Oleh
RISKA WAHYUNI
15175036
DOSEN :
Prof. Dr. Festiyed, M.S
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayahNya, saya dapat menyusun tugas ini dengan judul pendekatan,model dan metode
pembelajaran
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat masalah, namun hal
tersebut dapat diatasi dengan bimbingan dan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka penulis
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan model
pembelajaran Fisika, pengarang buku serta pembuat blog (internet) yang sangat membantu
sebagai pencarian bahan dalam pembuatan tugas ini, dan teman-teman yang secara langsung
atau tidak langsung terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Tugas ini telah diusahakan untuk dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin, namun
saya sebagai penyusun menyadari bahwa tidak ada karya yang sempurna. Untuk itu semua
kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan, sebagai bahan penyempurnaan dimasa
yang akan dating. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua serta mendapat Ridho
disisi Allah dan dapat menjadi salah satu referensi dalam ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................. i
A.
2)
3)
a.
Pendekatan saintifik........................................................................................... 1
b.
Pendekatan proses.............................................................................................. 3
c.
Pendekatan konstektual....................................................................................... 4
d.
Pendekatan konstruktivisme.................................................................................5
e.
B.
1.
2.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Model Inquiry................................................................................................. 13
C.
METODE PEMBELAJARAN...............................................................................13
1.
2.
3.
a.
Metode ceramah.............................................................................................. 15
b.
Metode demonstrasi......................................................................................... 15
c.
Metode kelompok............................................................................................ 16
d.
Metode diskusi................................................................................................ 17
e.
Metode simulasi.............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan
peserta didik yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari
guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan
peserta didik. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara
kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain
agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam
kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Sehingga dalam kegiatan pembelajaran diperlukan model-model pembelajaran.
Seorang guru harus pandai menggunakan model pembelajaran secara arif dan
bijaksana. Di dalam penerapan model pembelajaran seorang guru juga harus pandai
menggunakan pendekatan dan metodemana yang tepat disesuaikan dengan mata pelajaran,
jumlah siswa dan kondisi siswa itu sendiri. Karena setiap pendidik tidak selalu memiliki
suatu pandangan dan metode yang sama dalam hal mendidik anak didik. Hal ini akan
mempengaruhi model pembelajaran yang digunakanpendidik dalam pembelajaran.
Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka perlu adanya
suatu pendekatan, metode, dan model pembelajaran yang tepat digunakan oleh guru. Oleh
sebab itu penulis tertarik menulis sebuah makalah dengan judul teori pendekatan, metodemetode pembelajaran, dan model-model pembelajaran.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran dan jenis-jenisnya?
2. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran dan jenis-jenisnya?
3. Apakah yang dimaksud dengan metode pembelajaran dan jenis-jenisnya?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan tentang pendekatan pembelajaran dan jenis-jenisnya
2. Menjelaskan tentang model pembelajaran dan jenis-jenisnya
3. Menjelaskan tentang metode pembelajaran dan jenis-jenisnya
D. Manfaat penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca khususnya
untuk tenaga pendidik kedepannya.
2. Membantu mahasiswa memahami tentang pendekatan, model dan metode
pembelajaran
3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah pengembangan model
pembeajaran fisika program studi pendidikan Fisika Fakultas pascasarjana Universitas
Negeri Padang
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendekatan Dalam Pembelajaran
1. Pengertian pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu
(Akhmad sudrajat.2008)
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach).
b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
2. Fungsi pendekatan pembelajaran
Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :
a. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran
yang akan digunakan.
b. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
c. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
d. Mendiagnosis masalah-masalah belajar yang timbul.
e. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan
3. Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran
a. Pendekatan saintifik
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan
dan
mengomunikasikan
konsep,
hukum
untuk
atau
prinsip
memberikan
yang
pemahaman
multi dimensi
7) pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif
8) peningkatan keseimbangan, kesinambungan,
dan
keterkaitan
antara hard-
1) Mengamati
Mengamati dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan mencari informasi,
melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
2) Menanya
Menanya untuk membangun pengetahuan peserta didik secara faktual,
konseptual, dan prosedural, hingga berpikir metakognitif, dapat dilakukan melalui
kegiatan diskusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas.
3) Mencoba
Mengeksplor/mengumpulkan informasi, atau mencoba untuk meningkatkan
keingintahuan peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas, dapat dilakukan
melalui membaca, mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu, memperoleh
informasi, mengolah data, dan menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan, lisan, atau
gambar.
