Anda di halaman 1dari 133

MENTER!

KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

SALINAN
KEPUTUSANMENTER! KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
NOMOR385/KM.6/2016
TENTANG
MODUL REKONSILIASI DATA BARANGMILIK NEGARADAN PEMUTAKHIRAN
DATA BARANGMILIK NEGARA
MENTER!KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

bahwa dalam rangka melaksanakan

ketentuan

Pasal 24

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.06/2016 tentang


Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara Dalam Rangka
Penyusunan Laporan Keuangan

Pemerintah

Pusat,

menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang


Rekonsiliasi

perlu
Modul

Data Barang Milik Negara dan Pemutakhiran

Data Barang Milik Negara;

Mengingat

1.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang


Pengelolaan

Barang Milik

Negara Republik

Negara/ Daerah

(Lembaran

Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor


5533);
2.

Peraturan

Presiden

Kementerian

Nomor 28 Tahun

Keuangan

2015

tentang

(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 51);


3.

Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 69/PMK.06/2016

tentang Tata Cara Rekonsiliasi


Dalam

Rangka

Pemerintah Pusat.

Penyusunan

Barang Milik Negara


Laporan

Keuangan

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-2-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan

KEPUTUSAN MENTERI
REKONSILIASI DATA

KEUANGAN
BARANG

TENTANG

MILIK

MODUL

NEGARA DAN

PEMUTAKHIRAN
DATABARANGMILIKNEGARA.
PERTAMA

Menetapkan Modul Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dan


Pemutakhiran
tercantum

Data

Barang

Milik Negara

sebagaimana

dalam lampiran yang merupakan

bagian tidak

terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.


KEDUA

Modul

Rekonsiliasi

Data

Barang

Milik

Negara

dan

Pemutakhiran Data Barang Milik Negara merupakan pedoman


bagi

Pengelola

Barang

dan

Pengguna

Barang

dalam

pelaksanaan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dan


Pemutakhiran Data Barang Milik Negara.
KETIGA

Modul

Rekonsiliasi

Data

Barang

Milik

Negara

dan

Pemutakhiran Data Barang Milik Negara mencakup tata cara


pelaksanaan:
a) Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dan Pemutakhiran
Data Barang Milik Negara pada Kementerian/Lembaga;
b) Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dan Pemutakhiran
Data Barang Milik Negara antara Pengguna Barang dan
Pengelola Barang;
c)

Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara pada Bendahara


Umum Negara; dan

d) Pelaksanaan Pertukaran Data Rekonsiliasi Barang Milik


Negara, Penyampaian Data Realisasi Belanja Modal, Dan
Data Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Bersumber
Dari Pengelolaan Barang Milik Negara Dalam Rangka
Penyusunan Laporan Barang Milik Negara Dan Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat.
KEEMPAT

Pada saat Keputusan Menteri ini berlaku, Peraturan Direktur


Jenderal Kekayaan Negara Nomor PER-07 /KN/2009 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Rekonsiliasi Data BMN Dalam Rangka

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA

-3-

Penyusunan Laporan BMN dan LKPP dan Peraturan Direktur


Jenderal Kekayaan Negara Nomor PER-01/KN/2014 tentang
Perubahan
Negara

Atas Peraturan

Nomor

Pelaksanaan

Direktur

PER-07 /KN/2009

Rekonsiliasi

Data

Jenderal
tentang

BMN

Kekayaan

Tata

Dalam

Cara
Rangka

Penyusunan Laporan BMN dan LKPP dicabut dan dinyatakan


tidak berlaku.
KELI MA

Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:
1.

Menteri Keuangan;

2.

Menteri/Pimpinan Lembaga;

3.

Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, para Direktur


Jenderal,

dan

para

Kepala

Badan

di

lingkungan

Kementerian Keuangan;
4.

Kepala Biro Hukurn, Sekretariat Jenderal Kementerian


Keuangan;

5.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, para


Direktur

dan

para

Tenaga Pengkaji di lingkungan

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;


6.

Para

Kepala

Kantor

Wilayah

Direktorat

Jenderal

Kekayaan Negara;
7.

Para Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan


Lelang.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 November 2016
a.n.

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTUR JENDERAL KEKAYAANNEGARA,

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretaris Ditjen Kekayaan Negara
u.b.
Kepala Bagian Umum,
~

Pa.rtol~
NIP 19680323 198803 1 004

ttd.
SONNY LOHO

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN MENTER! KEUANGAN
NOMOR 385/KM.6/2016
TENT ANG
MODUL REKONSlLIASl DATA
BARANG MlLIK NEGARA DAN
PEMUTAKHJRAN DATA BARANG
MlLIK NEGARA

GAMBARAN UMUM
MODUL REKONSILIASIDATA BARANG MILIK NEGARA DAN
PEMUTAKHIRAN DATA BARANG MILIK NEGARA

A.

LATAR BELAKANG

Data Barang Milik Negara (BMN) merupakan unsur data yang memiliki
peranan penting dalam rangka penyusunan laporan keuangan yang baik dan
andal. Oleh karena itu, penyajian data BMN, baik dalam Laporan BMN,
maupun dalam Laporan

Keuangan Pemerintah Pusat menjadi hal yang

penting, khususnya dalam rangka meningkatkan keandalan laporan.


Dalam rangka menjaga keakuratan dan keandalan data BMN yang
disajikan dalam Laporan BMN dan Neraca Pemerintah Pusat, diamanatkan
perlunya dilakukan Rekonsiliasi Data BMN, baik antara unit akuntansi barang
dan unit akuntansi

keuangan di Kementerian/Lembaga,

Kementerian/ Lembaga selaku

Pengguna Barang

maupun antara

dan Direktorat Jenderal

Kekayaan Negara selaku Pengelola Barang. Selain itu, diamanatkan juga untuk
dilaksanakannya Rekonsiliasi Data BMNpada Bendahara Umum Negara, yakni
antara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara selaku Pengelola Barang dan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan selaku penyusun Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat.
Rekonsiliasi Data BMN memegang peranan yang cukup penting dalam
rangka meminimalisasi terjadinya perbedaan pencatatan yang berdampak pada
validitas dan akurasi data yang disajikan dalam laporan BMN dan laporan
keuangan. Oleh karena itu, agar rekonsiliasi data BMN tersebut terlaksana
dengan baik, maka perlu diatur suatu aturan yang lebih rinci dalam bentuk
tata cara pelaksanaan Rekonsiliasi Data BMN sebagai pedoman bagi para
pelaku dalam melaksanakan Rekonsiliasi Data BMN.
Dalam rangka menindaklanjuti temuan pemeriksaan Badan Pemeriksa
Keuangan, diamanatkan perlunya dilakukan koreksi pencatatan BMN dalam
kegiatan Pemutakhiran Data BMN. Pemutakhiran Data BMN dilakukan antara
unit akuntansi barang dan unit akuntansi keuangan pada setiap jenjang

MENTER! KEUANGAN
REPUBUK INDONESIA

-2 -

pelaporan Kementerian/Lembaga.
B.

RUANG LINGKUP

Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN dibagi dalam


beberapa jenjang dan kelompok sebagai berikut:
1.

Rekonsiliasi

Data

BMN

dan

Pemutakhiran

Data

BMN

pada

Kernenterian /Lembaga, melipu ti:


a. Rekonsiliasi Tingkat Satuan

Kerja antara Unit Akuntansi Kuasa

Pengguna Barang (UAKPB) dan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna


Anggaran (UAKPA);
b. Rekonsiliasi Tingkat Wilayah antara

Unit

Akuntansi Pembantu

Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) dan Unit Akuntansi Pembantu


Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W);
c. Rekonsiliasi Tingkat Eselon 1 antara

Unit Akuntansi Pembantu

Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPB-El) dan Unit Akuntansi Pembantu


Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA-El );
d. Rekonsiliasi Tingkat

Pengguna antara Unit Akuntansi Pengguna

Barang (UAPB) dan Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA).


2.

Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN antara Pengguna


Barang dan Pengelola Barang, meliputi:
a. Rekonsiliasi Tingkat Satuan

Kerja antara

Unit Akuntansi Kuasa

Pengguna Barang (UAKPB) dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara


dan Lelang (KPKNL);
b. Rekonsiliasi Tingkat

Wilayah antara

Unit Akuntansi

Pembantu

Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) dan Kantor Wilayah Direktorat


Jenderal Kekayaan Negara;
c. Rekonsiliasi Tingkat Eselon

1 antara

Unit Akuntansi Pembantu

Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPB-El) dan Kantor Pusat Direktorat


Jenderal Kekayaan Negara c.q. Direktorat yang tugas dan fungsinya
meliputi Penatausahaan BMN, dalam hal diperlukan;
d. Rekonsiliasi Tingkat Pusat antara Unit Akuntansi Pengguna Barang

MENTERIKEUANGAN
REPUBLJK INDONESIA

-3 -

(UAPB) dan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara c.q.


Direktorat yang tugas dan fungsinya meliputi Penatausahaan BMN.
3.

Rekonsiliasi Data BMN pada Bendahara Umum Negara, meliputi:


a. Rekonsiliasi Tingkat Daerah antara

Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang (KPKNL)dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan


Negara (KPPN);
b. Rekonsiliasi Tingkat Wilayah antara

Kantor Wilayah

Direktorat

Jenderal Kekayaan Negara dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal


Perbendaharaan;
c.

Rekonsiliasi Tingkat Pusat


Negara

c.q.

Penatausahaan

Direktorat

antara
yang

Direktorat Jenderal

tugas

dan

Kekayaan

fungsinya

meliputi

BMN dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

c.q.

Direktorat yang tugas dan fungsinya meliputi akuntansi dan pelaporan


keuangan.
C.

KEBIJAKAN REKONSILIASI

DATA BMN DAN PEMUTAKHIRAN DATA

BMN
1.

Ketentuan Umum
a. Pelaksanaan Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN
tidak menghapus kewajiban penyarnpaian laporan oleh masing-rnasing
unit organisasi sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
b. Pelaksanaan Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN
dapat dilaksanakan
ataupun

dalam

bentuk

pertemuan

secara

langsung

dalam bentuk penyampaian data dan konfirmasi secara

elektronis, namun tidak menghapus keharusan penyusunan

Berita

Acara Rekonsiliasi sesuai ketentuan yang berlaku.


c. Pelaksanaan Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN
dapat dilaksanakan

secara manual atau dengan bantuan

berupa

penggunaan aplikasi, baik yang sudah ada maupun yang khusus


dalam rangka pelaksanaan Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran
Data

BMN. Hasil

pelaksanaan

Rekonsiliasi

Data

BMN

dan

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-4 -

Pemutakhiran

Data BMN yang dituangkan


BMN dan

Pemutakhiran

dalam Berita Acara

Rekonsiliasi

Data

Data

BMN harus

dibubuhkan

tanda tangan dan cap basah maupun tanda tangan

secara elektronik (digital signature).


2.

Pelaksanaan Rekonsiliasi Data BMNpada Kementerian/Lembaga


a. Rekonsiliasi Data BMN dilaksanakan dengan memperhatikan jadwal
penyampaian

laporan

ke Kementerian

Keuangan

dan

struktur

organisasi masing-rnasing Kementerian/Lembaga, khususnya terkait


dengan unit akuntansi barang dan unit akuntansi keuangan pada
masing-rnasing Kernen terian / Lembaga.
b. Dalam hal

suatu

unit

organisasi

Kementerian/Lembaga hanya

memiliki salah satu dari unit akuntansi barang atau unit akuntansi
keuangan, maka pelaksanaan rekonsiliasi dapat ditiadakan. Namun
demikian, pengecualian ini tidak menghapus kewajiban penyusunan
dan penyampaian laporan sesuai ketentuan

dan peraturan

yang

berlaku.
c. Dalam hal Kementerian/Lembaga hanya memiliki satu satuan kerja
(satker KP), maka pelaksanaan rekonsiliasi pada tingkat wilayah dan
eselon-I dapat ditiadakan. Namun demikian, pengecualian ini tidak
menghapus kewajiban penyusunan dan penyampaian laporan sesuai
ketentuan yang berlaku. Berita Acara Rekonsiliasi tingkat satuan kerja
menjadi lampiran dari Laporan Barang Kuasa Pengguna Barang
(LBKP),Laporan Barang Pengguna Barang Eselon I (LBP-EI),dan
Laporan Barang Pengguna (LBP).
d. Dalam hal

suatu

UAPPB-W pada

suatu

Kementerian/Lembaga

hanya memiliki satu satuan kerja, maka pelaksanaan

rekonsiliasi

tingkat wilayah dapat ditiadakan. Namun demikian, pengecualian ini


tidak menghapus kewajiban penyusunan dan penyampaian laporan
sesuai ketentuan

yang berlaku. Berita Acara Rekonsiliasi tingkat

satuan kerja disampaikan juga kepada UAPPB-EI, Kanwil DJKN dan


Kanwil DJPB dan menjadi lampiran dari LBKPdan LBP-W.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-5 -

e.

Dalam

hal

dilikuidasi

terdapat

UAKPB/UAPPB-W /UAPPB-El/UAPB

maka pelaksanaan

rekonsiliasi

UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-El /UAPB

atau

UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-El/UAPB

yang

tetap

dilakukan

yang
oleh

Penanggung

Jawab

menyelesaikan

proses

likuidasi sampai dengan diterbitkannya Laporan Keuangan Likuidasi


dan Neraca Likuidasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang mengatur tata cara pelaksanaan likuidasi entitas akuntansi dan
entitas pelaporan pada Kementerian/Lembaga.
3.

Pelaksanaan Rekonsiliasi Data BMNdan Pemutakhiran Data BMNantara


Pengguna Barang dan Pengelola Barang
a. Rekonsiliasi Data BMN dilakukan dengan memperhatikan jadwal
penyampaian

laporan

dan

struktur

organisasi

masing-masing

Kernenterian /Lem baga.


b. Rekonsiliasi Data BMN pada tingkat eselon-I bersifat tidak wajib dan
tidak bersifat meniadakan keharusan pelaksanaan rekonsiliasi tingkat
pusat.
c. Dalam hal Kementerian/Lembaga secara ketentuan tidak memiliki
unit organisasi yang bertindak selaku UAPPB-W, maka pelaksanaan
rekonsiliasi tingkat wilayah dapat ditiadakan.
d. Dalam hal Kementerian/Lembaga hanya memiliki satu satuan kerja
(satker KP), maka pelaksanaan rekonsiliasi pada tingkat wilayah dapat
ditiadakan.
e. Dalam hal

suatu

UAPPB-W pada

suatu

Kementerian/Lembaga

hanya memiliki satu satuan kerja, maka pelaksanaan

rekonsiliasi

tingkat wilayah dapat ditiadakan.


f.

Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN untuk satuan


kerja perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dilakukan antara
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I (UAPPB-El) dan
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Kantor Pusat
DJKN) c.q.

Direktorat

Penatausahaan BMN.

yang

tugas

dan

fungsinya

meliputi

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-6-

g. Dalam

hal

dilikuidasi

terdapat

UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-El/UAPB

maka pelaksanaan

rekonsiliasi tetap

UAKPB/UAPPB-W /UAPPB-El/UAPB

atau

UAKPB/UAPPB-W /UAPPB-El/UAPB

yang

dilakukan

yang
oleh

Penanggung

Jawab

rnenyelesaikan

proses

likuidasi sampai dengan diterbitkannya Laporan Keuangan Likuidasi


dan Neraca Likuidasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang mengatur tata cara pelaksanaan likuidasi entitas akuntansi dan
entitas pelaporan pada Kementerian/Lembaga.
D.

BAGAN ALUR REKONSILIASI

DATA BMN

Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN sangat berkaitan dengan pelaksanaan


pelaporan BMN, baik subyek, objek, maupun waktu pelaksanaan. Oleh karena
itu, alur pelaksanaan rekonsiliasi secara umurn dapat digambarkan dalam
bagan sebagai berikut:
Bagan I.D.1
Alur Rekonsiliasi Data BMN

,-------------~
1

r--------------

, .... J

[".. . ......

I
I
I

UA?B

DJ?B

: L._----..,.-----'

I
I

...-----+.

~----
I
I

:
!

UAP?B-El

UAPA

I
I

--'

I
I

UAPPAE1

!..-----.

---! ..... 1........

--.:

I
I
-KAN---'->W-.Il..~
I
I -KA!\---'-i'VW-il!..~

1--. ...i.

DJKN

'-----.~:--'

.... :

_.

I
KPKNL

I
...

-L__------~.
- - . . -J- - - - - -

.J

~~'----.
KP?:\

~-

l - - - - - - - - -- - - ...
t

'----------- -- ----- - - - --- - - - -

-- - - -- -- -

Keterangan
: Alur Pelaporan
.........................

-----1-l--- -

~--'L--~

DVPB

: Alur Rekonsiliasi

-----

.!

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-7 E.

JADWAL REKONSILIASIDATA BMN

1.

Rekonsiliasi Data BMN pada Kementerian/Lembaga:


a. tingkat Satuan Kerja, antara UAKPB dan UAKPA, dilakukan setiap:
1) bulan sebelum tanggal penyampaian Laporan Keuangan kepada
KPPN;
2) semester sebelum tanggal penyampaian Laporan Barang Kuasa
Pengguna (LBKP) kepada KPKNL;
b. tingkat wilayah, antara UAPPB-W dan UAPPA-W, dilakukan setiap
semester sebelum tanggal penyampaian Laporan Barang Pengguna
Wilayah (LBP-W) kepada Kantor Wilayah DJKN;
c. tingkat eselon-I, antara UAPPB-EI dan UAPPA-EI, dilakukan setiap
semester sebelum tanggal penyampaian Laporan Barang Pengguna
Eselon I (LBP-EI) kepada Kantor Pusat DJKN (opsional);
d. tingkat pusat, antara UAPB dan UAPA, dilakukan setiap semester
sebelum tanggal penyampaian Laporan Barang Pengguna (LBP) kepada
Kantor Pusat DJKN.

2.

Penyampaian

Laporan

Barang

Pengguna/Kuasa

Pengguna

dan

pelaksanaan Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN antara


Pengguna Barang dan Pengelola Barang Semester I
Unit
Organisasi

Terima

Proses dan
Rekonsiliasi

Kirim

UAKPB

s.d 10 Juli

12 Juli 2XX1

14 Juli 2XX1

4 hari

18 Juli 2XX1

2 hari

UAPPB-El

20 Juli 2XX1

2 hari

22 Juli 2XX1

1 hari

UAPB

23 Juli 2XX1

3 hari

26 Juli 2XX1

0 hari

Menteri
Keuangan

Pengiriman
2 hari

UAPPB-W

Waktu

26 Juli 2XX1

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-8 3.

Penyampaian
Laporan
Barang
Pengguna/Kuasa
Pengguna
dan
pelaksanaan Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN antara
Pengguna Barang dan Pengelola Barang Tahunan
Unit
Terima
Proses dan
Kirim
Waktu
Organisasi
Rekonsiliasi *)
Penziriman
s.d. 17 Januari
20 Januari
UAKPB
2XX2

t
UAPPB-W

t
UAPPB-El

3 hari
23 Januari
2XX2

6 hari

29 Januari
2XX2
4 hari

02 Februari
2XX2

6 hari

08 Februari
2XX2

t
UAPB

t
Menteri
Keuangan

2 hari
10 Februari
2XX2

18 hari

Tanggal
terakhir
Februari

Tanggal
terakhir
Februari
2XX2

0 hari

2XX2
*) Rekonsiliasi semester II dan tahunan.

4.

Pelaksanaan
Semesteran

Rekonsiliasi

Data

BMN pada

Bendahara

Umum

Negara

BMN pada

bulan Agustus 2X.Xl


Bendahara
Umum Negara

KPPN

KPKNL

Kanwil DJKN
KPDJKN

5.

Pelaksanaan
Tahunan

Rekonsiliasi

Data

KPPN
18 s.d 21

KPKNL

Januari

Kanwil DJKN
KPDJKN

bulan Maret 2XX2

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-9-

6.

Dalam hal tanggal sebagaimana angka 2, 3, 4, dan 5 di atas jatuh pada


hari libur, penyampaian Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna dan
pelaksanaan

Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data

BMN

dilaksanakan paling lambat pada hari kerja sebelumnya.


7.

Dalam hal jadwal pelaksanaan Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran


Data BMN bertepatan dengan libur nasional yang ditetapkan oleh
Pemerintah, penyesuaian jadwal pelaksanaan Rekonsiliasi Data BMN dan

Pemutakhiran Data BMN dilakukan melalui surat pemberitahuan oleh


Direktur Jenderal Kekayaan Negara.
Keterangan:
Tahun 2X.Xl adalah untuk tahun anggaran berjalan,
Tahun 2XX2 adalah untuk satu tahun setelah tahun anggaran berakhir (tahun
anggaran berikutnya).
a.n.

MENTER!KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTUR JENDERALKEKA Y AAN NEGARA,
ttd.
SONNYLOHO

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretaris Ditjen Kekayaan Negara
u.b.
Kepala Bagian Umum,

to lo/-

IP 19680323 198803 1 004

LAMPRAN n
KEPUTUSAN MENTER! KEUANGAN
NOMOR 385/KM.6/2016

TENTANG
MODUL REKONSILIASI DATA
BARANG MILIK NEGARA DAN
PEMUTAKHlRAN DATA BARANG
MILIK NEGARA

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DAN


PEMUTAKHIRAN DATA BARANG MILIK NEGARA PADA
KEMENTERIAN/LEMBAGA

DALAM RANGKA PENYUSUNAN

LAPORAN BARANG PENGGUNA/KUASA PENGGUNA DAN


LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

A. JENJANG REKONSILIASI
1.

Rekonsiliasi

Data BMN dan Pemutakhiran

Data BMN pada Kementerian/

Lembaga (K/ L) dibagi dalam beberapa jenjang sebagai berikut:


a. Tingkat satuan kerja, antara unit akuntansi kuasa pengguna barang
(UAKPB) dan unit akuntansi kuasa pengguna anggaran (UAKPA);
b. Tingkat wilayah, antara

unit akuntansi

pembantu

wilayah (UAPPB-W) dan unit akuntansi pembantu

pengguna

barang

pengguna anggaran

wilayah (UAPPA-W);
c. Tingkat eselon I, antara unit akuntansi
eselon I (UAPPB-El)

pembantu

dan unit akuntansi pembantu

pengguna

barang

pengguna anggaran

eselon I (UAPPA-El);
d. Tingkat pengguna, antara unit akuntansi pengguna barang (UAPB) dan
unit akuntansi pengguna anggaran (UAPA).
2. Penerapan

Rekonsiliasi

Data

BMN

pada

K/L

pada

setiap

jenjang

disesuaikan dengan struktur organisasi masing-rnasing K/L.


3.

Rekonsiliasi Data BMN pada K/L pada tingkat wilayah dan eselon I bersifat
opsional sesuai dengan struktur organisasi masing-masing K/L.

B. REKONSILIASI DATA BMN K/L PADA TINGKAT SATUAN KERJA


1. Dokumen sumber rekonsiliasi
a. Laporan

Barang

Kuasa

data BMN tingkat Satuan Kerja

Pengguna

pada

UAKPB beserta

Arsip Data

Komputer
b. Laporan Keuangan (LK) tingkat UAKPA, beserta Arsip Data Komputer.
c.

Neraca tingkat satuan kerja.

d.

Dokumen transaksi BMN, meliputi:

L,'

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 11 -

1) Surat Perintah Membayar (SPM)realisasi belanja pembentuk BMN;


2) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) realisasi belanja pembentuk
BMN;
3) Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) yang bersumber dari pengelolaan
BMN;
e.

Dokumen pengelolaan BMN meliputi keputusan pengelolaan BMN oleh


Pengelola

Barang/Pengguna

perundang-undangan

yang

Barang
mengatur

sesuai

dengan

pendelegasian

peraturan
kewenangan

pengelolaan BMN dan peraturan perundang-undangan yang mengatur


pengelolaan BMN di Perwakilan RI di luar negeri, dan Kuasa Pengguna
Barang untuk

satker Perwakilan RI di luar negeri sesuai dengan

peraturan perundang-undangan

yang mengatur pengelolaan BMN di

Perwakilan RI di luar negeri.


f.

Berita Acara Serah Terirna terkait transaksi Transfer Masuk/Keluar dan


transaksi Hibah, jika terdapat transaksi Transfer Masuk/Keluar dan
transaksi Hibah.

g. Serita Acara Stock Opname Persediaan.


h. Laporan Keuangan Audited periode sebelumnya.
i.

Untuk Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN periode


Semester 2, ditambahkan dokumen sebagai berikut:
1) Laporan

Hasil

(BPK/ APIP),
perubahan

yang

Pemeriksaan/Laporan
memuat

Pemeriksaan

rekomendasi yang

auditor

mengakibatkan

saldo awal, jika ada rekomendasi BPK/ APIP yang

mengakibatkan perubahan saldo awal.


2) Surat/Edaran kepada K/L yang berisi kebijakan Menteri Keuangan
c.q. DJKN/DJPB dalam rangka penyusunan LKPP/LBMN, jika ada
kebijakan Menteri Keuangan yang mengakibatkan perubahan saldo
awal.
J.

Dokumen lainnya yang diperlukan, meliputi tetapi tidak terbatas pada:


1) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), khususnya yang terkait
BMN;

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 12 -

2) Daftar SPM/SP2D pembentuk BMN periode berjalan;


3) Surat Usulan Penghapusan BMN yang disebabkan karena Rusak
Berat/Hilang dari Pengguna Barang kepada Pengelola Barang sesuai
dengan

peraturan

perundang-undangan

yang

mengatur

pendelegasian kewenangan pengelolaan BMN;


4) Surat Usulan Penghapusan BMN yang disebabkan karena Rusak
Berat/ Hilang dari Kuasa Pengguna Barang
Barang

sesuai

dengan

peraturan

kepada

Pengguna

perundang-undangan

yang

mengatur pendelegasian kewenangan pengelolaan BMN;


5) Surat Usulan Persetujuan Hibah BMN atas BMN yang dari awal
perolehannya

dimaksudkan

untuk

dihibahkan

termasuk

yang

berasal dari Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.


2. Ketentuan

umum pelaksanaan

rekonsiliasi

data BMN tingkat

Satuan

Kerja

a. Rekonsiliasi tingkat satuan kerja terdiri atas:


1) rekonsiliasi saldo awal;
2) rekonsiliasi dan pemutakhiran data transaksi periode berjalan;
3) rekonsiliasi pengelolaan BMN.
b. Hasil rekonsiliasi berupa nilai BMNyang disepakati dituangkan dalam
Berita Acara Rekonsiliasi dengan format sebagaimana diatur dalam
Tabel 1, 2, dan 3 Keputusan Menteri ini, dengan dilampiri:
1) Register Pengiriman/Penerimaan Data SIMAK-BMN ke SAK, yang
telah ditandatangani oleh petugas SIMAK-BMNdan petugas SAK;
2) Posisi BMN di Neraca dalam LBKP, yang telah ditandatangani oleh
pejabat penanggung jawab UAKPB atau yang dikuasakan

sesuai

ketentuan yang berlaku;


3) Neraca dan Laporan Operasional periode berjalan,

yang telah

ditandatangani oleh pejabat penanggung jawab UAKPAatau yang


dikuasakan sesuai ketentuan yang berlaku;
4) Data dan dokumen lain yang dianggap pen ting.
c. Berita

Acara

Rekonsiliasi

ditandatangani

oleh

penanggung

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 13 -

jawab/petugas UAKPBdan UAKPA.


d. Berita Acara Rekonsiliasi merupakan

lampiran dari LBKP dan LK

tingkat UAKPAyang disampaikan oleh satuan kerja kepada KPPN,


KPKNL, dan unit akuntansi pada jenjang di atasnya.
e.

Dalam hal pada saat rekonsiliasi terjadi perbedaan nilai BMN antara
UAKPBdan UAKPAmaka nilai BMNyang diakui adalah nilai BMN yang
didasarkan pada dokumen sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Perbedaan

nilai BMN antara

UAKPB dan UAKPA tersebut

harus

dijelaskan dalam Larnpiran Berita Acara Rekonsiliasi.


f.

