Anda di halaman 1dari 151

OPTIMASI PENYEBARAN DANA BLT (BANTUAN

LANGSUNG TUNAI) DENGAN MENGGUNAKAN


METODE SINGLE LINKAGE CLUSTERING

SKRIPSI

Oleh:
BINTA MUTHIA RIZQI
NIM: 05550034

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2010

OPTIMASI PENYEBARAN DANA BLT (BANTUAN


LANGSUNG TUNAI) DENGAN MENGGUNAKAN
METODE SINGLE LINKAGE CLUSTERING

Diajukan Kepada:
Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S. Kom)

Oleh:
BINTA MUTHIA RIZQI
NIM: 05550034

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2010

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI


OPTIMASI PENYEBARAN DANA BLT (BANTUAN
LANGSUNG TUNAI) DENGAN MENGGUNAKAN
METODE SINGLE LINKAGE CLUSTERING

Nama
Nim
Jurusan
Fakultas

:
:
:
:

Binta Muthia Rizqi


05550034
Teknik Informatika
Sains dan Teknologi

BINTA MUTHIA RIZQI


NIM: 05550034
Telah Disetujui, 22 Januari 2010

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Totok Chamidy, M. Kom


NIP. 196912222006041001

Munirul Abidin, M.Ag


NIP. 197204202002121003

Mengetahui,
Ketua JurusanTeknik Informatika

Ririen Kusumawati, M.Kom.


NIP. 197203092005012002

HALAMAN PENGESAHAN
OPTIMASI PENYEBARAN DANA BLT (BANTUAN LANGSUNG TUNAI)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE
CLUSTERING
SKRIPSI
Oleh
BINTA MUTHIA RIZQI
NIM: 05550034
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi
Dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S. Kom)
Tanggal, 22 Januari 2010
Susunan Dewan Penguji :
1. Penguji Utama

Zainal Abidin, M.Kom

Tanda Tangan
(

197606132005011001
2. Ketua Penguji

M. Ainul Yaqin, M.Kom


197610132006041004

3. Sekertaris Penguji :

Totok Chamidy, M.Kom


NIP. 196912222006041001

4. Anggota Penguji

Munirul Abidin, M.Ag


NIP. 197204202002121003

Mengetahui dan Mengesahkan


Ketua Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri(UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang

Ririen Kusumawati, M.Kom.


NIP. 197203092005012002

LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

: Binta Muthia Rizqi

NIM

: 05550034

Jurusan

: Teknik Informatika

Judul Tugas Akhir

: OPTIMASI PENYEBARAN DANA BLT (BANTUAN


LANGSUNG TUNAI) DENGAN MENGGUNAKAN
METODE SINGLE LINKAGE CLUSTERING

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Isi dari tugas Akhir yang saya buat adalah benar-benar karya sendiri dan
tidak menjiplak karya orang lain, selain nama-nama termaktub di isi dan
tertulis di daftar pustaka dalam Skripsi ini.
2. Apabila dikemudian hari ternyata Skripsi saya tulis terbukti hasil jiplakan,
maka saya akan bersedia menanggung segala resiko yang akan saya
terima.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran.

Malang, 22 Januari 2010


Yang menyatakan,

BINTA MUTHIA RIZQI


NIM: 05550034

PERSEMBAHAN
Ku Persembahkan Skripsi ini Kepada
Umie dan Abah tersayang dan tercinta yang selalu mencintai, menyayangi,
memotivasi, selalu mendoakan dan mendukung inta, dan selalu memberi ruang untuk berbagi.
Jasa yang sungguh amat besar tak ternilai untuk inta, yang tak mungkin dapat terbalaskan,
meski inta berusaha sekuat apapun.
Abang Bing, Ka Iyank, Maz Budi, De Khansa dan De Ozy, serta Keluarga Besar
yang selalu mencintaiku, menyayangiku, membimbingku, dan memberiku semangat.
Someone special of my life, My Maz Am Chay yang selalu memberi semangat,
nasehat, senyuman hangat, cinta dan kasih sayang, yang selalu mengisi hari2ku dengan canda
tawa, menemaniku dalam duka dan tangisku, U My Oresame
Umiek, umie, abah dan semua keluarga di Probolinggo, terima kasih atas segala
kebaikan, dukungan, semangat, nasehat, doa dan senyuman, yang selalu membuat Binta
tersenyum bahagia............
Pak Totok, makacih buat waktunya untuk membimbing saya, begitu juga Ust.
Munir, serta Bapak dan Ibu Dosen TI, Pak Yaqin, Pak Zai, Pak Fatur, Bu Ririn, Pak
Syahid, Pak Gun, Pak Deni, Pak Fa(terimakasih sudah banyak membantu, sharing dan
memberi masukan) dan semua dosen TI, terimakasih banyak, sudah memberikan ilmu yang
bermanfaat kepada saya.
Sahabat-sahabatku, yang selalu berada di dekatku dalam canda tawa dan tangisku.
Dwi, Intan, Vita, Aim, Nurie, Septa, Sapta, Uuz, Dian, Susie, Tina dan sahabatku semua
yang tak mungkin kusebutkan satu per satu. Makacih banyak ya?!.....DeOcha tetap jadi
adeq yang manis ya?!semua temen2 TI05, buat ka2k angkatan 04, ade2 angkatan dan
semuanya dech, makacih banyak banget buat semua kebersamaan n dukungannya,.............
Dan Teman-temanku semuanya dimana aja..............Terima kasih...............

With Love
Binta

MOTTO

)(
is not a that young fellow telling this is my father,
But a that young fellow taking upon to say this is me.

Be Your Self
Keinginan hanya bisa diraih dengan usaha dan Kerja keras, Bukan Dalam
Mimpi dan Angan-angan

Apa yang kita pikirkan itulah yang akan terjadi. Berfikirlah bisa, niscaya pasti
akan bisa, karena Allah bersama sangkaan hamba-Nya

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan


Rahmat, Nikmat, dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW penegak kebenaran
yang patut kita ikuti jejak langkahnya sampai akhir hayat. Dengan petunjuk-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul OPTIMASI PENYEBARAN
DANA

BLT

(BANTUAN

LANGSUNG

TUNAI)

DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE CLUSTERING


Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penulis bisa
menyelesaikan penulisan skipsi ini. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati
dan rasa hormat, penulis menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya
kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi Kebesaran dan KekuasaanNya, sehingga
penulis dapat dengan sabar menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Ririen Kusumawati, M. Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Bapak Totok Chamidy, M. Kom dan Bapak Munirul Abidin, M.Ag selaku
dosen pembimbing, berkat kesabaran beliau dalam membimbing dan memberi
arahan serta masukan yang amat berguna bagi penulis hingga terselesaikannya
penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Informatika yang telah mengajarkan ilmunya


kepada penulis selama belajar di universitas ini.
5. Abah, Umie, Abang, Kakak, Maz Budi dan semua Keluarga Besarku, atas
dukungan moril, motivasi serta bimbingan-bimbingannya sehingga dapat
terselesaikannya laporan ini.
6. Sahabat-sahabatku yang telah berbagi kebahagiaan dan kesedihan, serta
semangat yang tiada henti.
7. Seluruh teman-teman angkatan 2005 Teknik Informatika, khususnya yang
membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Penulis

menyadari

bahwa skripsi ini masih banyak kesalahan dan

kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan

kritikan dari

pembaca dan berbagai pihak yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan skripsi
ini, atas perhatian dan masukan kami ucapkan terimakasih.

Malang, 22 Januari 2010


Penulis

(Binta Muthia Rizqi)

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
MOTTO ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 8
1.3 Batasan Masalah............................................................................. 8
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 9
1.5 Manfaaat Penelitian ........................................................................ 9
1.6 Metodologi Penelitian .................................................................... 9
1.7 Sistematika Penulisan .................................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 13
2.1 Kabupaten Banyuwangi ................................................................. 13
2.2 Bantuan Langsung Tunai (BLT) .................................................... 20
2.2.1 Organisasi Penyalur Dana BLT .......................................... 24
2.2.2 Prosedur Kerja BLT ............................................................ 25
2.2.3 Syarat Penerima BLT.......................................................... 27
2.3 Optimasi ......................................................................................... 29
2.4 Clustering ....................................................................................... 31
2.4.1 Pengertian Metode Clustering ............................................ 31
2.4.2 Metode Single Linkage Clustering ..................................... 32
2.5 Pemodelan Visual........................................................................... 35
2.5.1 Notasi Booch....................................................................... 36
2.5.2 Objek Management Technology(OMT) ............................. 36
2.5.3 Unified Modelling Language(UML) .................................. 36
2.5.3.1 Use Case Diagram ............................................... 39
2.5.3.2 Class Diagram ...................................................... 40
2.5.3.3 Activity Diagram ................................................. 41
2.5.3.4 Sequence Diagram ............................................... 41
2.6 Borland Delphi 7.0 ......................................................................... 42
2.6.1 Mengenal IDE Delphi ......................................................... 43
2.6.2 Struktur File ........................................................................ 46

2.7

2.6.3 Code Editor ......................................................................... 47


Borland Interbase ........................................................................... 49
2.7.1 Keuntungan Borlang Interbase ........................................... 50
2.7.2 Tipe Data Interbase ............................................................. 52

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM.................................... 54


3.1 Tahap-tahap Pembuatan Program .................................................. 54
3.1.1 Persiapan Proposal .............................................................. 54
3.1.2 Survey dan Pengumpulan Data ........................................... 54
3.1.3 Analisa dan Perancangan .................................................... 54
3.1.4 Implementasi ....................................................................... 55
3.1.5 Ujicoba dan Integrasi Software........................................... 55
3.1.6 Penulisan dan Pembuatan Laporan ..................................... 55
3.2 Representasi Analisis Basis Pengetahuan ...................................... 55
3.3 Perancangan Aplikasi Optimasi Penyebaran Dana BLT ............... 56
3.3.1 Diagram Use Case(Use Case Diagram) ............................. 56
3.3.2 Diagram Aktivitas (Activity Diagram) .............................. 57
3.3.3 Diagram Sekuensial (Sequence Diagram) ......................... 62
3.3.4 Diagram Kelas (Class Diagram) ........................................ 68
3.3.5 Entity Relationship Diagram(ERD) ................................... 69
3.4 Sistem Database ............................................................................. 70
3.5 Penjelasan Metode Single Linkage Clustering .............................. 73
3.6 Current System ............................................................................... 88
BAB IV HASIL DAN IMPELEMENTASI ................................................ 90
4.1 Implementasi .................................................................................... 90
4.1.1 Ruang Lingkup Perangkat Keras ......................................... 90
4.1.2 Ruang Lingkup Perangkat Lunak ........................................ 91
4.2 Pengujian Metode Single Clustering ................................................ 91
4.3 Pembahasan Program ....................................................................... 110
4.3.1 Halaman Awal(Utama) ........................................................ 110
4.3.2 Form Kecamatan .................................................................. 111
4.3.3 Form Desa ............................................................................ 113
4.3.4 Form Petugas ....................................................................... 115
4.3.5 Form Pertanyaan .................................................................. 117
4.3.6 Form Point ........................................................................... 119
4.3.7 Pendataan Penduduk ............................................................ 121
4.3.8 Optimasi Dana BLT ............................................................. 123
4.4 Implementasi Program Dalam Pandangan Islam ............................. 126
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 130
5.1 Kesimpulan................................................................................... 130
5.2 Saran ............................................................................................. 131
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Table 2.1 Letak Geografis Banyuwagi................................................................16


Tabel 2.2 Keadaan Demografi Banyuwangi .......................................................16
Tabel 2.3 Struktur Kependudukan ...................................................................... 17
Tabel 2.4 Mata Pencaharian ................................................................................ 17
Tabel 2.5 Matriks Pengukuran Kerja .................................................................. 17
Tabel 2.6 Tipe Data Interbase ............................................................................. 53
Table 3.1 Penjelasan Use Case Diagram............................................................. 57
Tabel 3.2 Tabel Database Desa ........................................................................... 70
Tabel 3.3 Tabel Database Kecamatan ................................................................. 71
Tabel 3.4 Tabel Database Pertanyaan ................................................................. 71
Tabel 3.5 Tabel Database Petugas ...................................................................... 71
Tabel 3.6 Tabel Database Point .......................................................................... 71
Tabel 3.7 Tabel Database Warga ........................................................................ 72
Table 3.8 Tabel Database Pehitungan Clustering ............................................... 73
Tabel 3.9 Data Perhitungan Clustering. Lampiran
Tabel 3.10 Data Pertanyaan, point, dan jawaban .Lampiran
Tabel 3.11 Jumlah Rata-rata Data..Lampiran
Tabel 3.12 Standar Deviasi.....Lampiran
Tabel 3.13 Skor Standar(Zero Standar)......Lampiran
Table 4.1 Tabel Rincian Data Perhitungan Clustering....................................... 95
Tabel 4.2 Tabel Rincian Angka Perhitungan Clustering .................................... 96
Tabel 4.3 Tabel Rata-rata Data ........................................................................... 97
Tabel 4.4 Tabel Standar Deviasi .........................................................................100
Tabel 4.5 Tabel Skor Standar (Zero Standar) ..................................................... 105

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

Gambar 2.1 Peta Lokasi Banyuwangi ........................................................... 13


Gambar 2.2 Pemkab Kabupaten Banyuwangi ............................................. 13
Gambar 2.3 Tampilan Software Rational Roose........................................... 38
Gambar 2.4 Form Desainer Delphi ............................................................... 44
Gambar 2.5 Jendela Unit Delphi ................................................................... 44
Gambar 2.6 Objek Treview ........................................................................... 45
Gambar 2.7 Objek Inspector ......................................................................... 45
Gambar 2.5 Jendela Unit Delphi ................................................................... 44
Gambar 2.8 Tampilan Borland Interbase ...................................................... 49

Gambar 3.1 Use Case Diagram Optimasi BLT ............................................. 56


Gambar 3.2 Activity Diagram untuk Membuat Data Desa ........................... 58
Gambar 3.3 Activity Diagram untuk Membuat Data Kecamatan ................. 58
Gambar 3.4 Activity Diagram untuk Membuat Data Pertanyaan ................. 59
Gambar 3.5 Activity Diagram untuk Membuat Data Petugas ...................... 59
Gambar 3.6 Activity Diagram untuk Membuat Data Point .......................... 60
Gambar 3.7 Activity Diagram untuk Mendata Warga .................................. 61
Gambar 3.8 Activity Diagram untuk Perhitungan Clustering ....................... 62
Gambar 3.9 Sequence Diagram untuk membuat data desa ........................... 63
Gambar 3.10 Sequence Diagram untuk membuat data kecamatan ............... 63
Gambar 3.11 Sequence Diagram untuk membuat data pertanyaan ............. 64
Gambar 3.12 Sequence Diagram untuk membuat data petugas ................... 65
Gambar 3.13 Sequence Diagram untuk membuat data point ....................... 66
Gambar 3.14 Sequence Diagram untuk mendata warga .............................. 67
Gambar 3.15 Sequence Diagram untuk perhitungan clustering................... 68
Gambar 3.16 Class Diagram penyebaran dana BLT .................................... 69
Gambar 3.17 ERD Optimasi penyebaran dana BLT .................................... 70
Gambar 3.18 Dendrogram Penerima BLT ................................................... 88

Gambar 3.19 Current System BLT .............................................................. 89

Gambar 4.1 Halaman Awal Aplikasi Program BLT ..................................... 110


Gambar 4.2 Form Kecamatan ....................................................................... 112
Gambar 4.3 Form Desa ................................................................................. 113
Gambar 4.4 Form Petugas ............................................................................. 115
Gambar 4.5 Form Pertanyaan ....................................................................... 117
Gambar 4.6 Form Point ................................................................................. 119
Gambar 4.7 Form Pendataan Penduduk ........................................................ 121
Gambar 4.8 Tampilan Perhitungan Clustering.............................................. 123

ABSTRAK
Rizqi, Binta Muthia 2010. Optimasi Penyebaran Dana BLT (Bantuan
Langsung Tunai) Dengan Menggunakan Metode Single Linkage
Clustering. Skripsi. Jurusan Teknik Informatika. Fakultas Sains dan
Teknologi. Universitas Islam Negeri(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Pembimbing : (1) Totok Chamidy, M.Kom (2) Munirul Abidin, M.Ag
Kata Kunci :Bantuan Langsung Tunai, Single Linkage Clustering
Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan program yang digagas
pemerintah yang bertujuan untuk pengentasan kemiskinan. Dengan adanya BLT
ini, diharapkan dapat membantu warga miskin dalam mensejahterakan hidup
mereka. Akan tetapi di dalam pelaksanaannya program ini, tidak sepenuhnya
berjalan dengan lancar. Beberapa kesalahan yang terjadi antara lain, kesalahan
dalam pemberian dana kepada warga miskin dan pemotongan dana dari pihakpihak tertentu yang tentunya akan merugikan warga miskin dan juga pemerintah.
Oleh karena itu diperlukan adanya sistem yang mempermudah pemerintah
ataupun pihak yang bersangkutan mengenai pelaksanaan BLT dalam memberikan
dana BLT kepada warga miskin yang benar-benar membutuhkan. Maka, dibuatlah
aplikasi Optimasi Penyebaran Dana BLT Dengan Menggunakan Metode Single
Linkage Clustering. Single Linkage Clustering merupakan metode perhitungan
data yang didasarkan pada perhitungan jarak terpendek. Perhitungan dimulai
dengan Standarisari Data, Perhitungan Jarak Euclidean dan pengelompokan
menggunakan Algoritma Single Linkage.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah ekonomi selalu menarik perhatian besar dari indivdu atau
masyarakat, dan berbagai cara telah dilakukan untuk memecahkan masalah yang
sulit ini. Realitanya kesejahteraan masyarakat masih sangat minim terjadi, atau
dengan kata lain, kemiskinan terus bertambah. Salah satu faktor dari penyebab
kemiskinan adalah pendahuluan kepentingan pribadi dari diri penguasa ekonomi,
sehingga menyebabkan terjadinya sistem ekonomi kapitalis, yaitu menghancurkan
hak-hak seseorang demi kepentingan pribadi. Islam mengajarkan bahwa kita
semua umat manusia dianjurkan untuk menghormati hak-hak orang lain dan
mendahulukan kepentingan orang lain diatas kepentingan pribadi, seperti Firman
Allah SWT dalam Q. S Al Baqoroh ayat 177:



Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[647].
[647] yang berhak menerima zakat ialah: 1. orang fakir: orang yang
amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi
penghidupannya. 2. orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan
dalam keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk
mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan
masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5.
memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan
oleh orang-orang kafir. 6. orang berhutang: orang yang berhutang Karena untuk

kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. adapun orang
yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu
dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. 7. pada jalan Allah
(sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di
antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga
kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lainlain. 8. orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami
kesengsaraan dalam perjalanannya.

Allah menjelaskan bahwa Allah-lah yang mengatur pembagian zakat


tersebut dan tidak mewakilkan hak pembagian itu kepada selain-Nya. Allah
membaginya untuk mereka yang disebutkan dalam ayat di atas (Ibnu Katsir, 2006:
150).
Dengan cara seperti inilah, Allah mengajarkan kepada kita untuk saling
tolong menolong sesama manusia, terutama kepada orang yang membutuhkannya.
Antara lain contohnya adalah memberikan sebagian harta kita kepada orang fakir,
orang miskin, dan atau mereka yang terlilit hutang. Orang miskin tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari secara penuh, masih terdapat
sedikit kekurangan yang mereka rasakan, karena keterbatasan harta yang mereka
miliki. Oleh karena itu, untuk mensejahterakan orang miskin, pemerintah
menggagas program BLT yang dirasa cukup efisien untuk sedikit meringankan
beban hidup mereka yang masih berada dibawah garis kemiskinan. Harta yang
diberikan bisa berupa apa saja, sesuai dengan kemampuan kita dalam membantu,
tidak hanya terbatas pada materi atau harta saja, akan tetapi dapat pula berupa
bantuan makanan, pakaian ataupun pekerjaan, dengan membuka lapangan
pekerjaan untuk orang-orang miskin yang tidak mampu.

