Anda di halaman 1dari 5

Titrasi redoks adalah metode penentuan kuantitatif yang reaksi utamanya adalah

reaksi

redoks, reaksi ini

hanya

dapat berlangsung jika

terjadi interaksi dari

senyawa/unsur/ion yang bersifat oksidator dengan unsur/senyawa/ion bersifat reduktor. Jika,


larutan bakunya oksidator, maka analit harus bersifat reduktor atau sebaliknya. Berdasarkan
sifat larutan bakunya maka titrasi redoks dibagi atas : oksidimetri dan reduksimetri.
Oksidimetri adalah metode titrasi redoks dengan larutan baku yang bersifat sebagai
Oksidator. Reduksimetri adalah metode titrasi redoks dengan larutan baku yang bersifat
sebagai reduktor.
Penggunaan metode titrasi dengan iodida-iodium sering dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. Titrasi langsung (Iodimetri)
Iodium merupakan oksidator yang sedikit/relative kuat dengan nilai potensial oksidasi
sebesar +0,535 V. Pada saat reaksi oksidasi, iodium akan direduksi menjadi iodide
sesuai dengan reaksi :
I2 + 2e

2I

Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang


lebih kecil dari pada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium
2. Titrasi tidak langsung (Iodometri)
Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan
senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebihbesar dari pada
sistem Iodium-Iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator, seperti
CuSO4.5H2O, garam besi (III), dimana zat-zzat oksidator ini direduksi lebih dulu
dengan ICI, dan iodin yang dihasilkan dalam

jumlah

yang

setara

ditentukan

kembali dengan larutan baku natrium tiosulfat. (Rohman.2007; 105).


Larutan iodium sendiri dapat digunakan sebagai indikator suatu tetes larutan iodium
0,1 mL air memberikan warna pucat yang masih dapat diamati. Supaya lebih peka,
digunsksn larutan kanji sebagai indicator, dimana kanji dengan iodium membentuk
kompleks yang berwarna biru dan masih dapat diamati pada kadar yang sangat

rendah. Ada

juga dapat bahwa warna biru adalah disebabkan absorbs iodium atau

ion triiodia pada permukaan makromolekul kanji.


Komponen utama dari kanji ada dua yaitu: amilosa dan amilopektin yang
perbandingannya pada setiap tumbuh-tumbuhan berbeda. Amilosa, senyawa

yang

mempunyai rantai lurus dan dapat banyak/sedikit terdapat dalam kentang dan
memberikan rantai bercabang memebentuk warna merah violet, mungkin karena
absorbs. Indikator kanji bersifat reversible, artinya warna biru yang timbul akan
hilang lagi apabila yodium direduksi oleh natrium tiosulfat atau reduktor lainnya.
Selain indikatornya tersebut, maka untuk menetapkan titik akhir titrasi dapat juga
digunakan pelarut-pelarut organik ini penting terutama sebagai berikut :

Susunan sangat asam sehingga kanji terhidrolisis

Titrasi berjalan lambat

Larutannya sangat encer

Kerugian pemakaian pelarut organik antara lain :


Harus dipakailabu tertutup gelap
Harus digojong kuat-kuat untuk memisahkan yodium dari air. (Harjadi.1993; 53)
OKSIDIMETRI
Berdasarkan jenis oksidatornya maka oksidimetri dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Permanganometri
Larutan baku yang digunakan dalam permanganometri adalah larutan KmnO 4.
Permanganometri dilakukan dalam suasana asam dan reaksi yang terjadi adalah reaksi
reduksi. Reaksi reduksi ion permanganat (MnO4 -) tergantung pada suasana larutan.
Dalam suasana asam ion permanganat (MnO4 -) yang berwarna ungu mengalami reduksi
menjadi Mn2+ yang tidak berwarna menurut reaksi :
MnO4 - + 8H+ + 5e-

Mn2+ + 4H2O

b. Serimetri
Larutan baku yang digunakan adalah larutan Ce(SO4)2 . Reaksi reduksi yang dialaminya
adalah :

Ce 4+ + e- Ce 3+

Ion Ce(IV) dipergunakan dalam larutan-larutan keasamaan tinggi karena hidrolisa


akan menghasilkan pengendapan pada larutan-larutan dengan konsentrasi ion hidrogen
rendah. Potensial Redoks dari pasangan Ce(IV)/Ce(III) tergantung pada sifat dan
konsentrasi asam yang ada. Ion Ce(IV) dan Ce(III) keduanya membentuk komplekskompleks yang stabil dengan beragam anion. Asam dan garamnya diberi nama Serium
untuk mengindikasikan bahwa hadir dalam bentuk anion kompleks daripada kation.
Keuntungan ion Ce(IV) dibandingkan Permanganat :
-

Hanya ada satu kondisi Oksidasi yaitu Ce 3+ menjadi Ce 4+


Merupakan agen pengoksidasi yang amat kuat dan intensitas daya pengoksidasiannya
yang beragam dapat diubah sesuai kebutuhan dengan memilih asam yang

dipergunakan
Garam, Serium (IV) amonium nitrat, cukup murni untuk ditimbang secara langsung

dalam pembuatan larutan standar


- Larutan-larutan asam sulfat dari ion Ce(IV) amat stabil
c. Iodimetri
Larutan baku yang digunakan dalam permanganometri adalah I 2. Reaksi Reduksi yang
dialaminya adalah :

I2 + 2e- 2I-

Iodimetri ini terdiri dari 2, yaitu :


- Iodimetri metode langsung, bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan larutan baku
-

Iodium. Contohnya pada penetapan kadar Asam Askorbat.


Iodimetri metode residual ( titrasi balik), bahan pereduksi dioksidasi dengan larutan
baku iodium dalam jumlah berlebih, dan kelebihan iod akan dititrasi dengan larutan
baku natrium tiosulfat. Contohnya pada penetapan kadar Natrium Bisulfit.

Iodometri adalah bahan pengoksidasi yang mengoksidasi Kalium iodida (KI) dalam
suasana asam, sehingga Iod yang dibebaskan kemudian ditentukan dengan menggunakan
larutan baku Natrium tiosulfat. Contohnya pada penetapan kadar Tembaga (II) sulfat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Iodimetri :
a) Pada umumnya oksidasi langsung dengan iod (Iodimetri) dilakukan untuk bahanbahan dengan potensial oksidasi yang lebih rendah dari Iod, dan sebaliknya.
b) Oksidasi oleh oksigen atmosfer pada reaksi oksidasi KI dalam medium asam kuat,
dapat menghasilkan nilai titer yang salah sehingga menyebabkan kesalahan
estimasi/perkiraan.
c) Iodometri tidak pernah dilakukan dalam medium basa karena reaksi antara Iod (I2)
dengan hidroksida akan menghasilkan ion hipoiodit dan iodat akan akan menjadi 2I -.

Dimana 2 mol I akan mengoksidasi parsial tiosulfat menjadi bentuk oksidasi yang
lebih tinggi seperti SO42-.
REDUKSIMETRI
Salah satu Metode dari Reduksimetri yang banyak digunakan adalah Iodometri.
Iodometri adalah salah satu analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang
bersifat oksidator seperti besi (III), dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang
ditambahkan membentuk iodin. Iodine yang terbentuk akan ditentukan dengan
menggunakan larutan baku tiosulfat.
Oksidasi + KI
I2 + Na2S2O3

I2 + 2e

NaI + Na2S4O6

Rahma. 2011. IODIMETRI & IODOMETRI (Bahan asistensi praktikum Kimia Analis. Web
Publikasi : https://rgmaisyah.files.wordpress.com/2011/04/iodi-iodometri.pdf.
Diakses pada tanggal 23 November 2016 pukul 20.48.
Ozhora, Mutriono.2013. Praktikum Kimia Analisis Farmasi.Web Publikasi :
https://www.scribd.com/document/187476571/LAPORAN-IODOmetrI. Diakses
pada tanggal 23 November 2016 pukul 20.59.
Widiastuti, Endang. 2011. Titrasi Oksidasi-Reduksi.Web Publikasi :
https://himka1polban.files.wordpress.com/2012/01/laporan-titrasi-redoks.pdf.
Diakses pada tanggal 23 November 2016 pukul 21.14.

Anda mungkin juga menyukai