PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Puskesmas Gending sebelumnya bernama PUSKESMAS TERMINAL
Beralamat di jalan Veteran no 1. Dinamakan Puskesmas Terminal
terletak diterminal Gresik
(waktu itu)
karena
PUSKESMAS
kecamatan
Contoh : semula hanya ada Poli Umum, Poli Gigi dan KIA.
Tahun 2005 ada Poli Anak, tahun 2007 ada fasilitas UGD, tahun 2008 ada
Poli Deteksi Dini Kanker, tahun 2009 ada pelayanan Persalinan (Ruang
Bersalin),tahun 2010 ada rintisan : Ruang Konsultasi Gizi Balita, Ruang
Konseling, Ruang Deteksi Dini Tumbuh Kembang , R. Pelayanan Haji. Meski
ada beberapa Program pelayanan yang belum optimal, namun semua itu
membuat Puskesmas Gending menjadi lebih mampu menjawab kebutuhan
masyarakat sekitar.
Puskesmas gending mulai mengadakan pembenahan lokasi yang semula
hanya kecil (Bangunan induk berbentuk U) diperluas. Pertama kali diperluas
untuk bangunan kantor dibelakang sendiri, menggunakan dana anggaran
pemda th 2003. Tahun 2008 kembali mendapat anggaran pembangunan, kali
ini untuk renovasi rumah dinas dan bangunan baru di samping kiri dari
bangunan induk puskesmas.
1.2 Rumusan Masalah
gending .
Tujuan Khusus
Untuk Mengetahui konsep patien safety
Untuk Mengetahui konsep dasar mutu pelayanan kesehatan
atau keperawatan
Untuk Mengetahui konsep perencanaan kebutuhan kerja
Untuk Mengetahui konsep penilaian kerja
Untuk Mengetahui konsep menajemen perubahan
Untuk Mengetahui konsep komunikasi dalam organisasi
Untuk Mengetahui konsep manajemen metode fungsional tim
2.1.1 Hak pasien Standarnya adalah pasien & keluarganya mempunyai hak
untuk mendapatkan informasi tentang rencana & hasil pelayanan
termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).
Kriterianya adalah sebagai berikut:
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.
b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib
membuat
rencana pelayanan
c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan
penjelasan yang jelas dan benar kepada pasien dan keluarga
tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau
prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya
KTD
2.1.2 Mendidik pasien dan keluarga Standarnya adalah RS harus mendidik
pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab pasien
dalam asuhan pasien. Kriterianya adalah keselamatan dalam
pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien
adalah partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di RS harus ada
sistim dan mekanisme mendidik pasien & keluarganya tentang
kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan
pendidikan tersebut diharapkan pasien & keluarga dapat:
a.
b.
c.
d.
e.
RS
f.
Terdapat
tim
antar
disiplin
untuk
mengelola
program
keselamatan pasien.
b) Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan
dan program meminimalkan insiden,
c) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua
komponen dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi
d) Tersedia prosedur cepat-tanggap terhadap insiden, termasuk
asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi
risiko pada orang lain dan penyampaian informasi yang benar
dan jelas untuk keperluan analisis.
e) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan
dengan insiden,
f) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden
Tersedia
mekanisme
identifikasi
masalah
dan
kendala
error adalah
suatu
kesalahan
dalam
proses
kesehatan,
yang
sebetulnya
dapat
dicegah.
hingga
penyerahan
resep
oleh
petugas
apotek.
terjadi
distribusi
obat
yang
kurang
mendukung
(sistem
secara
random,
mengalami medication
sekitar
error yang
10%
terinci
di
antaranya
menjadi prescribing
error (10.1%) dan drug administration error (3,9%). Medication error pada
anak-anak merupakan kejadian yang penting, jika dibandingkan dengan
kejadian pada dewasa maka potensi merugikannya tiga kali lipat. Dari
studi
terhadap
terjadi error.
10788
Sejumlah
peresepan
120
pediatri,
(19,5%)
616
termasuk
potensial
kategori
untuk
sangat
hal
tsb.,
ada
tiga
cara
yang
dinyatakan
dapat
laporan
Error
Reporting
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
menyadari
kemungkinan
terjadinya
kesalahan
pengobatan
dengan
berbagai
tindakan
medik
yang
berpotensi
ini hanya
mencakup
kasus-kasus yang
merupakan
keperawatan
pada
sekelompok
pasien
melalui
upaya
memungkinkan
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
SKP
NILAI
2
3
Prinsip
1. Semua pasien rawat inap, IGD, dan yang akan menjalani suatu proedur harus
diindentifikasi dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama masa
perawatannya
2. Kapanpun dimungkinkan, pasien rawat inap harus menggunakan gelang
pengenal dengan minimal 2 data (nama pasien, tanggal lahir)
3. Tujuan utama tanda pengenal ini adalah untuk mengidentifikasi pemakainya.
SKP
NILAI
2
3
telefon
atau
hasil
pemeriksaan
pemerintah
Perintah lengkap lisan dan telepon atau hasil
pemeriksaan
kembali
secara
dibacakan
pemberi
perintah
atau
yang
SKP
Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan
agar memuat proses identifikasi, menetapkan
lokasi, pemberian label, dan penyimpanan
2
3
elektrolit konsentrat
Implementasi kebijakan dan prosedur
Elektrolit konsentrat tidak berada di unit
pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
secara klinis dan tindakan diambil untuk
NILAI
2
3
SKP
NILAI
2
3
NILAI
2
3
penandaan
Rumah sakit menggunakan suatu checklist
atau proses lain untuk memferikasi saat
preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan
tepat pasien dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia, tempat
dan fungsional
Kebijaka
dan
prosedur
mengarahkan
SKP
Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi
hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan
sudah diterima secara umum (al.dari WHO
Patient safety)
Rumah sakit menerapkan program hand
hygiene yang efektif.
