
proses pada front office, digambarkan berikut ini. Proses bisnis data tidak
terstruktur. Proses-proses bisnis tersebut di atas yang melibatkan data-data

4
terstruktur, yang dapat dikelola dengan relational database management
system, selain itu terdapat proses bisnis yang melibatkan data yang tidak
terstruktur seperti alur kerja, surat diposisi, email, manajemen proyek,
kolaborasi, team work, manajemen dokumen dan sejenisnya.

D. Arsitektur Infrastruktur SIMRS


Kebutuhan Sistem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan
untukberbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building,
Medical Equipment dan lain-lain. Kebutuhan infrastruktur jaringan komputer
kedepan bukan hanya untuk kebutuhan Sistem informasi RS saja, tetapi juga
harus mampu digunakan untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV,
Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-lain.
Untuk mendukung pelayanan tersebut, maka infrastruktur jaringan
komunikasi data yang disyaratkan adalah:
1. Meningkatkan unjuk kerja dan memudahkan untuk melakukan manajemen
lalu lintas data pada jaringan komputer, seperti utilisasi, segmentasi
jaringan, dan security.
2. Membatasi broadcase domain pada jaringan, duplikasi IP address dan
segmentasi jaringan menggunakan VLAN (virtual LAN) untuk setiap
gedung dan atau lantai.
3. Memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, pada
keadaan normal jalur backup digunakan untuk memperkuat kinerja
jaringan/redudant, tapi dalam keadaan darurat backup jaringan dapat
mengambil alih kegagalan jaringan.
4. Memanfaatkan peralatan aktif yang ada, baik untuk melengkapi
kekurangan sumber daya maupun sebagai backup
5. Dianjurkan pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi (baik
perkabelan maupun perangkat aktif).
6. Dokumentasi sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji coba,
dan sejenisnya) baik hardcopy maupun softcopy.
7. Mengingat penggunaan jaringan yang komplek kedepan, maka perangkat
aktif mengharuskan pengelolaan bertingkat, seperti adanya:

5
8. Core switch yang merupakan device vital dalam local area network di
Rumah Sakit dimana core switch ini sebagai bacbone lan dan sentral
switch yang berperan dalam prosessing semua paket dengan memproses
atau men-switch traffic secepat mungkin).
9. Distribution switch yang merupakan suatu device antara untuk keperluan
pendistribusian akses antar core switch dengan access switch pada masing-
masing gedung, dimana antara sebaiknya distribution switch dan core
switch terhubung melalui fiber optic.
10. Acces switch yang merupakan suatu device yang menyediakan user port
untuk akses ke network.

E. Arsitektur Data
Arsitektur Data untuk menghasilkan informasi yang baik, diperlukan data
yang homogen.Agar dapat dihasilkan data homogen maka perlu dibuat
arsitektur data yang baik. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam
membangun arsitektur data: Kodefikasi Kodefikasi selain keharusan utk
otomatisasi/ komputerisasi, juga diperlukan untuk integrasi dan penglolaan
lebih lanjut seperti statistik. Mapping Karena sering berbeda keperluan kode-
fikasi data, maka diperlukan mapping data untuk integrasi dan pengelolaan
lebih lanjut, misalnya mapping kodefikasi antara tarif dengan kode
perkiraan/chart of account, mapping kode kabupaten/kota dengan provinsi
dan sejenisnya.

F. Arsitektur Aplikasi
Mengingat kompleksnya proses bisnis pada Rumah Sakit, berikut ini
gambaran arsitektur minimal dan variabel SIMRS yang dapat mengakomodir
kebutuhan informasi.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan prosedur
pemrosesan data rumah sakit memanfaatkan teknologi informasi yang
terintegrasi untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk
mendukung proses pengambilan keputusan bagi pihak manajemen, sehingga
dalam tahapannya akan membuat beberapa SOP (standard operating

6
procedure) baru guna menunjang kelancaran penerapan SIMRS yang tertata
dengan baik dan rapi.
1. Front Office
Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya,
mendapat layanan dan tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium,
radiologi, gizi, bedah,invasive, diagnostic non invasive dan lainnya. Unit
tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (misalnya berupa resep untuk
farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat.
Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah
Sakit (seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami menyebutkan inti
sistem ini sebagai order communation system. Front Office SIMRS meliputi:
a. Antrian registrasi
b. Modul appointment
c. Registrasi
d. Pelayanan informasi
e. Pengaduan
f. Pelayanan informasi Publik
2. Back office
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik
(manusia, uang, mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen,
alat tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya). Walaupun proses
bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum,
diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan
stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang
(hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back office ini
berhubungan/link dengan proses pada front office, digambarkan berikut
ini.
a. Komuniasi dan Kolaborasi
1) Komunikasi
One Medic – One Solutions for Health Information System
merupakan suatu aplikasi piranti lunak yang telah dikembangkan sejak
tahun 2008. Protocol komunikasi yang tersedia telah dilengkapi dengan