4. Mengasosiasi
Mengasosiasi
mengelompokan,
dapat
dilakukan
membuat
melalui
kategori,
kegiatan
menganalisis
menyimpulkan,
data,
dan
memprediksi/mengestimasi.
5. Mengkomunikasikan
Mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi
dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik, dapat dilakukan
melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk kerja
b. Pendekatan proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu
konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil.
Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses.
Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan
berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik
juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan.
Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja,
ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
c. Pendekatan konstektual
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) adalah
sebuah proses pembelajaran yang bersifat menyeluruh atau holistik. Pada pembelajaran
kontekstual, siswa dimotivasi sehingga mereka dapat memahami makna bahan
pelajaran sesuai konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan
informasi
baru
dengan
pengalaman
maupun
pengetahui
sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi
peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
3) Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan
pemecahan masalah. Guru dapat memotivasi siswa dengan memberikam latihan
yang realistik dan relevan.
4) Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan
yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat
mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan.Pengalaman kerjasama
tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia
nyata.
5) Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan
fokus pada pemahaman bukan hafalan
d. Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang
lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang
dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan
pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang
dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah
maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembimbing
dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Olek karena itu, guru lebih mengutamakan
keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide
baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa
secara pribadi.
Jadi pendekatan
konstruktivisme
merupakan
pembelajaran
yang
lebih
beda dalam konteks budaya yang berbeda. Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan
aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar individual.
Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme :
1. Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi
peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau
pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan
pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori.
2. Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan
pengalaman yang ada dalam diri siswa.
Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka
pelajari. Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau
konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk
menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari.
pembelajaran, guru bertindak sebagai pusat kegiatan dan sumber belajar (hal ini berlaku
pada model yang terstruktur tinggi), namun dalam model pembelajaran yang terstruktur
sedang peran guru dan peserta didik seimbang. Setiap model memberikan peran yang
berbeda pada guru dan peserta didik.
c. Prinsip reaksi
Prinsip reaksi menunjukkan kepada guru bagaimana cara menghargai atau
menilai peserta didik dan bagaimana menanggapi apa yang dilakukan oleh peserta
didik. Sebagai contoh, dalam suatu situasi belajar, guru memberi penghargaan atas
kegiatan yang dilakukan peserta didik atau mengambil sikap netral.
d. Sistem pendukung.
Sistem pendukung menggambarkan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk
mendukung keterlaksanaan model pembelajaran, termasuk sarana dan prasarana,
misalnya alat dan bahan, kesiapan guru, serta kesiapan peserta didik.
e. Dampak pembelajaran langsung dan iringan.
Dampak pembelajaran langsung merupakan hasil belajar yang dicapai dengan
cara mengarahkan para peserta didik pada tujuan yang diharapkan sedangkan dampak
iringan adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran
sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung oleh pebelajar.
berbagai
kegiatan
menghimpun
informasi,
membandingkan,
b. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu
proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alatalat bantu pembelajaran seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat
laboratorium dan lain-lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah
papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan
menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat
skema, membuat hitungan fisika, dan lain-lain peragaan konsep serta fakta yang
memungkinkan.
Langkah-langkah metode demonstrasi :
1) Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan
dapat dicapai dan dilaksanakan oleh siswa sendiri sesudah demonstrasi berakhir
2) Menyelidiki keefektifan penggunaan metode ini untuk mencapai tujuan
3) Menetapkan garis-garis besar setiap langkah suatu demonstrasi untuk dicobakan
guna menambah hal-hal yang masih kurang atau terlupakan
4) Memperhitungkan jumlah waktu yang diperlukan dengan perimbangan memberikan
kesempatan pada siswa mengajukan pertanyaan dan membuat pertanyaan
5) Menetapkan rencana guru sesudah eksperimen berakhir untuk menilai hasil
pembelajaran
c. Metode kelompok
Metode kelompok merupakan salah satu metode pembelajaran yang memiliki
kadar CBSA yang tinggi. Metode kelompok menuntut persiapan yang jauh berbeda bila
dibandingkan dengan format pembelajaran ekspositorik. Bagi mereka yang sudah
terbiasa dengan strategi ekspositorik, memerlukan waktu untuk berlatih menggunakan
metode kelompok.
Berpijak pada pengertian metode kelompok di atas, maka metode kelompok dapat
diartikan sebagai format pembelajaran yang menitikberatkan kepada interaksi antara
anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna
menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.
