Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

TINEA KRURIS
&
NEURODERMATITIS

Desy Nur Azizi M


H2A012022
BAB I

Dermatofitosis adalah sekelompok penyakit


jamur kulit superfisial yang menyerang jaringan
Pendahuluan
dengan zat tanduk, misalnya stratum korneum
pada epidermis, rambut, dan kuku,

Tinea kruris adalah jenis kedua dari


dermatofitosis yang paling umum di seluruh
dunia, namun lebih sering terjadi pada zona
tropis, seperti Indonesia

Neurodermatitis (Lichen Simplex Chronicus)


adalah peradangan kulit kronis, yang ditandai
dengan kulit tebal dan garis kulit tampak
menonjol (likenifikasi) menyerupai batang kayu.
KASUS

Nama : Tn. S
Usia : 39 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
IDENTITAS PASIEN Nomor RM : 112738-2016
Alamat : Bringin, Ambarawa
Pekerjaan : Swasta
Tanggal Pemeriksaan : 17 Oktober 2016

Keluhan Utama : gatal paada tengkuk dan


selangkangan
Riwayat Penyakit Sekarang : 1 minggu
SMRS pasien mengeluhkan gatal pada bagian
tengkuk dan selangkangan. Pada bagian
tengkuk gatal dirasakan terus menerus dan
kemudian timbul penonjolan kulit yang
ANAMNESIS
memerah dan semakin gatal. Gatal dirasakan
terus menerus dan sewaktu waktu. Pasien juga
merasakan gatal pada bagian selangkangan,
pasien merasakan gatal bersamaan dengan
tengkuk, gatal dirasakan terus menerus.
Semakin gatal pada saat lembab atau
berkeringat.
KASUS

Riwayat Penyakit Dahulu : pasien belum


pernah mengalami keluhan yang sama
ANAMNESIS
sebelumnya. HT (-), DM (-)
Riwayat Alergi : disangkal

Riwayat Pengobatan : pasien membeli


salep diapotik, sudah dipakai namun
keluhan tidak berkurang.
Riwayat Penyakit Keluarga : Saat ini
tidak ada keluarga yang mengalami
keluhan yang sama seperti pasien.
Riwayat penyakit kulit lainnya pada
keluarga disangkal.
Riwayat Sosial dan ekonomi : Pasien
bekerja sebagai karyawan swasta di
Palembang
KASUS

Tanda Vital
Tekanan Darah : Tidak diukur
PEMERIKSAAN Nadi
FISIK : 60 x/menit
Suhu : 36,5C
Pernapasan : 19x/menit

Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Status gizi : Baik
Kepala : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Extremitas : dalam batas normal
KASUS

STATUS
DERMATOLOGIS
Lokasi I : Tengkuk
UKK : papul eritem, dengan likenifikasi
terdapat skuama dengan diameter kurang lebih
3 cm.

Lokasi II : inguinal bilateral


UKK : Makula eritema hiperpigmentasi
ukurannya geografis dengan tepi lesi aktif
berupa papul papul kecil.
KASUS

Pemeriksaan lampu wood didapatkan


Pemeriksaan
penunjang hasil negative, tidak ada perubahan
warna. Hanya didapatkan warna putih
pada pemeriksaan bagian tengkuk.

Pasien laki laki usia 39 tahun datang


dengan keluhan 1 minggu SMRS pasien
mengeluhkan gatal pada bagian tengkuk dan
selangkangan. Pada bagian tengkuk gatal
dirasakan terus menerus dan kemudian
timbul penonjolan kulit yang memerah dan
Resume semakin gatal. Gatal dirasakan terus
menerus dan sewaktu waktu. Pada bagian
selangkangan pasien merasakan gatal
bersamaan dengan tengkuk, gatal dirasakan
terus menerus. Padien mengatakan belum
pernah mengalami keluhan yang sama dan
keluarga juga tidak ada yang mengalami
keluhan yang sama. Kulit sudah diobati
namun belum ada perbaikan.
KASUS