Dalam

hal

mengharuskan

pada

saat

rekonsiliasi

terjadi

koreksi

data

yang

dilakukannya perbaikan atas LBKP atau LK tingkat

UAKPA,maka LBKP atau LK tingkat UAKPAharus diperbaiki dan


disusun ulang serta ditandatangani oleh penanggung jawab UAKPB
atau UAKPA, untuk kemudian disampaikan kepada unit akuntansi
jenjang berikutnya dan KPKNL/KPPN.
g. Koreksi atas LBKP atau LK tingkat UAKPA dilaksanakan

sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.


3. Unsur data rekonsiliasi data BMNtingkat Satuan Kerja
a. BMN yang disajikan dalam Berita Acara Rekonsiliasi adalah rincian
BMN intrakomptabel menurut perkiraan/ akun neraca sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, meliputi:
1) Aset Lancar
- Persediaan
2) Aset Tetap
-

Tanah

Peralatan dan Mesin

Gedung dan Bangunan

Jalan, Irigasi dan Jaringan

Aset Tetap Lainnya

Konstruksi Dalam Pengerjaan

Akumulasi Penyusutan atas Aset Tetap

MENTERIKEUANGAN
REPUBUK INDONESIA

- 14 -

3) Aset Lainnya
-

Kemitraan Dengan Pihak Ketiga

Aset Tak Berwujud

Aset Lain-Lain, berupa Aset tetap yang Tidak Digunakan


Operasi Pemerintahan

dan Aset Lain-Lain berupa BMN

Akumulasi Penyusutan

Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud

atas Aset Lainnya

4) BMN yang telah dilakukan


Daftar

Barang

reklasifikasi keluar dari Neraca ke dalam

sebagaimana

perundang-undangan

Dalam

diatur

dalam

ketentuan

peraturan

di bidang BMN.

b. BMN ekstrakomptabel disajikan dalam Berita Acara sebesar total nilai


BMN tersebut.

Penyajian secara rinci dilakukan

pada LBKP periode

berjalan.

4. Periode pelaksanaan rekonsiliasi data BMNtingkat Satuan Kerja


Rekonsiliasi

Data BMN tingkat satuan

kerja antara

UAKPB dan UAKPA

dilakukan setiap bulan dan setiap semester. Akan tetapi, agar LBKP dan LK
tingkat

UAKPA Tahunan

rekonsiliasi

untuk

yang disusun

periode tahunan.

andal

dan

akurat,

dilakukan

Adapun periode rekonsiliasi

adalah

sebagai berikut:
a. Setiap bulan, sebelum dilakukan

rekonsiliasi

antara UAKPA dan KPPN,

sesuai jadwal pada Lampiran I Keputusan Menteri ini.


Misalnya, rekonsiliasi bulanan untuk
bulan

Nopember

2016,

di dalam Berita

Acara Rekonsiliasi disajikan:


b. Setiap semester,

dalam rangka penyusunan

I. PERIODE

1l1l;l1l6
<periode>

LBKP semesteran

<tahun>

dan LK

tingkat UAKPAsemesteran sebelum dilakukan rekonsiliasi antara satuan


kerja dan BUN, sesuai jadwal pada Lampiran I Keputusan

Menteri ini.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 15 Misalnya, rekonsiliasi semesteran untuk

I. PERIODE

Semester II Tahun 2016, di dalam Berita

sl2l;l1l6
<periode>

Acara Rekonsiliasi disajikan:


c. Setiap tahun,

dalam rangka penyusunan

penyusunan

dan LK tingkat UAKPA tahunan

sebelum dilakukan

satuan

jadwal

kerja

dan

BUN,

sesuai

pada

<tahun>

LBKP tahunan

rekonsiliasi

Lampiran

antara

I Keputusan

Menteri ini.
Misalnya, rekonsiliasi tahunan untuk

I. PERIODE

Tahun 2016, di dalam Berita Acara

9191/1116
<periode>

Rekonsiliasi disajikan:

<tahun>

5. Prosedur rekonsiliasi saldo awal dalam rangka Rekonsiliasi Data BMN


tingkat Satuan Kerja
a.

Saldo awal merupakan

nilai BMN dalam LBKP dan LK tingkat UAKPA

untuk posisi per tanggal 1 periode rekonsiliasi data BMN.


Misalnya:
1) Rekonsiliasi
Nopember

bulanan:
20xx,

rekonsiliasi

suatu

satuan

kerja

bulan

maka saldo awal LBKP dan LK tingkat

UAKPA

adalah nilai BMN per 1Nopember20xx.


2) Rekonsiliasi
tahun

semesteran:

rekonsiliasi

suatu satuan

kerja semester II

20xx, maka saldo awal LBKP dan LK tingkat UAKPA adalah

nilai BMN per 1 Juli 20xx.


3) Rekonsiliasi

tahunan:

rekonsiliasi

suatu

satuan

kerja

tahun

anggaran 20xx, maka saldo awal LBKP dan LK tingkat UAKPA adalah
nilai BMN per 1 Januari 20xx.
b.

Pada prinsipnya, tidak diperkenankan adanya perubahan/koreksi


saldo awal BMN yang tersaji dalam LBKP dan/atau

nilai

LK tingkat UAKPA

Audited.
c.

Nilai saldo awal BMN periode Semester


dilakukan

perubahan/koreksi,

BMN dengan

data

tidak dapat

kecuali dalam rangka penyesuaian

BMN yang tercantum

Audited periode sebelumnya.

1 dan tahunan

dalam

laporan

data

keuangan

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 16 -

d. Nilai saldo awal BMN periode Semester 2, yang merupakan nilai saldo
akhir periode semester 1, tidak dapat dilakukan perubahan/koreksi,
kecuali dalam hal:
1)

Terdapat rekomendasi BPK/ APIP yang mengakibatkan perubahan


saldo awal BMNperiode Semester 2; dan/ atau

2) Terdapat kebijakan Menteri Keuangan c.q. DJKN/DJPB dalam


rangka penyusunan LKPP/LBMN yang mengakibatkan perubahan
saldo awal BMN periode Semester 2.
e.

Dalam hal terjadi perubahan/koreksi nilai saldo awal BMN yang


mengakibatkan

inkonsistensi

nilai

perubahan/koreksi dimaksud harus


dijelaskan

dalam

lampiran

saldo

awal

BMN,

maka

disajikan sebagai koreksi dan

yang merupakan

bagian yang

tidak

terpisahkan dari Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN.


6. Prosedur rekonsiliasi periode berjalan dalam rangka Rekonsiliasi Data
BMNtingkat Satuan Kerja
a. Rekonsiliasi dilakukan dengan mencocokkan data transaksi BMN yang
diinput dalam SIMAK-BMNtingkat UAKPB dan SAK tingkat UAKPA
pada periode yang sama. Misalnya: rekonsiliasi bulan Nopember 20xx
dilakukan dengan mencocokkan data transaksi

BMN yang diinput

dalam SIMAK BMNdan SAKpada bulan Nopember 20xx.


b. Transaksi periode berjalan adalah transaksi-transaksi yang terjadi
dalam 1 (satu) periode rekonsiliasi yang harus

dicatat/ dibukukan

sebagai bagian dari pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan


pemerintah pusat.
c. Rekonsiliasi transaksi periode berjalan terdiri dari:
1) Rekonsiliasi transaksi keuangan pembentuk BMN, dan
2) Pemutakhiran data transaksi pembentuk BMN dari perolehan lainnya
yang sah.
3) Pemutakhiran data transaksi pengurang BMN.
d. Rekonsiliasi transaksi

keuangan pembentuk BMN adalah kegiatan

pencocokan data realisasi belanja APBN pembentuk BMN, meliputi:

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 17 -

1) Transaksi belanja modal, dan


2) Transaksi belanja bukan belanja modal.
e. Rekonsiliasi transaksi keuangan pembentuk BMN dimaksudkan untuk
melakukan pencocokan antara nilai realisasi belanja pembentuk BMN
pada SAK dengan nilai mutasi tambah BMN intrakomptabel yang
berkenaan dengan realisasi belanja APBN pada SIMAK-BMN selama
periode berjalan. Pencocokan dilakukan dengan cara membandingkan
data SPM dan SP2D pembentuk BMNantara hasil olahan SAKdan hasil
olahan SIMAK-BMN.
f.

Pencocokan data SPM dan SP2D pembentuk BMN antara SAK dan
SIMAKBMNmeliputi:
1) Nilai SPM/SP2D pembentuk BMN periode berjalan menurut jenis
belanja modal hingga 4 (empat) digit mata anggaran pengeluaran,
kecuali belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan hingga 5 (lima) digit
mata anggaran pengeluaran;
2) Nilai SPM/SP2D pembentuk BMN periode berjalan menurut jenis
akun neraca BMN.

g. Proses pencocokan data SPM/SP2D pembentuk BMN antara SAK dan


SIMAK-BMN,

sekurang-kurangnya

informasi mengenai penambahan

harus

menyajikan

data

dan

nilai BMN intrakomptabel

yang

diperoleh dari realisasi belanja modal periode berjalan menurut jenis


belanja modal hingga 4 (empat) digit mata anggaran pengeluaran
kecuali belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan hingga 5 (lima) digit
mata anggaran pengeluaran disertai daftar SPM/SP2D belanja modal
pembentuk BMN intrakomptabel.
h. Rekonsiliasi

data

mengungkapkan

transaksi

keuangan

ketidaksesuaian

yang

pembentuk
ditemukan

BMN harus
dalam

proses

pencocokan data, yang sekurang-kurangnya meliputi:


1) Nilai BMNyang diperoleh dari realisasi belanja bukan belanja modal
menurut jenis belanja bukan belanja modal hingga 2 (dua) digit mata
anggaran

pengeluaran disertai daftar SPM/SP2D belanja bukan

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 18 -

belanja modal pembentuk BMN.


2) Nilai realisasi

belanja

modal

hingga

periode

berjalan

yang

belum/tidak membentuk nilai BMN intrakomptabel untuk tiap-tiap


jenis

belanja

modal

hingga

(empat)

digit mata

anggaran

pengeluaran kecuali belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan hingga


5 (lima) digit mata anggaran pengeluaran disertai daftar SPM/SP2D
belanja modal termasuk namun tidak terbatas pada:
-

realisasi belanja modal pembentuk BMNekstrakomptabel

realisasi belanja modal yang tidak terkapitalisasi sebagai BMN


intrakomptabel

3) Nilai realisasi belanja modal pembentuk BMN yang tidak sesuai


antara jenis belanja modal dan jenis akun neraca menurut jenis
belanja modal hingga 4 (empat) digit mata anggaran pengeluaran
kecuali belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan hingga 5 (lima) digit
mata anggaran pengeluaran disertai daftar SPM/SP2D belanja modal
pembentuk BMN.
i.

Pemutakhiran data transaksi pembentuk BMN dari perolehan lainnya


yang sah dilakukan dalam rangka pengiriman data mutasi BMN dari
SIMAK-BMN oleh UAKPB kepada

SAK oleh UAKPA. Rekonsiliasi

transaksi pembentuk BMN dari perolehan lainnya yang sah meliputi


mutasi tambah BMNtermasuk di dalamnya tapi tidak terbatas pada:

j.

1)

Hibah masuk BMN;

2)

Transfer masuk BMN;

3)

Tukar menukar BMN.

Pemutakhiran data transaksi pengurang BMNdilakukan dalam rangka


pengiriman data mutasi BMNdari SIMAK-BMN
oleh UAKPBkepada SAK
oleh UAKPA.Rekonsiliasi transaksi pengurang BMN meliputi mutasi
kurang BMNperiode berjalan termasuk di dalamnya tapi tidak terbatas
pada:
1)

Hibah keluar BMN;

2)

Transfer keluar BMN;

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 19 3)

Tukar menukar BMN;

4)

Alih Status Penggunaan BMN;

5)

Akumulasi Penyusutan

6)

Akumulasi Amortisasi BMN;

7)

Penghapusan

BMN;

BMN.

k. Termasuk dalam rekonsiliasi dan pemutakhiran


berjalan adalah rekonsiliasi

data transaksi

periode

pengelolaan BMN yang berpengaruh

pada

transaksi akrual yang meliputi:


Pemanfaatan

1)

BMN berupa Sewa BMN

Pada saat menerima pembayaran

2)

sewa BMN, dilakukan pemisahan

antara pendapatan

sewa BMN dan sewa BMN diterima di muka.

Pemindahtanganan

BMN berupa Hibah BMN keluar dan Penjualan

BMN
Pada

saat

terjadi

Hibah

BMN keluar

atau

Penjualan

BMN,

diberikan informasi terkait beban pelepasan aset.


7. Prosedur rekonsiliasi

data PNBP yang bersumber dari pengelolaan

BMN

tingkat Satuan Kerja


a.

Rekonsiliasi

data

Penerimaan

Negara

Bukan

bersumber dari Pengelolaan BMN dimaksudkan


1)

Melakukan

Pajak

(PNBP)

yang

untuk:

pencocokan data PNBP yang bersumber dari pengelolaan

BMN antara:
-

Laporan

Keuangan

SAK berdasarkan

berupa

Laporan

dokumen

sumber

Realisasi
sesuai

Anggaran

ketentuan

pada
seperti

Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) PNBP dari pengelolaan BMN,


dan
-

Dokumen

sumber

kegiatan

pengelolaan

BMN

yang

terkait

dengan PNBP seperti risalah lelang, kontrak/ perjanjian, putusan


pengadilan, dan lain sebagainya.
2) Menyiapkan data dan informasi sebagai bahan penyusunan
PNBP yang
penatausahaan

harus
BMN.

disampaikan

oleh

UAKPB dalam

Laporan
rangka

MENTERIKEUANGAN
REPUBUK INDONESIA

- 20 -

b. PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN meliputi semua jenis


PNBP yang dihasilkan dari semua jenis kegiatan pengelolaan BMN,
berupa:
1) Pemanfaatan BMN;
2) Pemindahtanganan BMN;
3) Penghapusan BMN;dan/atau
4) Penerimaan lainnya, yang antara lain meliputi namun tidak terbatas
pada:
- Penerirnaan yang diperoleh dari pembayaran tagihan tuntutan
ganti rugi yang terkait dengan BMN,
- Penerimaan yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang
terkait BMN,
- Penerirnaan yang diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan aparat
pengawas fungsional yang terkait dengan BMN,
- Penerimaan

yang

diperoleh

sebagai

akibat

dari

kegiatan

penggunaan BMN.
c.

Rekonsiliasi PNBP yang bersumber dari Pengelolaan BMN sekurangkurangnya mengungkapkan:


1) Nilai PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN periode berjalan
menurut jenis penerimaan
2) Data

SSBP yang mengakibatkan

PNBP yang

bersumber

dari

pengelolaan BMN periode berjalan.


C. REKONSILIASI DATA BMN K/L TINGKAT WILAYAH, TINGKAT ESELON
I, DAN TINGKAT PUSAT

Prosedur Rekonsiliasi Data BMNK/L tingkat wilayah, tingkat eselon I dan


tingkat pusat dilaksanakan

sebagaimana rekonsiliasi pada tingkat satuan

kerja, berdasarkan hasil penghimpunan


akuntansi yang berada di lingkup wilayahnya.
1.

Dokumen sumber rekonsiliasi

data BMN

a. Serita Acara Rekonsiliasi Data BMN;

data

dan

informasi

dari unit

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 21 -

b. Laporan Barang Kuasa Pengguna/Pengguna-Wilayah/Pengguna-Eselon


I beserta ADK;
c.

LK tingkat UAPPA-W/LK tingkat UAPPA-El/LK tingkat UAPA, beserta


ADK; dan

d. Dokumen lain yang dianggap perlu.


2. Ketentuan umum rekonsiliasi

data BMN

a. Rekonsiliasi data BMN terdiri atas:


1) rekonsiliasi saldo awal;
2) rekonsiliasi dan pemutakhiran data transaksi periode berjalan;
3) rekonsiliasi pengelolaan BMN.
b. Hasil rekonsiliasi berupa nilai BMN yang disepakati dituangkan dalam
Berita Acara Rekonsiliasi dengan format sebagaimana diatur dalam
Tabel 1, 2, dan 3 Keputusan Menteri ini, dengan dilampiri:
1) Posisi BMN di Neraca dalam LBP/LBP-El/LBP-W periode berjalan,
yang

telah

ditandatangani

oleh

pejabat

penanggung

jawab

UAPB/UAPPB-El/UAPPB-W atau yang dikuasakan;


2) Neraca dan

Laporan Operasional

ditandatangani

periode berjalan, yang telah

oleh pejabat penanggung

jawab

UAPA/UAPPA-

El /UAPPA-W atau yang dikuasakan;


3) Data dan dokumen lain yang dianggap penting.
c. Berita

Acara

Rekonsiliasi

ditandatangani

oleh

penanggung

jawab/petugas unit akuntansi barang dan unit akuntansi keuangan,


a tau pejabat/ staf.
d. Berita Acara Rekonsiliasi merupakan lampiran dari Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga (LKKL) dan LBP yang disampaikan oleh UAPPAW kepada Kanwil DJPB, UAPPB-W kepada Kanwil DJKN, UAPPA-El dan
UAPA kepada Kantor Pusat DJPB, serta UAPPB-El dan UAPB kepada
Kantor Pusat DJKN dan unit akuntansi pada jenjang di atasnya.
e.

Dalam hal pada saat rekonsiliasi terjadi perbedaan nilai BMN antara
UAPPB-W/UAPPB-El/UAPB

dan

UAPPA-W/UAPPA-El/UAPA

maka

nilai BMN yang diakui adalah nilai BMN yang didasarkan pada

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 22 dokumen sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.


BMN

antara

El/UAPA

UAPPB-W /UAPPB-El/UAPB

tersebut

harus

dijelaskan

dan

dalam

Perbedaan nilai
UAPPA-W /UAPPA-

Lampiran

Berita

Acara

data

yang

Rekonsiliasi.
f.

Dalam

hal

pada

saat

rekonsiliasi

mengharuskan dilakukannya
atau LKKL harus
oleh

jawab

koreksi

perbaikan atas LBP atau LKKL, maka LBP

diperbaiki dan disusun

penanggung

disampaikan

terjadi

UAKPB

kepada unit akuntansi

ulang serta ditandatangani

atau

UAKPA,

jenjang

untuk

berikutnya

kemudian

serta Kanwil

DJKN/DJPB dan Kantor Pusat DJKN/DJPB.


g. Koreksi atas LBP atau LKKL dilaksanakan

sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.


3. Unsur data Rekonsiliasi Data BMN
a.

BMN yang disajikan

dalam Berita Acara Rekonsiliasi

adalah

rincian

BMN intrakomptabel

menurut perkiraan/ akun neraca sesuai peraturan

perundang-undangan

yang berlaku, meliputi:

1) Aset Lan car


- Persediaan
2) Aset Tetap
-

Tanah

Peralatan dan Mesin

Gedung dan Bangunan

Jalan, Irigasi dan Jaringan

Aset Tetap Lainnya

Konstruksi Dalam Pengerjaan

Akumulasi Penyusutan

atas Aset Tetap

3) Aset Lainnya
-

Kemitraan Dengan Pihak Ketiga

Aset Tak Berwujud

Aset Lain-Lain,

berupa Aset tetap yang Tidak Digunakan

Operasi Pemerintahan

dan Aset Lain-Lain berupa BMN

Dalam

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 23 -

Akumulasi Penyusutan atas Aset Lainnya

Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud

4) BMN yang telah dilakukan


Daftar

Barang

sebagaimana

perundang-undangan

secara

diatur

dalam

ketentuan

peraturan

di bidang BMN.

b. BMN ekstrakomptabel
Penyajian

reklasifikasi keluar dari Neraca ke dalam

disajikan dalam Berita Acara berupa total nilai.

rinci dilakukan

pada LBP/LBP-El/LBP-W

periode

berjalan.

4. Periode pelaksanaan Rekonsiliasi Data BMN


Rekonsiliasi data BMN K/L pada tingkat wilayah, eselon I dan Pengguna
dilakukan

setiap

semester.

Akan

tingkat UAPPA-W /LK tingkat

tetapi,

agar LBP-W /LBP-El/LBP

UAPPA-El/LK

tingkat

dan LK

UAPA Tahunan

yang

disusun andal dan akurat, dilakukan rekonsiliasi tahunan.

5. Prosedur rekonsiliasi saldo awal


a.

Saldo awal merupakan

nilai BMN dalam LBP dan LKKL per tanggal 1

periode rekonsiliasi data BMN.


b. Rekonsiliasi

saldo awal dilakukan

dengan membandingkan

akhir BMN periode rekonsiliasi sebelumnya


BMN periode

rekonsiliasi

menurut

akun

dengan
neraca

nilai saldo

nilai saldo awal


dan

per

satuan

kerj a/ wilayah / eselon-I.


c.

Pada prinsipnya, tidak diperkenankan

adanya perubahan/koreksi

nilai

saldo awal BMN yang tersaji dalam LBP dan/ a tau LKKL Audited.
d. Nilai saldo awal BMN periode Semester
dilakukan

perubahan/koreksi,

BMN dengan

data

BMN

1 dan tahunan

tidak dapat

kecuali dalam rangka penyesuaian data

yang tercantum

dalam

laporan

keuangan

Audited periode sebelumnya;


e.

Nilai saldo awal BMN periode Semester 2, yang merupakan


akhir periode semester

1, tidak dapat dilakukan

nilai saldo

perubahan/koreksi,

kecuali dalam hal:


1)

Terdapat rekomendasi BPK/ APIP yang mengakibatkan perubahan


saldo awal BMN periode Semester 2; dan/atau

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 24 -

2)

Terdapat kebijakan Menteri Keuangan c.q. DJKN/DJPB dalam


rangka penyusunan LKPP/LBMN yang mengakibatkan perubahan
saldo awal BMNperiode Semester 2.

f.

Dalam hal terjadi perubahan/koreksi nilai saldo awal BMN yang


mengakibatkan

inkonsistensi

nilai

perubahan/koreksi dimaksud harus


dijelaskan

dalam

lampiran

saldo

awal

BMN,

maka

disajikan sebagai koreksi dan

yang merupakan

bagian yang

tidak

terpisahkan dari Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN.


6. Prosedur rekonsiliasi dan pemutakhiran data transaksi periode berjalan
a. Rekonsiliasi periode berjalan dimaksudkan untuk mencocokkan data
transaksi

periode berjalan

yang

terkait

dengan

BMN

termasuk

penyusutan dan amortisasi pada SIMAK-BMNdan SAK.


b. Transaksi periode berjalan adalah transaksi-transaksi
dalam 1 (satu) periode rekonsiliasi yang harus

yang terjadi

dicatat/ dibukukan

sebagai bagian dari pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan


pemerintah pusat.
c. Rekonsiliasi periode berjalan dilakukan dengan melakukan pencocokan
data:
1) nilai mutasi periode berjalan

BMN termasuk penyusutan dan

amortisasi pada SIMAK-BMN


dengan perubahan nilai BMN termasuk
penyusutan dan amortisasi pada neraca SAK; atau
2) nilai saldo akhir BMN per perkiraan/ akun neraca pada neraca
SIMAK-BMNdengan

nilai saldo akhir

BMN pada

neraca SAK

termasuk penyusutan dan amortisasi.


d. Pencocokan data dalam rangka rekonsiliasi periode berjalan dilakukan
menurut perkiraan/akun neraca per UAKPB/UAPPB-W /UAPPB-EI yang
berada dalam lingkup wilayah kerja masing-rnasing sesuai dengan
jenjang pelaporan.
e. Termasuk dalam rekonsiliasi dan pemutakhiran data transaksi periode
berjalan adalah rekonsiliasi pengelolaan BMNyang berpengaruh pada
transaksi akrual yang meliputi:

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 25 1)

Pemanfaatan BMN berupa Sewa BMN


Pada saat menerima pembayaran sewa BMN, dilakukan pemisahan
antara pendapatan sewa BMNdan sewa BMNditerima di muka.

2)

Pemindahtanganan BMN berupa Hibah BMN keluar dan Penjualan


BMN
Pada saat

terjadi Hibah

BMN keluar

atau

Penjualan BMN,

diberikan informasi terkait beban pelepasan aset.


7. Prosedur rekonsiliasi data PNBPyang bersumber dari pengelolaan BMN
a. Rekonsiliasi data

PNBP yang bersumber dari

Pengelolaan BMN

dimaksudkan untuk melakukan pencocokan data PNBP antara:


1) LKKL berupa Laporan Realisasi Anggaran pada SAK; dan
2) LBP berupa Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN
dari unit akuntansi barang.
b. PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN meliputi semua jenis
PNBP yang dihasilkan dari semua jenis kegiatan pengelolaan BMN,
berupa:
1) Pemanfaatan BMN;
2) Pemindahtanganan BMN;
3) Penghapusan BMN;
4) Penerimaan lainnya, yang antara lain meliputi namun tidak terbatas
pada:
Penerimaan yang diperoleh dari pembayaran tagihan tuntutan
ganti rugi yang terkait dengan BMN;
Penerimaan yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang
terkait BMN;
Penerimaan yang diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan aparat
pengawas fungsional yang terkait dengan BMN; dan
Penerimaan

yang

diperoleh

sebagai

akibat

dari

kegiatan

penggunaan BMN.
c.

Rekonsiliasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber


dari Pengelolaan BMNdilakukan dengan melakukan pencocokan antara

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA

- 26 data nilai PNBP dalam Laporan PNBP dari UAPPB-W /EI atau UAPB dan
nilai PNBP dalam Laporan Realisasi Anggaran dari UAPPA-W/EI atau
UAPA.
d. Pencocokan

data dalam rangka rekonsiliasi

jenis penerimaan

PNBP dilakukan

menurut

per UAKPB/UAPPB-W /UAPPB-EI yang berada dalam

wilayah kerja sesuai jenjang pelaporan.

Format

Berita

sebagaimana

Acara

Rekonsiliasi

tingkat

wilayah,

eselon

I,

dan

pusat

diatur dalam Tabel 1, 2, dan 3 Keputusan Menteri Keuangan ini.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA

- 27 TABEL 1
FORMAT BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BMN DAN PEMUTAKHIRAN
DATA BMN LINGKUP KEMENTERIAN/LEMBAGA
PADA TINGKAT SATKER/WILAYAH/ESELON l/PENGGUNA
KOP SURAT
SERITA ACARA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DAN
PEMUTAKHIRAN DATA BARANG MTLIK NEGARA
PADA
<I>
..
PERIODE
<2>
.
NOMOR:
<3>
.
Pada hari ini
<4> , tanggal
<5> bulan
<6>
tahun
<7>
, bertempat di
<8>
kami yang bertanda tangan di bawah ini:
I.
Nama
:
<9>
.
NIP
:
<10>
..
Jabatan
:
<11>
.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama penanggungjawab unit akuntansi barang pada
............. <L>
, untuk selanjutnya disebut Pihak Pertama;

n.

Nama
:
<12>
.
NIP
:
<13>
.
Jabatan
:
<14>
.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama penanggungjawab unit akuntansi keuangan
pada
<l>
, un tu k selanju mya disebu t Pihak Ked ua;
menyatakan bahwa telah melakukan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara (BMN) pada lingkup
.........................
<!>
dengan cara membandingkan data BMN pada LBKP/LBPW /LBP-El/LBP yang disusun oleh unit akuntansi barang dengan LK tingkat UAKPA/LK tingkat UAPPAW /LK tingkat UAPPA-El/LK
tingkat UAPA yang disusun oleh unit akuntansi keuangan untuk periode
...............
<15>
, dengan hasil sebagai berikut:
I. Hasil Rekonsiliasi Data BMN:
No
(11
I
A
l
B
1

2
3
4
5

Akun Neraca

Nilai BMN Periode ...<15> ...


Saldo Awa!

Mutasi

Saldo Akhir

121
POSISI BMN DI NERACA
ASET LANCAR
Persediaann
ASETTETAP
Tanah

Peralatan dan Mesin


Geduna dan Baneunan
Jalan, Irigasi, dan .Jarinzan
Aset Teran Lainnva

Konstruksi Dalam Penaeriaan

7
C
1
2

Akumu/asi Penuusutan Aset Tetao


ASET LAINNYA
Kemicraan denzan Pi.hak Ketiza
Aset Tak Berwuiud

Aset Lain-Laino

4
5
ll
A

Akumulasi Penin1sutan alas Asel Lainn11a


Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwuiud
BMN NON NERACA
EKSTRAKOMPTABEL

BMNEkstrakomotabel

Akumulasi Pennisulan Ekstrakommabel


BPYBDS
BARANG HILANG
BARANG RUSAK BERAT
ASET BMN EKS DK/TP SEBELUM TA 2011
Total n-rn
1) Nilai mutasi Persediaan yang disajikan berupa selisih antara saldo akhir dan saldo awal Persediaan;
2) Nilai yang disajikan hanya nila1 Aset Tetap yang Tidak: Digunakan Dalam Operasi Pemeriruahan: Aset Tak
Berwujud yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemerin1ahan, da11 Asel Lain-lain berupa BMN;
Rincian terlampir.
2
B
C
D
E

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 28 -

KOP SURAT
II. Hal-hal penting lainnya mengenai data BMN terkait penyusunan LBKP/LSP-W/LBP-El /LSP*) dan LK
tingkat UAKPA/ LI< tingkat UAPPA-W/Ll( tingkat UAPPA-El /LK tingkat UAPA*) disajikan dalam
Lampiran Serita Acara ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Serita Acara ini.
Demikian Serita Acara ini dibuat unruk bahan penyusunan Laporan BMN dan LKPP periode
................. <IS>
, dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
!>

..

<14>

..

.................. <9>
NIP
< 10>

.
..

..

<12>
< 13>

..

.................

<I

NIP

Mengetahui,
Kepala Kantor/Bekretaris Utama/Sekretaris Jenderal/Deputi*) ....... <1

..........................

NIP/NRP

*) pilih salah satu yang paling sesuai

< 16>

<17>

.
..

> .....

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 29 -

CARAPENGISIANFORMATSERITAACARA
REKONSILIASI
DATABMNDANPEMUTAKHIRAN DATABMN
LINGKUP KEMENTERIAN
f LEMBAGA
PADATINGKATSATKERfWILAYAHfESELON If PENGGUNA
1.

Diisi

dengan

nama

unit

organisasif instansi

(nama

Satuan

KerjafWilayahfEselon If KementerianfLembaga).
2.

Diisi dengan

periode

rekonsiliasi

dan

tahun

anggaran,

misalnya

pelaksanaan rekonsiliasi semester I TA 2016, maka diisi dengan Semester


I Tahun Anggaran 2016.
3.

Diisi dengan nomor berita acara.

4.

Diisi dengan hari waktu pernbuatan berita acara.

5.

Diisi dengan tanggal waktu pembuatan berita acara.

6.

Diisi dengan bulan waktu pembuatan berita acara.

7.

Diisi dengan tahun waktu pembuatan berita acara.

8.

Diisi dengan tempat pembuatan berita acara.

9.

Diisi dengan nama penanggung jawab unit akuntansi

barang atau

pejabatf staff petugas.


10. Diisi dengan

NIP penanggung jawab unit

akuntansi

barang

a tau

pejabatf staff petugas.


11. Diisi dengan jabatan

penanggung jawab unit akuntansi

barang atau

pejabatf staff petugas.


12. Diisi dengan nama penanggung jawab unit akuntansi

keuangan atau

pejabatf staff petugas.


13. Diisi dengan NIP penanggung jawab unit akuntansi

keuangan atau

pejabatf staff petugas.


14. Diisi dengan jabatan penanggung jawab unit akuntansi keuangan atau
pejabatf staff petugas.
15. Diisi dengan periode pelaksanaan
rekonsiliasi bulan Januari

rekonsiliasi data

BMN. Misalnya

tahun anggaran 2016, maka diisi dengan

"Bulan Januari Tahun Anggaran 2016".


16. Diisi dengan nama pimpinan unit organisasifinstansi.
17. Diisi dengan NIP f NRP pimpinan unit organisasif instansi.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 30 -

TABEL 2
FORMAT LAMPIRAN DERITA ACARA
REKONSILIASI DATA BMN DAN PEMUTAKHIRAN DATA BMN
LINGKUP KEMENTERIAN/LEMBAGA
PADA TINGKAT SATKER/WILAYAH/ESELON I/PENGGUNA
LAMPIRAN DERITA ACARA

n,

I. TANDA TANGAN

REKONSILIASI

PERIODE

I
keuangan

barang

<bulan/smt/ thn>

<tahun>

III. UNIT ORGANISASI

1. Kode

I-I

-ebagian anggaran>

-eeseton- J >

-I

I I I I-I

<v.ilayah>

I I

I-I I I

<satuan kerja>

I-I

<jems

kewe-

<pcmbantu>

naneans

2. Nam a

IV. SALDO AKHIR PERIODE YANG LALU YANG MENJADI SALDO AWAL UNTUK PERIODE BERJALAN
NO
11 I
I
A

1
'R

1
?

"

1n

r:
I

f"!o.41,.-...rr

,..,..IS\

-.
A,..-

. - .

,di,...,....,.

--- .

....

-[>~-=---'---

i<nn~..., ,i,~; n.,1-Jl.C>t:'.'1'TAINNYA

u--=---A--

n-,----

AL-.,~

,;,.~
.

...

Dn.,----

AINm A~
DMV NON NER
t:'.JCC>Tl:!-

i.ro JI.

"''---'---,nt<>h.,l
Alr.1m

y~

'"

,,;n.l,,;n*\
Alr..n

QMN

v-=--

RP~n
AL-.,.n

14\

1'Pt"'n 1->:n--

1',.k

A 'U' - DM11J

l\1: ........:_

AL-.,.n
A~,,.

A~"'

('

C>n.

irilYac;

Tolal"'l

4
c;;

'R

l~l

rf<"::ln n,...._ ...... -""In

AL-.~

?.
:'!

7
TT
JI.
1
?

A~"

AL-.'m

1n

A"

" .. 1(

'l'"n<>h

1?1

'DnC>TC>T DM11J nr ,.,..,..,


A(lf:'.T T 111r4l)
D .... -- ... 4i2 ........
A SF.'1' TF.'I'"' 'D

uAAV 1\l'f:'.l)A~

n_

~ - -

,.,,

DADAllJI"!. JITI ll!r.


DA1:>ANG DTTC><\1(Rl:'l:! ..T
Jl.C>t:'.'1' RMlll' F.llC> nu /TP

<'\'C'D'C'T.TTM TA "'",

TOTAL (1+11)
*) Nilai yang disajikari hanya rular Asel Tetap yang Tidak Digunakan Dalam Operast Pemenntahan, Asel Tak

Berwujud

yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan, dan Asel Lam-lain berupa BMN.

.....

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 31 V. DATA KOREKSI SALDO AWAL NILAI BMN

NO

PERKIRAAN NERACA

(1)

(2)

POSIS! BMN DI NERACA

ASETLANCAR

Persediaan

ASETTETAP

Tanah

Peralatan dan Mesin

KOREKSI

SALDO AWAL
SEBELUM
KOREKSI

TAMBAH

KURANG

SALDO AWAL
SETELAH
KOREKSI

(3)

(4)

(5)

(6) : (3) + (4) - (5)

Akum. Pen11Usutan

Oeduna dan Banzunan

Akum. Penuusutan

Jalan irizasi dan Jarine:an

Akum. Penuusutan

Aset Tetao lainnva

Ak.-um. Penuusutan

10

Konstruksi Dalam Penzeriaan

ASET LAINNYA

Kemitraan Denzan Pihak Ketiaa


Akum. Penuusutan

Aset Tak Berwuiud

3
4

Akum. Amortisasi

Aset Lain-lain*}

Akum. Penuusutan

Akum. Amortisasi

II

BMN NON NERACA

EKSTRAKOMPTABEL

BMNEkstrakomotabel
Akum. Penuusutan

2
B

BPYBDS

BARANG HILANG

BARANG RUSAK BERAT

ASET BMN EKS DK/TP


SEBELUM TA 2011

TOTAL 11+11)
Nilai koreksi Persediaan: yang disajikan berupa selisih aruara saldo awal setelah koreksi dan saldo awal
sebelum koreksi;
21 Nilai yang disajikan hanya rulai Aset Tetap yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan, Aset Tak
Ii

,..,
__

;.,,.,

"nnn

7'irlnk- nim nnl.-nn

nnt..,m

nn,--- .. -

.L_n

_, __

LI

~D1

I n;n_/..,;n

hD~

nn

RMN

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 32 UT

01:'.l.T.TQ

NO

PERK.IRAAN NERACA

Ill

(21

I
A

cn ....... - ...

"uD~

8ELA11JA

BELANJA MODAL

ft'ITWl&M

--

- -

---&

141

131

TOTAL
151 - 131 + 141

POSISI BMN DI NERACA


ASETLANCAR

Persediaan

ASETTETAP

Tanah

2
3

Peralatan rt""

4
5
6
7
8

M .. c::in

Ak"llm. Penm<>11tan

,.i,,,. .

r. ..<i11na

Baneurian

1ra11
P ...
.Jalan irizasi dan Iarinzan
.41-. '""'.
.41-. ,.,.,

Penin"'' itan

Aset TPt"'" lainnva


.41 .. m. Penn'""'an

I( onstn I kc::i Dalarn


ASET LAINNY A

Kernirraan Denzan Pihak Ketiza

10

AJ,-,,.,.,

Aset Tak Berwuiud


AJ.-i1m

4
5
7
II
A

BMN NON NERACA


EKSTRAKOMPTABEL

BMN Ekstrakomotabel
.41-.1m. Pen ..~-~~

2
B

c
D

Am,.,,..;.,,...,;

Aset Lain-Iain *I
.41-.m. Pen'"'""1an
.41-. m A mortisasi

fi

Penzeriaa n

Pen ~utan

..

BPYBDS
BARANG HILANG
BARANG RUSAK BERAT
ASET BMN EKS DK/TP SEBELUM TA
2011
TOTAL

n-m

*) Niku yang disa)lkan hanya ntlar Asel Tetap yang Tidak Dtgunakan Dalam Operasr Pemenntahan, Asel Tak
Berwu]Ud yang Ttdak: Drgunakan Dalam Operast Pemenruahan, dan Asel Lain-lam berupa BMN

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 33 -

VII. DATATRANSAKSI BMN PEMBENTUK BMN DARI PEROLEHAN


PENGURANG BMN
a. MUTASI TAMBAH BMN

LAINNYA YANG SAH DAN

NO

PERKIRAAN NERACA

JENIS TRANSAKSI

(1)

KUANTITAS

(2)

NIL AI

{3}

(4)

(5)

PERKIRAAN NERACA

JENIS TRANSAKSI

KUANTITA.S

NILAI

121

(3)

Tao ah

Peralatan dan Mesin

Ost .....

Transfer Masuk
Hibah Masuk
..... dst
Transfer Masuk
Hibah Masuk
..... dst
Dst.....

TOTAL

b. MUTASI KURANG BMN


NO
(1)

Tanah

Transfer Keluar
Hibah Keluar

Peralatan dan Mesin

Dst.....

Transfer Keluar
Hibah Keluar
..... dst
Ost .....

(4)

(5)

..... dst

TOTAL

c PENYUSUTAN BMN
NO

PERKIRAAN NERACA

JENIS TRANSAKSI

NIL AI

(1)

(2)

(3)

(4)

Peralatan dan Mesin

Gedune: dan Banzunan

Dst. ....

Penvusutao Pertama Kali


Penvusutan Traosaksional
Penvusutan Rezuler
Penvu sutan Pertama Kali
Penvu sutan Transaksional
Penvusutan Rezuler

Ost .....
TOTAL

d AMORTISASI BMN
NO

PERKIRAAN NE.RACA

JENIS TRANSAKSI

NILAI

(I)

(2)

(3)

(4)

Peranzkat Lunak Komputer /Software!

Franchise

Ost.....
TOTAL

Amortisasi Pertama Kali


Amortisasi Transaksional
Amortisasi Rezuler
Amortisasi Pertama Kali
Amortisasi Transaksional
Amortisasi Rezuler
Dst.. ...

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 34 -

VIII. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) PENGELOLAAN BMN

Jumlah penerimaan

negara bukan pajak (PNBP) yang berasal dari

pengelolaan BMN pada periode ... <bulari ... I semester ... /tahunan
Tahun Anggaran

<20x.x>

adalah sebesar Rp

> ...

dengan rincian

sebagai berikut:
a
IX.

PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN

Saldo awal periode ... <bulan ... I semester


Anggaran

... <20x.x>...

terdapat

selisih

... /tahunan

antara

>...

Tahun

penyajian nilai BMN

menurut LBKP/LBP-W /LBP-El/LBP dan LK tingkat UAKPA/LK tingkat


UAPPA-W/LK tingkat UAPPA-El/LK tingkat UAPA sebesar Rp ... dengan
rincian penjelasan sebagai berikut:
a

Terdapat koreksi audit dari BPK/ APIP sebesar Rp .. .. dengan rincian


penjelasan sebagai berikut:
a

..

Terdapat perubahan

saldo awal BMN

periode

Semester

Anggaran ... <20x.x>...sebesar Rp ... yang diakibatkan

II Tahun

karena Laporan

Hasil Pemeriksaan / Laporan Pemeriksaan auditor (BPK/ APIP) dan/ a tau


Surat/Edaran kepada K/L yang berisi kebijakan Menteri Keuangan c.q.
DJKN/DJPB dalam rangka penyusunan LKPP/LBMN untuk saldo awal
BMN semester II dengan rincian penjelasan sebagai berikut:
a

..

Terdapat selisih nilai antara total mutasi tambah BMN berupa Aset Tetap
dan Aset Lain-lain berupa Aset Tak Berwujud selama periode berjalan
(pembelian

BMN,

penyelesaian

pembangunan

BMN

langsung,

pengembangan BMN langsung, perolehan KDP dan pengembangan KDP)


dengan total realisasi belanja modal sebesar Rp .... dengan rincian
penjelasan sebagai berikut:
a

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 35 CARA PENGISIAN FORMAT LAMPIRANBERITA ACARA


REKONSILIASI DATA BMN DAN PEMUTAKHIRAN DATA BMN
LINGKUP KEMENTERIAN/LEMBAGA
PADA TINGKAT SATKER/WILAYAH/ESELON
I/PENGGUNA
I.

TANDA TANGAN
Diisi dengan tanda tangan penanggung jawab unit akuntansi keuangan
dan unit akuntansi barang a tau pejabat/ staf.

II.

PERIODE
Diisi dengan periode pelaksanaan
b.

rekonsiliasi sebagai berikut:

Dua digit awal diisi dengan 2 digit bulan untuk rekonsiliasi bulanan,
S 1 atau

82 untuk semester I a tau semester II, atau

diisi dengan

angka 99 untuk tahunan,


c.

III.

Dua digit akhir diisi dengan 2 digit tahun.

UNIT ORGANISASI
Diisi

dengan

rekonsiliasi

kode
sesuai

dan

nama

jenjang

unit

unit

organisasi

organisasi

yang

pelaksanaan

menjalankan
rekonsiliasi

(UAKPB / UAPPB-W /UAPPB-E 1 / UAPB).

IV.

SALDO AKHIR PERIODE

YANG LALU YANG MENJADI SALDO AWAL

UNTUK PERIODE BERJALAN


Untuk pelaksanaan

rekonsiliasi

pertama kali, rekonsiliasi

saldo awal

BMN harus menyajikan nilai BMN menurut LBKP/LBP-W /LBP-El/LBP


dan LK tingkat UAKPA/LK tingkat UAPPA-W /LK tingkat UAPPA-El/LK
tingkat UAPA berdasarkan

saldo akhir BMN periode sebelumnya.

Kolom dan baris dalam tabel diisi dengan nilai saldo akhir periode yang
lalu yang menjadi saldo awal periode berjalan menurut

SAK, SIMAK-BMN

dan kesepakatan

nilai kesepakatan

nilai diantara keduanya. Diharapkan

adalah nilai menurut

SAK maupun SIMAK-BMN sehingga tidak terdapat

selisih diantara keduanya.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 36 -

Dalam hal terjadi perbedaan, maka nilai yang disepakati sebagai nilai
saldo awal dalam pelaksanaan rekonsiliasi data BMN harus disajikan
pada

bagian

pengungkapan

lain-lain

dengan

disertai

penjelasan

mengenai perbedaan yang ada.


V.

DATAKOREKSIAUDITSALDO AWALNILAIBMN
Pada prinsipnya, tidak diperkenankan adanya perubahan/koreksi nilai
saldo awal BMN, kecuali hal-hal yang diperkenankan sesuai ketentuan
yang berlaku, seperti koreksi audit dalam rangka pembentukan nilai
LBKP/LBP-W/LBP-El/LBP Audited.
Kolom dan baris dalam tabel diisi bila terdapat koreksi audit terhadap
saldo awal, terutama untuk rekonsiliasi tahunan yang terdapat koreksi
audit dari BPK.

VI.

REALISASI BELANJAPEMBENTUK BMN


Diisi dengan realisasi belanja yang terkapitalisasi hanya untuk periode
berjalan (bukan akumulasi), untuk masing-masing jenis belanja modal
maupun belanja bukan belanja modal (belanja barang, belanja bantuan
sosial maupun belanja lainnya) yang bersumber dari APBN tahun
berjalan.

VII.

DATATRANSAKSI PEMBENTUK BMN DARI PEROLEHAN LAINNYA YANG


SAH DAN PENGURANG BMN
Diisi dengan mutasi BMN dari SIMAK-BMN, yang meliputi mutasi
tambah dan mutasi kurang BMN periode berjalan termasuk penyusutan
dan amortisasi.

VIII. PENERIMAAN NEGARABUKAN PAJAK (PNBP) PENGELOLAAN BMN


Diisi dengan pengungkapan besaran nilai PNBP hanya untuk periode
berjalan (bukan akumulasi), disertai dengan rincian dari masing-masing
kelompok pengelolaan BMN (misal sewa, penjualan, dan sebagainya).

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 37 -

IX.

PENGUNGKAPAN

LAIN-LAIN

Diisi dengan pengungkapan selisih saldo awal, koreksi audit dan selisih
nilai mutasi dengan realisasi belanja (yang biasanya disebabkan oleh
transaksi dari perolehan lainnya yang sah) maupun

pengungkapan

lainnya yang berkaitan dan diperlukan dalam rekonsiliasi data BMN


periode berjalan.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 38 -

TABEL3
FORMAT LAMPIRAN BERITA ACARA
REKONSILIASI DATA BMN DAN PEMUTAKHIRAN DATA BMN
LINGKUP KEMENTERIAN /LEMBAGA
PADA TINGKAT SATKER/WILAYAH/ESELON I/PENGGUNA
LAMPIRAN BERITA ACARA

I. TANDA TANGAN

ll.PERIODE

.__~___,!

DAFTAR SPM/SP2D
keuangan

rrr

I-I

1. Kode
<bag.iananggaran>

.,,

.._

_UNIT

<tahun>

nvl'!a,'llJT!i:!..U:U

I-I
<tselon-1>

<bulan/smt/thn>

I-I

I-I

~~~~-~~

<wilayah>

<satuan kcrja>

I-I
<pembanru>

<jenis
kewenanaan>

IV. DAFTAR SPM/SP2D BELANJA MODAL PEMBENTUK BMN


.--a.

.JNCi:.t1

&"U&

3
4

5
6
7
8
9
10
II

*) Apabila tidak mencukupi dapat ditambahkan

oada lembar tersendiri

V. DAFTAR SPM/SP2D BELANJA BUKAN BELANJA MODAL PEMBENTUK BMN


NO

NO. SP2D

TGL SP2D

JNS BW

URAJAN JNS BELANJA

RUPIAH SPM

TOT RPH SPPA

SELISIH

3
4

5
6
7

8
9
10
II

*) Apabila tidak mencukupi dapat ditambahkan

pada lembar tersendiri

VI. DAFTAR SPM/SP2D BELANJA MODAL YANG TIDAK/BELUM MEMBENTUK BMN


ftt'

IE

>1'

~-.JN'~

DWPY &'U

f.A.

2
3
4

5
6

7
8
9
10
11

*) Apabila tidak mencukupi dapat ditambahkan

pada lembar tersendiri

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 39 -

CARAPENGISIAN FORMATLAMPIRAN BERITA ACARA


REKONSILIASI DATA BMN DAN PEMUTAKHIRAN DATABMN
LINGKUP KEMENTERIAN/LEMBAGA
PADATINGKAT SATKER/WILAYAH/ESELON I/PENGGUNA

I.

TANDA TANGAN
Diisi dengan tanda tangan penanggung jawab/kuasa

penanggung jawab

Unit Akuntansi Keuangan dan Barang.


II. PERIODE
Diisi dengan periode pelaksanaan rekonsiliasi sebagai berikut:
b. Dua digit awal diisi dengan 2 digit bulan untuk rekonsiliasi bulanan, Sl
atau 82 untuk semester I atau semester II, atau diisi dengan angka 99
untuk tahunan;
c. Dua digit akhir diisi dengan 2 digit tahun.
III. UNIT ORGANISASI
Diisi dengan kode dan nama unit organisasi yang rnenjalankan rekonsiliasi
sesuai jenjang unit organisasi pelaksanaan rekonsiliasi (UAKPB/UAPPBW/UAPPB-El/UAPB).
IV. DAFTARSPM/SP2D BELANJA MODAL PEMBENTUK BMN
Diisi dengan rincian SPM/ SP2D belanja modal hanya periode berjalan,
dengan total rupiah SPPA (total aset dalam SPM/SP2D

tersebut). Bila

terjadi selisih (karena tidak terkapitalisasi maupun hal lainnya) supaya


diungkapkan dalam lampiran ini.
V. DAFTAR SPM/SP2D BELANJA BUKAN BELANJA MODAL PEMBENTUK
BMN
Diisi dengan rincian SPM/SP2D

belanja bukan belanja modal hanya

periode berjalan, dengan total rupiah SPPA (total aset dalam SPM/SP2D
terse but).

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA

- 40 -

VI. DAFTAR SPM/SP2D BELANJA MODAL YANG TIDAK/BELUM MEMBENTUK


BMN
Diisi

dengan

rincian

SPM / SP2D

belanja

modal yang

tidak/ belum

membentuk BMN hanya pada periode berjalan, karena tidak terkapitalisasi


maupun hal lainnya dan dicatatkan dalam kolom keterangan.
a.n.

MENTER! KEUANGANREPUBLIK INDONESIA


DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,
ttd.
SONNY LOHO

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretaris Ditjen Kekayaan Negara
u.b.
Kepala Bagian Umum,

P tolo0
NI 19680323 198803 1 004

LAMPlRAN

Ill

KEPUTVSAN MENTER! KEUANOAN


NOMOR 385/KM.6/2016
TENT ANG
MODUL REKONSILIASI DATA
BARANG MILIK NEGARA DAN
PEMUTAKHIRAN DATA BARANO
MILIK NEGARA

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA

PELAKSANAAN REKONSILIASIDATA BMN DAN PEMUTAKHIRAN DATA


BMN ANTARA PENGGUNA BARANG DAN PENGELOLA BARANG DALAM
RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG PENGGUNA/KUASA PENGGUNA
DAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

A.

JENJANG REKONSILIASIDATA BMN DAN PEMUTAKHIRAN DATA BMN

1.

Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN antara Pengguna


Barang dan Pengelola Barang c.q. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
dibagi dalam beberapa jenjang sebagai berikut:
a. Tingkat satuan kerja, antara Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
(UAKPB)

dan

Kantor

Pelayanan

Kekayaan

(KPKNL). Pemetaan pelaksanaan rekonsiliasi

Negara dan

Lelang

antara UAKPB dan

KPKNLdilakukan berdasarkan wilayah kabupaten/kota yang menjadi


wilayah kerja KPKNLdan lokasi satuan kerja UAKPB.
b. Tingkat wilayah, antara Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang
Wilayah

(UAPPB-W)

dan

Kantor

Wilayah

Direktorat

Jenderal

Kekayaan Negara (Kanwil DJKN). Pemetaan pelaksanaan rekonsiliasi


antara UAPPB-W dan Kanwil DJKN dilakukan berdasarkan wilayah
provinsi/kabupaten/kota

yang menjadi wilayah kerja Kanwil DJKN

dan lokasi Korwil/Kanwil K/L, dalam hal diperlukan;


c. Tingkat eselon I, antara Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang
Eselon I (UAPPB-El) dan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara (Kantor Pusat DJKN) c.q. Direktorat yang tugas dan fungsinya
meliputi Penatausahaan BMN, dalam hal diperlukan;
d. Tingkat pusat, antara Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB) dan
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Kantor Pusat
DJKN)

c.q.

Direktorat

yang

tugas

dan

fungsinya

meliputi

Penatausahaan BMN.
2.

Pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi

data BMN

pada setiap

jenjang disesuaikan dengan struktur organisasi masing-masing K/ L.


3.

Termasuk dalam Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-42 -

Tingkat eselon I, antara Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang


Eselon I (UAPPB-El) dan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara (Kantor Pusat DJKN) c.q. Direktorat yang tugas dan fungsinya
meliputi

Penatausahaan

BMN

yaitu Rekonsiliasi

Data

BMN

dan

Pemutakhiran Data BMN untuk satuan kerja perwakilan Republik


Indonesia di luar negeri.
B.

1.

UNSUR DATA PEMUTAKH.IRAN DAN REKONSILIASIDATA BMN

BMNyang disajikan dalam Berita Acara Rekonsiliasi adalah rincian BMN


intrakomptabel

menurut

perkiraan/akun

neraca

sesuai

peraturan

perundang-undangan yang berlaku, meliputi:


a. Aset Lancar
- Persediaan
b. Aset Tetap
- Tanah
-

Peralatan dan Mesin

Gedung dan Bangunan

- J alan, I rigasi dan J aringan


-

Aset Tetap Lainnya

Konstruksi Dalam Pengerjaan

Akumulasi Penyusutan atas Aset Tetap

c. Aset Lainnya
-

Kemitraan Dengan Pihak Ketiga

Aset Tak Berwujud

Aset Lain-Lain, berupa Aset tetap yang Tidak Digunakan Dalam


Operasi Pemerintahan dan Aset Lain-Lain berupa BMN

Akumulasi Penyusutan atas Aset Lainnya

Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud

d. BMN yang telah dilakukan reklasifikasi keluar dari Neraca ke dalam


Daftar Barang

sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang BMN.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-43 -

2.

Rekonsiliasi BMN tersebut pada butir 1 meliputi saldo awal, mutasi, dan
saldo akhir.

3.

BMN ekstrakomptabel disajikan dalam Serita Acara Rekonsiliasi sebesar


total nilai BMN tersebut. Penyajian BMN ekstrakomptabel secara rinci
dilakukan pada LBKPperiode berjalan.

4.

Kegiatan pengelolaan BMN yang direkonsiliasi dalam pemutakhiran dan


rekonsiliasi data BMN antara K/L dan Pengelola Barang pada tingkat
satuan kerja meliputi:
a. Penggunaan BMN;
b. Penghapusan BMN;
c. Pemanfaatan BMN;
d. Pemindahtanganan BMN.

C.

REKONSILIASI

DATA BMN DAN PEMUTAKHIRAN DATA BMN TINGKAT

SATUAN KERJA

1.

Dokumen

sumber pemutakhiran

dan rekonsiliasi

data BMN tingkat

satuan kerja

a. Berita Acara Rekonsiliasi Internal UAKPAdan UAKPB.


b. Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) pada UAKPB, beserta Arsip
Data Komputer (ADK).
c. Data rincian belanja modal (SPM dan SP2D) yang diperoleh dari
Direktorat yang tugas dan fungsinya meliputi pengembangan aplikasi
DJKN dan database.
d. Dokumen pengelolaan BMN meliputi keputusan pengelolaan BMN oleh
Pengelola

Barang/ Pengguna

perundang-undangan

Barang

yang mengatur

sesuai

dengan

pendelegasian

peraturan
kewenangan

pengelolaan BMN dan peraturan perundang-undangan yang mengatur


pengelolaan BMN di Perwakilan RI di luar negeri, dan Kuasa Pengguna
Barang untuk satker Perwakilan RI di luar negeri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan BMN di
Pcrwakilan RI di luar negeri.

MENTERI KEUANGAN
REPUBUK INDONESIA

- 44 -

e. Berita Acara Stock Opname Persediaan.


f.

Laporan Keuangan Audited periode sebelumnya.

g.

Untuk periode semester 2, dalam hal terjadi perubahan/koreksi

saldo

awal, selain dokumen tersebut pada butir a s.d. f, rekonsiliasi data


BMN dan pemuktahiran data BMN memerlukan dokumen sumber
sebagai beriku t:
1)

LHP/Laporan Pemeriksaan

auditor

(BPK/APIP), yang memuat

rekomendasi yang mengakibatkan perubahan saldo awal, jika ada.


2)

Surat/Edaran

kepada

Kementerian/Lembaga

yang

memuat

kebijakan Menteri Keuangan c.q. DJKN/DJPB dalam rangka


penyusunan LKPP/LBMN, jika ada.
h. Dokumen lainnya yang diperlukan, meliputi tetapi tidak terbatas pada:
1)

Surat Usulan Penghapusan BMN yang disebabkan karena Rusak


Berat/Hilang dari Pengguna Barang kepada Pengelola Barang
sesuai dengan peraturan

perundang-undangan

yang mengatur

pendelegasian kewenangan pengelolaan BMN.


2)

Surat Usulan Penghapusan BMN yang disebabkan karena Rusak


Berat/Hilang dari Kuasa Pengguna Barang kepada Pengguna
Barang

sesuai

dengan

mengatur pendelegasian

3)

peraturan

perundang-undangan

yang

kewenangan pengelolaan BMN.

Surat Usulan Persetujuan Hibah BMNatas BMN yang berasal dari


Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang diperoleh sebelum
TA 2011 dari UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-El

kepada Pengguna

Barang.
2.

Ketentuan

umum

pelaksanaan

Rekonsiliasi

data

BMN dan

Pemutakhiran data BMNtingkat satuan kerja


a. Rekonsiliasi tingkat satuan kerja antara UAKPBdan KPKNL dilakukan
setiap semester. Akan tetapi, agar LBKP dan LK tingkat UAKPA
Tahunan yang disusun andal dan akurat, dilakukan rekonsiliasi setiap
tahun.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-45 -

b. Satuan kerja wajib melakukan rekonsiliasi data BMN dengan KPKNL


meskipun tidak ada mutasi tambah dan/atau mutasi kurang (nihil).
c.

Pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN tingkat satuan kerja terdiri


atas:
1) rekonsiliasi data saldo awal;
2) rekonsiliasi dan pemutakhiran data transaksi periode berjalan;
3) rekonsiliasi pengelolaan BMN.

d. Hasil Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN berupa


nilai BMN yang disepakati dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi
dengan format sebagaimana diatur dalam Tabel 4 dan 5 Keputusan
Menteri ini, dengan dilampiri:
1) Register Pengiriman/Penerimaan

Data SIMAK-BMN ke KPKNL,

yang telah ditandatangani oleh pejabat/petugas penatausahaan


BMN pada UAKPBdan petugas KPKNL;
2) Berita acara rekonsiliasi internal

antara UAKPA dan UAKPB

beserta lampirannya meliputi:


a) Register Pengiriman/Penerimaan Data SIMAK-BMN ke SAK,
yang telah

ditandatangani oleh petugas SIMAK-BMN

dan

petugas SAK;
b) Posisi BMN di Neraca dalarn LBKP periode berjalan, yang telah
ditandatangani oleh pejabat penanggung jawab UAKPB atau
yang dikuasakan sesuai ketentuan yang berlaku;
c) Neraca dan Laporan Operasional periode berjalan, yang telah
ditandatangani oleh pejabat penanggung jawab UAKPA atau
yang dikuasakan sesuai ketentuan yang berlaku;
3) Berita Acara Stock Opname Persediaan;
4) Data dan dokumen lain yang dianggap penting.
e. Serita

Acara

Rekonsiliasi

jawab/petugas

UAKPB dan

ditandatangani
Kepala

oleh

KPKNL c.q.

penanggung
Kepala

Seksi

Pengelolaan Kekayaan Negara, atau pejabat/ staf/petugas.


f.

Serita Acara Rekonsiliasi merupakan

lampiran dari LBKP yang

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 46 -

disampaikan oleh UAKPB kepada unit akuntansi barang pada jenjang


di atasnya.
g. Dalam

hal

pada

mengharuskan

saat

rekonsiliasi

terjadi

koreksi

data

yang

dilakukan perbaikan atas LBKP, maka koreksi data

dimaksud harus diinformasikan oleh UAKPBkepada UAKPA,dengan


ketentuan

koreksi

atas

LBKP dilaksanakan

sesuai

peraturan

perundang-undangan yang berlaku.


h. Dalam hal terdapat perbedaan nilai BMN an tara UAKPB dan KPKNL,
maka nilai BMN yang diakui adalah nilai BMNyang didasarkan pada
dokumen sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
i.

Pengakuan nilai BMN sebagaimana dimaksud pada huruf h juga


mempertimbangkan substansi dan realitas ekonomi atas BMNterkait.

J.

Pengakuan

nilai

berdasarkan

dokumen

dipertanggungjawabkan antara
dimaksud

UAKPB dan

pada huruf h harus

merupakan

bagian

yang

sumber

yang

dapat

KPKNL sebagaimana

dijelaskan dalam lampiran yang

tidak

terpisahkan

dari

Serita

Acara

Rekonsiliasi Data BMN.


k. UAKPB yang

tidak

melakukan

Rekonsiliasi

Data

BMN dan

Pemutakhiran Data BMN dengan KPKNL, dikenakan sanksi berupa:


1) penundaan

penyelesaian

pemindahtanganan
Barang/Kuasa

BMN

Pengguna

atas

usulan

yang

diajukan

Barang

sesuai

pemanfaatan

atau

oleh

Pengguna

dengan

ketentuan

peraturan perundangan, dengan mempertimbangkan tingkat risiko


pengelolaan BMNdan penyerapan APBN; dan
2) rekomendasi kepada KPPN untuk pengenaan sanksi pengembalian
Surat Perintah Membayar sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan

yang

mengatur

sistem

peraturan

akuntansi

dan

pelaporan keuangan.
1.

Dalam hal UAKPB tidak melakukan Rekonsiliasi Data BMN dan


Pemutakhiran Data BMN, KPKNL menerbitkan surat peringatan paling
lama 5 (lima) hari kerja setelah batas akhir pelaksanaan Rekonsiliasi

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 47 -

Data BMNdan Pemutakhiran Data BMN.


m. Dalam hal UAKPB tidak melaksanakan Rekonsiliasi Data BMN dan
Pemutakhiran Data BMN paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
penerbitan surat peringatan, KPKNLmelakukan hal sebagai berikut:
1) menerbitkan surat pemberitahuan
UAKPB yaitu

sanksi penundaan

pengenaan

sanksi

kepada

atas

usulan

penyelesaian

pemanfaatan atau pemindahtanganan BMN yang diajukan oleh


Pengguna

Barang/Kuasa

Pengguna

Barang

sesuai

dengan

ketentuan

peraturan perundangan, dengan mempertimbangkan

tingkat risiko pengelolaan BMNdan penyerapan APBN; dan


2) menyampaikan

surat

rekomendasi

pengenaan

sanksi

pengembalian Surat Perintah Membayar kepada KPPN.


n. Dalam hal UAKPB telah melaksanakan Rekonsiliasi Data BMN dan
Pemutakhiran Data BMN, KPKNL menerbitkan surat pemberitahuan
pencabutan pengenaan sanksi yang disampaikan kepada KPPN dan
UAKPByang bersangkutan.
o. Sanksi

akibat

tidak

melakukan

Rekonsiliasi

Data

BMN dan

Pemutakhiran Data BMN tidak menghapus kewajiban UAKPBuntuk


melaksanakan Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN.
3.

Prosedur rekonsiliasi

data saldo awal tingkat satuan kerja

a. Saldo awal merupakan data BMN per tanggal 1 periode rekonsiliasi


data BMN, yang digunakan sebagai acuan angka awal rekonsiliasi data
BMNperiode yang bersangkutan.
b. Proses pencocokan dan penandingan data dalam rangka rekonsiliasi
saldo awal dilakukan pada tiap sub-sub kelompok barang untuk tiap
unsur data yang sekurang-kurangnya meliputi:
1) Kode barang.
2) Nomor Urut Pendaftaran.
3) Kuantitas barang.
4) Nilai barang.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA

- 48 -

5) Kondisi barang.
c. Pada prinsipnya, tidak diperkenankan adanya perubahan/koreksi nilai
saldo awal BMN yang tersaji dalam LBKP dan/ a tau LK tingkat UAKPA.
d. Nilai saldo awal BMN periode Semester 1 dan tahunan tidak dapat
dilakukan perubahan/koreksi, kecuali dalam rangka penyesuaian data
BMN dengan data BMN yang tercantum dalam laporan keuangan
Audited periode sebelumnya.

e. Nilai saldo awal BMN periode Semester 2, yang merupakan nilai saldo
akhir periode semester 1, tidak dapat dilakukan perubahan/koreksi,

kecuali dalam hal:


1) Terdapat rekomendasi BPK/ APIP yang mengakibatkan perubahan
saldo awal BMN periode Semester 2; dan/ atau
2) Terdapat kebijakan Menteri Keuangan c.q. DJKN /DJPB dalam
rangka penyusunan LKPP/LBMN yang mengakibatkan perubahan
saldo awal BMN periode Semester 2.
f.

Dalam hal terjadi perubahan/koreksi nilai saldo awal BMN yang


mengakibatkan

inkonsistensi

nilai

saldo

awal

BMN,

maka

perubahan/koreksi dimaksud harus disajikan sebagai koreksi dan


dijelaskan

dalam

lampiran

yang merupakan

bagian yang tidak

terpisahkan dari Serita Acara Rekonsiliasi Data BMN.


4.

Prosedur

rekonsiliasi

data

periode

berjalan

dalam

rangka

pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMNtingkat satuan kerja


a.

Rekonsiliasi periode berjalan dilakukan dengan mencocokkan data


transaksi BMN antara SIMAK-BMN tingkat UAKPBdan data yang ada
di KPKNL.

b. Transaksi periode berjalan adalah transaksi-transaksi yang terjadi


dalam 1 (satu) periode rekonsiliasi yang harus dicatat/ dibukukan
sebagai bagian dari pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan
pemerintah pusat.
c.

Rekonsiliasi periode berjalan terdiri dari:


1)

Pernutakhiran data transaksi keuangan BMN;

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-49 -

2) Pemutakhiran data transaksi pembentuk

BMN dari perolehan

lainnya yang sah;


3) Pemutakhiran data transaksi pengurang BMN.
d. Pemutakhiran data transaksi keuangan BMN dimaksudkan untuk
mengungkapkan mengenai adanya mutasi tambah BMN pada SIMAKBMN yang bersumber dari transaksi realisasi belanja. Pemutakhiran
data dilakukan dalam bentuk penerimaan data mutasi BMN dari
SIMAK-BMN pada UAKPBoleh KPKNL selama periode berjalan.
e. Pemutakhiran dan rekonsiliasi data transaksi pembentuk BMN yang
berasal

dari perolehan

lainnya yang sah dan

pengurang BMN

dimaksudkan untuk melakukan pencocokan atas dokumen sumber


pengelolaan BMN sesuai

peraturan perundang-undangan dengan

mutasi tambah dan mutasi kurang yang disajikan dalam LBKP, yang
sekurang-kurangnya

meliputi

perolehan,

perubahan,

dan

pengurangan BMNtermasuk penyusutan dan amortisasi.


5.

Prosedur rekonsiliasi pengelolaan BMNtingkat satuan kerja


a. Rekonsiliasi pengelolaan BMN dimaksudkan

sebagai salah

satu

bentuk analisis atas pemantauan yang dilakukan oleh KPKNLkepada


Kuasa Pengguna Barang terhadap pelaksanaan dan tindak lanjut
pengelolaan BMNdengan:
1) mengidentifikasi pelaksanaan pengelolaan BMN atas BMN yang
berada dalam penggunaan Kuasa Pengguna Barang;
2) memonitor

upaya

dan

Pengguna/ Kuasa
persetujuan/ penetapan

tindak

lanjut

yang

Pengguna

Barang

kegiatan

pengelolaan

dilakukan

oleh

terhadap
BMN

yang

diterbitkan oleh Pengelola Barang;


3) mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan
kegiatan pengelolaan BMNperiode berjalan;
4) menyajikan data dan informasi penting lain terkait kegiatan
pengelolaan BMN.
b.

Pelaksanaan

rekonsiliasi

pengelolaan

BMN bukan dimaksudkan

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 50 -

sebagai bentuk
pelaksanaan

langkah pengawasan dan/atau

pengelolaan

permasalahan

BMN,

pengelolaan

BMN

rekonsiliasi tidak menghentikan

sehingga
yang

pengendalian atas

dalam

hal

terdapat

teridentifikasi pada

kegiatan rekonsiliasi

saat

serta tidak

menghambat penyusunan Berita Acara Rekonsiliasi dan LBKP.


c.

Rekonsiliasi pengelolaan BMN meliputi kegiatan pengelolaan BMN


sesuai peraturan perundang-undangan berupa:
1) Penggunaan BMN;
2)

Pemanfaatan BMN;

3)

Pemindahtanganan BMN;

4)

Penghapusan BMN.

d. ldentifikasi

pelaksanaan

pengelolaan

BMN yang berada

dalam

penggunaan Kuasa Pengguna Barang yang antara lain berupa namun


tidak terbatas pada:
1)

ldentifikasi penggunaan BMN berupa data BMN yang belurn,


sedang dalam proses, dan sudah memperoleh penetapan status
penggunaan;

2) ldentifikasi pemanfaatan BMN berupa data BMN yang sedang

dalam proses dan sedang dimanfaatkan berdasarkan persetujuan


pemanfaatan

BMNdari Pengelola Barang;

3) ldentifikasi pemindahtanganan

BMN berupa data BMN yang

sedang dalam proses pemindahtanganan BMN;


4) Identifikasi penghapusan BMN berupa data BMN yang sedang
dalam

proses

penghapusan

BMN dan

sudah

memperoleh

keputusan penghapusan dari Pengelola Barang/Pengguna Barang


sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai pelimpahan kewenangan penghapusan BMN, atau oleh
Kuasa Pengguna Barang sesuai dengan peraturan perundangundangan yang mengatur mengenai pengelolaan BMN pada satker
Perwakilan RI di luar negeri.

MENTERI KEUANGAN
REPUBUK INDONESIA

- 51 -

e. Monitoring tindak
Pengguna

lanjut yang dilakukan

Barang

terhadap

oleh Pengguna/Kuasa

persetujuan/penetapan

kegiatan

pengelolaan BMN yang diterbitkan oleh Pengelola Barang yang antara


lain berupa namun tidak terbatas pada:
1) pelaksanaan lelang oleh Pengguna/Kuasa Pengguna Barang atas
persetujuan

pemindahtanganan

BMN berupa penjualan secara

lelang dari Pengelola Barang/ Pengguna Barang sesuai dengan


peraturan

perundang-undangan

yang

pelimpahan kewenangan penghapusan

mengatur

mengenai

BMN atau oleh Kuasa

Pengguna Barang sesuai dengan peraturan perundang-undangan


yang mengatur mengenai pengelolaan BMN pada satker Perwakilan
RI di luar negeri;
2) pelaksanaan pemusnahan barang oleh Pengguna/Kuasa Pengguna
Barang atas persetujuan penghapusan BMNdari Pengelola Barang
berupa pemusnahan;
3) penyelesaian proses ganti rugi oleh Pengguna/Kuasa Pengguna
Barang atas persetujuan penghapusan BMNdari Pengelola Barang
yang mengharuskan adanya penyelesaian atas tuntutan ganti rugi;
4) pelaksanaan
Pengguna

serah terima barang oleh Pengguna Barang/ Kuasa


Barang

atas

persetujuan/ penetapan

perigguriaan

pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan BMN;


5) penerbitan Surat Keputusan Penghapusan dari Pengguna Barang
atas persetujuan pemindahtanganan dan penghapusan BMN yang
diterbitkan oleh Pengelola Barang;
6) penyetoran ke kas negara oleh Pengguna/Kuasa Pengguna Barang
dalam bentuk

Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP)

yang

bersumber dari pengelolaan BMN sebagai bentuk tindak lanjut dari


persetujuan pemanfaatan, pemindahtanganan

dan penghapusan,

yang diterbitkan oleh Pengelola Barang/Pengguna Barang sesuai


dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
pelimpahan

kewenangan

pengelolaan

BMN

atau

oleh Kuasa

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 52 -

Pengguna Barang sesuai dengan peraturan perundang-undangan


yang mengatur mengenai pengelolaan BMN pada satker Perwakilan
RI di luar negeri.
f.

Hasil pelaksanaan
Lampiran

rekonsiliasi pengelolaan

Serita Acara

BMN

Rekonsiliasi sebagai

disajikan dalam

bagian yang tidak

terpisahkan dari Serita Acara Rekonsiliasi.


D.

REKONSILIASI DATA BMN DAN PEMUTAKHIRAN DATA BMN TINGKAT


WILAYAH, ESELON I DAN PUSAT

Prosedur rekonsiliasi data SMN tingkat wilayah, eselon I dan tingkat pusat
dilaksanakan berdasarkan hasil penghimpunan data dan informasi dari
unit

penatausahaan/ akuntansi

barang

yang

berada

di

lingkup

wilayah / eselon I/ pus at.


1. Dokumen sumber rekonsiliasi

data BMN tingkat wilayah, eselon I,

dan pusat

a.

Serita Acara Rekonsiliasi Data SMN K/L tingkat wilayah/ eselon


I/pusat antara UAPPS-W/UAPPS-EI/UAPS dan UAPPA-W/UAPPAEI/UAPA.

b. Laporan Barang Pengguna tingkat wilayah/eselon I/pusat, beserta


ADK.

2.

c.

Dokumen pengelolaan BMN.

d.

Dokumen lainnya yang dianggap perlu.

Ketentuan

umum

pelaksanaan

rekonsiliasi

data

BMN tingkat

wilayah, eselon I, dan pusat

a. Rekonsiliasi tingkat wilayah/eselon


/UAPPS-EI/UAPS

I/pusat

dan Kanwil/Kantor

Pusat

antara

UAPPS-W

DJKN dilakukan

setiap semester. Akan tetapi, agar LSP-W/LSP-El/LSP

dan LK

Tingkat UAPPA-W /LK tingkat UAPPA-El/LK tingkat UAPA yang


disusun andal dan akurat, dilakukan rekonsiliasi tahunan.
b. Rekonsiliasi data SMN tingkat eselon I/pusat terdiri atas:
1) rekonsiliasi data saldo awal;

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 53 2) rekonsiliasi data periode berjalan;


3) rekonsiliasi pengelolaan BMN.
c.

Pelaksanaan

rekonsiliasi

disesuaikan
d.

data

BMN

tingkat

eselon

I/ pusat

dengan struktur organisasi masing-masing K/L.

Hasil rekonsiliasi

data BMN yang disepakati

dituangkan

Berita Acara Rekonsiliasi dengan format sebagaimana


Tabel 6, 7, 8, 9, 10, dan

11 Keputusan

dalam

cliatur dalam

Menteri

ini, dengan

dilampiri:
1)

Posisi

BMN di Neraca

dalam

LBP-W /LBP-EI/LBP

berjalan, yang telah ditandatangani


jawab UAPPB-W /UAPPB-EI/UAPB
2) Berita

acara

rekonsiliasi

periode

oleh pejabat penanggung


atau yang dikuasakan;

internal

antara

UAPPA-W /UAPPA-

EI/UAPA dan UAPPB-W /UAPPB-EI/UAPB;


3) Data dan dokumen lain yang dianggap penting.
e.

Berita

Acara

jawab/petugas
EI/UAPB

Rekonsiliasi
Rekonsiliasi

dan

Penatausahaan

ditandatangani
Data

penanggung

BMN pada

yang

menangani

BMN pada Kanwil DJKN /Direktorat

disampaikan

oleh

yang tugas

BMN.

Berita Acara Rekonsiliasi merupakan


yang

penanggung

UAPPB-W /UAPPB-

jawab/petugas

dan fungsinya meliputi Penatausahaan


f.

oleh

lampiran dari LBP-W /LBP-EI

UAPPB-W /UAPPB-EI

kepada

kepada

jenjang di atasnya dan lampiran LBP yang disampaikan oleh UAPB


kepada Pengelola Barang.
g.

Dalam hal pada saat rekonsiliasi terdapat

perbedaan

antara

unit akuntansi yang

UAPPB-W /UAPPB-EI/UAPB

berada di bawahnya

dengan

maka perbedaan

nilai BMN

nilai BMN dimaksud harus

dijelaskan dalam Lampiran Berita Acara Rekonsiliasi.


h.

Dalam

hal

terintegrasi
UAPPB-W,
penyampaian

telah

tersedia

Sistem

Informasi

data

BMN

yang

antara KPKNL dengan Kanwil DJKN, UAKPB dengan


maka

proses

konfirmasi

data

rekonsiliasi
BMN yang

dilakukan
berasal

dengan

dari Sistem

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 54 -

lnformasi yang terintegrasi tersebut kepada UAPPB-W. Dalam hal


terdapat

perbedaan,

maka

UAPPB-W melakukan

konfirmasi

kepada UAKPB di lingkup UAPPB-W.


L

Dalam hal pada saat rekonsiliasi terjadi koreksi data yang


mengharuskan dilakukannya perbaikan atas LBP-W/LBP-EI/LBP,