7
system keamanan sehingga dapat menekan berbagai tindakan cyber
crime oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Desain aplikasi SIMRS One Medic berbasis Web dimana
pengguna dapat melakukan integrasi dengan pihak-pihak internal
maupun eksternal secara online’. Manfaat Intergasi secara Online
bertujuan untuk mengantisipasi pengulangan pekerjaan administrasi
yang dapat memicu terjadinya human error sehingga potensi kerugian
Rumah Sakit dapat ditekan. Fitur-fitur SIMRS One Medic sebagai
solusi untuk menjawab tantangan masa depan industri pelayanan
medik:
a) Security system: modul ini dapat mengatur informasi dan data yang
diperbolehkan untuk diaksesbaik oleh pihak internal maupun
eksternal. Pengaturan tersebut dilakukan selain untuk melindungi
kerahasiaan data pasien juga untuk menghindari penyalahgunaan
informasi penting lainnya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab.
b) MPI server solutions: adalah sistim komunikasi online yang
dirancang untuk menjembatani komunikasi antar sistem. Aplikasi
MPI server solutions dapat digunakan sebagai alat konfirmasi hak-
hak pasien terhadap jenis tindakan medis dan obat-obatan yang dapat
diberikan oleh Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan Pihak
Penjaminnya
c) Billing records system: seluruh data tindakan medik dan obat-obatan
yang diberikan pada pasien otomatis terekam secara online dan
dapat diatur sesuai dengan format penagihan yang ditetapkan oleh
Pihak Penjamin. Feature ini dapat mempersingkat proses pekerjaan
administrasi penagihan sehingga dapat menekan angka piutang.

Media komunikasi informasi antara unit dapat digunakan media


komputer yang sudah terintegrasi dengan jaringan LAN dengan
menggunakan aplikasi Messenger atau chating, selain itu juga sudah
ada nya telepon lokal yang membantu hubungan komunikasi antar

8
unit.Sedangkan untuk akses komunikasi ke luar instansi menggunakan
akses internet yang terintegrasi melalui jaringan Pemerintah Kota.

2) Kolaborasi
Salah satu kolaborasi untuk mengembangkan SIMRS adalah dalam
bentuk Kerjasama Operasional (KSO) atau Build Operational Transfer
(BOT).MenurutPSAK no 39, KSO merupakan bentuk kerjasama antara
2 belah pihak atau lebih dimana masing-masing pihak sepakat untuk
melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan asset dan/atau
hak usaha yang dimiliki dan secara bersama-sama menanggung resiko
atas usaha tersebut. RSmempunyai peluang pasar berupa kunjungan
pasien sedangkan konsultan/vendor akanbertindak sebagai investor
untuk menyediakanteknologi informasi yang selalu update baik berupa
1)Perangkat keras (Server, PC &Jaringan), 2)Perangkat lunak
(Software) maupun sumber daya manusia (Brainware) baik tenaga
operator ( Data Entry), Programmer maupun tenaga lainnya.
Manfaat utama dari kegiatan KSO SIMRS ini adalah adanya
jaminan berkelanjutan serta proses pendampingan/transfer knowledge
SIMRS,sehingga akan meminimalkan resiko-resiko kegagalan
implementasi di pihak RS dan akan menekan cost/biaya yang
dikeluarkan untuk investasi teknologi informasi yang senantiasa selalu
update.Pihak rumah sakit berkewajiban untuk menyediakan fasilitas
sarana/prasarana untuk menunjang kegiatan operasional KSO SIMRS
tersebut. Rumah Sakit akan melakukan pengembalian investasi dengan
beberapa alternatif, antara lain pembebanan ke pasienper
registrasi/kunjungan/resep atau dana dari komponen unit Bahan Habis
Pakai (BHP),komponen unit Jasa Akomodasi maupun daritingkat
efisiensi operasional RS. Pihak konsultan mempunyai kewajiban
melakukan pengembangan/update, tailor-made(customize) sistem
sesuai kebutuhan RS, Transfer Knowledge dan pendampingan
operasional selama masa kerjasama tersebut.Rumah Sakit akan
menerima sistem secara keseluruhan baik modul aplikasi, source code
maupun blue print sistem pada masa akhir kerjasama sehingga RS

9
diharapkan akan menjadi mandiri dalam mengelola SIMRSpasca masa
KSO tanpa ketergantungan dari pihak konsultan dan bisa menjadi
revenuecenter karena bisa mengembangkan sistem yang ada ke RS
yang lain.
Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi SIMRS
menjadi 6 komponen utama guna menunjang terlaksananya penerapan
SIMRS yang benar dan sesuai kebutuhan:
a) Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)
b) Hardware (perangkat Keras berupa komputer, printer dan lainnya)
c) Networking (jaringan LAN, wireless dan lainnya)
d) SOP (Standard Operating Procedure)
e) Komitmen (komitmen semua unit / departemen / instalasi yang
terkait untuk sama-sama mejalankan sistem karena sistem tidak
akan berjalan tanpa di-input)
f) SDM (sumberdaya manusia adalah faktor utama suksesnya sebuah
sistem dimana data di-input dan diproses melalui tenaga SDM
tersebut)

G. Peran Sistem Informasi Manjamen Rumah Sakit (SIM-RS)


Pengelolaan data Rumah Sakit sesungguhnya cukup besar dan kompleks,
baik data medis pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki oleh
rumah Sakit sehingga bila dikelola secara konvensional tanpa bantuan SIMRS
akan mengakibatkan beberapa hal berikut:
a. Redudansi Data, pencatatan data medis yang sama dapat terjadi berulang-
ulang sehingga menyebabkan duplikasi data dan ini berakibat
membengkaknya kapasitas penyimpanan data. Pelayanan menjadi lambat
karena proses retreiving (pengambilan ulang) data lambat akibat
banyaknya tumpukan berkas.
b. Unintegrated Data, penyimpanan dan pengelolaan data yang tidak
terintegrasi menyebabkan data tidak sinkron, informasi pada masing-
masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.

