Anda di halaman 1dari 5

2.

6 Diagnosis

Diagnosis gagal jantung akut didapatkan berdasarkan gejala gejala yang

ada dan dari penemuan klinis yang diperoleh dari anamnesa yang tepat,

pemeriksaan fisik, EKG, foto toraks, ekokardiografi, penemuan laboratorium,

analisis gas darah dan biomarker spesifik (IPD).

Kriteria Framingham dapat digunakan untuk diagnosis gagal jantung.

Diagnosis gagal jantung dapat ditegakkan dengan minimal ada 1 kriteria mayor

dan 2 kriteria minor (ipd).

a. Kriteria mayor
Paroksismal nokturnal dispnea
Distensi vena leher
Ronki paru
Kardiomegali
Edema paru akut
Gallop S3
Peninggian tekanna vena jugularis
Refluks hepatojugular
b. Kriteria minor
Edema ekskremias
Batuk malam hari
Dispnea deffort
Hepatomegali
Penurunan kapasitas vital 1/3 normal
Takikardia (>120 menit)

Gagal jantung akut dapat dikelompokkan berdasarkan kondisi

hemodinamik pasien. Adanya kongesti digambarkan dengan wet, dan adanya

perfusi yang rendah digambarkan dengan cold. Pada warm and dry

menunjukkan kondisi hemodinamik yang normal. Pada warm and wet dan cold

and wet dapat ditemukan pada pasien dengan edema paru akut. Pada warm and

wet menggambarkan kondisi paru yang mengalami kongesti (dimana terjadinya


volume overload yaitu ronki paru, distensi vena jugularis, dan edema ekstremitas

bawah) akan tetapi perfusi jaringan masih dapat dipertahankan atau warm.

(lipinkot wiliam wilkin)

Pada cold and wet yaitu adanya temuan kongesti, dan gangguan lebih

lanjut pada cardiac output sehingga terjadi vasokonstriksi sistemik, dan

ekstremitas yang dingin atau cold, dimana telah terjadi penurunan perfusi

jaringan). Pasien dengan cold and wet memiliki prognosis lebih buruk daripada

pasien dengan warm and wet. Pada cold and dry menggambarkan penurunan

perfusi jaringan cold yang diakibatkan oleh cardiac output yang rendah namun

tanpa adanya tanda-tanda kongesti vaskular atau dry. Pasien cold and dry

dapat muncul dengan dilatasi ventrikel kiri dan regurgitasi mitral, dimana pasien

tersebut mengalami sesak nafas saat aktivitas karena tidak mampu menghasilkan

cardiac output yang adekuat. (lipinkotwiliamwilkin)


Gambar 2.1 Profil klinis pasien dengan gagal jantung akut berdasarkan ada/tidak kongesti dan

ada/tidak hipoperfusi. (esc)


Skema diagnostik pasien yang dicurigai gagal jantung akut dapat dilihat

pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Algoritma diagnostik gagal jantung (perki}

2.9 Prognosis

Rata-rata perawatan di rumah sakit akibat gagal jantung akut dari The

Euro Heart Study adalah 9 hari. Pasien yang dirawat dengan gagal jantung akut

hampir separuh diantaranya dirawat kembali, paling tidak yaitu sekali pada 12

bulan pertama. Estimasi kematian dan dirawat kembali pada 60 hari sejak pertama

kali dirawat adalah berkisar antara 30-50%. Kematian di rumah sakit tertinggi

pada pasien dengan syok kardiogenik yaitu berkisar antara 40-60%. Berbeda
dengan pasien gagal jantung akut hipertensif dimana angka kematian di rumah

sakit rendah dan kebanyakan pulang dari rumah sakit dalam keadaan asimtomatik.

(ipd)

Leonard, S. Lilly (editor) Patophysiology of the heart : a


collaborative
project of medical students and faculty 5th Ed. : Lippicont Williams
&Wikkins, a WolterKhower Business, 2011

Manurung D. 2010. Gagal Jantung Akut. Dalam (Sudoyo


AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S ed). Buku Ajar
Ilmu
Penyakit Dalam. Ed 5. Jakarta: InternaPublishing, 1536-47

PERKI. Pedoman tatalaksana gagal jantung. Indonesian Heart

Assosiasion: Jakarta. 2015

Ponikowski et al. 2016. Guideline for the diagnosis and treatment

of acute and chronic heart failure. European Heart Journal 37(27)

2129-2200.

Anda mungkin juga menyukai