Anda di halaman 1dari 4

Bab 1

Apa itu Skizofrenia?


Skizofrenia adalah gangguan mental serius yang sering berkembang pada
masa remaja atau awal masa dewasa dan mempengaruhi sekitar 24 juta orang
di seluruh dunia. Orang dengan skizofrenia mengalami berbagai gejala yang
mungkin membuat sulit bagi mereka untuk menilai realitas. Meskipun tidak ada
obat untuk skizofrenia pada saat ini, perawatan yang tersedia efektif bagi
kebanyakan orang. Sayangnya, lebih dari 50% dari orang dengan skizofrenia
tidak menerima perawatan yang tepat.
Nama skizofrenia berasal dari schizo' (yang berarti split atau terpecah)
kata-kata Yunani dan 'phrenos' (yang berarti pikiran). Hal itu dipilih untuk
mencerminkan hubungan yang buruk atau "terpecah" antara proses pemikiran
manusia (kognisi) dari orang dengan gangguan, dan fungsi lain dari pikiran
seperti emosi dan perilaku. Terdapat kesalahpahaman umum bahwa orang-orang
dengan skizofrenia memiliki "split" atau "beberapa" kepribadian. Hal ini tidak
benar dan mengacu pada penyakit mental yang berbeda dan sangat jarang
atau yang biasa disebut dengan gangguan identitas disosiatif.
Apa saja gejala skizofrenia?
Tidak semua orang yang didiagnosis dengan skizofrenia memiliki gejala
yang sama. Definisi dari gangguan ini cukup luas, mencakup banyak
kemungkinan kombinasi yang berbeda dari gejala, dan dapat bervariasi di
seluruh negara. Skizofrenia biasanya akan didiagnosa oleh seorang psikiater,
tetapi ada banyak gejala yang terjadi pada skizofrenia yang dapat disadari oleh
setiap orang.
Bagi sebagian orang, skizofrenia dimulai dengan "psikosis awal" atau tahap
"prodormal". Fitur utama dari tahap ini meliputi:
- Gangguan tidur
- Gangguan nafsu makan
- Perilaku tidak biasa yang jelas
- Perasaan yang tumpul (datar) atau tampak ganjil (tidak konsisten) kepada
orang lain
- Pembicaraan yang sulit untuk diikuti
- Ide-ide tidak biasa
- Ide referensi - berpikir bahwa hal-hal yang tidak berhubungan memiliki arti
khusus, misalnya, berpikir bahwa orang-orang di televisi berbicara langsung
kepada Anda
- Perasaan tidak nyata yang menetap
- Perubahan cara melihat, mendengar, atau membaui sesuatu
Beberapa orang mungkin mengalami psikosis awal atau tahap prodormal
dan tidak pernah berkembang menjadi skizofrenia. Sebagian lainnya yang
mengalami skizofrenia tidak pernah menunjukkan tanda-tanda awal
psikosis/prodormal dan karena itu tidak memiliki pilihan untuk pengobatan dini,
sementara ada orang yang memiliki gejala dan mendapatkan pengobatan dini
tapi tetap terus berkembang menjadi skizofrenia. Gejala yang kemudian terjadi
sering dikelompokkan dalam tiga kategori: positif, negatif, dan kognitif. Istilah
"positif" dan "negatif" dapat membingungkan. Pada dasarnya, gejala positif
menunjukkan sesuatu yang ada, yang seharusnya tidak ada. Gejala negatif
adalah sesuatu yang tidak ada, tetapi seharusnya ada.

Gejala positif
Gejala dikategorikan sebagai "positif" meliputi:
Halusinasi: Individu dengan skizofrenia mungkin mendengar suara-suara
atau melihat sesuatu yang tidak ada atau mengalami sensasi yang tidak biasa
pada atau di dalam tubuhnya. Kadang-kadang suara berupa pujian dan
meyakinkan; kadang-kadang juga mengancam dan menakutkan. Suara-suara
tersebut juga dapat memerintahkan individu untuk melakukan hal-hal yang tidak
biasa dia lakukan dan mungkin berbahaya.
Gangguan pikiran: Cara berpikir individu dengan skizofrenia bisa sangat
berbeda dengan cara orang lain. Pikiran mereka sering tidak teratur dan
terfragmentasi dan pembicaraanya mungkin tidak logis atau tidak koheren.
Mereka mungkin merasa bahwa alur pikirannya terlalu cepat dan hal tersebut
tidak mungkin untuk dikejar. Seringkali terdapat tanggapan yang tidak pantas
terhadap gangguan ini: orang mungkin berbicara tentang sesuatu yang
menyedihkan atau menakutkan dan tertawa pada saat yang sama.
Delusi: Individu memiliki keyakinan yang aneh, tidak realistis, yang tidak
pantas bagi budaya mereka dan tetap dipertahankan, meskipun kenyataannya
adalah sebaliknya. Mereka mungkin percaya bahwa ia mendapatkan instruksi
dari alien atau diawasi oleh orang lain yang akan menimbulkan bahaya. Sangat
tidak efektif untuk berdebat melawan delusi karena hal tersebut sangat nyata
bagi mereka, tidak peduli apa yang orang lain katakan. Delusi dapat mungkin
primer atau sekunder. Delusi sekunder adalah interpretasi dari ilusi atau
halusinasi. Jika orang tersebut mendengar suara seorang agen polisi ( "halusinasi
auditorik") mereka mungkin membentuk khayalan bahwa mereka berada di
bawah pengawasan polisi. Delusi primer adalah keyakinan yang tidak realistis
yang muncul entah dari mana. Lebih dari 90% pasien dengan skizofrenia akan
mengalami delusi pada tahap tertentu.
Perasaan terhadap diri yang berubah: Individu mungkin merasa bahwa
tubuh mereka dipisahkan dari dalam diri mereka. Hal ini menyebabkan
kebingungan siapa diri mereka dan dapat menyebabkan perasaan
ketidakhadiran dirinya sebagai seseorang.
Gangguan memori: Tiap individu mungkin dapat megingat bahwa suatu
peristiwa pernah terjadi, tetapi tidak dapat menspesifikasikannya, seperti di
mana, kapan, atau bagaimana perstiwa itu terjadi. Selain itu, sebuah gangguan
juga dapat menyebabkan seseorang melupakan peristiwa sebelumnya.
Gejala negatif
Gejala dikategorikan sebagai "negatif" meliputi:
Kurangnya motivasi atau apatis: Individu mungkin tampak malas karena ia
memiliki energi atau kepentingan dalam hidup yang kurang. Dia mungkin
berusaha keras dengan tugas-tugas yang tampaknya sangat dasar seperti
bangun dari tempat tidur atau mandi, dan mungkin tidak dapat melakukan
sesuatu kecuali tidur dan makan.
Perasaan atau emosi tumpul: Orang tersebut merasa dan memperlihatkan
afek yang "datar" dan ekspresi wajah yang mungkin tidak ada. Bahkan, individu
dapat merasakan emosi dan bisa menerima kebaikan dan bantuan tetapi tidak
dapat mengungkapkannya secara lahiriah. Gejala ini menjadi lebih jelas ketika
gangguan berlangsung.