Pengertian metode kelompok yang demikian membawa konsekuensi kepada
setiap guru yang akan menggunakannya. Konsekuensi tersebut adalah guru harus
benar-benar yakin bahwa topik yang dibicarakan layak untuk digunakan dalam metode
kelompok. Tugas yang diberikan kepada kelompok hendaknya dirumuskan secara jelas.
Dalam pemakaian metoda kelompok, tugas yang diberikan dapat sama untuk setiap
kelompok (tugas paralel) atau berbeda-beda tetapi saling mengisi untuk setiap
kelompok (tugas komplementer).
Metode kelompok digunakan dalam proses belajar-mengajar dengan tujuan :
1) Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa
2) Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para siswa dalam proses
belajar-mengajar yang diselenggarakan
3) Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar-mengajar
secara berimbang.
Dalam penerapan metode kelompok, guru dituntut untuk memiliki keterampilan
melakukan pengelompokkan terhadap para siswanya. Ada berbagai jenis cara
pengelompokkan yang dapat dilaksanakan oleh guru, cara-cara tersebut adalah :
1) Pengelompokkan didasarkan atas ketersediaan fasilitas
Suatu pengelompokan yang dilakukan karena fasilitas belajar yang tersedia tidak
sebanding dengan jumlah yang membutuhkan. Untuk kepentingan praktis, kelompok
dibagi berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia.
2) Pengelompokan atas dasar perbedaan individual dalam minat belajar
Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk kepentingan perkembangan setiap
siswa, dianggap perlu untuk lebih banyak memberikan kesempatan mengembangkan
minat masing-masing.
3) Pengelompokan didasarkan atas perbedaan individual dalam kemampuan belajar.
Sedangkan guru pada tahapan ini melakukan pengamatan, memberikan saran bila
diperlukan, dan melaksanakan penilaian kelompok yang sedang bekerja.
d. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian
materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang
pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila
diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan
masalah. Jika metode ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam
forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah harus ada pimpinan diskusi, topik yang
menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan
memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan.
Metode diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan siswa suatu permasalahan
untuk diselesaikan bersama-sama. Sehingga akan terjadi interaksi antara dua atau lebih
siswa untuk saling bertukar pendapat, informasi, maupun pengalaman masing-masing
dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Dengan demikian
diharapkan tidak akan ada siswa yang pasif.
Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran seperti yang
diungkapkan Killen (1998) adalah : Tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahakan suatau permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengatahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Wina Sanjaya, 2006)\
Metode diskusi sangat tepat digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa
dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah serta melatih siswa untuk
mengeluarkan pendapat secara lisan. Dalam pembelajaran fisika metode diskusi sangat
tepat digunakan pada materi-materi yang menantang untuk sama-sama dipecahkan.
Adapun dalam pelaksanaan metode diskusi, guru harus benar-benar mampu
mengorganisasikan siswa sehingga diskusi dapat berjalan seperti yang diharapkan.
Menurut Bridges (1979) dalam pelaksanaan metode diskusi, guru harus mengatur
kondisi yang memungkinkan agar :
Setiap siswa dapat berbicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya.
Setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang lain.
Setiap harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap penting.
Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengatahuannya serta
memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.
e. Metode simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat
seakan-akan. Sebagai metode pembelajaran, simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode
pembelajaran dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara
langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh
simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan
untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga
Pendekatan
Pendekatan saintifik
Pengertian
proses pembelajaran yang
Karakteristik
Berpusat pada siswa
Pendekatan proses
memberikan kesempatan
bukan hasil
Pendekatan kontekstual
Pendekatan konstruktivisme
keterampilan proses.
sebuah proses pembelajaran
kehidupan mereka
atau holistik.
pendekatan dalam
sehari-hari
mengutamakan
pengalaman langsung
dalam kegiatan
pembelajaran
Pendekatan Sains,
pengetahuan
gabungan antara pendekatan
konsep, keterampilan
sendiri konsep-konsep
di dalam struktur
kognitifnya
Model
Pengertian
Model lesson suatu proses dalam
Sintak model
1. Sejumlah guru bekerjasama
study
mengembangkan
profesionalitas guru-guru di
tahap
3. Guru yang telah membuat
menyelidiki/ menguji
praktik mengajar mereka
Model
berlangsung.
