Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKHLAK TASAWUF
(PEMAHAMAN SYARIAT, TARIKAT DAN HAKIKAT)

Dosen : H. M. Sukamdani M. SI

KELOMPOK XI :
Ziadatul Khairoh : 1502151823
Annisa : 15021518
Mariati : 15021518

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Berbagai upaya dilakukan manusia untuk berkomunikasi dengan Tuhan.


Mereka mencari jalan yang dapat membawa mereka lebih dekat dengan Tuhan
sehingga mereka merasa melihat Tuhan dengan hati sanubari, bahkan merasa bersatu
dengan Tuhan. Ajaran seperti ini terdapat dalam tasawuf. Sufisme merupakan salah
satu tradisi tasawuf yang berasal dari Agama-agama dunia, khususnya Islam. Apa
yang menjadi ciri khas dan karakter dari tasawuf ini adalah motif mereka dalam
melakukan suatu pencarian mistik (mystical quest) dan oleh karena itu menjalankan
perjalanan spiritual menuju Tuhannya (realitas yang sejati, absolut dan hakiki).
Terkait dengan definisi tasawuf sendiri, menurut Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara
(2006) yang mengatakan bahwa tasawuf adalah salah satu cabang ilmu islam yang
menekankan dimensi atau aspek spiritualitas, dan spiritualitas ini dapat mengambil
bentuk yang beraneka ragam di dalamnya. Karena keterkaitannya dengan agama,
maka kebanyakan kaum arif meyakini bahwa penamaan khusus kehidupan mistis
direpresentasikan dalam gabungan antra syariat, tarekat (thariqah), dan hakikat
(haqiqah). Artinya mencapai hakikat adalah dengan berpegang pada substansi agama
dan hukum-hukumnya dengan memelihara lahiriah syariat. Demikian pula yang
diungkapkan oleh Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara bahwa tasawuf bukanlah sesuatu
yang harus dipandang bidah dalam kaitannya dengan ibadah (syariat), melainkan
sebagai pelengkap dan sekaligus hiasan bagi ibadah-ibadah formal kita sehari-hari,
yang sering kita rasakan telah kehilangan makna spiritualnya.
Gagasan sentral dalam sufisme Islam yakni mengenai 3 level perjalanan
spiritual yang dikenal dengan Syariat, Tarekat, Hakikat yang dalam bahasa Inggris
dikenal juga dengan istilah The Law, The Way and The truth.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian syariat, hakikat dan tarekat?
2. Bagaimana Tata Cara pelaksanaan Tarikat?
3. Bagaimana hubungan syariat, hakikat dan tarekat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syariat
Pengertian syariah secara bahasa berarti jalan, peraturan, undang-undang
tentang suatu perbuatan atau menggariskan suatu peraturan/ pedoman.
Secara istilah syariah adalah undang-undang yang dibuat oleh Allah SWT.
Jadi dapat dimaknai bahwa syariah adalah seperangkat aturan dari Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad untuk dijelaskan kepada manusia supaya
menjadi way of life bagi kehidupan agar mereka mencapai hidup baik, bahagia, dan
selamat dunia dan akhirat. Pelaksanaan syariah sebagai ajaran islam mencakup semua
ajaran berupa iman islam dan ihsan dan di dalamnya tidak dapat dipisahkan dari etika.
Dengan kesimpulan Syariah berarti seluruh ketentuan agama Islam, baik
berupa seperangkat aturan hukum taklifi, ketentuan keimanan, dan undang-undang
moral yang mengatur pelaksanaan ajaran agama Islam dengan sebaik-baiknya.
Syariah, sebagai ajaran Islam yang mencakup semua ajaran berupa iman, Islam dan
ihsan. Bisa diartikan lagi bahwa syariah Islam adalah aturan agama yang diajarkan
Allah untuk hamba-Nya, yang didalamnya berisi ajaran keimanan/ keyakinan, aturan
dan cara-cara peribadatan, cara berkelakuan baik dan menghindar dari keburukan,
cara-cara berinteraksi dan cara-cara membangun sistem hidup bersama ditengah-
tengah masyarakat dan bangsa-bangsa beragam yang mempunyai tujuan untuk
menciptakan atau merealisasikan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Syariah
Islam mencakup ajaran-ajaran iman kepada Allah, para malaikat, para utusan-Nya,
adanya realitas ghaib-metafisik-immateria, mengajarkan relasi dan cara-cara (prinsip)
hidup yang baik. Jadi Syariah Islam adalah syariah yang bermuatan etika yang include
dalam pelaksanaan syariah tersebut.
Iyad Hilal dalam bukunya Studi Tentang Ushul Fiqih memberi definisi
bahwa Menurut pengertian bahasa, istilah syariat berarti sebuah sumber air yang tidak
pernah kering, dimana manusia dapat memuaskan dahaganya. Dengan demikian
pengertian bahasa ini-syariat atau hukum Islam ini dijadikan sebagai pedoman sumber
pedoman.

Dalam dunia tasawuf syariat adalah syarat mutlak bagi salik (penempuh jalan ruhani)
menuju Allah. Tanpa adanya syariat maka batallah apa yang diusahakannya.
Berkaitan dengan ini pandangan Sirhindi mengenai syariat sebagai landasan tasawuf
yang diambil dari buku Sufism and Shariah yang ditulis oleh Muhammad Abdul
Haq Ansari.

Sirhindi menggunakan dua makna berkaitan dengan istilah syariat, yaitu makna umum
yang biasa digunakan oleh para ulama yang berkaitan dengan penyembahan dan
ibadah-ibadah, moral dan kemasyarakatan, ekonomi dan kepemerintahan yang sudah
dijelakan oleh para ulama. Makna kedua, adalah pemaknaan yang lebih luas, yaitu,
apapun yang telah Allah perintahkan baik secara langsung (wahyu) maupun melalui
nabi-Nya itulah yang disebut syariat.

Dengan pemaknaan tersebut maka syariat meliputi segala lini kehidupan. Syariat
bukan hanya tentang shalat, zakat, puasa dan haji semata. Tapi lebih dari itu, syariat
adalah aturan kehidupan yang mengantarkan manusia menuju realitas sejati. Syariat
merupakan titik tolak keberangkatan dalam perjalanan ruhani manusia. Maka bagi
orang yang ingin menempuh jalan sufi, mau tidak mau ia harus memperkuat
syariatnya terlebih dahulu.

a. Tujuan syariat
1. Memelihara atau melindungi agama dan sekaligus memberikan hak kepada setiap
orang untuk memilih antara beriman atau tidak, karena tidak ada paksaan dalam
memeluk agama islam.
2. Melindungi jiwa dan keselamatan jiwa seseorang dengan menetapkan sanksi
hukum yang berat.
3. Menambah keimanan seorang muslim kepada Raab-Nya, yang dapat
meningkatkan kekokohannya dalam menempuh jalan Allah yang lurus
berdasarkan Kitabullah dan sunnah Rasulullah.
4. Melindungi akal, bahwa hukum Allah hanya berlaku bagi orang yang berakal atau
yang bisa menggunakan akalnya. Oleh karena itu, kehadiran risalah islam
diantaranya untuk menjaga dan memelihara agar akal tersebut tetap berfungsi,
sehingga manusia bisa menjalankan syariat Allah dengan baik dan benar dalam
kehidupan ini.
5. Akan dapat memberikan ketahanan dan kekuatan pada diri seorang muslim untuk
menghadapi serangan pemikiran dan serangan pendangkalan akidah yang dewasa
ini secara gencar dibidikkan kearah kaum muslimin dari segenap penjuru.
B. Pengertian Tarekat
Dari segi bahasa tarikat berasal dari bahasa Arab thariqat yang berarti jalan,
keadaan, aliran dalam garis sesuatu. Jamil Shaliba mengatakan secara harfiah tarikat
berarti jalan yang terang, lurus yang memungkinkan sampai pada tujuan dengan
selamat. 1 Selanjutnya pengertian berbeda-beda menurut tinjauan masing-masing.
Dikalangan Muhaddisin tarikat digambarkan dalam dua arti yang asasi. Pertama
menggambarkan sesuatu yang tidak dibatasi terlebih dahulu (lancar), dan kedua
didasarkan pada sistem yang jelas yang dibatasi sebelumnya. Selain itu tarikat juga
diartikan sekumpulan cara-cara yang bersifat renungan, dan usaha inderawi yang
mengantarkan pada hakikat, atau suatu data yang benar.
Selanjutnya istilah tarikat lebih banyak digunakan para ahli tasawuf. Mustafa
Zahri dalam hubungan ini mengatakan tarikat adalah jalan atau petunjuk dalam
melakukan sesuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad Saw dan dikerjakan oleh sahabat-sahabatnya, tabiin dan tabiit tabiin
turun-temurun sampai kepada guru-guru secara berantai sampai pada masa kita ini.
Lebih khusus lagi tarikat dikalangan sufiyah berarti sistem dalam rangka
mengadakan latihan jiwa, membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela dan
mengisinya dengan sifat-sifat terpuji dan memperbanyak zikir dengan penuh ikhlas
semata-mata untuk mengharapbertemu dengan dan bersatu secara ruhiyah dengan
Tuhan. Jalan dalam tarikat itu antara lain terus menerus berada dalam zikir atau ingat
terus kepada Tuhan, dan terus-menerus menghindarkan diri dari sesuatu yang
melupakan Tuhan.
Dalam pada itu Harun Nasution mengatakan tarikat adalah jalan yang harus
ditempuh seorang sufi dalam tujuan berada sedekat mungkin dengan Tuhan. Hamka
mengatakan bahwa diantara makhluk dengan khaliq itu ada perjalanan hidup yang
harus ditempuh, inilah yang kita namakan tarikat. Dengan memperhatikan berbagai
pendapat tersebut diatas, kiranya dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan
tarikat adalah jalan yang bersifat spiritual bagi seorang sufi yang didalamnya berisi
amalan ibadah dan lainnya yang bertemakan menyebut nama Allah dan sifat-sifat-Nya
disertai penghayatan yang mendalam. Amalan dalam tarekat ini ditujukan untuk
memperoleh hubungan sedekat mungkin (secara rohaniah dengan tuhan).