Membuka lapangan pekerjaan, merupakan salah satu bentuk kepedulian


sosial, khususnya terhadap masalah pengentasan kemiskinan, karena dapat
mengurangi tingkat penganguran di Indonesia, hal ini membuktikan bahwa
pemerintah mempunyai aspek-aspek penting dalam kehidupan masyarakatnya.
Bukan hanya dalam pemerintahan saja, dalam Islam juga mempunyai peranan
dan fungsi yang vital dalam pengembangan hidup dan kehidupan manusia dengan
pola-polanya yang efektif dan tepat guna sasarannya. Islam menghormati
kebebasan individu tanpa merusak kepentingan bersama dalam masyarakat. Islam
meletakkan keseimbangan yang adil dan merata antara hak perorangan dengan
hak masyarakat.
Hal ini menyebabkan kelahiran hak-hak asasi bagi setiap orang untuk
berusaha mendapat bagiannya, dan tidak ada seorang pun yang mengklaimnya
atas dasar warna kulit, kepercayaan (agama) atau suku. Semuanya memiliki
kesempatan yang sama dalam bidang perekonomian, yaitu cara mereka mencari
nafkah hidupnya, atau dengan kata lain semua orang berhak berusaha
mendapatkan bagian dari rezeki yang diberikan Tuhan. Dan Inilah tugas dari
Negara Islam, yaitu menjamin bahwa seluruh warga negaranya dapat memiliki
kesempatan yang sama serta peluang yang adil dalam mencari nafkah hidupnya.
Firman Allah SWT dalan Q. S An Nisa ayat 135 yang berbunyi:



Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benarbenar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadap dirimu

sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia[361] Kaya ataupun miskin,
Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar
balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah
adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.( Q. S An Nisa ayat
135).
[361] Maksudnya: orang yang tergugat atau yang terdakwa.

Dalam ayat tersebut diatas telah dijelaskan bahwa kita sebagai orang Islam
dianjurkan untuk berlaku adil terhadap orang lain, terutama bagi mereka yang
sedang berada dalam kesusahan. Hal ini sesuai kondisi yang terjadi di Negara
Indonesia yaitu dalam hal pengentasan kemiskinan. Dalam periode pemerintahan
Susilo Bambang Yodhoyono dan Jusuf Kalla, terjadi perubahan kesejahteraan
yang membatu meringankan beban masyarakat miskin dalam bidang ekonomi,
yaitu dengan program BLT (Bantuan Langsung Tunai). Program ini,
diperuntukkan bagi siapa saja warga miskin untuk memperbaiki kesejahteraan
hidupnya, dengan perlakuan yang adil, tidak memilah dan memilih warga miskin
mana yang akan mendapat bantuan, tetapi bagi semua warga miskin yang
termasuk dalam syarat-syarat penerimaan BLT.
Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan salah satu program
pemerintah yang tujuan sebenarnya adalah untuk pengentasan kemiskinan. Akan
tetapi oleh pihak-pihak tertentu, program ini disinyalir sebagai pemicu kemalasan
masyarakat dalam bekerja, karena tiap bulan, warga miskin akan mendapatkan
bantuan uang sebesar Rp. 100.000 dari pemerintah. Permasalahan yang timbul
dalam pelaksanaan BLT ini antara lain :

1. Ketidaktepatan dalam mendata RTS (Rumah Tangga Sasaran), yaitu petugas


pendata, tidak mematuhi kriteria yang ditetapkan (memenuhi minimal 9 kriteria
dari 14 kriteria syarat penerima BLT).
Data yang tidak valid, menyebabkan kesalahan dalam pembagian dana
BLT yang seharusnya diberikan kepada orang yang berhak menerimanya,
akibatnya sebagian dari warga miskin mengeluhkan kejadian tersebut, karena
mereka yang seharusnya masuk dalam daftar RTS (Rumah Tangga Sasaran)
tidak mendapat dana bantuan. Pendataan warga perlu dilakukan setiap
periodenya, agar sewaktu BLT akan dilaksanakan, petugas pendata
mendapatkan data valid mengenai jumlah warga miskin yang berhak menerima
BLT, karena perubahan ekonomi yang terjadi setiap saat dapat menyebabkan
taraf hidup warga yang berubah-ubah pula. Seperti yang tercatat, bahwasanya
pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2008, penerima BLT dari 17, 75% turun
menjadi 16, 75 %. Hal ini menunjukkan adanya perubahan ekonomi yang
sewaktu-waktu dapat terjadi.
2. Penyusutan jumlah dana bantuan yang akan diberikan kepada RTS (Rumah
Tangga Sasaran). Kebocoran penyaluran dana tersebut antara lain digunakan
untuk keamanan, honor petugas desa, transportasi serta biaya administrasi.
Penyusutan dana BLT ini, menyebabkan jumlah dana yang diberikan
kepada RTS berkurang hingga sebanyak 25 % dari jumlah yang sesungguhnya,
kenyataan ini dapat merugikan orang yang bersangkutan, terutama bagi RTS
yang benar-benar membutuhkan bantuan dan perhatian dari pemerintah akan
kesejahteraan hidupnya.

Dana yang diberikan pemerintah sesuai dengan data penerima BLT yang
sudah tercatat di BPS, sebagai pusat dari pengumpulan data warga penerima BLT
di daerah tertentu. Data tersebut akan dikirim ke BPS pusat di Jakarta, yang
kemudian akan diproses, menjadi acuan untuk pengeluaran dana BLT sesuai
dengan jumlah RTS di daerah tertentu, contohnya pada studi kasus ini adalah
kabupaten Malang. Apabila dana tersebut disalahgunakan oleh pihak-pihak
tertentu yang tidak bertanggung jawab, misalnya pengkorupsian jumlah dana BLT
yang diberikan pemerintah pusat, maka hal ini menyebabkan program BLT tidak
akan teroptimasi dengan baik untuk kesejahteraan warga miskin.
Agar program BLT dapat berjalan baik, maka diperlukan adanya
manajemen penyaluran dana yang baik dan sistematis, agar tercapai tujuan dari
program BLT yang sebenarnya yaitu membantu mensejahterakan masyarakat
kecil. Disamping manajemen penyaluran dana, diperlukan pengawasan terhadap
penyaluran dana BLT, karena banyak ditemukan kesalahan-kesalahan yang
menyebabkan program BLT tidak dapat berjalan sesuai dengan rencana. Agar
pelaksanaan program ini maksimal dan lancar, maka Presiden telah mengeluarkan
Inpres No. 12 Tahun 2005, pada tanggal 10 september 2005 tentang Pelaksanaan
Bantuan Langsung Tunai Kepada Rumah Tangga Miskin. Demikian pula pada
tahun 2008, untuk mempertegas kembali pelaksanaan BLT, Presiden kembali
mengeluarkan Inpres No. 3 th 2008 tentang Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai
untuk Rumah Tangga Sasaran(NK dan RAPBN, 2009: IV 121).
Tidak hanya dalam pemerintahan, dalam Agama Islam juga dianjurkan
untuk melakukan pengawasan terhadap hak-hak orang lain, khususnya hak orang

miskin untuk mendapatkan bantuan yang patut diterimanya. Dalam agama Islam
telah dijelaskan bahwa tentang pengawasan penyaluran dana yang baik yaitu pada
surat Al Anfal ayat 27 :

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah
dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanatamanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu Mengetahui.

artinya adalah Janganlah berkhianat, Al Khianah: menurut


bahasa, artinya melakukan kekeliruan dan kegagalan. Kebalikan dari kata khianat
adalah adalah amanat dan kesetiaan.
, Al Amanah artinya adalah tiap-tiap hak materi ataupun
manawiyang wajib kamu tunaikan kepada yang berhak menerimanya.

Khianat merupakan sifat orang yang munafik, sedangkan Amanat adalah


sifat orang muminin. Sebagai seorang muminin yang baik, kita dianjurkan untuk
tidak mengkhianati atau tidak melanggar batas-batas-Nya, salah satu contohnya
adalah dengan tidak mengkhianati amanat-amanat diantara sesama manusia dalam
soal perhubungan (mu'amalat) harta dan lainnya. Anas bin Malik berkata, jarang
Rasulullah Saw berkata berkhutbah, tanpa mengatakan tidak beriman orang yang
tak setia akan janjinya(H.R Imam Shamad).
Berdasarkan analisis permasalahan diatas, maka diperlukan adanya suatu
metode atau cara yang dapat membantu dalam mengoptimalkan pembagian dana
BLT kepada RTS yang benar-benar membutuhkan. Salah satu dari metode yang
digunakan adalah metode single linkage clustering.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana

merancang

dan

membangun

sebuah

aplikasi

untuk

mengoptimalkan penyebaran dana BLT?


2. Bagaimana melakukan optimasi penyebaran dana BLT dengan menggunakan
metode single linkage clustering?
3. Bagaimana meminimalisir kesalahan dalam penyebaran dana BLT, khususnya
kesalahan dalam pendataan dan menentukan warga yang berhak menerima
BLT?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. User adalah petugas pendata warga yang berhak menerima BLT (Bantuan
Langsung Tunai)
2. Hanya ditujukan bagi warga yang memenuhi syarat penerima BLT (Bantuan
Langsung Tunai)
3. Studi kasus hanya dilakukan di Kelurahan Panderejo
4. Pengembangan aplikasi difokuskan pada implementasi metode single linkage
clustering terhadap optimasi penyebaran dana BLT
5. Pengembangan aplikasi menggunakan Delphi 7.0 dan Interbase Sql Server
sebagai software program

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Merancang dan membangun aplikasi untuk mengoptimalkan penyebaran dana
BLT (Bantuan Langsung Tunai)
2. Melakukan optimasi penyebaran dana BLT dengan menggunakan metode
single linkage clustering
3. Meminimalisir kesalahan dalam penyebaran dana BLT khususnya dalam
pendataan dan menentukan warga yang berhak menerima BLT
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mempercepat proses pendataan warga miskin yang berhak menerima BLT
2. Membantu mengoptimasi penyebaran dana BLT dengan menggunakan metode
single linkage clustering
3. Membantu meminimalisir kesalahan dalam penyebaran dana BLT, sehingga
tidak terjadi kesalahaan dalam pendataan warga yang menerima BLT
1.6 Metode Penelitian
Penyusunan laporan penelitian ini melalui beberapa metode yang dipakai,
antara lain:
a. Persiapan
Kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan proposal dan mengurus perijinan
dalam penelitian

b. Pengumpulan Data
Pembuatan tugas akhir ini terbagi menjadi beberapa tahap pengerjaan yang
tertera sebagai berikut :
1. Pengumpulan data-data yang diperlukan
Beberapa metode yang akan dipakai dalam pengumpulan data:
a. Studi Literatur
Pada metode ini penulis akan melakukan pencarian, pembelajaran dari berbagai
macam literatur dan dokumen yang menunjang pengerjaan Tugas Akhir ini
khususnya yang berkaitan dengan penyebaran dana BLT, beserta cara untuk
mengoptimalkan penyebaran dana tersebut menggunakan metode single linkge
clustering
b. Observasi
Melakukan pengamatan terhadap data yang diteliti, melakukan interview
dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan pembuatan program aplikasi untuk
optimasi penyebaran dana BLT, yaitu masyarakat, dan pihak dari Kantor
Kelurahan Panderejo, serta Dosen Pembimbing.
c. Browsing
Melakukan pengamatan ke berbagai macam website di internet yang
menyedikan informasi yang relevan dengan permasalahan dalam pembuatan
sistem ini.

2. Analisa data yang telah dikumpulkan


3. Membuat analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil observasi yaitu
menggabungkan dengan laporan survey dan kebijakan pemakai menjadi
spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan pemodelan.
4. Perancangan dan Desain Sistem
Memahami

rancangan

aplikasi

sistem

sesuai

data

yang

ada

dan

mengimplementasikan model yang diinginkan oleh pengguna. Pemodelan


sistem ini berupa Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram,
Collaboration Diagram, Class Diagram, dan Entity Relationship Diagram
(ERD) guna mempermudah dalam proses-proses selanjutnya.
5. Pembuatan Aplikasi
Tahap ini merupakan tahap pembuatan dan pengembangan aplikasi sesuai
dengan desain sistem yang ditetapkan pada tahap sebelumnya. Optimasi
Penyebaran Dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dengan Menggunakan
Metode Single Linkage Clustering ini dibangun dengan Delphi 7.0 dan
Interbase Sql Server.
6. Uji Coba dan Evaluasi
Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur dan sistem secara keseluruhan.
Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun dengan
menggunakan kuisioner. Proses uji coba ini diperlukan untuk memastikan
bahwa sistem yang telah dibuat sudah benar, sesuai dengan karakteristik yang
ditetapkan dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang terkandung di dalamnya.

7. Penyusunan Buku Tugas Akhir


Tahap terakhir ini merupakan dokumentasi pelaksanaan tugas akhir.
Diharapkan, buku tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca yang ingin
mengembangkan sistem ini lebih lanjut maupun pada lain kasus.
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah,
Tujuan dan Manfaat, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang terkait dengan permasalahan


yang diambil.
BAB III

DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang analisa yang dilakukan dalam merancang dan
membuat aplikasi untuk optimasi penyebaran dana BLT.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang implementasi dari aplikasi yang dibuat secara
keseluruhan. Serta melakukan pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk
mengetahui aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi sesuai dengan yang diharapkan.
BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat
bermanfaat untuk pengembangan pembuatan program aplikasi selanjutnya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kabupaten Banyuwangi

Gambar 2.1 Peta lokasi Banyuwangi

Gambar 2.2 Pemkab Kabupaten Banyuwangi


Merujuk data sejarah yang ada, sepanjang sejarah Blambangan kiranya
tanggal 18 Desember 1771 merupakan peristiwa sejarah yang paling tua yang
patut diangkat sebagai hari jadi Banyuwangi. Sebelum peristiwa puncak perang
Puputan Bayu tersebut sebenarnya ada peristiwa lain yang mendahuluinya, yang

juga heroik-patriotik, yaitu peristiwa penyerangan para pejuang Blambangan


dibawah pimpinan Pangeran Puger ( putra Wong Agung Wilis ) ke benteng VOC
di Banyualit pada tahun 1768.

Namun sayang peristiwa tersebut tidak tercatat secara lengkap


pertanggalannya, dan selain itu terkesan bahwa dalam penyerangan tersebut kita
kalah total, sedang pihak musuh hampir tidak menderita kerugian apapun. Pada
peristiwa ini Pangeran Puger gugur, sedang Wong Agung Wilis, setelah Lateng
dihancurkan, terluka, tertangkap dan kemudian dibuang ke Pulau Banda (
Lekkerkerker, 1923 ).

Berdasarkan data sejarah nama Banyuwangi tidak dapat terlepas dengan


keajayaan Blambangan. Sejak jaman Pangeran Tawang Alun (1655-1691) dan
Pangeran Danuningrat (1736-1763), bahkan juga sampai ketika Blambangan
berada di bawah perlindungan Bali (1763-1767), VOC belum pernah tertarik
untuk memasuki dan mengelola Blambangan ( Ibid.1923 :1045 ).

Pada tahun 1743 Jawa Bagian Timur ( termasuk Blambangan ) diserahkan


oleh Pakubuwono II kepada VOC, VOC merasa Blambangan memang sudah
menjadi miliknya. Namun untuk sementara masih dibiarkan sebagai barang
simpanan, yang baru akan dikelola sewaktu-waktu, kalau sudah diperlukan.
Bahkan ketika Danuningrat memina bantuan VOC untuk melepaskan diri dari
Bali, VOC masih belum tertarik untuk melihat ke Blambangan (Ibid 1923:1046).

Namun barulah setelah Inggris menjalin hubungan dagang dengan


Blambangan dan mendirikan kantor dagangnya (komplek Inggrisan sekarang)
pada tahun 1766 di bandar kecil Banyuwangi ( yang pada waktu itu juga disebut
Tirtaganda, Tirtaarum atau Toyaarum), maka VOC langsung bergerak untuk
segera merebut Banyuwangi dan mengamankan seluruh Blambangan. Secara
umum dalam peprangan yang terjadi pada tahun 1767-1772 ( 5 tahun ) itu, VOC
memang berusaha untuk merebut seluruh Blambangan. Namun secara khusus
sebenarnya VOC terdorong untuk segera merebut Banyuwangi, yang pada waktu
itu sudah mulai berkembang menjadi pusat perdagangan di Blambangan, yang
telah dikuasai Inggris.

Dengan demikian jelas, bahwa lahirnya sebuah tempat yag kemudian


menjadi terkenal dengan nama Banyuwangi, telah menjadi kasus-beli terjadinya
peperangan dahsyat, perang Puputan Bayu. Kalau sekiranya Inggris tidak bercokol
di Banyuwangi pada tahun 1766, mungkin VOC tidak akan buru-buru melakukan
ekspansinya ke Blambangan pada tahun 1767. Dan karena itu mungkin perang
Puputan Bayu tidak akan terjadi ( puncaknya ) pada tanggal 18 Desember 1771.
Dengan demikian pasti terdapat hubungan yang erat perang Puputan Bayu dengan
lahirnya sebuah tempat yang bernama Banyuwangi. Dengan perkataan lain,
perang Puputan Bayu merupakan bagian dari proses lahirnya Banyuwangi. Karena
itu, penetapan tanggal 18 Desember 1771 sebagai hari jadi Banyuwangi
sesungguhnya sangat rasional.

Letak Geografis
Kabupaten Banyuwangi merupakan bagian yang paling Timur dari
Wilayah Propinsi Jawa Timur, terletak diantara koordinat 7 43 8 46 Lintang
Selatan dan 113 53 114 38 Bujur Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten
Banyuwangi :

Utara
Timur
Selatan
Barat

Kabupaten Situbondo
Selat Bali
Samudera Indonesia
Kabupaten Jember dan Bondowoso
Tabel 2.1(Letak Geografis Banyuwangi)

Keadaan Demografi
Struktur wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi :

Kecamatan
Kelurahan
Desa
Rukun Warga (RW)
Rukun Tetangga (RT)

24
28
189
2.827
10.532
Tabel 2.2(Keadaan Demografi)

Struktur Kependudukan
Komposisi jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi dalam kurun waktu
tiga tahun terakhir sebanyak :

No. Uraian
1.

2.

Satuan

2002

2003

2004

2005

Jumlah
Jiwa
Penduduk
Laki - Laki Jiwa
Perempuan Jiwa

1.482.068

1.531.026

1.557.436

1.575.089

729.933
752.135

758.268
772.758

780.459
776.977

789.305
785.784

Kepadatan
Penduduk

256

264

269

272

Jiwa/Km2

Tabel 2.3 (Struktur Kependudukan)


Mata Pencaharian
Secara umum mata pencaharian penduduk Kabupaten Banyuwangi
meliputi beberapa sektor, yaitu :
a.

Pertanian

45,42 %

b.

Industri

5,53 %

c.

Perdagangan

25,34 %

d.

Keuangan

6,44 %

e.

Jasa

7,17 %

f.

Pertambangan dan Penggalian

0,08 %

g.

Listrik, Gas, dan Air Minum

1,08 %

h.

Secara Angkutan dan Komunikasi

7,09 %

i.

Konstruksi

0,74 %

j.

Lain lain

6,74 %
Tabel 2.4 (Mata Pencaharian)

Matriks Pengukuran Kinerja


No. Uraian

Satuan

2002

2003

2004

2005

1.

Rata rata Tahun


Lama Sekolah

5,84

6,00

6,33

6,54

2.

