Katarak Senile Matur Okuli Dekstra Dan Katarak Senile Imatur Okuli Sinistra
OLEH :
Siti Nuril Anwari Rohmatillah
H1A 212 055
Pembimbing :
dr.Siti Farida Sp.M
prevalensi dari katarak pada usia 65-74 tahun adalah sebanyak 50% dan prevalensi ini meningkat
hingga 70% pada individu diatas 75 tahun2 .
Katarak dapat dibagi berdasarkan penyebabnya, yaitu1,2 :
Katarak kongenital : pada bayi atau anak anak akibat penyakit rubela kongenital,
cytomegalovirus, atau toksoplasmosis)
Katarak senilis, terdiri atas 6 fase yaitu insipien, intumesen, imatur, matur, hipermatur
dan katarak morgagni. Patogenesis katarak dicurigai merupakan akibat dari terjadinya perubahan
protein (denaturasi protein). Agregat agregat protein pada lensa yang mengalami katarak akan
menghamburkan cahaya dan mengurangi transparensinya. Sejumlah faktor yang diduga turut
berperan dalam terbentuknya katarak antara lain kerusakan oksidatif (dari proses radikal bebas),
sinar ultraviolet, dan malnutrisi2,3.
Hingga saat ini, belum ditemukan pengobatan yang dapat memperlambat perubahan
kimiawi yang terjadi pada proses pembentukan katarak. Satu-satunya pengobatan terbaik untuk
katarak adalah dengan metode operasi1,2.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama
Usia
Alamat
: Ny. M
: 65 tahun
: Monjok, Selaparang, Mataram
Pekerjaan
: Pedagang
Agama
: Islam
Suku
: Sasak
Status
: Menikah
Pendidikan
: Tidak sekolah
Tanggal pemeriksaan : 18 Juli 2016
B. Anamnesis
Keluhan Utama
Pengelihatan kabur pada mata sebalah kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli mata RSUD Provinsi NTB dengan keluhan penglihatan
kabur pada mata sebelah kanan. Menurut pengakuan pasien penglihatan kabur
pada mata sebelah kanan mulai dirasakan sekitar 1 bulan yang lalu dan memberat
sejak 3 hari terakhir. Pandangan kabur diceritakan pasien seperti melihat berkabut,
dan melihat muka orang tidak jelas hanya seperti bayangan. Pasien mengaku
keluhan mata kabur muncul perlahan-lahan tanpa diawali dengan adanya trauma,
mata merah, nyeri dan keluar kotoran. Pasien menyangkal melihat seperti silau
dan pasien mengaku tidak pernah menggunakan kacamata dan pasien juga
menyangkal mengkonsumsi obat-obatan seperti kortikosteroid.
Pada mata
sebelah kanan pasien mengaku tidak merasakan keluhan seperti pada mata
sebelah kiri. Pasien mengaku tidak mengetahui apakah ada penyakit Diabetes
Mellitus atau tidak karena pasien tidak pernah memeriksakan diri ke dokter, tetapi
gejala seperti sering kencing, sering minum dan sering makan disangkal oleh
pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien menyangkal pernah mengalami penyakit ini sebelumnya.
- Riwayat penyakit Hipertensi tidak ada,
- Penyakit Diabetes Mellitus belum di ketahui karena pasien tidak pernah
Riwayat sosial
- Pasien seorang pedagang
- Tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol
C. Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Kondisi Umum : Baik
Kesadaran
: Kompos Mentis ( E4V5M6)
Tanda Vital:
- Tekanan Darah: 120/80 mmHg
- Nadi: 76x/menit
- Pernafasan: 20 x/menit
- Suhu: 37.20C
Status lokalis
No
Pemeriksaan
Mata Kanan
Mata Kiri
1.
Visus
1/300
6/15
Pinhole
Tidak maju
Tidak maju
2.
Ortoforia
Ortoforia
3.
penuh, jangkauan
nyeri (-)
penuh,
4.
Lapang Pandang
Sulit dievaluasi
Sama
pemeriksa
4.
5.
Palpebra
Edema
(-)
(-)
Superior
Hiperemi
(-)
(-)
Pseudoptosis
(-)
(-)
Entropion
(-)
(-)
Ektropion
(-)
(-)
Palpebra
Edema
(-)
(-)
Inferior
Hiperemi
(-)
(-)
Entropion
(-)
(-)
Ektropion
(-)
(-)
+ 10 mm
+ 10 mm
6.
Fissura palpebra
7.