1
Jamil Shaliba, al-mujam al-falsafi, juz II (Beirut : Dar al-kitab, 1979)
Dalam perkembangan selanjutnya, tarekat, sebagai disebutkan Harun Nasution,
mengandung arti organisasi (terekat), yang mempunyai syeikh, upacara ritual dan
bentuk zikir tertentu.
Guru dalam tarekat yang sudah melembaga itu selanjutnya disebut mursyid
atau syeikh, dan wakilnya disebut khalifah. Adapun pengikutnya disebut murid,
sedangkan tempatnya disebut ribat atau zawiyah atau taqiyah. Selain itu tiap tarekat
juga memiliki amalan atau ajaran wirit tertentu, simbol-simbol kelembagaannya, tata
tertibnya dan upacara-upacara lainnya yang membedakan antara satu tarekat dengan
tarekat lainnya. Menurut ketentuan tarekat pada umumnya bahwa seorang syeikh
sangat menentukan terhadap muridnya. Keberadaan murid dihadapan gurunya ibarat
mayit atau bangkai yang tak berdaya apa-apa. Dan karena tarekat itu merupakan jalan
yang harus dilalui untuk mendekatkan diri kepada allah, maka orang yang
menjalankan tarekat itu harus menjalankan syariat. Dan si murid harus memenuhi
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Mempelajari ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan syariat agama.
2. Mengamati dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti jejak dan
guru dan melaksanakan perintahnya dan meninggalkan larangannya.
3. Tidak mencari-cari keringanan dalam beramal agar tercapai kesempurnaan
yang hakiki.
4. Berbuat dan mengisi waktu seefesien mungkin dengan segala wirit dan doa
guna pemantapoan dan kekhusuan dalam mencapai makomat yang lebih
tinggi.
5. Mengekang hawa nafsu agar terhindar dari kesalahan yang dapat menodai
amal.
Ciri-ciri tarekat tersebut merupakan ciri yang pada umumnya dianut setiap
kelompok, sedangkan dalam bentuk amaldan wiritnya berbeda-beda. Dengan ciri-ciri
tarekat yang demikian itu tidak mengherankan jika ada pendapat yang mengatakan
bahwa tarekat sebenarnya termasuk dalam ilmu mukasyafah, yaitu ilmu yang dapat
menghasilkan pancaran nur tuhan kedalam hati murid-muridnya, sehingga dengan nur
itu terbukalah baginya segala sesuatu yang gaib dari pada ucapan-ucapan nabinya dan
rahasia-rahasia tuhannya. Ilmu ini dilakukan dengan cara riadah atau latihan dan
mujahadah.
Dengan demikian, tarekat mempunyai hubungan substansial dan fungsional
dengan tasawuf. Tarekat pada mulanya berarti tata cara dalam mendekatkan diri
kepada allah dan digunakan untuk sekelompok yang menjadi pengikut bagi seorang
syeikh. Sekelompok ini kemudian menjadi lembaga-lemabaga yang mengumpul dan
mengikat sejumlah pengikut dengan aturan-aturan sebagaimana disebutkan diatas
dengan kata lain, tarekat adalah tasawuf yang melembaga. Dengan demikian tasawuf
adalah usaha mendekatkan diri kepada allah sedangkan tarekat itu adalah cara dan
jalan yang ditempuh seseorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada tuhan.
Inilah hubungan anatara tarekat dan tasawuf.
a. Tarikat Yang Berkembang Di Indonesia
Sebagai bentuk tasawuf yang melembaga, tarikat ini merupakan kelanjutan
dari pengikut-pengikut sufi yang terdahulu. Perubahan tasawuf kedalam tarikat
sebagai lembaga dapat dilihat dari perseorangannya, yang kemudian berkembang
menjadi tarikat yang lengkap dengan simbol-simbol dan unsurnya sebagaimana
disebutkan diatas. Dari sekian banyak aliran tarikat, terdapat sekurang-kurangnya
tujuh aliran tarikat yang berkembang di indonesia, yaitu tarikat Qadariah, Rifaiyah,
Naqsabandiyah, Sammaniyah, Khalwatiyah, Al-hadad, dan tarikat Khalidiyah.
Tarekat Qadariyah didirikan oleh syaikh Abdul Qadir Jaelani (1077-1166) dan
ia sering disebut pula Al-jilli. Tarekat ini banyak tersebar didunia Timur, Tiongkok
sampai ke pulau Jawa. Pengaruh tarekat ini cukup banyak meresap di hati masyarakat
yang dituturkan lewat bacaan manaqib pada acara-acara tertentu. Naskah asli munaqib
ditulis dalam bahasa arab. Berisi riwayat hidup dan pengalaman sufi Abdul Qadir
Jaelani sebanyak empat puluh episode. Munaqib ini dibaca dengan tujuan agar
mendapatkan berkah dengan sebab keramatnya.
Tarikat rifaiyah didirikan oleh syaikh Rifai. Nama lengkapnya adalah ahmad
bin ali bin abbas. Meninggal di Umm Abidah pada tanggal 22 Jumadil Awal tahun
578 H. Bertepatan dengan tanggal 23 september tahun 1106 M. Ada juga yang
mengatakan bahwa ia meninggal pada bulan rajab tahun 512 H. Bertepatan dengan
bulan november tahun 1118 M. Di Qoryah Hasan tarekat ini banyak tersebar di daerah
aceh, jawa, sumatera barat, sulawesi dan daerah-daerah lainnya.
Ciri tarekat ini adalah penggunaan tabuhan rabana dalam wiritnya, yang
diikuti dengan tarian dan permainan debus, yaitu menikam diri dengan sepotong
senjata tajam yang diiringi dengan zikir-zikir tertentu. Permainan debus ini
berkembang di daerah sunda khususnya banten, jawa baret.
Adapun tarekat naqsabandi didirikan oleh muhammad bin bahaudin al uaisi al
bukhori (727-791 H). Ia biasa disebut naqsabandi diambil dari kata naqsaban yang
berarti lukisan, karena ia ahli dalam memberikan lukisan kehidupan yang gaib-gaib.
Tarekat ini banyak tersebar di sumatera, jawa maupun sulawesi. Selanjutnya tarekat
samaniyah didirikan oleh syeikh saman yang meninggal pada tahun 1720 di madinah.
Terekat ini banyak tersebar luas di aceh, dan mempunyai pengaruh yang dalam di
daerah ini, juga di palembang dan daerah lainnya di sumatera. Di jakarta tarekat ini
juga sangat besar pengaruhnya, terutama di daerah pinggiran kota. Di daerah
palembang orang banyak yang membaca riwayat syeikh saman sebagai tawassul
untuk mendapatkan berkah.
Selanjutnya tarekat khalwatiyah didirikan oleh zahiruddin (1397 M) di
khurasan dan merupakan cabang dari tarekat suhrawardi yang didirikan oleh abdul
qadir suhrawardi yang meninggal tahun 1167 M. Tarekat khalwatiyah ini mula-mula
tersiar di banten oleh syeikh yusuf al halwati al makasari. Tarekat ini banyak
pengikutnya di indonesia, dimungkinkan karena suluk dari tarekat ini sangat
sederhana dalam pelaksanaannya. Untuk membawa jiwa dari tingkat yang rendah
ketingkat yang lebih tinggi melalui tujuh tingkat yaitu peningkatan dari nafsu amarah,
lawamah, mulhamah, mutmainnah, radiah, mardiah dan nafsukamilah. Adapun tarekat
al hadat didirikan oleh sayyid abdullah binn alwi bin muhammad al hadat. Ia lahir di
tarim, sebuah kota yang terletak di hadra maut. Ia pencipta ratip hadat dan di anggap
sebagai salah seorang wali kutub dan arifin dalam ilmu tasawuf.
Selanjutnya tarekat khalidiyah adalah salah satu cabanga dari tarekat
naqsabandiyah di turki, yang berdiri pada abad XIX. Tarekat ini berisi tentang adab
dan zikir, tawasul dalam tarekat adab suluk, tentang saik dan maqomnya.
b. Tata Cara Pelaksanaan Tarikat
Tatacara pelaksanaan tarikat antara lain :
1. Zikir yaitu ingat terus-menerus kepada Allah dalam hati serta menyebutkan
namanya dengan lisan. Zikir ini berguna sebagai alat kontrol bagi hati, ucapan dan
perbuatan agar tidak menyimpang dari garis yang sudah ditetapkan Allah.
2. Ratib yaitu mengucap lafal La Ilaha Illa Allah dengan gaya, gerak dan irama
tertentu.
3. Muzik yaitu dalam membacakan wirid-wirid dan syair-syair tertentu diiringi
dengan bunyian-bunyian (instrumentalia) seperti memukul rabana.
4. Menari yaitu gerak yang dilakukan mengiringi wirid-wirid dan bacaan-bacaan
tertentu untuk menimbulkan kekhidmatan.
5. Bernafas yaitu mengetur cara bernafas pada waktu melakukan zikir yang tertentu.
Selain itu Mustafa Zahri mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan tarikat
sebagaimana disebutkan diatas, perlu mengadakan latihan batin, riadah dan
mujahadah (perjuangan kerohanian). Perjuangan itu dinamakan pula suluk dan
yang mengerjakannya disebut salik.
C. Pengertian Hakikat
Pengertian Haqiqah secara harfiah, haqiqah berarti yang nyata.yang benar
dan yang sejati. Sesuatu diketahui hakikatnya ketika telah menunjukan kepastianya
yang telah tetap , sehingga tidak dapat diingkari lagi.
Secara terminologis, kamus ilmu Tasawuf menyebutkan bahwa Hakikat adalah
kemampuan seseorang dalam merasakan dan melihat kehadiran Allah di dalam
syariat itu, sehingga hakikat adalah aspek yang paling penting dalam setiap amal,
inti, dan rahasia dari syariat yang merupakan tujuan perjalanan salik.

Para pakar ilmu hakikat (ilmu tasawuf) menjelaskan bahwa hakikat adalah
konsep konsep yang tumbuh mengakar di dalam hati berupa kejelasan-kejelasan dan
ketersingkapan ha-hal samar (goib), rahasia wujud. Ini merupakan pemberian Allah
untuk hamba-hambanya, sebagai kemuliaan (keramat) bagi mereka yang dengan ini
dapat sampai pada kebajikan dan ketaatan. Hakikat adalah kesadaran batin bahwa
Allah-lah satu-satunya Dzat yang menggerakan segala sesuatu, menunjukan dan
menyesatkan jalan, memuliakan dan menghinakan, memberikan bantuan dan
menelantarkan memberi kekuasaan dan mencabutnya. Segala yang baik dan buruk
berguna dan berbahaya, iman dan kufur, kebodohan dan kejelasan, semua tarjadi da
nada karena ditentukan oleh Allah. Dalam hal ini hakikat dimaksudkan dengan
tingkatan seseorang mengamalkan agama ini, serta kedalaman seseorang dalam
menjalankan agama untuk tujuan sebenarnya. Dari sisi pengetahuan agama dan
pengamalanya, maka hakikat berarti pemahaman seseorang akan arti menjalankan
agama ini dan mengenal tujuan agama ini bagi manusia yaitu dapat menghadirkan
dirinya sebagai hamba yang sadar akan Tuhanya, sehingga dapat menampilkan
dirinya sebagai ideal Allah.