Kebijakan
dan
atau
prosedur
dikembangkan
untuk
mengarahkan
pengurangan
secara
berkelanjutan
resiko dari infeksi yang terkait dari
pelayanan kesehatan.
Total
6. Pengurangan resiko pasien jatuh
N
O
1
SKP
NILAI
2
3
asesmen
ulang
pasien
bila
untuk
mengarahkan
pengurangan
Sarana/Alat
Stetoskop
Tensi meter
Nilai
1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kelengkapan obat
Termometer
Timbangan
Standar infus
Bad pasien
Sterilisator
Stok handscoon
Stok oksigen
Stok masker
handscrub
handwash
Wastafel
Tissue
Kursi roda
Kebersihan lantai
Kebersihan kamar mandi
yang
berhubungan
dengan
kemampuanya
untuk
yang
bersangkutan
dan
yang
telah
mempunyai
yangberhubungan
memberikan
kebutuhan
dengan
kemampuan
kepuasanpelanggan
(ASQC
untuk
dalam
Wijoyo,1999)
6. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau
jasa yangdihasilkan, didalamnya terkandung sekaligus pengertian
akan adanya rasa amandan terpenuhinya kebutuhan para
pengguna barang atau jasa yang dihasilkantersebut (Din ISO
8402, 1986).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mutu pelayanan
kesehatan
adalah
kesesuaian
pelayanan
kesehatan
dengan
mencakup
usaha
memenuhi
atau
melebihi
harapan
profesi layanan
perbedaan
latar
belakang,
pendidikan,
tepat
keluhannya
waktu,
serta
tanggap
mencegah
danmampu
menyembuhkan
berkembangnya
ataumeluas
kembali.
kesehatan
dan
yangdilayaninya
Pemberi
layanan
harusmemahami
kebutuhan
layanan
kesehatan
dan
mendidik
masyarakat
status
masyarakat
tentang
layanan
mengaitkan
layanan
cara
membutuhkan
yang
dan
optimal.
Profesilayanan
mengaharapkan
kesehatan
adanya
dukungan
kesehatan
yang
bermutu
sebagai
suatu
layanan
pendapatan
yangmampu
menutupi
biaya
layanan
memenuhi
kebutuhan
pasien,
kelancaran
petugas
dalam
melayanipasien,
atau
sumber
dana,
kewajaran
pembiayaan,
atau
pokok
yakni:tersedia
(available),
wajar
(appropriate),
yang
akurat,
sehingga
ketrampilan,
kemampuan
kesopanan
dan
sifat
dapat
terjangkau
pasien.
Pelayanan
yang
yang
lengkap
yang
efektifitas
klinis,
tetapi
dapat
mempengaruhi
ilmu
sistematis,
objektif
dan
terpadu
dalam
melaksanakan
cara
penyelesaian
masalah
sesuaidengan
pelayanan
kesehatan.
masalah
diselenggarakannya
program
yang
benar.
menjaga
mutu
Karena
dapat
dengan
diharapkan
kesehatan.
Peningkatan
penerimaan
ini
erat
berhasil
disusun
standar
pelayanan
1953,
mulai
dilaksanakan
sebelum
pelayanan
kesehatan
unsur
masukan
serta
lingkungan.
Untuk
menjamin
profesi.
Tujuan khusus lisensi: Memberi kejelasan batas wewenang dan
menetapkan sarana dan prasarana. Lisensi (perizinan) pada
tenaga kesehatan ini juga tercantum pada peraturan pemerintah
Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1996 Bab III Pasal 4, yaitu:
a) Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya
kesehatan yang bersangkutan memiliki ijin dari Menteri.
b) Dikecualikan dari pemilikan ijin sebagaimana dimaksud
efektifitas
pelayanan
kesehatan
diselenggarakannya
program
menjaga
mutu
dapat
gilirannya
pasti
akan
berperan
besar
dalam
turut
dilaksanakan
dapatlah
diharapkan
terselenggaranya
jasa),
Management
(tindakan,
seni,
cara
menghendel,
dan
pengertian
serta
kepuasan
pelanggan
menerus
atas
produk,
jasa,
manusia,
proses,
dan
lingkungannya.
Pengertian lain dikemukakan oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U.
mengatakan bahwa Total Quality Management merupakan suatu
pendekatan
dalam
menjalankan
usaha
yang
mencoba
untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terusmenerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya.
2.2.8 Unsur-unsur utama TQM
a) Fokus pada pelanggan.
b) Obsesi terhadap kualitas.
c) Pendekatan ilmiah.
d) Komitmen jangka panjang.
e) Kerja sama tim.
f) Perbaikan sistem secara berkesinambungan.
g) Pendidikan dan pelatihan.
h) Kebebasan yang terkendali.
i) Kesatuan tujuan.
j) Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
2.2.9 Prinsip-prinsip TQM
Ada beberapa tokoh yang mengemukakan prinsip-prinsip TQM. Salah
satunya adalah Bill Crash, 1995, mengatakan bahwa program TQM
harus mempunyai empat prinsip bila ingin sukses dalam penerapannya.
Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
a) Program TQM harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan
berorientasi pada kualitas dalam semua kegiatannya sepanjang
program, termasuk dalam setiap proses dan produk.
memberlakukan
karyawan,
mengikutsertakannya,
dan
memberinya inspirasi.
Produk
Proses
Organisasi
Pemimpin
Komitmen
lain
yang
menerapkan TQM
6. Merumuskan nilai (value), visi (vision) dan misi (mission)
7. Mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk
hambatan
8. Merencanakan mutasi program TQM.
2.2.12 Progam Jaminan mutu Keperawatan
Penjaminan mutu pelayanan kesehatan
adalah
upaya
yang
adalah
suatu
upaya
yang
2. Program
menjaga
mutu
adalah
suatu
proses
untuk
mutu
dan
kewajaran
pelayanan,
menggunakan
program
menjaga
mutu
ini
meskipun
masalah
serta
prioritas
masalah
mutu berhasil
ditetapkan.
2. Tujuan akhir.
Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu
ialah makin meningkatnya mutu pelayanan.Jika dikaitkan
dengan kegiatan program menjaga mutu, tujuan ini dapat
tenaga
kesehatan
akan
merasa
bahwa
penting,
tetapipada
saat
yang
sama
harus
Kepuasan
Pelanggan
Berdasarkan
Penilaian Tingkat
memuaskan
pelanggan
harapan
pelanggan.
terhadap
mereka
Sedangkan
kinerja
terhadap
kepuasan
produk
produk
yang
itu.
mereka
Jika
rasakan
kinerja
menyamai atau
dengan
tidak
mudah
level,
Harapan
yang
seharusnya
diukur
adalah
konsumen
baik
kesehatan
barang
harus
adalah
raja
maupun
memberikan
menunjukkan
jasa,
bahwa penyedia
termasuk
pelayanan sesuai
jasa
pelayanan
dengan
harapan
harus bijaksana
kita
dipenuhi
oleh
penyedia
mengungkapkan
harapan-harapan yang terlalu tinggi, yang tidak sesuai dengan apa yang
telah mereka korbankan untuk memperoleh pelayanan. Sebagai contoh,
para pelanggan rumah sakit
dengan biaya
misalnya
yang
ingin
ruang yang paling nyaman, fasilitas yang paling lengkap, petugas yang
paling ramah dan simpatik, peralatan yang paling canggih, pelayanan
yang paling cepat, obat yang paling manjur dan seterusnya. Jika ini
yang mereka ungkapan, tentu saja sulit untuk memenuhi harapan tersebut.
Terjadinya
kesalahan
penafsiran
tentang
harapan
tersebut dapat
pelanggan
diminta
masing-masing atribut.
Jika
untuk
sebuah
menilai
atribut
tingkat
sebuah
pelanggan
atribut
tersebut
dengan
tidak
tentu
akan
berharap banyak
terhadap
atribut
yang
untuk dilayani dengan cepat, dia tidak peduli apakah biayanya mahal
ataukah ataukah murah, fasilitas pendukungnya lengkap ataukah tidak.
Ketika dia diminta untuk menilai tingkat kepentingan dari atribut kecepatan
pelayanan, ternyata
dia
memilih
skor
(sangat
penting).
Atribut
mutunya.
disediakan
penting
dan
Pada
setiap
opsi jawaban
sampai dengan
pelayanan
item kuesioner
yang
tingkat
akan
kepentingan
Item
dapat
berupa
skala
atribut
yang
Setelah
atribut
antara
skor
tingkat
kepuasan
Selain
tingkat
kepuasan
dapat
Aplikasi
Pengukuran
ini
disajikan
mengenai
contoh
pengukuran
kepentingan
dan
kinerja.
yang
kepuasan
Seorang
didaptasi
dari
Nugroho (2011)
berdasarkan
peneliti
penilaian tingkat
ingin
mengukur tingkat
Kesembuhan
Ketersediaan obat puskesmas
Privasi sewaktu berada di dalam kamar periksa
Kebersihan puskesmas
Mendapat informasi yang menyeluruh (nama
perawatan
6)
di
rumah,
informasi
penyakit,
tanda-tanda bahaya
cara
untuk
7)
petugas kesehatan)
Memberikan
kesempatan
8)
bertanya
(apakah petugas
kesehatan
pasien)
Kesinambungan petugas
bangku
untuk
pasien di ruang
tunggu.
Item-item
pada
kuesioner
tingkat
kepentingan
maupun
kinerja
mengenai
masa
yang
akan
datang
dengan
jalan
perawat
yang
akan
ditugaskan
untuk
2.1.3
1.
Prinsip Perencanaan.
Menurut Siagian ( 1983 ), perencanaan yang baik harus memiliki
prinsip prinsip sebagai berikut :
Mengetahui sifat atau ciri suatu rencana yang baik yaitu :
a. Mempermudah tercapainya tujuan organisasi
karena
akan
datangBersifat
praktis
yang
berarti
bisa
mungkin terjadi.
2. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian
kegiatan yang harus dijawab dengan memuaskan menggunakan
pendekatan 5 W 1H.
a. What
: kegiatan apa yang harus dijalankan dalam
b.
c.
d.
e.
f.
terkumpul.
Menetapkan beberapa altermatif pemecahan masalah.
Memilih cara yang terbaik untuk menyelesaikan masalah.
Melaksanakan rencana yang telah tersusun.
Menilai hasil yang telah dicapai.
ketiga prinsip tersebut dilaksanakan, maka dapat tersusun
secara
model
asuhan
keperawatan
yang
asuhan
rutin sesuai
keperawatan
yang
memiliki
tanggungjawab
atas
dimana
setiap
yang
terkoordinasi
kepada
kebutuhan
pasien
perluasan
rumah
sakit
sehingga
berdampak
pada
b. Douglas
Kualifikasi Pasien
Tingkat
Ketergantungan
Minimal
30
Persial
Total
Jumlah
4
2
36
pagi
Sore
30 x 0,14 =
malam
30 x 0,17 = 51
4,2
30 x 0,07 = 3
4 x 0,10 =
0,28
2 x 0,20 = 0,4
3,68
4
yang
jam
Menentukan
jumlah
total
jam
keperawatan
yang
pasien = 4 jam.
3). Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada
ruangan tersebut adalah langsung dengan menggunakan
rumus Gillies diatas, sehingga didapatkan hasil sebagai
berikut .
4 jam / pasien / hari x 30 pasien / hari x 265 hari =
43800 = 22 orang
( 365 hari 76 ) x 7 jam
2023
20 % x 20 = 40
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 22
+ 4 = 26 orang / hari.
4). Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang
dibutuhkan per hari, yaitu :
30 orang x 4 jam
7 jam
= 17 orang.
a.
b.
Untuk
mengatur
tersedianya
suatu
tingkat
jangan
sampai
kehabisan
persediaan
yang
2.1.8
d.
terjaga
kebebasannya.
Persediaan
barang
jadi
perusahaan
dapat
ini
perlu
mempertimbangkan
penghematan
dalam
hal
akan
personalia
yang
digunakan
untuk
dapat
tertentu
perputaran
karyawan
(labour
turn
over)
oleh
Komaruddin (1996:4)
Rumus : % PK = (JGK/RKP) x 100%
keterangan :
JGK = Jumlah pergantian karyawan = jumlah karyawan yg keluar
dalam periode tertente
PK = Perputaran karyawan
RKP = Rata-rata karyawan satu periode = total jumlah karyawan
satu
periode dibagi periode tersebut
2.4 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh
manajer perawat dalam mengotrol sumber daya manusia dan produktivitas
(swanburg, 1987).Proses penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif
dalam mengarahkan perilaku pegawai, dalam rangka menghasilkan jasa
keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. Perawat manajer dapat
menggunakan proses operasional kinerja untuk mengatur arah kerja dalam
memilih,
melatih,
membimbing
perencanaan
karier,
serta
memberi
dan memperbaiki
membutuhkan
standar pengukuran,
penilaian
dicapai
oleh
kemampuan pegawai.
3. Objectivity berarti standar tersebut bersifat obyektif, yaitu adil,
mampu mencerminkan keadaan yang sebenarnya tanpa
menambah atau mengurangi kenyataan dan sulit untuk
dipengaruhi oleh bias -bias penilai
C. Kriteria Manajemen Kinerja (Criteria for Managerial Performance)
Kriteria penilaian kinerja dapat dilihat melalui beberapa
dimensi,
keabsahan
(sensitivity),
empiris
pengembangan
(functional
(empirical
base),
sistematis
utility),
sensitivitas
(systematic
untuk
melakukan
seleksi,
tersebut harus
hal-hal
yang
memang
menentukan
kinerja
berarti
pengukuran
kinerja
dapat
juga
diterima,
pengukuran,
kemudian
Data-data
langsung,
atau
meneliti
catatan
pekerjaan
dan
lain
Menentukan
promosi,
transfer,
dan
demotion.
4. Training and development needs mengevaluasi kebutuhan
pelatihan dan pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka
lebih optimal.
5. Carrer planning and development. Memandu untuk menentukan
jenis karir dan potensi karir yang dapat dicapai.
6. Staffing process deficiencies. Mempengaruhi
prosedur
perekrutan pegawai.
7. Informational inaccuracies and job-design errors. Membantu
menjelaskan apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam
manajemen
informasi
sumber
job-analysis,
daya
manusia
job-design,
terutama
dan
sistem
di bidang
informasi
kinerja
pegawai
standar
dalam
rangka
evaluasi
pelaksanaan
kerjanya.
sebaiknya
menunjukkan
segi-segi
dimana
2.4.5
keperawatan.rumusan
atasannya,
sehingga
tersebut
langkah
telah
perumusan
disepakati
oleh
tersebut
dapat
berikutnya.
Alat ukur
Memberikan macam alat ukur telah di gunakan dalam penelitian
pelaksanaan kerja karyawan keperawatan. Agar efektif, alat evaluasi
sebaiknya di rancang untuk mengurangi bias,
meningkatkan
tanpa
adanya
penyimpangan
oleh
perasaan
pribadi.
dalam
deskripsi kerja dari kepala perawat, perlu di rinci satu demi satu dan
di laksanakan secara akurat.
checklist
pelaksanaan
kerja,
penilain
grafis,
dan
2.4.7
tidak.
Standart instrumen penilaian kerja perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan kepada klien
Dalam menulis kualitas pelayanan keperawatan kepada klien, di
gunakan standar praktek asuhan keperawatan. Standart praktik
keperawatan telah di jabarkan oleh PPNI (2000) yang mengacu
dalam tahapan proses keperawatan, yang meliputi: (1) pengkajian,
(2) Diagnosis keperawatan, (3) perencanaan, (4) implementasi, (5)
evaluasi.
1) Standar 1 : Pengkajian keperawatan
Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien
secara
sistematis
menyeluruh,
akurat,
singkat,
dan
berkesinambungan.