Konjungtiva
Hiperemi
(-)
(-)
Palpebra
Sikatrik
(-)
(-)
Konjungtiva
Hiperemi
(-)
(-)
Palpebra
Sikatrik
(-)
(-)
Konjungtiva
Injeksi
(-)
(-)
Bulbi
Konjungtiva
Injeksi Siliar
(-)
(-)
Massa
(-)
(-)
Edema
(-)
(-)
Bentuk
Cembung
Cembung
Kejernihan
Jernih
Jernih
Permukaan
Licin
Licin
Sikatrik
(-)
(-)
Benda Asing
(-)
(-)
Dalam
Dalam
Superior
8.
Inferior
9.
10.
11.
Kornea
Bilik
Mata Kedalaman
dengan
12.
13.
Depan
Hifema
(-)
(-)
Iris
Warna
Coklat
Coklat
Bentuk
Bentuk
Bulat
Bulat
Pupil
Refleks
cahaya (+)
(+)
cahaya (+)
(+)
langsung
Refleks
tidak langsung
14.
Lensa
Kejernihan
Tidak jernih
Tidak jernih
Iris Shadow
(-)
(+)
Subluksasi
(-)
(-)
Dislokasi
(-)
(-)
15.
TIO
Palpasi
Kesan normal
Kesan normal
16.
Funduskopi
Refleks Fundus
(-)
(+)
BAB III
ANALISA KASUS DAN IDENTIFIKSASI MASALAH
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun
permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah:
- Subjective
a. Pengelihatan kabur pada mata sebelah kiri
b. Penglihatan turun perlahan
- Objective
Pemeriksaan status lokalis pada mata kanan didapatkan :
a. Visus okuli dextra 1/300, dan visus okuli sinistra 6/15 dengan pinhole visus tidak
maju
b. Kekeruhan pada kedua lensa mata
c. Iris shadow (-) pada mata kanan
2. Analisa Kasus
a. Pengelihatan kabur pada mata sebelah kanan
Pengelihatan kabur sering terdapat pada pasien yang mengalami katarak. Gejala
seperti ini bisa disebabkan oleh penuaan, penyakit sistemik, obat-obatan, trauma, dan
keturunan. Akan tetapi, kemungkinan terbesar pada pasien ini adalah akibat penuaan
dan keturunan, dimana diketahui bahwa katarak akibat penuaan, disebut dengan
katarak senil biasanya terjadi pada usia lanjut > 60 tahun dan pasien ini sudah
berusia 65 tahun dan juga pasien ini memiliki riwayat ibu dan kakak kandung pasien
memiliki riwayat penglihatan kabur. Gejala dan tanda umum katarak juga terdapat
pada pasien seperti penglihatan kabur, dan kekeruhan yang terlihat pada lensa dan
juga terdapat iris shadow (-) pada mata kanan, meskipun sekarang iris shadow bukan
tanda untuk mendiagnosis pasien dengan katarak.
Glaukoma kronik bisa disingkirkan karena pada pengukuran tekanan intra ocular
menggunakan palpasi didapatkan hasil yang normal akan tetapi disini perlu
dilakukan pemeriksaan tonometri schiotz untuk mengetahui angka pasti berapa
tekanan bola mata pasien. Pasien juga tidak pernah mengeluhkan sakit kepala
yang mendadak disertai dengan sakit pada mata, mata memerah, mual dan
-
muntah.
Retinopati
Penyakit diabetik retinopati belum bisa di singkirkan karena pasien memiliki
riwayat keluarga yang memiliki penyakit Diabetes Mellitus dan pasien tidak
mengetahui apakah memiliki penyakit Diabetes Mellitus atau tidak karena
pasien tidak pernah memeriksakan diri ke dokter. Untuk penyakit retinopati
akibat Hipertensi bisa disingkirkan karena tekanan darah pasien dalam batas
c. Visus okuli dextra 1/300 dan okuli sinistra 6/15 dan dengan pinhole visus tidak
maju
Visus yang seperti ini bisa disebabkan oleh media refraksi, hal ini didukung
dengan didapatkan pada pemeriksaan kekeruhan pada lensa. Visus yang berbeda
akibat dari derajat kekeruhan yang berbeda, selain itu perlu juga di pertimbangkan
kelainan yang terjadi pada segment posterior yang belum terlihat.
d. Gambaran iris shadow (-)
Gambaran iris shadow (-) biasanya ditemukan pada katarak matur. Iris shadow
menjadi negatif biasanya disebabkan karena semakin sempitnya jarak antara iris
dengan lensa oleh kerena pembengkakan lensa.
3.
Assassement
Berdasarkaan data hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik disertai tanda dan gejala pada
pasien, kasus ini mengarahkan pada Katarak Senile Matur Okuli Dexra dan katarak senile
Imatur Okuli Sinistra. Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami penurunan pengelihatan
perlahan seperti berkabut, dan lensa keruh.
Diagnosis banding dari kasus ini Adalah, Retinopati Diabetik.
4. Planning
Usulan pemeriksaan lanjutan :
- Pemeriksaan tekanan bola mata menggunakan tonometri schiotz
- Pemeriksaan menggunakan slit lamp untuk melihat derajat kekeruhan lensa.
- Pemeriksaan segment posterior menggunakan Ofthalmoskop pada mata kanan dan
pemeriksaan pada mata kiri setelah operasi katarak
- Planning pemeriksaan kadar gula darah
5. Penatalaksanaan
- Tatalaksana medic
Catarlint ( tetes untuk kedua mata 3 kali sehari)
- Tatalaksana operatif
Pro ekstraksi katarak + IOL dengan teknik ICCE, ECCE, SICS, atau
Phacoemusifikasi
6. KIE
-
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita pasien bernama katarak
dan disebabkan oleh usia pasien yang sudah lanjut. Pasien diberikan informasi untuk
karena katarak yang kanan lebih matur dari yang sebelah kiri.
Pasien diberitahu bahwa setelah operasi kemungkinan penglihatan tidak akan
kembali normal 100% karena belum bisa di singkirkan kelainan lain yang di segment
posterior yang akan tetap mengganggu pengelihatan.
7. Prognosis
Prognosis pengelihatan (ad functionam)
- Prognosis pengelihatan pasien dubia ad bonam
Prognosis nyawa (ad vitam)
- Prognosis nyawa pasien dubia ad bonam
BAB IV
RINGKASAN AKHIR
Pasien seorang perempuan berusia 65 ke Poliklinik mata RSUD Provinsi NTB dengan
keluhan penglihatan kabur pada mata sebelah kanan,. Menurut pengakuan pasien penglihatan
kabur pada mata sebelah kanan mulai dirasakan sekitar 1 bulan yang lalu dan memberat sejak 3
hari terakhir. Pandangan kabur diceritakan pasien seperti melihat berkabut, dan melihat muka
orang tidak jelas hanya seperti bayangan. Pasien mengaku keluhan mata kabur muncul perlahanlahan tanpa diawali dengan adanya trauma, mata merah, nyeri dan keluar kotoran. Pasien
menyangkal melihat seperti silau dan pasien mengaku tidak pernah menggunakan kacamata dan
pasien juga menyangkal mengkonsumsi obat-obatan seperti kortikosteroid. Pada mata sebelah
kanan pasien mengaku tidak merasakan keluhan seperti pada mata sebelah kiri.
Pasien mengaku tidak mengetahui apakah ada penyakit Diabetes Mellitus atau tidak
karena pasien tidak pernah memeriksakan diri ke dokter, tetapi gejala seperti sering kencing,
sering minum dan sering makan disangkal oleh pasien. Pasien memiliki riwayat keluarga ibu dan
kakak kandung pasien mengalami keluhan penglihatan kabur dan kakak kandung pasien
mengalami Diabetes Mellitus. Pada pemeriksaan vital sign dalam batas normal, pada
pemeriksaan fisik opthalmologi didapatkan visus natural OD: 1/60 OS: 6/15, gerakan bola mata
baik kesegala arah pada kedua mata, lapang pandang pada mata kanan sulit dievaluasi karena
memang penglihatan pasien yang sebelah kanan hanya 1/300 sedangkan lapang pada mata
sebelah kiri baik, didapatkan iris shadow (-) pada mata kanan dan ditemukan lensa keruh pada
kedua mata, pada pemeriksaan reflex fundus pada mata kanan (-) dan pada mata kiri (+).
Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien dapat ditentukan diagnosis pada
pasien ini adalah katarak senil matur okuli dekstra dan katarak senil imatur okuli sinistra.
Pengobatan yang diberikan kepada pasien adalah obat tetes mata pada kedua mata catarlint (3
kali tetes per hari), pro operasi ekstraksi katarak OD + IOL
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, S. 2007. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
2. Vaughan & Asbury dkk. 2010. Oftalmologi Umum. Jakarta: EGC
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, 2006, Panduan manajemen klinis
4.