Indeks
Pembangunan
Manusia

63,52

64,56

65,42

66,21

Persen
(%)

3.

Pertumbuhan
Ekonomi

Persen
(%)

4.

Jumlah
Penduduk
Miskin

Keluarga 103.749
Jiwa
254.262 303.293

5.

Jumlah Buta Orang


Huruf di Atas
10 Tahun

6.

Nilai
Petani

7.

Angka
Jiwa
Kematian
Bayi per 1000
Kelahiran
Angka
Tahun
Harapan
Hidup
Pendapatan
Ribu Rp.
per Kapita

8.

9.

Tukar -

4,63

4,27

4,28

4,30

103.749
303.293

157.818
464.555

195.047 185.341

179.028

200.512

47

46

46

44

65,99

66,58

66,57

66,96

4.137,121 4.510,306

4.924,264

Tabel 2.5 (Matriks Pengukuran Kerja)

Visi dan Misi Kabupaten Banyuwangi


Visi
Mewujudkan Masyarakat Banyuwangi Yang Sejahtera, Adil, Beriman dan
Berbudaya.

Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :


1. Kesejahteraan adalah cita - cita dan kebutuhan manusia serta dambaan
masyarakat,

sehingga

menjadi

tanggungjawab

kita

bersama

untuk

mewujudkannya. Kesejahteraan juga dapat dipandang sebagai suatu kondisi


masyarakat dimana dengan kemampuan dan kompetensinya, sehingga mampu

memenuhi kebutuhkan sandang, pangan dan papan. berdasarkan dua konsep


tersebut diatas sehingga untuk mencapai kesejahteraan itu yang menjadi titik
kritis adalah pemberdayaan dan peningkatan kemampuan masyarakat sehingga
mampu untuk memenuhi kebutuhan dan maningkatkan taraf hidupnya.
2. Keadilan adalah perasaan yang hakiki dalam kehidupan manusia, yang perlu
dirasakan oleh setiap masyarakat. Rasa adil akan muncul ketika pemerintah
mampu memberikan pelayanan yang sama kepada seluruh masyarakat tanpa
membedakan suku, agama dan ras. Sehingga pemerintah harus mampu
memberikan dan menciptakan standar pelayanan serta cakupan pelayanan
secara menyeluruh kepada semua lapisan masyrakat.
3. Kebudayaan adalah cermin harkat dan martabat manusia yang perlu dijunjung
oleh setiap masyarakat. Iman dan taqwa merupakan penuntun tingkah laku bagi
setiap masyarakat. Sehingga keimanan akan menjadi nafas budaya, sedangkan
budaya menjadi penyelaras kehidupan bermasyarakat dalam mewujudkan
kesejahteraan dan keadilan.
M isi
1. Meningkatkan kualitas hidup (Quality of Life) masyarakat melalui penignkatan
kualiltas pendidikan, peningkatan derajat kesehatan dan peningkatan daya beli
masyarakat (Perekonomian)
2. Peningkatan pelayanan umum (Public Service), meliputi peningkatan infra
struktur meliputi sarana fisik seperti jalan, listrik dan jaringan air bersih,
peningkatan pelayanan administrasi dan Komunikasi, serta peningkatan
pelayanan sosial budaya.

3. Membangun semangat persatuan dan kesatuan bangsa, gotong royong, serta


harmonisasi antar seluruh lapisan masyarakat, dalam hetrogenitas agama, suku
dan adat istiadat.
4. Mewujudkan supermasi hukum dan pemberdayaan perempuan.
5. Menciptakan

pemerintahan

yang

bersih,

efektif

dan

efisien

(www.banyuwangikab.go.id).

2.2 Bantuan Langsung Tunai (BLT)


Pemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha menangani masalah
pengentasan kemiskinan. Salah satu program yang membantu mensejahterakan
kehidupan orang miskin meskipun tak sepenuhnya, tapi setidaknya bantuan
seperti BLT dapat meringankan beban hidup mereka dalam hal ekonomi.
Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan salah satu program
pemerintah, khususnya dalam rangka untuk mensejahterakan rakyat, dengan cara
membantu orang miskin yang tidak mampu, yang termasuk dalam kriteria atau
persyaratan untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai.



Artinya: Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian
(pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan[1171]. Itulah
yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka
Itulah orang-orang beruntung. (Q.S Ar Rum : 38)

[1171] yang berhak menerima zakat ialah: 1. orang fakir: orang yang amat
sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi
penghidupannya. 2. orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan
dalam keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk
mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan
masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5.
memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan
oleh orang-orang kafir. 6. orang berhutang: orang yang berhutang Karena untuk
kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. adapun orang
yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu
dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. 7. pada jalan Allah
(sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di
antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga
kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lainlain. 8. orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami
kesengsaraan dalam perjalanannya.

Dalam ayat dijelaskan bahwasanya Allah meluaskan rezeki bagi orang


yang dikehendaki-Nya dan menyempitkannya, Dia pun memerintahkan kepada
orang yang diluaskan rezeki untuk membagi kecukupan rezekinya tersebut kepada
fakir miskin, untuk menguji kesyukuran orang kaya (Al Qurthubi, 2009: 82)
Allah SWT memerintahkan untuk memberi kepada kerabat yang terdekat,
karena kedekatan hubungan kekeluargaannya. Sebaik-baik sedekah sendiri adalah
sedekah pada kerabat dekat. Sebab, didalamnya juga terkandung maksud
menyambung silaturahm (Al Qurthubi, 2009 : 83).
Selain diberikan kepada kerabat dekat, Islam juga menganjurkan untuk
memberikan sebagian harta kita kepada orang lain yang sedang membutuhkan,
seperti dalam Firman Allah berikut ini:

Artinya : Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian[1417] (Q.S adz
Dzariyaat : 19)
[1417] Orang miskin yang tidak mendapat bagian maksudnya ialah orang miskin
yang tidak meminta-minta.
Dan pada harta mereka ada hak.Yaitu, bagian yang mereka
berikan kepada orang yang meminta-minta dan juga orang yang tidak
mendapatkan bagian.
Yang dimaksud dengan adalah orang yang langsung mengajukan
permintaan sedang ia mempunyai hak. Sedangkan mengenai kata
(orang miskin yang tidak mendapatkan bagian), Ibnu Abbas r.a dan Mujahid
mengatakan: Yaitu, orang-orang bernasib buruk yang tidak mendapatkan bagian
dari Islam, yaitu tidak mendapatkan bagian dari baitul maal, tidak mempunyai
usaha, dan tidak pula mempunyai keahlian untuk mencari nafkah. (Ibnu Katsir,
1994: 534-535).

Dari kutipan ayat- ayat diatas dapat diketahui penjelasan mengenai hak
akan kerabat maupun fakir miskin terhadap harta yang kita miliki. Harta yang kita
miliki wajib dizakatkan atau diinfaqkan kepada orang yang membutuhkan, karena
sebagian dari harta kita terdapat hak bagi orang miskin yang meminta (hak
mereka) ataupun yang tidak meminta. Meninfaqkan atau menzakatkan harta kita
tidak hanya pada saat menjelang hari raya idul fitri, seperti halnya membayar
zakat, akan tetapi kapan saja dan dimana saja, saat kita sudah mampu untuk
meninfaqkannya. Allah SWT mewajibkan kita untuk membantu sesama yang
sedang dalam keadaan kekurangan dan memderita, oleh karena itu wajib bagi kita

untuk berbagi dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan, agar


mereka juga dapat merasakan sedikit kebahagiaan yang kita miliki.
Program zakat dalam Islam juga membantu dalam pertumbuhan ekonomi,
terbukti bahwa pengaruh zakat dalam pembangunan ekonomi mencapai 70 %.
Berdasarkan penelitian, terdapat lima variable yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dana zakat. Tata kelola zakat menjadi faktor dominan terhadap
pertumbuhan zakat. Kemudian variable SDM dan variable regulasi juga termasuk
yang menjadi faktor peningkatan dan pertumbuhan zakat. Seperti halnya zakat
dalam Islam yang mana dapat membantu orang miskin dalam meringankan beban
hidupnya, program BLT dari pemerintah juga membantu dalam mengurangi
pengangguran sebanyak 60 % dan kemiskinan sebanyak 14 %, dan merupakan
implementasi dari zakat dalam Islam, hanya saja yang membedakan adalah zakat
sumber dananya berasal dari orang-orang mampu dilingkungan masyarakat
sekitar, dan juga dari pemerintah. Jika BLT berasal dari uang pemerintah yang
dananya berasal dari pajak ataupun anggaran lainnya dari program pemerintah
yang menghasilkan devisa Negara, baik dari sektor migas dan non-migas. Selain
dengan BLT, program zakat dalam Islam juga membantu dalam pertumbuhan
ekonomi. Tata kelola yang baik dalam BLT juga mempengaruhi kinerja BLT
dalam realisasinya di lapangan, sehingga program ini dapat sesuai dengan yang
diharapkan yaitu dapat teroptimasi dengan baik dan lancar untuk warga miskin
(www.pkesinteraktif.com).

2.2.1 Organisasi Penyalur Dana BLT


Penyaluran BLT merupakan suatu bentuk kerjasama antara Depsos, PT Pos
Indonesia (Persero), dan PT BRI (Persero) Tbk yang didasarkan pada fungsi dan
tugas pokok masing-masing, sehingga masing-masing lembaga bertanggungjawab
terhadap kelancaran bidang tugas masing-masing. Bentuk kerjasama ini
dimaksudkan untuk mempercepat proses penyaluran dana BLT kepada kelompok
sasaran sehingga pemanfaatannya menjadi lebih optimal. Untuk meningkatkan
sinergi pelayanan yang maksimal, dalam BLT ini disusun pengorganisasian
sebagai berikut:
a. Departemen Sosial
1) Menjadi Kuasa Pengguna Anggaran dalam pelaksanaan pemberian bantuan
langsung kepada rumah tangga miskin.
2) Menyalurkan dana melalui kerjasama dengan PT Pos Indonesia (Persero) dan
PT BRI (Persero) Tbk sesuai dengan daftar nominatif penerima BLT yang
disampaikan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).
3) Menyusun petunjuk teknis penyaluran BLT bersama dengan PT Pos Indonesia
(Persero) dan PT BRI (Persero) Tbk.
4) Supervisi, monitoring dan pengawasan umum terhadap pelaksanaan penyaluran
BLT.

b. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala BAPPENAS

1)

Koordinasi Penyusunan rencana program pemberian BLT dalam rangka


program PKPS-BBM

2) Menyusun organisasi pelaksanaan program BLT.

c. Badan Pusat Statistik (BPS)

1) Mengkoordinasikan kegiatan penyiapan data, termasuk menyiapkan dan


mendistribusikan Kartu Kompensasi BBM.
2) Memberikan akses data rumah tangga miskin kepada instansi pemerintah lain.

2.2.2 Prosedur Kerja BLT


Dalam melaksanakan penyaluran bantuan langsung tunai kepada rumah
tangga miskin antara lain berpedoman pada :
a. Inpres No.12 tahun 2005, tanggal 10 September 2005 tentang Pelaksanaan
Bantuan Langsung Tunai Kepada Rumah Tangga Miskin.
b. Perjanjian Kerjasama antara Departemen Sosial RI dengan PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk dan PT Pos Indonesia, Nomor 96/HUK/2005, B.694DIR/BRI/09/2005, PKS 74/DIRUT/0905, tanggal 16 September 2005 tentang
pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Langsung Tunai Kepada Rumah
Tangga Miskin.

c. Keputusan Mensos RI No. 95/HUK/2005, tanggal 20 September, tentang


penunjukan PT Pos Indonesia dan PT Bank Rakyat Indonesia selaku penyalur
dana BLT kepada RTM.
d. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER-31/PB/2005, tanggal 21 September
2005 tentang petunjuk penyaluran dan pencairan Dana BLT kepada RTM.
e. Keppres No. 42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
f. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Instansi Pemerintah dan Lampiran Keppres 80 Tahun 2003.

Secara umum mekanisme penyaluran Program Bantuan Langsung Tunai


kepada rumah tangga miskin dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Biro Pusat Statistik menyerahkan data statistik rumah tangga miskin kepada
Departemen Sosial selaku Kuasa Pengguna Anggaran untuk dijadikan sebagai
dasar bahan penyaluran subsidi.
2. Departemen Sosial RI mengajukan SPM LS kepada KPPN Jakarta.
3. KPPN Jakarta selaku kuasa bendahara umum negara atas dasar pengajuan SPM
LS menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) kepada rekening
Departemen Sosial di BRI Cabang Jakarta Veteran.
4. Departemen Sosial mengeluarkan surat perintah kepada:

a. PT. BRI (Persero) Tbk untuk menyalurkan dana BLT-RTM ke Cabang


BRI/KCP/BRI unit yang ditunjuk di seluruh Indonesia dengan melakukan
pemindahbukuan dari Cabang BRI Jakarta Veteran ke rekening Kantor Pos
(KPRK) di Cabang BRI/KCP BRI yang ditunjuk di seluruh Indonesia sesuai
data BPS tentang rumah tangga miskin.
b. PT. Pos Indonesia untuk menyalurkan BLT kepada rumah tangga miskin
sesuai data BPS.
5. PT. Pos Indonesia atas dasar data BPS membuat Kartu Kompensasi BBM dan
selanjutnya mendistribusikan kartu tersebut kepada BPS Kabupaten/Kota.
6. BPS Kabupaten/Kota mendistribusikan Kartu Kompensasi BBM kepada calon
penerima BLT dengan melakukan pencocokkan dan penelitian (coklit)
7. PT. Pos Indonesia berkewajiban menyampaikan laporan tertulis bulanan
kepada Menteri Sosial tentang realisasi pelaksanaan penyaluran BLT selambatlambatnya 7 hari pada bulan berikutnya.
8. Pemda Provinsi, Kabupaten/Kota melakukan dukungan untuk kelancaran
pelaksanaan program (BLT DEPSOS JAKARTA, 2006).
2.2.3 Syarat Penerima BLT
Syarat-syarat yang harus dipenuhi warga miskin yang menerima BLT antara
lain:
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 meter persegi untuk masingmasing anggota keluarga.

2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah, bambu, kayu
berkualitas rendah.
3. Jenis dinding bangunan tempat tinggal terbuat dari bambu, rumbia, kayu
berkualitas rendah.
4. Fasilitas jamban tidak ada, atau ada tetapi dimiliki secara bersama-sama
dengan keluarga lain.
5. Sumber air untuk minum/memasak berasal dari sumur/mata air tak terlindung,
air sungai, danau, atau air hujan.
6. Sumber penerangan di rumah bukan listrik.
7. Bahan bakar yang digunakan memasak berasal dari kayu bakar, arang, atau
minyak tanah.
8. Dalam seminggu tidak pernah mengonsumsi daging, susu, atau hanya sekali
dalam seminggu.
9. Dalam setahun paling tidak hanya mampu membeli pakaian baru satu stel.
10. Makan dalam sehari hanya satu kali atau dua kali.
11. Tidak mampu membayar anggota keluarga berobat ke puskesmas atau
poliklinik.
12. Pekerjaan utama kepala rumah tangga adalah petani dengan luas lahan
setengah hektare, buruh tani, kuli bangunan, tukang batu, tukang becak,
pemulung, atau pekerja informal lainnya dengan pendapatan maksimal Rp600
ribu per bulan.
13. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala rumah tangga bersangkutan tidak
lebih dari SD.

14. Tidak memiliki harta senilai Rp500 ribu seperti tabungan, perhiasan emas, TV
berwarna, ternak, sepeda motor [kredit/non-kredit], kapal motor, tanah, atau
barang modal lainnya.

Warga miskin yang akan menerima BLT minimal memenuhi 9 syarat dari
14

syarat

yang menjadi

ketentuan pemerintah untuk

menerima BLT

(www.Blogberita.Net).

2.3

Optimasi
Optimasi merupakan aktivitas untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari

pilihan yang tersedia. Teknik optimasi merupakan salah satu bagian dari program
matematika yang sudah banyak diaplikasikan. Tujuan dari setiap keputusan adalah
untuk meminimumkan usaha yang dilakukan atau memaksimumkan keuntungan
yang diperoleh. Usaha atau keuntungan tersebut secara praktek dinyatakan
sebagai fungsi dengan variable keputusan yang akan dicari nilai optimumnya.
Optimasi dapat dianggap baik sebagai pengetahuan dan juga sebagai seni.
Sebagai pengetahuan, dia merupakan teknik dari suatu optimasi, sedangkan
sebagai seni, dia menentukan dimana dan kapan seharusnya diterapkan. Secara
definisi optimasi adalah proses untuk menghasilkan program yang lebih efisien
(lebih kecil dan atau lebih cepat) melalui pemilihan dan pendesaian struktur data,
algoritma, dan urutan instruksi.

Dalam agama Islam melakukan suatu pekerjaan secara optimal sangat


dianjurkan agar mendapatkan hasil yang maksimal, seperti yang difirmankan
Allah dalam Al-Quran, Q.S Al Ankabut: 6-7 yaitu:



Artinya: Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu
adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya
(Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.(6) Dan orang-orang yang
beriman dan beramal saleh, benar-benar akan kami hapuskan dari mereka dosadosa mereka dan benar-benar akan kami beri mereka balasan yang lebih baik
dari apa yang mereka kerjakan.(7) (Q.S. Al- Ankabut: 6-7).

Ayat di atas menegaskan bahwa: dan barang siapa yang berjihad yakni
mencurahkan kemampuannya untuk melaksanakan amal seleh hingga ia bagaikan
berlomba dalam kebaikan, maka sesungguhnya manfaat dan kebaikan jihadnya
adalah untuk dirinya sendiri. Sedikitpun upaya dan amalnya itu tidak bermanfaat
dan dibutuhkan oleh Allah SWT. Di sisi lain, yang berjihad hendaknya tidak
berhenti ditengah jalan untuk menuntut imbalan, karena sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Kaya tidak memerlukan suatu apapun dari mereka, bahkan
semesta alam, dan kekayaan-Nya begitu melimpah sehingga pasti janji-Nya
terpenuhi (M.Quraish Shihab, 2002: 444).
Kata ) (jahada terambil dari kata ( )juhd yakni kemampuan. Patron
kata yang digunakan ayat ini menggambarkan adanya upaya sungguh-sungguh.
Dalam implementasinya pada program BLT, pemerintah dan semua pihak yang

berhubungan dengan pelaksanaan BLT diharapkan agar bekerja, melaksanakan


kewajiban dengan baik, agar program BLT dapat berjalan sesuai dengan harapan
masyarakat miskin yang mana dapat membantu mereka dalam mengurangi beban
hidupnya. Kerja keras dengan sungguh-sungguh untuk menyejahterakan
masyarakat miskin hendaknya dilakukan secara maksimal, tidak berhenti di
tengah jalan, karena dengan begitu hasil yang diperoleh juga akan maksimal
(M.Quraish Shihab, 2002: 444).

2.4

Clustering

2.4.1 Pengertian Metode Clustering


Analisis pengelompokan (clustering) adalah sebuah teknik dari analisis
multivariable yang digunakan untuk mengelompokkan objek-objek (variable atau
data) sehingga dapat menghasilkan suatu informasi untuk membantu pelaksanaan
pengujian terhadap objek dan pada akhirnya dapat menyajikan suatu hipotesis
berdasarkan relasi yang terjadi (Jhonson dan Wichern 1998). Prinsip yang
digunakan adalah memaksimumkan homogenitas (kesamaan) dalam satu
kelompok dan memaksimumkan heterogenitas (ketidaksamaan) antar kelompok
(Anderson dkk 1995).
Dalam definisi lain, Clustering adalah suatu metode pengelompokan
berdasarkan ukuran kedekatan (kemiripan). Clustering beda dengan group, kalau
group berarti kelompok yang sama,kondisinya kalau tidak ya pasti bukan
kelompoknya.

