TANGGA
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif)
Novi Nurfiyanti
(13030654002)
Dewi Nur Rochmatin (13030654005)
Larasati Ayu Dewanti (13030654011)
Nisa Kholif Khoiriyah (13030654026)
Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) atau
istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan/ Obat
berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya
penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner,
multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, konsekuen dan konsisten. Meskipun dalam Kedokteran, sebagian
besar
golongan
Narkotika,
Psikotropika
pengobatan,
dan
namun
Zat
bila
Adiktif
lainnya
disalahgunakan
atau
digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatan terlebih lagi bila disertai
peredaran
dijalur
ilegal,
akan
berakibat
sangat
merugikan bagi individu maupun masyarakat luas khususnya generasi muda. Maraknya
penyalahgunaan NAPZA tidak hanya dikota-kota besar saja, tapi sudah sampai ke kotakota kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat sosial ekonomi
menengah
bawah
sampai
tingkat
sosial
ekonomi
atas.
Dari
data
yang ada, penyalahgunaan NAPZA paling banyak berumur antara 1524 tahun. Oleh
karena itu kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap ancaman
kelangsungan pembinaan generasi muda. Sektor kesehatan memegang peranan
penting dalam upaya penanggulanga penyalahgunaan NAPZA.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat kami rumuskan sebagai berikut :
1. Apakah perbedaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari mengkonsumsi narkotika, psikotropika dan
zat adiktif ?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Memahami perbedaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif
2. Memahami dampak yang ditimbulkan dari mengkonsumsi narkotika, psikotropika dan
zat adiktif
BAB II
PEMBAHASAN
1. Narkotika
A. Pengertian Narkotika
Narkotika, menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
(UU 35/2009), adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
B. Macam-macam Narkotika
1. Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya dengan daya
adiktif yang sangat tinggi. Karenanya tidak diperbolehkan penggunaannya untuk
terapi pengobatan, kecuali penelitian dan pengembangan pengetahuan. Narkotika
yang termasuk golongan ini adalah ganja, heroin, kokain, morfin, opium, dan lain
sebagainya.
a. Ganja
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya
penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada
bijinya yaitu tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat
membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan
tanpa sebab). Rumus kimia dari tetrahidrokanabinol yaitu C21H30O2.
Ganja
Gambarwalaupun
1.2 Struktur
Kimia THC
THC Gambar
memiliki 1.1
efek
analgesik, namun
digunakan
dengan dosis
rendah tetap akan menimbulkan risiko besar untuk kecanduan. Senyawa
bernama delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) ini melawan penyakit pembuluh
darah atherosclerosis pada tikus. Atherosclerosis muncul bila adanya masalah
pada pembuluh darah misalnya akibat nikotin pada rokok menyebabkan
munculnya reaksi kekebalan dari tubuh yang memicu penimbunan lemak di
pembuluh arteri. Namun ganja selama ini lekat dengan nilai negatif karena
cenderung menimbulkan kecanduan. Efek ganja yang terberat adalah di otak.
Kerusakan otak yang terjadi merupakan kerusakan yang irreversible atau tak
dapat diubah. Efek ganja di otak tergantung dari lama, jumlah dan cara
pemakaian. Efek yang terjadi ialah euforia, rasa santai, mengantuk dan
berkurangnya interaksi sosial. Pada kasus-kasus keracunan (pemakaian dalam
jumlah sangat banyak) dapat muncul perasaan curiga yang berlebihan
(paranoid), halusinasi visual. Sepanjang pengetahuan, sampai saat ini belum ada
teknik transplantasi untuk menggantikan bagian-bagian otak yang telah rusak.
Karena sifatnya sebagai halusinogen dan dapat menimbulkan euforia, efek
negatif ganja adalah membuat orang menjadi malas. Efek paling buruk dari
ganja karena menjadikan reaksi pemakai lebih lambat, dan peganja cenderung
kurang waspada. Cara penggunaannya adalah dihisap dengan cara dipadatkan
mempunyai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.
b. Heroin
lain, dapat menyebabkan hepatitis atau HIV, Injeksi berulang dapat merusak
vena, menyebabkan trombosis dan abses. Cara lain yang biasa dilakukan selain
injeksi adalah dihirup dan dihisap melalui pipa atau sebagai lintingan rokok.