Depresi: Depresi tidak selalu terkait dengan skizofrenia, tapi depresi


merupakan gejala dari gangguan tersebut. Individu merasa tak berdaya dan
putus asa dan mungkin merasa bahwa masalah hidup telah terjadi karena ia
merasa tidak layak dicintai dan telah menghancurkan hubungan dan berperilaku
buruk. Perasaan seperti itu dapat menetap dan, dalam kasus yang ekstrim,
dapat menyebabkan bunuh diri.
Penarikan sosial: Individu dengan skizofrenia bisa menarik diri dari temanteman dan lingkungannya karena berbagai alasan. Dia mungkin merasa lebih
aman untuk sendirian.
Kemiskinan berbicara dan berpikir: Ketika berbicara individu mungkin
berkata-kata sangat sedikit atau lupa dengan apa yang mereka katakan. Mereka
mungkin tidak dapat memulai pembicaraan sendiri.
Perilaku katatonik: Individu mungkin menunjukkan postur atau perilaku
yang tidak biasa. Mereka mungkin duduk dengan cara tertentu dan tidak
bergerak untuk waktu yang sangat lama.
Gejala kognitif
Gejala kognitif meliputi masalah memperhatikan hal, mengingat hal, dan
berkonsentrasi. Individu mungkin akan mudah terganggu. Dia mungkin tidak bisa
membaca buku atau menonton program televisi, dan mungkin sering melupakan
seesuatu.
Jika seseorang mengalami beberapa gejala positif, negatif atau kognitif
yang dijelaskan di atas, dia mungkin memenuhi kriteria untuk dapat didiagnosis
dengan skizofrenia.
Bagaimana skizofrenia didiagnosis?
Mendiagnosis skizofrenia adalah hal yang sangat kompleks, dan biasanya
akan dilakukan oleh psikiater. Psikiater akan menanyakan seseorang tentang
pengalaman mereka, berapa lama mereka telah memiliki gejala, dan apa
dampak gejala tersebut pada hidup mereka.
Di banyak negara, psikiater akan memutuskan apakah gejala-gejala pasien
memenuhi persyaratan untuk diagnosis skizofrenia dalam Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders (edisi saat ini sering disebut oleh dokter
sebagai DSM-IV TR) atau International Classification of Diseases (ICD-10). Di
Eropa, psikiater sering menggunakan ICD. Di Amerika Serikat, DSM umumnya
digunakan. Sistem klasifikasi lain dapat digunakan di beberapa daerah, misalnya
China dan Amerika Latin.
Kemungkinan penyebab lain untuk gejala, seperti gangguan mental lain,
penggunaan narkoba, atau masalah kesehatan fisik, juga harus dikesampingkan.
Hal ini disebut dengan diagnosis diferensial.
Jika psikiater mendiagnosa pasien dengan skizofrenia, mereka mungkin
lebih mendiagnosa mereka dengan jenis tertentu dari skizofrenia. Subtipe ini
meliputi:
- Skizofrenia paranoid - misalnya, dimana seseorang berpikir bahwa mereka
sedang diawasi/terancam.
- Skizofrenia hebefrenik - dimana seseorang memiliki emosi yang sangat
tidak pantas, dan kepribadian mereka memburuk.

- Skizofrenia katatonik- ini kadang-kadang digambarkan sebagai "walking


coma". Seseorang dapat menarik diri dari orang lain, sama sekali tidak
berbicara banyak, dan menunjukkan posisi tubuh yang tidak biasa.
Tidak semua orang yang didiagnosis dengan skizofrenia akan didiagnosis
memiliki subtipe tertentu dari gangguan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai