Diabetik Retinopati
PENDAHULUAN
Diabetes
mellitus
kelompok
(DM)
penyakit
merupakan
metabolik
suatu
dengan
mellitus
dapat
menyebabkan
yang
paling
sering
menyebabkan
diabetik
merupakan
penyebab
mengalami
kebuataan
disbanding
nondiabetes
Di Indonesia
menjadi 3
golongan yaitu:
nonproliferatif retinopati,
makulopati dan
proliferaasi.
Pada Retinopati diabetik biasanya asimtomatis
untuk jangka waktu yang lama. Hanya pada
stadium
akhir
dengan
adanya
keterlibatan
LAPORAN KASUS
Identitas :
Nama
: Tn. P
Umur
: 43 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Supir
Agama
: Islam
Suku
: Sasak
status
: Menikah
Pendidikan
: SMA
Alamat
: sumbak, Bayan, KLU
Tanggal Pemeriksaan : 29 Juni 2016
ANAMNESIS
ANAMNESIS
KU :
Pengelihatan kabur pada mata
sebelah kiri
RPS :
RPS :
Pasien menyangkal adanya nyeri pada kedua
mata,
secret, mata merah, dan mata berair
disangkal
Pada mata kanan, pasien tidak
mengeluhkan seperti pada mata sebelah
kirinya.
ANAMNESIS
RPD :
Pasien mengaku memiliki penyakit Diabetes
Mellitus sejak tahun
2001 dan pada waktu
pertama kali didiagnosis DM gula darah
pasien 500 mg/dl dan sekarang gula darah
pasien 260 mg/dl dan pasien mengaku rutin
kontrol untuk Diabetes Mellitusnya.
Pasien menyangkal adanya HT
RPK :
Menurut pengakuan pasien keluhan serupa tidak
ada dalam keluarga
ANAMNESIS
RPO
Pasien pertama kali datang memeriksakan matanya di
Puskesmas tanjung dan diberikan obat tetes mata
yaitu C.
R.S
Pasien merupakan seorang supir pengantar
barang antar daerah, namun semenjak
keluhan mata kabur pasien tidak bekerja lagi.
Pasien mengaku tidak merokok.
RA
Pasien menyangkal memiliki alergi terhadap
obat ataupun makanan
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERKSAAN
FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran
: Baik
: Kompos Mentis/E4V5M6
Tanda Vital
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 68 kali/menit
Frekuensi Napas
: 18 kali/menit
Suhu
: 36,7 O C
STATUS LOKALIS
No
Pemeriksaan
Mata Kanan
Mata Kiri
1.
Visus natural
6/12
6/40
Pinhole
6/9
6/30
Koreksi
2.
Ortoforia
Ortoforia
3.
Lapang pandang
5.
Palpebra Superior
Edema
(-)
pemeriksa
(-)
Hiperemi
(-)
(-)
Pseudoptosis
(-)
(-)
Entropion
(-)
(-)
Ektropion
(-)
(-)
Spasme
(-)
(-)
dengan
6.
7.
8.
9.
10.
Palpebra
Edema
(-)
(-)
Inferior
Hiperemi
(-)
(-)
Entropion
(-)
(-)
Ektropion
(-)
(-)
Konjungtiva
Hiperemi
(-)
(-)
Palpebra
Cobble stone
(-)
(-)
Superior
Sikatrik
(-)
(-)
Benda Asing
(-)
(-)
Konjungtiva
Hiperemi
(-)
(-)
Palbebra
Cobble stone
(-)
(-)
Inferior
Sikatrik
(-)
(-)
Benda Asing
(-)
(-)
Konjungtiva
Injeksi Konjungtiva
(-)
(-)
Bulbi
Pendarahan
(-)
(-)
Massa
(-)
(-)
Edema
(-)
(-)
Bentuk
Cembung
Cembung
Kejernihan
Jernih
Jernih
Permukaan
Licin
Licin
Sikatrik
(-)
(-)
Benda Asing
(-)
(-)
Massa
(-)
(-)
Kornea
11.
12.
Iris
13.
14.
Pupil
Lensa
15.
TIO
16.
Funduskupi
Kedalaman
Kesan dalam
Kesan dalam
Hifema
(-)
(-)
Hipopion
(-)
(-)
Sel
(-)
(-)
Flare
(-)
(-)
Warna
Coklat
Coklat
Bentuk
rubeosis iridis
(-)
(-)
Bentuk
Bulat, ukuran 3 mm
Bulat, ukuran 3 mm
RCL
(+)
(+)
RCTL
(+)
(+)
Kejernihan
Jernih
jernih
Palpasi
Kesan normal
Kesan normal
Schiotz
14.6
12.2
Refleks fundus
Positif
Positif
Hasil Funduskopi
Tonometri
GAMBAR PASIEN
IDENTIFIKASI MASALAH
IDENTIFIKASI
MASALAH
SUBJECTIVE
OBJECTIVE
Visus natural
OD 6/12,
OS 6/40
Visus koreksi
OD : S + 0,50 => 6/7
OS : S + 1.50 => 6/18
Funduskopi :
OD: Retina: Perdarahan dot
(+) OS : Pembuluh darah
berwarna merah kehitaman
Diabetes Mellitus dengan
GDS 260 Mg/dl
ASSESMENT
ASSESMENT
Diagnosa Kerja :
Hipermetropia
Diabetik retinopati ODS
Planning
Usulan pemeriksaan lanjutan:
Pemeriksaan dengan slit lamp
foto punduskopi
os
DIAGNOSIS PASTI
OD :
Non Proliferatif Diabetik Retinopati
OS:
Prolifertif Diabetik Retinopati +
Diabetik
Papilopati
TATALAKSANA
OBAT TETESMATA (C. LYTERS 6 x/hari ODS)
VITAMIN Mata (Neurodex 1 x/hari)
Pro laser ODS
KIE
Menjelaskan kepada pasien bahwa penglihatan
pasien kabur disebabkan karena penyakit DM
yang diderita oleh pasien.
Menjelaskan kepada pasien bahwa pengobatan
untuk penyakit pasien ini adalah dengan di laser
pada bagian matanya untuk menutup kebocoran
pembuluh darah pada mata pasien dan tidak
hanya dilakukan sekali
KIE
Menjelaskan kepada pasien bahwa terapi atau
pengobatan yang paling penting adalah dengan
mengontrol gula darah pasien dengan tetap
memeriksakan diri ke dokter.
Menjelaskan kepada pasien bahwa apabila gula
darah pasien tidak terkontrol atau tetap tinggi
maka penyakit pada matanyapun akan tetap
berjalan
PROGNOSIS
Prognosis Pengelihatan (ad functionam) :
Prognosis pengelihatan pasien ODS dubia:
Bonam dengan dilakukannya laserasi dan
pengontrolan gula darah
Malam apabila tidak ditatalaksanai dan gula
darah pasien tidak terkontrol
Prognosis Nyawa (ad vitam) :
Prognosis nyawa pasien bonam.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, S. 2007. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Vaughan & Asbury dkk. 2010. Oftalmologi Umum.
Jakarta: EGC
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, 2006,
Panduan manajemen klinis perdami. Jakarta ; PP
Perdami
Ilyas,S. 2004. Masalah Kesehatan Mata Anda. Edisi
kedua. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Nover, A. 1991. Fundus Okuli. Edisi keempat. Jakarta :
Hipokrates.