maka koreksi data dimaksud harus diinformasikan oleh UAPPBW/UAPPB-EI/UAPB kepada Pengelola Barang dengan ketentuan
koreksi atas LBP-W/LBP-EI/LBP dilaksanakan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

J.

UAPPB-W/UAPPB-El/UAPB yang tidak melakukan Rekonsiliasi


Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN dengan Kanwil/Kantor
Pusat DJKN, dikenakan sanksi berupa:
1) penundaan

penyelesaian atas

pemindahtanganan

BMN

usulan

yang

pemanfaatan

diajukan

oleh

atau

Pengguna

Barang/Kuasa Pengguna Barang sesuai dengan ketentuan


peraturan perundangan, dengan mempertimbangkan tingkat
risiko pengelolaan BMN dan penyerapan APBN; dan
2) rekomendasi
pengembalian
ketentuan

kepada

KPPN

Surat

Perintah

peraturan

untuk

pengenaan

Membayar

sesuai

sanksi
dengan

perundang-undangan yang mengatur

sistem akuntansi dan pelaporan keuangan.


k.

Dalam

hal

Rekonsiliasi

UAPPB-W/UAPPB-El/UAPB
Data

BMN

dan

tidak

melakukan

Pemutakhiran

Data

BMN,

Kanwil/ Kantor Pusat DJKN menerbitkan surat peringatan paling


lama

5 (lima) hari

kerja setelah

batas

akhir pelaksanaan

Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN.


1.

Dalam

hal

UAPPB-W/UAPPB-El/UAPB

tidak

melaksanakan

Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN paling lama 7


(tujuh)

hari

kerja

setelah

penerbitan

surat

peringatan,

Kanwil/Kantor Pusat DJKN melakukan hal sebagai berikut:


1)

menerbitkan surat pemberitahuan pengenaan sanksi kepada

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 55 -

UAPPB-W /UAPPB-El /UAPB


penyelesaian

atas

pemindahtanganan
Barang/Kuasa
peraturan

yaitu

sanksi

usulan
BMN yang

Pengguna

Barang

perundangan,

dengan

penundaan

pemanfaatan
diajukan
sesuai

a tau

oleh

Pengguna

dengan

ketentuan

mempertimbangkan

tingkat

risiko pengelolaan BMN dan penyerapan APBN; dan


2) menyampaikan

surat

rekomendasi

pengenaan

sanksi

pengembalian Surat Perintah Membayar kepada KPPN.


m. Dalam

hal

UAPPB-W/UAPPB-El/UAPB

Rekonsiliasi

Data

Kanwil/Kantor
pencabutan

n.

BMN

Pusat

melaksanakan

Pemutakhiran

DJKN menerbitkan

Data

surat

yang disampaikan

dan UAPPB-W/UAPPB-El/UAPB

yang bersangkutan

akibat

tidak
Data

W/UAPPB-El/UAPB
dan Pemutakhiran

melakukan
BMN tidak

Rekonsiliasi
menghapus

untuk melaksanakan

BMN,

pemberitahuan

sanksi

Sanksi

pengenaan

Pemutakhiran

3.

dan

telah

kepada

Data

KPPN

BMN dan

kewajiban

UAPPB-

Rekonsiliasi Data BMN

Data BMN.

Prosedur rekonsiliasi data saldo awal tingkat wilayah, eselon I clan


pusat
a.

Saldo

awal

pemutakhiran

merupakan

data

BMN per

tanggal

periode

dan rekonsiliasi data BMN, yang digunakan

sebagai

acuan angka awal rekonsiliasi data BMN periode bersangkutan.


b.

Rekonsiliasi saldo awal dimaksudkan


data

BMN pada

untuk menjaga konsistensi

awal periode dengan

data BMN akhir

periode

sebelumnya yang telah disepakati.


c.

Proses

pencocokan

rekonsiliasi

dan

penandingan

saldo awal dilakukan

menurut

data

dalam

sub kelompok barang

pada tingkat wilayah dan kelompok barang

pada tingkat

untuk tiap unsur data yang sekurang kurangnya meliputi:


1)

Kode barang, hingga sub kelompok barang;

2) Kuantitas barang;

rangka

pusat

MENTERIKEUANGAN
REPUBUK INDONESIA
- 56 -

d.

3)

N ilai barang;

4)

Kondisi barang.

Nilai saldo awal BMN periode Semester 1 dan tahunan


dilakukan
data

perubahan/koreksi,

BMN dengan

data

tidak dapat

kecuali dalam rangka penyesuaian

BMN yang tercantum

dalam

laporan

keuangan Audited periode sebelumnya.


e.

Nilai saldo awal BMN periode Semester 2, yang merupakan


saldo

akhir

periode

semester

1,

tidak

dapat

nilai

dilakukan

perubahan/koreksi, kecuali dalam hal:


1)

2)

Terdapat

rekomendasi

perubahan

saldo awal BMN periode Semester 2; dan/ a tau

Terdapat kebijakan Menteri Keuangan


rangka

penyusunan

c.q. DJKN/DJPB dalam


yang

mengakibatkan

nilai saldo awal BMN yang

mengakibatkan

saldo

dijelaskan

inkonsistensi

Prosedur

awal

BMN,

maka

yang merupakan

bagian yang tidak

dari Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN.

rekonsiliasi

rekonsiliasi

nilai

dimaksud harus disajikan sebagai koreksi dan

dalam lampiran

terpisahkan

a.

mengakibatkan

Dalam hal terjadi perubahan/koreksi

perubahan/koreksi

4.

LKPP/ LBMN

yang

saldo awal BMN periode Semester 2.

perubahan
f.

BPK/ APIP

data

periode

berjalan

dalam

rangka

data BMNtingkat eselon I dan pusat

Rekonsiliasi

periode berjalan dimaksudkan

data transaksi

untuk

mencocokkan

periode berjalan antara:

1) mutasi (tambah dan kurang) yang disajikan dalam LBP-W /LBP-

EI/LBP

(data SIMAK-BMN) pada UAPPB-W /UAPPB-EI/UAPB,

berdasarkan

hasil penghimpunan

dari UAKPB/UAPPB-W yang

berada dalam lingkup wilayah kerjanya, dan


2) mutasi

(tambah dan kurang) data yang ada di Kantor Pusat

DJKN berdasarkan

hasil penghimpunan

dari

KPKNL/Kanwil

DJKN.
b. Transaksi periode berjalan adalah transaksi-traneaksi yang terjadi

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 57 -

dalam 1 (satu) periode rekonsiliasi yang harus dicatat/ dibukukan


sebagai bagian pertanggungjawaban dan pelaporan

keuangan

pemerintah pusat.
c.

Rekonsiliasi periode berjalan terdiri dari:


1) Pemutakhiran data transaksi keuangan BMN;

2) Pemutakhiran data transaksi pembentuk BMN dari perolehan


lainnya yang sah;
3) Pemutakhiran data transaksi pengurang BMN.
d. Pemutakhiran data transaksi keuangan BMN dimaksudkan untuk
mengungkapkan mengenai adanya mutasi tambah BMN pada
SIMAK-BMN yang bersumber dari transaksi realisasi belanja.
Pemutakhiran data dilakukan dalam bentuk penerimaan data
mutasi BMN dari SIMAK-BMN pada UAPPB-W /UAPPB-EI/UAPB
oleh Kantor Pusat DJKN selama periode berjalan.
e.

Pemutakhiran dan rekonsiliasi data transaksi pembentuk BMN


yang berasal dari perolehan lainnya yang sah dan pengurang BMN
dimaksudkan untuk

melakukan

pencocokan

atas

dokumen

sumber pengelolaan BMN sesuai peraturan perundang-undangan


dengan mutasi tambah dan mutasi kurang yang disajikan dalam
LBP-W/LBP-EI/LBP,
perolehan,

yang

perubahan,

dan

sekurang-kurangnya
pengurangan

meliputi

BMN termasuk

penyusutan dan amortisasi.


5. Prosedur rekonsiliasi

data

pengelolaan

BMN dalam rangka

rekonsiliasi data BMNtingkat wilayah, eselon I, dan pusat


a.

Rekonsiliasi pengelolaan BMN dimaksudkan sebagai salah satu


bentuk analisis atas pemantauan yang dilakukan oleh DJKN
kepada Pengguna Barang (eselon 1/pusat) terhadap pelaksanaan
dan tindak lanjut pengelolaan BMNdengan:
1) mengidentifikasi pelaksanaan pengelolaan BMN atas BMNyang

berada

dalam

penggunaan

wilayah/eselon I/pusat;

Pengguna

Barang

tingkat

MENTERI KEUANGAN
REPUBUK INDONESIA

- 58 -

2) memonitor upaya dan tindak lanjut yang dilakukan

oleh

Pengguna Barang terhadap persetujuan/ penetapan kegiatan


pengelolaan BMN yang diterbitkan oleh Pengelola Barang;
3) mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan
kegiatan pengelolaan BMNperiode berjalan;
4) menyajikan data dan informasi penting lain terkait kegiatan
pengelolaan BMN.
b. Pelaksanaan rekonsiliasi pengelolaan BMN bukan dimaksudkan
sebagai bentuk langkah pengawasan dan/atau pengendalian atas
pelaksanaan
permasalahan

pengelolaan BMN, sehingga dalam hal terdapat


pengelolaan BMN yang teridentifikasi pada saat

rekonsiliasi tidak menghentikan kegiatan rekonsiliasi serta tidak


menghambat penyusunan Serita Acara Rekonsiliasi dan Laporan
BMNK/L.
c. Rekonsiliasi pengelolaan BMN meliputi kegiatan pengelolaan BMN
sesuai peraturan perundang-undangan berupa:
1) Penggunaan BMN;
2) Pemanfaatan BMN;
3) Pemindahtangan BMN;
4) Penghapusan BMN.
d. Identifikasi pelaksanaan pengelolaan BMN atas BMN yang berada
dalam penggunaan Pengguna Barang yang antara lain berupa
namun tidak terbatas pada:
1) Identifikasi terkait penggunaan BMN berupa data BMN yang
belurn, sedang dalam proses, dan sudah memperoleh penetapan
status penggunaan;
2) Identifikasi terkait pemanfaatan BMN berupa data BMN yang
sedang dalam proses dan sedang dimanfaatkan berdasarkan
persetujuan pemanfaatan BMN dari Pengelola Barang;
3) Identifikasi terkait pemindahtanganan BMN berupa data BMN
yang sedang dalam proses pemindahtanganan BMN;

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 59 -

4) Identifikasi terkait penghapusan BMN berupa data BMN yang


sedang dalam proses penghapusan BMN.
e.

Monitoring tindak lanjut yang dilakukan oleh Pengguna Barang


terhadap persetujuan/ penetapan kegiatan pengelolaan BMN yang
diterbitkan oleh Pengelola Barang yang antara lain berupa namun
tidak terbatas pada:
1)

penerbitan

Surat

Keputusan

Penghapusan

dari Pengguna

Barang atas persetujuan pemindahtanganan dan penghapusan


BMNyang diterbitkan oleh Pengelola Barang;
2) pelaksanaan

lelang

oleh

Pengguna

Barang

tingkat

wilayah/ eselon I/ pusat atas persetujuan pemindahtanganan


BMN dari Pengelola Barang berupa penjualan secara lelang;
3) pelaksanaan

pemusnahan

barang oleh

Pengguna Barang

tingkat wilayah/eselon I/pusat atas persetujuan penghapusan


BMNdari Pengelola Barang berupa pemusnahan;
4) penyelesaian proses ganti rugi oleh Pengguna Barang tingkat
wilayah/eselon
dari

1/pusat atas persetujuan penghapusan BMN

Pengelola

Barang

yang

mengharuskan

adanya

penyelesaian atas tuntutan ganti rugi;


5) pelaksanaan

serah

terima barang oleh Pengguna

Barang

tingkat wilayah/ eselon I/ pusat atas persetujuan/ penetapan


penggunaan,

pemanfaatan,

pemindah tanganan,

dan

penghapusan BMN;
6) penyetoran ke kas negara oleh Pengguna Barang tingkat
wilayah/eselon I/pusat dalam bentuk PNBP yang bersumber
dari pengelolaan BMN sebagai bentuk
persetujuan

pemanfaatan,

tindak lanjut

pemindahtanganan,

penghapusan yang diterbitkan oleh Pengelola Barang;

dari
dan

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 60 -

7) hasil pelaksanaan

rekonsiliasi

pengelolaan BMN

disajikan

dalam Lampiran Berita Acara Rekonsiliasi sebagai bagian yang


tidak terpisahkan dari Berita Acara Rekonsiliasi.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 61 TABEL4
FORMAT DERITA ACARA REKONSILIASI DATA BMN
DAN PEMUTAKHIRAN DATA BMN ANTARA KPKNL DAN UAKPB
KOP ~I JRA.T

BERJTA ACARA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DA


PEMUTAKHIRAN DATA BARANG MILIK NEGARA
PADA
<l>
..
PERIODE
<2>
.
NOMOR:
<3>
.
Pada hari ini
<4> , tanggal
<5>
bulan
<6>
tahun
<7>
, bertempat di
....... <8>
, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
I.
Nama
:
<9>
.
NIP
:
<10>
.
Jabatan
:
<11>
.
dalam
hal
ini
bertindak
untuk
dan
atas
nama
Pengelola
Barang
pada
............. <12>
, untuk selanjutnya disebut Pihak Pertama;
II.
Nama
:
<13>
.
NIP
:
<14>
.
Jabatan
:
<15>
.
dalam hal iru bertindak unruk dan atas nama penanggung jawab unit akuntansi barang
pada
<l>
, unruk selanjutnya disebut Pihak Kedua;
menyatakan bahwa telah melakukan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara (BMN) dan
Pemutakhiran Data BMN pada
<} >......................................
dengan cara
membandmgkan data BM.I" pada Laporan Barang Kuasa Penggunayang disusun oleh unit akuntansi
barang dan Laporan Barang Kantor Daerah unruk periode
<2>
, dengan hasil
sebagai berikut:
I. Hasil Rekonsiliasi Data BMN:
No
Ill
I
A

Akun Neraca

Persediaan 11
ASETTETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin

Ccdune: dan Banzunan

4
5
6
7
C

Jalan, Irizasi dan .Jarinzan


Aset Tetao Lainnva
Konstruksi Dalam Penzeriaan
Akumulasi Pen11usutanA set Tetao
ASET LAINNYA
Kemicraan denaan Pihak Ketiza
Aset Tak Berwuiud
Akumulasr Amorttsasi

l
3
4
5
6

Mutasi

Saldo Akhir

(21
POSIS! BMN DI NERACA
ASET LANCAR

B
l
2

Nilai BMN Penode ...<2>...

Saldo Awal

Asei Lain-Lain"

Akumulasi Penuusutan atas Aset Lainnua


Ak"Umulasi Amortisasi
n
BMN NON NERACA
A
EKSTRAKOMPTABEL
l
BMN Ekstrakomotabel
2
Akumulasi Pen11usutanEkstrakomotabel
B
BPYBDS
C
BARANGHILANG
D
BARANGRUSAK BERAT
E
ASET BMN EKS DK/TP SEBELUM TA 2011
Total (J+III
1) Nilai mutasi Persediaan yang disajikan berupa selzsih antara saldo akhu dan saldo awal Persedzaan;
2) Niku yang drsa}lkan hanya nilaz Aset Tetap yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan, Aset Tak
Benuujud yang ndak Digunakan Dalam Operast Pemenntahan. dan Aset Lamlaui berupa BMN,
Rznc1an terlampir.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 62 KOP SURAT
II. Hal-hal penting lainnya mengenai data BMN terkait penyusunan LBKP dan LK tingkat UAKPA
disajikan dalam Lampiran Serita Acara ini, yang rnerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Serita Acara ini.
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk bahan penyusunan Laporan SMN dan LKPP periode
................. <2>
, dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
....................

<! 5>

.................. <13>
NIP/NRP
<14>

.
.

..
NIP

<11>

<9>
<10>

..
.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 63 -

CARAPENGISIAN FORMATBERITA ACARA


REKONSILIASI DATA BMN DAN PEMUTAKHIRAN DATABMN
ANTARAKPKNL DAN UAKPB
1.

Diisi dengan nama UAKPB.

2.

Diisi

dengan

periode

rekonsiliasi

dan

tahun

anggaran,

misalnya

pelaksanaan rekonsiliasi semester II TA 2016, maka diisi dengan Semester


II Tahun Anggaran 2016.

3.

Diisi dengan nomor Serita Acara Rekonsiliasi.

4.

Diisi dengan hari waktu pembuatan berita acara.

5.

Diisi dengan tanggal waktu pembuatan berita acara.

6.

Diisi dengan bulan waktu pembuatan berita acara.

7.

Diisi dengan tahun waktu pembuatan berita acara.

8.

Diisi dengan tempat pembuatan berita acara.

9.

Diisi dengan nama pejabat/staf/petugas pada KPKNL yang menangani


Rekonsiliasi Data BMN.

10. Diisi

dengan

pejabat/staf/petugas

pada

KPKNL yang

menangani

Rekonsiliasi Data BMN.


11. Diisi dengan jabatan pejabat/staf/petugas

pada KPKNL yang menangani

Rekonsiliasi Data BMN.


12. Diisi dengan nama KPKNL.
13. Diisi dengan nama penanggungjawab/petugas UAKPB.
14.

Diisi dengan NIP penanggung jawab/petugas UAKPB.

15. Diisi dengan jabatan penanggungjawab/petugas UAKPB.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 64 TABEL 5
FORMAT LAMPIRAN BERITAACARA REKONSILIASI DATA BMN DAN
PEMUTAKHIRAN DATA BMN ANTARA KPKNL DAN UAKPB
LAMPIRAN REKONSILIASI
PADA
PERIODE
NOMOR :

DATA BARANG MILIK NEGARA


<l>
.
<2>
.
<3>
..

Rekonsiliasi Saldo Awal Data Barang Milik Negara

I.

PERKIRAAN NERACA
KODE

URAIAN

Ill

SALDOAWAL
SEBELUM
KOREKSI

TAMBAH

, ...

13,

KURANG

SALDO AWAL
SETELAH
KOREKSI

rs

61

POSIS! BMN DI NERACA


ASETLANCAR

11

1171

Persediaan 11

13

ASETTETAP

1311
1321
1371
1331
1372
1341
1373
1351
1374
1361

Tan ah
Peralatan dan Mesin
Akwn. Penuusutan
Gedunz dan Banzunan
Alrum. Penuuswan
Jalan, irigasi, dan .Jarinzan
Akum. Pemrusutan

16

ASET LAINNYA

1611
16911
1621

Kemitraan Denzan Pihak


Akum. Penin1sutan
Aset Tak Berwujud

Aset Tetao lainnva


Akum. Penuusutan
Konstruksi Dalam Penzeriaan

1F.Q~1

.<!h'm

. .,.;

Aset Lain-lain 21

1661
16912

16932

Akutn. Penuusutari

Akum. Amortisasi

II
A

BMN NON NERACA


EKSTRAKOMPTABEL

BMN Ekstrakomotabel
Akum. Penuusuran

KOREKSI

BPYBDS
BARANG HILANG
BARANG RUSAK BERAT
D
ASET BMN EKS DK/TP
E
SEBELUM TA 2011
TOTAL (l+ll)
1) Nila: koreksi Persed1aan yang disajlkan berupa selisih anrara saldo awal sezelah koreks1 dan saldo awa/
sebelum koreksi;
2) Nilai yang disajikan. hanya nilai Aset Tetap yang Tidak D1gunakan Dalam Operasi Pemen11tahan, Aset Tak
Berunijud yang Ttdak: Digunakan Dalam Operasi Pemennzahan dan Aset Lam-lam berupa BMN.

Total nilai koreksi saldo awal sebesar Rp ... <4> dengan penjelasan sebagai berikut:
a.
b.

......... <5>

MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 65 -

II. Pemutakhiran dan Rekonsiliasi Data BMNPeriode Berjalan


a. Pemutakhiran Data Mutasi Barang Milik Negara
KODE

PERKIRAAN NERACA
URA.IAN

Ill

I
11

1171
13

1311
1321
)371
1331
1372
1341
1373
1351
1374
1361

(2)

D
E

(6)

Akum. Penuusutan
Akum. Penuusutan
.Ia lari

irizasi dan .Jarinzan


Alcum. Penuusutan

Aset Teran lainnva


Aln1m PPmmsutan

Konsrruksi DaJam Eenzeriaan


Kemitraan Denzan Pihak

IS)

Gedunz dan Banzunan

ASET LAINNYA

!41

SALDO AKHIR
PER ... <7>...

Tanah
PeraJatan dan Mesin

1611
16911
1621
16931
1661
16912
16932

(31

MUTASI
TAMBAH
KURANG

POSISI BMN DI NERACA


ASETLANCAR
Persediaan 11
ASETTETAP

16

II
A
1

SALDOAWAL
PER ... <6>...

Akum. Penuusutan

Aset Tak Berwuiud


Alcum. Amortisasi

Aset Lain-lain

21

Alcum. Perurusutan
Akum. Amortisasi
BMN NON NERACA
EKSTRAKOMPTABEL

BMN Ekstrakomotabel
Akum. Penuusuian
BPYBDS
BARANG HILANG
BARANG RUSAK BERAT
ASET BMN EKS DK/TP
SEBELUM TA 2011
TOTAL (l+II)

1. Nilai murasi Persediaari yang disajikan. berupa selisih aruara saldo akhir dan saldo awal Persediaan;
2. Nilai yang disajikan hanya nilai Ase! Tetap yang Tidak:Digunakan Dalam:Operasi Pemerintahan, Asel Tak
Berunijud yan.g Tidak Diqunakan. Dalam Operasi Pemerin.1ahan dan Asel Lainlain berupa BMN.

b,

Rekonsiliasi Data Transaksi Keuangan BMN


NILAI BMN *)

BELANJA MODAL

SELISIB

*) Nilai BMN yang disajikan. hanya


dari transaksi yang terkait den.gan pen.geluaran APBN dengan
SPM/SP'2D seperti Pembelian, Penyelesaian Pembangunan Lanqsunq, Pengembangan Nilai Aset,
Perolehan/ Penambahan KDP, dan. Pengembangan KDP

c. Rekonsiliasi Data Transaksi Pembentuk BMNyang berasal dari perolehan lainnya yang
sah dan Pengurang BMN
i.
Mutasi Tambah BMN
NO

PERKlRAAN NERACA

JENIS TRANSAKSI

KUANTITAS

(1)

NIL AI

121

131

141

(Sl

Tan ah

Transfer Masuk
Hibah Masuk

Peralatan dan Mesin

Dst .....

Transfer Masuk
Hibah Masuk
..... dst
Dst. ....

..... dst

TOTAL

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 66 ii.
NO
Ill
1

Mutaai Kurang BMN

PERKIRAAN NERACA
121
Tan ah

JENI$ TRANSAKSI

KUANTITAS

NILAI

131

141

(51

Transfer Keluar
Hibah Keluar

Peralatan dan Mesin

..... dst
Transfer Keluar

Hibah Keluar
..... dst
3

Ost .....

Ost.....
TOTAL

Ui.

Penyusutan BMN berupa Aset Tetap

NO
(ll
l

PERK.IRAAN NERACA

JENIS TRANSAKSI

NILAI

(2}

(3}

(41

Peralatan dan Mesin

Gedunz dan Banzunan

Ost .....

Penvusutan Pertama Kah


Pen vusutan Transaksaonal
Penvusutan Rezuler
Penvusutan Pertama Kali
Penvusutan Transaksional
Penvusutan Rezuler
Ost .....

TOTAL

iv.

Amortiaasi BMNberupa Aset Tak Berwujud


PERKIRAAN NERACA
121

NO
(l l
1

Perangkat Lunak Kornputer


(Software)

JENIS TRANSAKSI
131

NILAI
14)

Amortisasi Pertarna Kali


Amornsasi Transaksional

Franchise

Ost .....

Amortisasi Rezuler
Amortisasi Pertama Kali
Amortisasi Transaksional
Amortisasi Rezuler
Ost .....

TOTAL

III. Rekonsiliasi Pengelolaan BMN


a.
NO
1

2
3
4
5

6
7

Penetapan Status Penggunaan BMN


URA.IAN

Tan ah
Peralatan dan Mesin
Geduna dan Banzunan
Jalan
lrizasi
.Jannzan
Aset Tetan lainnva

JUMLAH

TELAH DITETAPKAN
STATUSPENGGUNAAN
KUANTITAS
NILAI

BELUM DITETAPKAN
STATUSPENGGUNAAN
KUANTITAS
NIL AI

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-67 b.

Pengelolaan BMN

No.

Uruan

PellQUnaAn

Dalam proses pengajuan


oennohonan ke Pen"''" Barane
Dalam proses pcngajuan
oermohonan ke Penaelola Barane
Oala.m proses Ptngelola Barang

Selesai di Pcngelola Barang

Pemanr.-.tan

Pemlndahtanpnan

Pencbapuaan

Jwnlah

a. Oikembalikan

b Ditolak
C. 01SCtUJUI

Dalam proses tindak lanjut


Ptn..,na/Kuasa Pcne11una Barana
Telah duerbnkan SK dan Pcngguna
Barane
Tmdak lanjut oleh Kuasa Pengguna
Barane
Selesai scrah terima

Gagal/batal proses

5
6
7

IV. Penerimaan

I
BMN

negara bukan pajak (PNBP) yang berasal dari pengelolaan BMN pada

<2>...

berikut:
V.

Negara Bukan Pajak (PNBP) Pengelolaan

Jumlah penerimaan
periode

adalah

<9>

sebesar

Rp .... <8> .... dengan

lainnya

a.

yang terjadi dalam pelaksanaan penatausahaan

...............................
.

<masalah SDM>

. . . .. . . . . . . . . .. . .. . .. .

.
.

<masalah komitmen dart SP/>

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . <masalah. lainnya>
Langkah

tindak

perrnasalahan

lanjut

ke depan

yang perlu diambil

dalam

<masalah SDM>

.....

...............................

<masalah lainnya>

Tindak lanjut temuan BPK terkait BMN:

d.

Terdapat

perbedaan

<masalah komitmen dan.SP/>

c.

e.

.
<10>

nilai BMN antara

<1>

dengan

KPKNL yang disebabkan

Informasi lain yang dianggap perlu:

< 12>

.................

<13>

.................

<16>

.................

<14>

<!?>

NIP

<18>

NIP/NRP

penyelesaian

.. . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . .. <masalah infrastruktur>

<l l>

rangka

penatausahaan BMN adalah:

...............................

........

BMN:

.. <masalah infrastruktur>

...............................

b.

sebagai

Informasi penting
Permasalahan

rincian

<15>

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 68 -

CARA PENGISIAN FORMAT LAMPIRAN BERITA ACARA REKONSILIASI DATA


BMN DAN PEMUTAKHIRANDATABMN ANTARA KPKNL DAN UAKPB

1.

Diisi dengan nama UAKPB.

2.

Diisi

dengan

rekonsiliasi

periode
semester

rekonsiliasi
I Tahun

dan

tahun

Anggaran

anggaran.

2016,

maka

Misalnya

diisi

dengan

Semester I Tahun Anggaran 2016.


3.

Diisi dengan nomor Berita Acara Rekonsiliasi.

4.

Diisi dengan total nilai koreksi saldo awal.

5.

Diisi dengan

penjelasan

penyebab

terjadinya koreksi saldo awal per

perkiraan neraca.
6.

Diisi

dengan

tanggal

awal

periode

rekonsiliasi

(misalnya:

untuk

rekonsiliasi semester I diisi dengan tanggal 1 Januari 20xx).


7.

Diisi dengan tanggal akhir periode rekonsiliasi.

8.

Diisi dengan total nilai PNBP yang berasal dari pengelolaan BMN selama
periode rekonsiliasi (semester/ tahunan).

9.

Diisi

dengan

rincian

besarnya

PNBP dari masing-masing

kelompok

pengelolaan BMN (misal sewa, penjualan, dan sebagainya).


10.

Diisi dengan rencana tindak UAKPB terhadap temuan BPK.

11.

Diisi dengan informasi terkait perbedaan nilai BMN.

12.

Diisi dengan hal-hal lain yang dianggap perlu disajikan dalam lampiran.

13.

Diisi dengan Penanggungjawab/petugas

UAKPB.

14.

Diisi dengan nama pejabat/staf/petugas

UAKPB.

15.

Diisi

dengan

NIP/NRP

penandatangan/petugas

dari

unit

organisasi / instansi.
16.

Diisi

dengan

jabatan

Penanggung

Jawab/petugas

pelaksanaan

rekonsiliasi data BMN di KPKNL.


17.

Diisi

dengan

pelaksanaan
18.

nama

pejabat/staf/petugas

Penanggung

Jawab

rekonsiliasi data BMN di KPKNL.

Diisi dengan NIP pejabat Penanggung


rekonsiliasi data BMN di KPKNL.

Jawab/staf/petugas

pelaksanaan

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA

- 69 TABEL 6
FORMAT BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BMN
REKONSILIASI DATA BMN ANTARA KANWIL DJKN DAN UAPPB-W
KOP SITRAT
BERlTA ACARA REKONSILIASJ DATA BARANG MILIK NEGARA
PADA
<l>
.
PERIODE
<2>
.
NOMOR:
<3>
.
Pada hari ini .... <4> .... , tanggal ... <5>... bulan ...... <6>........
tahun ..... <7>...... , bertempat di
....... <8> ....... , kami yang bertanda tangan di bawah ini:
I.
Nama
:
<9>
.
NIP
:
<10>
..
Jabatan
:
<11>
..
dalam
hal
ini
bertindak
untuk
dan
atas
nama
Pengelola
Barang
pada
............. <12>
, untuk selanjutnya disebut Pihak Pertarna:
Nama
:
<13>
.
NIP
:
< 14>
..
Jabatan
:
<15>
..
dalam hal iru bertindak unruk dan atas nama penanggung jawab unit akuntansi barang
pada
<l>
, untuk selanjutnya disebut Pihak Kedua;
menyatakan
bahwa telah melakukan Rekonsiliasi
Data Barang Milik Negara (BMN) pada
......................... <!>
dengan cara membandingkan data BMN pada Laporan
Barang Pengguna Wilayah yang disusun oleh unit akuntansi barang dan Laporan Barang Kantor
Wilayah untuk periode
<2>
, dengan hasil sebagai berikut:
I. Hasil Rekonsiliasi Data BMN:

II.

No
(ll

I
A
1
B

l
2
3

4
5
6
7
C

1
2

Akun Neraca
(21
POSISI BMN DI NERACA
ASET LANCAR
Persediaan 11
ASETTETAP

Tanah
Peralatan dan Mesin
Geduria dan Banaunan
Jalan lrigasi, dan .Jarinean
Aset Tetao Lainnva
Konstruksi Dalam Penaeriaan
Akumulasi Penuusutan Aset Tetao
ASET LAINNYA
Kemitraan dengan Pibak Ketiza

Aset Tak Berwuiud

Akumulasi Amortisasi

4
5
6

Aset Lain-Laine

II
A
l

B
C
D
E
1)
2)

Nilai BMN Periode ... <2> ...


Saldo Awai
Mutasi
Saide Akhir

Akumu/asi Penl/Usuian atas Asel Lainnt1a


Akumulasi Amortisasi
BMN NON NERACA
EKSTRAKOMPTABEL
BMN Ekstrakomptabel
Akumulasi Penuusutan Ekstrakommabel

BPYBDS
BARANG HILANG
BARANG RUSAK BERAT
ASET BMN EKS DK/TP SEBELUM TA 2011
Total (I+H)
Nilai mwasi Persediaan yang disajikanberupa selisih antara saldo akhir dan saldo awal Persediaan;
Nilai yang disajikan hanya nilai Aset Tetap yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan, Aset Tak
Berwujud yang 7'i.dak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan dan Asel Lain-lain berupa BMN;

Rincian. teriampir.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 70 KOP SURAT

II. Hal-hal penting lainnya mengenai data BMN terkait penyusunan LBP-W dan LK tingkat UAPPA-W
disajikan dalam Lampiran Serita Acara ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Serita Acara ini.
Demikian Serita Acara ini dibuat untuk bahan penyusunan Laporan BMN dan LKPP periode
................. <2>
, dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya .
................. <I S>

.................. <13>
NIP/NRP

<14>

..

..

<11>

.
..

.................. <9>
NIP
<10>

..

.
..

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 71 -

CARAPENGISIANFORMATBERITAACARA
REKONSILIASI DATABMNANTARAKANWILDJKN DANUAPPB-W
1.

Diisi dengan nama UAPPB-W.

2.

Diisi

dengan

periode

rekonsiliasi

dan

tahun

anggaran,

misalnya

pelaksanaan rekonsiliasi semester II TA 2016, maka diisi dengan Semester


II Tahun Anggaran 2016.
3.

Diisi dengan nomor Berita Acara Rekonsiliasi.

4.

Diisi dengan hari waktu pembuatan berita acara.

5.

Diisi dengan tanggal waktu pembuatan berita acara.

6.

Diisi dengan bulan waktu pembuatan berita acara.

7.

Diisi dengan tahun waktu pembuatan berita acara.

8.

Diisi dengan tempat pembuatan berita acara.

9.

Diisi dengan

nama

pejabat/staf/petugas

pada

Kanwil DJKN yang

menangani Rekonsiliasi Data BMN.


10. Diisi dengan pejabat/staf/petugas

pada Kanwil DJKN yang menangani

Rekonsiliasi Data BMN.


11.

Diisi dengan jabatan

pejabat/ staf / petugas pada Kanwil DJKN yang

menangani Rekonsiliasi Data BMN.


12. Diisi dengan nama Kanwil DJKN.
13. Diisi dengan nama penanggungjawab/petugas UAPPB-W.
14. Diisi dengan NIP penanggungjawab/petugas UAPPB-W.
15. Diisi dengan jabatan penanggungjawab/petugas UAPPB-W.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 72 -

TABEL 7
FORMAT LAMPIRAN BERITAACARA REKONSILIASI DATA BMN ANTARA
KANWIL DJKN DAN UAPPB-W
KOP SURAT
LAMPIRAN REKONS!LlASI DATA BARANG MlLIK NEGARA
PADA
<l>
.
PERIODE
<2>
.
NOMOR:
<3>
..

Rekonsiliasi Saldo Awai Data Barang Milik Negara

I.

PERKIRAAN NERACA
KODE

URAIAN

(1)

(JJ

SALDOAWAL
SEBELUM
KOREKSI
(3)

13

POSISI BMN DI NERACA


ASETLANCAR
Persediaan 11
ASETTETAP

1311
1321
1371
1331
1372
1341
1373
1351
1374
1361

Tan ah
Peralatari dan Mesin
Akum. Penuusutari
Gedunz dan Banzunan
Akum. Penuusutan.
Jalan, irigasi, dan .Jarinzan
Akum. Penuusutan
Aset Tetap lainnva
Akum. Penuusutan
Konstruksi Dalam Penzeriaan

16

ASET LAINNY A

1611
16911
1621

Kemitraan Denzan Pihak


Akum. Penuusutari
Asct Tak Berwuiud

11

1171

lnO~ I

1661
16912
16932

Alnm

TAMBAH

KURANG

(4)

(5)

SALDO AWAL
SETELAH
KOREKSI
(6)

""'

Aset Lain-lain 2
Akum. Pen1nisutan
Akum. Amortisasi

BMN NON NERACA


EKSTRAKOMPTABEL

1
2

BMN Ekstrakornptabel
Akum. Penuusutan

II

KOREKSI

BPYBDS
BARANG HILANG
BARANG RUSAK BERAT
D
ASET BMN EKS DK/TP
E
SEBELUM TA 2011
TOTAL u-m
1) N1/a1 koreksi Persediaari yang d1sajikan berupa selisih aniara saldo awal setelah korek.si dan saldo awal
sebe/um koreksi;
2) Nila: yang disafikan hanya mlai Asel Tetap yang Ttdak D1gunakan Da/am Operasi Pemenn1ahan, Asel Tak
Benuujud yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemeriniahan dan Aset Lain-lain berupa BMN.
B

Total nilai koreksi saldo awal sebesar Rp ... <4> dengan penjelasan sebagai berikut:

a.
b.

.........

<5>

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 73 -

11.
a.

Pemutakhiran

dan Rekonsiliasi Data BMNPeriode Berjalan

Pemutakhiran Data Mutaai Baran' Millk Negara

KODE

PERKIRAAN NERACA
URAlAN

(I)

SALDOAWAL
PER ... <6> ...

121

11

POSISI BMN DI NERACA


ASET LANCAR

1171

Persediaan

13

ASET TETAP

1311
1321
1371
1331
1372
1341
1373
1351
1374
1361

1'AnAh

16

ASET LAINNY A

1611
16Qll
1621
16931
1661
16912
16932

Kemitraan Denzan Pihak

[3)

MUTASI
TAMBAH
KURANG
(41

{6)

--

(5)

SALDO AKHIR
PER ... <7> ...

Peralatan dan Mesin


AINm

Ponn>"'"''"'"

Gedunz dan Banzunan


Akvm

I
I

P<>nn1<>,,tnn

Ialan irizasi dan .Jarinzan


A/rum Penuusutan
Aset Tetao lainnva

I
I

Akum Penin1<>11tnn

Konstruksi Dalam Penzeriaan

II
A

AINm Perun S'''"'"

Aset Tak Berwuiud

Ak11m Amorti<>n<>i

Aset Lain-lain

21

Akum Penuus11tan
Akum Amortisasi
BMN NON NERACA
EKSTRAKOMPTABEL

BMN Ekstrakornntabel

1
2

AIMnn
PP.ntJU"'"'"'"'
BPYBDS
BARANG HILANG
BARANG RUSAK BERAT
ASET BMN EKS DK/TP
SEBELUM TA 2011
TOTAL (1+11)

c
D
E

I
I

..

Nilai mutas1 Persediaan. yang disa)lkan berupa selisih. anrara saldo akrur dan. saldo awal Persediaan;
Nilai yang disa)lkan hanya ntla1 Asel Tetap yang Tidalc Digunalcan Dalam Operasi Pemerouahan, Aset Talc
Berwujud yang Tidak: Digunakan Dalam: Operasi Pemenntahan dan Asel Lain-lairi berupa BMN.

1.
2.

b. Rekonsiliasi

Data Tranaakai Pembentuk

BMNyang beraaal dari perolehan

lainnya yang

sah dan Pengurang BMN


i.
Mutasi Tambah BMN
NO
111
1

PERKIRAA.N NERACA

JENIS TRANSAKSI

KUANTITAS

NILAI

(21

(3)

(41

(51

Transfer Masuk
Hibah Masuk

Tan ah

..... dsr
2

Peralatan dan Mesm

Ost.....

Transfer Masuk
Hibah Masuk
..... dst
Ost .....

TOTAL

ii.

Mutasi Kurang BMN

NO

PERKIRAA.N NERACA

JENIS TRANSAKSI

KUANTITAS

NILAI

111

121

131

(41

151

Tan ah

Pcralatan dan Mesin

Ost .....
TOTAL

Transfer Keluar
Hibah Keluar
..... dst
Transfer Keluar
Hibah Keluar
..... dst
1 Ost .....

I
I

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA

- 74 iii.

Penyusutan BMN berupa Aset Tetap


PERKJRAAN NERACA
JENIS TRANSAKSI

NO
(1J

121

Peralatan dan Mesin

Gedunz dan Banzunan

Ost.. ...

NILA!

131

141

Penyusutan Pertama Kali


Penyusutan Transaksional

Penyusuran Rezuler
Penvusutan Pertarna Kali
Penyusutan Transaksional
Penyusutan Rezuler
Ost.. ...

TOTAL
iv.

Amortisasi BMN berupa Aset Ta.k Berwujud


PERKJRAAN NERACA
JENIS TRANSAKSI

NO
Ill

{2)

141

Perangkat Lunak Komputer


(Software)

Amortisasi Pertama Kali

Franchise

Amortisasi
Amortisasi
Amortisasi
Amortisasi

Ost .....

NILA!

131

Transaksional
Rezuler
Pertama Kali
Transaksional

Amortisasi Rezuler
Ost. ....
TOTAL

III.

Rekonsiliasi Pengelolaan BMN


a.

Penetapan

NO

Status Penggunaan

Tan ah
Peralatan dan Mesin
Gedunz dan Banzunan
Jalan

Irizasi

6
7

.Jaringan
Aset Tetap lainnva
JUMLAH
b.

Uraian

Dalam proses pengajuan


nermohonan ke Penazuna Baranz
Dalam proses pengajuan
nermohonan ke Pengelola Baranz
Dalam proses Pengelola Barang

Selesai di Pengelola Barang


a. Dikembalikan
b. Ditolak

c. Disetujui
Dalam proses tindak lanjut
Pcnezuna/Kuasa Peneeuna Baran"
Telah diterbitkan SK dari Pengguna
Barane
Tindak lanjut oleh Kuasa Pengguna
Barane
Selesai serah terima

Gagal/batal proses

6
7

TELAH DITETAPKAN
STATUSPENGGUNAAN
KUANTITAS
NILA!

Pengelolaan BMN

No.

BELUM DITETAPKAN
STATUSPENGGUNAAN
KUANTITAS
NILAI

URAIAN

1
2
3
4

BMN

Penuunaan

Pemanfaatan

Pemlndabtanganan

Penchapuaan

Jumlab

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 75 V.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pengelolaan BMN


Jum1ah penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berasal dari pengelolaan BMN pada periode
... <2>

adalah sebesar Rp

<8>

dengan rincian sebagai berikut:

<9>

VI. Informasi penting lainnya


a.

Jumlah saruan kerja di lingkungan

b.

Permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan penatausahaan BMN:

c.

< 1>

adalah

...............................

<masalah SDM>

...............................

<masalah infrastruktur>

...............................

<masalah komitmen dan SP/>

..........

<masalah lainnya>

<6>

.
.
.
.

Langkah tindak lanjut ke depan yang perlu diambil dalam rangka penyelesaian permasalahan
penatausahaan BMN adalah:
...............................

<masalah SDM>

...............

<masalah infrastruktur>

. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . <masalah kom!lmen dan SP!>


...............................

<masalah lainnya>

d.

Tindak lanjut temuan BPK terkait BMN:

e.

Terdapat

perbedaan nilai

.
<7>

BMN antara

<!>

dengan Kanwil DJKN yang disebabkan

........ <8> ........


f.

lnformasi lain yang dianggap perlu:

<9>

................. <10>

................. <13>

.................

<14>

NIP

<15>

NIP/NRP

<I l>

<12>

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 76 -

CARA PENGISIAN FORMATLAMPIRANBERITAACARA REKONSILIASI DATA


BMN DAN PEMUTAKHIRAN DATABMNANTARA KANWIL DJKN DANUAPPB-W
1.

Diisi dengan nama UAPPB-W.

2.

Diisi

dengan

rekonsiliasi

periode

semester

rekonsiliasi

dan

tahun anggaran.

Misalnya

I Tahun Anggaran 2016, maka diisi dengan

Semester I Tahun Anggaran 2016.


3.

Diisi dengan nomor Berita Acara Rekonsiliasi.

4.

Diisi dengan total nilai PNBP yang berasal dari pengelolaan BMN selama
periode rekonsiliasi (semester/ tahunan).

5.

Diisi dengan rincian besarnya PNBP dari masing-masing kelompok


pengelolaan BMN (misal sewa, penjualan, dan sebagainya).

6.

diisi dengan jumlah satker yang berada di lingkungan UAPPB-W.

7.

Diisi dengan rencana tindak UAPPB-W terhadap temuan BPK.

8.

Diisi dengan informasi terkait perbedaan nilai BMN.

9.

Diisi dengan hal-hal lain yang dianggap perlu disajikan dalam lampiran
mi.

10.

Diisi dengan Penanggungjawab/petugas UAPPB-W.

11.

Diisi dengan nama pejabat/staf/petugas UAPPB-W.

12.

Diisi

dengan

NIP/NRP

penandatangan/petugas

dari

unit

organisasi / instansi.
13.

Diisi dengan

jabatan Penanggung

Jawab/petugas

pelaksanaan

rekonsiliasi data BMN di Kanwil DJKN.


14.

Diisi

dengan

nama

pejabat/staf/petugas

Penanggung

Jawab

pelaksanaan rekonsiliasi data BMNdi Kanwil DJKN.


15.

Diisi dengan NIP pejabat Penanggung Jawab/staf/petugas pelaksanaan


rekonsiliasi data BMN di Kanwil DJKN.

c
~

.s:

.
.

~"'
~v

sc

A
......

'iil

&
~

......

Eal

:
~

Cl

.
.
""
N

I\
('I

~
e

So

i5

(IS

""v

8.
0
t:

~~

A
. 00
AN

.s0

-a-0
e::

bO
t:

as
>

"

~
"'<~

.
...

z~

"'v

"'

A
t'--

v...........
z

:z-

: c,

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 78 -

CARA PENGISIAN LAMPIRAN TAMBAHAN BERITA ACARAREKONSILIASI


DATA BMN DAN PEMUTAKHIRAN DATA BMN ANTARA KANWIL DJKN DAN
UAPPB-W

1.

Diisi dengan nama Kanwil DJKN.

2.

Diisi dengan nama UAPPB-W.

3.

Diisi dengan dengan tanggal 30 Juni 20xx atau 31 Desember 20xx.

4.

Diisi dengan kode UAKPB.

5.

Diisi dengan nama UAKPB.

6.

Diisi dengan nomor Berita Acara Internal.

7.

Diisi dengan tanggal Berita Acara Internal.

8.

Diisi dengan nilai saldo akhir Persediaan.

9.

Diisi dengan nilai saldo akhir Tanah.

10.

Diisi dengan nilai saldo akhir Peralatan dan Mesin.

11.

Diisi dengan

nilai saldo akhir Akumulasi

Penyusutan

Peralatan

dan

Gedung

dan

Mesin.
12.

Diisi dengan nilai saldo akhir Gedung dan Bangunan.

13.

Diisi dengan

nilai saldo akhir

Akumulasi

Penyusutan

Bangunan.
14.

Diisi dengan nilai saldo akhir Jalan, Irigasi, dan Jaringan.

15.

Diisi dengan nilai saldo akhir Akumulasi Penyusutan

Jalan, Irigasi, dan

Jaringan.
16.

Diisi dengan nilai saldo akhir Aset Tetap Lainnya.

17.

Diisi dengan nilai saldo akhir Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya.

18.

Diisi dengan nilai saldo akhir Konstruksi Dalam Pengerjaan.

19.

Diisi dengan nilai saldo akhir Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga.

20.

Diisi dengan nilai saldo akhir Akumulasi Penyusutan Kemitraan

Dengan

Pihak Ketiga.
21.

Diisi dengan nilai saldo akhir Aset Tak Berwujud.

22.

Diisi dengan nilai saldo akhir Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud.

23.

Diisi dengan nilai saldo akhir Aset Lain-lain.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-79 -

24.

Diisi dengan nilai saldo akhir Akumulasi Penyusutan Aset Lain-lain.

25.

Diisi dengan nilai saldo akhir Akumulasi Amortisasi Aset Lain-lain.

26.

Diisi dengan nilai saldo akhir BMN ekstrakomptabel.

27.

Diisi dengan Penanggung Jawab/petugas

UAPPB-W.

28.

Diisi dengan Penanggung Jawab/petugas

pada Kanwil DJKN.

,(.,;

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 80 -

TABEL9
FORMAT HERITA ACARA REKONSILIASI

DATA HARANG MILIK NEGARA

DAN PEMUTAKHIRAN DATA HARANG MILIK NEGARA


ANTARA KANTOR PUSAT DJKN DAN UAPPH-El/UAPB
xos SURAT
BERJTAACARA REKONSILIASI DATA BARANGMILIK NEGARADAN
PEMUTAKHIRAN DATA BARANG MILIK NEGARA
PADA
<L> ....................
PERJODE
<2>
.
NOMOR:
<3>
.
Pada hari ini
<4> , tanggal
<5>
bulan
<6>
rahun
<7>
, bertempat di
....... <8>
, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
I.
Nama
:
<9>
.
NIP
:
<IO>
.
Jabatan
:
<!!>
.
dalam
hal ini
bertindak
untuk
dan
atas nama Pengelola
Barang
pada
............ < 12>
, untuk selanjutnya disebut Pihak Pertama:
II.
Nama
:
<13>
.
NIP
:
< 14>
.
Jabatan
:
<15>
.
dalam hal mi bcrtindak untuk dan atas nama penanggung jawab unit akuntansi barang
pada
<l>
, untuk selanjutnya disebut Pihak Kedua;
mcnyatakan bahwa telah melakukan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara (BMN) dan
Pemutakhiran Data BMN pada
<!>
dengan cara membandingkan data
BMN pada LBP-El /LBP yang disusun oleh unit akuntansi barang dan Laporan Barang Milik Negara
(LBMN) untuk periode
<2>
, dengan hasil sebagai berikut:
I. Hasil Rekonsiliasi Data BMN:
No

(1)
I
A

Akun Neraca
(21
POSISI BMN DI NERACA
ASET LANCAR

Persediaan

B
1

ASETTETAP
Tanah

Peralatan dan Mesin


Oeduna dan Banzunan

Jalan, Iriaasi dan Jarinean

Aset Teran Lainnva

Konstruksi Dalam Penaeriaan

7
C

Akumulasi Penuusulan Asel Telao


ASET LAINNYA
Kemuraan denaan Pihak Ketiga

4
5

6
II

A
1
2
B
C
D
E

(31

I
2
3

Ntlai BMN Periode ... <14> ...


Mutasi
Saldo Akhir
(41
(51 - (3) + (4)

Saldo Awai

Aset Tak Berwutud


Akurnulasi Amortisasi
Aset Lain-Lain 21
Akumulasz Penuusuran alas Asel Laumua
Akurnulasi Amortisasi
BMN NON NERACA
EKSTRAKOMPTABEL
BMN Ekstrakornptabel
Ak'Umulasi Penuusuian Ekstrakomotabel
BPYBDS
BARANG HILANG
BA.RANGRUSAK BERAT
ASET BMN EKS DK/TP SEBELUM TA 2011

Total (1+11)
1)
2)

Niku mutasi Persedaaan yang disajikan berupa sehsih anrara saldo akhir dan saldo awal Persediaan;
Nilai yang d1SaJlkart hanya mlat Asel Tetap yang Tidak: Dzgunakan Da.lam Operast Pemerinlahan, Asel Tak
Berunijud yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan, dan Aset Lain-lairi berupa BMN;
Rinciari terlampir.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 81 KOP SURAT
II. Hal-hal penting lainnya mengenai data BMN terkait penyusunan LBP-El/LBP dan LKKL disajikan

dalam Lampiran Serita Acara ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Serita
Acara ini.
Demikian Serita Acara ini dibuat unruk bahan penyusunan Laporan BMN dan LKPP periode
................. <2>
, dan apabila di kemudian hari cerdapat kekeliruan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
..................

<1 5>

..................

<13>

NIP/NRP

<14>

<!!>

<9>

'.'llP

<10>

..

MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 82 -

CARAPENGISIAN FORMATBERITA ACARA


REKONSILIASI DATA BMN DAN PEMUTAKHIRAN DATA BMN ANTARA
KANTOR PUSAT DJKN DAN UAPPB-El/UAPB
1.

Diisi dengan nama UAPPB-W/UAPB.

2.

Diisi

dengan

periode

rekonsiliasi

dan

tahun

anggaran,

misalnya

pelaksanaan rekonsiliasi semester II TA 2016, maka diisi dengan Semester


II Tahun Anggaran 2016.
3.

Diisi dengan nomor Berita Acara Rekonsiliasi.

4.

Diisi dengan hari waktu pembuatan berita acara.

5.

Diisi dengan tanggal waktu pembuatan berita acara

6.

Diisi dengan bulan waktu pembuatan berita acara.

7.

Diisi dengan tahun waktu pembuatan berita acara.

8.

Diisi dengan tempat pembuatan berita acara.

9.

Diisi dengan nama pejabat/staf/petugas pada Kantor Pusat DJKN yang


menangani Rekonsiliasi Data BMN.

10. Diisi dengan

pejabat/staf/petugas

pada

Kantor Pusat

DJKN yang

menangani Rekonsiliasi Data BMN.


11. Diisi dengan jabatan pejabat/staf/petugas pada Kantor Pusat DJKN yang
menangani Rekonsiliasi Data BMN.
12.

Diisi dengan nama Kantor Pusat DJKN.

13. Diisi dengan nama penanggungjawab/petugas

UAPPB-El/UAPB.

14. Diisi dengan NIP penanggungjawab/petugas UAPPB-El/UAPB.


15. Diisi dengan jabatan penanggungjawab/petugas UAPPB-El/UAPB.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 83 TABEL 10
FORMAT LAMPIRAN BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BMN DAN
PEMUTAKHIRAN DATA BMN
ANTARA KANTOR PUSAT DJKN DAN UAPPB-El/UAPB
KOP SURAT
LAMPIRAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA
PADA
<l>
.
PERIODE
<2>
.
NOMOR :
<3>
.

I.

Rekonsiliasi Saldo Awai Data Barang Milik Negara


PERKIRAAN NERACA
URAJAN

KOOE
(I)

(2)

I
11

POSISI BMN DI NERACA


ASETLANCAR

1171

Persediaan

13

ASETTETAP

1311
1321
1371
1331
1372
1341
1373
1351
1374
1361
16
1611
169111
1621

Tanah
Peralatan dan Mesin

SALOOAWAL
SEBELUM
KOREKSI
(3)

KOREKSI
TAMBAH

KURANG

(4)

(5)

SALOOAWAL
SETELAH
KOREKSI

l)

Akum. Penvusutan

Cedunz dan Banzunan


Akum. Penvusutan

Jalan, irigasi, clan Iarinzan


Akum. Penvusulan

Aset Tetap lainnva


Akum. Penuusutan

Konstruksi Dalam Pengeriaan


ASET LAlNNYA

Kemitraan Denzan Pihak Ketiga


Akum. Pe1111usulan

AsetTak Berwuiud
Akum A mortisasi

1n~1

1661
169122
169321

Aset Lain-lain ll
Akum. Pe1111usula11
Akum. Amorllsasi

II
A

BMN NON NERACA


EKSTRAKOMPT ABEL

1
2

BMN Ekstrakomptabel
Akum. Penvusutan
BPYBDS
BARANG fULANG
BARANG RUSAK BERA T
ASET BMN EKS OK/fP SEBELUM
TA2011
TOTAL(I+fi)
Nilai koreksi Persediaan yang disajikan berupa se/isih anlara sa/do awal setelah koreksi dan saldo awal
sebelum koreksi;
Nilai yang disafikan hanya nilar Asel Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan, Asel Tak
Berwujud Yang Tldak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan dan Asel Lainlain berupa BMN.

c
0
E
1)
2)

Total nilai koreksi saldo awal sebesar Rp ... <4> dengan penjelasan sebagai berikut:
a.

(6)

<5>

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-84 -

11. Pemutakhiran

clan Rekonsiliasi Data BMNPeriode Berjalan

p emu ta kh"iran Data Mutasi Baran2 Milik Ne2ara

a.

PERKIRAAN NERACA
URAIAN

KODE
Ill
I

SALDO AWAL
PER ... <6> ...

(2\

13)

MUTASI
TAMBAH
KURANG

(4)

151

POSISl BMN DI NERACA


ASETLANCAR

11
1171

Persediaan

SALDO AKHIR
PER ... <7> ...

(6)

11

13

ASETTETAP

1311
L321
1371
1331
1372
1341
1373
1351
1374
1361

Tanah
Peralatan dan Mesin
Akum. Pen"'suran

Gedunc dan 8an1Y11 nan


Ak.--um. Pemmsuian

Jalan iriaasi. dan Jarine:an


Akum. Penuusutan

Aset Tetao lainnva


Akum. Pen1n1sutan

Konstruksi Dalam Penzeriaan

16

ASET LAINNYA

1611
169111
1621
16931
1661
169122
169321

Kemitraan Denzan Pihak Ketiaa


Akum. Penuusuran

Aset Tak Berwuiud


Akum. Amortisasi

Aset Lain-lain 21
Akum. Pen1n1sutan
Akum. Amortisasi
BMN NON NERACA
EKSTRAKOMPTABEL

n
A
1

BMNEkstrakomnrabel

Ak.--um.Pennisutan
BPYBDS
BARANG HILANG
BARANG RUSAK BERAT
ASET BMN EKS DK/TP
SEBELUM TA 2011

D
E

TOTAL (I+ll)

1) Nilai mutasi Persediaan:yang disajikan berupa selisih antara saldo akhir dan saldo awal Persediaan;
2)

Nilai yang disajikan hanya nilai Asel Tetap Yang Yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan, Aset Tak
Berwujud Yang Yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan dan Aset Lain-lain berupa BMN.

BMN yang berasal darl

b. Rekonsiliasi Data Transakai BMN Pembentuk BMN dan Pengurang

perolehan lainnya yang sah


i.
NO
(l l
l

Mutasi Tambah BMN


PERKIRAAN NERACA

JENIS TRANSAKSI
(31

KUANTITAS
(41

NILAI

JENIS TRANSAKSI

KUANTITAS

NILAI

(3)

(41

(51

(21

Tanah

Peralatan dan Mesin

Ost.....

(51

Transfer Masuk
Hibah Masuk
..... dst
Transfer Masuk
Hibah Masuk
..... dst
Dst .....

TOTAL
ii.
NO

Ill

Mutasi Kuranl!' BMN


PERKIRAAN NERACA
(2l

Tan ah

Transfer Keluar
Hibah Keluar

Peralatan dan Mesin

Transfer Keluar
Hibah Keluar

Ost.....

Ost.....

..... dst

..... dst

TOTAL

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 85 iii.

Penyusutan

BMN berupa Aset Tetap

NO

PERKIRAAN NERACA

JENIS TRANSAKSI

{ll

NILAI

(21

131

141

Peralatan dan Mesin

Gedunz dan Bangunan

Ost. ....

Penyusutan Pertama Kali


Penyusutan Transaksional
Penyusutan Rezuler
Penyusutan Pertama Kali
Penvusutan Transaksional
Penvusutan Rezuler
Dst .....

TOTAL
iv.

Amortisasi

BMN berupa Aset Tak Berwujud

NO

PERKIRAAN NERACA

JENIS TRANSAKSI

(I)

NILAI

(21

131

141

Perangkat Lunak Komputer


(Software}

Amortisasi Pertarna Kali


Amortisasi Transaksional
Amortisasi Rezuler
Amortisasi Pertama Kali
Amortisasi Transaksional
Amortisasi Rezuler
Dst .....

Franchise

3 Dst. ....
TOTAL

Ill. RekonsiliasiPengelolaan
a.

Penetapan

Status Penggunaan

NO
1

3
4

5
6
7
b.

7
8
9

TELAH DITETAPKAN
STATUS PENGGUNAAN
KUANTITAS
NlLAI

JUMLAH
Pengelolaan BMN
Uraian

Dalam proses pengajuan


permohonan ke Pengguna
Baranit
Dalam proses pengajuan
permohonan ke Pengelola
Dalam proses Pengelola
Baranz

Selesai di Pengelola Barang


a. Dikembalikan
b. Ditolak
c. Disetujui
Dalam proses tindak lanjur
Pengguna/Kuasa Pengguna
Barana

BELUM DITETAPKAN
STATUS PENGGUNAAN
KUANTITAS
NrLAl

Tan ah
Peralatan dan Mesin
Gedunz dan Banzunan
Jalan
lrizasi
.Jarinzan
Aset Tetap lainnya

Barane
3

BMN

URAIAN

No.
1

BMN

Telah diterbitkan SK dari


Penazuna Barang
Tindak lanjut oleh Kuasa
Penazuna Baranz
Selesai serah terima
Oagal/batal proses

Penuunaan

Pemanfaatan

Pemindahtanganan

Penghapusan

Jwnlah

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 86 -

IV. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pengelolaan BMN

Jumlah penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berasal dari pengelolaan
BMN pada periode <2>

adalah sebesar Rp ...... <8> .... dengan rincian sebagai

berikut:

<9>

V. Informasi penting lainnya


a. Jumlah satuan kerja di lingkungan ......

<1>

....... adalah ......

< 1 O>

.......

b. Nilai BMN yang berasal dari dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan/Urusan

c.

Bersama sebesar Rp...... < 11>

yang tersebar di ...... < 12> ......

dengan rincian sebagai berikut:

< 13> ......

Satker,

Nilai BMN yang berasal dari belanja subsidi (Bagian Anggaran 999.07) dan
belanja lainnya (bagian Anggaran 999.08) sebesar Rp ...... < 14> ...... dengan
rincian sebagai berikut: ...... < 15> ......

d. Nilai BMN yang berasal dari Dana Stimulus Fiskal tahun anggaran 20xx
sebesar Rp ...... < 16> ...... dengan rincian sebagai berikut: ...... < 17> ......
e.

Permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan penatausahaan BMN:


...............................
.. .

.. .

<masalah. SDM>

..

.. . .. <masalah infrastruktur>

. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. <masalah komitmen dart SPI>

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . <masalah. lainnya>

f.

Langkah

tindak

lanjut ke depan

yang perlu

diambil dalam

rangka

penyelesaian permasalahan penatausahaan BMN adalah:


...............................

<masalah. SDM>

....

<masaiah. infrastrukiur>

..

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. <masalah. komitmen dart SP!>

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . <masalah lainnya>

g. Tindak lanjut temuan BPKterkait BMN:

<18>

h. Terdapat perbedaan nilai BMN antara


yang disebabkan
i.

< 19>

<l> .....

dengan Kantor Pusat DJKN

..

lnformasi lain yang dianggap perlu:

<20>

............... .. <21>

..

.................

<24>

......

..

..

<25>

..

NIP

<26>

NIP/NRP

<22>
<23>

MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 87 -

CARA PENGISIAN FORMAT LAMPIRAN SERITAACARA REKONSILIASI DATA


BMN DANPEMUTAKHIRAN DATABMN ANTARAKANTOR PUSAT DJKN DAN
UAPPB-El /UAPB
1.

Diisi dengan nama UAPPB-EI/UAPB.

2.

Diisi

dengan

periode

rekonsiliasi dan

tahun

anggaran.

Misalnya

rekonsiliasi semester I Tahun Anggaran 2016, maka diisi dengan


Semester I Tahun Anggaran 2016.
3.

Diisi dengan nomor Serita Acara Rekonsiliasi.

4.

Diisi dengan total nilai koreksi saldo awal.

5.

Diisi dengan penjelasan penyebab terjadinya koreksi saldo awal per


perkiraan neraca.

6.

Diisi dengan

tanggal awal

periode rekonsiliasi

(misalnya: untuk

rekonsiliasi semester I diisi dengan tanggal 1 Januari 20xx).


7.

Diisi dengan tanggal akhir periode rekonsiliasi.

8.

Diisi dengan total nilai PNBP yang berasal dari pengelolaan BMN selama
periode rekonsiliasi (semester /tahunan).

9.

Diisi dengan rincian besarnya PNBP dari masing-masing kelompok


pengelolaan BMN (misal sewa, penjualan, dan sebagainya).

10.

Khusus untuk UAPPB-El/UAPB diisi dengan jumlah satker yang berada


di lingkungan UAPPB-El/UAPB.

11.

Diisi dengan total nilai BMN yang berasal dari dana dekonsentrasi/tugas
pembantuan.

12.

Diisi dengan jumlah satker dana dekonsentrasi/tugas pembantuan yang


memiliki BMN yang berasal dari dana dekonsentrasi/tugas pembantuan.

13.

Diisi dengan penjelasan terinci nilai BMN dari dana dekonsentrasi/tugas


pembantuan per perkiraan Neraca.

14.

Diisi dengan total nilai BMN yang berasal dari Bagian Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan 999.07 dan 999.08.

15.

Diisi dengan penjelasan secara rinci nilai BMN dari BA 999.07 dan
999.08 per perkiraan Neraca.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 88 -

16.

Diisi dengan total nilai BMN yang berasal dari dana stimulus fiskal.

17.

Diisi dengan penjelasan terinci nilai BMN dari dana stimulus fiskal per
perkiraan Neraca.

18.

Diisi dengan rencana tindak UAPPB-El/UAPB terhadap temuan BPK.

19.

Diisi dengan informasi terkait perbedaan nilai BMN.

20.

Diisi dengan hal-hal lain yang dianggap perlu disajikan dalam lampiran
ini.

21.

Diisi dengan Penanggungjawab/petugas UAPPB-EI/UAPB.

22.

Diisi dengan nama pejabat/staf/petugas UAPPB-EI/UAPB.

23.

Diisi

dengan

NIP/NRP

penandatangan/petugas

dari

unit

organisasi/ instansi.
24.

Diisi

dengan

jabatan

Penanggung

Jawab/petugas

pelaksanaan

rekonsiliasi data BMN di Kantor Pusat DJKN.


25.

Diisi

dengan

nama

pejabat/ staf / petugas

Penanggung

Jawab

pelaksanaan rekonsiliasi data BMNdi Kantor Pusat DJKN.


26.

Diisi dengan NIP pejabat Penanggung Jawab/staf/petugas pelaksanaan


rekorisiliasi data BMN di Kantor Pusat DJKN.

..

e~ 2.0 ..
~~Cl)

"

Ill

CJ

I\

Cd

s::: 0..

:-

v 0:::

.z
: <,

/\

: 0..

00
Cd N

:z

I\

<
o

e- ..c

'"v

0..

ao
"

~~
~

I\

C:i:lN

se

z<(

-c (/)

(!)W

zz
<(0
=>o

UJZ

~-~

a::
w..J

.... cc

z=>
wCl.
~~

I\

Cd

I\

l'N

"v

Ill

L-----'-.l.-L.....I.

:
c~

v. z
: .........
: 0..

:z

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 90 -

CARA PENGISIAN LAMPIRAN TAMBAHAN


BERITA ACARAREKONSILIASIDATA BMN DAN PEMUTAKHIRAN DATABMN
ANTARAKANTORPUSAT DJKN DAN UAPPB-El /UAPB

1.

Diisi dengan
Eselon I pada

"Satuan

Kerja" untuk

rekonsiliasi

Kementerian/Lembaga

dengan "Eselon I" untuk

rekonsiliasi

dengan

yang dilakukan

oleh

Kanwil DJKN, dan diisi

yang dilakukan

antara

Pengguna

Barang dan DJKN.


2.

Diisi

dengan

nama

nama

Eselon

I/Kementerian/Lembaga

untuk

rekonsiliasi tingkat pusat.


3.

Diisi dengan dengan tanggal 30 Juni 20xx atau 31 Desember 20xx.

4.

Diisi dengan "Eselon I" untuk rekonsiliasi antara Pengguna Barang dan
Kantor Pusat DJKN.

5.

Diisi dengan nomor urut.

6.

Diisi dengan kode Eselon I pada K/L.

7.

Diisi dengan nama Eselon I pada K/ L.

8.

Diisi dengan nilai saldo akhir Persediaan.

9.

Diisi dengan nilai saldo akhir Tanah.

10.

Diisi dengan nilai saldo akhir Peralatan dan Mesin.

11.

Diisi dengan

nilai saldo akhir Akumulasi

Penyusutan

Peralatan

dan

Gedung

dan

Mesin.
12.

Diisi dengan nilai saldo akhir Gedung dan Bangunan.

13.

Diisi dengan

nilai

saldo

akhir Akumulasi

Penyusutan

Bangunan.
14.

Diisi dengan nilai saldo akhir Jalan, Irigasi, dan Jaringan.

15.

Diisi dengan nilai saldo akhir Akumulasi Penyusutan

Jalan, Irigasi, dan

Jaringan.
16.

Diisi dengan nilai saldo akhir Aset Tetap Lainnya.

1 7.

Diisi dengan nilai saldo akhir Akumulasi Penyusutan

18.

Diisi dengan nilai saldo akhir Konstruksi Dalam Pengerjaan.

19.

Diisi dengan nilai saldo akhir aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga.

Aset Tetap Lainnya.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 91 -

20.

Diisi dengan nilai saldo akhir Akumulasi Penyusutan Kemitraan Dengan


Pihak Ketiga.

21.

Diisi dengan nilai saldo akhir Aset Tak Berwujud.

22.

Diisi dengan nilai saldo akhir Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud.

23.

Diisi dengan nilai saldo akhir Aset Lain-lain.

24.

Diisi dengan nilai saldo akhir Akumulasi Penyusutan Aset Lain-lain.

25.

Diisi dengan nilai saldo akhir Akumulasi Amortisasi Aset Lain-lain.

26.

Diisi dengan nilai saldo akhir BMN ekstrakomptabel.

27.

Diisi dengan Penanggung Jawab/petugas UAPPB-EI/UAPB.

28.

Diisi dengan Penanggung Jawab/petugas pada Kantor Pusat DJKN.


a.n.

MENTER! KEUANGANREPUBLIK INDONESIA


DIREKTUR JENDERAL KEKAYAANNEGARA,
ttd.
SONNYLOHO

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretaris Ditjen Kekayaan Negara
u.b.

Kepala Bagian Umum,

LAMPIRAN IV
KEPUTUSAN MENTERl KEUANGAN
NOMOR 385/KM.6/2016
TENTANG
MODUL REKONSILIASI DATA
BARA.NO MILIK NEGARA DAN
PEMUTAKHIRAN DATA BARANG
MILJK NEGARA

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK lt\lDONESIA

PELAKSANAAN REKONSILIASIDATA BARANG MILIK NEGARA


PADA BENDAHARA UMUM NEGARA
ANTARA DIREKTORATJENDERAL KEKAYAAN NEGARA
DAN DIREKTORATJENDERAL PERBENDAHARAAN

A.

JENJANG REKONSILIASI

Rekonsiliasi data BMN pada Bendahara Umum Negara (BUN) antara


Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan (DJPB) dibagi dalam beberapa jenjang sebagai berikut:
1.

Tingkat

daerah, antara

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan

Lelang (KPKNL)dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).


Pemetaan pelaksanaan

rekonsiliasi dilakukan berdasarkan satuan

kerja yang menjadi mitra kerja KPKNL dan KPPN;


2. Tingkat wilayah, antara Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara

(Kanwil DJKN) dan Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal

Perbendaharaan (Kanwil DJPB). Pemetaan pelaksanaan

rekonsiliasi

dilakukan berdasarkan satuan kerja yang menjadi mitra kerja Kanwil


DJKN dan Kanwil DJPB;
3. Tingkat pusat, antara Kantor Pusat DJKN dan Kantor Pusat DJPB.
B.

PROSEDUR REKONSILIASIPADA BUN TINGKAT DAERAH

1.

Prosedur rekonsiliasi BUN pada tingkat daerah (KPKNL dan KPPN)


dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. KPKNL melakukan penyandingan

data saldo akhir BMN yang

diperoleh berdasarkan data posisi BMN pada neraca satker yang


telah dilakukan rekonsiliasi baik dengan KPKNL maupun KPPN di
wilayah kerja masing-masing.
b. Proses penyandingan data saldo akhir BMN dapat dilakukan oleh
satu atau lebih KPKNLterhadap satu atau lebih KPPN.
c.

Dalam hal terdapat perbedaan data saldo akhir BMN antara unit
akuntansi barang dan unit akuntansi keuangan pada suatu satker,

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 93 -

KPKNLmelakukan konfirmasi kepada satker yang bersangkutan.


d. Perbedaan nilai pada huruf c dijelaskan secara memadai dalam
lampiran Berita Acara Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran
Data BMN.
2.

Hasil rekonsiliasi yang disepakati oleh masing-rnasing KPKNL dan


KPPNdituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi sebagaimana diatur
dalam Tabel 12 dan 13 Keputusan Menteri ini.

3.

Informasi mengenai perbedaan data dan informasi lainnya menjadi


bahan penyusunan Catatan atas Laporan Barang Milik Negara pada
LBMN-KD di KPKNL.

4.

Rekonsiliasi pada BUN tingkat daerah dilakukan secara elektronis.

5.

KPKNL menyampaikan
ketentuan

rekomendasi

pengenaan

sanksi

sesuai

kepada KPPN dalam hal terdapat satuan kerja pada

Kementerian/Lembaga

yang tidak melakukan

rekonsiliasi sesuai

ketentuan.
C.

PROSEDUR REKONSILIASI PADA BUN TINGKAT WILAYAH

1.

Prosedur rekonsiliasi pada tingkat wilayah (Kanwil DJKN dan Kanwil


DJPB) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kanwil DJKN melakukan penyandingan data saldo akhir BMN
yang diperoleh berdasarkan data posisi BMN di neraca LBKP
Satker di wilayah kerja Kanwil DJKN dengan posisi BMN di neraca
LK tingkat UAKPA di wilayah kerja Kanwil DJPB.
b. Proses penyandingan data saldo akhir BMN dapat dilakukan oleh
satu atau lebih Kanwil DJKN terhadap satu atau lebih Kanwil
DJPB.
c. Dalam hal terdapat perbedaan data saldo akhir BMN antara data
Kanwil

dan

data

Kementerian/Lembaga,

maka

dijelaskan

DJKN
secara

memadai

Kanwil
atas
dalam

DJPB

perbedaan

pada
nilai

lampiran

Rekonsiliasi Data BMN dan Pemutakhiran Data BMN.

Berita

suatu
tersebut
Acara

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 94 -

2.

Hasil rekonsiliasi yang disepakati oleh masing-rnasing Kanwil DJKN


dan

Kanwil DJPB dituangkan

dalam Berita Acara

Rekonsiliasi

sebagaimana diatur dalarn Tabel 14 dan 15 Keputusan Menteri ini.


3.

Informasi mengenai perbedaan data dan informasi lainnya menjadi


bahan penyusunan Catatan atas Laporan Barang Milik Negara pada
LBMN-KW di Kanwil DJKN dan Catatan atas Laporan Keuangan di
Kanwil DJPB.

4.
D.

Rekonsiliasi pada BUN tingkat wilayah dilakukan secara elektronis.

PROSEDUR REKONSILIASI PADA BUN TINGKAT PUSAT

1.

Prosedur rekonsiliasi pada

BUN

bentuk

dan

pencocokan

data

tingkat pusat
informasi

BMN

dilakukan dalam
yang

diperoleh

berdasarkan:
a.

Berita acara rekonsiliasi dengan Kementerian/ Lembaga;

b.

Hasil

penghimpunan

atas

LBP

dan

LKKL

dari

Kernenterian /Lem baga.


2.

Rekonsiliasi dilakukan atas hal-hal sebagai berikut, namun tidak


terbatas pada:
a.

Data

saldo

akhir

BMN menurut

perkiraan

neraca

per

Kementerian/Lembaga sebagaimana diatur dalam Tabel 16 dan 17


Keputusan Menteri ini.
b. Perbedaan

data

antara

unit

akuntansi keuangan

dan

unit

akuntansi barang.
c.

Adanya perubahan atau koreksi terhadap data

BMN pada saat

dilakukan rekonsiliasi dengan Kementerian/ Lembaga, berupa:


1) perubahan atau koreksi atas saldo awal;
2) mutasi periode berjalan.
d.

Data nilai PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN per jenis
mata anggaran penerimaan, sebagaimana diatur dalarn Tabel 18
Keputusan Menteri ini.

e.

Informasi penting lainnya yang disajikan dalam Catatan atas

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 95 -

Laporan Keuangan dan Catatan atas Laporan Barang Milik Negara.


3.

Rekonsiliasi

pada

BUN tingkat

pusat

dapat

dilakukan

secara

elektronis.
4.

Dalam hal terjadi perbedaan

nilai BMN pada saat pelaksanaan

rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat, Kantor Pusat DJKN dan Kantor
Pusat DJPB melakukan klarifikasi kepada K/L yang bersangkutan.
5. Hasil rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat dituangkan dalam Serita
Acara Rekonsiliasi, dengan format sebagaimana diatur dalam Tabel 18
Keputusan Menteri ini.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 96 -

TABEL 12
FORMAT BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA
PADA BENDAHARA UMUM NEGARA TINGKAT DAERAH
ANTARA KPKNL ... <14> ... DAN KPPN ... <15> ...
l<J;'M~NTRRTA N

l(k'lJ

A"''"'"'" J;>J<'PI fRl JI< ;,

;~,;'"';~!A

SERITA ACARA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA


PADA BENDAHARA UMUM NEGARA TINGKAT DAERAH
PERIODE
<!>
.
NOMOR:
<2>
..
Pada hari ini
<3> , tanggal <4> bulan
<5>
tahun
<6>
, berternpar di
....... <7>
, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
:
<8>
..
NIP
:
<9>
..
Jabatan
:
<10>
.
dalam ha! ini bertinda.k untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, unruk
selanjutnya disebut Pihak Pertarna;

l.

II.

Nama
:
<11>
.
NIP
:
<12>
.
Jabacan
:
<13>
.
dalam hal ini bertindak unruk dan atas nama Direktorat Jenderal Perbendaharaan, untuk
selanjutnya disebut Pihak Kedua;
menyatakan bahwa telah melakukan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara (BMN) pada Bendahara
Umum Negara tingkat Daerah dengan cara membandingkan data BMN pada Laporan Barang UAKPB
di wilayah kerja KPKNL ... <14>
dengan Laporan Keuangan UAKPA di wilayah kerja KPPN ... <15> .....
untuk periode
<!>
, dengan hasil sebagai berikut:
I. Hasil Rekonsiliasi Data BMN:
No

Akun Neraca

Nilai BM.N Periode .... <l> ....


KPKNL
KPPN
SELISIH
13]
(41
(Sl = (4) - 131

12l
ASET LANCAR
Persediaan
ASETTETAP
Tan ah
Peralatan dan Mesin
Akumulasi Penuusutari
3
Gedung dan Banzunan
Akumulasi Pen.uusutan
4
Jalan, lrigasi, dan .Jarinzan
Ak"llmulasi Pen1.1Usutan
5
Aset Teran Lainnya
Akwnulasi Penuusutan.
6
Konstruksi DaJam Pengeriaan
c ASET LAINNYA
1
Kemitraan Pihak Ketiza
2
Aset Tak Berwujud
Akwnu/asi Amortisasi
Aset Lain-Lain 1
3
Akumulasi Penuusutari
Akumulasi Amortisasi
TOTAL (A+B+Cl
") Nilai yang disajikan. berupa nilai Aset Tetap Yang Dihentikan. Dari Operasional Pemerintah, Aset
Tak Beruiujud Yang Diheruikari dari Operasianal Pemerintah. dan Aset Lain-lain berupa BMN.
(11

A
l
B
1
2

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 97 l(()p

~l IRA'l'

II. Hal-ha! penting lainnya mengenai data BMN disajikan dalam Lampiran Serita Acara ini, yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Serita Acara ini.
Demikian Serita Acara ini dibuat dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mesrinya.
................. <I 3>

.................. <11>
IP
<12>

<10>

.
NlP

<8>
<9>

.
.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA

- 98 -

CARAPENGISIANFORMAT BERITAACARA
REKONSILIASI DATA BARANG MILIKNEGARA
PADABENDAHARAUMUMNEGARATINGKAT DAERAH
1.

Diisi

dengan

periode

rekonsiliasi

dan

tahun

anggaran,

misalnya

pelaksanaan rekonsiliasi semester I TA 2016, maka diisi dengan Semester


I Tahun Anggaran 2016.
2.

Diisi dengan nomor berita acara.

3.

Diisi dengan hari waktu pembuatan berita acara.

4.

Diisi dengan tanggal waktu pembuatan berita acara.

5.

Diisi dengan bulan waktu pembuatan berita acara.

6.

Diisi dengan tahun waktu pembuatan berita acara.

7.

Diisi dengan tempat pembuatan berita acara.

8.

Diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN


pada KPKNLatau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.

9.

Diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN


pada KPKNLa tau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.

10. Diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data


BMN pada KPKNLatau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.
11.

Diisi dengan narna penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN


pada KPPNatau pejabat yang ditunjuk/dikuasakan.

12. Diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN
pada KPPNatau pejabat yang ditunjuk/dikuasakan.
13. Diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMN pada KPPNa tau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.
14.

Diisi dengan Uraian KPKNL.

15. Diisi dengan Uraian KPPN.

1i

('I

fl.

('I

a.
c::..:

,.;
('I
('I

fl
(")
('I

v.

fl

0\
v

0.:
z;

v"

('I

v.

fl. fl

'

NN
II)

v..v

. .
:: :.

: 0.:

~z

MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 100 CARA PENGISIAN


LAMPIRAN FORMAT BERITA ACARA REKONSILIASI DATABMN
PADA BENDAHARA UMUM NEGARA TINGKAT DAERAH
I. JUDUL
A. Diisi

dengan

periode

pelaksanaan

rekonsiliasi

rekonsiliasi

dan

semester

tahun

anggaran,

I TA 2016,

maka

misalnya

diisi

dengan

Semester I Tahun Anggaran 2016.


B. Diisi dengan Kode dan Uraian KPKNL.
C. Diisi dengan Kode dan Uraian KPPN.

II. TABEL
( 1)

Diisi dengan nomor urut data, dimulai dari 1.

(2)

Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat daerah diisi dengan kode satuan
kerja (lengkap hinggajenis

(3)

kewenangan).

Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat daerah diisi dengan nama satuan
kerja.

(4)

Diisi

dengan

nomor

Kementerian/Lembaga
akuntansi
(5)

Diisi

tanggal

Kementerian/Lembaga

(6)

Diisi

antara

acara

unit

akuntansi

rekonsiliasi
keuangan

internal
dan

unit

barang.

dengan

akuntansi

berita

berita

antara

acara

unit

akuntansi

rekonsiliasi
keuangan

internal
dan

unit

barang.

dengan

Amortisasi,

Saldo

Akhir,

Akumulasi

Penyusutan/ Akumulasi

dan Nilai Buku akun neraca BMN untuk masing-masing

UAKPB dan UAKPA.


(7)

Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Persediaan


pada akhir periode rekonsiliasi.

Baris ketiga

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Persediaan


pada akhir periode rekonsiliasi.

(8)

Baris pertama

Diisi dengan

saldo

akhir

BMN berupa

Tanah

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 101 -

dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Tanah


dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.

(9)

Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Peralatan


dan Mesin dalam rupiah penuh selama periode
rekonsiliasi.

Baris kedua

Diisi dengan akumulasi penyusutan

atas BMN

berupa Peralatan dan Mesin dalam rupiah penuh


sampai dengan periode rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMN berupa Peralatan


dan Mesin dalarn rupiah penuh selama periode
rekonsiliasi.

(10) Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Gedung dan


Bangunan dalam rupiah penuh selama periode
rekonsiliasi.

Baris kedua

Diisi dengan akumulasi penyusutan


berupa

atas BMN

Gedung dan Bangunan dalam rupiah

penuh selama periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMN berupa Gedung dan


Bangunan dalam rupiah penuh selama periode
rekonsiliasi.

(11)

Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Jalan,


Irigasi dan Jaringan dalam rupiah penuh selama
periode rekonsiliasi.

Baris kedua

Diisi dengan akumulasi penyusutan

atas BMN

berupa Jalan, lrigasi dan Jaringan dalam rupiah


penuh selama periode rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMNberupa Jalan, lrigasi


dan Jaringan dalam rupiah penuh selama periode
rekonsiliasi.

( 12)

Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Aset Tetap

MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 102 Lainnya

dalam

rupiah

penuh

selama

periode

rekonsiliasi.
Baris kedua

Diisi dengan

akumulasi

penyusutan

atas

berupa Aset Tetap Lainnya dalam rupiah

BMN
penuh

selama periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMN berupa Aset Tetap


Lainnya

dalam

rupiah

penuh

selama

periode

rekonsiliasi.
(13) Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Konstruksi


Dalam

Pengerjaan

dalam

rupiah

penuh

selama

periode rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMN berupa


Dalam Pengerjaan

dalam

rupiah

Konstruksi

penuh

selama

periode rekonsiliasi.
( 14) Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Kemitraan


Dengan Pihak Ketiga dalam rupiah penuh selama
periode rekonsiliasi.

Baris kedua

Diisi

dengan

amortisasi

akumulasi

penyusutan

atas BMN berupa

Kemitraan

dan
Dengan

Pihak Ketiga dalam rupiah penuh selama periode


rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku

BMN berupa

Kemitraan

Dengan Pihak Ketiga dalam rupiah penuh selama


periode rekonsiliasi.
( 15) Baris pertama

Diisi dengan
Berwujud

saldo akhir BMN berupa

dalam

rupiah

penuh

Aset Tak

selama

periode

rekonsiliasi.
Baris kedua

Diisi dengan

akumulasi

amortisasi

berupa Aset Tak Berwujud

atas

dalam rupiah

BMN
penuh

selama periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan

nilai buku

BMN berupa

Aset Tak

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 103 -

Berwujud

dalam

rupiah

penuh

selama

periode

rekonsiliasi.
(16) Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Aset Lainlain

dalam

rupiah

penuh

selama

periode

rekonsiliasi.
Baris kedua

Diisi

dengan

akumulasi

penyusutan/ akumulasi

amortisasi atas BMN berupa Aset Lain-lain dalam


rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan
lain

nilai buku BMN berupa

dalam

rupiah

penuh

Aset Lain-

selama

periode

rekonsiliasi.
( 1 7)

Baris pertama

Diisi dengan nilai total saldo akhir BMN untuk


setiap UAKPBdalam rupiah penuh selama periode
rekonsiliasi.

Baris kedua

Diisi

dengan

nilai

penyusutan/akumulasi

total

akumulasi

amortisasi

BMN untuk

setiap UAKPB dalam rupiah penuh selama periode


rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan nilai total buku BMN untuk


UAKPB dalam

rupiah

penuh

selama

setiap
periode

rekonsiliasi.
(18) Baris pertama

Diisi dengan nilai total saldo akhir BMN dalam


rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.

Baris kedua

Diisi

dengan

nilai

penyusutan/ akumulasi

total

amortisasi

akumulasi
BMN dalam

rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan nilai total buku BMN dalam rupiah


penuh selama periode rekonsiliasi.

III. TANDA TANGAN


(19) Diisi dengan tempat penandatanganan.

MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 104 -

(20) Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun penandatanganan.


(21) Diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMN pada KPKNLatau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.
(22) Diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMN pada KPKNL a tau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.
(23) Diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMNpada KPKNLatau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.
(24) Diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMNKPPN atau pejabat yang ditunjuk/dikuasakan.
(25) Diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMNpada KPPN a tau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.
(26) Diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMN pada KPPN a tau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 105 -

TABEL 14
FORMAT BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA
PADA BENDAHARA UMUM NEGARA TINGKAT WILAYAH
ANTARA KANWIL DJKN ... <14> ... DAN KANWIL DJPB ... <15> ...
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BERJTAACARA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA
PADA BENDAHARA UMUM NEGARATINGKAT WILAYAH
PERIODE
<!>
.
NOMOR:
<2>
.
Pada hari ini ....<3> .... , tanggal ... <4>... bulan ...... <5> ........ tahun ..... <6> ...... , berternpat di
....... <7> ....... , kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
:
<8>
.
NIP
:
<9>
.
Jabatan
:
<10>
..
dalam ha! ini bertindak untuk clan atas nama Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, untuk
selanjutnya disebut Pihak Pertama;

Ill.

IV.

Nama
:
<11>
..
NIP
:
<12>
.
Jabatan
:
<13>
..
dalam ha! ini bertindak unruk dan atas nama Direktorat Jenderal Perbendaharaan, untuk
selanjutnya disebut Pihak Kedua;
menyatakan bahwa telah melakukan Rekonsiliasi Data Bararig Milik Negara (BMN) pada Bendahara
Umum Negara tingkat Wilayah dengan cara membandingkan data BMN pada Laporan Barang
UAPPB-W di wilayah kerja Kanwil DJKN ... < 14>
dengan Laporan Keuangan UAPPA-W di wilayah
kerja Kanwil DJPB <15>
unruk periode
<!>
, dengan hasil sebagai berikut:
I. Basil Rekonsiliasi Data BMN:
No

Akun Neraca
(2)

(1)

A
1

ASETLANCAR
Persediaan

ASETTETAP

Nilai BMN Periode .... <l> ....


KANWIL
KANWIL
SELISIH
DJKN
DJPB
(3)
(41
(51 = (4) - (31

Tanah
Peralatan dan Mesin
Akumulasi Penuusutan
3
Gedunz clan Banzunan
Akumulasi Penuusutan
4
Jalan, lrigasi, dan Jaringan
Akumulasi Penuusutari
Aset Tetap Lainnya
5
Akumulasi Pen.llusutan
6
Konstruksi Dalam Pengerjaan
c ASET LAINNYA
1
Kemitraan Pihak Keuza
2
Aset Tak Berwu iud
Akumulasi Amortisasi
Aset Lain-Lain 1
3
AkumulasiPenuusutan
Akumulasi Amortisasi
TOTAL IA+B+CI
*) Nilai yang disajikan.berupa nilai Aset Tetap Yang Dihentikari Dari Operasional Pemerintah, Aset
Tak Berwujud Yang Dihentikari dari Operasional Pemerintah danAset Lain-lain berupa BMN.
1
2

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 106 lt()D QT!DA'T'

II. Hal-ha! penting lainnya mengenai data SMN disajikan dalam Lampiran Serita Acara ini, yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Serita Acara ini.
Dernikian Serita Acara ini dibuat dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
3>

.................. <!}>
NIP
<12>

..

.................

<}

..

<10>

.
NIP

<8>
<9>

..

.
.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 107 -

CARA PENGISIAN FORMAT BERITA ACARA


REKONSILIASI DATA BARANGMILIK NEGARA
PADA BENDAHARAUMUM NEGARA TINGKATWILAYAH

1.

Diisi

dengan

pelaksanaan

periode

rekonsiliasi

dan

tahun

anggaran,

misalnya

rekonsiliasi semester I TA 2016, maka diisi dengan Semester

I Tahun Anggaran 2016.


2.

Diisi dengan nomor berita acara.

3.

Diisi dengan hari waktu pembuatan berita acara.

4.

Diisi dengan tanggal waktu pembuatan berita acara.

5.

Diisi dengan bulan waktu pembuatan

berita acara.

6.

Diisi dengan tahun waktu pembuatan

berita acara.

7.

Diisi dengan tern pat pembuatan berita acara.

8.

Diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan

rekonsiliasi data BMN

pada Kanwil DJKN atau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.


9.

Diisi dengan NIP penanggung

jawab pelaksanaan

rekonsiliasi data BMN

pada Kanwil DJKN atau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.


10.

Diisi dengan jabatan

penanggung

jawab

pelaksanaan

rekonsiliasi data

BMN pada Kanwil DJKN atau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.


11.

Diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan

rekonsiliasi data BMN

pada Kanwil DJPB a tau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.


12.

Diisi dengan

NIP penanggung

jawab pelaksanaan

rekonsiliasi

data BMN

pada Kanwil DJPB a tau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.


13. Diisi dengan jabatan

penanggung

jawab pelaksanaan

rekonsiliasi data

BMN pada Kanwil DJPB a tau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.


14.

Diisi dengan U raian Kanwil DJKN.

15.

Diisi dengan Uraian Kanwil DJPB.

I\

O;
Nv

.:

I\

::N

: v
: :
I\

'....v.

z
::E
co

3z

I\
'I"

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 109 CARA PENGISIAN


LAMPIRAN FORMAT BERITA ACARA REKONSILIASI

DATABMN

PADA BENDAHARA UMUM NEGARA TINGKAT WILAYAH


I. JUDUL
A. Diisi

dengan

pelaksanaan

periode

rekonsiliasi

rekonsiliasi

dan

semester

tahun

anggaran,

I TA 2016,

maka

misalnya

diisi

dengan

Semester I Tahun Anggaran 2016.


B. Diisi dengan Kode dan Uraian Kantor Wilayah DJKN.
C. Diisi dengan Kode dan Uraian Kantor Wilayah DJPB.

II. TABEL
(1)

Diisi dengan nomor urut data, dimulai dari 1.

(2)

Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat wilayah diisi dengan UAPPB-W.

(3)

Untuk

rekonsiliasi

pada

BUN tingkat

daerah

diisi dengan

uraian

UAPPB-W.
(4)

Diisi

dengan

nomor

Kementerian/Lembaga
akuntansi
(5)

Diisi

tanggal

Kementerian/Lembaga

(6)

Diisi

antara

unit

acara

rekonsiliasi

akuntansi

keuangan

internal
dan

unit

barang.

dengan

akuntansi

berita

berita

antara

unit

acara

rekonsiliasi

akuntansi

keuangan

internal
dan

unit

barang.

dengan

Saldo

Akhir,

Akumulasi

Penyusutan/

Akumulasi

Amortisasi, dan Nilai Buku akun neraca BMN untuk masing-rnasing


UAPPB-Wdan UAPPA-W.
(7)

Baris pertama

Diisi dengan

saldo akhir

BMN berupa

Persediaan

pada akhir periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan

saldo akhir BMN berupa Persediaan

pada akhir periode rekonsiliasi.


(8)

Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Tanah dalam


rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 110 -

Baris ketiga

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Tanah dalam


rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.

(9)

Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Peralatan dan


Mesin

dalam

rupiah

penuh

selama

periode

rekonsiliasi.
Baris kedua

Diisi dengan

akumulasi

penyusutan

atas

BMN

berupa Peralatan dan Mesin dalam rupiah penuh


sampai dengan periode rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMN berupa Peralatan dan


Mesin

dalam

rupiah

penuh

selama

periode

rekonsiliasi.
( 10) Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Gedung dan


Bangunan

dalam rupiah penuh

selama

periode

rekonsiliasi.
Baris kedua

Diisi dengan

akumulasi

penyusutan

atas

BMN

berupa Gedung dan Bangunan dalam rupiah penuh


selama periode rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMN berupa Gedung dan


Bangunan

dalam rupiah

penuh

selama periode

rekonsiliasi.
( 11)

Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Jalan, Irigasi


dan Jaringan dalam rupiah penuh selama periode
rekonsiliasi.

Baris kedua

Diisi

dengan

akumulasi penyusutan

berupa Jalan, Irigasi dan Jaringan

atas BMN

dalam rupiah

penuh selama periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMN berupa Jalan, Irigasi


dan Jaringan dalam rupiah penuh selama periode
rekonsiliasi.

(12) Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Aset Tetap


Lainnya

dalam

rupiah

penuh

selama

periode

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA

- 111 rekonsiliasi.
Baris kedua

Diisi

dengan

berupa

akumulasi

penyusutan

Aset Tetap Lainnya

dalam

atas

BMN

rupiah

penuh

selama periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan
Lainnya

nilai buku BMN

dalam

rupiah

berupa

penuh

Aset Tetap

selama

periode

rekonsiliasi.
(13) Baris pertama

Diisi dengan
Dalam

saldo akhir BMN berupa

Pengerjaan

dalam

rupiah

Konstruksi

penuh

selama

periode rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan
Dalam

ni1ai buku

Pengerjaan

BMN berupa

dalam

rupiah

Konstruksi

penuh

selama

periode rekonsiliasi.
(14) Baris pertama

Diisi dengan
Dengan

saldo akhir

BMN berupa

Kemitraan

Pihak Ketiga dalam rupiah penuh

selama

periode rekonsiliasi.
Baris kedua

Diisi dengan akumulasi


atas BMN berupa

penyusutan

Kemitraan

dan amortisasi

Dengan Pihak Ketiga

dalarn rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan
Dengan

nilai

buku

BMN berupa

Kemitraan

Pihak Ketiga dalam rupiah penuh

selama

periode rekonsiliasi.
( 15) Baris pertama

Diisi dengan
Berwujud

saldo akhir

dalam

rupiah

BMN berupa
penuh

Aset Tak

selama

periode

rekonsiliasi.
Baris kedua

Diisi dengan akumulasi amortisasi atas BMN berupa


Aset

Tak Berwujud

dalam

rupiah

penuh

selama

periode rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan
Berwujud
rekonsiliasi.

nilai

dalam

buku
rupiah

BMN berupa
penuh

selama

Aset

Tak

periode

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 112 -

( 16) Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Aset Lain-lain


dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.

Baris kedua

Diisi

dengan

akumulasi

penyusutan/ akumulasi

amortisasi atas BMN berupa Aset Lain-lain dalam


rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMN berupa Aset Lain-lain


dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.

( 1 7) Baris pertama

Diisi dengan nilai total saldo akhir BMN untuk setiap


UAKPB dalam

rupiah

penuh

selama

periode

rekonsiliasi.
Baris kedua

Diisi

dengan

nilai

penyusutan/ akumulasi

total

amortisasi

akumulasi
BMN

untuk

setiap UAKPB dalam rupiah penuh selama periode


rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan nilai total buku BMN untuk setiap


UAKPB dalam

rupiah

penuh

selama

periode

rekonsiliasi.
( 18) Baris pertama

Diisi dengan nilai total saldo akhir BMN dalam


rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.

Baris kedua

Diisi

dengan

nilai

penyusutan/ akumulasi

total

amortisasi

akumulasi
BMN

dalam

rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan nilai total buku BMN dalam rupiah


penuh selama periode rekonsiliasi.

III. TANDATANGAN
(19) Diisi dengan tempat penandatanganan.
(20) Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun penandatanganan.
(21) Diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMN pada Kanwil DJKN a tau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.
(22) Diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan

rekonsiliasi data

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA

- 113 -

BMNpada Kanwil DJKNa tau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.


(23) Diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN
pada Kanwil DJKN atau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.
(24) Diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMNKanwil DJPB a tau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.
(25) Diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMNpada Kanwil DJPB atau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.
(26) Diisi dengan NIP /NRP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMN pada Kanwil DJPB atau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 114 -

TABEL 16
FORMAT BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA
PADA BENDAHARA UMUM NEGARA TINGKAT PUSAT
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BERJTA ACARA REKONSILIAS! DATABARANG MlLIK NEGARA
PADA BENDAHARA UMUM NEGARATINGKAT PUSAT
PERlODE
<I>
.
NOMOR:
<2>
.
Pada hari ini

<3>
, tanggal
<4>
bulan
<5>
tahun
<6>
, bertempat di
kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
:
<8>
.
NIP
:
<9>
.
Jabatan
:
<10>
.
dalam hal ini bertindak unruk dan atas nama Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, untuk
selanjutnya disebut Pihak Pertama;
....... <7> ....... ,

I.

:
<I I>
.
Nama
:
<12>
.
NIP
Jabatan
:
<13>
.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Perbendaharaan, untuk
selanjutnya disebut Pihak Kedua;
menyatakan bahwa telah melakukan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara (BMN) pada Bendahara
Umum Negara dengan cara membandingkan data BMN pada Laporan Barang BMN yang disusun
oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dengan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
untuk periode
<!>
, dengan hasil sebagai berikut:
I. Hasil Rekonsiliasi Data BMN:
II.

No

Akun Neraca

121

(1)

ASET LANCAR

ASETTETAP

Tanah
Peralatan dan Mesin

Gedunz dan Banzunan

Jalan, Irigasi, dan .Jarinzan

Aset

Nilai BMN Periode .... <l> ....


LBMN
LKPP
SELISIH

f3l

f4l

151: f4l - f3l

Persediaan

Ak.umulasi Pemn1sutan
Akumulasi Pen1msutan
Ak.umulasi Penuusutan
Tetap

Lainnva

Ak.umulasi Penuusutan

Konstruksi Dalarn Penzeriaan

ASET LAINNYA

Kemitraan Pihak Ketiza


Aset Tak Berwu iud

Aset Lain-Lain 1

Ak.umulasi Amortisasi
Akumulasi Penuusutan
Ak.umulasi Amortisasi
TOTAL IA+B+CI
*) Nilai yang disajikari berupanilai Aset Tetap Yang Dihentikan Dari Operasional Pemerintah, Aset
Tak Berwujud Yang Dihentikan. dari Operasional Pemerintah dan Aset Lainlain berupa BMN.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 115 k'{)P

Cl JJ;> A'!'

II. Hal-ha! pen ting lainnya mengenai data BM 1 terkait penyusunan Laporan BMN dan LKPPdisajikan
dalam Lampiran Serita Acara ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Serita
Acara ini.
Demikian Serita Acara ini dibuat untuk bahan penyusunan Laporan BMN dan LKPP periode
............. < l >
, dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan pcrbaikan
sebagaimana mestinya.
a.n. Direktur Jenderal Perbendaharaan
.................

<}

3>

.................. <11>
NIP
<12>

..

..
..

a.n. Direktur Jenderal Kekayaan Negara


.................. <10>
..

..
NIP

<8>
<9>

.
.

MENTERIKEUANGAN
REPUBUI\ INDCNES!,.\
- 116 -

CARAPENGISIAN FORMATBERITAACARA
REKONSILIASI DATABARANGMILIKNEGARA
PADA BENDAHARA
UMUM NEGARATINGKAT PUSAT
1.

Diisi

dengan

periode

rekonsiliasi

dan

tahun

anggaran,

misalnya

pelaksanaan rekonsiliasi semester I TA 2016, maka diisi dengan Semester


I Tahun Anggaran 2016.
2.

Diisi dengan nomor berita acara.

3.

Diisi dengan hari waktu pembuatan berita acara.

4.

Diisi dengan tanggal waktu pembuatan berita acara.

5.

Diisi dengan bulan waktu pembuatan berita acara.

6.

Diisi dengan tahun waktu pembuatan berita acara.

7.

Diisi dengan ternpat pembuatan berita acara.

8.

Diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN


pada

Direktorat

Jenderal

Kekayaan

Negara

atau

pejabat

yang

ditunjuk/ dikuasakan.
9.

Diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN


pada

Direktorat

Jenderal

Kekayaan

Negara

atau

pejabat

yang

ditunjuk/ dikuasakan.
10.

Diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data


BMN pada Direktorat Jenderal

Kekayaan Negara atau pejabat yang

ditunjuk/ dikuasakan.
11. Diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN
pada

Direktorat

Jenderal

Perbendaharaan

atau

pejabat

yang

ditunjuk/ dikuasakan.
12. Diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN
pada

Direktorat

Jenderal

Perbendaharaan

atau

pejabat

yang

ditunjuk/ dikuasakan.
13. Diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMN pada

Direktorat Jenderal

ditunjuk/ dikuasakan.

Perbendaharaan

atau

pejabat yang

~
E

.,"

"
.: ...."

O: .
N:
v

0..

:N

~ v1

'"

-.

z
~

en

z~
<w
(9W

zz

e.....

<O

::::> 0

wz
~-

-~
((::::;
Wm

.... ::::>
Za_

e.......
.......

~
~

Ww

::E ((

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 118 -

CARA PENGISIAN
LAMPIRANFORMAT BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BMN
PADA BENDAHARA UMUM NEGARATINGKAT PUSAT

I.

JUDUL
A.

Diisi

dengan

pelaksanaan

periode

rekonsiliasi

rekonsiliasi

dan

semester

tahun

anggaran,

I TA 2016,

maka

misalnya

diisi

dengan

Semester I Tahun Anggaran 2016.

II. TABEL
1)

Diisi dengan nomor urut data, dimulai dari 1.

2)

Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat daerah diisi dengan kode UAPB.

3)

Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat daerah diisi dengan nama satuan
kerja.

4)

Diisi

dengan

nomor

Kementerian/Lembaga
akuntansi
5)

Diisi

berita

antara

acara

unit

akuntansi

rekonsiliasi
keuangan

internal
dan

unit

barang.

dengan

tanggal

Kementerian/Lembaga

berita

antara

a car a

unit

akuntansi

rekonsiliasi
keuangan

internal
dan

unit

akuntansi barang.
6)

Diisi

dengan

Saldo

Akhir,

Akumulasi

Penyusutan/

Amortisasi, dan Nilai Buku akun neraca BMN untuk

Akumulasi

masing-masing

UAPB dan UAPA.


7)

Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Persediaan


pada akhir periode rekonsiliasi.

Baris ketiga

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Persediaan


pada akhir periode rekonsiliasi.

8)

Baris pertama

Diisi dengan

saldo

akhir

BMN

berupa

Tanah

dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan

saldo

akhir

BMN berupa

Tanah

dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA

- 119 -

9)

Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Peralatan


dan Mesin dalam rupiah penuh selama periode
rekonsiliasi.

Baris kedua

Diisi dengan akurnulasi penyusutan atas BMN


berupa Peralatan dan Mesin dalam rupiah penuh
sampai dengan periode rekonsiliasi.

Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMN berupa Peralatan


dan Mesin dalam rupiah penuh selama periode
rekonsiliasi.

10)

Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMNberupa Gedung dan


Bangunan dalam rupiah penuh selama periode
rekonsiliasi.

Baris kedua

Diisi dengan akumulasi penyusutan atas BMN


berupa

Gedung dan Bangunan dalam rupiah

penuh selama periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMN berupa Gedung dan


Bangunan dalam rupiah penuh selama periode
rekonsiliasi.

11)

Baris pertama

Diisi

dengan saldo akhir BMN berupa Jalan,

Irigasi dan Jaringan dalam rupiah penuh selama


periode rekonsiliasi.
Baris kedua

Diisi dengan akumulasi penyusutan atas BMN


berupa Jalan, Irigasi dan Jaringan dalam rupiah
penuh selama periode rekonsiliasi.

Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMN berupa Jalan, Irigasi


dan Jaringan dalam rupiah penuh selama periode
rekonsiliasi.

12) Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Aset Tetap


Lainnya dalam rupiah penuh selama periode
rekonsiliasi.

Baris kedua

Diisi dengan akumulasi penyusutan atas BMN

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA

- 120 -

berupa Aset Tetap Lainnya

dalam rupiah penuh

selama periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMN berupa Aset Tetap


Lainnya

dalam

rupiah

penuh

selama

periode

rekonsiliasi.
13) Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Konstruksi


Dalam

Pengerjaan

dalam

rupiah

penuh

selama

periode rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMN berupa


Dalam Pengerjaan

dalam

rupiah

Konstruksi

penuh

selama

periode rekonsiliasi.
14) Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Kemitraan


Dengan Pihak Ketiga dalam rupiah penuh selama
periode rekonsiliasi.

Baris kedua

Diisi

dengan

amortisasi

akumulasi

atas

penyusutan

BMN berupa Kemitraan

dan
Dengan

Pihak Ketiga dalam rupiah penuh selama periode


rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan nilai buku BMN berupa Kemitraan


Dengan Pihak Ketiga dalam rupiah penuh selama
periode rekonsiliasi.

15) Baris pertama

Diisi dengan
Berwujud

saldo akhir BMN berupa Aset Tak

dalam

rupiah

penuh

selama

periode

rekonsiliasi.
Baris kedua

Diisi
berupa

dengan

akumulasi

amortisasi

Aset Tak Berwujud

atas

BMN

dalam rupiah penuh

selama periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan
Berwujud

nilai buku

dalam

rupiah

BMN
penuh

berupa
selama

Aset Tak
periode

rekonsiliasi.
16) Baris pertama

Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Aset Lain-

MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 121 lain

dalam

rupiah

penuh

selama

periode

rekonsiliasi.
Baris kedua

Diisi dengan

akumulasi

penyusutan/ akumulasi

amortisasi atas BMN berupa Aset Lain-lain dalam


rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan
lain

nilai buku BMN berupa

dalam

rupiah

penuh

Aset Lain-

selama

periode

rekonsiliasi.
1 7) Baris pertama

Diisi dengan

nilai total saldo akhir BMN untuk

setiap UAKPB dalam rupiah penuh selama periode


rekonsiliasi.
Baris kedua

Diisi

dengan

nilai

penyusutan/ akumulasi

totaJ

amortisasi

akumulasi
BMN

untuk

setiap UAKPB dalam rupiah penuh selama periode


rekonsiliasi.
Baris ketiga

Diisi dengan nilai total buku BMN untuk setiap


UAKPB dalam

rupiah

penuh

selama

periode

rekonsiliasi.
18) Baris pertama

Diisi dengan

nilai total saldo akhir BMN dalam

rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.


Baris kedua

Diisi

dengan

nilai

penyusutan/akumulasi

total
amortisasi

akumulasi
BMN

dalam

rupiah penuh selama periode rekonsiliasi.


Baris ketiga

Diisi dengan nilai total buku BMN dalam rupiah


penuh selama periode rekonsiliasi.

III. TANDATANGAN
19) Diisi dengan

tempat penandatanganan.

20)

Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun penandatanganan.

21)

Diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan


BMN pada

Direktorat

Jenderal

Kekayaan

rekonsiliasi data

Negaraatau

pejabat

yang

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 122 -

ditunjuk/ dikuasakan.
22) Diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMN pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara atau pejabat yang
ditunjuk/ dikuasakan.
23) Diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan

rekonsiliasi data

BMN pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara atau pejabat yang


ditunjuk/ dikuasakan.
24) Diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMN pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang
ditunjuk/ dikuasakan.
25) Diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMN pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan

atau pejabat yang

ditunjuk/ dikuasakan.
26) Diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan

rekonsiliasi data

BMN pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang


ditunjuk/ dikuasakan.

1;;:,

,_

I\
()\

sw

v.

w
Q.

z~
~(/)
~w

zz

~o
::>o

wz
-~
a::
w....J-

~-

._.en
z

:::>

WCL

:d~

.::... ..

~
~
c:

,_

'~
~iit:!<O c .,:1---+-H-+-t-H-1

d.$5"'

C ~u- C ~0
4,)

Q:

E
0
z

I~

I\

N
N

v.

"' E

z"'
~

NN

v~ v~

; 0.:
1-

1=

1---.i=---1,-__
t-t--t--t--+_~~-1~
~

I\. I\.

(") <t

1-

N C"'l ~

"C

:z

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA

- 124 -

CARA PENGISIAN
LAMPIRAN FORMAT DATA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
BERITA ACARA REKONSILIASI

DATA BARANG MILIK NEGARA

PADA BENDAHARA UMUM NEGARA TINGKAT PUSAT


I. JUDUL
A. Diisi

dengan

pelaksanaan

periode

rekonsiliasi

rekonsiliasi

semester

dan

tahun

anggaran,

I TA 2016,

maka

misalnya

diisi dengan

Semester I Tahun Anggaran 2016.

II. TABEL
(1)

Diisi dengan nomor urut data, dirnulai dari 1.

(2)

Diisi dengan kode UAPB.

(3)

Diisi dengan nama UAPB.

(4)

Diisi

dengan

nomor

Kementerian/Lembaga
akuntansi
(5)

Diisi

berita

antara

unit

acara

rekonsiliasi

akuntansi

internal

keuangan

dan

unit

barang.

dengan

tanggal

Kementerian/Lembaga

berita

antara

unit

acara

rekonsiliasi

akuntansi

internal

keuangan

dan

unit

akuntansi barang.
(6)

Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah


dari kegiatan pemanfaatan

(7)

(8)

BMN berupa penyewaan BMN.

Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah


dari kegiatan pemanfaatan

penuh yang bersumber

penuh yang bersumber

BMN berupa kerjasama pemanfaatan

BMN.

Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber
dari

kegiatan

pemanfaatan

BMN berupa

bangun

guna

serah

dan

bangun serah guna.


(9)

Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah


dari

kegiatan

pemanfaatan

BMN berupa

penuh yang bersumber


kerjasama

pemanfaatan

infrastruktur.
( 10) Diisi dengan nilai bersih

PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 125 -

dari kegiatan pemindahtanganan BMN dalam bentuk penjualan melalui


lelang.
(11) Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber
dari kegiatan pemindahtanganan

BMN dalam bentuk penjualan tidak

melalui lelang (untuk BMN tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan


perundangan).
(12) Diisi dengan nilai bersih

PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber

dari kegiatan pemindahtanganan BMN dalam bentuk

tukar-rnenukar

berupa nilai selisih kurang nilai pertukaran yang harus disetor ke kas
negara.
(13) Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber
dari penyetoran kepada kas negara sebagai akibat adanya pendapatan
negara yang timbul dari proses pemusnahan BMN dalam rangka
penghapusan BMN.
(14) Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber
dari pembayaran ganti rugi atas BMN yang dihapuskan sebagai akibat
keadaan yang mengakibatkan timbulnya tuntutan

ganti rugi seperti

hilang, kecurian, dan lain-lain.


(15) Diisi dengan nilai bersih

PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber

dari penyetoran kepada kas negara sebagai akibat penghapusan BMN


selain karena ganti rugi dan/atau pemusnahan BMN.
(16) Diisi dengan total nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh per jenis
kegiatan pengelolaan BMN.
III. TANDA TANGAN
(17) Khusus untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat diisi dengan NIP
penanggung jawab pelaksanaan

rekonsiliasi data BMN pada Kantor

Pu sat DJPB a tau yang ditunjuk/ dikuasakan.

(18) Diisi dengan tempat penandatanganan.


(19) Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun penandatanganan.
(20) Diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 126 -

BMN pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara atau pejabat yang


ditunjuk/ dikuasakan.
(21) Diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data

BMN pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara atau pejabat yang


ditunjuk/ dikuasakan.
(22) Diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN
pada

Direktorat

Jenderal

Kekayaan

Negara

atau

pejabat

yang

ditunjuk/ dikuasakan.
(23) Diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data

BMN pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan

atau pejabat yang

ditunjuk/ dikuasakan.
(24) Diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data
BMN pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan

atau pejabat yang

ditunjuk/ dikuasakan.
(25) Diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN

pada

Direktorat

Jenderal

Perbendaharaan

atau

pejabat

yang

ditunjuk/ dikuasakan.
a.n.

MENTER! KEUANGANREPUBLIKINDONESIA
DIREKTURJENDERALKEKAY AAN NEGARA,
ttd.
SONNY LOHO

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretaris Ditjen Kekayaan Negara
u.b.
Kepala Bagian Umum,

NIP 19680323 198803 1 004

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN V
KEPUTUSAN MENTER! KEUANGAN
NOMOR 385/KM.6/2016
TENTANG
MODUL REKONSJLIASI DATA
BARANG MILIK NEGARA DAN
PEMUTAKHIRAN DATA BARANG
MILIK NEGARA

PELAKSANAAN PERTUKARAN DATA REKONSILIASIHARANG MILIK


NEGARA, DATA REALISASI HELANJA MODAL, DAN DATA PENERIMAAN
NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERSUMBER DARI PENGELOLAAN HARANG
MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN HARANG MILIK
NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHPUSAT
A. DESKRIPSI

Merupakan proses
mengenai prosedur

pertukaran

atas

data

Rekonsiliasi

pada Bendahara
Data

Umum

Negara

Barang Milik Negara yang

dilaksanakan secara berjenjang oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan


Direktorat Jenderal Perbendaharaan

dalam rangka menguji kesesuaian antara

nilai aset di neraca untuk periode (semester) pelaporan yang sama. Proses
pertukaran data dilakukan dengan pemberian akses interkoneksi data atau
akses lain secara elektronis.
B. PIHAK YANG TERLIBAT

1. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


a. Direktorat yang tugas dan fungsinya meliputi Penatausahaan BMN;
b. Direktorat yang tugas dan fungsinya meliputi pengembangan aplikasi
DJKN dan database;
c. Seluruh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
d. Seluruh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang.
2. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
a. Direktorat yang tugas dan fungsinya mengembangkan aplikasi BMN;
b. Direktorat yang mengelola

data realisasi anggaran dan laporan

keuangan.
C. DATA YANG DIPERTUKARKAN

Tersedianya

data yang telah terverifikasi dalam rangka pelaksanaan

Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara yang dapat diakses pada setiap periode
(baik bulanan maupun semesteran). Data tersebut merupakan akumulasi

MENTERIKEUANGAN
REPUBUK INDONESIA

- 128 -

seluruh data pada Tahun Anggaran berjalan yang disajikan detail untuk setiap
satker meliputi:
NO
URAIAN
1 Surat Perintah Membayar
(SPM)/Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D)
realisasi belanja
pembentuk BMN

Data PNBP yang bersumber


dari pengelolaan BMN

Data Laporan Keuangan


Satker yang terkait dengan
BMN

Data Laporan BMN Satker

KETERANGAN
Elemen data: Nomor SP2D, tanggal SP2D,
tahun anggaran, nomor SPM, tanggal
SPM, 20 digit kode satker, kewenangan,
nama satker, jenis belanja, uraian jenis
belanja, jumlah rupiah SPM, dan jumlah
rupiah SP2D.
Posisi data incremental.
Elemen data: NTPN, NTB, kode billing,
Nomor Surat Setoran Bukan Pajak,
tanggal, 20 digit kode satker,
kewenangan, nama satker, jumlah rupiah,
kode akun penerimaan dan uraian
penerimaan, uraian keperluan.
Posisi data incremental.
20 digit kode satker, kewenangan, nama
satker, akun neraca BMN dan rupiah
neraca BMN meliputi:
1. Persediaan
2. Aset Tetap, meliputi:
a)Tanah
b) Peralatan dan Mesin
c) Gedung dan Bangunan
d) Jalan, Irigasi dan Jaringan
e) Aset Tetap Lainnya
f) Konstruksi Dalam Pengerjaan
g) Akumulasi Penyusutan atas Aset
Tetap
3. Aset Lainnya, meliputi:
a) Kemitraan Dengan Pihak Ketiga
b) Aset Tak Berwujud
c) Aset Lain-Lain, berupa Aset tetap
yang Tidak Digunakan Dalam
Operasi Pernerintahan, Aset Tak
Berwujud yang Tidak Digunakan
Dalam Operasi Pemerintahan dan
Aset Lain-Lain berupa BMN
d) Akumulasi Penyusutan atas Aset
Lainnya
e) Akumulasi Amortisasi Aset Tak

Berwuiud
20 digit kode satker, kewenangan, nama
satker, akun neraca BMN dan rupiah
neraca BMN meliputi:

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 129 -

1. Persediaan

2. Aset Tetap, meliputi:


a)Tanah
b) Peralatan dan Mesin
c) Gedung dan Bangunan
d) Jalan, Irigasi dan Jaringan
e) Aset Tetap Lainnya
f) Konstruksi Dalarn Pengerjaan
g) Akumulasi Penyusutan atas Aset
Tetap
3. Aset Lainnya, meliputi:
a) Kemitraan Dengan Pihak Ketiga
b) Aset Tak Berwujud
c) Aset Lain-Lain, berupa Aset tetap
yang Tidak Digunakan Dalam
Operasi Pemerintahan, Aset Tak
Berwujud yang Tidak Digunakan
Dalarn Operasi Pemerintahan dan
Aset Lain-Lain berupa BMN
d) Akumulasi Penyusutan atas Aset
Lainnya
e) Akumulasi Amortisasi Aset Tak
Berwuiud
D. PROSEDUR PERTUKARAN DATA
1. Direktorat Jenderal Perbendaharaan

menyarnpaikan data sebagaimana

huruf C poin 1, 2, dan 3 diatas kepada Direktorat Jenderal Kekayaan


Negara untuk setiap periode, baik bulanan maupun semesteran. Data
tersebut disarnpaikan pada akhir periode melalui interkoneksi data dan
dapat dilakukan pembaharuan (update)

secara berkelanjutan

selarna

masa rekonsiliasi data BMN.


2. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara menyampaikan data sebagaimana
huruf C poin 4 diatas kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan untuk
setiap periode,

baik bulanan

maupun

semesteran. Data

tersebut

disarnpaikan pada akhir periode melalui interkoneksi data dan dapat


dilakukan pembaharuan

(update)

secara berkelanjutan selarna masa

rekonsiliasi data BMN.


3. Direktorat Jenderal

Kekayaan

Negara

menerima

data yang telah

disarnpaikan tersebut dan menyajikan data tersebut untuk dapat diakses

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 130 -

oleh KPKNL dan Kanwil DJKN dalam rangka mendukung pelaksanaan


rekonsiliasi data BMN.
a.n.

MENTERl KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTUR JENDERAL KEKAYAANNEGARA,

ttd.

SONNY LOHO

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretaris Ditjen Kekayaan Negara
u.b.
Kepala Bagian Umum,

tolcrf
p 19680323 198803 1 004

Anda mungkin juga menyukai