Tetapi

kalau

cluster

tidak

harus

sama

akan

tetapi

pengelompokannya berdasarkan pada kedekatan dari suatu karakteristik sample

yang ada, salah satunya dengan menggunakan rumus jarak ecluidean. Aplikasinya
cluster ini sangat banyak, karena hamper dalam mengidentifikasi permasalahan
atau pengambilan keputusan selalu tidak sama persis akan tetapi cenderung
memiliki kemiripan saja.
Subash Sharma (1996), mendefinisikan analisis cluster adalah cara untuk
menyataukan objek ke dalam kelompok atau grup dengan alasan bahwa setiap
kelompok homogen mempunyai sifat yang sama atau setiap kelompok berbeda
dari kelompok lain, pendefinisian kesamaan atau homogenitas kelompok yang ada
sangat bergantung kepada tujuan studi atau penelitian. Tujuan utama teknik ini
adalah melakukan pengelompokkan berdasarkan kriteria tertentu sehingga objekobjek tersebut mempunyai variasi di dalam cluster (within cluster) relatif kecil
dibandingkan variasi antar cluster (between cluster).

2.4.2 Metode Single Linkage Clustering


Metode ini lebih dikenal dengan metode hubungan atau nearst neighbor.
Dalam metode hiraraki tunggal (Single Lingkage) atau metode tetangga terdekat,
pelaksanaannya didasarkan pada perhitungan jarak terpendek. Kedua objek ini
akan membentuk kelompok pertama. Pada tahap selanjutnya satu atau dua
kemungkinan dapat terjadi, yaitu pertama apakah objek ketiga akan bergabung
pada kelompok yang telah terbentuk atau kedua objek ketiga ini akan bergabung
dengan objek lainnya membentuk kelompok kedua. Pembentukan kelompok
tergantung apakah jarak dari objek kekelompok pertama lebih dekat

dibandingkan dengan jarak objek tersebut dengan objek lainnya yang belum
terkelompok. Proses ini berlangsung terus sampai semua objek menjadi satu.
Langkah-langkah yang dituliskan Jhonson dan Wichern (1998) dalam
bukunya untuk melakukan pengelompokan dengan tujuan menghasilkan suatu
data yang terkelompok adalah sebagai berikut:
1. Standarisasi data yang akan dikelompokkan, hal ini dilakukan agar data
mempunyai skala yang sama, sehingga pengelompokan akan stabil. Rumus
standarisasi adalah sebagai berikut:

Keterangan:
Xi = data X ke-i;

X= rata-rata data X;

N = banyak data X;

Std (X) = standar deviasi data X;

Zi = data standar (skor standar) X ke-i

2. Menentukan ukuran kemiripan atau ketidakmiripan antar data dengan metode


jarak Euclidean, rumusnya adalah sebagai berikut:
3. Melakuakan pengelompokan dengan metode Single Linkage, dengan langlahlangkah sebagai berikut:
a. Mulai dengan N kelompok masing-masing beranggotakan 1 dan diketahui
matriks jarak D

b. Cari jarak terkecil, misalkan kelompok U dan V mempunyai jarak duv


c. Gabungkan kelompok U dan V, dan beri label UV, dan menambahkan satu
baris dan kolom untuk kelompok UV.
d. Menentukan kembali matriks jarak untuk UV, dengan membandingkan nilai
terkecil dalam kolom yang sudah dihapus.
e. Ulangi tahapan 2 dan 3 sebanyak N-1 kali (sampai tersisa hanya 2
kelompok)
Manfaat Metode Clustering
1. Identifikasi obyek (Recognition) :
Dalam bidang mage Processing , Computer Vision atau robot vision
2. Decission Support System dan data mining
Segmentasi pasar, pemetaan wilayah, Manajemen marketing dll.
Prinsip Dasar Metode Clustering
1. Similarity Measures (ukuran kedekatan)
2. Distances dan Similarity Coeficients untuk beberapa sepasang dari item
Ecluidean Distance:

d ( x, y) ( x1 y1 ) 2 ( x2 y2 ) 2 ... ( x p y p ) 2
Tujuan utama teknik ini adalah melakukan pengelompokkan berdasarkan
kriteria tertentu sehingga objek-objek tersebut mempunyai variasi di dalam cluster
(within cluster) relatif kecil dibandingkan variasi antar cluster (between cluster).

2.5 Pemodelan Visual


Pemodelan Visual adalah suatu cara berpikir tentang persoalan
menggunkaan model-model yang diorganisasikan seputar dunia nyata (Quatrani,
1998: 1).
Model berguna untuk memahami persoalan, mengkomunikasikan dengan
orang-orang yang terlibat dalam proyek (costumer, ahli dibidangnya, analis,
designer) memodelkan perusahaan, menyiapkan dokumentasi, merancang
program, dan merancang basis data.
Pemodelan visual didefinisikan sebagai proses pemodelan Sistem
Informasi menggunakan pengaturan standar elemen grafik. Tujuan utama
pemodelan visual adalah untuk memungkinkan adanya komunikasi antara
pengguna, pengembang, penganalisis, tester, manager, dan siapapun yang terlibat
dalam proyek, menunjukkan interaksi antara pengguna dengan sistem dan obyekobyek dalam sistem, dan antar sistem itu sendiri (Boggs, 2002: 6)
Model adalah abstraksi yang menjelaskan hal-hal signifikan pada
persoalan yang komplek dengan mengabaikan hal-hal yang tidak diperlukan,
sehingga membuat persoalan lebih mudah dipahami. Abstraksi adalah
kemampuan dasar manusia yang memungkinkan berurusan dengan suatu yang
komplek (Sholiq, 2006: 2).
Untuk membangun sistem yang komplek tersebut, pengembang harus
membuat dan menampilkan beberapa pandangan dari sudut berbeda terhadap
suatu sistem yang dihadapi, membangun model menggunakan notasi-notasi yang

tepat, melakukan verifikasi bahwa model yang dibuatnya memenuhi persyaratanpersyaratan sistem, dan menambahkan detail secara berangsur-angsur untuk
memindahkan model menjadi implementasi. Berikut akan dijelaskan bebarapa
Pemodelan Berorientasi Obyek:
2.5.1 Notasi Booch
Booch, diambil dari nama pembuatnya yaituu Grady Booch, di Rational
Software Corporation. Dia telah menulis beberapa buku yang membahas
persyaratan-persyaratan den keuntungan-keuntungan pemodelan visual, dan telah
mengembangkan simbol grafik untuk menyajikan beberapa macam aspek dari
model. Sebagai contoh, objek disajikan dalam bentuk awan, pada kenyataannya
objek dapat berbentuk apapun. Notasi Booch juga meliputi beberapa anak panah
untuk menyajikan tipe-tipe hubungan pada obyek.
2.5.2

Objek Management Technology (OMT)


OMT dibuat oleh DR.James Rumbaugh, yang telah menulis beberapa buku

tentang sistem analis dan disain. Dalam sebuah buku Object-oriented modeling
and design (prentice hall, 1990), Rambaugh menjabarkan pentingnya pemodelan
sistem dengan komponen seputar dunia nyata yang disebut obyek.
2.5.3 Unified Modelling Language (UML)
Rational

Rose

merupakan

sebuah

tool

pemodelan

visual

yang

menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai bahasanya. Rational


Rose mendukung roundtrip engineering, yang berarti pemrogram atau pengguna
dapat mengenerate kode dari model yang dibuat, dan dapat melakukan reverse

engineering dan source code yang ada untuk menghasilkan gambaran arsitektur
dan software aplikasi.
Rational Rose merupakan salah satu software yang paling banyak
digunakan untuk melakukan design software melalui pendekatan UML (Unified
Modelling Language). Rational Rose merupakan software yang menyediakan
banyak fungsi-fungsi seperti: design proses, generate code, reverse engineering,
serta banyak fungsi-fungsi yang lain. Rational Rose merupakan tool yang sangat
mudah karena sudah menyediakan contoh-contoh design dari beberapa software.
Sebelum menggunakannya, terlebih dahulu pahamilah tentang UML (Unified
Modelling Language ). Tutorial ini ditujukan untuk pembaca yang sudah memiliki
pengetahuan tentang UML (Unified Modelling Language).
Untuk membuat file Rational Rose, buka aplikasi Rational Rose sehingga
anda akan dihadapkan pada beberapa pilihan, contohnya: jdk-12,jdk-116,
jenterprise, jfc-11, Oracle

Database, Rational Unified Process (RUP), VB6

Standard serta model-model yang lain. Model-model ini merupakan pilihan


apakah ingin membuat file Rational Rose yang mengandung komponen Java,
Visual Basic atau Visual C++. Hal ini dibutuhkan ketika nanti akan melakukan
generate code (membuat contoh code) dari design yang telah dibuat.

Gambar 2.3 Tampilan software Rational Rose

Rational Unified Proses (RUP) merupakan pilihan yang tepat untuk


membuat suatu design yang lengkap dengan cara mudah karena model ini
merupakan template, sehingga kita dapat langsung melakukan perubahan dengan
mengganti use case, actors, class diagram yang telah ada pada template RUP.
Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah
menjadi

standar

dalam

industri

untuk

visualisasi,

merancang

dan

mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar


untuk merancang model sebuah sistem.
Langkah membangun suatu aplikasi:
1. Melihat keseluruhan system
2. Membuat siatu model bisnis
3. Menentukan Requirements yang harus dipenuhi oleh software yang akan dibuat
(Use Case Model)
4. Membuat design mengenai arsitektur software(Model Design)
5. Merealisasikan ke dalam software

Terdapat empat view, yang mana tiap-tiap view tersebut menjelaskan penegasan
aspek yang berbeda mengenai system yang dimodelkan.
1. Use Case View untuk memahami dan menggunakan system yang
dimodelkan (Bagaimana actor dan use case berinteraksi)
2. Logical View mengarah pada persyaratan fungsional (sistem kelas-kelas dan
hubungan antar kelas tersebut). Terdapat beberapa diagram dalam view ini,
antara lain:
3. Componen View Pengaturan software (informasi komponen software,
komponen tereksekusi, dan library untuk system yang dimodelkan). Satu jenis
diagram yang terdapat pada view ini, yaitu Component Diagram
4. Deployment Diagram pemetaan setiap proses ke dalam hardware. Hanya
satu jenis diagram yang terdapat pada view ini, yaitu Deployment Diagram

Macam-macam diagram dalam Rational Rose, antara lain:


2.5.3.1 Use case diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem. Yang ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem, dan bukan
bagaimana. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor
dengan sistem. Sebuah use case diagram terdidri dari:
1.

Aktor : software pengguna aplikasi, berupa orang, hardware atau system lain.
Actor dapat memasukkan informasi ke system, menerima informasi dari
system, atau keduanya.

2.

Use case : Perbuatan (apa yang pengguna kerjakan) software aplikasi, termasuk
interaksi antara actor dengan software aplikasi tersebut.

Terdapat 2 macam tipe relasi:


Include : menggambarkan bahwa suatu use case seluruhnya meliputi
fungsionalitas dari use case lainnya.
Extends : suatu use case merupakan tambahan fungsionalitas dari use case lain
jika kondisi atau syarat tertentu terpenuhi.
Relasi menggambarkan hubungan antar actor dan use case. Relasi-relasi
tersebut dapat dibagi menjadi:
Undirectional Association
Generalization
Dependency
2.5.3.2 Class Diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang dapat menghasilkan sebuah objek
dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class
menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan
layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).
Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan
objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi,
dan lain-lain. Class memiliki tiga area pokok :
1. Nama (dan stereotype)
2. Atribut

3. Metoda
Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut :
Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan.
Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak
yang mewarisinya.
Public, dapat dipanggil oleh siapa saja

2.5.3.3 Activity Diagram


Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem
yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang
mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat
menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar
state adalah action dan sebagian besar transisi ditrigger oleh selesainya state
sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak
menggambarkan behaviour (perlakuan) internal sebuah sistem (dan interaksi antar
subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur
aktivitas dari level atas secara umum.
2.5.3.4 Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di
sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang

digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal


(waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).
Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event
untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas
tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa
yang dihasilkan.

2.6 Borland Delphi 7.0


Delphi adalah sebuah bahasa pemrograman yang bersipat Objek (Object
Oriented Programming) artinya adalah sebuah program yang mempunyai objekobjek tertentu dalam pemrogramannya. Selain itu Delphi adalah sebuah program
yang bersifat visual artinya mempunyai tampilan grafik-grafik yang mudah
dimengerti oleh pemula sekalipun(Graphical user Interface). Dengan Delphi Anda
bisa membuat program-program dengan tampilan yang menawan. Delphi hanya
bisa bekerja di bawah System Microsoft Windows(Pujianto, S.Kom,2007:1).
Kelebihan dari Delphi antara lain:
1. Kualitas dari lingkungan pengembangan visual.
2. Kecepatan dari compiler dibandingkan dengan kompleksitasnya
3. Kekuatan

dari

bahasa

pemrograman

kompleksitasnya.
4. Fleksibilitas dari arsitektur basis data.

dibandingkan

dengan

5. Pola desain dan pemakaian yang diwujudkan oleh framework-nya (Ir.


Inge Martina, 2004: 1-2).
2.6.1

Mengenal IDE Delphi


Pada dasarnya IDE Delphi dibagi menjadi tujuh again utama yaitu: Menu

Speed Bar, Component Pallete,, Form Designer, Code Explorer, Object Treview,
dan Object Inspector.
a. Menu
Menu pada Delphi memiliki kegunaan seperti pada aplikasi Windows
lainnya, semua ayang berhubungan dengan IDE Delphi dapat dilakukan dari
menu. Dengan kata lain menu berisi seluruh fasilitas akses ke program Delphi.
b. Speed Bar
Speed Bar atau sering disebut Tool Bar berisi fasilitas untuk menjalankan
fungsi-fungsi program dengan cepat.
c. Component Pallet
Component Pallate adalah komponen atau objek baik visual maupun nonvisual yang dikelompokkan sesuai dengan fungsinya dalam suatu halapan atau
Tab, yaitu terdir dari: Standard, Additional, Win 32, System, Internet, Data
Access, Data Control, dan seterusnya.

d. Form Designer
Form Designer merupakan tempat untuk merancang jendela aplikasi.
Perancangan form dilakukan dengan meletakkan komponen-komponen yang
diambail dari component pallete.

Gambar 2.4 Form Designer


e. Code Explorer (unit)
Code Explorer adalah untuk menjelaskan program. Pernyataan-pernyataan
tersebut ditulis dalam bentuk bahasa object Pascal.

Gambar 2.5 Jendela unit

f. Object Treview
Object Treview berisi daftar komponen yang telah diletakkan pada form
designer.

Gambar 2.6 Object Treeview


g. Object Inspector
Object inspector digunakan untuk mengubah karakteristik komponen yang
telah dibuat. Pada object inspector terdapat 2 tab, yaitu Properties dan Event.
Tab properties digunakan untuk mengubah properties dari komponen yang
telah dibuat. Sedangkan tab event, dapat digunakan untuk menyisipkan kode
dalam menangani suatu kejadian tertentu.

Gambar 2.7 Object Inspector

2.6.2

Struktur File
Pada pemrograman Delphi, file yang dihasilkan lebih dari satu. Hal ini

berbeda dengan pemrograman pascal procedural (Pascal 7.0). pada pemrograman


Delphi, bagian dari program aplikasi yang dibuat, kemudian dicatat dan disimpan
dalam satu file yang disebut file project.
Beberapa file yang dihasilkanketika membuat program aplikasi Delphi
antara lain:
a. Project file (*dpr) file proyek yang berisi program kecil, berisi program utama
dari aplikasi yang telah dibuat untuk:
1). Mendefinisikan Unit yang ada dalam file proyek
2). Menginisialisasi data
3). Membangun form
4). Menjalankan aplikasi
b. Unit file (*.pas) adalah unit-unit yang nantinya digunakan untuk menangani
kejadian pada form, bisa terdiri satu atau banyak file. File ini berisi source code
dari objek-objek.
c. Resource file (*.res) adalah file yang berisi sebuah icon yang dipakai oleh
project. File ini tidak dapat dibuat ataupun diubah oleh user karena Delphi akan
membuat ulang file ini.
d. Option file (*.dfo) adalah file yang berisi option dari suatu objek.

2.6.3

Code Editor
Setiap form diberikan satu file unit, dan file unit itulah yang digunakan

untuk memenuhi kode program yang berhubungan dengan form. Selain itu setiap
kali form baru didesain, maka secara otomatis pada code editor akan tampil barisbaris kode seperti dibawah ini:

unit Unit1;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,
Dialogs;
type
TForm1 = class(TForm)
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
Form1: TForm1;
implementation
{$R *.dfm}
end.

Baris kode tersebut disediakan oleh Delphi yang menandakan bahwa form
yang akan didesain secara default merupakan TForm1 (default object form-nya

adalah Form1), yang merupakan kelas turunan dari TForm. Selain itu disediakan
pula bagian private dan public dari kelas TForm1 tersebut.
Bagian private dan public inilah yang bisa dimanipulasi langsung
pemrogram dengan menambahkan fields, methods, maupun property. Disarankan
kepada pemrogram untuk tidak mengubah deklarasi fields maupun methods yang
ada diatas bagian private, karena bagian ini akan diubah secara otomatis oleh
Delphi setiap kali pemrogram menambah komponen atau event baru.
Untuk penulisan kode program, tamabahan dapat dilakukan seperti halnya
memanipulasi unit pada Turbo Pascal. Elemen-elemen yang dilarang diubah
antara lain:
a. Antara baris TForm1=class(TForm) dengann baris private
b. Deklarasi variable form, yaitu baris var dengan baris Form1:TForm1

Adapun fungsi dari perintah standard pada public dan private adalah:
a. Perintah standard pada public digunakan untuk:
1). Mendeklarasikan field data dimana kita menginginkan method di objek luar
unit lain dapat mengaksesnya.
2). Mendeklarasikan metode dimana objek di unit lain dapat mengaksesnya
b. Perintah standard pada private digunakan untuk:
1). Mendeklarasikan fields data dimana hanya metode di dalam file unit
aktif(current unit file) yang dapat mengaksesnya

2). Mendeklarasikan methods juka hanya objek yang didefinisikan di file unit
aktif yang dapat mengaksesnya.

2.7 Borland Interbase


Borland Interbase 7.1 adalah database transaksional yang ekonomis dan
memiliki performa yang tinggi, dan banyak digunakan oleh jutaan pengguna di
seluruh dunia. Dengan mengkombinasi instalasi yang mudah, crash-recovery
secara otomatis, dan perawatan yang sangat minim, Interbase menjadi sangat
sesuai untuk embedding dalam aplikasi terdistribusi. Dukungan terhadap
multiprosesor dan arsitektur yang canggih menjadikannya sebuah pilihan yang
tepat untuk aplikasi bisnis dengan kekuatan tinggi yang memiliki banyak
pengguna yang terkoneksi. Kekuatannya, yaitu kemudahan penggunaan,
dukungan

terhadap

platform

Windows,

Linux,

dan

Solaris

(termasuk

pengembangan dalam lingkungan seperti Borland Delphi, C++ Builder, dan


Kylix), membuat Interbase menjadi favorit bagi para pengembang.

Gambar 2.8 Tampilan Borland Interbase

2.7.1 Keuntungan Borland Interbase


Beberapa keuntungan dari Borland interbase antara lain:
Pemeliharaan yang sangat minim;
Dapat di-deploy tanpa kehadiran administrator database atau bantuan teknis.
Kinerja yang tinggi;
Interbase memiliki semua fitur, kekuatan, dan skalabilitas yang diperlukan
untuk aplikasi bisnis yang kompleks yang menawarkan keunggulan performa
untuk jumlah pengguna yang besar.
Jejak kaki yang kecil;
Dapat di-deploy dengan mudah melalui jaringan atau CD tunggal dan dalam
platform dengan memori dan sumber disk yang terbatas.
Backup secara online;
Menjaga produktivitas saat melakukan backup, dan memastikan bahwa data dibackup dengan aman.
Crash Recovery secara otomatis;
Kembali pada pekerjaan dalam waktu yang sangat singkat setelah kehilangan
sumber daya atau crash pada server tanpa atensi dari staf TI atau administrator
database.

Instalasi yang mudah;


Borland Interbase didesain untuk dapat diinstall dengan mudah pada lokasi
end-user tanpa pertolongan administrator database. Interbase dapat di-install
secara terselubung, sehingga end-user tidak tahu jika sudah terinstal.
Biaya kepemilikan total yang murah;
Biaya penyebaran dan pemeliharaan yang rendah memberikan biaya
kepemilikan total yang rendah.
Dukungan untuk multiproses secara simetris;
Dengan adanya kemungkinan aplikasi menggunakan banyak prosesor, aplikasi
bekerja lebih cepat , mendukung lebih banyak pengguna, dan menangani
arsitektur aplikasi yang lebih kompleks.
Integrasi dengan Borland Delphi, Kylix, C++Builder, dan Jbuilder;
Para pengembang dapat membangun aplikasi dan men-deploy lebih cepat
menggunakan teknologi pengembangan dan deploy yang berproduktivitas
tinggi dari Borland.
ODBC dan JDBC API (Application Programming Interface);
ODBC dan JDBC API memungkinkan aplikasi yang dibangun dengan berbagai
macam tool pengembangan dapat menggunakan Interbase.
Protokol jaringan yang populer membuat koneksi dengan database lebih
mudah;
Dukungan untuk TCP/IP menyediakan akses database antar jaringan intranet
dan jaringan internet global yang berjalan di lingkungan platform Windows,
UNIX, dan NetWare OS. Dengan fungsionalitas jaringan NetBEUI yang

terintegrasi, Interbase menyediakan para pengembang Windows dengan


alternatif untuk mengatur infrastruktur TCP/IP secara penuh.
Fitur Database Active termasuk pemicu modular dan pensiagaan event;
Bahasa pemicu Interbase mengizinkan logika forward-chaining dan notifikasi
event untuk dipicu dari operasi SQL INSERT, UPDATE, dan DELETE.
Berbagai definisi pemicu mengizinkan pemicu untuk diekspresikan dan dikatalog-kan dalam format yang bersih, terurut, dan dapat dimengerti.
2.7.2 Tipe Data Interbase
TYPE
BLOB

UKURAN
Bervariasi

KETERANGAN

CHAR(n)

1 32,767 karakter

Panjang string ditetapkan, altenatif


keyword : CHARACTER
Alternatif
keyword
:
CHAR
VARYING, CHARACTER VARYING
1 Jan 100 s/d 11 Jan 5941, termasuk
juga waktunya (time)
1.7 * 10-308 s/d 1.7 * 10308 (presisi 15
digit)
3.4 * 10-38 s/d 3.4*1038 (presisi 7 digit)
Didukung oleh Database Explorer
-2,147,483,648 s/d 2,147,483,648
-32768 s/d 32767
Digunakan untuk menangani exact
number, presisi 1 s/d 15 digit
menspesifikasikan banyaknya digir
untuk disimpan
Skala 1 s/d 15 digit, menspesifikasikan
lokasi dari decimal point. Harua lebih
kecil atau sama dengan presisi yang
ditentukan.
Contoh :

VARCHAR(n) 1 32,765 karakter


DATE
DOUBLE
PRECISION
FLOAT
Quad
INTEGER
SMALLINT

NUMERIC
(presisi,skala)

8 bytes
8 bytes
4 bytes
8 bytes
4 bytes
2 bytes

bervariasi

NUMERIC(10,3)
=
ppppppp.sss
(menyimpan tepatnya 10 digit)
Tabel 2.6(Tipe Data Interbase)

BAB III
DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Tahap-tahap Pembuatan Program
Penelitian yang dilakukan untuk merancang sistem diperoleh dari
pengamatan data-data yang ada. Tahap-tahap yang dilakukan untuk penelitian
guna perancangan dan pembuatan program tersebut secara terstruktur adalah:
3.1.1 Persiapan Proposal
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan dan penyusunan proposal
penelitian untuk tugas akhir.
3.1.2

Survei dan Pengumpulan Data

1. Observasi
Observasi merupakan tahap pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap beberapa tempat yang terkait untuk memperoleh
data serta gambaran secara jelas terhadap permasalahan yang ada. Pengumpulan
data dilakukan pada Kantor Kelurahan Panderejo, Kecamatan Banyuwangi.
2. Studi Literatur
Peneliti melakukan studi literatur tentang teori dan konsep pemrograman
Delphi 7.0, Interbase Sql Server, dan Metode Single Linkage Clustering.
3.1.3 Analisis dan Perancangan
Perencanaan dan pembuatan aplikasi ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu:
Analisis
Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada pada aplikasi yang
dibangun, meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan

pengguna. Membuat analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil
observasi yaitu menggabungkan laporan survey dan kebijakan pemakai menjadi
spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan pemodelan.
Perancangan
Memahami

rancangan

sistem

sesuai

data

yang

ada

dan

mengimplementasikan model yang diinginkan oleh pemakai. Pemodelan sistem


ini berupa pembuatan use case diagram, activity diagram, sequence diagram,
collaboration diagram, class diagram dan desain layout serta perancangan
database guna mempermudah dalam proses-proses selanjutnya.
3.1.4 Implementasi
Membuat dan menyelesaikan program secara keseluruhan, yaitu
menggabungkan perancangan aplikasi berdasarkan sintaks dan struktur Delphi
dengan record database.
3.1.5 Ujicoba dan Integrasi Software
Pengujian dilakukan berupa simulasi pada aplikasi optimasi penyebaran
dana BLT dengan menggunakan metode single linkage clustering.
3.1.6 Penulisan dan Pembuatan Laporan
Pada tahap ini dilakukan penulisan dan pembuatan laporan dari hasil
penelitian yang dilakukan selama proses pembuatan aplikasi untuk dokumentasi
tugas akhir.
3.2 Representasi Analisis Basis Pengetahuan
Dalam pembangunan sistem berbasis pengetahuan, pengetahuan yang
telah diekstrak dipresentasikan ke dalam bentuk yang dapat di proses oleh

komputer. Representasi pengetahuan merupakan kombinasi sistem berdasarkan


dua elemen, yaitu struktur data dan penafsiran prosedur untuk digunakan sebagai
pengetahuan dalam menyimpan struktur data.
3.3 Perancangan Aplikasi Optimasi Penyebaran Dana BLT
3.3.1

Diagram Use Case (Use Case Diagram)


Diagram use case atau use case diagram menyajikan antara use case dan

actor, seperti yang terjadi pada diagram use case pada Aplikasi Optimasi
Penyebaran Dana BLT adalah sebagai berikut:

PerhitunganClustering

MembuatDataPoint

MendataWarga

Warga

Petugas/Admin
MembuatDataDesa

MembuatDataKecamatan

MembuatDataPertanyaan

MembuatDataPetugas

Gambar 3.1 Use Case Diagram untuk Optimasi Penyebaran BLT

Aktor

Nama Use Case

Petugas/Admin

MendataWarga

Petugas/Admin

Petugas/Admin

Petugas/Admin

Petugas/Admin

Petugas/Admin

Petugas/Admin

3.3.2
1

Deskripsi Use Case

Use case ini berfungsi untuk


mendata warga yang ada di
kelurahan Panderejo
MembuatDataDesa
Use Case ini berfungsi untuk
memasukkan data-data desa
yang
ada
di
Kabupaten
Banyuwangi
MembuatDataKecamatan Use
Case
ini
berfungsi
memasukkan
data-data
kecamatan
di
Kabupaten
Banyuwangi
MembuatDataPetugas
Use
Case
ini
berfungsi
memasukkan data-data petugas
pelaksana BLT
MembuatDataPertanyaan Use
Case
ini
berfungsi
memasukkan
data-data
pertanyaan yang merupakan
syarat-syarat dari penerima BLT
MembuatDataPoint
Use Case ini berfungsi untuk
membuat data point jawaban dari
pertanyaan yang merupakan
syarat-syarat penerima BLT
PerhitunganClustering
Use Case ini berfungsi untuk
menentukan warga yang berhak
menerima
BLT
dengan
menggunakan metode clustering
Table 3.1 Penjelasan Use Case Diagram

Diagram Aktivitas (Activity Diagram)


Activity Diagram dari Use case MembuatDataDesa
Activity diagram ini dipergunakan petugas/admin untuk memasukkan

data-data kelurahan yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Berikut gambar activity


diagram untuk use case MembuatDataDesa

Desa : Petugas/Admin

Data Desa

Start
Input
Kecamatan

Input Kode
Desa

Input Nama
Desa
Save Data
Desa

End

Gambar 3.2 Activity Diagram untuk MembuatDataDesa


2

Activity Diagram dari Use case MembuatDataKecamatan


Activity diagram ini dipergunakan petugas/admin untuk memasukkan

data-data kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Berikut gambar activity


diagram untuk use case MembuatDataKecamatan
Kecamatan : Petugas/Admin

MendataKecamatan
Start

Input Kode
Kecamatan
Input Nama
Kecamatan

Save Data

End

Gambar 3.3 Activity Diagram untuk MembuatDataKecamatan

Activity Diagram dari Use case MembuatDataPertanyaan


Activity diagram ini dipergunakan petugas/admin untuk memasukkan

data-data pertanyaan yang merupakan syarat-syarat penerima BLT, yang mana


syarat-syarat tersebut sudah ditentukan oleh pemerintah. Berikut gambar activity
diagram untuk use case MembuatDataPertanyaan
Pertanyaan : Petugas/Admin

Data Pertanyaan
Start

Input Kode
Pertanyaan

Input
Pertanyaan

Save
Pertanyaan

End

Gambar 3.4 Activity Diagram untuk membuat data pertanyaan


4

Activity Diagram dari Use case MembuatDataPetugas


Activity diagram ini dipergunakan petugas/admin untuk memasukkan

data-data petugas BLT. Berikut gambar activity diagram untuk use case
MembuatDataPetugas

Petugas : Petugas/Admin

Data Petugas
Start
Input Kode
Petugas

Input Nama
Petugas
Save Data
Petugas

End

Gambar 3.5 Activity Diagram untuk membuat data petugas

Activity Diagram dari Use case MembuatDataPoint


Activity diagram ini dipergunakan petugas/admin untuk memasukkan

data-data point jawaban dari pertanyaan yang merupakan syarat-syarat penerima


BLT. Berikut gambar activity diagram untuk use case MembuatDataPoint.
Point : Petugas/Admin

Data Point
Start

Input
Pertanyaan

Input Jawaban

Input Kode
Point

Input Point

Save Point

End

Gambar 3.6 Activity Diagram untuk membuat data point


6

Activity Diagram dari Use case MendataWarga


Activity diagram ini dipergunakan petugas/admin untuk mendata setiap

warga yang ada di kelurahan Panderejo kecamatan Banyuwangi. Petugas


melakukan pendataan warga dengan meng-input data warga yang berada di desa
Panderejo dan kemudian warga miskin yang bersangkutan diberikan pertanyaan
oleh petugas seputar syarat-syarat pemerima BLT. Dari jawaban warga tersebut
dimasukkan nilai-nilai yang nantinya akan diimplementasikan dengan perhitungan
menggunakan metode single linkage clustering. Berikut gambar activity diagram
untuk use case MendataWarga

Warga : Petugas/Admin

Data Warga
Start
Input Data
Warga

Input
Pertanyaan

Input Jawaban

Input Nilai

Input Total
Point

Save Data
Warga

End

Gambar 3.7 Activity Diagram untuk MendataWarga


7

Activity Diagram dari Use case PeritunganClustering


Activity diagram ini dipergunakan petugas/admin untuk menentukan

warga yang berhak menerima BLT dengan menggunakan metode single linkage
clustering.

Berikut

PerhitunganClustering.

gambar

activity

diagram

untuk

use

case

Clustering : Petugas/Admin

Data Clustering

Cek Input Data

Input Data
Awal

Hitung Jumlah
Data

Benar

Salah

Salah
Cek Standar
Deviasi Data
Benar
Hitung Standar
Deviasi Data

Salah

Benar

Cek Standar
Deviasi Data

Hitung Ratarata Data

Cek Standar
Deviasi Data
Salah
Benar

Benar

Hitung Zero
Standar

Cek Zero
Standar

Hitung Jarak
Terdekat
Benar

Salah

Save Hasil
Clustering

Salah
Cek Jarak
Terdekat

Hasil
Clustering

End

Gambar 3.8 Diagram Activity untuk perhitungan clustering


3.3.3

Diagram Sekuensial (Sequence Diagram)


Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di

sekitar system.
1 Sequence Diagram untuk Use Case MembuatDataDesa
Proses yang terjadi di dalam sequence ini adalah sebagai berikut:
1 Petugas/Admin memasukkan data kecamatan terlebih dahulu, yang terdapat
dalam form desa yang secara otomatis terpanggil ketika form desa dijalankan
2 Petugas/Admin memasukkan data desa ke dalam form desa

3 Kemudian data tersebut disimpan dalam database desa (DDesa)

Petugas :
Petugas/Admin

Database : DKecamatan

Form : FDesa

db : DDesa

Get Kecamatan( )

Get Desa( )

Save( )

Update( )

Gambar 3.9 Sequence Diagram untuk membuat data desa


2 Sequence Diagram untuk Use Case MembuatDataKecamatan
Proses yang terjadi di dalam sequence ini adalah sebagai berikut:
1 Petugas/Admin memasukkan data kecamatan ke dalam form kecamatan
2 Kemudian data tersebut disimpan dalam database kecamatan (DKecamatan)

Petugas : Petugas/Admin
Form : FKecamatan
Get Kecamatan()

Database : DKecamatan

Save( )

Update( )

Gambar 3.10 Sequence Diagram untuk membuat data kecamatan

Sequence Diagram untuk Use Case MembuatDataPertanyaan


Proses yang terjadi di dalam sequence ini adalah sebagai berikut:

1 Petugas/Admin memasukkan data pertanyaan yang menjadi syarat-syarat


penerima BLT ke dalam form pertanyaan.
2 Kemudian data tersebut disimpan dalam database pertanyaan (DPertanyaan).

Petugas :
Petugas/Admin

Form : FPertanyaan

Database : DPertanyaan

Get Pertanyaan( )

Save( )

Update( )

Gambar 3.11 Sequence Diagram untukmembuat data pertanyaan


4

Sequence Diagram untuk Use Case MembuatDataPetugas


Proses yang terjadi di dalam sequence ini adalah sebagai berikut:

1 Petugas/Admin memasukkan data petugas pelaksanaan BLT ke dalam form


petugas
2 Kemudian data tersebut disimpan dalam database petugas (DPetugas)

Petugas :
Petugas/Admin

Form : FPetugas

Database : DPetugas

Get Petugas( )

Save( )

Update( )

Gambar 3.12 Sequence Diagram untuk membuat data petugas


5

Sequence Diagram untuk Use Case MembuatDataPoint


Proses yang terjadi di dalam sequence ini adalah sebagai berikut:

1 Petugas/Admin memasukkan data pertanyaan terlebih dahulu, yang menjadi


syarat-syarat penerima BLT, yang diambil didalam database pertanyaan, yang
secara otomatis sudah terdapat di dalam form point
2 Petugas/Admin memasukkan data point jawaban ke dalam form point jawaban
3 Kemudian data tersebut disimpan dalam database point jawaban (DPoint)

Petugas :
Petugas/Admin

Database : DPertanyaan

Form : FPoint

: DPoint

Get Pertanyaan()

Get Point()

Save( )

Update( )

Gambar 3.13 Sequence Diagram untuk membuat data point


6

Sequence Diagram untuk Use Case MendataWarga


Proses yang terjadi di dalam sequence ini adalah sebagai berikut:

1 Petugas/Admin memasukkan data warga ke dalam form warga.


2 Kemudian data tersebut disimpan dalam database warga (DWarga)

Petugas :
Petugas/Admin

Form : FWarga

Database : DWarga

Get Data Warga( )

Save( )

Update( )

Gambar 3.14 Sequence Diagram untuk mendata warga


7

Sequence Diagram untuk Use Case MembuatDataPertanyaan


Proses yang terjadi di dalam sequence ini adalah sebagai berikut:

1 Petugas/Admin memasukkan data hasil dari point jawaban warga ke dalam


form clustering. Perhitungan dari point jawaban ini dilakukan dengan
menggunakan metode single linkage clustering.
2 Kemudian data tersebut disimpan dalam database clustering (DClustering)
3 Kemudian hasil dari clustering ini dimasukkan ke dalam form hasil dan
disimpan dalam database hasil (DHasil)

Petugas :
Form : FClustering
Petugas/Admin
Get Data( )

Database : DClustering

fr : FHasil

db : DHasil

Save( )

Update( )

Get Hasil( )

Save( )

Update( )

Gambar 3.15 Sequence Diagram untuk perhitungan clustering


3.3.4 Diagram Kelas (Class Diagram)
Class diagram membantu kita dalam visualisasi struktur kelas-kelas
dari suatu sistem dan merupakan tipe diagram yang paling banyak dipakai.
Class diagram memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail
tiap-tiap kelas didalam model desain dari suatu sistem, seperti Gambar berikut
ini:

Gambar 3.16 Class Diagram Optimasi Penyebaran Dana BLT


3.3.5

Entity Relationship Diagram (ERD)


ERD digunakan untuk menunjukkan hubungan antara entity dengan

database dan objekobjek (himpunan entitas) apa saja yang ingin dilibatkan dalam
sebuah basis data dan bagaimana hubungan yang terjadi diantara objek-objek
tersebut.

Gambar 3.17 ERD Optimasi Penyebaran Dana BLT


3.4

Sistem Database
Database yang digunakan adalah interbase sql server. Tabel database untuk

data desa, adalah sebagai berikut:


Field Name

Type

Syze

Kode_Gab

Char

10

Kode_Kec

Char

Kode_Desa

Char

Nama_Desa

Char

30

Tabel 3.2 tabel database desa


Tabel database untuk data kecamatan, adalah sebagai berikut:

Field Name

Type

Syze

Kode_Kec

Char

Nama_Kec

Char

30

Tabel 3.3 tabel database kecamatan


Tabel database untuk data pertanyaan, adalah sebagai berikut:
Field Name

Type

Syze

Kode_Pertanyaan

Char

Nama_Pertanyaan

Char

160

Tabel 3.4 tabel database pertanyaan


Tabel database untuk data petugas, adalah sebagai berikut:
Field Name

Type

Syze

Kode_Petugas

Char

Nama_Petugas

Char

40

Tabel 3.5 tabel database petugas


Tabel database untuk data point, adalah sebagai berikut:
Field Name

Type

Syze

Kode_Pertanyaan

Char

Kode_Point

Char

Nama_Point

Char

160

Nilai_Point

Double

Tabel 3.6 tabel database point

Tabel database untuk pendataan warga adalah sebagai berikut:


Field Name

Type

Syze

No_KTP

Char

30

Nama

Char

40

Jenis_Kelamin

Char

15

Agama

Char

15

Status_Pernikahan

Char

15

Suku_Bangsa

Char

20

Alamat

Char

50

Kode_Desa

Char

Nama_Desa

Char

30

Kode_Kec

Char

Nama_Kec

Char

30

Total_Point

Double

Tanggal

Timestamp

Kode_Petugas

Char

Nama_Petugas

Char

30

Tabel 3.7 tabel database warga

Tabel database untuk perhitungan clustering adalah sebagai berikut:

Field Name

Type

Syze

Nomer

Long

No_KTP

Char

30

V1

Double

V2

Double

V3

Double

V4

Double

V5

Double

V6

Double

V7

Double

V8

Double

V9

Double

V10

Double

V11

Double

V12

Double

V13

Double

V14

Double

Tabel 3.8 tabel database perhitungan clustering

3.5 Penjelasan Metode Single Linkage Clustering


Sebelum dilakukan perhitungan data dengan metode single linkage
clustering, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data-data warga yang
mendapatkan BLT di desa Panderejo. Data diperoleh dari kantor kelurahan

Panderejo, kecamatan Banyuwangi. Setelah data terkumpul, maka data-data


tersebut dimasukkan dalam Table 3.9 (Terlampir).
Dalam table data tersebut (Tabel 3.9), objek atau warga(nama orang)
dimisalkan dengan huruf(A, B, C, D dan seterusnya), dan syarat atau variable
dimisalkan dengan huruf(V1, V2, V3, V4 dan seterusnya) agar mempermudah
dalam perhitungan. Jawaban dari syarat-syarat BLT akan dirating atau diberi point
tertentu, untuk mempermudah dalam perhitungan dengan menggunakan metode
single linkage clustering. Pertanyaan beserta jawaban dan pointnya terdapat dalam
lampiran pada Table 3.10
Data yang ada di dalam Table 3.9, kemudian dihitung dengan
menggunakan metode single linkage clustering. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
1. Standarisasi data yang akan dikelompokkan, hal ini dilakukan agar data
mempunyai skala yang sama, sehingga pengelompokan akan stabil. Rumus
standarisasi adalah ebagai berikut:

(Rata-rata data)

(Skor standar/Zero Standar)

(Standar Deviasi Data)

Keterangan:
Xi = data X ke-i;

X= rata-rata data X;

N = banyak data X;

Std (X) = standar deviasi data X;

Zi = data standar (skor standar) X ke-i


Penjelasan dari langkah-langkah metode single linkage clustering antara lain
sebagai berikut:
1. Menstandarisari data-data yang telah terkumpul dalam tabel, dengan
menggunakan rumus-rumus yang telah tersedia
a. Mencari rata-rata data dari setiap variable

Rata-rata V1 (

Rata-rata V2 (

Rata-rata V3 (

Perhitungan rata-rata dilakukan pada setiap variable (V1 sampai V14). Hasil
dari perhitungan rata-rata ini, dimasukkan dalam Tabel 3.11(Terlampir)
b. Mencari standar deviasi data dari setiap variable
Standar deviasi V1 (Std (V1))

Standar deviasi V2 (Std (V2))

Standar deviasi V3 (Std (V3))

Perhitungan standar deviasi dilakukan pada setiap variable (V1 sampai V14).
Hasil dari perhitungan standar deviasi ini, dimasukkan dalam Tabel
3.12(Terlampir)
c. Mencari skor standar/zero standar dari masing-masing objek pada setiap
variable

Skor standar untuk variable 1 pada objek a, b, c

Perhitungan skor standar (Z(V1)) dilakukan pada setiap objek (a sampai j)

Skor standar untuk variable 1 pada objek b (Z(V1b))

Perhitungan skor standar (Z(V2)) dilakukan pada setiap objek (a sampai j)

Skor standar untuk variable 1 pada objek c (Z(V1c))

Perhitungan skor standar (Z(V3)) dilakukan pada setiap objek (a sampai j).

Perhitungan skor standar dilakukan pada setiap variable (V1 sampai V14 pada
setiap objek yang ada yaitu a sampai dengan j). Hasil dari perhitungan skor
standar ini, dimasukkan dalam Tabel 3.13(Terlampir)
2. Menentukan ukuran kemiripan atau ketidakmiripan antar data dengan jarak
Euclidean

d ( x, y) ( x1 y1 ) 2 ( x2 y 2 ) 2 ... ( x p y p ) 2
Untuk membuat jarak tersebut, maka objek-objek yang ada dihitung terlebih
dahulu peluang berpasangan dengan objek-objek lain, dengan menggunakan
metode peluang kombinasi, yang hasilnya sebagai berikut:

B=AB

A=BA

A=CA

C=AC

C=BC

B=CB

D=AD

D=BD

D=CD

E=AE

E=BE

E=CE

F=AF

F=BF

F=CF

G=AG

G=BG

G=C

H=AH

H=BH

H=CH

I=AI

I=BI

I=CI

J=AJ

J=BJ

J=CJ

A= DA

A=EA

A=FA

B= DB

B=EB

B=FB

C=DC

C=EC

C=FC

E= DE

D=ED

D=FD

F=DF

F=EF

E=FE

G=DG

G=EG

G=FG

H=DH

H=EH

H=FH

I=DI

I=EI

I=FI

J=DJ

J=EJ

J=F

A=GA

A=HA

A=IA

B=GB

B=HB

B=IB

C=GC

C=HC

C=IC

D=GD

D=HD

D=ID

E=GE

E=HE

E=IE

F=GF

F=HF

F=IF

H=GH

G=HG

G=IG

I=GI

I=HI

H=IH

J=GJ

J=HJ

J=IJ

Mencari jarak Euclidean


1. Mencari jarak AB(objek A dan B)

2. Mencari jarak AC(objek A dan C)

3. Mencari jarak AD(objek A dan D)

Jarak-jarak yang diperoleh dari perhitungan jarak euclidean akan dimasukkan


dalam matriks jarak sebagai berikut:

0,00

4,19

7,04

3,71

7,09

4,51

7,01

5,86

5,90

1,44

4,19

0,00

4,36

4,39

4,89

5,15

5,48

3,40

4,73

4,88

7,04

4,36

0,00

6,13

3,67

5,81

4,84

3,53

5,58

7,53

3,71

4,39

6,13

0,00

5,51

3,94

6,63

5,48

4,40

3,74

7,09

4,89

3,67

5,51

0,00

4,27

5,63

2,78

5,31

7,30

4,51

5,15

5,81

3,94

4,27

0,00

6,35

4,11

5,58

4,38

7,01

5,48

4,84

6,63

5,63

6,35

0,00

5,30

3,85

7,44

5,86

3,40

3,53

5,48

2,78

4,11

5,30

0,00

5,35

6,19

5,90

4,73

5,58

4,40

5,31

5,58

3,85

5,35

0,00

6,18

1,44

4,88

7,53

3,74

7,30

4,38

7,44

6,19

6,18

0,00

3. Melakukan algoritma pengelompokan Euclidean single linkage clustering,


dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mulai dengan N kelompok masing-masing beranggotakan 1 dan diketahui
matriks jarak d
b. Cari jarak terkecil, misalkan kelompok A dan B, mempunyai jarak dab

c. Gabungkan kelompok A dan B, dan beri label AB. Hitung kembali matriks
jarak dengan menghapus baris dan kolom kelompok A dan B, dan
menambahkan satu baris dan kolom untuk kelompok AB
d. Menentukan nilai untuk kelompok AB, dengan cara membandingkan nilai
terkecil dari setiap kolom dan baris
e. Ulangi tahapan 2 dan 3 sebanyak N-1 kali(Sampai tersisa hanya 2
kelompok)
Dari data-data matrik jarak yang sudah diperoleh, dilakukan algoritma
pengelompokan Euclidean single linkage, dengan langkah-langkah seperti diatas,
yaitu
1. Mencari matriks jarak n-1 kali (10-1 = 9)
a. Mencari nilai terkecil dari matriks jarak. Berdasarkan matriks jarak diatas,
dapat diketahui bahwa nilai terkecilnya adalah 1,44
b. Menghapus kolom dan baris pembentuk nilai terkecil yaitu A dan J, dan
membentuk kolom dan baris baru yang objeknya merupakan gabungan dari
objek yang dihapus, yaitu A dan J. kolom dan baris baru tersebut disebut
AJ, dan matriks jarak yang baru adalah:
c. Menentukan nilai untuk kelompok AJ, dengan cara membandingkan nilai
terkecil dari setiap kolom dan baris

AJ

0,00

4,36

4,39

4,89

5,15

5,48

3,40

4,73

3,40

4,36

0,00

6,13

3,67

5,81

4,84

3,53

5,58

3,53

4,39

6,13

0,00

5,51

3,94

6,63

5,48

4,40

3,71

4,89

3,67

5,51

0,00

4,27

5,63

2,78

5,31

2,78

5,15

5,81

3,94

4,27

0,00

6,35

4,11

5,58

3,94

5,48

4,84

6,63

5,63

6,35

0,00

5,30

3,85

3,85

3,40

3,53

5,48

2,78

4,11

5,30

0,00

5,35

2,78

4,73

5,58

4,40

5,31

5,58

3,85

5,35

0,00

3,85

AJ

3,40

3,53

3,71

2,78

3,94

3,85

2,78

3,85

0,00

d. Mengulangi langkah a dan b, sebanyak n-1 kali(sampai tersisa hanya 2


objek)
2. Mencari matriks jarak n-1 kali (9-1)
a. Mencari nilai terkecil dari matriks jarak. Berdasarkan matriks jarak diatas,
dapat diketahui bahwa nilai terkecilnya adalah 2,78
b. Menghapus kolom dan baris pembentuk nilai terkecil yaitu AJ dan E, dan
membentuk kolom dan baris baru yang objeknya merupakan gabungan dari

objek yang dihapus, yaitu AJ dan E, kolom dan baris baru tersebut disebut
AJE, dan matriks jarak yang baru adalah:

AJE

0,00

4,36

4,39

5,15

5,48

3,40

4,73

3,40

4,36

0,00

6,13

5,81

4,84

3,53

5,58

3,53

4,39

6,13

0,00

3,94

6,63

5,48

4,40

3,71

5,15

5,81

3,94

0,00

6,35

4,11

5,58

3,94

5,48

4,84

6,63

6,35

0,00

5,30

3,85

3,85

3,40

3,53

5,48

4,11

5,30

0,00

5,35

2,78

4,73

5,58

4,40

5,58

3,85

5,35

0,00

3,85

AJE

3,40

3,53

3,71

3,94

3,85

2,78

3,85

0,00

c. Menentukan nilai untuk kelompok AJE, dengan cara membandingkan nilai


terkecil dari setiap kolom dan baris
d. Mengulangi langkah a dan b, sebanyak n-1 kali(sampai tersisa hanya 2
objek)
3. Mencari matriks jarak n-1 kali (8-1)
a. Mencari nilai terkecil dari matriks jarak. Berdasarkan matriks jarak diatas,
dapat diketahui bahwa nilai terkecilnya adalah 2,78

b. Menghapus kolom dan baris pembentuk nilai terkecil yaitu AJE dan H, dan
membentuk kolom dan baris baru yang objeknya merupakan gabungan dari
objek yang dihapus, yaitu AJE dan H, kolom dan baris baru tersebut disebut
AJEH, dan matriks jarak yang baru adalah:
B

AJEH

0,00

4,36

4,39

5,15

5,48

4,73

3,40

4,36

0,00

6,13

5,81

4,84

5,58

3,53

4,39

6,13

0,00

3,94

6,63

4,40

3,71

5,15

5,81

3,94

0,00

6,35

5,58

3,94

5,48

4,84

6,63

6,35

0,00

3,85

3,85

4,73

5,58

4,40

5,58

3,85

0,00

3,85

AJEH

3,40

3,53

3,71

3,94

3,85

3,85

0,00

c. Menentukan nilai untuk kelompok AJEH, dengan cara membandingkan


nilai terkecil dari setiap kolom dan baris
d. Mengulangi langkah a dan b, sebanyak n-1 kali(sampai tersisa hanya 2
objek)

Hasil akhir dari perhitungan ini, digambarkan dalam dendrogram, adalah


sebagai berikut:

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J

Gambar 3. 18 Dendrogram Penerima BLT


Dari gambar di atas, dapat kita ketahui siapa saja yang menerima BLT.
apabila jumlah dana dan kuota diketahui, maka dapat diketahui pula urutan dari
penerima BLT, sesuai dengan dendragram di atas. Misalnya jumlah dana adalah
Rp 500 rb, berarti membutuhkan 5 orang penerima BLT, yaitu: B, C, D, F, F, G

3.6

Current System BLT


Sebelum adanya program Aplikasi Optimasi Penyebaran dana BLT ini,

system manual yang digunakan adalah sebagai berikut:

Petugas Kelurahan

Start

Pendataan Warga

Verifikasi Data Warga

Laporan RTS

Warga

Kartu BLT

BPS

Menerima Laporan
RTS

Dana BLT

BRI

Pemindahan Buku
kepada Kantor Pos

Kantor POS

Mencairkan dana BLT

Verifikasi Penerima BLT

Laporan RTS
Penerima BLT

Pemberian Dana BLT

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi
Implementasi merupakan proses pembangunan komponen-komponen
pokok sebuah sistem informasi berdasarkan desain yang sudah di buat.
Implementasi sistem juga merupakan sebuah proses pembuatan dan penerapan
sistem secara utuh baik dari sisi perangkat keras maupun perangkat lunaknya.
Pada tahap ini juga dilakukan langkah persiapan sumber daya manusia dari yang
menjalankan sistem tersebut. Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan
dengan Optimasi Penyebaran Dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dengan
Menggunakan Metode Single Linkage Clustering.
Implementasi yang akan dijelaskan disini meliputi lingkungan perangkat
keras dan lingkungan perangkat lunak.
4.1.1

Ruanglingkup Perangkat Keras


Perangkat keras yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi

geografis penentu kunjungan wisata jawa timur ini adalah sebagai berikut.
1. Intel Pentium dual-core processor T4200(2.0 GHz)
2. RAM 1 GB
3. Hardisk Dengan Kapasistas 250 GB
4. Monitor 14,1 WXGA Acer CrystalBriteTM LCD
5. Keyboard
6. Mouse PS2

4.1.2

Ruanglingkup Perangkat Lunak


Perangkat lunak yang digunakan antara lain :

1. Sistem Operasi Windows XP


2. Borland Delphi 7.0
3. Borland Interbase Sql Server
Cara penginstallan Borland Delphi 7.0,dan Borland Interbase Sql Server,
terlampir.
4.2

Pengujian Metode Single Linkage Clustering


Dalam hal ini, dilakukan pengujian mengenai metode single linkage

clustering untuk dapat menentukan siapa yang berhak mendapatkan BLT dari
warga miskin yang sudah terdata sebelumnya. Diberikan contoh sebuah studi
kasus sebagai berikut:
1. Orang pertama
Orang pertama merupakan warga miskin yang merupakan kepala keluarga
dari 1 orang istri dan 3 anak. Dia mempunyai tempat tinggal yang cukup luas
untuk ukuran warga miskin, yaitu 8,5 m2, rumah berlantai tanah, dan berdinding
batu bata. Fasilitas jamban yang ada, sumber airnya berasal dari air sungai yang
berada tidak jauh dari tempat tinggalnya. Untuk masalah penerangan dia
menggunakan lampu minyak, karena dia tinggal di desa terpencil, yang memang
listrik masih jarang sekali ada, dan kalaupun ada, masih ikut menyalur dari
tetangga. Bahan bakar yang digunakan untuk memasak kebutuhan sehari-hari
adalah kayu, karena memang tersedia banyak kayu yang ada disekitar tempat
tinggalnya. Pria yang mengemban pendidikan hanya sampai SMP, tukang becak

menjadi pekerjaan tetap yang dijalankannya, karena dia tak mempunyai


ketrampilan yang lainnya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Dengan
penghasilan yang pas-pasan sebagai tukang becak, dia harus berusaha
meminimalkan pengeluarannya, karena yang pendapatan diperoleh juga terkadang
juga tidak sebanding. Keluarganya makan 1 kali dalam sehari, dengan lauk dan
atau tanpa lauk, dengan kata lain, nasi putih saja, ia tak pernah menkonsumsi
daging, meski hanya sekali. Slamet jarang membeli pakaian, bahkan tak pernah,
Dia hanya mengandalkan dari pemberian orang, dengan memakai baju seadanya
saja. Dia tidak mampu membayar untuk berobat kerumah sakit, akan tetapi dia
mempunyai emas yang kebetulan memang warisan dari ibu slamet untuknya.
2. Orang kedua
Orang kedua adalah pria lulusan SMP, dia tinggal bersama istri dan 3
orang anak. Pekerjaan utamanya sebagai kuli bangunan di daerahnya.Dengan
pekerjaan seperti ini, dia mampu membeli sepeda motor, meski hanya second.
Luas rumahnya 7 m2, dengan lantai tanah dan berdinding tembok.

Fasilitas

jamban yang terdapat di dalam rumah, meski sumber airnya berasal dari air sungai
dekat rumahnya. Penerangan dirumahnya menggunakan listrik, dan bahan bakar
yang digunakan untuk memasak adalah minyak tanah. Dia makan 2 kali dalam
sehari, terkadang dia juga menkonsumsi daging 1 kali. Dan pada saat hari raya
lebaran, dia hanya mampu membeli 1 pakaian untu anaknya. Jika ada anggota
keluarga yang sakit, dia tidak mampu membayar untuk berobat, hanya dengan
cara tradisional saja.

3. Orang ketiga
Orang ketiga berprofesi sebagai pemulung. Pria lulusan SD ini, sudah
berkeluarga dan mempunyai 2 orang anak. Tempat tinggalnya hanya mempunyai
luas 5m2, dengan lantai tanah dan berdinding batu bata. Fasilitas jamban,
merupakan fasilitas jamban umum, yang dialiri dari PDAM. Sumber penerangan
di rumahnya adalah listrik. Setiap hari istrinya memasak dengan menggunakan
kayu bakar, meski dia juga mempunyai kompor minyak tanah, karena minyak
tanah dirasa langka dan mahal. Keluarga mereka bisa makan 2 kali dalam sehari,
meski hanya nasi putih saja, pernah juga menkonsumsi daging, terkadang hanya 1
kali. Dengan penghasilan yang tidak menentu, dia hanya mampu membeli pakaian
1 saja, untuk keluarganya. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, hanya diobati
dengan cara tradisional, karena tak mampu membayar untuk berobat. Akan tetapi
dia mempunyai tabungan yang jumlahnya hanya 250 ribu saja.
4. Orang keempat
Orang keempat mempuyai rumah yang luas bangunannya adalah 6,5
meter, dengan lantai tanah dan dindingnya adalah batu bata. Untuk penerangan di
rumahnya menggunakan listrik, dan faslitas jambannya merupakan fasilitas
jamban umum, yang airnya berasal dari PDAM. Bahan bakar yang digunakan
untuk memasakpun hanya dengan menggunakan minyak tanah. Dengan lulusan
yang hanya tamat SD ini, pekerjaan yang dijalankannya hanyalah sebagai kuli
bangunan. Dengan penghasilan yang pas-pasan sebagai kuli bangunan, dia tidak
bisa merasakan makanan-makanan yang mahal, seperti halnya daging. Hanya
sesekali saja, itupun hanya pada saat idul adha. Untuk membeli pakaian saja,

hanya satu setel untuk anak perempuannya yang masih berumur 5 tahun. Keluarga
mereka hanya makan 1 kali, jika ada kelebihan penghasilanmakan 2 kali. Orang
ini, tidak mampu membayar untuk anggota keluarga berobat. Akan tetapi dia
memiliki sepeda ontel butut yang di peroleh dari peniggalan orang tuanya.
5. Orang kelima
Orang kelima merupakan seorang petani, dia memiliki kambing sebagai
peliharaannya. Lulusan SD hanya mampu menjadikannya sebagai seorang petani.
Dia tinggal bersama 3 orang anak dan 1 isteri, yang mana tempat tinggalnya itu
mempunyai luas hanya 6 meter saja, dengan lantai plester dan berdinding
batubata. Fasilitas jambanpun tak ada, mereka hanya mengandalkan air sungai
untuk

memenuhi

kebutuhan

hidup

mereka.

Penerangan

di

rumahnya

menggunakan listrik dan bahan bakar yang digunakan untuk memasak hanya kayu
bakar. Dengan penghasilan yang pas dan terkadang tidak menentu ini, membuat
keluarganya terkadang tak bisa memenuhi kebutuhan akan gizi, seperti hanya
makan 2 kali dan tidak pernah makan daging, hanya sesekali jika ada. Untuk
masalah berobatpun tidak mampu, dan juga membeli pakaian untuk anaknya,
hanya 1 kali saja.

Dari kelima contoh warga miskin diatas, manakah yang paling berhak
menerima BLT dari pemerintah, apakah orang pertama? Orang kedua? Atau orang
ketiga? Orang keempat? Ataukah orang kelima?

Untuk memulai perhitungan, pertama kali yang dilakukan adalah merinci


semua data yang telah diperoleh, yang kemudian dimasukkan dalam Tabel 4.1
adalah sebagai berikut:

V1 (Luas
bangunan)
V2 (Jenis
lantai)
V3 (Jenis
dinding)
V4 (Fasilitas
jamban)
V5 (Sumber
air)
V6
(Penerangan)
V7 (Bahan
bakar
memasak)
V8 (Makan
daging berapa
kali)
V9 (Beli
pakaian berapa
kali dalam
setahun)
V10 (Makan
berapa kali)
V11 (Mampu
berobat/tidak)
V12
(Pekerjaan)
V13
(Pendidikan)
V14 (Harta)

Orang1
8,5 m2

Orang2
7 m2

Orang3
5 m2

Orang4
6,5 m

Orang5
6m

Tanah

Tanah

Tanah

Tanah

Plester

Batubata

Tembok

Batubata

Batubata

Batubata

Ada

Ada

Air sungai

Air sungai

PDAM

PDAM

Air sungai

Lampu
minyak
Kayu

Listrik

Listrik

Listrik

Listrik

Minyak tanah

Kayu

Minyak
tanah

Kayu

Tidak pernah

1 kali

1 kali

Tidak
pernah

Tidak
pernah

Jarang,
bahkan tidak
pernah

1 kali

1 kali

1 kali

1 kali

1 kali

2 kali

2 kali

1 kali

2 kali

Tidak
mampu
Tukang
becak
SMP

Tidak mampu

Tidak mampu

Kuli bangunan

Pemulung

Tidak
mampu
Petani

SMP

SD

Tidak
mampu
Kuli
bangunan
SD

Emas

Sepeda motor

Uang 250rb

Sepeda
ontel

Kambing

Ada(umum)

Ada(Umum) Tidak ada

Tabel 4.1
Data yang sudah terinci, kemudian diberi nilai, yang mana nilai tersebut,
sudah dibahas pada bab sebelumnya, yaitu Bab III. Data yang sudah diberi nilai,
dimasukkan dalam Tabel 4.2, adalah sebagai berikut:

SD

V1

V2

V3

V4

V5

V6

V7

V8

V9

V10 V11 V12 V13 V14

Org1

Org2

Org3

Org4

Org5

Tabel 4.2

Dengan data ini, dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode


single linkage clustering. Langkah pertama adalah melakukan standarisasi data.
Dalam standarisasi ada beberapa tahapan yang pertama adalah mencari rata-rata
data pada setiap variable, adalah sebagai berikut:

Rata-rata

yang

diperoleh

dimasukkan

dalam

Tabel

4.3,

untuk

mempermudah dalam perhitungan selanjutnya.

2,8

1,8

1,8

1,6

1,2

3,6

4,6

4,2

2,4

2,6

3,6

Tabel 4.3

Setelah menghitung rata-rata, langkah selanjutnya adalah menghitung


standar deviasi dari setiap variable, yaitu:

Untuk V1

UntukV

UntukV3

2,6

UntukV4

UntukV5

UntukV6

UntukV7

UntukV8

UntukV9

UntukV10

UntukV11

UntukV12

UntukV13

Untuk14

Hasil perhitungan dari standar deviasi, dimasukkan dalam Tabel 4.4,


adalah sebagai berikut:

1,58 0,44 0,44 0,83 0,54 0,44 0,54 0,54 0,44

0,86

0,89

Tabel 4.4
Setelah standar deviasi diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah
menghitung skor standar, yaitu:
Skor standar untuk V1

Skor standar untuk V2

0,44

1,44

Skor standar untuk V3

Skor standar untuk V4

Skor standar untuk V5

Skor standar untuk V6

Skor standar untuk V7

Skor standar untuk V8

Skor standar untuk V9

Skor standar untuk V10

Skor standar untuk V11

Skor standar untuk V12

Skor standar untuk V13

Skor standar untuk V14

Hasil dari perhitungan skor standar dimasukkan dalam Tabel 4.5, yaitu:

Org
1
Org
2
Org
3
Org
4
Org
5

-1,26

0,45 0,45 0,96 0,74 1,81 0,74 0,74 1,81 0,69

-0,63

0,45

1,26
0
-0,63

0,96 0,74
1,81
0,45 1,11
0,45 0,45 0,24
0,74
1,11 0,45
0,45 0,45 0,24
1,11 0,45 1,11
0,45 1,44 0,74
0,74
1,81
0,45
Tabel 4.5

1,11 0,45 1,62


1,11 0,45 0,46
0,74
0,69
0,45
0,74
0,45 0,46

0
0
0

0,44

0,35
1,36
0,67 1,36 1,40
0,44 0,90 1,22
0,90
0,67
0,52
0,90 0,35
0,67

Dari data-data yang sudah dihitung tersebut, dibuat matriks jarak dengan
menggunakan metode Euclidean single linkage. Dari ketiga orang diatas, dicari
peluang berpasangan antara orang yang satu dengan yang lain. Dan didapatkan
peluang

yaitu:

(Org1,Org2),

(Org1,Org3),

(Org1,Org4)

,(Org1,Org5),

(Org2,Org3),(Org2,Org4),(Org2,Org5),(Org3,Org4), (Org3,Org5), (Org4,Org5).

Dari jarak-jarak tersebut, didapatkan matriks jarak sebagai berikut:


Org1

Org2

Org3

Org4

Org5

Org1

5,67

5,13

5,12

4,85

Org2

5,67

4,94

5,24

5,17

Org3

5,13

4,94

3,74

4,35

Org4

5,12

5,24

3,74

3,98

Org5

4,85

5,17

4,35

3,98

Setelah matriks jarak diperoleh, selanjutnya dilakukan pengelompokan


dengan algoritma Euclidean single linkage, yaitu:
a. Mencari nilai terkecil dari matriks jarak. Berdasarkan matrik jarak diatas nilai
yang terkecil yaitu 3,74 (Org3,Org4)
b. Setelah diketahui nilai terkecil, maka pembentuk kolom dan baris terkecil
dihapus, yaitu Org3 dan Org4. Kemudian dibentuk kolom dan baris baru yang
merupakan gabungan dari objek yang dihapus.
c. Menentukan nilai untuk kelompok (Org3,Org4), dengan cara membandingkan
nilai terkecil dari setiap kolom dan baris, dan matriks jarak yang baru adalah:
Org1

Org2

Org5

Org3,Org4

Org1

5,67

4,85

4,85

Org2

5,67

5,17

4,94

Org5

4,85

5,17

4,35

Org3,Org4

4,85

4,94

4,35

d. Mengulangi langkah a,b dan c hingga tersisa hanya 2 matriks.


Setelah ditemukan matriks baru seperti di atas, dilakukan pengelompokan
kembali, yaitu:
a. Mencari nilai terkecil dari matriks jarak. Berdasarkan matrik jarak diatas nilai
yang terkecil yaitu 4,35(Org3Org4,Org5)
b. Setelah diketahui nilai terkecil, maka pembentuk kolom dan baris terkecil
dihapus, yaitu Org3Org4 dan Org5. Kemudian dibentuk kolom dan baris baru
yang merupakan gabungan dari objek yang dihapus.

c. Menentukan

nilai

untuk

kelompok

(Org3Org4,Org5),

dengan

cara

membandingkan nilai terkecil dari setiap kolom dan baris, dan matriks jarak
yang baru adalah:
Org1

Org2

Org3Org4,Org5

Org1

5,67

4,85

Org2

5,67

4,94

Org3Org4Org5

4,85

4,94

d. Mengulangi langkah a,b dan c hingga tersisa hanya 2 matriks.


Setelah ditemukan matriks baru seperti di atas, dilakukan pengelompokan
kembali, yaitu:
a. Mencari nilai terkecil dari matriks jarak. Berdasarkan matrik jarak diatas nilai
yang terkecil yaitu 4,85(Org3Org4Org5,Org1)
b. Setelah diketahui nilai terkecil, maka pembentuk kolom dan baris terkecil
dihapus, yaitu Org3Org4Org5 dan Org1. Kemudian dibentuk kolom dan baris
baru yang merupakan gabungan dari objek yang dihapus.
c. Menentukan nilai untuk kelompok (Org3Org4Org5,Org1), dengan cara
membandingkan nilai terkecil dari setiap kolom dan baris, dan matriks jarak
yang baru adalah:
Org2

Org3Org4Org5,Org1

Org2

4,94

Org3Org4Org5,Org1

4,94

Untuk mempermudah mengetahui penerima BLT, maka dibuatlah


dendrogram. Gambaran dari dendrogram di atas adalah sebagai berikut:
Org1
Org 2
Org 3
Org 4
Org 5

Gambar 4. 1 Dendrogram Penerima BLT


Dari dendrogram ini, dapat diketahui penerima BLT dari kelima orang di
atas. Apabila jumlah dana dan kuota ditentukan, misalnya dana yang diberikan
oleh pemerintah hanya Rp 200.000, maka sudah tentu orang yang mendapatkan
hanya 2 orang saja, dan jika dilihat dalam dendrogram di atas, maka yang
mendapatkan dana tersebut adalah Orang 1 dan Orang 2.

4.3 Pembahasan Program


Didalam pembahasan program ini dijelaskan tentang alur pembuatan dan
kegunaan program yang dibuat beserta tampilan desain. Berikut ini tampilantampilan halaman yang ada dalam program yang dibuat :
4.3.1

Halaman Awal (Utama)


Halaman awal merupakan halaman pembuka dari system ini, terdapat

menu file yang berisi kecamatan, desa, pertanyaan, point, petugas dan button exit.
User dapat memilih menu yang ada di dalam file tersebut. Adapaun gambaran dari
halaman awal adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2 Halaman awal aplikasi program BLT


Di bawah ini merupakan potongan source code yang digunakan untuk membuat
halaman awal, yaitu:

Implementation
uses Ukecamatan, Upetugas, Udesa, UPertanyaan, Upoint, UWarga,
Uclustering;
{$R *.dfm}
Function TFmain.hintku(A: String):String;
Var
I : Integer;
Str: String;
begin
I:=1; Str :='';
If (Trim(A)<>'') Then
Begin
Repeat
If (copy(A,I,1)<>#32) Then
Str:=Str+copy(A,I,1);
Inc(I);
Until (Copy(A,I,1))=#32;
HintKu:=Str;
End;
end;

4.3.2

Form Kecamatan
Form ini berfungsi untuk memasukkan data-data kecamatan. Data

kecamatan yang dimasukkan dapat diedit dan dihapus melaui form ini, kemudian
terdapat tombol print, yang digunanakan untuk mencetak data-data kecamatan
yang ada. Gambaran dari form kecamatan adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2 Form Kecamatan


Di bawah ini merupakan potongan source code yang digunakan untuk membuat
form kecamatan, yaitu:
procedure TFKecamatan.Button1Click(Sender: TObject);
begin
If DM.kecamatan.FindKey([Edit1.Text]) Then
Begin
Dm.kecamatan.Edit;
End Else
Begin
Dm.kecamatan.Insert;
Dm.kecamatan.FieldByName('kode_kec').AsString:=Edit1.Text;
ENd;
Dm.kecamatan.FieldByName('nama_kec').AsString:=Edit2.Text;
Dm.kecamatan.Post;
Dm.kecamatan.ApplyUpdates;
Dm.kecamatan.CommitUpdates;
Dm.kecamatan.Refresh;
Edit1.Text:='';
Edit2.Text:='';
Edit1.SetFocus;
end;
procedure TFKecamatan.Edit1Exit(Sender: TObject);
begin

If DM.kecamatan.FindKey([Edit1.Text]) Then
Begin
Edit2.Text:=Dm.kecamatan.FieldByName('nama_kec').AsString;
End Else
Begin
Edit2.Text:='';
End;
end;

4.3.3 Form Desa


Form ini berfungsi untuk memasukkan data-data desa. Data desa yang
dimasukkan dapat diedit dan dihapus melaui form ini, kemudian terdapat tombol
print, yang digunanakan untuk mencetak data-data desa yang ada. Gambaran dari
form desa adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Form Desa

Di bawah ini merupakan potongan source code yang digunakan untuk membuat
form desa, yaitu:
procedure TFdesa.Button1Click(Sender: TObject);
begin
If DM.Desa.FindKey([Edit1.Text]) Then
Begin
Dm.Desa.Edit;
End Else
Begin
Dm.Desa.Insert;
Dm.Desa.FieldByName('kode_Gab').AsString:=Fmain.HIntku
(COmbobox1.Text)+Edit1.Text;
Dm.Desa.FieldByName('kode_kec').AsString:=Fmain.HIntku
(COmbobox1.Text);
Dm.Desa.FieldByName('kode_Desa').AsString:=Edit1.Text;
ENd;
Dm.Desa.FieldByName('nama_desa').AsString:=Edit2.Text;
Dm.Desa.Post;
Dm.Desa.ApplyUpdates;
Dm.Desa.CommitUpdates;
Dm.Desa.Refresh;
Edit1.Text:='';
Edit2.Text:='';
Edit1.SetFocus;
end;
procedure TFdesa.Edit1Exit(Sender: TObject);
begin

If

DM.Desa.FindKey([Fmain.HIntku(COmbobox1.Text)+Edit1.Text])

Then
Begin
Edit2.Text:=Dm.Desa.FieldByName('nama_Desa').AsString;
End Else
Begin
Edit2.Text:='';
End;
end;

4.3.4

Form Petugas
Form ini digunakan untuk memasukkan data-data petugas. Dalam form

ini, data petugas dapat dihapus ataupun diedit. Adapaun gambaran dari form
petugas adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4 Form Petugas


Di bawah ini merupakan potongan dari source code yang digunakan untuk
membuat form petugas, yaitu:

procedure TFpetugas.Button1Click(Sender: TObject);


begin
If DM.petugas.FindKey([Edit1.Text]) Then
Begin
Dm.petugas.Edit;
End Else
Begin
Dm.petugas.Insert;

Dm.petugas.FieldByName('kode_petugas').AsString:=Edit1.Text;
ENd;
Dm.petugas.FieldByName('nama_petugas').AsString:=Edit2.Text;
Dm.petugas.Post;
Dm.petugas.ApplyUpdates;
Dm.petugas.CommitUpdates;
Dm.petugas.Refresh;
Edit1.Text:='';
Edit2.Text:='';
Edit1.SetFocus;
end;
procedure TFpetugas.Edit1Exit(Sender: TObject);
begin
If DM.petugas.FindKey([Edit1.Text]) Then
Begin
Edit2.Text:=Dm.petugas.FieldByName('nama_petugas').AsString;
End Else
Begin
Edit2.Text:='';

End;
end;
procedure TFpetugas.hapus1Click(Sender: TObject);
begin
If DM.petugas.FindKey([Dbgrid1.fields[0].asString]) Then
Begin
Dm.petugas.Delete;
Dm.petugas.ApplyUpdates;
Dm.petugas.CommitUpdates;
Dm.petugas.Refresh;
End;
end;

4.3.5

Form Pertanyaan
Form ini digunakan untuk memasukkan pertanyaan-pertanyaan yang

merupakan syarat dari penerima BLT, yaitu ada 14 pertanyaan. Pertanyaan dapat
dihapus dan diedit, serta terdapat tombol print untuk mencetaknya. Adapun
gambaran dari form pertanyaan adalah:

Gambar 4.5 Form Pertanyaan

Di bawah ini merupakan potongan source code yang digunakan untuk membuat
form pertanyaan pada aplikasi ini, yaitu:
procedure TFPertanyaan.Button1Click(Sender: TObject);
begin
If DM.Pertanyaan.FindKey([Edit1.Text]) Then
Begin
Dm.Pertanyaan.Edit;
End Else
Begin
Dm.Pertanyaan.Insert;

Dm.Pertanyaan.FieldByName('kode_pertanyaan').AsString:=Edit1.
Text;
ENd;
Dm.Pertanyaan.FieldByName('nama_pertanyaan').AsString:=Memo1.T
ext;
Dm.Pertanyaan.Post;
Dm.Pertanyaan.ApplyUpdates;
Dm.Pertanyaan.CommitUpdates;
Dm.Pertanyaan.Refresh;
Edit1.Text:='';
Memo1.Text:='';
Edit1.SetFocus;
end;
procedure TFPertanyaan.Edit1Exit(Sender: TObject);
begin
If DM.Pertanyaan.FindKey([Edit1.Text]) Then

Begin
Memo1.Text:=Dm.Pertanyaan.FieldByName('nama_pertanyaan').AsStr
ing;
End Else
Begin
Memo1.Text:='';
End;
end;

4.3.6

Form Point
Form ini digunakan untuk memasukkan data point dari pertanyaan yang

merupakan syarat-syarat penerima BLT. Data point dapat dihapus dan diedit serta
dicetak dengan menggunakan tombol print. Gambar dari form point ini adalah:

Gambar 4.6 Form Point


Di bawah ini merupakan potongan source code yang digunakan untuk membuat
form point, yaitu:

procedure TFpoint.Button1Click(Sender: TObject);


begin
If DM.Point.FindKey([Edit1.Text]) Then
Begin
Dm.Point.Edit;
End Else
Begin
Dm.Point.Insert;
Dm.Point.FieldByName('kode_Point').AsString:=Edit1.Text;
Dm.Point.FieldByName('kode_Pertanyaan').AsString:=Fmain.HIntk
u(COmbobox1.Text);
ENd;
Dm.Point.FieldByName('nama_Point').AsString:=Edit2.Text;
Dm.Point.FieldByName('nilai_Point').AsString:=Edit3.Text;
Dm.Point.Post;
Dm.Point.ApplyUpdates;
Dm.Point.CommitUpdates;
Dm.Point.Refresh;
Edit1.Text:='';
Edit2.Text:='';
Edit3.Text:='';
Edit1.SetFocus;
end;
procedure TFpoint.Edit1Exit(Sender: TObject);
begin
If DM.Point.FindKey([Edit1.Text]) Then
Begin
If
Dm.pertanyaan.FindKey([Dm.Point.FieldByName('Kode_pertanyaan'
).AsString])

Then

Combobox1.Text:=Dm.Point.FieldByName('Kode_pertanyaan').AsStr
ing+#32+Dm.pertanyaan.FieldByName('Nama_pertanyaan').AsString
;
Edit2.Text:=Dm.Point.FieldByName('nama_Point').AsString;
Edit3.Text:=Dm.Point.FieldByName('Nilai_Point').AsString;
End Else

Begin
Edit2.Text:='';
Edit3.Text:='';
End;
end;

4.3.7

Pendataan Penduduk
Form ini digunakan untuk mendata warga miskin, di dalam form ini,

terdapat pertanyaan-pertanyaan yang menjadi syarat BLT, yang kemudian data


yang diperoleh akan dihitung dengan metode single linkage clustering, yang
sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Gambar 4.7 Form Pendataan Penduduk


Di bawah ini adalah potongan source code yang digunakan untuk membuat form
pendataan penduduk, yaitu:

procedure TFWarga.SClick(Sender: TObject);


var
r:TRect;
indexRow,indexCol:Integer;
begin
indexCol:=S.Col;
indexRow:=S.Row;
r:=S.CellRect(S.Col,S.Row);
case S.Col of
begin
If S.Row <> S.RowCount-1 Then
Begin
Combobox5.Left:=S.Left+r.Left+1;
Combobox5.Top:=S.Top+r.Top;
Combobox5.Visible:=True;
if S.Cells[indexCol,indexRow]<>'' then
Combobox5.Text:=S.Cells[indexCol,indexRow];
Combobox5.Clear;
Dm.POINT.First;
Repeat
If
Dm.Point.FieldByName('Kode_Pertanyaan').AsSt
ring=S.Cells[1,S.Row] Then
Begin

Combobox5.Items.Add(Dm.Point.FieldByName('Ko
de_Point').AsString+#32+#32+Dm.Point.FieldBy
Name('Nama_Point').AsString);

End;
Dm.Point.Next;
Until Dm.Point.Eof;
Combobox5.ItemIndex:=0;
Combobox5.SetFocus;
Exit;
End;
end;

4.3.8

Optimasi Dana BLT


Form ini digunakan untuk menunjukkan hasil dari perhitungan

menggunakan metode single linkage clustering, yang mana data dari perhitungan
ini, diperoleh dari form pendataan waga. Selain terdapat jumlah data, di dalam
tampilan ini, terdapat pula hasil dari perhitungan skor standar(Zero standar), jarak
terdekat (matriks jarak), perhitungan awal yang merupakan hasil dari perhitungan
jarak terdekat, dan hasil akhir dari metode ini.

Gambar 4.8 Tampilan Clustering

Di bawah ini merupakan potongan source code yang digunakan untuk tampilan
clustering, dan source code untuk perhitungan jumlah data, rata-rata dan standar
deviasi, yaitu:
procedure TFclustering.Button1Click(Sender: TObject);
Var
Jumlah_data,I,I2,Y,x,z:INteger;
Hasil : DOuble;
Terkecil,hhh:Double;
Xx,YY, hitungan: Integer;
begin
Q1.Close;
Q1.SQL.Clear;
Q1.SQL.Add('Select * from Clustering');
Q1.Prepare;
Q1.Open;
S3.RowCount:=2;
If Q1.RecordCount>0 Then
Begin
S3.RowCount:=Q1.RecordCount+1;
S3.ColCount:=Q1.RecordCount+1;
Jumlah_data:=Q1.RecordCount;
Q1.First;
I:=1;
Repeat
S3.Cells[0,I]:=Q1.FieldByName('KTP').AsString;
S3.Cells[I,0]:=Q1.FieldByName('KTP').AsString;
Inc(I);

Q1.Next;
Until Q1.Eof;
End;
Terkecil:=10000;
Xx:=0;
Yy:=0;
//Menampilkan
For I:=1 To S2.RowCOunt-1 DO
Begin
X:=1;
z:=1;
For I2:=1 To S2.RowCOunt-1 DO
Begin
hasil:=0;
For Y:=2 To S2.ColCOunt-1 DO
Begin
hasil:=hasil+Sqr(StrTofloat(S2.Cells[Y,I])StrTofloat(S2.Cells[Y,I2]));
hhh:=Sqr(StrTofloat(S2.Cells[Y,IStrTofloat(S2.Cells[Y,I2]));
{

If Terkecil > hhh Then


Begin
XX:=Y;
YY:=I;
End;

ENd;
S3.Cells[z,I]:=FormatFLoat('#,0.00',Sqrt(Hasil));
z:=z+1;
ENd;
X:=X+1;
End;
end;

4.4

Implementasi Program dalam Pandangan Islam


Setelah kita mengetahui hasil dari perhitungan studi kasus diatas, tentang

keadaan seseorang yang berhak menerima BLT, menyatakan bahwa yang


mendapatkan bantuan dana BLT yaitu orang 1, orang 5, orang 4 dan orang 3.
Orang 2 sebenarnya juga masih dalam keadaan miskin, akan tetapi hal ini
disebabkan karena dalam perhitungan ini mendahulukan kepentingan orang-orang
yang benar-benar membutuhkan, sesuai dengan urutan orang yang mendapatkan
BLT, orang 1, orang 5, orang 4 dan orang 3 terlebih dahulu, kemudian orang 2.
Allah mengetahui siapa yang paling membutuhkan dan berhak atas dana BLT dari
kelima warga miskin dalam contoh studi kasus ini. Seperti dalam Firman Allah
dalam surat At Taubah ayat 60, tentang orang-orang yang berhak diberi zakat atau
rezeki yaitu:



Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[647].
[647] yang berhak menerima zakat ialah: 1. orang fakir: orang yang
amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi
penghidupannya. 2. orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan
dalam keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk
mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan
masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5.
memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan
oleh orang-orang kafir. 6. orang berhutang: orang yang berhutang Karena untuk
kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. adapun orang

yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu
dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. 7. pada jalan Allah
(sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di
antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga
kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lainlain. 8. orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami
kesengsaraan dalam perjalanannya.

Allah menjelaskan bahwa Allah-lah yang mengatur pembagian zakat


tersebut dan tidak mewakilkan hak pembagian itu kepada selain-Nya. Allah
membaginya untuk mereka yang disebutkan dalam ayat di atas.

Orang-orang fakir didahulukan karena mereka lebih membutuhkan


daripada kelompok-kelompok lain. Menurut Ibnu Jarir dan beberapa ulama lain
mengatakan, bahwa orang fakir adalah orang yang butuh, akan tetapi tidak mau
meminta-minta, sedangkan orang miskin adalah orang butuh, akan tetapi ia mau
meminta-minta. Qatadah berkata:Orang fakir adalah orang yang butuh dan yang
memiliki penyakit menahun, sedang orang miskin adalah orang yang butuh akan
tetapi badanya sehat (Ibnu Katsir, 2006: 150).
Sesuai dengan ayat di atas dijelaskan bahwa, selain orang fakir dan
miskin, masih ada yang harus dibantu, yaitu orang yang sedang berhutang. Akan
tetapi dalam program BLT ini, tidak terdapat syarat-syarat penerima BLT yang
sedang dalam keadaan berhutang, sehingga masih ada sedikit kekurangan jika
dipandang dalam Islam, karena orang yang berhutang, sudah tentu mereka dalam
keadaan kekurangan dan membutuhkan bantuan.
Selain dengan perhitungan manual, studi kasus di atas, juga
diimplementasikan ke dalam bahasa pemgrograman Delphi 7.0 yaitu untuk

aplikasi optimasi penyebaran dana BLT yang merupakan suatu pengembangan


dari ilmu pengetahuan dan teknologi, yang mana pada awalnya ilmu itu adalah
karunia Allah bagi manusia, agar hidup mereka menjadi lebih terarah. Ilmu
merupakan salah satu ciptaan Allah yang tidak sia-sia, karena tidak akan pernah
ada ciptaan Allah yang sia-sia, pasti ada maksud dan hikmah dibalik ciptaan-Nya.
Seperti yang terdapat dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 191:



Artinya: Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.(Q.S Ali
Imran: 191).
Ayat diatas menjelaskan tentang tanda-tanda kekuasaan-Nya, yang
terdapat pada ciptaan-Nya yang dapat dijangkau oleh indera manusia pada langit
dan bumi, baik berupa bintang-bintang, komet-komet, daratan dan lautan,
pegunungan, dan pepohonan, tumbuh-tumbuhan, tanaman, buah-buahan, bintang,
barang tambang, serta berbagai macam warna, dan aneka ragam makanan dan
bebatuan. Semuanya itu merupakan ketetapan Allah yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui. Oleh karena itu Allah berfirman, . Yang
artinya: Terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal (Ulul Albab). Yaitu
mereka yang mempunyai akal yang sempurna lagi bersih, yang mengetahui
hakikat banyak hal secara jelas dan nyata(Ibnu Katsiir, 2006: 209).

Allah menyifatkan tentang Ulul Albab, seperti dalam firman-Nya, yaitu:


. Yang artinyaorang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring.
Maksudnya adalah, mereka yang tidak putus-putus berdzikir dalam suatu
keadaan, baik dengan hati maupun lisan mereka.
. ArtinyaDan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi. Maksudnya adalah mereka memahami apa
yang terdapat pada keduanya(langit dan bumi) dari kandungan hikmah yang
menunjukkan keagungan-NyaAl Khaliq(Allah), kekuasaan-Nya, keluasan ilmuNya, hikmah-Nya, pilihan-Nya, dan juga rahmat-Nya(Ibnu Katsiir, 2006: 210).
Sosok manusia Ulul Albab adalah orang yang mengedepankan dzikir,
fikr dan amal shaleh. Ia memiliki ilmu yang luas, pandangan mata yang tajam,
otak yang cerdas, hati yang lembut dan semangat jiwa pejuang(jihad di jalan
Allah) dengan sebenar-benarnya perjuangan. Orientasi hidupnya hanya pada ridha
Allah SWT. (UIN Malang, 2004: 2)
Oleh karena itu, sebagai umat Islam, selain memiliki agama yang kuat,
juga harus memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang luas, sehingga keberhasilan
hidup penyandang Ulul Albab ada pada diri kita, yang memiliki keselamatan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat(UIN Malang, 2004: 4)

BAB V
PENUTUP

Terdapat beberpa kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan penulis


sebagai hasil dari evaluasi laporan tugas akhir.
5.1

Kesimpulan

1 Optimasi perhitungan, pertama kali dilakukan dengan pengumpulan data


terlebih dahulu, kemudian data yang sudah terkumpul distandarisasi, dan
dilakukan perhitungan matrik jarak, dan proses yang terakhir adalah
menghitung dengan menggunakan algoritma Euclidean Single Linkage
2 Pendataan dan penentuan warga miskin yang berhak menerima BLT dapat
dilakukan secara cepat dan tidak memerlukan waktu 10-15 hari, seperti
pendataan secara manual.
3 Pada uji coba program, dengan menggunakan spesifikasi hardware yang sudah
ada, kecepatan proses perhitungan data memerlukan waktu
0,33 detik untuk 3 data

2,46 detik untuk 10 data

36,30 detik untuk 50 data

56,43 detik untuk 100 data

4 Program aplikasi ini, dapat mempermudah dalam mendata warga miskin yang
berhak menerima BLT, sehingga tidak tejadi kesalahan dalam pendataan dan
pemberian BLT kepada warga yang benar-benar membutuhkan.

5.2

Saran
Optimasi penyebaran dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) dengan

menggunakan metode single linkage clustering diharapkan dapat menjadi bahan


atau salah satu referensi bagi pengembang lainnya yang berhubungan dengan
penggunaan metode single linkage clustering. Perlu dikembangkan metode
clustering yang lainnya dalam studi kasus yang berbeda oleh pengembang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad. 2006.Tafsir Ibnu Kasir. Jakarta: Pustaka Imam Syafii
Absari, Tresna Dhiani. 2004. Perencanaan Pembuatan Sistem Pendukung
Keputusan Dengan Menggunakan Metode Clustering. Jurnal informatika.
(45-53), (Online), (http://www.google.com/clustering/browse.pdf, diakses
pada tanggal 21 April 2009)
Anderson, R.E, Black, W.C, Hair, J.F dan Tatham, R.L. 1995. Multivariate Data
Analysis with Readings. New Jersey. Prentice-Hall Inc
Barabkah, Ali Ridho. 2006. Clustering. Soft Computation Research Group,
EEPIS-ITS, (Online), (http://www.google.com/cluster/cluster.pdf, diakses
pada tanggal 29 Juni 2009)
C. Setiawan, Yudha. 2005. Tip Delphi. Yogyakarta. Andi
Djunaedi AS. 2006. BLT Depsos Jakarta. Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia(10-14),

(Online),

(http://www.google.com/blt/185_BLT

DEPSOS di Jakarta.pdf, diakses pada tanggal 19 April 20009)


Furqon. 2008. Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta
Hamid, Abdul Faturrahman. 2009. Tafsir Al Qurthubi. Jakarta. Pustaka Azzam
Husni. 2004. Pemrograman Database dengan Delphi. Yogyakarta. Graha Ilmu
Johnson, R.A dan Wichern, D.W. 1998. Applied Multivariate Statistical Analysis.
New Jersey. Prentice-Hall Inc
M. Quraish Shihab. 2002. Tafsir Al-Misbah: Pesan Kesan dan Keserasian AlQuran. Jakarta: Lentera Hati.
Malik, Jaja Jamaludin. 2005. Tip dan Trik Unik Delphi. Yogyakarta. Andi
Martina, Inge. 2004. Pemrograman Visual Borland Delphi 7.0. Jakarta. PT Elex
Media Komputindo
Munawar. 2008. Pemodelan Visual Dengan UML. Yogyakarta. Graha Ilmu
Nugroho, Adi. 2005. Rational Roose Untuk Pemodelan Berorientasi Objek.
Bandung. Informatika

Nursalim,

Andri

Akbar.

2008.

Analisis

Cluster.

(Online),

(http://www.stttelkom.ac.id/staf/RNO/Materi_P2Tel/Design_method/mate
ri%20risma/risma%20new/Analisis%20Cluster/Analisis%20cluster.doc,
diakses pada tanggal 29 Juni 2009)
Pujianto. 2007. 50 Trik Pemrograman Delphi 8.0. Jakarta. PT Elex Media
Komputindo
Siahaan, Jarar. 2008. 14 syarat warga miskin penerima BLT , (Online),
(http://www.Blogberita.net/blt/ 14 syarat warga miskin penerima BLT,
Jarar Siahaan, diakses pada tanggal 23 April 2009)
Santoso, Budi.2007. Data Mining Teknik Pemanfaatan Data Untuk Keperluan
Bisnis. Yogyakarta. Graha Ilmu
Santoso, Budi. 2007. Data Mining Terapan Dengan Matlab. Yogyakarta. Graha
Ilmu
Sholiq. 2006. Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek dengan UML.
Yogyakarta. Graha Ilmu
Susilo, Djoko. 2002. Komponen Visual Perancangan dan Implementasinya pada
Delphi 6.0. Yogyakarta. J&J Learning.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tabel 3.9 Data Perhitungan Clustering
Variabel(SY
arat)/
Objek(Nam
a)

V1
(Luas)

V2
(Jenis
Lantai)

V3
(Dinding)

V4
(Fas.Jam
ban)

V5
(Sum.Air)

V6
(Penerang
an)

V7
(Bhn.Bak
ar)

V8
(Mkn.Da
ging)

V9
(Beli
Pakaian)

V10
(Makan)

V11
(Berobat)

V12
(Pekerjaa
n)

V13
(Pendidik
an)

V14
(Harta)

28

22

18

12

14

12

29

41

40

24

23

26

31

28

Tabel 3. 10 Data pertanyaan, jawaban dan point jawaban


No
Pertanyaan
1

Berapa luas lantai bangunan tempat tinggal anda?

Apa jenis lantai bangunan tempat tinggal anda?

Apa jenis dinding bangunan tempat tinggal anda?

Apakah terdapat fasilitas jamban di rumah anda?

Berasal dari mana sumber mata air untuk kaluarga anda?

Apa sumber penerangan di rumah anda?

Apa bahan bakar yang digunakan untuk memasak?

Jawaban

Point Jawaban

Lebih dari 8 meter


7-8 meter
6-7 meter
5-6 meter
Kurang dari 5 meter
Keramik
Plester
Tanah
Kayu
Bambu
Tembok
Batubata
Kayu
Bambu
Rumbia
Ada
Ada, untuk umum
Tidak Ada
Sumur/PDAM
Air Sungai
Danau
Air tak terlindung
Air hujan
Listrik
Lampu minyak
Batu bara
Gas elpiji
Minyak tanah
Kayu

1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
1
2
3
4
5
1
2
1
2
3
4

Berapa kali dalam seminggu menkonsumsi daging?

Berapa pakaian yang dibeli dalam setahun

10

Berapa kali makan dalam satu hari

11

Apakah anda mampu membayar untuk berobat ke puskesmas?

12

Apakah pekerjaan utama kepala rumah tangga anda?

13

Apakah pendidikan tertinggi kepala rumah tangga anda?

14

Apakah anda memiliki harta, atau surat berharga, atau barang berharga lain?sebutkan!

Arang
Lebih dari 3 kali
3 kali
2 kali
1 kali
Tidak sama sekali
Lebih dari 3 pakaian
3 pakaian
2 pakaian
1 pakaian
Tidak membeli
3 kali makan
2 kali makan
1 kali makan
Mampu
Mampu, setengahnya
Tidak mampu
Guru/PNS
Buruh tani, kuli bangunan
Tukang batu, tukang becak
Pemulung
Pengangguran
PT
SMA
SMP
SD
Tidak sekolah
Sepeda motor(Kredit/Non
Kredit)
Ternak, tanah/sawah
Emas,tv berwarna, sepeda ontel
Tabungan kurang dari 500rb

5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
1
2
3
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4

Tidak ada

Tabel 3.11 Jumlah rata-rata data


V1
V2
V3
2,8
2,2
1,8

V4
1,2

V5
1,4

V6
1,2

V7
2,9

V8
4,1

V9
4,0

Tabel 3. 12 Standar deviasi


Std(V1) Std(V2) Std(V3)
1,47573 0,78881 0,78881

Std(V4)
0,42164

Std(V5)
0,51640

Std(V6)
0,42164

Std(V7)
O,87560

Std(V8)
0,73786

Std(V9)
0,66667

Std(V10) Std(V11) Std(V12) Std(V13) Std(V14)


0,51640 0,94868 1,26491 0,87560 1,61933

V10
2,4

V11
2,3

V12
2,6

V13
3,1

V14
2,8

Tabel 3.13 Nilai Skor Standar (Zero standar)


Objek/Var

V1

V2

V3

V4

V5

V6

V7

V8

V9

V10

V11

V12

V13

V14

0,13553

-0,25355

-1,01419

-0,47434

-0,77459

-0,47434

-1,02787

-1,49080

-1,49999

-0,774459

-1,37033

-1,26491

-1,25628

-1,11157

-0,54210

1,01419

-1,01419

-0,47434

1,16189

-0,47434

0,11421

-0,13553

0,00000

-0,774459

0,73787

-0,47434

-0,11421

-1,11157

-1,21974

1,01419

0,25355

-0,47434

1,16189

1,89735

1,25628

1,21974

1,49999

1,16189

0,73787

0,31623

-0,11421

0,12351

1,49079

-0,25355

-1,01419

-0,47434

-0,77459

-0,47434

-1,02787

-0,13553

0,00000

-0,774459

-0,31623

-0,47434

-1,25628

1,35859

-0,54210

-0,25355

1,52128

-0,47434

1,16189

-0,47434

-1,02787

-0,13553

0,00000

1,16189

0,73787

0,31623

1,02787

1,35859

0,13553

-1,52128

0,25355

-0,47434

-0,77459

-0,47434

0,11421

1,21974

0,00000

1,16189

-1,37033

-0,47434

1,02787

0,74105

-0,54210

1,01419

1,52128

1,89735

-0,77459

1,89735

1,25628

-0,13553

0,00000

-0,774459

0,73787

1,89737

1,02787

-0,49403

-1,21974

-0,25355

0,25355

-0,47434

1,16189

-0,47434

0,11421

1,21974

0,00000

1,16189

0,73787

0,31623

1,02787

-0,49403

1,49079

-1,52128

0,25355

1,89735

-0,77459

-0,47434

1,25628

-0,13553

0,00000

-0,774459

0,73787

1,10680

-0,11421

0,74105

0,81316

-1,52128

-1,01419

-0,47434

-0,77459

-0,47434

-1,02787

-1,49080

-1,49999

-0,774459

-1,37033

-1,26491

-1,25628

-1,11157

Anda mungkin juga menyukai