Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Atika Rachmi
Ahid Auliya F
Cyntia Arum B.R
Desy Nur Azizi M
Nurrul Lathiefa R.H
(H2A012038)
(H2A012018)
(H2A012019)
(H2A012022)
(H2A012020)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif adalah suatu
keadaan saat terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme
BAB II
LAPORAN KASUS
STATUS PENDERITA
A. Identitas
Nama
: Tn. M
Umur
: 39 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Pekerjaan
: Supir
Agama
: Islam
Alamat
: Boja, Kendal
No. CM
:-
Tanggal Masuk RS
: 03 Mei 2016
Tanggal Pemeriksaan
: 18 Mei 2016
B. Keluhan Utama
: Sesak nafas
: Diakui (gangguan
hati)
-
: Disangkal
: Disangkal
- Riwayat alergi
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
F. Riwayat Pribadi
-
Kebiasaan merokok
: Diakui
: Diakui
: Diakui
: Diakui
Kebiasaan olahraga
: Jarang
: Disangkal
: Disangkal
: Diakui (Kurkuma)
ANAMNESIS SISTEM
Keluhan utama
Sesak Nafas
Kepala :
Mata
Ikterik
(+),
anemis
(+),
Hidung
Telinga
Tenggorokan
Mulut
Sistem respirasi
Sesak
nafas
(+),
Sistem kardiovaskuler
Sistem gastrointestinal :
Mual
(+),
Sistem muskuloskeletal :
Sistem genitourinaria
Ekstremitas: Atas :
bengkak(-),
sakit
kesemutan
sendi
(-),
(-),
panas
(-),
Bawah
Sistem neuropsikiatri
Kejang
(-),
Sistem Integumentum
Kulit
kuning
: Tampak lemas
b. Kesadaran
: Compos mentis
c. GCS
: E 4, V 5, M 6
d. Vital sign
:T
Kesan Gizi
: 90/60 mmHg
: 18 x/menit
: 36,5 C
: Kurang
e. Skala nyeri : Nyeri ringan (0-3)
f. Kepala
Mesocephal,
distribusi
Conjunctiva
Palpebra
(-/-),
gangguan
fungsi
i. Hidung
Lidah
kotor
(-),
pernapasan
hiperpigmentasi (-)
l. Leher
cordis
teraba,
pulsus
pinggang jantung
batas kanan bawah
kiri bawah
midclavicula sinistra
Kesan : kardiomegali
Auskultasi : BJ I-II regular, bising (-), murmur (+)
Pulmo
PULMO
DEXTRA
SINISTRA
Depan
1. Inspeksi
Bentuk dada
Hemitoraks
Datar
Simetris statis dinamis
Datar
Simetris statis dinamis
Warna
Sama
dengan
sekitar
kulit Sama
dengan
kulit
sekitar
2. Palpasi
Nyeri tekan
Stem fremitus
3. Perkusi
(-)
(-)
(+) normal
(+) normal
Sonor seluruh lapang Sonor seluruh lapang
paru
paru
Vesikuler
Vesikuler
Ronkhi
basah halus
Stridor
4. Auskultasi
Suara dasar
Suara tambahan
Wheezing
Ronki kasar
Belakang
1. Inspeksi
Warna
Sama
dengan
kulit Sama
dengan
sekitar
sekitar
+ (normal)
+ (normal)
kulit
2. Palpasi
Nyeri tekan
Stem Fremitus
3. Perkusi
Lapang paru
4.
Auskultasi
Suara dasar
Suara tambahan
Wheezing
Ronki kasar
Ronkhi
n. Abdomen
basah halus
Stridor
Inspeksi
paru
paru
vesikuler
vesikuler
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
o. Ekstremitas
Akral dingin
Superior
(-/-)
Inferior
(-/-)
Edema
(-/-)
(+/+)
massa
(-/-)
(-/-)
hiperpigmentasi
(-/-)
(-/-)
Sianosis
(-/-)
(-/-)
Pucat
(-/-)
(-/-)
Pitting udem
(-/-)
(+/+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah Rutin
17 Mei 2016
Pemeriksaa
n
Hasil
Satuan
Nilai
Normal
9
Leukosit
H 12,94
10^3/ul
3,8
10^6/ul
g/dl
10.6
4.4 5,9
13,2
L 32,9
17,3
40-52
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
87,7
29,60
33,7
164
Fl
Pg
g/dl
10^3/ul
80 100
26 34
32 36
150
RDW
440
11,5
Eosinofil
17,00
L 0,01
10^3/ul
14,5
0,045
Eritrosit
Hemoglobin
L 3,75
L 11,10
Hematokrit
absolute
Basofil
L 0,01
10^3/ul
0,44
0 0,2
absolute
Neutrofil
10^3/ul
1,8 8
absolute
Limfosit
19,18
L 0,62
10^3/ul
0,9 5,2
absolute
Monosit
H 1,12
10^3/ul
0,16 1
absolute
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
L 0,10
0,10
H
%
%
%
24
01
50 70
Limfosit
Monosit
86,30
L 4,80
H 8,70
%
%
25 40
8
Hasil
L 2,60
Satuan
Harga
Mmol/L
normal
3,5
10
Natrium
L 131,9
Mmol/L
5,0
135
Chlorida
L 90,7
Mmol/L
145
95
Albumin
3,30
g/dl
105
3,2-5,2
Pemeriksaa
Hasil
Satuan
Harga
U/L
U/L
normal
0-35
0-35
Non
Kimia Hati
3 Mei 2016
n
SGPT (ALT)
SGOT (AST)
HbsAg
8
15
Nonreaktif
reaktif
12 Mei 2016
Pemeriksaa
Hasil
Satua
Harga
n
Billirubin
H30.8
n
Mg/dl
normal
0.10-
total
Billirubin
H2.22
Mg/dl
1.00
0.00-
Mg/dl
0.20
0.10-
direk
Billirubin
indirek
H 1.58
0.80
11
b. Pemeriksaan Radiologi
Foto toraks
Cor
Pulmo
Diafragma : baik
Sudut costophrenicus : kiri: Tumpul
Kesan
Cor
: Kardiomegali
Duktus Biliaris
12
DAFTAR ABNORMALITAS
Anamnesis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sesak nafas
Nyeri dada
Muntah disertai darah
BAB berwarna gelap
Kuning pada bola mata
Perut buncit & kembung
Kaki bengkak
Pemeriksaan Fisik
8. Konjungtiva
Pemeriksaan
Penunjang
14. Foto
thorax
Kardiomegali
Efusi pleura kiri
Hepatomegali, vena
hepatika dan vena
kava
inferior
tambahan
berdilatasi
Leukosit
paru ronkhi basah
15. Hemoglobin
halus
16. Hematokrit
17. Eritrosit
18. RDW
19. Eosinofil
20. Limfosit
21. Neutrofil
22. Monosit
assesment diagnosis
Menggunakan kriteria Framingham untuk mendiagnosis gagal jantung
kongestif
Kriteria mayor
1. Paroksismal nokturnal dyspneu
2. Distensi vena leher
3. Ronkhi paru
4. Kardiomegali
5. Edema paru akut
6. Gallop S3
Kriteria minor
1 Edema ekstrimitas
2 Batuk malam hari
3 Dispnea deffort
4 Hepatomegali
5 Efusi pleura
6 Penurunan kapasitas vital 1/3
normal
7. Peningkatan JVP
7 Takikardia >120x/menit
8. Refluks hepatojuguler
8
Diagnosis gagal jantung kongestif ditegakkan minimal ada 1 kriteria
mayor dan 2 kriteria minor
Sudah memenuhi kriteria Framingharm (Kriteria mayor :
Kardiomegali,; Kriteria minor : dispnea deffort. Efusi pleura,
edema ekstremitas.
ass. Etiologi :
Menurut tinjauan pustaka berbagai macam penyebab dan presipitasi
Gagal jantung antara lain :
1. Kardiomiopati
2. Dekompensasi pada Gagal Jantung Kronik
3. Stenosis katup aorta berat
4. Regurgitasi valvular
5. Aritmia akut
6. Sindrom koroner akut
a. Infark miokard / unstable angina dengan iskemik yang
meluas dan disfungsi iskemik
b. Komplikasi kronik miokard akut
14
ass. Penatalaksanaan
algoritme tata laksana CHF
15
Ekhokardiogram/doppler
Ip Tx :
02 3l/menit
IpMx :
TTV
Monitoring EKG
Darah rutin
Ip Ex
Edukasi pola diet, kontrol asupan garam, air dan kebiasaan merokok
maupun alkohol
Monitoring BB
b. Joundice
Ip.Dx
a. Labortorium darah rutin
b. Liver fumction test (SGPT, SGOT, ALP)
c. Bilirubin
Ip. Tx
Pengobatan icterus sangat tergantung pada penyakit dasarnya
penyebabnya. Beberapa gejala yang cukup mengganggu misalnya
gatatal
17
kafein
Kelainan pada esofagus : esofagitis,
ulkus
esofagus,
kista
Ulkus
peptikum,
ulkus
portal
dan
sirosis hepatis.
esofagus,
keganasan.
Kelainan pada lambung-duodenum
hipertensi
duodenum,
non-medikamentosa
Diit lunak
Hindari merokok, konsumsi alhokol, obat-obatan NSAID
Istirahat yang cukup
Hindari stres dan kecemasan
medikamentosa
inf. RL 20 tpm
omeprazole 3x40 mg
18
IpEx
Edukasi mengenai penyakit yang diderita pasien
Hindari obat-obatan NSAID, jamu
Istirahat yang cukup
hindari faktor agresive
PROGNOSIS
1. Quo ad vitam
2. Quo ad sanam
3. Quo ad fungsionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
19
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A.
DEFINISI
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologis ketika jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme
jaringan. Ciri-ciri yang penting dari definisi ini adalah pertama, definisi
gagal adalah relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh. Kedua, penekanan
arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Istilah
gagal miokardium ditujukan spesifik pada fungsi miokardium; gagal
miokardium umumnya mengakibatkan gagal jantung, tetapi mekanisme
kompensatorik
sirkulasi
dapat
menunda
atau
bahkan
mencegah
20
ETIOLOGI
Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi :
regurgitasi aorta dan defek septum ventrikel. Dan beban akhir meningkat
pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertensi sistemik.
Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infark miokardium dan
kardiomiopati. Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal
jantung melalui penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia,
infeksi sistemik, infeksi paru-paru dan emboli paru.
Penyebab tersering gagal jantung kiri adalah hipertensi sistemik,
penyakit katup mitral atau aorta, penyakit jantung iskemik, dan penyakit
miokardium primer. Penyebab tersering gagal jantung kanan adalah gagal
ventrikel kiri, yang menyebabkan kongesti paru dan peningkatan tekanan
arteria pulmonalis. Gagal jantung kanan juga dapat terjadi tanpa disertai
gagal jantung kiri pada pasien dengan penyakit parenkim paru dan atau
pembuluh paru (kor polmunale) dan pada pasien dengan penyakit katup
arteri pulmonalis atau trikuspid.
C.
PATOFISIOLOGI
Bila jantung mendadak menjadi rusak berat, seperti nfark miokard,
maka kemampuan pemompaan jantung akan segera menurun. Sebagai
akibatnya akan timbul dua efek utama penurunan curah jantung, dan
bendungan darah di vena yang menimbulkan kenaikan tekanan vena
jugularis.
Sewaktu jantung mulai melemah, sejumlah respons adaptif lokal
mulai terpacu dalam upaya mempertahankan curah jantung. Respons
tersebut mencakup peningkatan aktivitas adrenergik simpatik, peningkatan
beban awal akibat aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron, dan
hipertrofi
ventrikel.
Mekanisme
ini
mungkin
memadai
untuk
22
23
Interaksi
renin
dan
angiotensinogen
dalam
darah
untuk
menghasilkan angiotensinI
24
Retensi natrium dan air pada tubulus distal dan duktus kolektifus.
Angiotensin II juga menghasilkan efek vasokonstriksi yang
meningkatkan tekanan darah.
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik gagal jantung harus dipertimbangkan relatif
terhadap derajat latihan fisik yang menyebabkan timbulnya gejala. Pada
awalnya, secara khas gejala hanya muncul saat beraktivitas fisik, tetapi
dengan bertambah beratnya gagal jantung, toleransi terhadap latihan
26
semakin menurun dan gejala-gejala muncul lebih awal dengan aktivitas yang
lebih ringan.
Gejala-gejala dari gagal jantung kongestif bervariasi diantara
individu sesuai dengan sistem organ yang terlibat dan juga tergantung pada
derajat penyakit.
Batuk non produktif juga dapat terjadi akibat kongesti paru, terutama
pada posisi berbaring.
27
Gagal pada sisi kanan jantung menimbulkan gejala dan tanda kongesti
vena sistemik. Dapat diamati peningkatan tekanan vena jugularis; venavena leher mengalami bendungan . tekanan vena sentral (CVP) dapat
meningkat secara paradoks selama inspirasi jika jantung kanan yang
gagal tidak dapat menyesuaikan terhadap peningkatan aliran balik vena
ke jantung selama inspirasi.
Gejala saluran cerna yang lain seperti anoreksia, rasa penuh, atau mual
dapat disebabkan kongesti hati dan usus.
E.
DIAGNOSIS
Diagnosis gagal jantung kongestif didasarkan pada gejala-gejala
yang ada dan penemuan klinis disertai dengan pemeriksaan penunjang
antara lain foto thorax, EKG, ekokardiografi, pemeriksaan laboratorium
rutin, dan pemeriksaan biomarker.
Kriteria Diagnosis :
Kriteria Framingham dipakai untuk diagnosis gagal jantung kongestif
Kriteria Major :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kriteria Minor :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Edema eksremitas
Batuk malam hari
Dispnea deffort
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
Takikardi(>120/menit)
Diagnosis
kriteria minor.
29
F.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ketika pasien datang dengan gejala dan tanda gagal jantung,
pemeriksaan penunjang sebaiknya dilakukan.
1. Pemeriksaan Laboratorium Rutin :
30
2. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan EKG 12-lead dianjurkan. Kepentingan utama dari
EKG adalah untuk menilai ritme, menentukan adanya left ventrikel
hypertrophy (LVH) atau riwayat MI (ada atau tidak adanya Q
wave). EKG Normal biasanya menyingkirkan kemungkinan
adanya disfungsi diastolik pada LV.
3. Radiologi :
Pemeriksaan ini memberikan informasi berguna mengenai
ukuran jantung dan bentuknya, distensi vena pulmonalis, dilatasi
aorta, dan kadang-kadang efusi pleura.
vaskuler
pulmoner
dan
dapat
mengidentifikasi
penyebab
4. Penilaian fungsi LV :
Pencitraan kardiak noninvasive penting untuk mendiagnosis,
mengevaluasi, dan menangani gagal jantung. Pemeriksaan paling
berguna adalah echocardiogram 2D/ Doppler, dimana dapat
memberikan penilaian semikuantitatif terhadap ukuran dan fungsi
LV begitu pula dengan menentukan keberadaan abnormalitas pada
katup dan/atau pergerakan dinding regional (indikasi adanya MI
31
dimana
sangat
penting
dalam
evaluasi
dan
G.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
penderita
dengan
gagal
jantung
meliputi
32
pengobatan.
Aktivitas sosial dan pekerjaan diusahakan agar dapat
dilakukan seperti biasa. Sesuaikan kemampuan fisik dengan
Tindakan Umum :
Diet (hindarkan obesitas, rendah garam 2 g pada gagal jantung
ringan dan 1 g pada gagal jantung berat, jumlah cairan 1 liter
pada gagal jantung berat dan 1,5 liter pada gagal jantung
ringan.
Hentikan rokok
Hentikan alkohol pada kardiomiopati. Batasi 20-30 g/hari
eksaserbasi akut.
b. Farmakologi
Terapi farmakologik terdiri atas ; panghambat ACE, Antagonis
Angiotensin
II,
diuretik,
Antagonis
aldosteron,
-blocker,
Kebanyakan
pasien
dengan
gagal
jantung
33
bermanfaat untuk
menekan
aktivitas
34
35
36
pada gagal ginjal berat dan gangguan fungsi hati. Dosis 0,3 0,5
g/kg/menit.
Nesiritide adalah peptide natriuretik yang merupakan vasodilator.
Nesiritide adalah BNP rekombinan yang identik dengan yang dihasilkan
ventrikel.
Pemberiannya
akan
memperbaiki
hemodinamik
dan
37
aorta,
pemasangan
pacu
jantung,
implantable
cardioverter
38
pada penderita gagal jantung berat atau syok kardiogenik yang tidak
memberikan respon terhadap pengobatan, disertai regurgitasi mitral atau
ruptur septum interventrikel. Pemasangan pacu jantung bertujuan untuk
mempertahankan laju jantung dan mempertahankan sinkronisasi atrium
dan ventrikel, diindikasikan pada penderita dengan bradikardia yang
simtomatik dan blok atrioventrikular derajat tinggi.
Implantable
PROGNOSA
Meskipun penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung telah sangat
berkembang, tetapi prognosisnya masih tetap jelek, dimana angka mortalitas
setahun bervariasi dari 5% pada pasien stabil dengan gejala ringan, sampai
30-50% pada pasien dengan gejala berat dan progresif. Prognosisnya lebih
buruk jika disertai dengan disfungsi ventrikel kiri berat (fraksi ejeksi< 20%),
gejala menonjol, dan kapasitas latihan sangat terbatas (konsumsi oksigen
maksimal < 10 ml/kg/menit), insufisiensi ginjal sekunder, hiponatremia, dan
katekolamin plasma yang meningkat. Sekitar 40-50% kematian akibat gagal
jantung adalah mendadak. Meskipun beberapa kematian ini akibat aritmia
ventrikuler, beberapa diantaranya merupakan akibat infark miokard akut
atau bradiaritmia yang tidak terdiagnosis. Kematian lainnya adalah akibat
gagal jantung progresif atau penyakit lainnya. Pasien-pasien yang
mengalami gagal jantung stadium lanjut dapat menderita dispnea dan
memerlukan bantuan terapi paliatif yang sangat cermat.
39
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
40