10
c. Out of date Information, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus
direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan
kurang dapat dipercaya kebenarannya
d. Human Error, kelemahan manusia adalah kelelahan, ketelitian dan
kejenuhan hal ini berakibat sering terjadi kesalahan dalam proses
pencatatan dan pengolahan data yang dilakukan secara manual terlebih
lagi jika jumlah data yang dicatat atau di olah sangatlah besar. Pemasukan
data yang tidak sinkron untuk pasien atau barang yang sama tentu saja
akan meyulitkan pengolahan data dan tidak jarang berdampak pada
kerugian materi yang tidak sedikit bagi rumah sakit.

H. Manfaat yang didapatkan Rumah Sakit dengan menggunaan SIM-RS


a. Manfaat Operasional
1) Kecepatan
Manfaat yang paling terasa ketika SIM-RS tersebut selesai
diimplementasikan adalah kecepatan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan
administrasi. Ketika dengan sistem manual pengerjaaan tagihan kepada
mitra/pihak ke-3, misalnya, memakan waktu sampai 1 bulan sejak pasien
selesai dilayani, dengan SIM-RS hanya memakan waktu 1-2 hari saja.
Kecepatan ini tentu saja membuat efektifitas kerja meningkat. Pada awal
pemasangan SIM, ketika aliran kerja belum lancar, peningkatan kecepatan
belum terlalu terasa. Namun ketika komitmen seluruh unit untuk tepat
waktu memasukkan data dengan akurasi entri data yang tinggi dipenuhi,
maka akan terasa sekali dampak dari SIM-RS terhadap kecepatan kerja.
2) Akurasi
Hal lain yang juga terasa berubah adalah akurasi data, apabila dulu
dengan sistem manual orang harus mencek satu demi satu transaksi, namun
sekarang dengan SIM-RS hal tersebut cukup dilakukan dengan
membandingkan laporan antar unit yang dihasilkan oleh SIM. SIM-RS juga
dapat mencegah terjadinya duplikasi data untuk transaksi-transaksi tertentu.
Misalnya, pasien yang sama diregistrasi 2 kali pada hari yang sama, maka
SIMRS akan menolaknya, SIM-RS juga akan memberikan peringatan jika

11
tindakan yang sama untuk pasien yang sama dicatat 2 kali, hal ini menjaga
agar user lebih teliti.
3) Integrasi
Hal lain yang juga terasa berpengaruh terhadap budaya kerja adalah
integrasi data di setiap unit. Bila dengan sistem manual, data pasien harus
dimasukkan di setiap unit, maka dengan SIM-RS data tersebut cukup sekali
dimasukkan di pendaftaran saja. Hal ini jelas mengurangi beban kerja
adminstrasi dan menjamin konsistensi data. Ilustrasi pada awal makalah ini
merupakan gambaran proses integrasi pada beberapa unit layanan di rumah
sakit.
4) Peningkatan pelayanan
Pengaruh SIM RS yang dirasakan oleh pasien adalah semakin cepat dan
akuratnya pelayanan. Sekarang pasien tidak perlu menunggu lama untuk
menyelesaikan administrasinya, baik rawat inap ataupun rawat jalan. Hal
yang sama juga dirasakan perusahaan pelanggan, dimana tagihan yang
dikirim cukup akurat dan detil sehingga memudahkan analisa mereka.
5) Peningkatan Efisiensi
Bila sebelumnya, beban pekerjaan lebih ke arah klerikal, sekarang beban
pekerjaan lebih ke arah analisa. Sebagai contoh, jika dahulu konsentrasi
bagian penagihan adalah membuat tagihan, sekarang konsentrasinya lebih
kepada umur tagihan itu sendiri. Selain itu, karena kecepatan dan akurasi
data meningkat, maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaanpekerjaan administrasi berkurang jauh, sehingga karyawan dapat
lebih fokus pada pekerjaan utamanya. Tanpa SIM, perawat harus
memasukan data standar asuhan keperawatan secara berulang-ulang dan
sangat memakan waktu, tetapi dengan SIM, perawat hanya tinggal
memasukan data diagnosa penyakit pasien, dan komputer yang akan
mencetak laporan SAK untuk ditanda-tangani perawat.
6) Kemudahan pelaporan Pekerjaan
Pelaporan adalah pekerjaan yang menyita waktu namun sangat penting.
Dengan adanya SIM, proses pelaporan hanya memakan waktu dalam

