Etiologi:
Manifestasi klinis:
Qudriceps
-
vastus lateralis,
medialis vastus,
intermedius vastus, dan
rektus femoris
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fisik
Trompson test
Test OBrien
Radiografi
USG
Magnetic resonance imaging (MRI)
Musculoskeletal ultrasonografi
Foto rontgen
Rupture Tendon
Rotator cuff
Achilles
- gastrocnemius,
- soleus, dan
- otot plantaris
Bisep
Penatalaksanaan:
1. Stabilisasi awal
2. Nonoperative
- orthosis pergelangan kaki
3. Operative
- perbaikan langsung
- rekonstruksi dengan interposisi EDL
atau plantaris.
4. Terapi fisik (rentang gerak)
5. Operasi
- Operasi terbuka
- Operasi perkutan
Komplikasi :
- Infeksi
PENGKAJIAN
1.
2.
3.
4.
Identitas
Riwayat kesehatan
Pemeriksaan fisik
Pola fungsi kesehatan
Nyeri akut
NOC
Ansietas
NOC
Mobility level
Anxiety self-control
Anxiety level
Coping
Tingkat Nyeri
Kontrol Nyeri
Tingkat Kenyamanan
Kriteria hasil:
- Frekuensi napas dalam batas
normal (16-20 x/menit), irama
nafas reguler
- Mampu mengontrol nyeri
- Mampu mengenali nyeri(skala,
intensitas, frekuensi, dan tanda
nyeri)
- Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan managemen
nyeri
- Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
Kriteria hasil:
- Pasien
mampu
melakukan
mobilisasi.
- Meningkatnya kekuatan otot (1-2)
- Klien meningkat dalam aktivitas
fisik
- Mengerti tujuan dan peningkatan
mobilitas
- Memverbalisasikan
perasaan
dalam meningkatkan kekuatan
dan kemampuan berpindah
- Memperagakan penggunaan alat
bantu untuk mobilisasi
Kriteria hasil:
- Klien mampu mengidentifikasi
dan mengungkapkan gejala
cemas
- Mengidentifikasi,
mengungkapkan
dan
menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
- Vital sign dalam batas normal
- Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasan
Resiko infeksi
NOC
Knowledge: infection control
Risk control
Kriteria hasil:
klien bebas dari tanda dan
gejala infeksi
jumlah leukosit dalam batas
normal
Nyeri akut
NIC
Ansietas
NIC
Manajemen nyeri
Exercise theraphy
Anxiety reduction
(penurunan kecemasan)
Resiko infeksi
NIC
Infection control
1. Cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan keperawatan
2. Monitor TTV
3. Pertahankan lingkungan aseptic
selama pemasangan alat
4. Ganti letak IV perifer dan
dressing
sesuai
dengan
petunjuk umum
5. Kaji semua system (misalnya
kulit, pernapasan,
genitourinaria) terhadap tanda
dan gejala infeksi secara
kontinu
6. Inspeksi keadaan luka
7. Monitor tanda gejala infeksi
sistemik dan local
8. Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
9. Tingkatkan intake nutrisi
10. Berikan antibiotic bilaperlu
Daftar Pustaka
1. Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC
2. Anderson Silvia Prince. (1996). Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran. EGC, Jakarta.
3. Dorland, 1994. kamus kedokteran. Jakarta. EGC
4. Hinchliff, sue. 1999. kamus keperawatan. Edisi 17. Jakarta EGC.
5. Muttaqin, A. 2011. Buku saku gangguan musculoskeletal. EGC. jakarta
6. Ningsih, lukman nurna. 2011. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system musculoskeletal. Salemba medika. Jakarta.
7. Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi konsep klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC
8. Rosyidi, kholid. 2013. Musculoskeletal. TIM. Jakarta
9. Syaifuddin, Drs.H (2002). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran. EGC, Jakarta.
10. Bulecheck, Gloria M, et al. Nursing Intervention Classification (NIC) Fifth Edition. USA: Mosbie Elsevier, 2010.
11. Doengoes Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC.
12. Nurarif AH. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta : MedAction. 2013