Para sufi menyebut diri mereka ahl al haqiqah. Penyebutan ini mencerminkan
obsesi mereka terhadap kebenaran yang hakiki. Karena itu, mudah dipahami kalau
mereka menyebut Tuhan dengan al-haqq, seperti yang tercermin dalam ungkapan al
Hallaj, ana al Haqq (aku adalah Tuhan). Obsesi penafsiran mereka terhadap formula
la ilaha illa Allah yang mereka artikan tidak ada realitas yang sejati kecuali Allah.

Bagi mereka Tuhanlah satu-satunya yang hakiki, dalam arti yang betul-betul ada,
keberadaan yang absolut, sedangkan yang lain keberadaannya tidaklah hakiki, atau
nisbi, dalam arti tergantung pada kemurahan Tuhan. Dialah yang Awal akhir, tempat
mereka kembali. Ibarat matahari, Dialah yang memberi cahaya kepada kegelapan
dunia, dan menyebabkan terangnya
Al-Quran menggambarkan Tuhan sebagai al-Awwal dan al-Akhir, al
Zahir, dan al Batin. Al-Awwal dipahami para sufi sebagai sumber atau prinsip atau
asal dari segala yang ada. Dialah causa prima, sebab pertama dari segala yang ada/
maujudad di dunia ini. Dia yang akhir diartikan sebagai tujuan akhir atau tempat
kembali dari segala yang ada di dunia ini, termasuk manusia.
D. Hubungan antara Syariat, Tarikat dan Hakikat
Kebanyakan orang berpikir bahwa Syariat berbeda dengan Tarekat, dan
Tarekat berbeda dengan Hakikat. Mereka membayangkan bahwa ada perbedaan yang
pasti yang melekat pada setiap level nya, kemudian mereka melekatkan hal-hal
tertentu pada masing-masingnya yang mana pengatribusian itu tidaklah tepat,
khususnya bagi kelompok sufi. Adapun miskonsepsi ini disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan mereka akan kondisi-kondisi spiritual yang beragam (various spiritual
states) pada setiap levelnya dan juga kekurang pemahaman mereka akan keimanan
dan prinsip-prinsip mereka sendiri.
Apa yang harus diklarifikasi adalah bahwa Syariat, Tarekat maupun hakikat
merupakan sinonim bagi kebenaran yang satu meskipun istilahnya berbeda-beda.
Sesungguhnya pada setiap 3 level itu adalah merupakan prasyarat bagi level yang
lainnya. Dan keseluruhannya satu sama lain saling terkoneksi. Adapun penjelasannya
yang lebih lebar akan dikupas berdasarkan pada pandangan Sayyid Haydar Amuli
mengenai koneksi antara 3 level ini.
Hal yang pertama-tama mesti kita ketahui adalah bahwa ketiga nama tersebut
(Syariat, Tarekat maupun Hakikat) merupakan aspek-aspek dari satu realitas. Yang
kedua, meskipun ketiganya berasal dari realitas yang satu, tapi sangat perlu kita
ketahui bahwa orang-orang hakikat lebih tinggi dari orang-orang tarekat, demikian
pula orang-orang tarekat lebih tinggi dari orang-orang syariat, dan tak ada
penyimpangan apapun yang ditemukan dalam tingkatan tersebut.
Sekedar menyebutkan kembali bahwa Syariat adalah nama dari jalan yang
diberikan Tuhan yang sudah ada sebelum kehidupan manusia di dunia ini. Syariat
meliputi ushul al-dindan furu al-din, juga meliputi kewajiban-kewajiban dan
petunjuk-petunjuk yang mengakui adanya tingkatan tertentu akan pilihan manusia
dari segi metode atau waktu mereka dalam menjalani kewajiban-kewajiban mereka.
Pun meliputi seluruh tindakan-tindakan yang paling baik di hadapan Tuhan.
Sedangkan tarekat adalah jalan dari kebijaksanaan tertinggi. Jalan dari tindakan yang
paling baik dan paling meyakinkan. Dengan demikian, jalan apapun yang
mengantarkan manusia kepada yang terbaik dan paling meyakinkan dalam perkataan
maupun tindakan, dalam karakternya yang ia peroleh, ataupun kondisi-kondisi (states)
yang ia alami, maka disebut dengan tarekat.
Hakikat adalah afirmasi akan eksistensi wujud, baik melalui penyingkapan dan
penyaksian substansinya, atau dengan mengalami keadaan spiritual, atau mengafirmasi
akan Ketunggalan Tuhan. Dengan demikian, Sayyid Haydar Amuli dalam Jami al-
Asrar hendak mengatakan bahwa makna dari Syariat adalah bahwa kamu beribadah
kepada-Nya, dan Tarekat adalah kamu mencapai kehadiran-Nya, dan Hakikat adalah
bahwa kamu menyaksikan-Nya.
Sudah terang dikatakan bahwa syariat berarti kamu dipertahankan dan
terpelihara dalam eksistensi oleh perintah-Nya, tarekat adalah bahwa kamu
melaksanakan perintah-Nya, dan Hakikat adalah bahwa kamu ada oleh dan dalam
diri-Nya. Ketiga level ini tercakup oleh syariat Islam dan sama sekali tidak di luar
darinya. Allah telah mengacu kepada tiga level ini dengan frase ilm al-yaqin
(Kepastian Pengetahuan), ayn al-yaqin (kepastian penglihatan atau pengalaman), dan
haqq al-yaqin (kepastian kebenaran realitas).
Bagaimanapun, Syariat itu mungkin meskipun tanpa tarekat, akan tetapi
tarekat tidak akan mungkin jika tanpa syariat; demikian pula, tarekat itu mungkin
tanpa hakikat, tapi hakikat tanpa tarekat itu tidak mungkin. Hal ini karena setiap level
itu adalah penyempurna bagi yang lainnya. Oleh karena itu, meskipun tidak terdapat
kontradiksi antara tiga level tersebut, namun kesempurnaan dari Syariat hanya
mungkin diperoleh melalui tarekat dan begitu pula dengan tarekat yang hanya
mungkin didapatkan kesempurnaannya melalui hakikat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan kesimpulan Syariah berarti seluruh ketentuan agama Islam, baik


berupa seperangkat aturan hukum taklifi, ketentuan keimanan, dan undang-undang
moral yang mengatur pelaksanaan ajaran agama Islam dengan sebaik-baiknya.
Syariah, sebagai ajaran Islam yang mencakup semua ajaran berupa iman, Islam dan
ihsan. Bisa diartikan lagi bahwa syariah Islam adalah aturan agama yang diajarkan
Allah untuk hamba-Nya, yang didalamnya berisi ajaran keimanan/ keyakinan, aturan
dan cara-cara peribadatan, cara berkelakuan baik dan menghindar dari keburukan,
cara-cara berinteraksi dan cara-cara membangun sistem hidup bersama ditengah-
tengah masyarakat dan bangsa-bangsa beragam yang mempunyai tujuan untuk
menciptakan atau merealisasikan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Syariah
Islam mencakup ajaran-ajaran iman kepada Allah, para malaikat, para utusan-Nya,
adanya realitas ghaib-metafisik-immateria, mengajarkan relasi dan cara-cara (prinsip)
hidup yang baik. Jadi Syariah Islam adalah syariah yang bermuatan etika yang include
dalam pelaksanaan syariah tersebut.
Tarikat dikalangan sufiyah berarti sistem dalam rangka mengadakan latihan
jiwa, membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela dan mengisinya dengan sifat-sifat
terpuji dan memperbanyak zikir dengan penuh ikhlas semata-mata untuk
mengharapbertemu dengan dan bersatu secara ruhiyah dengan Tuhan. Jalan dalam
tarikat itu antara lain terus menerus berada dalam zikir atau ingat terus kepada Tuhan,
dan terus-menerus menghindarkan diri dari sesuatu yang melupakan Tuhan.
Kamus ilmu Tasawuf menyebutkan bahwa Hakikat adalah kemampuan
seseorang dalam merasakan dan melihat kehadiran Allah di dalam syariat itu,
sehingga hakikat adalah aspek yang paling penting dalam setiap amal, inti, dan
rahasia dari syariat yang merupakan tujuan perjalanan salik.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, apabila ada materi yang kurang lengkap atau
kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Karena manusia
adalah makhluk Allah yang tak luput dari kesalahan. Dan kami sangat berterima kasih
apabila ada saran atau kritik yang bersifat membangun sebagai penyempurna makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Nata Abuddin, 1996. Akhlak Tasawuf. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Mulyadhi Kartanegara, 2006. Menyelami Lubuk Tasawuf. Jakarta: Penerbit Erlangga

Iyad Hilal, Studi tentang Ushul Fiqih, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2007), hal. 8

Anda mungkin juga menyukai

  • BASARNAS
    BASARNAS
    Dokumen16 halaman
    BASARNAS
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Bahagia Selalu Dengan Mengingat Allah
    Bahagia Selalu Dengan Mengingat Allah
    Dokumen1 halaman
    Bahagia Selalu Dengan Mengingat Allah
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Ada Beberapa Aliran Yang Terkenal Dalam Filsafat Moral
    Ada Beberapa Aliran Yang Terkenal Dalam Filsafat Moral
    Dokumen2 halaman
    Ada Beberapa Aliran Yang Terkenal Dalam Filsafat Moral
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Surat Kuasa Untuk BPPSDM
    Surat Kuasa Untuk BPPSDM
    Dokumen3 halaman
    Surat Kuasa Untuk BPPSDM
    Riezky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Minggu
    Minggu
    Dokumen66 halaman
    Minggu
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Tabel Mpasi
    Tabel Mpasi
    Dokumen3 halaman
    Tabel Mpasi
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen22 halaman
    Penda Hulu An
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • ASPD PENJARA
    ASPD PENJARA
    Dokumen14 halaman
    ASPD PENJARA
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • ASPD PENJARA
    ASPD PENJARA
    Dokumen14 halaman
    ASPD PENJARA
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia
    Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia
    Dokumen140 halaman
    Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Dokumen1 halaman
    Cover Referat
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Lapsus CHF
    Lapsus CHF
    Dokumen44 halaman
    Lapsus CHF
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen1 halaman
    2
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Bantuan pembenahan saluran air pasar ayam Mataram
    Bantuan pembenahan saluran air pasar ayam Mataram
    Dokumen1 halaman
    Bantuan pembenahan saluran air pasar ayam Mataram
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Mau Sehat Yuuk Sholat
    Mau Sehat Yuuk Sholat
    Dokumen4 halaman
    Mau Sehat Yuuk Sholat
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Diet Cair
    Diet Cair
    Dokumen2 halaman
    Diet Cair
    Yuni Damayanti
    100% (2)
  • Joural Reading Siti Nuril A.R
    Joural Reading Siti Nuril A.R
    Dokumen22 halaman
    Joural Reading Siti Nuril A.R
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Joural Reading Siti Nuril A.R
    Joural Reading Siti Nuril A.R
    Dokumen22 halaman
    Joural Reading Siti Nuril A.R
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen22 halaman
    Penda Hulu An
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • CP 2 Katarak
    CP 2 Katarak
    Dokumen12 halaman
    CP 2 Katarak
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Reading Me
    Jurnal Reading Me
    Dokumen13 halaman
    Jurnal Reading Me
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • PDR
    PDR
    Dokumen30 halaman
    PDR
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • CP 1 PDR
    CP 1 PDR
    Dokumen16 halaman
    CP 1 PDR
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Refarat Retinopati Diabetik
    Refarat Retinopati Diabetik
    Dokumen32 halaman
    Refarat Retinopati Diabetik
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Manfaat Atau Hikmah Bersiwak
    Manfaat Atau Hikmah Bersiwak
    Dokumen1 halaman
    Manfaat Atau Hikmah Bersiwak
    Siti Nuril Anwari Rohmatillah
    Belum ada peringkat
  • Praktek Kedokteran
    Praktek Kedokteran
    Dokumen43 halaman
    Praktek Kedokteran
    Febridho
    Belum ada peringkat