Kriteria pengkajian keperawatan, meliputi:
a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis,
observasi,
pemerksaan
fisik,
serta
dari
pemeriksaan
penunjang.
b. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang
terkait,tim kesehatan, rekam medis, dan catatan lain.
c. Data yang di kumpulkan, di fokuskan untuk mengidentifikasi:
a) Status kesehatan klien masa lalu
b) Status kesehatan klien saat ini
c) Status biologis psikologis social spiritual
d) Respon terhadap terapi
e) Hatapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
klien
dalam
pelaksanaan
tindakan
keperawatan
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan
klien
d. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai
konsep,
keterampilan
asuhan
diri
serta
membantu
klien
Uraian
Standar Pengkajian
pengumpulan data dilakukan dengan
anamnesa
Observasi
pemeriksaan fisik
sumber data adalah pasien
data meliputi status kesehatan klien masa
lalu,masa sekarang,
II.
Diagnosa keperawatan
analisis data
interpretasi data
identifikasi masalah klien
penetapan diagnosa
ada kerja sama dengan petugas kesehatan
lain
III.
rencana asuhan
masalah diprioritaskan
ada tujuan
rencana tindakan
sesuai dengan kondisi klien
IV.
Implementasi
kerjasama dengan klien
kolaborasi dengan tim lain
melakukan tindakan
ada HE
V.
Evaluasi
SOAP
dilaksanakan
tdk dilaksanakan
Mengetahui,
Supervisor
Kabid. Keperawatan
..
keperawatan
merupakan
kesatuan
dalam
Teori-teori Perubahan
1. Teori Kurt Lewin (1951)
Lewin (1951) mengungkapkan
bahwa
perubahan
dapat
tingkat
atau
tahap
baru
atau
mencapai
perubahan
tersebut
dilaksanakan.
Roger
(1962)
bahwa
perubahan
yang
efektif
adalah
bagaimana
seorang
mengatasi
dalam
yang
tentang fenomena
tetapi
praktek
keperawatan
berada
pada
suatu
yang
harus
perubahan.
Strategi membuat perubahan
Perubahan dalam organisasi dalam 3 tingkat yang berbeda, yaitu:
individu yang bekerja di organisasi tersebut, perubahan struktur dan
sistem dan perubahan hubungan interpersonal. Strategi membuat
perubahan dapat di kelompokkan menjadi 4 hal yakni:
1. Memiliki visi yang jelas
Visi ini merupakan hal yang sederhana dan utama, karena visi
dapat mempengaruhi pandangan orang lain. Misalnya visi J.F
Kennedy, menempatkan seseorang di bulan sebelum akhir abad
ini. Visi harus disusun secara jelas, ringkas, mudah dipahami dan
dapat dilaksanakan oleh setiap orang (Nursalam, 2011).
2. Menciptakan budaya organisasi tentang nilai-nilai moral dan
percaya kepada orang lain
Menciptakan iklim yang kondusif dan rasa saling percaya adalah
hal yang penting. Perubahan akan lebih baik jika mereka percaya
seseorang dengan kejujuran nilai-nilai yang diyakininya. Orang
akan berani mengambil suatu resiko terhadap perubahan, apabila
mereka dapat berpikir jernih dan tidak emosional dalam
menghadapi perubahan. Setiap perubahan harus diciptakan
suasana ketebukaan, kejujuran dan secara langsung.
Menurut Potter & OGrady (1986) upaya yang harus ditanamkan
dalam menciptakan iklim yang kondusif adalah:
a. Kebebasan untuk berfungsi secara efektif
b. Dukungan dari sejawat dan pimpinan
c. Kejelasan harapan tentang lingkungan kerja
d. Sumber yang tepat untuk praktik secara efektif
e. Iklim organisasi yang terbuka
3. Sistem komunikasi yang jelas, singkat dan bekesinambungan
4. Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam peubahan.
Setiap
orang
perlu
dijelaskan
tentang
perubahan
untuk
2011).
Tingkat perubahan
Sejumlah target perubahan yang terencana normal ditunjukan kearah
upaya memperbaiki kinerja pada salah satu diantara tingkatan berikut
(yang berbeda-beda):
a. Tingkat sumber daya manusia
Kegiatannya meliputi: mempersiapkan karyawan atau guru
dalam melakukan perubahan, menjadikan SDM yang cerdas,
mencapai keunggulan, pelibatan dan pemberdayaan karyawan
atau guru, dan mengubah pola pikir.
b. Tingkat kemampuan teknologi
Salah satu rumus yang berlaku dalam perkembangan teknologi
mutakhir dan canggih adalah perkembangan tersebut harus bisa
dimanfaatkan oleh manajemen dalam proses menghasilkan
sesuatu yang bermutu tinggi. Akan tetapi hal tersebut tidak
mudah karena disamping rumit mungkin juga mahal. Meskipun
demikian, tampaknya tidak ada pilihan lain bagi manajemen
kecuali memanfaatkan dalam batas-batas kemampuan adalah
menguasai satu bentuk atau jenis teknologi tertentu yang
terjangkau oleh sekolah dikaitkan dengan faktor keberhasilan
sekolah yang bersifat kritikal.
C. Tingkat kemampuan keorganisasian
Organisasi didirikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan
sesuai dengan perjalanan waktu organisasi pembelajaran. Dalam
lingkungan yang makin kompetitif, organisasi harus melakukan
perubahan dan selalu melakukan inovasi untuk mencapai
keunggulan bersaing. Perubahan itu sendiri mulai diperlukan
ketika lingkungan mengalami perubahan fundamental, dan
organisasi selalu di dorong untuk mempunyai nilai yang sangat
tinggi. Demikian
untuk bisa
menumbuhkan
support system
bagi
dipenuhi
untuk
dapat
menjamin
terselenggaranya
masukan
yang
diperlukan
untuk
dapat
of
facilities).
Untuk
dapat
menjamin
lingkungan
yang
diperlukan
untuk
dapat
NO
1.
PERTANYAAN
Semua orang
dalam organisasi
peradilan memiliki
kesadaran yang
baik terhadap
lingkungan atau
tuntutan
lingkungan di luar
2.
organisasi
Orang dapat
mengartikulasikan
atau menyebutkan
3-5 faktor yang
akan mendorong
perubahan paling
tidak dalam 3-5
3.
tahun ke depan
Organisasi.............
bekerja secara
fleksibel dan
kooperatif
melintasi batas-
4.
batas fungsional.
Organisasi.............
bekerja secara
fleksibel dan
kooperatif
melintasi batasbatas hirarkhi atau
SKALA PILIHAN
(3)
(4)
(1)
(2)
Sangat
Tidak
Kurang
tidak
setuj
setuju
setuju
(5)
(6)
Cukup
Setuj
Sangat
setuju
setuju
birokrasi (birokrasi
5.
tidak ketat)
Ada komunikasi
terbuka atau
komunikasi dua
arah yang aktif di
6.
semua tingkatan
Semua orang
dapat menjelaskan
arahan masa
depan organisasi
dalam waktu 3
7.
8.
manajemen
Pimpinan
memotivasi dan
menginspirasi
keterlibatan dalam
inisiatif-inisiatif
9.
perubahan
Kami, secara rutin
merayakan dan
mengapresiasi
10.
setiap pencapaian
Pimpinan
pada
semua
tingkatan
secara
konsisten
menjadi
model
(contoh)
perilaku
yang
11.
diinginkan
dari perubahan
Visi, tujuan-tujuan
dan
strategi-
strategi perubahan
didiskusikan dalam
pertemuanpertemuan
12.
atau
rapat-rapat
Kami, secara
teratur menguji
pemikiranpemikiran dan
asumsi-asumsi
yang digunakan
dalam proses
13.
perubahan
Kami terlibat
dalam diskusi
berkelanjutan
dengan semua
pemangku
kepentingan,
seperti: dari
instansi
pemerintah lain,
pengacara,
akademisi, LSM,
14.
dll
Ada rasa percaya
yang sangat tinggi
dalam hubungan
kerja di seluruh
15.
organisasi
Ada iklim kerja
yang positif dalam
organisasi kami
2.6 konsep komunikasi dalam organisasi
Komunikasi di definisikan sebagai suatu pertukaran fikiran, perasaan
pendapat dan pemberin nasihat yang terjadi antara dua orang atau lebih
yang bekerja sama. Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat
organisasi
harus
memungkinkan
terjadinya
perusahaan
b) Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Komunikasi ke atas mengalir dari tingkat bawah ke tingkat atas
organisasi. Komunikator berada di tingkat bawah organisasi,
sedangkan penerima berada di tingkat atas. Beberapa arus
komunikasi ke atas yang paling umum adalah kotak saran,
c)
Bentuk
komunikasi
ini
perlu
dilakukan
untuk
mengkoordinasi
dan
mengintegrasikan
berbagai
fungsi
apabila
pesan
atau
informasi
yang
disampaikan
perawat
Tidak Setuju : TS
Sangat Tidak Setuju : STS
NO
1.
PPERTANYAAN
Pimpinan memberi petunjuk kerja dengan
jelas
2.
Saya mampu merespon setiap komunikasi
dengan baik
3.
Saya memahami setiap yang didengar
4.
Saya memahami setiap apa yang dibaca
5.
bahasa yang digunakan dalam percakapan
cukup jelas
6.
7.
8.
9.
10.
yang tepat
Kebijakan dalam rumah sakit telah
11.
dilaksanakan
Hubungan yang baik antar karyawan sangat
12.
Diperlukan
13.
14.
SS
KS
TS
STS
15.
Karyawan bertanggung jawab atas
pekerjaannya
Proses Komunikasi dalam rumah sakit dalam
melaksanakan tugas menciptakan hasil yang
maksimal
2.7 konsep manajemen metode fungsional tim primer dan modifikasi tim
primer
2.7.1
keperawatan.Dalam
rangka
mendayagunakan
tenaga
berdasarkan
tingkat
kemampuan
masing-masing
dahulu
mengidentifikasm
tingkat
kesulitan
tindakan,
selesai kerja.
Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang
tertentu.
b. Kelemahan :
Pelayanan keperawatan
2.7.3
terpisah-pisah
atau
tidak
total
tugas pekerjaan.
Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan
lainnya.
Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
Hubungan perawat dank klien sulit terbentuk
Metode Tim
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan
dengan menggunakan tim yang terdiri atas kelompok klien dan
perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan
berpengalaman
kerja
serta
memiliki
pengetahuan
dibidangnya
otoritas
untuk
membuat
Pemimpin
diharapkan
menggunakan
gaya
kepemimpinan
untuk belajar.
Memberi kepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal.
Memungkinkan meningkatkan kemampuan anggota tim yang
ia
mempunyai
kontribusi
terhadap
hasil
asuhan
dipertanggungjawabkan
Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama
bertugas
b. Kelemahan :
Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan
supervisi anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang
kepemimpinan.
Menjadi nara sumber bagi ketua tim.
Mengorientasikan tenaga keperawatan
ruangannya.
Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada di
ruangannya.
Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang
lainnya.
Melakukan
audit
asuhan
dan
yang
pelayanan
baru
tentang
keperawatan
di
keperawatan.
Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf.
d. Tanggung jawab ketua tim :
Mengatur jadual dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala
ruangan.
Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya
yang
tentang
menjadi
tanggungjawab timnya
Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan
e. Tanggung jawab anggota tim
Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan.
2.7.4
Metode Primer
Model primer
menggunakan
dikembangkan
beberapa
konsep
pada
dan
awal
masukan
tahun
perawatan
total
untuk
1970-an,
pasien.
diberikannya
kewenangan
tersebut,
maka
dituntut
sampai pemulangan
Perawat primer melakukan
keperawatan,
kolaborasi
pengkajian
dengan
pasien
kebutuhan
dan
asuhan
professional
penyelia.
Autoritas, tanggung gugat dan autonomi ada pada perawat primer
a. Kelebihan :
Perawat primer mendapat akontabilitas yang tinggi terhadap hasil
sepanjang hospitalisasi.
Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran
manajer operasional dan administrasi
mereka.
Waktu yang digunakan lebih sedikit dalam aktivitas koordinasi dan
supervisi dan lebih banyak waktu untuk aktivitas langsung kepada
klien.
Pasien terlihat lebih menghargai. Pasien merasa dimanusiakan
asisten
Orientasi dan merencanakan karyawan baru
Merencanakan dan menyelenggarakan pengembangan staff
e. Tanggung jawab perawat primer :
Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
2.7.5
komprehensif
Membuat tujuan dan rencana keperawatan
Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas
Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
Metode Kasus
Metode kasus adalah metode dimana perawat bertanggung jawab
terhadap pasien tertentu yang didasarkan pada rasio satu perawat
untuk satu pasien dengan pemberian perawatan konstan untuk periode
tertentu. Metode penugasan kasus biasa diterapkan untuk perawatan
khusus seperti isolasi, intensive care, perawat kesehatan komunitas.
a. Kelebihan :
Perawat lebih memahami kasus per kasus
Sistem evaluasi
b. Kekurangan :
Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanngung jawab
Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan
2.7.6
adalah
penggunaan
metode
asuhan
ilmu
tertentu.
Perawat
spesialis
berfungsi
untuk
riset
dan
memanfaatkan
hasil-hasil
riset
dalam
ini
terdapat
keperawatan,
metode
komponen
pemberian
utama
asuhan
yaitu:
ketenagaan
keperawatan
dan
Disamping itu karena saat ini perawat yang ada di rumah sakit
sebagaian besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat
bimbingan dari perawat primer atau ketua tim tentang asuhan
keperawatan. Nilai-nilai profesional dari penatalaksanaan kegiatan
keperawatan
a.
b.
c.
d.
diaplikasikan
dalam
bentuk
aktifitas
pelayanan
Perencanaan
1. Apakah visi-misi ruangan telah dirumuskan?
a. Iya
b. tidak
2. Apakah ada filosofi ruangan?
a.
Ada
b. tidak
3. Apakah rencana jangka pendek (harian, bulanan, tahunan) ada
disusun?
a.
Sudah
b. tidak
4. Apakah ada diadakan rapat bulanan dengan semua perawat di
ruangan?
a. Sudah
b. tidak
5. Apakah karu merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu
asuhan keperawatan?
a.
Sudah
b. tidak
6.
Apakah rencana kebutuhan ketenagakerjaan ruangan telah
disusun?
a.
Sudah
b. tidak
Apakah indikator mutu pelayanan telah disusun?
a.
Ada
b. tidak
8. Apakah karu ada mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien setiap
7.
hari?
a.
Sudah
B.
b. tidak
Pengorganisasian
1.Apakah ada struktur organisasi di ruangan?
a.
Ada
b. tidak
2.Apakah Karu ada membagi jadwal dinas staf perawat bersama Katim?
a.
Ada
b. Tidak
C.
3.
preconference?
a.
Ada
b. tidak
Apakah karu ada mengawasi dan mengarahkan kegiatan
6.
postconference?
a.
Ada
b. tidak
Apakah karu ada memberi motivasi pada tim perawat di ruangan?
a.
Ada
b. tidak
Apakah karu mendelegasikan tugas dengan jelas
a.
Ada
b. tidak
Apakah karu ada menfasilitasi kolaborasi dengan anggota tim
7.
4.
5.
2.
ketertiban ruangan?
a.
Ada
b. tidak
Apakah ada dilakukan diskusi bersama untuk memecahkan
5.
masalah di ruangan?
a.
Ada
b. tidak
Apakah indikator mutu pelayanan telah ditetapkan?
a.
Ada
b. tidak
Apakah ada dilakukan audit dokumentasi?
a.
Ada
b. tidak
Apakah ada dilakukan survey kepuasan terhadap pasien atau dan
6.
dokter?
a.
Ada
b. tidak
Apakah ada dilakukan pemeriksaan kelengkapan persediaan
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
Hubungan professional
1.
2.
3.
4.
Ada
b. tidak
Ada
b. tidak
Asuhan Keperawatan
1.
ada
b. tidak
Kuesioner untuk KATIM
Managementapproch
A. Perencanaan
1.
b. tidak
Apakah
katim
bekerja
sama
dengan
CCM
dengan
B. Pengorganisasian
1.
2.
Ada
3.
b. tidak
Ada
b. tidak
4.
Ada
b. tidak
Ada
b. tidak
C. Pengarahan
1.
2.
Ada
b. tidak
3.
Ada
Apakah
katim
b. tidak
memberi
motivasi
kepada
perawat
pelaksana
Ada
b. tidak
Ada
b. tidak
Compensatory reward
1.
a.
b. tidak
2.
a.
Ada
b. tidak
Hubungan professional
1.
2.
Ada
b. tidak
Ada
b. tidak
Asuhan keperawatan
Menguasai asuhan keperawatan
1.
a.
Ada
2.
b. tidak
a. Ada
3.
4.
b. tidak
b. tidak
b. tidak
5.
6.
b. tidak
7.
b. tidak
8.
b. tidak
9.
b. tidak
10.
b. tidak
11. Apakah
b. tidak
katim
Memberikan
klien/keluarga ?
a. Ada
b. tidak
pendidikan
kesehatan
kepada
Kuesioner perawat
1.
2.
b. tidak
3.
Ada
b. tidak
4.
Ada
b. tidak
5.
b. tidak
6.
Ada
b. tidak
Ada
7.
b. tidak
Ada
8.
b. tidak
9.
Ada
b. tidak
10.
Ada
b. tidak
Ada
b. tidak
b. tidak
13.
Ada
Ada
b. tidak
14.
Ada
b. tidak
keluarga?
a.
Ada
b. tidak
2.
Bersedia.
Tidak bersedia
3.
b.
Setelah operan
c.
d.
4.
5.
a.
b.
c.
tidak tahu
10 15 menit
b.
15 20 menit
c.
20 30 menit
d.
Sesuai kebutuhan
KARU/PJ Shift
b. KATIM/PJ Tim
B.
Preconference
1.
2.
a.
Bersedia
b.
Tidak bersedia
Jika
bersedia
kapan
waktu
yang
tepat
untuk
melakukan
preconference?
a.
segera.
3.
3.
4.
b.
Setelah operan
c.
d.
b.
c.
tidak tahu
10 15 menit
b.
15 20 menit
c.
20 30 menit
d.
Sesuai kebutuhan
C.
1.
a.
KARU/PJ Shift
b.
KATIM/PJ Tim
Postconference
Jika di ruangan saudara menggunakan metode tim, bersediakah saudara
untuk postconference?
2.
3.
3.
4.
a.
Bersedia
b.
Tidak bersedia
b.
Setelah operan
c.
a.
b.
c.
tidak tahu
10 15 menit
b.
15 20 menit
c.
20 30 menit
d.
Sesuai kebutuhan
KARU/PJ Shift
b. KATIM/PJ Tim
5.
6.
7.
LEMBAR OBSERVASI
TIMBANG TERIMA
No
1
2
3
4
5
6
7
8
7
Tanggal :
Ya
Tidak
Hari ke :
Ya
Tidak
Hari ke :
Ya
Tidak
Preconference
No
1
2
3
4
5
Tanggal :
Ya
Tidak
Hari ke :
Ya
Tidak
Hari ke:
Ya
Tidak
Postconference
No
2
3
4
Tanggal :
Ya Tidak
Hari ke :
Ya Tidak
Hari ke :
Ya
Tidak
D. FUNGSI MANAJERIAL
I. Perencanaan
1.
Apakah dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien, perawat
pelaksana didampingi oleh ketua tim.
a.
ya
b.
tidak
c.
kadang
Jika tidak didampingi apa alasannya?.
a.
Ketua tim percaya dengan kemampuan perawat pelaksanaan
b.
Karena metode tim belum terlaksana
c.
Ketua tim sibuk dengan pekerjaannya sendiri.
2.
3.
4.
a.
b.
c.
d.
Dan lain-lain
Menurut saudara/i siapa yang harus hadir pada saat visite dokter ?
a.
Kepala ruangan
b.
c.
b.
c.
II. Pengorganisasian
1.
Apakah ada pendelegasian tugas yang jelas dari kepala ruang kepada
ketua tim saat kepala ruang tidak berada di tempat..?
a.
ya
b.
tidak
Jika tidak apa alasannya
a.
Lupa
b.
Tidak mau mengikuti prosedur pendelegasian
c.
Merasa percaya bahwa ketua tim dapat melaksanakan tugas
walaupun tanpa pendelegasian
2.
Jika ada permasalahan, apa yang saudara/i lakukan untuk mencari
solusinya
a.
Dilaporkan pada atasan
b.
Dibiarkan saja
c.
Mencari penyebab masalah dan jalan keluarnya
III. Pengarahan
1.
Apakah ada penghargaan atau reward terhadap hasil kerja saudara/i
a.
ya
b.
tidak
2.
Materi apa saja yang pernah saudara/i dapatkan khususnya untuk
meningkatkan asuhan keperawatan ?
a.
Materi pendokumentasian askep
b.
Materi timbang terima / overran
c.
Materi metoda pemberian askep
d.
Tidak ada
3.
Apakah ada dilakukan rapat ruangan?
a.
Ada
b.
Tidak
4. Jika ada berapa kali dalam satu bulan ?.
a.
1 kali
b.
2 kali
c.
Lebih dari dua kali
5. Jika tidak, apa kendalanya.
a.
Staf malas mengikuti rapat
b.
Rapat tidak ada hasilnya
c.
Rapat tidak menarik bagi staf
IV. Pengawasan
1.
Apakah ada evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan.
a.
Ya
b.
Tidak
2.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2004,
KepMenKes
Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004, Standar
M.R.,,
1991,
Causes
of
Medication
Error,
in:
Cohen.
M.R.,
Katzung, B.G., and Lofholm, P.W., 1997, Peresepan Rasional dan Penulisan
Resep, dalam: Katzung, B.G., Basic & Clinical Pharmacology, diterjemahkan oleh
Agoes, H.A., (ed), Edisi VI, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, hal: 1010 1021
(Trochim, 2003).
Titin, dkk, et al, 2005, Kajian kelengkapan resep pediatri yang berpotensi
menimbulkan medication error di 2 rumah sakit dan 10 apotek di Yogyakarta,
Fakultas
Farmasi,
Universitas
Sanata
Dharma,
Yogyakarta.
Keperawatan.
http://www.stikku.ac.id