6. diimplementasikan pada kelas
model belajar dimana siswa 1) Guru membagi siswa untuk
Cooperative
bekerja
Script
berpasangan
dan
berpasangan.
yang dipelajari
ringkasannya selengkap
mungkin, dengan memasukkan
ide-ide pokok dalam
ringkasannya.
5) Bertukar peran, semula sebagai
pembicara ditukar menjadi
pendengar dan sebaliknya, serta
lakukan seperti di atas.
6) Kesimpulan guru.
7) Penutup.
3
Achievement
Divisions
(STAD)
mengerti
Model Explicit
mengembangkan belajar
Instruction
(Pembelajaran
Langsung)
6) Penutup.
1) Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa.
2) Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan.
3) Membimbing pelatihan.
Cooperative
Integrated
untuk memberikan
Reading
latihan lanjutan
1. Membentuk kelompok yang
anggotanya 4 orang yang secara
Composition
kliping
heterogen.
2. Guru memberikan
(CIRC)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Merumuskan Masalah
Menganalisis Masalah
Merumuskan Hipotesis
Mengumpulkan
Data
Pengujian Hipotesis
Merumuskan Rekomendasi
Pemecahan masalah
menggunakan
proyek/kegiatan
media
Problem Based
Project Based
Learning
Learning
Pengertian
Prosedur mengajar
Rangkaian
Suatu model
Model
yang
kegiatan
pengajaran dengan
pembelajaran
mementingkan
pembelajaran
pendekatan
yang melibatkan
pengajaran
yang menekankan pembelajaran siswa
suatu proyek
perseorangan,
pada proses
pada masalah
dalam proses
manipulasi obyek
berpikir secara
autentik. Masalah
pembelajaran
dan lain-lain,
kritis dan analisis autentik dapat
sebelum
untuk mencari
diartikan sebagai
sampai kepada
dan menemukan
suatu masalah yang
generalisasi.
sendiri jawaban
sering ditemukan
dari suatu
siswa dalam
masalah yang
kehidupan seharidipertanyakan.
hari.
Kelebihan 1.Mampu membantu 1.Pembelajaran
1.Mengembangkan
1. Meningkatkan
siswa untuk
yang
pemikiran kritis
motivasi belajar
mengembangkan,
menekankan
dan keterampilan
peserta didik
memperbanyak
kepada
kreatif
untuk belajar,
kesiapan, serta
pengembangana 2.Meningkatkan
mendorong
penguasaan
spek kognitif,
kemampuan
kemampuan
keterampilan
afektif, dan
memecahkan
mereka untuk
dalam proses
psikomotor
masalah
melakukan
kognitif
secara
3.Meningkatkan
pekerjaan
2.mendalam
seimbang.
motivasi siswa
penting, dan
tertinggal dalam 2.Dapat
dalam belajar
mereka perlu
jiwa siswa
memberikan
4.Membantu siswa
untuk dihargai.
tersebut,
ruang kepada
belajar untuk
2. Meningkatkan
3.Siswa memperoleh
siswa untuk
mentransfer
kemampuan
pengetahuan
belajar sesuai
pengetahuan
pemecahan
yang bersifat
dengan gaya
dengan situasi baru
masalah.
sangat
belajar peserta 5.Dapat mendorong 3. Membuat peserta
pribadi/individual
didik.
siswa/mahasiswa
didik menjadi
sehingga dapat 3.Sesuai dengan
mempunyai
lebih aktif dan
kokoh/mendalam
perkembangn
inisiatif untuk
berhasil
tertinggal dalam
psikologi
belajar secara
memecahkan
jiwa siswa
modern
mandiri
problemtersebut
6.Mendorong
problem yang
kreativitas siswa
kompleks.
4.Dapat
dalam
4. Meningkatkan
membangkitkan
pengungkapan
kolaborasi.
kegairahan
penyelidikan
5. Mendorong
belajar para
masalah yang telah
peserta didik
siswa.
ia lakukan
untuk
5.Teknik ini mampu
7.Dengan PBM akan
mengembangka
memberikan
terjadi
n dan
kesempatan
pembelajaran
mempraktikkan
kepada siswa
bermakna.
keterampilan
untuk
8.Dalam situasi PBM,
komunikasi.
berkembang dan
siswa
6. Meningkatkan
maju sesuai
mengintegrasikan
keterampilan
dengan
pengetahuan dan
peserta
kemampuannya
ketrampilan secara
didikdalam
masing-masing.
simultan dan
mengelola
mengaplikasikanny
Pembeda
Discovery
Inquiry
Pembeda
Discovery
Inquiry
6.Mampu
mengarahkan
cara siswa
belajar, sehingga
lebih memiliki
motivasi yang
kuat untuk
belajar lebih giat.
