Pasal 120
Catatan:
1. Berdasarkan tabel perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa pada rezim Perpres No.
54/2010 ditentukan bahwa besarnya keterlambatan adalah 1/1000 dari harga kontrak atau
bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan dan tidak melampaui besarnya Jaminan
Pelaksanaan. Lebih lanjut, Pasal 70 Ayat (4) menentukan besarnya Jaminan Pelaksanaan
sebagai berikut:
untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh perseratus) sampai
dengan 100% (seratus perseratus) dari nilai total HPS, Jaminan Pelaksanaan adalah
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak; atau;
untuk nilai penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh perseratus) dari nilai
total HPS , besarnya Jaminan Pelaksanaan 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.
HPS merupakan kependekan dari Harga Perkiraan Sendiri yang besarnya ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) (Pasal 66 Ayat (1) Perpres No. 54/2010 Jo. Perpres No.
35/2011 Jo. Perpres No. 70/2012)
Ketentuan mengenai besarnya denda maksimal sebesar 5% dapat dilihat juga pada Pasal 93
ayat (1) butir a Perpres No. 54/2010 yang intinya menentukan bahwa PPK dapt memutuskan
kontrak secara sepihak apabila denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan
Penyedia Barang/Jasa sudah melampaui 5% dari nilai kontrak. Dalam hal ini Pasal 93 Perpres
No. 54/2010 dapat diartikan bahwa denda keterlambatan paling besar adalah sebesar 5% dari
nilai kontrak, apabila sudah melampaui 5% tersebut maka PPK dapat memutuskan kontrak
secara sepihak.
PPK merupakan kependekan dari Pejabat Pembuat Komitmen, yaitu pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa (Pasal 1 angka 7 Perpres No.
54/2010 Jo. Perpres No. 35/2011 Jo. Perpres No. 70/2012)
2. Pasal 120 Perpres No. 70/2012 hanya menentukan besarnya denda keterlambatan yaitu
sebesar1/1000 (satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai bagian Kontrak untuk setiap hari
keterlambatan. Sementara untuk maksimal denda keterlambatan itu sendiri tidak ditentukan.
Dasar Hukum:
1. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 sebagaimana diubah dengan Peraturan
Presiden No. 35 Tahun 2011 dan terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Perpres No. 54/2010 Jo.
Perpres No. 35/2011 Jo. Perpres No. 70/2012); dan
2. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 14 Tahun 2012
(Peraturan LKPP No. 14/2012).
keterlambatan sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai bagian Kontrak
untuk setiap hari keterlambatan.
Misalnya kita punya kontrak untuk menyelesaikan pembangunan gedung selama satu tahun,
nilai kontraknya adalah Rp.300 Milyar, karena berbagai hal maka mengalami keterlambatan
selama 1,5 bulan. bereapa total denda yang harus dibayar? mari kita hitung bersama
Jika mengacu pada perpres 54 tahun 2010 yang menyatakan bahka kita akan kena pinalti
apabila dendanya melebihi 5% dari nilai kontrak.
5% x Rp.300Milyar = Rp.15Milyar
Denda yang harus dibayar Rp.13,5 Milyar tidak melebihi dari 5% dari nilai kontrak
( Rp.15Milyar) berarti kita wajib membayar denda dan berhak untuk tidak terkena pemutusan
kontrak secara sepihak.
Lalu apakah kita harus membayar denda begitu saja? tentu saja tidak, ada beberapa trik yang
bisa dilakukan agar kita mendapatkan tambahan waktu sehingga tidak terkena denda, salah
satu contohnya adalah membuat Rekap jumlah hujan untuk meminta tambahan waktu
pelaksnaan proyek semoga mencerahkan