12
hitungan menit sehingga kita dapat lebih konsentrasi untuk menganalisa
laporan tersebut.
b. Manfaat Manajerial
1) Kecepatan mengambil keputusan
Dengan sistem manual, manajer seringkali mengambil keputusan
berdasarkan informasi yang mungkin sudah tidak relevan lagi. Belum lagi
jika yang dibutuhkan adalah trend berdasarkan selang waktu tertentu
(harian/mingguan/dsb), ini mengakibatkan keputusan yang diambil belum
tentu sesuai dengan kondisi nyata. Namun dengan SIM, informasi yang
disajikan bersifat real time, bahkan kita dapat membuat tabulasi dari
informasi tersebut sehingga informasi yang kita dapat sudah sangat spesifik
sesuai dengan kebutuhan kita. Hal ini tentu saja meningkatkan kualitas
keputusan kita, di samping tentu saja berkurangnya waktu untuk mengambil
keputusan.
2) Akurasi dan kecepatan
Identifikasi masalah Karena laporan-laporan yang dihasilkan SIM-RS
memberi gambaran dari hari ke hari mengenai kinerja rumah sakit, maka
jika ada hal-hal yang tidak normal dapat segera kita ketahui. Hal ini
membuat identifikasi potensi masalah dapat dilakukan lebih dini, sehingga
tindakan pencegahan atau penanggulangannya dapat segera disusun.
3) Kemudahan penyusunan strategi
Sejalan dengan identifikasi masalah di atas, kita pun dapat menyusun
strategi ke depan berdasarkan data populasi, bukan lagi statistik, karena
SIM RS mampu memberikan data populasi dengan selang waktu tertentu,
bahkan menyajikan kecenderungan datanya kepada kita. Ini tentu saja
semakin menajamkan strategi yang kita susun.
c. Manfaat Organisasi
1) Budaya Kerja
Karena SIM-RS ini mensyaratkan kedisiplinan dalam pemasukan data,
baik ketepatan waktu maupun kebenaran data, maka budaya kerja yang
sebelumnya menangguhkan hal-hal seperti itu, menjadi berubah. Hal ini
dapat terjadi karena integrasi SIM-RS dengan seluruh unit layanan. Sebagai

13
contoh, jika unit registrasi tidak memasukkan data pasien yang akan
berobat, maka unit layanan tidak mungkin dapat memasukkan layanan
kepada pasien tersebut, dan kasir pun tidak mungkin menerima pembayaran
dari pasien tersebut. Katakanlah semua unit sepakat untuk menangguhkan
pemasukan datanya, maka keesokan harinya, manajer akan melihat
penurunan trend pasien atau melihat ada pasien-pasien yang menggantung
2) Transparansi
SIM-RS sebaiknya dirancang menganut kebijakan data terpusat, artinya
data-data yang digunakan oleh seluruh rumah sakit berada di bawah satu
kendali. Misalnya untuk data tarif tindakan, unit layanan tidak boleh dan
tidak bisa memasukkan atau mengubah tarif yang ada, data yang mereka
masukkan hanya layanan yang diberikan kepada pasien sehingga manipulasi
tarif tidak dimungkinkan. Hal lain lagi, pendapatan setiap unit layanan
terlihat dari laporan harian yang selalu dilaporkan kepada direktur. Dengan
demikian setiap orang dapat melihat jalannya proses transaksi di rumah
sakit dan secara tidak langsung juga turut mengawasi proses tersebut.
3) Koordinasi antar unit (Team working)
Karena seringkali data yang digunakan oleh unit layanan tertentu adalah
milik unit layanan yang lain, misalnya kode perusahaan pelanggan adalah
milik keuangan yang digunakan secara intensif oleh medrec, maka ketika
terjadi perubahan terhadap data tersebut, unit yang bersangkutan akan
mengkoordinasikannya dengan unit yang terpengaruh. Apabila hal ini tidak
dilakukan maka dengan sendirinya akan terjadi kekacauan data referensi.
4) Pemahaman sistem
Apabila dulu dengan sistem manual, sedikit sekali personel yang
mengetahui atau perduli dengan proses yang terjadi di unit lain, maka
dengan adanya SIMRS hal tersebut terjadi dengan sendirinya. Ini karena
seringkali untuk memahami aliran data sampai datang kepada unitnya,
melibatkan berbagai unit lain. Ketika terjadi kesalahan setiap user berusaha
mencari tempat terjadinya kesalahan tersebut agar bukan unitnya yang
disalahkan. Efeknya adalah mereka menjadi paham bagaimana sistem di
rumah sakit tersebut bekerja.

14
5) Mengurangi biaya administrasi
Seringkali orang menyatakan bahwa dengan adanya komputerisasi biaya
administrasi meningkat. Padahal dalam jangka panjang yang terjadi adalah
sebaliknya, jika dengan sistem manual kita harus membuat laporan lebih
dulu di atas kertas, baru kemudian dianalisa, maka dengan SIM-RS analisa
cukup dilakukan di layar komputer, dan jika sudah benar baru datanya
dicetak. Hal ini menjadi penghematan yang cukup signifikan dalam jangka
panjang.
Implementasi SIM-RS tentunya tidak dapat berjalan dengan baik tanpa
dukungan semua pihak yang terkait serta political will dari pimpinan rumah
sakit maupun pemilik RS / Pemerintah. Apabila pekerjaan pengembangan
SIM-RS tersebut akan diserahkan kepada konsultan, maka kewajiban dan
tanggung-jawab konsultan sebagai mitra kerja RS adalah harus secara
profesional memberikan data dan analisa yang obyektif dan berupaya
maksimal untuk keberhasilan implementasi SIM-RS.

