Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Farmakalogi

Disusun Oleh :
Kelompok : 2
1. Lusi Angraeni (22124045) 10.
2. Putri Ratna Sari (2212614074) 11. Septia Ginarti (2212614086)
3. Ayu Lestari (2212614007) 12. Tri putri Amelia sari (2212614099)
4. Ayu puspita sari(2212614008) 13. Jurni Puspita Handayani (2212614038)
5. Deva Maharani (22126019) 14. Kath Manila (2212614039)
6. Deva trimar lionita(2212614021) 15. M. Bintang Permana (2212614053)
7. Devi novitasari(2212614025) 16. Lorena Agustin (2212614044)
8. 17. Yulia Atika Manurung (2212614105)
9. 18. Luthvia Anggriani (2212614046)

Dosen Pengampu :
Drs. Asrizal, Apt, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BHAKTI HUSADA BENGKULU
T.A 2021-2022

i
NARKOTIKA

A. Pengertian Narkoba
Narkotika sering disingkat dengan sebutan NAZA (Narkotika dan Zat Adiktif) atau
NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Psikotropika dan
narkotika digolongkan ke dalam obat-obatan atau zat-zat yang berbahaya bagi
kesehatan bila pemakaiannya disalahgunakan. Oleh karena itu, ketentuan mengenai
produksi, pengadaan, peredaran, serta penyaluran ekspor dan impor obatobat tersebut
diatur dalam undang-undang (Hari Sasangka: 2003). Perkataan narkotika berasal dari
bahasa Yunani “narke” yang artinya terbius sehingga tidak merasakan apa-apa.
Narkotika atau sering diistilahkan dengan “drug” adalah sejenis zat yang bisa
menimbulkan pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan
memasukkannya ke dalam tubuh (Soedjono Dirjosisworo: 1990). Dalam hukum positif,
narkotika/narkoba secara terminologi adalah setiap zat yang apabila dikonsumsi akan
merusak fisik dan akal, bahkan terkadang membuat orang menjadi gila atau mabuk. Hal
yang demikian dilarang oleh undang-undang, seperti: ganja, opium, morpin, heroin, dan
kokain.( Azar Husnain : 1984 ). Secara etimologis, narkotika atau narkoba berasal dari
bahasa Inggris narcose atau narcosis yang berarti menidurkan dan pembiusan.
( Poerwadarminta: 2002)

Peredaran narkotika di Indonesia, dilihat dari aspek yuridis, adalah sah


keberadaannya. Peraturan ini hanya melarang terhadap penggunaan narkotika tanpa izin
oleh undang-undang. Keadaan inilah dalam kenyataan empiris, oleh penggunanya
sering disalahgunakan, dan tidak untuk kepentingan kesehatan, tetapi lebih jauh dari
pada itu, dijadikan sebagai objek bisnis (ekonomi ) dan sehingga merusak mental, baik
fisik maupun psikis generasi muda.( Rendra Widjaya : 2004)

Narkotika secara farmakologik adalah opioida, tetapi menurut UU no 22, tahun


1997 narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Seiring berjalannya waktu keberadaan narkoba bukan
hanya sebagai penyembuh namun justru menghancurkan. Awalnya narkoba masih
digunakan sesekali dalam dosis kecil dan tentu saja dampaknya tak terlalu berarti.
Namun perubahan jaman dan mobilitas kehidupan membuat narkoba menjadi bagian
dari gaya hidup, dari yang tadinya hanya sekedar perangkat medis, kini narkoba mulai
tenar digaungkan sebagai dewa dunia, penghilang rasa sakit.

B. Jenis-Jenis Narkoba
Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 dijelaskan, pengertian narkotika
ialah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

1
ketergantungan Berikut golongan narkotika yang diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang
No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika:

 Narkotika Golongan I Golongan narkotika ini hanya dapat digunakan untuk


tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. 14 Contoh:
Heroin, Kokain, Daun Kokain, Opium, Ganja, Jicing, Katinon, MDMDA/Ekstasi,
dan lebih dari 65 macam jenis lainnya
 Narkotika Golongan II Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan,
namun digunakan sebagai pilihan terakhir. Selain itu, dapat digunakan untuk
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan. Mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Morfin, Petidin, Fentanil,
Metadon.
 Narkotika Golongan III Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/ atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan, serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: Kodein, Buprenorfin, Etilmorfina, Nikokodina, Polkodina, Propiram, dan
ada tiga belas macam termasuk beberapa campuran lainnya.

C. Berikut ini adalah jenis-jenis narkotika yang sering disalahgunakan di Indonesia:


1. Heroin Heroin alias diamorfin adalah hasil pengolahan morfin secara kimiawi.
Narkotika yang satu ini dapat menimbulkan efek yang lebih kuat dibandingkan
morfin itu sendiri. Beberapa efek samping yang timbul akibat penyalahgunaan
heroin atau putaw, antara lain:
 Denyut nadi melambat
 Otot melemas
 Pupil mengecil
 Rasa percaya diri hilang
 Tekanan darah menurun

2. Ganja Jenis-jenis narkotika lain yang sering disalahgunakan di Indonesia ialah


ganja. Dikenal dengan nama lain kanabis atau marijuana, ganja adalah narkotika
yang berasal dari tanaman Cannabis sativa. Ganja bisa menimbulkan efek
samping berikut ini:
 Mulut dan tenggorokan terasa sangat kering
 Sulit mengingat
 Nafsu makan meningkat
 Euforia atau rasa senang berlebih
 Denyut nadi dan jantung lebih cepat
3. Kokain Jenis-jenis narkotika yang juga tergolong sering disalahgunakan adalah
kokain, yang berasal dari tumbuhan Erythroxylum coca. Narkotika yang satu ini
mengandung zat stimulan, sehingga efek samping yang timbul adalah:
 Perasaan gelisah
 Kejang-kejang
 Selera makan menurun
 Paranoid
 Euforia atau perasaan senang berlebihan

2
4. Opium Bunga Opium Opium adalah narkotika yang terbuat dari getah tumbuhan
Papaver somniferum. Narkotika jenis ini dapat ‘diolah’ menjadi morfin dan
kodein. Beberapa efek samping yang timbul akibat penyalahgunaan opium, di
antaranya:
 Merasa sangat bersemangat
 Waktu terasa berjalan lambat
 Pusing atau mabuk
 Birahi memuncak
 Gangguan pernapasan yang dapat berujung pada kematian
5. Lysergic Acid Diethylamide (LSD) Lysergic acid diethylilamide atau LSD
bersifat halusinogen, sehingga bila disalahgunakan bisa menimbulkan efek yang
bervariasi. Beberapa efek yang mungkin muncul akibat penyalahgunaan LSD, di
antaranya:
 Rasa nikmat yang luar biasa
 Kebingungan
 Panik tiba-tiba
 Tidak bisa mengendalikan emosi
 Perubahan persepsi penglihatan, penciuman, suara, perasaan dan tempat
6. Kodein Kodein adalah satu dari jenis-jenis narkotika yang bisa dijumpai pada
obat batuk orang dewasa. Pada dosis yang tepat, kodein bisa bermanfaat. Namun,
apabila penggunaannya di luar pengawasan dokter atau disalahgunakan, efek
samping yang muncul adalah:
 Euforia atau perasaan senang berlebih
 Mual dan muntah
 Hipotensi atau tekanan darah sangat rendah
 Depresi
 Gangguan saluran pernapasan berat
7. Morfin Morfin adalah obat yang berfungsi untuk meredakan rasa nyeri derajat
parah. Obat ini memengaruhi tubuh dalam merespons sakit atau nyeri. Pada
penggunaan di bawah pengawasan dokter yang ahli, morfin bisa memberikan
manfaat. Namun, jika disalahgunakan, morfin bisa memberikan efek samping
sebagai berikut:
 Penurunan kesadaran
 Euforia atau rasa senang berlebihan
 Kebingungan
 Jantung berdebar-debar
 Mengakibatkan impotensi pada pria dan gangguan menstruasi atau haid
pada wanita
8. Sabu-sabu Sabu-sabu tergolong sebagai satu dari sekian jenis-jenis narkotika
yang paling banyak disalahgunakan di Indonesia. Sabu-sabu atau metamfetamin
adalah jenis narkotika berbentuk seperti kristal berwarna putih yang memiliki
efek stimulan. Efek samping yang bisa terjadi akibat penyalahgunaan sabu-sabu,
antara lain:
 Gangguan tidur
 Menurunnya konsentrasi hingga kehilangan ingatan
 Paranoid

3
 Detak jantung cepat
 Euforia atau sensasi bahagia yang berlebihan

Ada beberapa kondisi medis yang mengharuskan penggunaan analgesik kuat,


seperti obat golongan narkotika. Salah satunya adalah untuk mengatasi nyeri akibat
kanker alias cancer pain. Selain itu, obat jenis ini juga digunakan untuk mengatasi nyeri
pasca-operasi dan kondisi-kondisi nyeri lain yang tidak dapat ditangani dengan
analgesik yang lebih rendah potensinya.

D. Berikut adalah obat golongan narkotika yang sering digunakan dalam pelayanan
medis:

1. Morfina : Termasuk ke dalam narkotika golongan dua. Tersedia dalam bentuk


cairan untuk injeksi, serta tablet immediate release maupun controlled release.
2. Fentanil :Tersedia dalam bentuk injeksi untuk cairan juga transdermal patch
untuk ditempelkan di kulit. Sama halnya dengan morfin, obat ini termasuk
narkotika golongan dua.
3. Petidin : Tersedia dalam bentuk cairan injeksi dan juga termasuk narkotika
golongan dua.
4. Oksikodon :Juga termasuk narkotika golongan dua. Tersedia dalam bentuk
cairan injeksi maupun tablet controlled release.
5. Hidromorfon :Tersedia dalam bentuk tablet controlled release dan termasuk
pula ke dalam narkotika golongan dua.
6. Kodein : Termasuk narkotika golongan tiga dan tersedia dalam bentuk sirup
maupun tablet. Uniknya selain digunakan untuk mengatasi nyeri, kodein juga
berfungsi sebagai obat batuk karena dapat menekan pusat batuk yang ada di
otak

E. Efek Narkoba
Peredaran dan dampak narkoba saat ini sudah sangat meresahkan. Mudahnya
mendapat bahan berbahaya tersebut membuat penggunanya semakin meningkat. Tak
kenal jenis kelamin dan usia, semua orang berisiko mengalami kecanduan jika sudah
mencicipi zat berbahaya ini.
Ada banyak bahaya narkoba bagi hidup dan kesehatan, di antaranya adalah:
1. Dehidrasi Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan
elektrolit berkurang. Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus
terjadi, tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan
rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang dari dampak dehidrasi ini dapat
menyebabkan kerusakan pada otak.
2. Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba
seperti ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa menyebabkan
muntah, mual, rasa takut yang berlebih, serta gangguan kecemasan. Apabila
pemakaian berlangsung lama, bisa mengakibatkan dampak yang lebih buruk
seperti gangguan mental, depresi, serta kecemasan terus-menerus.
3. Menurunnya Tingkat Kesadaran Pemakai yang menggunakan obat-obatan
tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya justru membuat tubuh terlalu rileks
sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa kasus si pemakai tidur terus

4
dan tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat koordinasi
tubuh terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku.
4. Kematian Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai
menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal
dengan overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium, dan kokain bisa menyebabkan
tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat menimbulkan kematian. Inilah
akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan narkotika, nyawa
menjadi taruhannya.
5. Gangguan Kualitas Hidup Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi
kondisi tubuh, penggunaan obatobatan tersebut juga bisa mempengaruhi
kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja, mengalami masalah
keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti
melanggar hukum.

F. Bahaya yang timbul dari penyalahgunaan narkoba ini secara umum sebagai
berikut :
Aspek Fisik
 Gagal ginjal
 Perlemakan hati, pengkerutan hati, kanker hati
 Radang paru-paru, radang selaput paru, TBC paru
 Rentan terhadap berbagai penyakit hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV/AIDS
 Cacat janin
 Impotensi
 Gangguan menstruasi
 Pucat akibat kurang darah (anemia)
 Penyakit lupa ingatan/pikun
 Kerusakan otak
Aspek psikologis

 Emosi tidak terkendali


 Curiga berlebihan sampai pada tingkat Waham (tidak sejalan antara pikiran
dan kenyataan)
 Selalu berbohong
 Tidak merasa aman
 Tidak mampu mengambil keputusan yang wajar
 Tidak memiliki tanggung jawab

G. Pencegahan Narkoba
Faktor yang dapat mencegah remaja menggunakan narkoba :
a. Ikatan yang kuat di dalam keluarga
b. Pengawasan orang tua yang didasarkan pada aturan tingkah laku yang jelas dan
pelibatan orang tua dalam kehidupan anak/remaja
c. Keberhasilan di sekolah
d. Ikatan yang kuat di dalam institusi pro-sosial seperti keluarga, sekolah, dan
organisasiorganisasi keagamaan.
e. Menerima norma kebiasaan tentang larangan penggunaan narkoba.

5
f. Keluarga harus dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik
g. Disiplin, tegas dan konsisten dengan aturan yang dibuat
h. Berperan aktif dalam kehidupan anak-anak
i. Memonitor aktivitas mereka
j. Mengetahui dengan siapa anak/remaja bergaul
k. Mengerti masalah dan apa yang menjadi perhatian mereka
l. Orang tua harus menjadi panutan
m. Orang tua menjadi teman diskusi
n. Orang tua menjadi tempat bertanya
o. Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai keagamaan
p. Menggali potensi anak untuk dikembangkan melalui berbagai macam kegiatan.
Solusi yang dapat dilakukan ketika ada anggota keluarga yang menggunakan narkoba :

a. Berusaha tenang, kendalikan emosi, jangan marah dan tersinggung


b. Jangan tunda masalah, hadapi kenyataan, adakan dialog terbuka dengan anak
c. Dengarkan anak, beri dorongan non verbal. Jangan memberi ceramah/nasehat
berlebih
d. Hargai kejujuran
e. Jujur terhadap diri sendiri, jangan merasa benar sendiri
f. Tingkatkan hubungan dalam keluarga, rencanakan membuat kegiatan bersama-
sama keluarga
g. Cari pertolongan, cari bantuan pihak ketiga yang paham dalam menangani
narkoba atau tenaga profesional, puskesmas, rumah sakit, panti/tempat
rehabilitasi.
h. Pendekatan kepada orang tua teman anak pemakai narkoba, ungkapkan dengan
hati-hati dan ajak mereka bekerja sama menghadapi masalah

PSIKOTROPIKA

A. Pengertian Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta
merangsang susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi,
gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa
kecanduan pada pemakainya. Jenis obat-obatan ini bisa ditemukan dengan mudah di
apotik, hanya saja penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter. Efek kecanduan
yang diberikan pun memiliki kadar yang berbeda-beda, mulai dari berpotensi tinggi
menimbulkan ketergantungan hingga ringan.
Banyak pengguna yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut tanpa ijin dari dokter.
Meski efek kecanduan yang diberikan termasuk rendah, namun tetap saja bisa
berbahaya bagi kesehatan. Data menunjukkan sebagian besar pemakai yang sudah
mengalami kecanduan, dimulai dari kepuasan yang didapatkan usai mengkonsumsi zat
tersebut yang berupa perasaan senang dan tenang. Lama-kelamaan pemakaian mulai
ditingkatkan sehingga menyebabkan ketergantungan. Jika sudah mencapai level parah,
bisa mengakibatkan kematian. Penyalahgunaan dari obat-obatan tersebut juga bisa
terancam terkena hukuman penjara. Karena itulah, meski beberapa manfaatnya sangat