Problem Based
Project Based
Learning
Learning
a dalam konteks
sumber.
yang relevan.
7. Memberikan
9.PBM dapat
pengalaman
meningkatkan
kepada peserta
kemampuan
didik
berpikir kritis,
pembelajaran
menumbuhkan
dan praktik
inisiatif
dalam
siswa/mahasiswa
mengorganisasi
dalam bekerja,
proyek, dan
motivasi internal
membuat
untuk belajar, dan
alokasi waktu
dapat
dan sumbermengembangkan
sumber lain
hubungan
seperti
interpersonal
perlengkapan
dalam bekerja
untuk
kelompok.
menyelesaikan
tugas.
8. Menyediakan
pengalaman
belajar yang
melibatkan
peserta didik
secara
kompleks dan
dirancang untuk
berkembang
sesuai dunia
nyata.
1. Kurang
1.Memerlukan
terbiasanya
banyak waktu
peserta didik dan
untuk
pengajar dengan
menyelesaikan
model ini.
masalah.
2. Peserta didik dan 2.Membutuhkan
pengajar masih
biaya yang
terbawa
cukup banyak
kebiasaan metode 3.Banyak instruktur
konvensional,
yang merasa
pemberian materi
nyaman dengan
terjadi secara satu
kelas
arah.
tradisional, di
4. Kurangnya waktu
mana instruktur
pembelajaran.
memegang
5. Proses PBM
peran utama di
terkadang
kelas.
membutuhkan
4.Banyaknya
waktu yang lebih
peralatan yang
banyak.
harus
6. Peserta didik
disediakan.
terkadang
5.Peserta didik
Pembeda
Discovery
sangat kecewa
bila diganti
dengan teknik
penemuan.
5.Dengan teknik ini
ada yang
berpendapat
bahwa proses
mental ini terlalu
mementingkan
proses pengertian
saja ,
6.Kurang
memperhatikan
perkembangan
atau
pembentukan
sikap dan
keterampilan bagi
siswa.
7. .
Sintak
1.Orientasi
2.Identifikasi
Masalah
3.Observasi
4.Pengumpulan Data
5.Pengolahan Data
Dan Analisis
6.Verifikasi
7. Generalisasi
Problem Based
Learning
memerlukan
waktu untuk
menghadapi
persoalan yang
diberikan.
4. Siswa tidak dapat
benar-benar tahu
apa yang
mungkin penting
bagi mereka
untuk belajar,
terutama di
daerah yang
mereka tidak
memiliki
pengalaman
sebelumnya.
7. Seorang guru
mengadopsi
pendekatan PBL
mungkin tidak
dapat untuk
menutup sebagai
bahan sebanyak
kursus kuliah
berbasis
konvensional.
8. PBL bisa sangat
menantang untuk
melaksanakan,
karena
membutuhkan
banyak
perencanaan dan
kerja keras bagi
guru.
Orientasi
8. Merumuskan
Merumukan
Masalah
Masalah
9. Menganalisis
Menyimpulka
Masalah
n Hipotesis
10. Merumuskan
Mengumpulka
Hipotesis
n Data
11. Mengumpulkan
Menguji
12. Data
Hipotesis
13. Pengujian
Kesimpulan
Hipotesis
14. Merumuskan
Rekomendasi
Pemecahan
masalah
Inquiry
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Project Based
Learning
yang memiliki
kelemahan
dalam
percobaan dan
pengumpulan
informasi akan
mengalami
kesulitan.
6.Ada
kemungkinanpe
serta didikyang
kurang aktif
dalam kerja
kelompok.
7.Ketika topik yang
diberikan
kepada masingmasing
kelompok
berbeda,
dikhawatirkan
peserta didik
tidak bisa
memahami
topik secara
keseluruhan
7.Penentuan
pertanyaan
mendasar.
8.Mendesain
perencanaan
proyek
9.Menyusun jadwal
10. Memonitor
peserta didik
dan kemajuan
proyek
11. Menguji hasil
12. Mengevaluasi
pengalaman
Metode
Pembelajaran
Metode
Ceramah
2.
Metode
Diskusi
3.
Metode
Kelompok
Kelebihan
Kelemahan
kelas
Mudah mengorganisasikan
tempat duduk/kelas.