I. Keuntungan SIM-RS
a. Dapat memantau perkembangan rumah sakit secara akurat
b. Dapat meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan kepada masyarakat
secara akurat.
c. Rumah sakit tersebut dapat terpantau secara langsung oleh lembaga-
lembaga dari luar atau dalam negeri secara akurat, sehingga mempermudah
akses bagi lembaga tersebut jika akan memberikan informasi serta
mempermudah akses jika ingin memberikan dana.
d. Dapat menyimpan data base rumah sakit mulai dari pasien, karyawan yang
terdiri dari data Rumah Sakit, data administrasi, data aset Rumah Sakit dan
lain-lain.
e. Dapat mengurangi beban kerja sub-bagian rekam medis dalam menangani
berkas rekam medis,Bagian Rekam Medis memang sub-bagian yang
paling direpotkan mulai dari coding,indexing,filling dan lain-lain.
Sebagian Rumah Sakit di Indonesia masih mengggunakan petugas rekam

15
medis ataupun kurir dalam mendistribusikan berkas-berkas ke masing-
masing pelayanan
f. Dapat mengurangi pemakaian kertas.Pemakaian kertas masih belum bisa
dihilangkan di Indonesia karena data medis sangat rentan dengan hukum
dan akan memporakporandakan perdagangan kertas di Indonesia.

J. Strategi SIM-RS
Strategi adalah pendekatan pola pikir, perencanaan dan pengambilan
keputusan dalam situasi bisnis yang mengharuskanmanajer untuk
mengetahui, memahami,menerima dan mendukung misi organisasi, atau unit
di dalam organisasi, dan menghubungkan misi tersebut denganlingkungan
ditempat keputusan-keputusan tersebut akan diimplementasikan.“driving
force” di balik pola pikir, perencanaan dan manajemen strategis adalah
misiorganisasi.
Manajemen strategis adalah kegiatan kolektif yang menyangkut
pemahaman tentang hakekat danimplikasi dari perubahan eksternal,
kemampuan untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam menghadapi
perubahan, dan kemauan sertakemampuan untuk mengelola secara aktif
momentum organisasi suatu keharusan bagi manajer rumah sakit, untuk
memahami perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungannya; mereka tidak
hanya responsif terhadap perubahan tetapi harus mampu menciptakan
masadepan manajemen strategis disusun sebagai pendekatan atau filosofi
untuk mengelola organisasi yang sangat kompleks.
Enam elemen dari manajemen strategis pendekatan manajemen strategis
pada organisasi yang kompleks seperti rumah sakit, dalam melaksanakan
manajemen strategis diperlukan pendekatan analitis maupun pendekatan
kedaruratan ( emergent/contingency) : – pendekatan analitik atau rasional
bergantung pada pengembangan langkah-langkah atau proses yang logis
(linear thinking) – model emergent, bergantung pada pemikiran intuitif,
kepemimpinan, dan pembelajaran dan merupakan bagian dari manajemen
kedua pendekatan ini dibutuhkan dan dipandang sebagai satu “single model”

16
pendekatan analitis dapat disamakan dengan “peta”,sedangkan model
emergent merupakan “kompas”nya
Model manajemen strategis yang mencakup pendekatan analitis dan emergent
biasanya terdiri dari tiga elemen: pola pikir strategis (strategic thinking)
perencanaan strategis (strategic planning) momentum strategis (strategic
momentum)
1. Strategic thinking
Strategic thinking mengenali kenyataan tentang perubahan
mempertanyakan asumsi dan kegiatan terkini membangun pemahaman sistem
melihat kemungkinan masa depan menciptakan ide-ide baru
mempertimbangkan kesesuaian organisasi dengan lingkungan eksternal.
Strategic thinking melakukan asesmen terhadap: perubahan kebutuhan dari
stake holders (pemangku kepentingan) perubahan menyangkut teknologi,
sosial dan demografi, ekonomi, politik/perundangan tuntutan kompetitif.
2. Strategic planning
Strategic planning adalah process secara periodik dalam mengembangkan
satuperangkat langkah-langkah dalam organisasi untuk mencapai misi dan
visinya dengan menggunakan pola pikir strategis. Strategic planning
menyiapkan proses langkah demi langkah yang berurutan untuk menciptakan
strategi yaitu:
a. Melibatkan kegiatan-kegiatan “periodic group strategic thinking
(brainstorming)”
b. Membutuhkan data/informasi
c. Membangun fokus untuk organisasi
d. Memfasilitasi pengambilan keputusan yang konsisten
e. Konsensus akan kebutuhan guna penyesuaian organisasi dengan
lingkungan eksternal
f. Hasilnya adalah perencanaan strategis yang terdokumentasi
3. Strategic momentum
Strategic momentum menyangkut kegiatansehari-hari untuk mengelola
strategi guna pencapaian sasaran strategis dari organisasi. strategic
momentum:

17
a. Kegiatan nyata untuk mencapai sasaran spesifik– menyangkut proses
pengambilan keputusan dan dampaknya
b. Menghasilkan budaya dan style
c. Memunculkan antisipasi, inovasi dan keunggulan
d. Mengevaluasi kinerja strategi melalui pengendalian
e. Suatu proses pembelajaran
f. Bergantung pada peningkatan pola pikir strategis dan perencanaan

Strategis periodikmomentum strategis menjamin filosofi yang


berkelanjutan dalam mengembangkan dan mengatur perencanaan, kegiatan
dan pengendalian dari organisasi. Tata kelola sistem informasi yang baik
harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan strategi organisasi. Secara generik
fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun 1957), memberikan pelayanan
kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif,
dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan,
Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk
penelitian biososial. Rumah sakit juga merupakan pusat
pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama
menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitasi pasien). Dengan demikian
secara umum sistem informasi Rumah Sakit harus selaras dengan bisnis
utama (core bussines) dari Rumah Sakit itu sendiri, terutama untuk informasi
riwayat kesehatan pasien atau rekam medis (tentang indentitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada
pasien), informasi kegiatan operasional (termasuk informasi sumber daya
manusia, material, alat kesehatan, penelitian serta bank data.

K. Pertimbangan dalam membangun SIM-RS


Pembangunan SIM-RS tidak boleh dilakukan secara parsial tetapi harus
terintegrasi dengan mempertimbangkan berbagai sudut. Kita harus melihat
dari sudut administratif yang mengelola data-data pasien, transaksi dsb, atau
juga dari sisi pasien yang cenderung mengutamakan pelayanan kesehatan.

18
Pasien akan senang jika rumah sakit mampu memberikan kemudahan
mendaftar dan memilih dokter, menetapkan nomor antrian dimana semua itu
dapat dilakukan lewat telepon, SMS atau bahkan Internet. Pembayaran biaya
perawatan tidak harus tunai tetapi bisa dengan credit card atau debit card, dan
masih banyak lagi kemudahan layanan yang dapat disediakan oleh rumah
sakit. Oleh sebab itu dalam membangun SIM-RS kita perlu
mempertimbangkan banyak faktor diantaranya adalah:
a. Kebutuhan Pasien
Harapan pasien dari sebuah pelayanan kesehatan adalah diberikannya
layanan yang cepat, nyaman dan berkualitas. Tingkat mobilitas pasien yang
tinggi menuntut adanya komunikasi dan pelayanan yang cepat antara pasien
dan institusi kesehatan, yang selanjutnya antara pasien dengan dokter. Pasien
akan sangat tertolong bila sistem rumah sakit mampu menyediakan
kemudahan mendaftar ke dokter seperti lewat SMS, atau lewat website rumah
sakit. Sesungguhnya bagi pasien alat komunikasi apa tidaklah penting karena
faktor kecepatan, kenyamanan serta kebenaran data yang didokumentasikan
itulah yang terpenting.
b. Kebutuhan Pengelola Rumah Sakit
Dari sudut pengelola rumah sakit tentu saja menginginkan sebuah sistem
yang ideal, istimewa, yang mampu mengelola semua transaksi yang ada secara
akurat, efisien dan cepat, sehingga tak ada kata ‘terlambat’ pada pembuatan
laporan masing-masing unit pelayanan medik karena setiap laporan akan
tercetak otomatis dan terkirim secara otomatis pula. Bilamana ini dapat terjadi
dan sistem mampu mengelola dan menyajikan data secara benar-benar, maka
pengelola akan banyak diuntungkan, karena banyak mengurangi beban kerja
semua komponen di rumah sakit dan itu berarti efisiensi (penghematan dana).
Pengelola RS dapat mengalokasikan penghematan dana tersebut untuk
pengembangan SDM, pengembangan fasilitas rumah sakit dan peningkatan
kesejahteraan karyawan.
c. Kemampuan Pengembang
Banyak pengembang yang menawarkan berbagai macam solusi untuk
kebutuhan sistem informasi rumah sakit. Dari perorangan sampai yang

19
bermain dibelakang badan usaha (CV/ PT). Pengelola rumah sakit harus jeli
dalam memilih pengembang SIMRS. Banyak pengembang yang memiliki
kelemahan ‘belum mengetahui kondisi rumah sakit’ itu sendiri. Oleh karena
kebanyakan pengembang lebih dulu menguasai komputer daripada sistem
rumah sakit. Untuk itu perlu adanya penghubung antara pihak pengembang
dan rumah sakit yaitu mediator yang sering disebut sebagai ‘System Analyst’.
Orang ini tahu tentang rumah sakit dan sistem yang akan dibuat. Seorang
system analyst tidak harus ahli komputer, yang penting orang tersebut cukup
tahu tentang administrasi rumah sakit dan sedikit banyak tahu tentang sistem
komputer, sehingga tidak menutup kemungkinan dia adalah seorang dokter
ataupun perawat

L. Kebutuhan sistem
Dalam membangun sistem, hal yang sangat penting adalah tahapan desain
sistem. Tahapan ini dapat memakan waktu yang lama, karena pengembang
harus tahu sejalas-jelasnya apa yang dibutuhkan oleh rumah sakit.
Komunikasi yang intensif disini perlu dijaga antara kedua pihak (pihak rumah
sakit dan pengembang sistem) sehingga rumah sakit dapat menjelaskan secara
gamblang apa yang mereka inginkan dan memberikan secara detil apa yang
mereka harapkan dan ini harus dipahami oleh pengembang. Batasan-batasan-
pun perlu dibahas antara keduanya supaya jangan sampai menimbulkan
repudiasi (ketidaksepakatan) karena adanya perbedaan persepsi terhadap
cakupan sistem yang dibangun dan baru diketahui pada saat sistem selesai
dan akan diimplementasikan.

M. Kemampuan Sistem
SIMRS yang ideal tentu harus dapat mengurangi beban kerja masing-
masing unit pelayanan. Secara global diharapkan kemampuan sistem dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Dapat mengurangi beban kerja berbagai unit, terutama unit rekam medis
dalam ‘menangani’ berkas rekam medis. Unit rekam medis merupakan
unit yang paling sibuk engan banyaknya berkas medis pasien. Kegiatan

20
yang dilakukan mulai dari proses coding, indexing, assembling, filing dll,
semua dikelola di unit ini. Dengan adanya SIMRS maka bagian inilah
yang pertama untuk di migrasikan menjadi rekam medis elektronik
(RME). Sehingga semua proses diatas dilakukan secara otomatis dengan
komputer.
b. Dapat mengurangi pemakaian kertas (paperless). Dengan adanya sistem
ini, maka sudah seharusnya pemakaian kertas dapat dikurangi dan bila
perlu dihilangkan. Sistem ini harus mampu memangkas pemakaian kertas
seperti:
• Lembar-lembar rekam medis yang tidak berhubugan dengan masalah
autentikasi atau aspek hukum.
• Laporan masing-masing unit pelayanan (semua laporan sudah terekap
oleh sistem).
• Rekap Laporan yang dikirim ke dinas kesehatan.
c. Dapat mendukung pengambilan keputusan bagi para direktur dan manajer
rumah sakit karena sistem mampu menyediakan informasi yang cepat,
akurat serta akuntabel. Untuk keperluan ini sistem harus mampu
menyediakan laporan yang bersifat executive summary bagi mereka.

N. Faktor keberhasilan SIM-RS


Bilamana pihak pengelola rumah sakit ingin agar SIM-RS yang dibangun
dapat berhasil diaplikasikan dengan baik di rumah sakit, maka hal-hal berikut
ini harus diperhatikan:
a. Development Master Plan, cetak biru pembangunan harus dirancang
dengan baik mulai dari survei awal hingga berakhirnya implementasi, yang
perlu diperhatikan adalah terlibatnya faktor pengalaman dalam
membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta semua bagian dalam
organisasi dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen yang akan
dibangun, master plan ini yang akan menjadi acuan pembuatan sebuah
sistem untuk jangka waktu tidak terbatas.
b. Integrated, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu
kesatuan, akan membuat sistem berjalan dengan efisien dan efektif

21
sehingga kendala-kendala seperti redudansi, re-entry dan
ketidakkonsistenan data dapat dihindarkan, dengan harapan pengguna
sistem memperoleh manfaat yang dapat dirasakan secara langsung,
perubahan pola kerja dari manual ke komputer akan menimbulkan efek
baik dan buruk bagi seorang tenaga medis.
c. Development Team, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen
harus ahli dan berpengalaman di bidangnya, beberapa bidang ilmu yang
harus ada dalam membangun sebuah Sistem Informasi Manajemen yang
baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik Informatika, Teknik
Komputer. Tim ini perlu juga melibatkan para dokter, perawat, staf
administrasi, manajer, dan jika ada tentu saja orang-orang yang mengerti
tentang sistem informasi manajeman khususnya rumah sakit.
d. Teknologi Informasi, ketepatan dalam memilih Teknologi Informasi sangat
penting dalam pembangunan, komponen-komponen Teknologi Informasi
secara umum adalah Piranti Keras (Hardware), Piranti Lunak (Software)
dan Jaringan((Network).
e. Perubahan budaya kerja dari manual ke otomasi. Perubahan budaya ini
tidak mudah dilakukan, bahkan tidak jarang justru mengganggu proses
migrasi dari manual ke otomasi berbasis komputer. Meninggalkan
kebiasaan kerja yang sudah mendarah daging (“zona nyaman” bekerja)
dan sedia belajar untuk meyesuaikan diri dengan sistem yang baru,
bukanlah hal yang mudah. Kadang-kadang diperlukan keberanian,
ketegasan dan kesepakatan bersama antara pimpinan dan karyawan.

O. Bagian SIM-RS
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:
a. Sistem informasi akuntansi (accounting information systems),
Menyediakan informasi dan transaksi keuangan.
b. Sistem informasi pemasaran (marketing information systems),
c. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management
information systems).
d. Sistem informasi personalia (personal information systems).

22
e. Sistem informasi distribusi (distribution information systems).
f. Sistem informasi pembelian (purchasing information systems).
g. Sistem informasi kekayaan (treasury information systems).
h. Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems).
i. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and
development information systems).
j. Sistem informasi analisis software
k. Sistem informasi teknik (engineering information systems).
l. Sistem informasi Rumah Sakit (Hospital information systems).

P. Modul SIM-RS
a. Front Office :
b. Pelayanan perawatan
c. Pelayanan penunjang
d. Rekam medik
e. Manajemen keperawatan
f. Logistik
g. Apotik/ farmasi
h. Gizi / nutrisi
i. Akuntansi dan keuangan
j. SDM dan Umum
k. Infromasi eksekutif
l. Modul customer relationship management
m. System suport dan utility
n. Portal terintegrasi rumah sakit.

o. Mengevaluasi Pengendalian Sistem Informasi Rumah Sakit Agar Dapat


Meningkatkan Efektifitas Pelayanan Rumah Sakit
Pada pembahasan ini merupakan penguraian mengenai penerapan langkah-
langkah evaluasi terhadap pengendalian internal sistem informasi rumah sakit
yang berupa pemahaman struktur pengendalian dan analisa risiko yang
diakhiri dengan hasil evaluasi.

23
Dari hasil pengamatan kami bahwa dengan bertambahnya jumlah
kunjungan pasien dan jumlah pemeriksaan akan sangat berpengaruh pada
penggunaan peralatan penunjang dan fasilitas di rumah sakit dan sudah tentu
akan memberikan nilai lebih dalam peningkatan pendapatan rumah sakit
tersebut. Namun juka terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien di rumah
sakit terutama jumlah pasien baru maka hal ini perlu di waspadai sehingga
diperlukan evaluasi pelayanan rumah sakit yang optimal.
Kemudian untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam rumah sakit
tersebut maka ada beberapa contoh yang perlu di perhatikan sebagai berikut:
1. Input
Salah satu contoh “Pemasukan/ pengimputan data pasien radiologi
dirumah sakit A kurang lengkap karena (tidak mencantumkan NO. RM
pasien dan nama radiografer yang memeriksa), dan masih manual (dengan
menuliskan dibuk register/buku besar).
2. Proses
a. Pencarian data pasien mengalami kesulitan karena harus membuka
buku register/buku besar untuk melihat data-datanya ( misal, jenis
pemeriksaan pasien, dokter yang merujuk, diagnosanya dan lain-lain).
Hal ini menunjukan kesulitan dalam mengakses data-data yang ada.
b. Kegiatan pengolahan data untuk laporan bulanan juga masih dilakukan
secara manual dengan cara menghitung dari buku register/ buku besar
mnggunakan kalkulator dan belum menggunakan Sistem Manajemen
Basis Data (SMBD) sehingga menyebabkan kemungkinan kesalahan
dalam penghitungan pendapatan, jumlah pasien dan jumlah film yang di
pakai, hal ini menunjukan ketidakakuratan pengelolahan data.
c. Letak tempat/ lokasi rumah sakit juga yang menjadi faktor
penyebabnya, dimana untuk mengakses lokasi rumah sakit tersebut
sangat sulit.
3. Output
Laporan atau informasi yang dihasilkan dan dilaporkan tiap
bulannya hanya berupa laporan pendapatan yang berdasarkan jenis dan
rujukan dari luar, sedangkan laporan mengenai rata-rata kunjungan pasien,

24
rasio kunjungan pasien baru dengan total kunjungan, presetase pelayanan
spesialistik belum dapat tersajikan secara lengkap. Padahal informasi
tersebut adalah beberapa kriteria dalam menunjukan pelayanan di instalasi
radiologi. Begitu juga dengan laporan statistik pasien dan penggunaan film
yang hanya direkap tanpa filampirkan pada laporan bulanan. Laporan yang
diberikan kepada pihak manajerial rumah sakit selam ini juga sama satu
dengan yang lainya. Hal ini menunjukan ketidaklengkapan dan
ketidaksesuaian informasi bagi manager-manager dirumah sakit.
Penanganan informasi pada bagian radiologi umumnya
diselesaikan dengan komputerisasi bagian meelalui pengembangan suatu
sistem informasi radiologi Radiology Information System (RIS). Sistem
ini sangat memudahkan penjadwalan, pelacakan pasien, perawatan dan
penulusuran film, pemberian kode, pelaporan hasil dan pembuatan
rekenign/ tagihan. Sehingga teknologi komputer sangat mutlak diperlukan
dubagian radiologi.

25
Daftar Pustaka
Abdul Kadir. 2014. Pengenalan Konsep Sistem Informasi Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi Offset.

C. Laudon, P. Jane Laudon, Kenneth. 2004. Management Information


Systems. Pearson International.

Hariana E, Sanjaya GY, Rahmanti AR, Murtiningsih B, dan Nugroho E.


Penggunaan Sistem Informasi Mnajmen Rumah Sakit (SIMRS) di DIY.
Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia. 2-4 Desember 2013.

Oetomo, Budi Sutedjo Dharma, 2002, ”Perencanaan dan Pembangunan Sistem


Informasi”,Penerbit Andi

Khairani T, Susilo H, dan Riyadi. Impelementasi Sistem Informasi Administrasi


Rumah Sakit Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan
(Studi pada Billing Systems RSUD Dr. Siful Anwar Malang). Jurnal
Administrasi Bisnis.2013 : 6 (2): 1-9

Mysimrs.2015 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit ( SIM-RS ) di unduh


pada

Rena.2014. Konsep SIMRS diunduh pada


http://renarutorena.blogspot.co.id/2014/12/konsep-sim-rs.html. Pada
tanggal 08 Juni 2019

Sardjito Hospital. 2015. Informasi Tempat Tidur di unduh pada


http://sardjitohospital.co.id/info-pasien-pengunjung/informasi-tempat-
tidur/ pada tanggal 08 Juni 2019

26
27
TUGAS SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
(Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)

Oleh: Kelompok 7
Ni Putu Ratna Martha Sari (58) N. Adi Sumartawan (65)
Ni Putu Mita YogantarI (59) Isma Rizky Amalia (66)
I Ketut Pudak Bagus S.P (60) Ni Putu Dian Aprilia (67)
Ronny Andrian Gupta (61) Ni Putu Diah Amelia P. (68)
Putu Diah Sintha Ningtias (62) Ni Pt. Putri Asmariani (69)
I Gusti Ayu Risa A. (63) Ni Md Linda A. (70)
I Dewa Made Agie Pramana (64) Ni Putu Sudiani (71)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI NERS
2019

Anda mungkin juga menyukai