DZIKIR
Al Ghazali berkata :
Ketahuilah bahwa orang - orang yang memandang dengan cahaya
bashirah mengetahui bahwa tidak ada keselamatan kecuali dalam
pertemuan dengan Allah taala, dan tidak ada jalan untuk bertemu Allah
keduali dengan kematian hamba dalam keadaan mencintai Allah dan
mengenal Allah. Sesungguhnya cinta dan keakraban tidak akan tercapai
kecuali dengan selalu mengingat yang dicintai. Sesungguhnya pengenalan
kepada-Nya tidak akan tercapai kecuali dengan senantiasa berfikir tentang
berbagai penciptaan, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatanNya. Di alam
wujud ini yang ada hanyalah Allah dan perbuatan-perbuatanNya.
Sementara itu, tidak akan bisa senantiasa dzikir dan fikir kecuali dengan
berpisah dari dunia berikut syahwat-syahwatnya dan mencukupkan diri
dengannya sesuai keperluan. Tetapi itu semua tidak akan tercapai kecuali
dengan mengoptimalkan waktu-waktu malam dan siang dalam tugas-tugas
dzikir dan fikir.
Karena tabiat nafsu mudah jemu dan pesimis maka ia tidak bisa bertahan
lama dalam satu seni aktivitas yang dapat membantu melakukan dzikir
dan fikir, sehingga manusia dituntut agar memberikan kesegaran dengan
berganti-ganti dari satu seni ke seni yang lain, dari satu bentuk ke
bentuk yang lain, sesuai dengan setiap waktu agar dengan pergantian
tersebut dapat merasakan kelezatannya dan dengan kelazatan itu bisa
mempertahankan semangat dan kelangsungannya. Oleh sebab itu, wiridwirid dibagi kepada beberapa bagian yang beraneka ragam. Jadi, fikir dan
dzikir harus meliputi semua waktu atau sebagian besarnya, karena tabiat
jiwa cenderung kepada kesenangan dunia.
Jika seorang hamba mengalokasikan separuh waktunya untuk mengatur
urusan dunia dan syahwatnya yang dibolehkan misalnya sedangkan
separuh lainnya untuk berbagai ibadah, niscaya kecenderungan kepada
dunia akan lebih berat karena hal ini sesuai dengan tabiatnya.
http://imamsutrisno.blogspot.com
Dzikir Al Ghazali
Dzikir Al Ghazali
Dzikir Al Ghazali
Dzikir Al Ghazali
( y_u t
cy9$#u 4yt9$$/ /u tt t%!$#
s? u
Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di
pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. (Al
Anam : 52)
Itu semua menjelaskan kepada Anda bahwa jalan kepada Allah ialah
dengan mengatur waktu dan menyermarakkanya dengan wirid-wirid secara
ajeg. Oleh sebab itu Rasulullah saw bersabda : Hamba yang paling dicintai
Allah ialah orang-orang menjaga matahari, bulan dan bayang-bayang untuk
mengingat Allah (Diriwayatkan oleh Thabrani dan al Hakim, ia brkata :
shahih sanadnya).
Allah berfirman :
5$t7t2
ys)9$#u 9$#
Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. (Ar Rahman : 5)
W9y n=t }9$# $u=yy_ O $Y.$y n=yyfs9 u!$x s9u j9$# t y#x. y7n/u 4n<) t
s? s9r&
#ZTo $V6s% $us9) ut6s% O
Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana
Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang dan kalau Dia
menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian
Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu, kemudian
Kami menarik bayang-bayang itu kepada kami dengan tarikan yang
perlahan-lahan. (Al Furqan : 45-46)
s)9$# _B9$%x. y$t 4Lym t$ot ts% t
ys)9$#u
Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah
Dia sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk
tandan yang tua (Yasin : 39)
http://imamsutrisno.blogspot.com
Dzikir Al Ghazali
MtF$# $u=s s% 3
st79$#u hy99$# My= $p5 (#tGtJ9 tf9$# 3s9 yy_ %!$# uu
n=t 5s)9
Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu
menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut.
Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami)
kepada orang-orang yang mengetahui. (Al Anam : 97)
Janganlah anda mengira bahwa tujuan dari peredaran matahari dan bulan
dengan perhitungan yang cermat dan teratur, serta penciptaan bayangbayang, cahaya dan bintang-bintang itu, hanya untuk membantu urusan
dunia saja, tetapi juga untuk mengetahui ukuran-ukuran waktu penunaian
berbagai ketaatan dan perniagaan akhirat, sebagaimana ditegaskan dalam
firman Allah :
#Y6 y#ur& r& t
2t r& y#ur& yj9 Zx-=z u$y9$#u 9$# yy_ %!$# uu
Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang
yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.
(Al Furqan : 62)
Yakni keduanya saling silih berganti untuk menyusuli ketinggalan yang ada
pada yang lain, dan dijelaskan bahwa hal ini adalah dzikir dan syukur. Allah
berfirman :
(#tG;tGj9 Zu7 $p]9$# st#u !$u=yy_u 9$# st#u !$tysys ( tGt#u u$p]9$#u 9$# $u=yy_u
W-s? o=s &x 2u 4 z>$|t:$#u tb9$# yyt (#n=tG9u 3n/ i Ws
Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan
tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari
kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun
dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.
(Al Isra : 12)
http://imamsutrisno.blogspot.com
Dzikir Al Ghazali
Karunia yang diharapkan itu adalah pahala dan ampunan. Semoga Allah
memberikan taufiq kepada apa yang diridhai-Nya.
Said Hawwa berkata : orang yang menhendaki akhirat harus membuat
program rutin untuk dirinya berupa bacaan istighfar, tahlil, shalawat atas
Rasulullah saw dan dzikir-dzikir matsur lainnya, sebagaimana ia harus
membiasakan lisannya untuk dzikir terus menerus seperti tasbih,istighfar,
tahlil, takbir, atau hauqalah (laa haula walaa quwwata illaa billah), untuk
menambah program rutin tersebut dengan berbagai shalat, ibadah dan
amalan-amalan yang telah kami paparkan. Kesucian dan ketinggian jiwanya
akan sangat ditentukan oleh sejauh mana ia telah melaksanakan saranasarana tazkiyah, baik ia merasakannya ataupun tidak.
Dikutip dari : Buku Mensucikan Jiwa Intisari Ihya Ulumuddin Al Ghazali
oleh Said Hawwa
---------------------
http://imamsutrisno.blogspot.com