Anda di halaman 1dari 24

PERANCANGAN MESIN PERONTOK PADI

(
COMBINE HARVERTER
)
YANG ERGONOMIS DENGAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI
Ahmad Hanafie, Saripuddin M, Muh. Fad
h
li
Dosen Prodi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar
ABSTRAK
M
esin perontok padi
(
combine
harverter
)
yang ergonomis
dengan inovasi atau pengembangan yang harus
mendukung, yaitu pada bagian pemisah antara padi dan potongan daun. Dan
tenaga kerja dibutuhkan hanya 3
5 orang
tenaga kerja, serta luas area perhari bisa mencapai 3
4 hektar perhari. Da
lam proses pembuatan Combine Harverter ini,
bagaimana cara merancang dengan penggerak motor diesel dapat mengahasilkan kerja mekanik,
untuk memisahkan
antara biji padi dengan jerami dan lebih ditekankan pada penyesuai antara
mesin perontok padi
(
combine
harverter
)
yang ergonomis, dirancang secara anthropometri (sesuai dimensi tubuh).
Dari hasil penelitian diperoleh ukuran dimensi tubuh dalam menentukan perancangan mesin combine
Perancangan
ulang Panjang tempat kopling 72 cm, Perancangan ulang Tinggi stan
stir 33 cm, Perancangan ulang tinggi ideal stan
stir 105 cm, Dimensi tubuh yang digunakan adalah siku ke tangan 37 cm, Perancangan ulang Jarak Posisi
tangan kanan
dan kiri pada stan stir 45 cm. Perancangan ulang penarik bak tengah dan penarik bak bawah 11
cm, Perancangan stan
kaki 11 cm dan Perancangan stan kaki 19 cm.
Kata Kunci: Ergonomi, Antropometri
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang

Indonesia adalah NegaraILTEK,Volume


6
, Nomor
12
,
Oktober
20
11
846

PERANCANGAN MESIN PERONTOK PADI


(
COMBINE HARVERTER
)
YANG ERGONOMIS DENGAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI
Ahmad Hanafie, Saripuddin M, Muh. Fad
h
li
Dosen Prodi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar
ABSTRAK
M
esin perontok padi
(
combine
harverter
)
yang ergonomis
dengan inovasi atau pengembangan yang harus
mendukung, yaitu pada bagian pemisah antara padi dan potongan daun. Dan
tenaga kerja dibutuhkan hanya 3
5 orang
tenaga kerja, serta luas area perhari bisa mencapai 3
4 hektar perhari. Da
lam proses pembuatan Combine Harverter ini,
bagaimana cara merancang dengan penggerak motor diesel dapat mengahasilkan kerja mekanik,
untuk memisahkan
antara biji padi dengan jerami dan lebih ditekankan pada penyesuai antara
mesin perontok padi
(
combine
harverter
)
yang ergonomis, dirancang secara anthropometri (sesuai dimensi tubuh).
Dari hasil penelitian diperoleh ukuran dimensi tubuh dalam menentukan perancangan mesin combine
Perancangan
ulang Panjang tempat kopling 72 cm, Perancangan ulang Tinggi stan
stir 33 cm, Perancangan ulang tinggi ideal stan

stir 105 cm, Dimensi tubuh yang digunakan adalah siku ke tangan 37 cm, Perancangan ulang Jarak Posisi
tangan kanan
dan kiri pada stan stir 45 cm. Perancangan ulang penarik bak tengah dan penarik bak bawah 11
cm, Perancangan stan
kaki 11 cm dan Perancangan stan kaki 19 cm.
Kata Kunci: Ergonomi, Antropometri
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia adalah Negara
agraris yang memiliki
hasil
hasil pertanian yang cukup bereneka ragam.
Sejalan dengan perkembangan teknologi sekarang ini,
semua yang berkaitan dengan mesin ataupun bukan
mesin selalu berhubungan dengan teknologi. Apalagi
produsen yang memproduksi suatu
alat
sangat
kualahan untuk memenuhi permintaan dari konsumen.
Maka dari i
tu perlu adanya pengembangan alat
produksi yang bisa membantu proses produksi secara
cepat dan efisien. Namun
,
sekarang ini masih banyak
pekerjaan yang sebenarnya bisa dibantu dengan suatu
alat atau mesin, tetapi para pelaku produksi masih
menggunakan pros
es secara manual. Seperti halnya
yang terjadi pada petani penghasil padi
.S
ekarang
ini
masih banyak petani yang memakai cara manual untuk
merontokkan p
a
di
,a
da yang sudah memakai alat tetapi
masih menggunakan tenaga manusia sebagai
penggeraknya. Padahal un
tuk memperoleh
hasil panen
yang banyak dan bersih
, petani harus melakukan
beberapa tahapan
dalam
merontokkan padi
dan

kemudian membersihkan padi dari kotoran


kotoran
(jerami) yang berasal dari potongan
potongan daun
atau tangkai pohon padi yang terkena
perontoknya.
Apabila semua itu dilakukan oleh mesin maka petani
akan
terbantu
dan akan memperoleh padi yang
dipanen
lebih banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat.
Pekerjaan perontokan padi sebelumnya diselesaikan
dengan menggunakan bantuan mesin pero
ntok padi
(
thresher
). Dalam melakukan proses pengerjaan
dilakukan beberapa pekerja secara bergantian dengan
posisi kerja berdiri. Dan terdiri dari beberapa
rangkaian kegiatan yang dilakukan yaitu tenaga kerja
bagian pemotongan, pengumpul, operator mesin,
pengemasan. Yang tentunya dibutuhkan sekitar 15

20 orang tenaga kerja dan luas area yang bisa


dilakukan kurang lebih satu hektar perhari.
Maka dari itu perlu adanya mesin perontok padi
(
combine harverter
)
yang ergonomis
dengan inovasi
atau pengembanga
n yang harus mendukung, yaitu pada
bagian pemisah antara padi dan potongan daun. Dan
tenaga kerja dibutuhkan hanya 3
5 orang tenaga kerja,
serta luas area perhari bisa mencapai 3
4 hektar
perhari. Dalam proses pembuatan Combine Harverter
ini,
bagaimana ca
ra merancang dengan penggerak
motor diesel dapat mengahasilkan kerja mekanik,
untuk memisahkan antara biji padi dengan jerami dan
lebih ditekankan pada penyesuai antara
mesin

perontok padi
(
combine harverter
)
yang ergonomis,
dirancang secara anthropometri
(sesuai dimensi tubuh).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan maka pokok permasalahan yang dihadapi
adalah mengenai produktivitas pekerja yang belum
optimal disebabkan oleh fungsi alat yang belum
maksimal. Sehingga perlu di desain sebuah alat yang
lebih ergonomi
s dengan
pendekatan antropometri
1.3
Tujuan penelitian
Untuk mengungkapkan tentang produktivitas
pekerja yang belum optimal dan bertitik tolak dari
permasalahan yang telah diuraikan maka, tujuan
penelitian yang ingin dicapai antara lain membuat
rancangan ala
t perontok padi yang ergonomis agar
pekerja dapat bekerja dengan efisien, nyaman, sehat,
dan efektifn dengan
pendekatan antropometri
1.4
Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
untuk meningkatkan kenyamanan bagi pekerja. Dalam
melak
ukan aktifitas kerja proses perontokan padi
ILTEK,Volume
6
, Nomor
12
,
Oktober
20
11
847
sehingga dapat meningkatkan produktifitas dari produk
yang dihasilkan.
METODE PENELITIAN
2
.1 Materi Penelitian
Materi penelitian ini adalah perancangan mesin
perontok padi yang ergonomis, agar nantinya dapat
meningkatkan produktivitas, efesiensi dan efisien serta

kenyamanan kerja.
2
.2 Alur Penelitian Perancangan Alat kerja
Antropometri
HASIL DAN PEMBAHASAN
H
asil dan pembahasan, serta informasi
informasi
yang berhasil dikumpulkan baik berupa data
data yang
dapat
digunakan secara langsung maupun data
data
penunjang dalam rangka memecahkan masalah.
Pemecahan masalah yang erat kaitannya meliputi data
antropometri tubuh manusia.
3.1
. Hasil penelitian
Dimensi tubuh yang diukur dalam penelitian ini
merupakan dimensi tub
uh yang diperlukan untuk
melakukan perancangan ulang (redesign) ukuran
geometris dari perancangan alat kerja. Dimensi

dimensi tubuh pekerja yaitu :

Jangkauan Tangan (JK)

Bahu ke Siku (BS)

Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak


lurus) (SL)

Pan
jang siku (dari siku sampai ujung jari
jari) (ST)

Siku ke Siku (SS)

Lebar Telapak Tangan (LTT)

Lebar Telapak Kaki (LTK)

Panjang Telapak Kaki (PTK)


Sebelum data
-

data dimensi tubuh tersebut diolah


menjadi tabel antropometri, maka dilakukan
beberapa uji stati
stik yaitu uji keseragaman data,
uji kecukupan data, uji kenormalan data dan
persentile serta pembuatan tabel antropometri.
3.2
Uji keseragaman data antropometri
Pengujian keseragaman data yang diperoleh dari
hasil pengamatan sebagai alat kontrol dihitung rata
rata
(mean), batas kontrol atas (BKA), batas kontrol bawah
(BKB), dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95
% dan tingkat ketelitian 5 %. Hasil uji keseranga
man
data dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Hasil uji keseragaman antropometri
No.
Dimensi
N
BKA
BKB
Ket
.
Tubuh
1
JK
30
70.03
72.01
66.06
seragam
2
BS
30
31.89
33.07
30.70
seragam
3
SL
30
102.06
104.43
99.69
seragam
4
ST
30
32.36
37.46
27.25
seragam
5
SS
30
40.72

45.22
36.22
seragam
6
LTT
30
10.36
11.03
9.69
seragam
7
LTK
30
9.53
10.43
8.62
seragam
8
PTK
30
18.23
18.89
17.57
seragam
Sumber data: hasil pengolahan data

3.3
Uji kecukupan data
Dengan menggunakan tingkat
kepercayaan 95 %
dan tingkat ketelitian 5 %. Hal Dari data dimensi tubuh
yang diukur untuk tiap dimensi akan memiliki
penyimpanan tidak lebih dari 5 %. Dengan syarat
kecukupan data N < N. Maka hasil perhitungan uji
kecukupan data dapat dilihat pada tabe
l berikut.
Tabel
3
.2 Hasil uji kecukupan antropometri
No.
Dimensi
N
N'
Keterangan
Tubuh
1
JK
30
3.03
cukup
2
BS
30
1,33
cukup
3
SL
30
2.07
cukup
4

ST
30
24.27
cukup
5
SS
30
12.67
cukup
6
LTT
30
16.58
cukup
7
LTK
30
8.80
cukup
8
PTK
30
5.08
cukup
Sumber data: hasil pengolahan data

3.4
Pembuatan tabel antropometri.
Langkah selanjutnya adalah pembuatan tabel
antropometri yang akan digunakan untuk menganalisa
kesesuaian antara ukuran fasilitas kerja dengan dimensi
tubuh manusia. Tahap
penyusunan tabel antropometri
dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Menghitung rata
rata dan standar deviasi dimensi
diukur.
2.
Menentukan nilai percentil yang akan digunakan
yaitu 5 %
ile, 50 %
ile, dan 95 %
ile.
Identifikasi masalah
Perumusan tujuan
Tinjauan pustaka
Pengumpulan data
dimensi tubuh
Studi Lapangan
Pengujian
statistik

Ukuran dimensi tubuh

dengan persentil P95


Perancangan mesin kerja

ILTEK,Volume
6
, Nomor
12
,
Oktober
20
11
848
3.
Menghitung nilai dimensi sesuai dengan perce
ntil
yang telah ditentukan pada tahap 2 diatas, rumus
yang digunakan adalah :

Z
x
X

Dimana :
X = Nilai untuk persentil yang dikehendaki
Z = Konstanta untuk persentil yang dikehendiki
Untuk 5 %
ile, nilai Z =
1,645
Untuk 50 %
ile,
nilai Z = 0
Untuk 95 %
ile, nilai Z = 1,645

X
= Nilai rata
rata
4.
Membuat tabel antropometri berdasarkan
perhitungan yang diperoleh dari tahap sebelumnya.
Dengan mengikuti tahap
tahap diatas, maka
antropometri yang akan
digunakan dalam
perancangan ulang atau redesain peralatan kerja

dapat dilihat pada tabel berikut .


Tabel
3
.3 Hasil uji persentil antropometri
No.
Dimensi
5%
ile
50%
ile
95%
ile
SD
Tubuh
(cm)
(cm)
(cm)
1
JK
68.41
70.03
72
0.99
2
BS
30.91
31.89
33
0.59
3
SL
100.11
102.06
105
1.19
4
ST
28.16
32.36
37
2.55
5
SS
37.02
40.72
45
2.55
6
LTT
9.81
10.36
11
0.33
7
LTK
8.78
9.53
11
0.45

8
PTK
17.69
18.23
19
0.33
Sumber data: hasil pengolahan data

Pembahasan
Dalam perancangan alat kerja ini ada
perubahan,
terutama pada bagian kopling sebelumnya kompling
berada jauh dari jangkauan operator, Bagian
pemengang, bagian bak yang awalnya bak tertutup,
Agar nantinya pekerja bisa lebih nyaman dalam
melakukan aktivitasnya, sehingga keluhan
keluhan
yang dap
at ditimbulkan dari alat tersebut sudah dapat
terhindari.
1.
Perancangan ulang Panjang tempat kopling.
Dimensi tubuh yang digunakan adalah
Jangkauang tangan (JK)
Persentil yang digunakan 95 % = 72 cm.
2.
Perancangan ulang Tinggi stan stir.
Dimensi tubuh yang dig
unakan adalah Bahu ke
siku (BS)
Persentil yang digunakan 95 % = 33 cm.
3.
Perancangan ulang tinggi ideal stan stir
Dimensi tubuh yang digunakan adalah siku ke
lantai (dalam posisi berdiri)
Persentil yang digunakan 95 % = 105 cm.
4.
Perancangan ulang jarak luar
stan stir
Dimensi tubuh yang digunakan adalah siku ke
tangan
Persentil yang digunakan 95 % = 37 cm.
5.
Perancangan ulang Jarak Posisi tangan kanan dan

kiri pada stan stir


Dimensi tubuh yang digunakan adalah siku ke
siku
Persentil yang digunakan 95 % = 45 cm.
6.
Perancangan ulang penarik bak tengah dan penarik
bak bawah
Dimensi tubuh yang digunakan adalah lebar
telapak tangan (diukur jari 1
4) (LTT)
Persentil yang digunakan 95 % = 11 cm.
7.
Perancangan stan kaki
Dimensi tubuh yang digunakan adalah lebar
telapak kaki
(LTK)
Persentil yang digunakan 95 % = 11 cm.
8.
Perancangan stan kaki
Dimensi tubuh yang digunakan adalah panjang
telapak kaki (PTK)
Persentil yang digunakan 95 % = 19 cm.
Gambar 3.1 Sebelum
Redesain
salah satu aktivitas
pekerja yang tidak ergonomis
Gambar 3.
2
Sebelum
Redesain
saat pembongkaran
material
Gambar 3.
3
Sesudah
Redesain
Sesuai dengan ukuran
Antropometri

agraris yang memiliki


hasil
hasil pertanian yang cukup bereneka ragam.
Sejalan dengan perkembangan teknologi sekarang ini,
semua yang berkaitan dengan mesin ataupun bukan
mesin selalu berhubungan dengan teknologi. Apalagi
produsen yang memproduksi suatu
alat
sangat
kualahan untuk memenuhi permintaan dari konsumen.
Maka dari i
tu perlu adanya pengembangan alat
produksi yang bisa membantu proses produksi secara
cepat dan efisien. Namun
,
sekarang ini masih banyak
pekerjaan yang sebenarnya bisa dibantu dengan suatu
alat atau mesin, tetapi para pelaku produksi masih
menggunakan pros
es secara manual. Seperti halnya
yang terjadi pada petani penghasil padi
.S
ekarang
ini
masih banyak petani yang memakai cara manual untuk
merontokkan p
a
di
,a
da yang sudah memakai alat tetapi
masih menggunakan tenaga manusia sebagai
penggeraknya. Padahal un
tuk memperoleh
hasil panen
yang banyak dan bersih
, petani harus melakukan
beberapa tahapan
dalam
merontokkan padi
dan
kemudian membersihkan padi dari kotoran
kotoran
(jerami) yang berasal dari potongan
potongan daun
atau tangkai pohon padi yang terkena
perontoknya.
Apabila semua itu dilakukan oleh mesin maka petani

akan
terbantu
dan akan memperoleh padi yang
dipanen
lebih banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat.
Pekerjaan perontokan padi sebelumnya diselesaikan
dengan menggunakan bantuan mesin pero
ntok padi
(
thresher
). Dalam melakukan proses pengerjaan
dilakukan beberapa pekerja secara bergantian dengan
posisi kerja berdiri. Dan terdiri dari beberapa
rangkaian kegiatan yang dilakukan yaitu tenaga kerja
bagian pemotongan, pengumpul, operator mesin,
pengemasan. Yang tentunya dibutuhkan sekitar 15

20 orang tenaga kerja dan luas area yang bisa


dilakukan kurang lebih satu hektar perhari.
Maka dari itu perlu adanya mesin perontok padi
(
combine harverter
)
yang ergonomis
dengan inovasi
atau pengembanga
n yang harus mendukung, yaitu pada
bagian pemisah antara padi dan potongan daun. Dan
tenaga kerja dibutuhkan hanya 3
5 orang tenaga kerja,
serta luas area perhari bisa mencapai 3
4 hektar
perhari. Dalam proses pembuatan Combine Harverter
ini,
bagaimana ca
ra merancang dengan penggerak
motor diesel dapat mengahasilkan kerja mekanik,
untuk memisahkan antara biji padi dengan jerami dan
lebih ditekankan pada penyesuai antara
mesin
perontok padi
(
combine harverter
)
yang ergonomis,
dirancang secara anthropometri
(sesuai dimensi tubuh).
1.2
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah


diuraikan maka pokok permasalahan yang dihadapi
adalah mengenai produktivitas pekerja yang belum
optimal disebabkan oleh fungsi alat yang belum
maksimal. Sehingga perlu di desain sebuah alat yang
lebih ergonomi
s dengan
pendekatan antropometri
1.3
Tujuan penelitian
Untuk mengungkapkan tentang produktivitas
pekerja yang belum optimal dan bertitik tolak dari
permasalahan yang telah diuraikan maka, tujuan
penelitian yang ingin dicapai antara lain membuat
rancangan ala
t perontok padi yang ergonomis agar
pekerja dapat bekerja dengan efisien, nyaman, sehat,
dan efektifn dengan
pendekatan antropometri
1.4
Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
untuk meningkatkan kenyamanan bagi pekerja. Dalam
melak
ukan aktifitas kerja proses perontokan padi
ILTEK,Volume
6
, Nomor
12
,
Oktober
20
11
847
sehingga dapat meningkatkan produktifitas dari produk
yang dihasilkan.
METODE PENELITIAN
2
.1 Materi Penelitian
Materi penelitian ini adalah perancangan mesin
perontok padi yang ergonomis, agar nantinya dapat
meningkatkan produktivitas, efesiensi dan efisien serta
kenyamanan kerja.
2
.2 Alur Penelitian Perancangan Alat kerja
Antropometri
HASIL DAN PEMBAHASAN
H
asil dan pembahasan, serta informasi
informasi

yang berhasil dikumpulkan baik berupa data


data yang
dapat
digunakan secara langsung maupun data
data
penunjang dalam rangka memecahkan masalah.
Pemecahan masalah yang erat kaitannya meliputi data
antropometri tubuh manusia.
3.1
. Hasil penelitian
Dimensi tubuh yang diukur dalam penelitian ini
merupakan dimensi tub
uh yang diperlukan untuk
melakukan perancangan ulang (redesign) ukuran
geometris dari perancangan alat kerja. Dimensi

dimensi tubuh pekerja yaitu :

Jangkauan Tangan (JK)

Bahu ke Siku (BS)

Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak


lurus) (SL)

Pan
jang siku (dari siku sampai ujung jari
jari) (ST)

Siku ke Siku (SS)

Lebar Telapak Tangan (LTT)

Lebar Telapak Kaki (LTK)

Panjang Telapak Kaki (PTK)


Sebelum data
data dimensi tubuh tersebut diolah
menjadi tabel antropometri, maka dilakukan
beberapa uji stati
stik yaitu uji keseragaman data,
uji kecukupan data, uji kenormalan data dan
persentile serta pembuatan tabel antropometri.
3.2
Uji keseragaman data antropometri
Pengujian keseragaman data yang diperoleh dari

hasil pengamatan sebagai alat kontrol dihitung rata


rata
(mean), batas kontrol atas (BKA), batas kontrol bawah
(BKB), dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95
% dan tingkat ketelitian 5 %. Hasil uji keseranga
man
data dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Hasil uji keseragaman antropometri
No.
Dimensi
N
BKA
BKB
Ket
.
Tubuh
1
JK
30
70.03
72.01
66.06
seragam
2
BS
30
31.89
33.07
30.70
seragam
3
SL
30
102.06
104.43
99.69
seragam
4
ST
30
32.36
37.46
27.25
seragam
5
SS
30
40.72
45.22
36.22
seragam
6
LTT
30
10.36
11.03
9.69
seragam
7

LTK
30
9.53
10.43
8.62
seragam
8
PTK
30
18.23
18.89
17.57
seragam
Sumber data: hasil pengolahan data

3.3
Uji kecukupan data
Dengan menggunakan tingkat
kepercayaan 95 %
dan tingkat ketelitian 5 %. Hal Dari data dimensi tubuh
yang diukur untuk tiap dimensi akan memiliki
penyimpanan tidak lebih dari 5 %. Dengan syarat
kecukupan data N < N. Maka hasil perhitungan uji
kecukupan data dapat dilihat pada tabe
l berikut.
Tabel
3
.2 Hasil uji kecukupan antropometri
No.
Dimensi
N
N'
Keterangan
Tubuh
1
JK
30
3.03
cukup
2
BS
30
1,33
cukup
3
SL
30
2.07
cukup
4
ST
30
24.27
cukup
5
SS
30
12.67
cukup
6
LTT

30
16.58
cukup
7
LTK
30
8.80
cukup
8
PTK
30
5.08
cukup
Sumber data: hasil pengolahan data

3.4
Pembuatan tabel antropometri.
Langkah selanjutnya adalah pembuatan tabel
antropometri yang akan digunakan untuk menganalisa
kesesuaian antara ukuran fasilitas kerja dengan dimensi
tubuh manusia. Tahap
penyusunan tabel antropometri
dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Menghitung rata
rata dan standar deviasi dimensi
diukur.
2.
Menentukan nilai percentil yang akan digunakan
yaitu 5 %
ile, 50 %
ile, dan 95 %
ile.
Identifikasi masalah
Perumusan tujuan
Tinjauan pustaka
Pengumpulan data
dimensi tubuh
Studi Lapangan
Pengujian
statistik

Ukuran dimensi tubuh


dengan persentil P95
Perancangan mesin kerja

ILTEK,Volume
6
, Nomor
12
,
Oktober
20
11

848
3.
Menghitung nilai dimensi sesuai dengan perce
ntil
yang telah ditentukan pada tahap 2 diatas, rumus
yang digunakan adalah :

Z
x
X

Dimana :
X = Nilai untuk persentil yang dikehendaki
Z = Konstanta untuk persentil yang dikehendiki
Untuk 5 %
ile, nilai Z =
1,645
Untuk 50 %
ile,
nilai Z = 0
Untuk 95 %
ile, nilai Z = 1,645

X
= Nilai rata
rata
4.
Membuat tabel antropometri berdasarkan
perhitungan yang diperoleh dari tahap sebelumnya.
Dengan mengikuti tahap
tahap diatas, maka
antropometri yang akan
digunakan dalam
perancangan ulang atau redesain peralatan kerja
dapat dilihat pada tabel berikut .
Tabel
3
.3 Hasil uji persentil antropometri
No.
Dimensi
5%
ile
50%
ile

95%
ile
SD
Tubuh
(cm)
(cm)
(cm)
1
JK
68.41
70.03
72
0.99
2
BS
30.91
31.89
33
0.59
3
SL
100.11
102.06
105
1.19
4
ST
28.16
32.36
37
2.55
5
SS
37.02
40.72
45
2.55
6
LTT
9.81
10.36
11
0.33
7
LTK
8.78
9.53
11
0.45
8
PTK
17.69
18.23
19
0.33
Sumber data: hasil pengolahan data

Pembahasan
Dalam perancangan alat kerja ini ada
perubahan,
terutama pada bagian kopling sebelumnya kompling

berada jauh dari jangkauan operator, Bagian


pemengang, bagian bak yang awalnya bak tertutup,
Agar nantinya pekerja bisa lebih nyaman dalam
melakukan aktivitasnya, sehingga keluhan
keluhan
yang dap
at ditimbulkan dari alat tersebut sudah dapat
terhindari.
1.
Perancangan ulang Panjang tempat kopling.
Dimensi tubuh yang digunakan adalah
Jangkauang tangan (JK)
Persentil yang digunakan 95 % = 72 cm.
2.
Perancangan ulang Tinggi stan stir.
Dimensi tubuh yang dig
unakan adalah Bahu ke
siku (BS)
Persentil yang digunakan 95 % = 33 cm.
3.
Perancangan ulang tinggi ideal stan stir
Dimensi tubuh yang digunakan adalah siku ke
lantai (dalam posisi berdiri)
Persentil yang digunakan 95 % = 105 cm.
4.
Perancangan ulang jarak luar
stan stir
Dimensi tubuh yang digunakan adalah siku ke
tangan
Persentil yang digunakan 95 % = 37 cm.
5.
Perancangan ulang Jarak Posisi tangan kanan dan
kiri pada stan stir
Dimensi tubuh yang digunakan adalah siku ke
siku
Persentil yang digunakan 95 % = 45 cm.
6.
Perancangan ulang penarik bak tengah dan penarik
bak bawah
-

Dimensi tubuh yang digunakan adalah lebar


telapak tangan (diukur jari 1
4) (LTT)
Persentil yang digunakan 95 % = 11 cm.
7.
Perancangan stan kaki
Dimensi tubuh yang digunakan adalah lebar
telapak kaki
(LTK)
Persentil yang digunakan 95 % = 11 cm.
8.
Perancangan stan kaki
Dimensi tubuh yang digunakan adalah panjang
telapak kaki (PTK)
Persentil yang digunakan 95 % = 19 cm.
Gambar 3.1 Sebelum
Redesain
salah satu aktivitas
pekerja yang tidak ergonomis
Gambar 3.
2
Sebelum
Redesain
saat pembongkaran
material
Gambar 3.
3
Sesudah
Redesain
Sesuai dengan ukuran
Antropometri

Anda mungkin juga menyukai