Efek awal penggunaan heroin yang bersifat rapid (cepat), dimana seseorang
merasa euforia (perasaan nyaman) yang sangat intensif atau disebut sebagai
rush atau flash, terutama dialami bila mereka melakukan penyuntikan
heroin. Beberapa penderita ketergantungan heroin menggunakan heroin setiap
empat jam sekali. Penggunaan heroin yang berulang dan dalam waktu lama
dapat merubah susunan saraf pusat dalam jangka panjang, karena adanya proses
adaptasi neurologis. Dampak yang muncul seperti : Pembuluh darah balik
(vena) rusak, akibat penggunaan alat suntik yang tidak steril, Tetanus,
gangguan-gangguan pada jantung, dada dan tenggorokan, menstruasi tidak
teratur dan kemandulan (pada wanita) , impotensi (pada pria), sembelit/mulas
kronis.
c. Kokain
mengaktifkan area otak yang terkait dengan kecanduan hingga lebih dari lima
hari. Ini jauh lebih lama ketimbang yang diduga selama ini. Otak seolah-olah
otomatis tetap "ingat" dengan zat tersebut. Bahkan, aktivitas neuronya pun
makin kuat. Obat haram ini dapat mengubah neuron (hubungan-hubungan listrik
saraf) yang mengirimkan sinyal-sinyal dalam bagian otak tersebut. Akibatnya,
pengguna kokain akan makin menginginkan zat tersebut. Kenikmatan akibat zat
ini mungkin hanya dirasakan selama dua jam, tapi keinginan untuk
menggunakannya kembali dapat bertahan hingga satu minggu. Sejak pertama
kali kokain masuk ke dalam tubuh, kilatan-kilatan neuron tersebut juga bahkan
makin kuat, suatu proses yang biasanya disebut potensiasi. Potensiasi inilah
yang berlangsung hingga satu minggu.
d. Morfin
sedikit sekali, di bawah 1 persen, mungkin turun menjadi 0,04 persen. Varietas
yang terakhir, termasuk 'Przemko' dan Norman 'kultivar' dari opium poppy,
digunakan untuk menghasilkan dua alkaloid lain, tebain dan oripavine , yang
digunakan dalam pembuatan-sintetik dan semi sintetik opioid seperti oxycodone
dan etorphine dan beberapa jenis obat.
Dalam pengobatan klinis, morfin dianggap sebagai standar emas, atau patokan,
dari analgesik digunakan untuk meringankan penderitaan berat atau sakit dan
penderitaan . Seperti opioid lain, misalnya oksikodon (OxyContin, Percocet,
Percodan), hidromorfon (Dilaudid, Palladone), dan diacetylmorphine ( heroin ),
morfin langsung mempengaruhi pada sistem saraf pusat (SSP) untuk
meringankan rasa sakit. Morfin memiliki potensi tinggi untuk kecanduan,
toleransi dan psikologis ketergantungan berkembang dengan cepat, meskipun
Fisiologis ketergantungan mungkin membutuhkan beberapa bulan untuk
berkembang.
e. Opium
bagian dari hidupnya. Tubuhnya tidak akan mampu lagi menjalankan fungsifungsinya tanpa mengonsumsi opium dalam dosis yang biasanya. Dia akan
merasakan sakit yang luar biasa jika tidak bisa memperolehnya. Kesehatannya
akan menurun drastis. Otot-otot si pecandu akan layu, ingatannya melemah dan
nafsu makannya menurun. Kedua matanya mengalami sianosis dan berat
badannya terus menyusut.
2. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Meskipun demikian penggunaan
narkotika golongan II untuk terapi atau pengobatan sebagai pilihan terakhir jika
tidak ada pilihan lain. Contoh dari narkotika golongan II ini adalah benzetidin,
betametadol, petidin dan turunannya, dan lain-lain.
a. Betametadol
Betametadol
Rumus kimia dari betametadol yaitu C21H29NO. Dengan nama IUPAC yaitu 6-dimetilamino-4,4-difenil-3-heptanol.
Penggunaan
betametadol
dapat
akut.
Apabila pasien telah menggunakan petidin dalam jangka waktu lama dan atau
dalam dosis besar, penggunaan petidin tidak boleh langsung diberhentikan
secara tiba-tiba. Hal ini karena akan menyebabkan timbulnya efek withdraw,
dimana akan terjadi gejala putus obat (sakau) seperti jantung berdebar, denyut
nadi cepat, dan pernafasan menjadi tertekan, nyeri pada seluruh tubuh, rasa
tidak nyaman.
3. Narkotika Golongan III adalah jenis narkotika yang memiliki daya adiktif atau
potensi ketergantungan ringan dan dapat dipergunakan secara luas untuk terapi atau
pengobatan dan penelitian. Adapun jenis narkoba yang termasuk dalam golongan
III adalah kodein dan turunannya, metadon, naltrexon dan sebagainya.
a. Kodein
Naltrexone
hcl;
dihydroxy-4,5-epoxymorphinan-6-one
dihydroxymorphinan-6-one
(5alpha)-17-(cyclopropylmethyl)-3,14hydrochloride.
Naltrexon
adalah
perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan
malu akan hilang. Kepala akan terasa ringan, rileks dan nyaman.
digunakan secara dirokok ataupun dengan suntikan. LSD secara cepat diserap
dari saluran cerna dan mukosa mulut sehingga gejalanya dapat terlihat setelah
sepuluh menit. Pengaruh segera setelah pemakaian antara lain pupil mata
melebar, tidak bisa tidur, mulut kering, selera makan hilang, suhu tubuh
meningkat, denyut jantung cepat, tekanan darah naik dan berkeringat. Gejala di
atas menghilang sesudah 8-12 jam setelah pemakaian.
NAMA OBAT
IUPAC
KEGUNAAN
Metamfetamin / (3,4-
Ekstasi
methylenedio
dengan
xyphenyl)pro
halusinogen
Lisergid
pan-2-amine
Acid (6aR,9R)-
amfetamin
dan
Diathylamine
(LSD)
metil-
4,6,6a,7,8,9-
bertahan lama
heksahidroind
olo-
[4,3-fg]
kuinolina- 9karboksamida
Metamfetamin / N-methyl-1-
Methamphetamine
shabu-shabu
phenylpropan
ilegal
-2-amine
yang
adalah
bertindak
obat
sebagai
b. Metilfenidat
Gambar 2.7 Struktur Kimia
Gambar 2.8 Amfetamin
- Indikasi
Amfetamin
Pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom
-
b. Bromazepam
c. Fenoborbital
IUPAC
KEGUNAAN
7-chloro-1-
methyl-
5-phenyl-1,3-
dihydro-2H1,4benzodiazepinFenobarbital
3. Zat Adiktif
A. Pengertian Zat Adiktif
2-one
5-Ethyl-5-
Fenobarbital
phenyl-1,3-
diazinane-
mengatasi
2,4,6-trione
subhipnotis
adalah
epilepsi
antikonvulsan
pada
dosis
Zat Adiktif (Menurut peraturan pemerintah republik indonesia nomor 109 tahun
2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk
tembakau bagi kesehatan). Zat Adiktif adalah bahan yang menyebabkan adiksi atau
ketergantungan yang membahayakan kesehatan dengan ditandai perubahan perilaku,
kognitif, dan fenomena fisiologis, keinginan kuat untuk mengonsumsi bahan tersebut,
kesulitan dalam mengendalikan penggunaannya, memberi prioritas pada penggunaan
bahan tersebut dari pada kegiatan lain, meningkatnya toleransi dan dapat
menyebabkan keadaan gejala putus zat.
Zat adiktif merupakan zat yang apabila dikonsumsi secara teratur, sering dan dalam
jumlah yang cukup banyak dapat menyebabkan kerja biologi serta ketergantungan
atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus
menerus dan jika dihentikan dapat memberi efek luar biasa atau sakit luar biasa
B. Macam-Macam Zat Adiktif
1. Alkohol : Semua jenis minuman yang mengandung etilalkohol atau etanol
(Contoh: wiski, vodka, gin, bir, saguer, tuak, brem, arak dan ciu.)
Alkohol (CnH2n+1OH') merupakan penekan susunan saraf pusat tertua dan
paling banyak digunakan manusia bersama-sama dengan kafein dan nikotin.
Alkohol bersifat bakterisid, fungisid, dan virusid yang banyak digunakan untuk
desinfeksi kulit dan sebagai zat pembantu dalam farmasi. Pada penggunaan oral,
alkohol mempengaruhi SSP yaitu merangsang dan kemudian menekan fungsi otak
serta menyebabkan vasolidilatasi. Bila diminum saat perut kosong, alkohol
menstimulasi prodiksi getah lambung. Menurut catatan arkeologik, minuman
beralkohol sudah dikenal manusia sejak 5000 tahun yang lalu.
Minuman sedikit alkohol merangsang semangat, semua hambatan terlepas, dan
berbica banyak, sedangkan bila diminum terlampau cepat dan banyak, hati tidak
dapat mengolahnya sehingga menyebabkan mabuk dan pingsan. Overdosis dapat
langsung mematikan dan pada pemakaian secara teratur dapat mengakibatkan
terganggunya fungsi hati dan akhirnya sel-sel mengeras (cirrhosis).
Kadar alkohol darah (KAD) yang tinggi mengakibatkan berkurangnya daya
prestai, daya kritik dan efisiensi, amnesia, supresi medulla dan pernafasan,
hipotemia, hipoglikemia, dan koma.
Alkohol diserap dengan cepat dari usus halus kedalam darah kemudian
disebarkan melalui cairan tubuh. Kadarnya dalam darah meningkat cepat karena
absorbsinya lebih cepat dari pada penguraian dan ekskresinya dari tubuh. Didalam
hati sebagian besar zat ini diuraikan oleh alkoholdehidrogenase menjadi
Dengan hidrasi langsung menggunakan etilena (Hidrasi etilena) atau alkana lain
dari proses cracking dari minyak bumi yang didistilasi
2. Kafein
Kafein atau 1,3,7 trimetilsantin biasanya terdapat pada coffea arabica, Coffea
canephora dan Coffea liberica yang berasal dari arab, Etiopia, dan Liberia. Kopi
mengandung sekitar 24 zat, namun yang terpenting adalah kafein (1-2,5%), hidrat
arang (7%), zat-zat asam, zat-zat pahit, lemak dan zat-zat aroma. Selain kopi
minuman lain yang mengandung kafein seperti daun teh (teh hitam dan teh hijau),
kakao, dan coklat.
untuk
berfungsi.
Dampaknya
aktivitas
otak
meningkat
dan
anjuran konsumsi dari produsen minuman berenergi adalah 2-3 kali atau setara
dengan 100-150 mg kafein seharinya. Hal ini sebenarnya beresiko terutama bila
konsumsi dari minuman berenergi masih disertai dengan minum kopi.
Biosintesis kafein dijelaskan dalam alur dibawah ini :
Nikotin dapat disintesis dari sebuah asam amino yaitu ornitin. Pada biosintesis
nikotin, cincin pirolidin berasal dari asam amino ornitin dan cincin piridin berasal
dari asam nikotinat yang ditemukan dalam tumbuhan tembakau. Gugus amino yang
terikat pada ornitin digunakan untuk membentuk cincin pirolidin dari nikotin.
TerdapatGambar
empat terminologi
utama
mengambarkan
cara penyalahgunaan
3.9 Aerosol,
salahuntuk
satu contoh
inhalansia
inhalansia, yaitu: sniffing, huffing, Bagging dan dusting (Jauch, 2010). Sniffing
merupakan suatu kaidah di mana si pengguna menghirup uap kimiawi langsung
dari wadah pembungkus yang terbuka. Huffing pula adalah penghirupan uapan
oleh mulut dan hidung dari kain yang dicelup dalam zat kimiawi. Di da lam
bagging, pengguna menyemprot zat kimiawi ke dalam kantong kertas atau plastik
dan selanjutnya menghirup uapnya dengan memasukan muka atau seluruh kepala
ke dalam kantong tersebut. Pada dusting pula, pengguna menghirup uap secara
langsung dari aerosol yang bertujuan untuk membersihkan peralatan elektronik.
Dampak penggunaan menahun toluen yang terdapat pada lem dapat
menimbulkan kerusakan fungsi kecerdasan otak.
Halusinasi.
No
1.
Pembeda
Pengertian
Narkotika
Psikotropika
zat atau obat yang berasal dari zat atau obat, baik alamiah maupun
tanaman atau bukan tanaman, sintetis
bukan
narkotika,
yang
mengurangi
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat Undang RI Nomor 5 tahun 1997 tentang
menimbulkan
ketergantungan. Psikotropika )
Macam-Macam
dan contohnya
Golongan
Psikotropika
morfin, opium
dalam
2. Narkotika
golongan
II:
yang
terapi
hanya
I:
serta
mempunyai
sindroma ketergantungan
dapat
2. Psikotropika
Psikotropika
Golongan
yang
II:
berkhasiat
adiktif
pengetahuan
atau
potensi
serta
potensi
sindroma ketergantungan.
terapi
atau
pengobatan
dan
penelitian.
Contoh:
Naltrexon
kuat
menpunyai
mengakibatkan
ritalin
Kodein,
Metadon,
3.
Psikotropika
Psikotropika
Golongan
yang
III:
berkhasiat
No
Pembeda
Narkotika
Psikotropika
dalam terapi dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi
sedang
mengakibatkan
sindroma ketergantungan
Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam
4. Psikotropika
Golongan
Psikotropika
yang
pengobatan
dan
IV
berkhasiat
sangat
luas
sindrom
Fenobarbital,
klonazepam,
klordiazepoxide,
MG).
Dampak Negatif Terdapat senyawa THC (delta-9- menimbulkan efek di otak dengan
tetrahydrocannabinol)
memiliki
nyaman.
merupakan
kerusakan
dopamin
akan
(perasaan
(vena)
rusak,
akibat
Tetanus,
gangguan-
senang
tanpa
sebab),
No
Pembeda
Narkotika
gangguan pada jantung, dada dan
tenggorokan,
menstruasi
tidak
Psikotropika
No
4.
Pembeda
Dampak Positif
Narkotika
Psikotropika
Secara medis, mengurangi rasa Kepala akan terasa ringan, rileks dan
sakit dan merangsang rasa kantuk
5.
Cara
Pembuatan/
mendapatkanny
semi-sintesis
nyaman.
1. Psikotropika alami
2. Psikotropika sintesis
(intisarinya)
agar
dapat
dimanfaatkan
dengan
bahan
baku
menggunakan
kimia
memperoleh
hasil
mempunyai
efek
sehingga
baru
yang
narkotika.
disalahgunakan
sebagai
Methadon,
5.
Efek
berikut
Naltrexon
adalah
Petidin,
dan
yang ditimbukan
untuk
terasa
hingga 12 jam
tubuh
diserap
BAB III
KESIMPULAN
1. Perbedaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif terletak pada
a. sifat ketergantungannya, yang paling membuat ketergantungan adalah narkotika,
psikotropika dan zat adiktif
b. Jenis-jenis zatnya, dimana narkotika digolongkan menjadi 3 golongan, psikotropika
digolongan menjadi 4 golongan, dan zat adiktif digolongkan menjadi 4 macam
c. Cara pembuatannya/mendapatkannya, narkotika dengan 3 cara (alami, semisintesis,
sintesis), psikotropika dan zat adiktif (alami dan sintesis)
d.
Waktu yang dibutuhkan untuk diserap tubuh, yang paling cepat terasa efek
negatifnya adalah narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
2. Dampak yang ditimbulkan dari mengkonsumsi narkotika, psikotropika dan zat adiktif
antara lain:
a. Dampak positif
Secara medis, mengurangi rasa sakit dan merangsang rasa kantuk, Kepala akan terasa
ringan, rileks dan nyaman.
b. Dampak negatif
1) Terdapat senyawa THC (delta-9-tetrahydrocannabinol) memiliki efek analgesik,
namun digunakan dengan dosis rendah tetap akan menimbulkan risiko besar untuk
kecanduan (misal pada ganja) dam terjadi kerusakan otak yang terjadi merupakan
kerusakan yang irreversible atau tak dapat diubah. Selain itu juga membuat
pemakainya menjadi malas
2) Pada morfin, Pembuluh darah balik (vena) rusak, akibat penggunaan alat suntik yang
tidak steril, Tetanus, gangguan-gangguan pada jantung, dada dan tenggorokan,
menstruasi tidak teratur dan kemandulan (pada wanita) , impotensi (pada pria),
sembelit/mulas kronis.
3) Banyaknya dopamin akan mengakibatkan gejala-gejala euforia (perasaan senang
tanpa sebab), tekanan darah dan denyut jantung meningkat, serta gelisah
4) Penggunaan lama dalam jumlah berlebihan merusak banyak organ terutama hati,
otak, jantung, gastritis, dan pendarahan lambung.
DAFTAR PUSTAKA
Jamil,
Nura.
Narkoba
Mempengaruhi
Kerja
Otak
(Online).
Diakses
http://dokumen.tips/documents/narkoba-mempengaruhi-kerja-otakpdf.html.
14April 2016 pukul19.45 WIB
Nurul.Zat
Adiktif
dan
Psikotropika
(Online).
Diakses
Diakses
http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2011/0905669/story%20board/media/ppt/PP
%20Kuliah.pptx. Diakses pada 14April 2016 pukul 19.15 WIB
Tim Penulis Kimia Umum. 2013. Kimia Umum. Surabaya :Unesa
di
di