6
baik bagi kesehatan, namun jika berlebih dan tidak sesuai dengan anjuran dokter bisa
menyebabkan efek yang berbahaya.
sesuai dengan Undang-Undang No.5 tahun 1997 adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoatif melalui pangaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.

B. Berdasarkan pada risiko kecanduan yang dihasilkan, golongan psikotropika


dibagi menjadi 4, diantaranya adalah:
 Psikotropika Golongan 1
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini memiliki potensi yang tinggi
menyebabkan kecanduan. Tidak hanya itu, zat tersebut juga termasuk dalam
obat-obatan terlarang yang penyalahgunaannya bisa dikenai sanksi hukum.
Jenis obat ini tidak untuk pengobatan, melainkan hanya sebagai pengetahuan
saja. Contoh dari psikotropika golongan 1 diantaranya adalah LSD, DOM,
Ekstasi, dan lain-lain yang secara keseluruhan jumlahnya ada 14. Pemakaian
zat tersebut memberikan efek halusinasi bagi penggunanya serta merubah
perasaan secara drastis. Efek buruk dari penyalahgunaannya bisa
menimbulkan kecanduan yang mengarah pada kematian jika sudah mencapai
level parah.
 Psikotropika Golongan 2
Golongan 2 juga memiliki risiko ketergantungan yang cukup tinggi meski
tidak separah golongan 1. Pemakaian obat-obatan ini sering dimanfaatkan
untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Penggunaannya haruslah sesuai
dengan resep dokter agar tidak memberikan efek kecanduan. Golongan 2 ini
termasuk jenis obat-obatan yang paling sering disalahgunakan oleh
pemakaianya, misalnya adalah Sabu atau Metamfeamin, Amfetamin,
Fenetilin, dan zat lainnya yang total jumlahnya ada 14.
 Golongan 3
Memberikan efek kecanduan yang terhitung sedang. Namun begitu,
penggunaannya haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak
membahayakan kesehatan. Jika dipakai dengan dosis berlebih, kerja sistem
juga akan menurun secara drastis. Pada akhirnya, tubuh tidak bisa terjaga dan
tidur terus sampai tidak bangun-bangun. Penyalahgunaan obat-obatan
golongan ini juga bisa menyebabkan kematian. Contoh dari zat golongan 3
diantaranya adalah Mogadon, Brupronorfina, Amorbarbital, dan lain-lain yang
jumlah totalnya ada 9 jenis.
 Psikotropika Golongan 4
Golongan 4 memang memiliki risiko kecanduan yang kecil dibandingkan
dengan yang lain. Namun tetap saja jika pemakaiannya tidak mendapat
pengawasan dokter, bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya
termasuk kematian. Penyalahgunaan obat-obatan pada golongan 4 terbilang
cukup tinggi. Beberapa diantaranya bahkan bisa dengan mudah ditemukan dan
sering dikonsumsi sembarangan. Adapun contoh dari golongan 4 diantaranya
adalah Lexotan, Pil Koplo, Sedativa atau obat penenang, Hipnotika atau obat
tidur, Diazepam, Nitrazepam, dan masih banyak zat lainnya yang totalnya ada
60 jenis.

7
C. Bahaya dan Efek Psikotropika
Meski memberikan efek kecanduan, namun penggunaan zat-zat tersebut
diperbolehkan asalkan sesuai dengan resep dokter. Namun sayang, saat ini
pemakaiannya justru berlebih dan melewati dosis normal sehingga manfaat yang
diberikan justru memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Ada banyak bahaya dan
efek penyalahguaan psikotropika, beberapa diantaranya adalah:

 Stimulan
Fungsi tubuh akan bekerja lebih tinggi dan bergairah sehingga pemakainya
lebih terjaga. Kerja organ tentu menjadi berat dan jika si pemakai tidak
menggunakan obat-obatan tersebut, badan menjadi lemah. Efek kecanduan ini
menyebabkan penggunanya harus selalu mengkonsumsi zat tersebut agar
kondisi tubuh tetap prima. Contoh stimulan yang sering disalah gunakan
adalah ekstasi dan sabu-sabu.
 Halusinogen
Ini adalah efek yang sering dialami oleh pemakai dimana persepsinya menjadi
berubah dan merasakan halusinasi yang berelebihan. Contoh zat yang
memberikan efek halusinogen salah satunya adalah ganja.
 Depresan
Efek tenang yang dihasilkan disebabkan karena zat tersebut menekan kerja
sisten syaraf pusat. Jika digunakan secara berlebihan, penggunanya bisa
tertidur terlalu lama dan tidak sadarkan diri. Bahaya yang paling fatal adalah
menyebabkan kematian. Contoh zat yang bersifat depresan salah satunya
adalah putaw.

D. Manfaat Psikotropika secara Medis


Secara medis dan hukum, obat-obatan psikotropika hanya boleh digunakan sesuai
resep dan pengawasan dokter ahli. Obat-obatan tersebut biasanya digunakan untuk
mengatasi berbagai kondisi atau penyakit tertentu, seperti:

 Gangguan mental atau psikologis seperti gangguan kecemasan, depresi,


skizofrenia, dan bipolar
 Penyakit Parkinson
 Gangguan tidur, misalnya insomnia
 Sindrom kelelahan kronis

Dampak Penyalahgunaan Psikotropika


Meski secara hukum dilarang, penggunaan obat psikotropika secara ilegal atau tanpa
indikasi medis yang jelas masih cukup banyak terjadi. Beberapa jenis obat-obatan
psikotropika yang cukup sering disalahgunakan adalah sabu-sabu atau metamfetamin,
ekstasi, amfetamin, LSD, dan ganja atau mariyuana.

Jika disalahgunakan, obat psikotropika justru bisa menimbulkan efek samping yang
berbahaya, misalnya:

 Gangguan fungsi otak dan jantung


8
 Rasa kantuk yang berat
 Mual dan muntah
 Kerusakan ginjal dan liver
 Penurunan kesadaran atau koma
 Overdosis
 Infeksi akibat penggunaan jarum suntik bergantian, misalnya HIV dan hepatitis
Obat-obatan psikotropika juga bisa meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit,
seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan stroke.

Menyalahgunakan obat psikotropika tidak hanya berbahaya bagi kesehatan tubuh,


namun juga bisa menimbulkan sanksi pidana. Orang yang terbukti menggunakan,
mengedarkan, atau menghasilkan obat-obatan psikotropika secara ilegal bisa dikenai
sanksi dan hukuman sesuai dengan perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu,
disarankan untuk menghindari penggunaan obat psikotropika tanpa tujuan medis yang
jelas agar tidak terkena efek adiksi atau efek samping lainnya dan tidak berurusan
secara hukum dengan pihak yang berwenang. Jika sudah mengalami ketergantungan,
pengguna psikotropika harus menjalani rehabilitasi yang diselenggarakan oleh
pemerintah. Dalam program rehabilitasi tersebut, pengguna obat psikotropika akan
menjalani perawatan dan pendampingan dari tim dokter sertaterapis agar kecanduan
bisa diatasi

9
1

Anda mungkin juga menyukai