Neurodermatitis
Diagnosis Banding
Dermatitis atopi disertai likenifikasi
Tinea kruris

I. Neurodermatitis
DX
II. Tinea Kruris

Lusanoc crim digunakan 2x sehari pagi


Medikamentos sore, selama 7 hari
a Kloderma + As. Salisilat digunakan 2x
sehari pagi sore selama 7 hari
Tiriz tab 1x sehari digunakan selama 7 hari
KASUS

Edukasi:
Penyebab dan pola penyebaran
penyakit.
Konsumsi obat harus teratur
Non- Pemakaian obat dilakukan setelah
Medikamentosa mandi, digunakan obat untuk bagian
selangkangan dulu, kemudian
menggunakan obat untuk tengkuk.
Kontrol kembali ke dokter dalam
waktu 7 hari

Quo ad vitam : bonam


Quo ad functionam : bonam
Prognosa Quo ad sanationam : bonam
Quo ad cosmeticam: bonam
PEMBAHASAN
Neurodermatitis

Neurodermatitis (Lichen Simplex Chronicus) adalah peradangan kulit


kronis, yang ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak menonjol
(likenifikasi) menyerupai batang kayu. Neurodermatitis terjadi akibat
gosokan atau garukan yang berlebihan dan yang dilakukan secara terus
menerus dalam waktu yang lama.

Diagnosis penyakit ini ditegakkan berdasarkan melalui hasil


anamnesis, gambaran klinis dan juga pemeriksaan penunjang. Pada kasus
ini pasien mengeluhkan gatal pada bagian tengkuk/ leher bagian belakang
sejak 1 minggu SMRS, kemudian pada bagian yang gatal timbul sisik halus
dan bagian yang gatal semakin menebal. Gatal dirasakan terus menerus,
tidak daa waktu tertentu. Dari hasil anamnesis mengarah ke diagnosis
neurodermatitis, dimana predileksi penyakit ini biasanya terjadi pada
daerah punggung, leher serta ekstremitas, pada pasien ini terjadi pada
daerah leher bagian belakang. Kemudian penyakit ini biasanya timbul
akbat garukan yang lama akan menyebabkan penonjolan kulit, hal ini juga
terjadi pada pasien.
PEMBAHASAN

Melalui pemeriksaan fisik pasien didapatkan status dermatologis


sebagai berikut, lokasi tengkuk dan efloresensi gambaran papul eritem
dengan likenifikasi terdapat skuama dengan diameter kurang lebih 3 cm.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mengarah pada
diagnosis neurodermatitis, dimana lokasinya biasa terdapat pada
punggung, leher maupun ekstremitas, pada pasien ini terdapat di tengguk
atau leher bagian belakang. Sedangkan dari efloresensinya biasanya
didapatkan papul miliar, likenifikasi dan hiperpigmentasi, skuama
terkadang ada ekskoriasi akibat garukan. Pada pasien ini juga didapatkan
adanya papul miliar eritem, likenifikasi, serta terdapat skuama.

Diagnosis banding dari neurodermatitis antara lain, dermatitis kontak


alergika dibedakan dimana penderita umumnya mengeluh gatal pada area
yang terpajan/kontak dengan sensitizer/alergen. Pada tipe akut lesi dimulai
dari bercak eritematosa yang berbatas tegas (sirkumskripta), kemudian
diikuti oleh edema, papulovesikel, vesikel, atau bula. Kemudian liken
planus, dibedakan menurut lokasinya dimana liken palnus biasanya terjadi
pada ekstremitas sisi fleksor, selaput lendir, dan alat kelamin. Kemudian
bisa juga dibedakan dengan psoriasis dimana psoriasis biasanya berupa
eritema berbatas tegas, skuamanya mengkilat dan berlapis lapis. Ataupun
prurigo nodularis, namun pada prurigo nodularis kelainan kulit didapatkan
berbatas tegas, dimana bagian tepinya aktif sedangkan bagian tengahnya
relative tenang.
PEMBAHASAN

Melalui pemeriksaan fisik pasien didapatkan status dermatologis


sebagai berikut, lokasi tengkuk dan efloresensi gambaran papul eritem
dengan likenifikasi terdapat skuama dengan diameter kurang lebih 3
cm. Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mengarah pada
diagnosis neurodKemudian untuk terapi pada neurodermatitis diberikan
terapi sistemik berupa antihistamin, pada pasien ini diberikan cetirizine
tab 10 mg yang merupakan antihistamin golongan 2 dimana
bermanfaat untuk mengurangi gatal dan tidak menimbulkan kantuk.
Kemudian pasien diberikan obat topical berupa salep kortikosteroid,
pada pasien ini diberikan kloderma dimana kadungannya adalah
klobetasol propionate yang merupakan kortikoseteroid kuat.ermatitis,
dimana lokasinya biasa terdapat pada punggung, leher maupun
ekstremitas, pada pasien ini terdapat di tengguk atau leher bagian
belakang. Sedangkan dari efloresensinya biasanya didapatkan papul
miliar, likenifikasi dan hiperpigmentasi, skuama terkadang ada
ekskoriasi akibat garukan. Pada pasien ini juga didapatkan adanya papul
miliar eritem, likenifikasi, serta terdapat skuama.
PEMBAHASAN
Tinea Kruris

Tinea kruris adalah infeksi jamur dermatofita pada daeraah kruris dan
sekitarnya. Tinea kruris adalah jenis kedua dari dermatofitosis yang paling
umum di seluruh dunia, namun lebih sering terjadi pada zona tropis, seperti
Indonesia.

Diagnosis penyakit ini ditegakkan berdasarkan melalui hasil


anamnesis, gambaran klinis dan juga pemeriksaan penunjang. Pada kasus
ini pasien merasakan gatal pada bagian selangkangan, pasien merasakan
gatal bersamaan dengan tengkuk, gatal dirasakan terus menerus.
Semakin gatal pada saat lembab atau berkeringat. Keluhan gatal
dirasakan bersamaan dengan gatal pada tengkuk. Dari hasil anamnesis
mengarah ke diagnosis tinea kruris, dimana predileksi penyakit ini terjadi
pada daerah region inguinalis bilateral, simetris. Dapat meluas pada
bagian perineum, sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. Hal ini juga
terjadi pada pasien, dimana pasien merasakan gatal pada bagian inguinal
kanan dan kiri.
PEMBAHASAN

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien juga mengarah pada


diagnosis tinea kruris, dimana lokasinya terjadi pada region inguinalis
bilateral. Sedangkan dari efloresensinya biasanya didapatkan macula
eritematosa nummular sampai geografis berbatas tegas dengan tepi aktif
terdiri dari pustule dan pada kondisi kronik macula menjadi
hiperpigmentasi. Pada pasien ini juga didapatkan adanya makula eritema
hiperpigmentasi ukurannya geografis dengan tepi lesi aktif berupa papul
papul kecil.

Diagnosis banding Gambaran klinis tinea kruris dapat menyerupai


infeksi oleh Candida albicans. Namun, pada kandidosis, lebih sering
ditemukan pada wanita dan lesi yang ditemukan lebih meradang dan
lembab disertai sejumlah lesi satelit (makula dan pustul putih) yang
berukuran kecil dan banyak.Lokasi di lipat paha, tinea kruris dapat
didiagnosis banding dengan eritrasma, dermatitis seboroik, pemfigus
vegetans, dan psoriasis intertriginosa. Eritrasma dapat dibedakan dari
pemeriksaan penunjang menggunakan lampu Wood yang akan
memberikan warna merah bata yang dihasilkan oleh bakteri
Corynebacterium minutissimum. Sedangkan, pada infeksi jamur golongan
dermatofita, biasanya tidak menampakkan floresensi pada pemeriksaan
lampu Wood. Dermatitis seboroik bisa mengenai lipat paha, dan terkadang
meluas hingga ke daerah lain yang banyak mengandung kelenjar sebasea,
seperti dada dan ketiak.
PEMBAHASAN

Kemudian untuk terapi pada tinea kruris ketokenazol jika lesi meluas.
Pada pasien ini tidak diberikan etrapi topical antijamur karena sudah
diberikan cetirizine untuk mengurangi rasa gatal. Kemudian pasien
diberikan obat topical berupa salep antimikotik, pada pasien ini diberikan
lusanoc crim dimana kadungannya adalah ktokenazol 20 mg yang
merupakan obat antijamur.
TINJAUAN PUSTAKA
NEURODERMATI
TIS
Neurodermatitis (Lichen Simplex Chronicus)
adalah peradangan kulit kronis, yang ditandai
Definisi
dengan kulit tebal dan garis kulit tampak
menonjol (likenifikasi) menyerupai batang kayu.

Sex (wanita lebih banyak)


Kematian/morbiditas (Neurodermatitis tidak
Epidemiologi mengakibatkan kematian pada penderitanya,
karena secara keseluruhan gatal yang di derita
memiliki ratio ringan sampai sedang.)
Usia (usia 30-50 tahun).

Lokalisasi : punggung, leher dan ekstremitas,


terutama pergelangan tangan dan kaki serta
bokong
PF. Kulit Efloresensi : papul miliar, likenifikasi dan
hiperpigmentasi, skuama dan kadang kadang
ekskoriasi
Gambar 1 : Hiperpigmentasi Gambar 2 : Neurodermatitis di
lichen simplex chronicus area skrotum pada seorang
pria kulit hitam
NEURODERMATI
TIS
Patogenesi Pruritus memainkan peranan sentral dalam timbulnya
s
pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo
nodularis. Liken simpleks kronis ditemukan pada regio
yang mudah dijangkau tangan untuk menggaruk.
Sensasi gatal memicu keinginan untuk menggaruk
atau menggosok yang dapat mengakibatkan lesi yang
bernilai klinis, namun patofisiologi yang mendasarinya
masih belum diketahui. Hipotesis mengenai pruritus
dapat oleh karena adanya penyakit yang mendasari,
misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran
empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroidi, penyakit kulit
seperti dermatitis atopik, gigitan serangga, dan aspek
psikologik dengan tekanan emosi.

Beberapa jenis kulit lebih rentan mengalami


likenifikasi, contohnya kulit yang cenderung
eksematosa seperti dermatitis atopi dan diathesis
atopi. Terdapat hubungan antara jaringan saraf perifer
dan sentral dengan sel-sel inflamasi dan produknya
dalam persepsi gatal dan perubahan yang terjadi pada
liken simpleks kronis. Hubungan ini terutama dalam
hal lesi primer, faktor fisik, dan intensitas gatal.2,3,6
NEURODERMATI
TIS
Diagnosis Dermatitis kontak alergika dibedakan dimana
banding penderita umumnya mengeluh gatal pada area yang
terpajan/kontak dengan sensitizer/alergen. Pada tipe
akut lesi dimulai dari bercak eritematosa yang
berbatas tegas (sirkumskripta), kemudian diikuti
oleh edema, papulovesikel, vesikel, atau bula.
Liken planus, dibedakan menurut lokasinya dimana
liken palnus biasanya terjadi pada ekstremitas sisi
fleksor, selaput lendir, dan alat kelamin.
Psoriasis dimana psoriasis biasanya berupa eritema
berbatas tegas, skuamanya mengkilat dan berlapis
lapis.
Prurigo nodularis, namun pada prurigo nodularis
kelainan kulit didapatkan berbatas tegas, dimana
bagian tepinya aktif sedangkan bagian tengahnya
relative tenang.

Tatalaksa
na Sistemik : sedatif atau antihistamin
Topikal : salep kortikosteroid
TINEA
KRURIS
Tinea kruris adalah infeksi jamur dermatofita
Definisi pada daeraah kruris dan sekitarnya.

Efloresensi terdiri atas mekula eritematosa


Gambaran Klinis nummular sampai geografis, berbatas tegas
dengan tepi lebih aktif terdiri dari papul dan
pustule. Jika kronik macula bisa terjadi
hiperpigmentasi dengan skuamosa diatasnya

Lokasiya pada region inguinalis blateral,


simetris. Meluas ke perineum, sekitar anus,
intergluteal sampai ke gluteus. Dapat pula
meluas ke suprapubis dan abdomen bagian
bawah.
Gambar 1. Plak eritematosa Gambar 2. Gambaran klinis
dan skuama pada regio tinea kruris disertai
inguinal yang meluas ke regio hiperpigmentasi
pubis
ETIOPATOGENESIS

Tinea kruris disebabkan oleh infeksi jamur golongan


dermatofita.
Dermatofita termasuk kelas Fungi imperfecti, yang terbagi
dalam tiga genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan
Epidermophyton, mempunyai sifat mencerna keratin.
Penyebab tersering tinea kruris adalah Epidermophyton
floccosum, diikuti Tricophyton rubrum dan Tricophyton
mentagrophytes.
Infeksi dermatofita melalui tiga proses, yaitu perlekatan ke
keratinosit, penetrasi melewati dan di antara sel, dan
perkembangan respon pejamu.
Px. Penunjang

Pemeriksaan elemen jamur


Spesimen kerokan kulit diambil dari daerah pinggir lesi
yang meninggi atau aktif. Hasil pemeriksaan
mikroskopik secara langsung dengan KOH 10-20%
(+) didapatkan hifa (dua garis lurus sejajar
transparan, bercabang dua/dikotom dan bersepta)
dengan atau tanpa artrospora (deretan spora di ujung
hifa).
Px. Penunjang

Pemeriksaan Kultur
Kultur dilakukan untuk mengetahui golongan ataupun
spesies dari jamur penyebab tinea kruris.
Media biakan yang digunakan adalah agar dekstrosa
Sabourraud yang ditambah antibiotik, contohnya
kloramfenikol, dan sikloheksimid untuk menekan pertumbuhan
jamur kontaminan
disimpan pada suhu kamar 25-30oC selama tujuh hari,
maksimal selama empat pekan
Morfologi Koloni Gambaran Keterangan
Mikroskopis

T. rubrum
Beberapa mikrokonidia berbentuk air

mata, makrokonidia jarang berbentuk

pensil.
E. Floccosum



Tidak ada mikrokonidia, beberapa dinding
tipis dan tebal. Makrokonidia berbentuk
T. interdigitale gada.


Mikrokonidia yang bergerombol, bentuk
cerutu yang jarang, terkadang hifa spiral.
Px. Penunjang

Pemeriksaan histopatologi
Biopsi dan pemeriksaan histopatologi tidak dilakukan
pada gambaran lesi yang khas.
Biopsi dilakukan untuk penegakan diagnosis yang
memerlukan terapi sistemik pada lesi yang luas.
pewarnaan hematoksilin dan eosin, hifa akan terlihat
pada stratum korneum.
Pewarnaan yang paling sering digunakan adalah dengan
periodic acid-Schif (PAS), jamur akan tampak merah
muda dan methenamine silver stains, jamur akan
tampak coklat atau hitam.2,12
DIAGNOSIS BANDING
Kandidosis
Kandidosis, lebih sering ditemukan pada wanita dan lesi yang
ditemukan meradang dan lembab disertai sejumlah lesi satelit
(makula dan pustul putih) yang berukuran kecil dan banyak

Eritrasma
Eritrasma dibedakan dari pemeriksaan penunjang menggunakan
lampu Wood yang akan memberikan warna merah bata yang
dihasilkan oleh bakteri Corynebacterium minutissimum.

Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik bisa mengenai lipat paha, dan terkadang
meluas hingga ke daerah lain yang banyak mengandung
kelenjar sebasea, seperti dada dan ketiak. Pada pemfigus
vegetans, lesi disertai maserasi dan erosi.
Psoriasis intertriginosa
Psoriasis intertriginosa menunjukkan gambaran skuama dan
pustul pada tepi lesi. Namun, pada psoriasi intertriginosa, lesi
yang khas juga dapat ditemukan di bagian tubuh lain.
DIAGNOSIS

Dari anamnesis, tinea kruris umumnya ditandai dengan


adanya keluhan gatal. Sifat keluhan dapat terjadi secara
akut, namun umumnya subakut atau kronis, bahkan dapat
merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup.

Gejala klinis tinea kruris yang khas adalah gatal yang


meningkat saat berkeringat, dengan bentuk lesi
polisiklik/bulat berbatas tegas, efloresensi polimorfik, dan
tepi lebih aktif.

Dari pemeriksaan penunjang, terdapatnya hifa pada


sediaan mikroskopis pemeriksaan elemen jamur dengan
KOH. Dan pemeriksaan metode kuktur jamur dapat
dilakukan, namun membutuhkan waktu yang lama.
TATALAKSANA

Tatalaksana Umum

Secara umum, tatalaksana tinea kruris berupa edukasi


untuk mencegah infeksi berulang.
Daerah yang terinfeksi dijaga agar tetap kering dan
terhindar dari sumber infeksi serta mencegah
pemakaian peralatan mandi bersama.4,5,10
Pengurangan keringat dan penguapan dari daerah lipat
paha, seperti penggunaan pakaian yang menyerap
keringat dan longgar juga penting dalam pencegahan
agar daerah lipat paha tetap kering.
Pencucian rutin pakaian, sprei, handuk yang
terkontaminasi dan penurunan berat badan pada
seorang dengan obesitas juga dapat dilakukan.
TATALAKSANA
Tatalaksana Khusus
Untuk lesi yang ringan dan tidak luas cukup diberikan terapi
topikal saja. Terapi sistemik diberikan untuk lesi yang lebih
luas dan meradang, sering kambuh dan tidak sembuh dengan
obat topikal yang sudah adekuat.

Pilihan obat antijamur topikal


Golongan Imidazol Golongan Alilamin Golongan Golongan lain
Naftionat

mikonazol 2% naftitin 1% tolnaftat 1% siklopiroksolamin


klotrimazol 1% terbinafin 1% tolsiklat 1%
ekonazol 1% butenafin 1% salep Whitfield
isokonazol salep 2-4/3-10
sertakonazol vioform 3%
tiokonazol 6,5%
TATALAKSANA
Pilihan obat antijamur sistemik
Golongan Sediaan dan dosis
Alilamin
terbinafin Bersifat fungisidal, paling efektif untuk infeksi jamur dematofita
- Sediaan: Tablet 250 mg
- Dosis: 250 mg/hari selama 2 pekan (Dewasa)
- Dosis: 3-6 mg/kgBB/hari selama 2 pekan (Anak)
Imidazol
ketokonazol Bersifat fungistatik
- Bersifat hepatotoksik
- Sediaan: Tablet 200 mg

- Dosis: 200 mg/hari selama 10-14 hari


Bersifat fungistatik, aktif untuk golongan dermatofita
Griseofulvin
- Efek samping: sefalgia, gejala gastrointestinal, fotosensitivitas
- Sediaan:
- Dosis: 500 mg/hari selama 2-6 pekan (Dewasa)
- Dosis: 10-20 mg (ultramicronized)/kgBB/hari selama 6 pekan (Anak)
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai