Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum Ergonomika

DIMENSI STASIUN KERJA


(PENENTUAN WILAYAH KERJA OPTIMUM)

Oleh :

Nama : Ermansyah
Nim : 0605106010016
Hari/ Tanggal : Kamis/28 Mei 2009
Asisten :-

LABORATORIUM ALAT DAN MESIN PERTANIAN


JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN – UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2009

1
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu sistem kerja, pada asarnya terdiri dari empat komponen utama,
yakni manusia, bahan, mesin, dan peralatan kerja, serta lingkungan kerja. Dari
keempat komponen tersebut, komponen manusia haruslah menjadi sentral dalam
sistem kerja yang bersangkutan, karena pada dasarnya manusia berperan sebagai
perencanaan dan perancangan suatu sistem kerja, selain sebagai pengendali yang
harus berinteraksi dengan sistem untuk dapat mengendalikan proses yang sedang
berlangsung pada sistem kerja secara keseluruhan.
Posisi kerja dalam mengoperasikan mesin haruslah di desain dengan baik
sehingga mampu meningkatkan kinerja operator atau petani dalam melakukan
pekerjaannya. Tujuan mendesain tersebut adalah untuk memperbaiki produktivitas
operator dengan memaksimumkan gerakan yang efektif, mereduksi kelelahan
operator, serta meningkatkan kestabilan dan keseimbangan operator dalam
bekerja.
Pada kondisi tertentu penggunaan mesin-mesin import yag di rancang dan
di buat berdasarkan ukuran fisik pekerja Eropa dan Amerika sering menimbulkan
kesulitan bagi pekerja lokal saat pelaksanaan kerja berupa menurunnya unjuk
kerja mesin , kelelahan para operator yang memungkinkan terjadi kecelakaan
kerja. Untuk menghindari kondisi tersebut, Human Engenering atau Ergonomik
perlu di perhitungkan.

B. Tujuan
Meranacang wilayah kerja optimum pada posisi kerja.

2
I. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Biomekanik merupakan suatu bidang ergonomik yang berhubungan


dengan pengukuran dinamik tubuh manusia, yang diantaranya menyangkut selang
gerak anggota tubuh, kecepatan gerak, kekuatan dan aspek gerak anggota tubuh
lainnya (Zander, 1972 dalam Dhafir, 2002).
Combine Harvester merupakan salah satu alat mekanisasi pertanian yang
berfungsi untuk memotong, merontokkan, dan membersihkan gabahnya smbil
berjalan dilapangan. Keberadaan mesin ini menggantikan peranan alat-alat
pengikat batang padi, pemotong dan perontok stationer dari kegiatan pemanenan (
Smith, 1965 dalam Nelinda, 2006). Pada prinsipnya semua mesin ( termasuk
Combine) bekerja dengan koordinasi manusia. Faktor yang paling penting dalam
penggunaan suatu mesin adalah kecocokan dan kenyamanan operator, demi untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja. Dalam biang pertanian mesin hanya
dibatasi pada jenis objek atau orang yang menjalankan beberapa aktifitas menuju/
mencapai tujuan dalam melaksanakannya ( Zander, 1987)
Untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan operator sangat perlu
diperhatikan ukuran alat yang sesuai dengan operatornya. Pergerakan tubuh yang
dapat dilakukan oleh manusia normal mempunyai batas tertentu, karena
keterbatasan gerakan manusia maka ada daerah yang paling optimum untuk
melakukan kerj sesuai antropometri operatornya ( Purcell, 1980 dalam Nelinda
2006).
Gaya yang dikeluarkan anggota tubuh manusia berkaitan erat dengan
antropometri. Biomekanika (mekanika tubuh manusia) mempelajari berbagai
aspek pergerakan fisik dan anggota tubuh. Jadi biomekanik adalah suatu bidang
ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dinamik anggota tubuh manusia,
yang di antaranya menyangkut selang gerak anggota tubuh, kecepata gerak,
kekuatan dan aspek anggota tubuh lainnya ( Zander, 1972).

3
Kinematilk dan kinetic adalah bagian lanjutan dari ilmu Biomekanik.
Kinetik adalah uraian gerak, yang termasuk/mencakup kecepatan gerak bagian
tubuh yang paling sering diartikan tingkat koordinasi program. Sedangkan kinetic
mengurai tentang munculnya gerakan, kinetic mempelajari hubungan tenaga
dengan gerakan. Faktor antropometri yang termasuk ukuran, bentuk dan berat
badan merupakan pertimbangan penting dalam suatu analisis kinetik (Hall, 2003
dalam Nelinda, 2006).
Dalam rangka untuk meminimimkan kelelahan dan resiko terhadap
rusaknya tulang dan otot dalam kondisi kerja yang repetitive (berulang-ulang),
maka dalam penempatan dan pengoperasian posisi pengendali (control) harus
seergonomis mungkin sehinga pengoperasianya dalam keadaan yang paling
efesien. Pada dasarnya sistem kerja yang diterapkan masih banyak kekurangannya
dan harus diadakan perbaikan terhadap komponen-komponen sistem kerja seperti
peralatan, metoda kerja, lingkungan fisik dan sebagainya agar menjadi lebih baik.
Pengadaan fasilitas-fasilitas untuk mendukung proses produksi masih banyak
mengalami permasalahan dan keterbatasan-keterbatasan. Sistem kerja yang ada
sekarang belum sepenuhnya menerapkan teknik-teknik perancangan sistem kerja
yang baik. Teknik dan prinsip perancangan sistem kerja digunakan untuk
mengatur komponen-komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia beserta
sifat dan kemampuan-kemampuannya, material, mesin dan peralatan kerja, serta
lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat produktivitas yang
tinggi yang diukur dengan waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta
akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkannya. Karena Sistem kerja yang
tidak baik dapat menyebabkan banyaknya ketidakefisienan dalam produksi,
berpotensi timbulnya masalah kesehatan dan ketidaknyamanan pada pekerja, serta
dapat menyebabkan kerugian secara ekonomis untuk perusahaan (Sutalaksana,
1979).
Setiap ruas anggota tubuh dapat bergerak sesuai dengan persendiannya dan
selang gerak tertentu yang berbeda. Gerakan-gerakan tertentu anggota tubuh
berkaitan dengan besarnya tenaga yang dikeluarkan (Sastrowinoto, 1989).

4
Dalam merancang corak tertentu dari dunia fisik tubuh kita,satu harus di
coba untuk memuat semua(or yang seharusnya semua) populasi yang
dipermasalahkan. Dalam beberapa keadaan suatu dimensi rancangan spesifik atau
corak adalah suatu pembatasan faktor yang mungkin membatasi penggunaan
fasilitas untuk beberapa orang;ini yang membatasi faktor untuk dapat mendikte
baik suatu nilai maksimum maupun nilai minimum dari variasi dalam kelompok
atau karakteristik yang di permasalahkan.
Perancangan untuk nilai populasi maksimum adalah strategi yang sesuai
jika di berikan sebuah nilai maximum (tinggi) dari beberapa corak disain harus
memuat semua(atau sebetulnya semual) orang. Contohnya meliputi ketinggian
pintu-pintu masuk/keluar, ukuran pintu darurat pada pesawat terbang militer, dan
kekuatan peralatan pendukung ( seperti sebuah restock gantung,jerat tangga atau
meja kerja). Pada pembelokkan,rancangan untuk nilai populasi minimum adalah
strategi yang sesuai jika di berikan sebuah nilai minimum ( rendah) dari beberapa
corak disain harus memuat semua (atau sebeulnya semua)orang. Contohnnya
meliputi jarak tombol kendali dari operator dan kekuatan yang di perlukan untuk
mengoperasikan kendali (Ayoub,M.M,1973).
Kedua-duanya baik data struktural (statis) maupun data fungsional
(dinamis) anthropometric beraplikasi dalam rancangan fasilitas dan lainnya yang
di gunakan orang-orang. Bagaimanapun rancangan dari banyak situasi kerja perlu
mempertimbangkan interaksi anggota badan dan karena itu harus didasarkan pada
sebagian data fungsional. Dalam menggunakan data anthropometric untuk
merancang sesuatu, data harus layak mewakili contoh populasi yang akan
menggunakan bagian itu. Di banyak contoh populasi yang menarik terdiri '
Orang-orang yang bebas " menyiratkan bahwa corak disain harus mengakomodasi
sebuah spektrum orang-orang bebas. Ketika materi dirancang untuk kelompok
yang spesifik seperti wanita dewasa, anak-anak, pemain sepak bola, penghalang,
dll), data yang digunakan harus spesifik untuk kelompok dalam budaya atau
negeri yang ditanyakan. (bagaimanapun,ada banyak kelompok spesifik di mana
untuk data yang sesuai belum tersedia) (Keegan, 1953).

5
III. METODELOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Waktu praktikum hari Kamis, Tanggal 28 Mei 2009, pukul 10.00 WIB.
Di Laboratorium Alat dan Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian.

B. Alat dan Bahan

 1 unit Alat ukur


 Alat tulis

C. Cara Kerja

1. Asisten menunjukkan cara melakukan pengukuran posisi tuas kendali


2. Praktikan mengukur tuas kendali.
3. Membuat gambar rancangan posisi wilaya kerja optimum.

6
IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Data

Tabel 1. Pengukuran jarak alat-lat kendali Combine Harvester Tipe CA130P

No. Keterangan Ukuran


1 Panjang tempat duduk 33 cm
2 Lebar Temapat duduk 41 cm
3 Tinggi Sandaran 33 cm
4 Lebar Sandaran 38 cm
5 Tinggi tempat duduk dari pijakan kaki 43 cm.
6 Sudut tempat duduk dan Sandarn 110o
7 Jarak kemudi *) 71 cm
8 Panjang tongkat kemudi 38 cm
9 Tinggi kemudi dari pijakan kaki 76 cm
10 Sudut yang terbentuk oleh lengan 180o
11 Jarak gas *) 63.5 cm
12 Sudut yang terbentuk oleh lengan 180o
13 Jarak main shift *) 33 cm
14 Sudut yang terbentuk oleh lengan 160o
15 Jarak range shift*) 33 cm
16 Sudut yang terbentuk oleh lengan 180o
17 Jarak kopling *) 63.5 cm
Sumber : Nelinda,2006
Tabel 2. Antropometri Praktikan

Hasil Pengukuran (cm)


NO DATA YANG DIUKUR SIMBO
Ermansyah
L
1 Tinggi badan tegak Tbt 166
2 Tinggi mata berdiri Tmd 152
3 Tinggi bahu berdiri Tbhb 140
4 Tinggi Siku berdiri Tsb 110
5 Tinggi pinggang berdiri Tpgb 100
6 Tinggi lutut berdiri Tlb 46
7 Panjang lengan Plb 23
8 Tebal dada berdiri Tdb 21

7
9 Tebal perut berdiri Tpb 24
10 Jangkauan tangan ke atas Jta 206
11 Jangkauan tangan ke depan Jtd 78
12 Rentangan tangan Rt 163
13 Tinggi duduk tegak Tdt 90
14 Tinggi duduk normal Tdn 87
15 Tinggi bahu duduk Tbd 63
16 Tinggi mata duduk Tmd 80
17 Tinggi siku duduk Tsd 27
18 Tinggi sandaran punggung Tsp 67
19 Tinggi pinggang Tpg 26
20 Tebal perut duduk Tpd 22
21 Tebal Paha Tp 14
22 Tinggi popliteal Tpo 48
23 Pantat poplitilen Pp 47
24 Pantat ke lutut Pkl 56
25 Lebar bahu Lb 42
26 Lebar sandaran duduk Lsd 17
27 Lebar pinggul Lp 25
28 Lebar pinggang Lpg 30
29 siku ke siku Sks 41
30 Panjang jari 1,2,3,4,5 Pj 6,5, 8, 9, 8, 7
31 Pangkal ke tangan Pkt 18
32 Lebar jari 2,3,4,5 Lj 8
33 Lebar tangan Lt 10
34 Barat badan Bb 58
Sumber : Data Praktikum

b. Pembahasan

8
Daerah kerja maksimum dan normal dapat dilihat seperti pada
gambar 1.

Gambar 1: Daerah Kerja Normal Dan Maksimum Untuk Ukuran Antropometri


Praktikan

Berdasarkan ukuran fisik praktika, tidak banyak posisi yang berada pada
daerah maksimum yang menyebabkan operator tidak merasa kurang nyaman dan
cepat lelah. Hal ini disebabkan oleh maksimalnya sudut yang terbentuk oleh
lengan yaitu ketika posisi lengan membentuk sudut yang sesuai. Tetapi seperti
dikemukakan di atas ada beberapa alat kemudi pada combine harvester ini jarang
digunakan dan apabila digunakan hanya sesaat.
Ada 3 bagian daerah posisi kaki berdasarkan sudut yang dibentuk oleh
lutut, yaitu :
1. Posisi istirahat pada saat lutut membentuk sudut 95 - 1100
2. Posisi normal pada saat lutut membentuk sudut 110 - 1350
3. Posisi maksimum pada saat lutut membentuk sudut 135 - 1550
Kopling merupakan alat kendali utama lainnya pada combine yang
dioperasikan dengan kaki. Dari gambar tersebut memperlihatkan kopling terletak

9
pada posisi istirahat. Dengan memakai data antropometri yang ada akan didapat
jangkauan normal dan jangkauan maksimum kaki. Dari data antropometri panjang
ruas paha (AO) dan tinggi lutut (OB). Jangkauan kaki saat menginjak kopling
(AOC) maka jangkauannya mencapai 57 cm pada sudut 95 0, jangkauan normal
AOD) adalah 78 cm pada saat sudut 1100, sedangkan jangkauan maksimum kaki
(AOD) pada sudut 1550 adalah 110 cm.
Jadi hasil analisa saya dari referensi diatas dengan analisis agar alat-alat
kendali dapat mrnghasilkan kerja yang optimal maka saya membuat rancangan
dapat dilihat pada gambar 2.

Keterangan :
A. Tempat Duduk
B. Tongkat Kemudi
C. Main Shift
D. Range Shift
E. Gas
F. Kopling

Gambar 2: Tampak Atas Gambar Alat-Alat Kendali Kombine

Rancangan diatas berdasarkan analisa beberapa referensi antropometri dan


hubungannya dengan kondisi praktikan, Menurut Barnes, 1963 dalam Sander

10
(1987) ada 2 daerah kerja yang berlaku seperti pada gambar 1, dimana daerah
normal dan daerah maksimum:
1. Daerah normal. Daerah ini dapat dijangkau dengan nyaman hanya dengan
usapan lengan atas menggantung dalam posisi normal di bagian samping.
2. Daerah maksimum. Daerah ini dapat dijangkau dengan perpanjangan
lengan dari bahu.
Alat kendali utama yang dikendalikan dengan tangan meliputi tongkat
kemudi, gas, main shift, dan range shift. Tongkat kemudi merupakan alat kendali
utama yang dioperasikan pada saat berbelok ke kiri atau ke kanan. Posisi tongkat
kemudi berada pada jangkauan optimum praktikan jadi tidak perlu dirubah.begitu
juga dengan tuas kendali lainnya sudah seaui dengan data praktikan, yang perlu
diubah ialah lebar tempat duduk yaitu menjadi 42. Cm yakni sesuai dengan data
antropometri praktikan.
Dari analisa diatas, dapat dibandingkan dengan posisi alat kendali pada
combine harvester Tipe CA130P seperti pada gambar dibawah ini;

Keterangan :
G. Tempat Duduk
H. Tongkat Kemudi
I. Main Shift
J. Range Shift
K. Gas
L. Kopling

11
Gambar 3: Tampak Atas Gambar Alat-Alat Kendali Kombine Combine
Harvester Tipe CA130P
V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah :
1. Teknik dan prinsip perancangan sistem kerja digunakan untuk mengatur
komponen-komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia beserta sifat
dan kemampuan-kemampuannya, material, mesin dan peralatan kerja,
serta lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat
produktivitas yang tinggi yang diukur dengan waktu yang dihabiskan,
tenaga yang dipakai serta akibat psikologis dan sosiologis yang
ditimbulkannya.
2. Untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan operator sangat perlu
diperhatikan ukuran alat yang sesuai dengan operatornya. Pergerakan
tubuh yang dapat dilakukan oleh manusia normal mempunyai batas
tertentu, karena keterbatasan gerakan manusia maka ada daerah yang
paling optimum untuk melakukan kerja sesuai antropometri operatornya
3. Berdasarkan ukuran fisik praktikan, tidak banyak posisi yang berada pada
daerah maksimum yang menyebabkan operator merasa kurang nyaman
dan cepat lelah, maka perlu tidak perlu rancangan khusus.

B. Saran
Bang kasi nilai yang bagus ya...

12
DAFTAR PUSTAKA

Ayoub,M.M,1973. Work Place Design And Posture. Human Factors,New York.

Dhafir, M. 2002. Analisis Biomekanik, Studi Gerak dan Waktu Pada


Pengoperasian Traktor Tangan. Tesis. Program Pasca Serjana Institut
Pertanian Bogor. Indonesia

Hall, S. J. 2003. Baic Biomechanics, 4th . Edition. McGraw-Hill Co. New York,
USA

Keegan, J. J. 1953. Alterations of the lumbar curve. Journal of Bone and Joint
Surgery, 35, 589-603.

Meyer, R. P. 1979. Articulated anthropometric modes. C P News (Newsletter of


the Consumer Products Tehcnical Group), Human Factors, 25(4), 401-
408

Nelinda, 2006. Analisis Antropometri dan Biomekanik Operator Pada


Pengoperasian Combine Harvester Tipe CA 130 P. Skripsi. Jurusan
Teknik Pertanian. Universitas Syiah Kuala.

Zander, M.S and E. J. McCormick. 1987.Human Faktors in Enginering and


Desigh. 6th. Edition. McGraw-Hill Co. New York, USA

13

Anda mungkin juga menyukai