Anda di halaman 1dari 5

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 bahwa setiap Puskesmas wajib

untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali. Akreditasi merupakan salah
satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
bekerjasama dengan BPJS, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional Pasal 6 ayat
(2).
Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja
melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen
mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan manajemen risiko,
dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.

DASAR HUKUM AKREDITASI PUSKESMAS :


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tetang
Pelayanan Publik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 24;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional, Lembaran Negara Republik Peraturan
Menteri Kesehatan No 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan No 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
10. Peraturan Menteri Kesehatan No 9 tahun 2014 tentang Klinik;
11. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2015
Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 20152019

tentang

13. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 2014


tentang Perubahan Atas UU No. 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
14. Permenkes No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Kedokteran.

15. Permenkes No. 59 tahun 2014 tentang Standar Tarif Yankes Dalam
Penyelenggaraan Program JKN
16. Permenkes No. 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
kefarmasian di Puskesmas.
17. Permenkes No. 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Puskesmas.
18. UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
19. UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
20.

Indonesia Tahun 2012 Nomor 193;

21.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2015
tentang RPJMN Tahun 20152019
22.Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
23.Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
24.Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
25. Peraturan Menteri Kesehatan No 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;

26.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010


tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
27.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor
Hk.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat
28.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2015
Tentang Standar Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit Khusus
29.SK Dirjen Pelayanan Mdik No. YM.00.03.2.6.734 tertanggal 17 Juli 1995
tentang Berlakunya Instrumen Evaluasi Penerapan SAK di RS.

30.

Berbagai dokumen yang diperlukan untuk mendukung criteria dan elemen


penilaian pada bab sasaran kinerja UKM tersebut diantaranya adalah :
1. Tanda tangan komitmen, dokumentasi
2. SK kepala Puskesmas peningkatan kinerja dan SK tata nilai
3. Dokumen inovasi
4. Data hasil capaian kinerja (PKP,SPM)
5. Matrik RTL dan hasil monitoring
6. Dokumen pelaksanaan perbaikan kinerja
7. Panduan dan instrumen survey, bukti pelaksanaan survey UKM
8. SK Kepala Puskesmas, SOP pendokumentasian kegiatan perbaikan
kinerja.
9. Dokumen hasil perbaikan kinerja
10.

Pertemuan sosialisasi perbaikan kinerja

11.

Surat dan Rencana kaji banding

12.

Instrumen kaji banding.

13.

Laporan pelaksanaan kaji banding,

14.

Hasil evaluasi kegiatan kaji banding

Anda mungkin juga menyukai