Dapat diikuti oleh jumlah
siswa yang besar
Mudah mempersiapkan
dan melaksanakannya
Guru mudah menerangkan
pelajaran dengan baik
Siswa memperoleh
kesempatan untuk
berpikir.
Siswa mendapat pelatihan
mengeluarkan pendapat,
sikap dan aspirasinya
secara bebas.
Memperbaiki perbedaan
individual siswa dalam
bidang kemampuan
belajar atau minat
Memberikan kesempatan
pada siswa utnuk
Mudah terjadi
verbalisme (pengertian
kata-kata)
Yang visual menjadi
rugi, yang auditif
(mendengar) yang besar
menerimanya
Bila selalu digunakan
dan terlalu lama,
membosankan
Guru menyimpulkan
bahwa siswa mengerti
dan tertarik pada
ceramahnya, ini sukar
sekali.
Diskusi terlalu
menyerap waktu
Pada umumnya siswa
tidak terlatih untuk
melakukan diskusi dan
menggunakan waktu
diskusi dengan baik,
maka kecenderungannya
mereka tidak sanggup
berdiskusi
Kadang-kadang guru
tidak sanggup
memahami cara-cara
melaksanakan diskusi,
maka kecenderungannya
diskusi tanya jawab
Metode kelompok
memerlukan persiapanpersiapan yang agak
rumit apabila
dibandingkan dengan
metode yang lain,
No
.
Metode
Pembelajaran
Kelebihan
masalah kelompok
4.
Metode
Demonstrasi
Kelemahan
misalnya metode
ceramah.
Apabila terjadi
persaingan yang negatif,
hasil pekerjaan akan
lebih memburuk.
Bagi anak-anak yang
malas ada kesempatan
untuk tetap pasif dalam
kelompok itu dan
kemungkinan besar akan
mempengaruhi
kelompok itu, sehingga
usaha kelompok itu
akan gagal.
Metode ini memerlukan
keterampilan guru
secara khusus, karena
tanpa ditunjang dengan
hal itu, pelaksanaan
demonstrasi akan tidak
efektif
Fasilitas seperti
peralatan, tempat, dan
biaya yang memadai
tidak selalu tersedia
dengan baik
Demonstrasi
memerlukan kesiapan
dan perencanaan yang
matang di samping
memerlukan waktu yang
cukup panjang, yang
mungkin terpaksa
mengambil waktu atau
jam pelajaran lain
No
.
5.
Metode
Pembelajaran
Metode
Simulasi
Kelebihan
menimbulkan pertanyaan
atau keraguan dapat
diperjelas waktu proses
demonstrasi.
Simulasi dapat dijadikan
masyarakat, maupun
menghadapi dunia kerja.
Simulasi dapat
mengembangkan
kreativitas siswa, karena
melalui simulasi siswa
diberi kesempatan untuk
memainkan peranan
sesuai dengan topic yang
disimulasikan.
Simulasi dapat memupuk
keberanian dan percaya
diri siswa.
Memperkaya pengetahuan,
sikap, dan keterampilan
yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai
situasi sosial yang
problematis.
Simulasi dapat
meningkatkan gairah
siswa dalam proses
permbelajaran.
Kelemahan
Pengalaman yang
diperoleh melalui
simulasi tidak selalu
tepat dan sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
Pengelolaan yang
kurang baik, sering
simulasi dijadikan
sebagai alat hiburan,
sehingga tujuan
pembelajaran menjadi
terabaikan.
Faktor psikologis seperti
rasa malu dan takut
sering memengaruhi
siswa dalam melakukan
simulasi.
DAFTAR PUSTAKA
Academia. 2013.Definisi Pembelajaran Scientific Di Kurikulum 2013.
http://www.academia.edu/7941522/Definisi_Pembelajaran_Saintific_Kurikulum_2013
diakses September 2015
Akhmad sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan
Model Pembelajaran. https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatanstrategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/ diakses September 2015
Dadang Jsn. 2014. Pengertian/Definisi Pendekatan Saintifik, Prinsip Pembelajaran Dan
Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013.
http://www.salamedukasi.com/2014/06/pengertiandefinisi-pendekatan-saintifik.html
diakses September 2015
Muhammad Faiq. 2015. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Sekolah untuk Guru
dan Mahasiswa Calon Guru.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2015/01/pendekatan-kontekstual.html
diakses September 2015
Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: PT
Rineka Cipta
Syaiful Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada.