Anda di halaman 1dari 35

PERAN SISTEM RESI GUDANG (SRG) TERHADAP KOMODITI KOPI

SEBAGAI ALTERNATIF PERMODALAN MASYARAKAT PADA


DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, DAN KOPERASI
(DISPERINDAG)

DI SUSUN OLEH :
AYU ARA
NPM (1102010011)

PRODI EKONOMI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


BIDANG STUDI RISET BISNIS
UNIVERSITAS GAJAH PUTIH TAKENGON KAB. ACEH TENGAH
2016

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan proposal ini sebaik
mungkin. Dan atas nikmat-Nya pula para penulis dapat menyusun proposal ini
dengan sedemikian rupa dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan lulus mata
kuliah riset bisnis.
Adapun judul dari proposal yang akan kami bahas adalah Peran Sistem
Resi Gudang (SRG) Terhadap Komoditi Kopi Sebagai Alternatif Permodalan
Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Dan Koperasi (Disperindag)
Adapun maksud dari proposal ini ialah untuk memberi pembelajaran mengenai
proses dan analisa mengenai suatu permasalahan khususnya bidang pemasaran.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan proposal ini. Semoga proposal ini dapat di pergunakan
dengan baik oleh para pembaca.
Wassalammualaikum warah matullah

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................i


Daftar Isi..........................................................................................................ii
Pendahuluan
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang Masalah ............................................................1


Identifikasi Masalah ....................................................................2
Tujuan Penelitian ........................................................................3
Manfaat Penelitian ......................................................................3

Landasan Teori
A.
B.
C.
D.

Pengertian SOP............................................................................4
SOP Impor Ekspor Kopi .............................................................5
Dokumen Ekspor Impor Kopi..................................................12
Hipotesis .....................................................................................16

Pembahasan
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Jenis/Rancangan Penelitian....................................................17
Tempat dan Waktu Penelitian................................................17
Populasi dan Sampel................................................................17
Jenis dan Sumber Data...........................................................18
Metode Pengumpulan data.....................................................19
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.......................19
Metode Analisis........................................................................22

Daftar Pustaka
Lampiran

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kabupaten Aceh Tengah merupakan salah satu Daerah di Provinsi
Aceh yang memiliki potensi cukup besar Disektor Pertanian, Perkebunan,
Tanaman

Pangan,peternakan

dan

Pariwisata.

Potensi

ini

harus

dimanfaatkan secara optimal agar dapat memperluas kesempatan kerja,


percepatan

pertumbuhan

daerah,dan

meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat kearah yang lebih baik. Dilihat dari potensi daerah yang
dimiliki tersebut, sudah sepatutnya pembangunan ekonomi di kabupaten
Aceh Tengah diarahkan pada optimalisasi potensi daerah yang ada, salah
satu diantaranya adalah telah berfungsi/berjalannya Sistem Resi Gudang
(SRG).
Resi gudang sebagai salah salah satu bentuk jaminan yang dapat
ditempuh oleh petani dan pengusaha bidang pertanian dalam mencairkan
kredit demi pengembangan usaha. Sistem resi gudang adalah kegiatan
yang

berkaitan

dengan

penerbitan,

pengalihan,

penjaminan

dan

penyelesaian transaksi resi gudang. Resi gudang pada dasarnya adalah satu
cara bagaimana komoditi tertentu seperti gabah, beras, kopi, kakao, lada,
karet, rumput laut, dan jagung bisa dijadikan kolateral. 1
Petani ataupun pemilik komoditi tidak perlu menjual komoditinya
sewaktu harga rendah, tetapi masih dapat mendapatkan dana dari
perbankan untuk memulai kegiatannya lagi. Perbankan dapat mempercayai
1 Pembebanan Jaminan Atas Resi Gudang, http://irmadevita.com/2012/pembebanan-jaminanatas-resi-gudang/ di akses 10 November 2016

nilai komoditi yang diagunkan. Kualitas komoditi tersebut tidak menurun


untuk beberapa lama. Hal inilah yang merupakan tugas pengelola gudang
untuk dapat memberikan jaminan kepada bank.
Fenomena jatuh harga pada komoditas pertanian (terutama pada
saat panen raya) merupakan masalah yang sangat merugikan petani. Untuk
menghindari kerugian akibat anjlok harga saat panen raya, secara teori
petani dapat melakukan tunda jual. Namun, sebagian besar petani
(terutama petani gurem) tidak memilih alternatif tunda jual karena mereka
membutuhkan uang tunai untuk biaya tanam selanjutnya. Oleh karena itu,
diperlukan sebuah alternatif model pemasaran yang memungkinkan petani
dapat melakukan tunda jual sekaligus masih dapat memperoleh uang tunai.
Salah satu model pemasaran alternatif tersebut adalah Sistem Resi Gudang
(SRG).2
UndangUndang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Sistem Resi
Gudang telah memberikan sistem penjaminan yang baru dan bukan
melahirkan lembaga penjaminan yang baru. Resi gudang mempunyai
karakteristik yang khas dalam penjaminannya, jika dibandingkan dengan
keempat lembaga jaminan yang telah ada yaitu gadai, hipotik, hak
tanggungan dan fidusia. Gadai dan fidusia dapat digunakan sebagai
lembaga penjaminan resi gudang, namun dengan melihat dari karakteristik
resi gudang itu sendiri, objek yang dijadikan jaminan tidak tetap disimpan
2 Kajian Isu-Isu Aktual Kebijakan Pembangunan Pertanian 2013,
http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2016/06/20/analisis-efektivitas-srg-1466385541.pdf akses 10
November 2016

terus digudang maka lembaga penjaminan yang dipakai untuk resi gudang
ini adalah fidusia.
Resi gudang juga membantu memperkecil fluktuasi harga, dimana
pengusaha tidak perlu menjual bahan bakunya segera setelah produksi
yang biasanya harganya sangat rendah (penjualan terpaksa) untuk
menahan barangnya beberapa waktu diharapkan harga menjadi lebih baik.
Selain itu, dikalangan masyarakat masih ada yang belum mengetahui dan
memahami fungsi dari resi gudang ini serta pemanfaatan SRG masih
belum optimal. Hal ini dapat di lihat dari kapasitas penyimpanan di dalam
gudang SRG yang belum optimal. Rata-rata kapasitas penyimpanan
kurang dari 50% kapasitas gudang SRG (1.000 1.500 ton).
Oleh karena itu Sistim Resi Gudang

(SRG) sebagai sarana

perdagangan sangat vital dalam mendukung transaksi perdagangan


menjaga mutu komoditi yang lebih baik, untuk itu

dan

perlu dukungan

dalam percepatan pembangunan sarana prasarana Gudang di Kabupaten


Aceh Tengah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, untuk membantu menentukan
strategi di masa yang akan datang dan memberi saran dalam penyelesaian
masalah tersebut, maka penulis berinisiatif mengambil judul Peran
Sistem Resi Gudang (SRG) Terhadap Komoditi Kopi Sebagai
Alternatif Permodalan Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Dan
Koperasi (Disperindag) Kab. Aceh Tengah.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah yang terjadi tersebut, penulis mengidentifikasi


masalah sebagai berikut :
a) Apakah peran Sistem Resi Gudang (SRG) terhadap komoditi kopi
sebagai alternative permodalan masyarakat?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Mengetahui peran Sistem Resi Gudang (SRG) terhadap komoditi
kopi sebagai alternative permodalan masyarakat

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini mengarah kepada aspek berikut :
a) Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
civitas akademik mengenai pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG)
oleh masyarakat, khususnya untuk permodalan.
b) Praktis
Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan
masukan kepada pelayan publik dalam hal ini pihak manajemen
organisasi atau perusahaan tentang pandangan masyarakat terhadap
kinerja Disperindag selama ini sehingga pelayan publik dapat
memperbaiki atau meningkatkan kinerja pelayanan sesuai dengan
harapan masyarakat.
LANDASAN TEORI
A. Sistem Resi Gudang
a. Pengertian Sistem Resi Gudang

Resi Gudang atau dalam bahasa asing disebut warehouse receipta


adalah dokumen/bukti kepemilikan barang yang disimpan disuatu gudang
terdaftar

secara

khusus

yang

diterbitkan

oleh

pengelola

gudang

tertentu.3Berdasarkan undang-undang No. 9 Tahun 2006 tentang Sistim Resi


Gudang,

adalah dokumen atau surat bukti kepemilikan barang yang

disimpan di gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang tertentu yang


harus yang mendapatkan persetujuan dari BAPPEBTI. Sistem Resi Gudang
adalah berbagai kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan,
penjamin, dan penyelesaian transaksi Resi Gudang.
Sistem Resi Gudang merupakan salah satu instrumen penting dan
efektif dalam sistem pembiayaan perdagangan.sistem resi gudang dapat
memfasilitasi pemberian kredit bagi dunia usaha dengan anggunan
inventory atau barang yang disimpan digudang. Sistem resi gudang juga
bermanfaat dalam menstabilitaskan harga pasar dengan memfasilitasi cara
penjualan yang dapat dilakukan sepanjang tahun.disamping itu, sistem resi
gudang dapat digunakan oleh pemerintahan untuk pengendalian harga dan
persediaan nasional.4 Sebagai surat berharga, Resi Gudang juga dapat
dialihkan atau diperjualbelikan dipasar yang terorganisasi (bursa) atau diluar
bursa oleh pemegang Resi Gudang kepada pihak ketiga. Dengan terjadinya
pengalihan Resi Gudang tersebut,kepada pemegang Resi Gudang yang baru

3 https:id.m.wikipedia.org/Resi-Gudang(resi gudang wikipedia bahasa


indonesia,ensiklopedia bebas) di akses tanggal 12/11/2016 jam: 11.30
4 Kementerian perdagangan Republik Indonesia,Himpunan Peraturan Dibidang Sistem
Resi Gudang jilid1, (jakarta:2013) hlm...21

diberikan Hak untuk mengambil barang yang tercantum didalamnya. Hal ini
akan menciptakan sistem perdagangan yang lebih efisien dengan
menghilangkan komponen biaya pemindahan Barang.
b. Dasar Hukum Sistem Resi Gudang
1. UU No.9 Tahun 2006 tentang sistem Resi Gudang , diubah dengan
UU No. 9 Tahun 2011 tentang perubahan atas Undang-Undang
No.9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi gudang (SRG).
2. PP No.36 Tahun 2007 tentang pelaksanaaan UU No.9 Tahun 2006
Tentang Sistem Resi Gudang.
3. Keputusan Menteri Perdagangan No.08/M-DAG/PER/02/2013
Tentang Barang yang dapat disimpan di Gudang,yang meliputi 10
komoditi:gabah,beras,jagung, kopi, kakoa, lada, karet, rumput laut
dan garam.
4. Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/6/PBI/2007 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 tentang
penilaiaan kualitas aktiva bank umum.
5. Peraturan pemerintah No.36 Tahun 2013 tentang pelaksanaaan UU
No. 9 Tahun 2006 Tentang SRG
6. Permendag No. 26/M-DAG/PER/6/2007 tentang Barang yang
disimpan di Gudang dalam SRG
7. Peraturan

BAPPEBTI

yang

mengatur

penyelenggaraan Sistem Resi Gudang.

mengenai

teknis

8. Undang-undang republik indonesia nomor 9 tahun 2011 tentang


perubahab atas undang-undang nomor 9 tahun 2006:
a. bahwa Sistem Resi Gudang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan sosial berdasarkan
Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha di bidang
Sistem Resi Gudang perlu adanya pengaturan mengenai
Lembaga Jaminan Resi Gudang;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Undang-Undang
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006
tentang Sistem Resi Gudang.
c. Jenis dan bentuk Resi Gudang
a. Jenis-jenis resi Gudang ada dua:
1) Atas Nama
Resi Gudang Atas Nama adalah Resi Gudang yang
mencantumkan nama pihak yang berhak menerima penyerahan
barang, sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (2) UU SRG.

2) Atas Perintah
Resi Gudang Atas Perintah adalah Resi Gudang yang
mencantumkan

perintah

pihak

yang

berhak

menerima

penyerahan barang. Penggunaan Resi Gudang Atas Nama dan


Resi Gudang Atas Perintah dalam Sistem Resi Gudang adalah
untuk memberikan pilihan kepada pemilik barang berdasarkan
kebutuhannya.
b. Bentuk Resi Gudang
1) Warkat,
Resi gudang dalam bentuk warkat terdiri dari Resi
Gudang atas nama dan Resi Gudang atas perintah, sebagaimana
ketentuan Pasal 2 ayat (2) PP SRG. Ketentuan lain mengenai
penerbitan resi gudang adalah bahwa Resi Gudang harus
diterbitkan dengan penulisan keterangan yang benar oleh
Pengelola Gudang. Dalam hal Resi Gudang dibebani Hak
Jaminan, Pengelola Gudang wajib melaporkan Resi Gudang
yang dinyatakan tidak berlaku dan dibatalkan oleh Pengelola
Gudang kepada Pusat Registrasi, Badan Pengawas, dan
penerima Hak Jaminan.
2) Tanpa Warkat
Resi Gudang Dalam Bentuk Tanpa Warkat Diterbitkan
oleh Pengelola Gudang dan ditatausahakan oleh Pusat
Registrasi. Sebagai bukti dari kepemilikan barang, maka
Pemegang Resi Gudang Dalam Bentuk Tanpa Warkat
memperoleh

tanda

bukti

pencatatan

kepemilikan

atas

ResiGudang dari Pusat Registrasi, diatur dalam Pasal 6 PP SRG.

Secara singkat prosedur penerbitan resi gudang adalah sebagai


berikut :
a. Pemilik barang menyerahkan barang kepada pengelola
gudang.
b. Pengelola gudang yang telah memperoleh persetujuan
dari
Badan Pengawas menerbitkan resi gudang untuk setiap
penyimpanan barang.
d. Tujuan dan Manfaat Sistem Resi Gudang
Tujuan pemberlakuan SRG dapat dilihat pada bagian
Penjelasan Undang-undang SRG yang menyatakan bahwa undangundang tersebut dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum,
menjamin, dan melindungi kepentingan masyarakat, kelancaran arus
barang, efisiensi biaya distribusi barang, serta mampu menciptakan
iklim usaha yang dapat lebih mendorong laju pembangunan
nasional.
1) Tujuan Sistem Resi gudang sebagai berikut:
a) Bahwa Sistem Resi Gudang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan

masyarakat

yang

berkeadilan

sosial

berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945.
b) Untuk meningkatkan Daya Saing produk yang disimpan di
gudang dan memberikan nilai tambah bagi produk pertanian
khususnya kopi.

10

c) Resi gudang juga dapat digunakan bagi petani dalam


membiayai proses penanaman lahan dan memperkecil
fluktuasi harga.
d) Dapat memperkecil kerugian setelah panen karena sistem
penyimpanan yang baik akan menyebabkan biaya transaksi
menjadi lebih murah.
e) Dapat memperbaiki sistem keamanan pangan dan terbukanya
akses kredit terhadap komoditas pertanian khususnya
dipedesaan.
2) Manfaat Sistem Resi Gudang
Penerapan Sistem Resi Gudang menawarkan serangkaian
manfaatyang luas, bagi petani sendiri, dunia usaha, perbankan dan
bagi pemerintah.
Manfaat tersebut antara lain:
1) Keterkendalian dan kestabilan harga komoditi. Sistem ini
bermanfaat.
dalam menstabilkan harga pasar, melalui fasilitasi penjualan
sepanjang
tahun (all year long).
2) Keterjaminan

modal

produksi.

Pemegang

komoditi

mempunyai modal
usaha

untuk

produksi

berkelanjutan

pembiayaan dari lembaga keuangan.

karena

adanya

11

3) Keleluasaan penyaluran kredit bagi perbankan. Dunia


perbankan
nasional memperoleh manfaat dari terbentuknya pasar bagi
penyaluran kredit perbankan. Sistem Resi Gudang di
banyak negara dianggap sebagai instrumen penjaminan
kredit tanpa resiko.
4) Keterjaminan produktivitas. Jaminan produksi komoditi
menjadi lebih pasti karena adanya jaminan modal usaha
bagi produsen/petani.
5) Keterkendalian sediaan (stock) nasional. Sistem ini
mendukung
kemampuan pemerintah untuk memantau dan menjaga
ketahanan sediaan, melalui jaringan data dan informasi
terintegrasi yang terbangun oleh Sistem Resi Gudang.
Keterpantauan lalu lintas produk/komoditi. Sistem ini
membangun kemampuan Pemerintah di pusat dan daerah untuk
meningkatkan kualitas komoditi, upaya perlindungan konsumen,
pengendalian sance species), pengendalian lalu lintas produk
komoditi ilegal, dsb.5Sistem Resi Gudang juga bermanfaat sebagai
berikut:
a) Kestabilan harga dapat meningkatkan pendapatan petani
5 Dina riana,Manfaat Resi Gudang, http://web.bappebti.go.id/pll/manfaatRG.asp, diunduh 6 April
2010.

12

Kestabilan
menyebabkan

harga

pendapatan

sepanjang
petani

waktu

tertentu

meningkat.petani

akan
hanya

berkonsentrasi pada pola dan tekhnik produksi dalam skala


ekonomi
b) Kucuran kredit sistem resi gudang kepetani membuat kapasitas
kredit perbankan membaik
Dalam retail banking , tingkat kredit macet memiliki
persentase yang kecil.dengan tekhnik perbankan yang mikro,maka
kapasitas kredit akan meningkat,hal ini disebabkan periode kredit
yang singkat atau pendek (kurang dari 1 tahun) sehingga bank
tidak perlu menyediakan modal yang besar untuk menghasilkan
turn over yang tinggi.
c) Eksportir mendapatkan kepastian mutu , suplai dan pinjaman
melalui sistem resi gudang
Sistem resi gudang mempunyai beberapa manfaat bagi
para eksportir diantaranya adalah:
1) Memberikan kepastian bagi para eksportir indonesia
dalam memperoleh kredit atau pinjaman berulang
(revolving loan )dari bank lokal atau bank asing dengan
anggunan komoditas untuk modal kerja.
2) Mendapatkan jaminan kepastian mutu dan jumlah
komoditas yang akan diperdagangkan/diekspor.
3) Mendapatkan kepastian suplai komoditas karena dapat
mengetahui secara pasti jumlah komoditas yang
tersimpan di gudang.
d) Kapasitas pergudangan meningkat dan mengurangi kepastian
kosong

13

Dengan adanya sistem resi gudang maka akan


menciptakan peluang bisnis dan peningkatan pendapatan bagi
pengelola gudang melalui peningkatan loading factor.
e) Menimbulkan efek multipilier terhadap sarana transfortasi dan
distribusi
Dengan mengkatnya pemanfaatan resi gudang, maka
investasi untuk sarana angkutan akan meningkat dan kemudian
diikuti oleh peningkatan kapasitas produksi industri pendukung
dan peningkatan penyerapan tenaga kerja.

f) Distribusi anggaran pendapatan daerah meningkat


Dengan adanya efek multiplier dan situasi full
employment, maka pendapatan daerah meningkat, pemenuhan
tingkat pajak akan meningkat.
3) Manfaat ekonomi Sistem Resi Gudang :
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era
globalisasi diperlukan kesiapan dunia usaha untuk menghadapi
perubahan yang sangat cepat dibidang ekonomi,khususnya
perdagangan .salah satu upaya untuk menghadapi persaingan
tersebut,diperlukan
perdagangan

yang

instrumen
efektif

dalam
dan

penataan

harga

barang

sistem
yang

efisien,sehingga harga barang yang ditawarkan dapat bersaing


dipasar global.
Efisiensi perdagangan dapat tercapai apabila didukung oleh
iklim usaha yang kondusif dengan tersedianya dan dan tertatanya

14

sistem pembiayaan perdagangan yang dapat diakses oleh setiap


pelaku usaha secara tepat Waktu. sistem pembiayaan perdagangan
sangat diperlukan bagi usaha kecil dan menengah termasuk petani
yang

umumnya

menghadapi

masalah

pembiayaan

karena

keterbatasan akses dan jaminan kredit. 6

e. Syarat-syarat sistem Resi Gudang


Syarat-syarat Resi Gudang adalah sebagai berikut:
Berdasar Pasal 5 UU SRG, Resi Gudang harus memuat sekurangkurangnya:
1. judul Resi Gudang;
2. jenis Resi Gudang, yaitu Resi Gudang Atas Nama atau Resi Gudang
Atas Perintah;
3. nama dan alamat pihak pemilik barang;
4. lokasi gudang tempat penyimpanan barang;
5. tanggal penerbitan;
6. nomor penerbitan;
7. waktu jatuh tempo;
8. deskripsi barang;
9. biaya penyimpanan;
6 Kementerian perdagangan Republik indonesia ,Himpunan peraturan di bidang Sistem Resi
Gudang jilid II,jakarta:2013 hal...20-21

15

10.tanda tangan pemilik barang dan Pengelola Gudang; dan


11.nilai barang berdasarkan harga pasar pada saat barang
dimasukkan ke dalam Gudang.
Agar Sistem Resi Gudang Bergaransi dapat dijalankan, beberapa
psersyaratan yang harus dapat dipenuhi antara lain :
1. Aspek Legal
a. Diperlukan aspek hukum yang mendukung Resi Gudang yang
dapat

didayagunakan

sebagai

agunan

untuk

memperoleh

pembiayaan dari Perbankan atau kreditur dan juga dapat


diperdagangkan.
b. Semua hak dan kewajiban pihak-pihak terkait dalam operasional
suatu Resi

Gudang (petani, kelompok tani, eksportir, prosesor,

pengelola agunan/pergudangan, penjaminan, asuransi, perusahaan


sertifikasi dan perbankan) harus didefinisikan secara jelas.
c. Apabila terjadi default atau cidera janji, maka harus ada kepastian
hukum tertentu (dalam kontrak kerja sama) bahwa penjamin dan
pemegang Resi Gudang Bergaransi terakhir memperoleh prioritas
penerimaan hasil likuidasi komoditas yang digunakan sebagai
d.

agunan.
Lembaga penjamin melakukan registrasi atas setiap Resi Gudang
yang diterimanya dan menerbitkan Resi Gudang Bergaransi yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai agunan pembiayaan atau

diperdagangkan.
e. Apabila terjadi default atau cidera janji Lembaga Penjamin
Penyelesaian sebagai counterparty menanggulangi penyelesaian

16

kewajiban kepada bank/kreditur dari hasil penjualan fisik


komoditas.
2. Aspek Operasional
a. Pihak Pengelola
pergudangan

Agunan/Gudang
dengan

yang

mampu

mengelola

profesional dan memenuhi standar

international sehingga komoditas yang disimpan tidak berubah


mutunya pada saat jatuh tempo Resi Gudang.
b. Diperlukan Lembaga Sertifikasi independen yang melakukan
sertifikasi, verifikasi dan inspeksi atas kuantitas dan kualitas
komoditas yang disimpan di gudang.
c. Diperlukan adanya institusi independen yang berkaitan dengan
asuransi, verifikasi dan inspeksi atas kuantitas dan kualitas produk
yang disimpan di gudang.
d. Diperlukan Lembaga Asuransi untuk melindungi resiko umum
seperti kebanjiran, perampokan, kebakaran dan juga resiko yang
diakibatkan petugas internal Pengelola Gudang yang berkaitan
dengan fidelity dan moral hazard.
e. Diperlukan dukungan sistem teknologi informasi yang terintergrasi
antara Pengelola Gudang, Bank/Kreditur dan Lembaga Penjamin
Penyelesaian.
3. Integritas Sistem
a. Adanya jaminan bahwa kuantitas produk yang disimpan di gudang
sama dengan yang tertera pada Resi Gudang dan kualitasnya sama
b.

atau lebih baik daripada yang dipersyaratkan.


Adanya dana jaminan dan dana agunan yang disesuaikan secara
harian yang dihimpun dari para pelaku pasar. Danadana tersebut
digunakan apabila terjadi gagal bayar/gagal serah. Apabila dana

17

jaminan dan dana agunan tersebut digunakan akan mengurangi


biaya bunga pinjaman bank.
4. Penerbitan Resi Gudang
Berdasar ketentuan Pasal 6 UU SRG, Resi gudang
diterbitkan oleh Pengelola Gudang untuk setiap penyimpanan
barang setelah pemilik barang menyerahkan barangnya dan
setiap pemilik Barang yang menyimpan barang di Gudang
berhak memperoleh Resi Gudang.
f. Cara memposisikan Sistem Resi Gudang
Sistem Resi Gudang yang berkaitan

dengan

Penerbitan,

Pengalihan,Penjaminan dan Penyelesaian transaksi Resi Gudang


yang didalamnya ada kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak
antara lain :
1. Pengumpulan, uji mutu / kualitas komoditi
2. Pengelolaan (Manajemen) pergudangan
3. Pendanaan dan penjamin
g. Kendala dan solusi
1. Praktek SRG adalah bisnis murni yang berdasarkan pada
perhitungan bisnis.
2. Memerlukan kesiapan organisasi dan manajemen
3. Memerlukan kesiapan skill SDM pengelola antara lain :
a) Penguasaan keterampilan di bidang pengelolaan gudang
b) Kesempurnaan usaha pengelolaan gudang sesuai program
kerja
a) Penetapan (Restrukturisasi) organisasi dan manajemen.
h. Komoditi yang bisa Diresi Gudangkan
Mengacu kepada peraturan menteri perdagangnan nomor:26/MDAG/PER/6/2007 Tentang barang yang dapat disimpan digudang adalah
sebagai berikut:
1) Gabah

18

2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

beras
jagung
kopi
kokoa
lada
karet
rumput laut

i. kelembagaaan dalam Sistem Resi Gudang


1. Badan Pengawas (BAPPEBTI)
Bertugas melalakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasa
terhadap kegiatan yang berkaitan dengan SRG
2. Pengelola Gudang
Sebagai badan usaha yang menyimpan barang dan menerbitkan
Resi Gudang (RG)
3. Lembaga Penilai Kesesuaian (LPK)
Sebagai Lembaga yang terakreditasi, melakukan kegiatan
penilaian untuk membuktikan bahwa persyaratan tertentu mengenai
produk, proses, sistem, dan/atau personel telah terpenuhi.
4. Pusat Registrasi
Sebagai badan usaha yang melakukan penatausahaan resi
gudang bertugas melakukan aktivitas pencatatan, pelaporan, serta
penyediaan sistem dan jaringan informasi.
j. .Objek Resi Gudang
Adapun barang yang dapat disimpan di gudang untuk diterbitkan resi
gudang

minimal memenuhi persyaratan berikut:

1. Memiliki daya simpan paling sedikit 3 (tiga) bulan;


2. Memenuhi standar mutu tertentu; dan

19

3. Jumlah minimum barang yang disimpan


Selanjutnya disebutkan dalam Pasal 1 ayat (6) UU SRG
mengenai Barang Bercampur adalah barang-barang yang secara alami
atau kebiasaan dalam praktik perdagangan dianggap setara serta sama
satuan unitnya dan dapat disimpan secara bercampur.

B. Stabilitas Harga
a. Pengertian Stabilitas Harga
Stabilitas Harga adalah pemeliharaan suatu tingkat harga
umum yang tidak berubah dari waktu kewaktu dalam suatu
perekonomian.7

Stabilitas Harga atau price stabilization yaitu

tindakan mempertahankan suatu harga barang atau jasa pada tingkat


tertentu yang dilakukan oleh pemerintah pada saat tingkat laju inflasi
yang tinggi sebagai upaya di dalam menstabilitaskan harga barang
dan jasa tersebut selama periode tertentu.
Kestabilan perekonomian Indonesia

memiliki

banyak

penyebab diantaranya yaitu suku bunga/riba yang terlalu berlebihan


sehingga hutang Indonesia tidak terlunasi. Inflasi yang terus
menggerogoti salah satunya adalah nilai tukar rupiah yang semakin
merosot dan booming minyak yang semikin melonjak. Tingkat
7http://arti-defenisi-pengertian.info/pengertian-stabilitas-harga-dan kekakuan -harga

20

pengangguran terus meningkat. Solusi dari permasalahan tersebut


adalah menghapuskan suku bunga/ system riba, Kebijakan fiscal
moneter yang berhati-hati diteruskan, Penyehatan Sector Keuangan
Dituntaskan seperti memberantas korupsi dan menyuburkan koperasi.
Berdasarkan stabilitas harga di tinjau dari segi Ekonomi islam
adalah

islam,sangat

konsen

pada

masalah

keseimbangan

harga,terutama pada bagaimana peran negara dalam mewujudkan


kestabilan harga dan bagaimana mengatasi masalah ketidakstabilan
harga. Harga dalam ekonomi termasuk salah satu unsur bauran
pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Harga dimaksudkan
untuk mengkomunikasikan posisi nilai produk yang dibuat produsen.
Besar kecilnya volume penjualan dan laba yang diperoleh perusahaan
tergantung kepada harga yang ditetapkan perusahaan terhadap
produknya. Harga suatu barang selalu dipandang sebagai faktor yang
sangat penting dalam menentukan penawaran barang tersebut.8
Harga dalam teori ekonomi islam, tidak berbeda dengan
ekonomi

konvensional,

harga

ditentukan

oleh

keseimbangan

permintaan dan penawaran. Keseimbangan ini terjadi bila antara


penjual dan pembeli bersifat saling merelakan. Kerelaan ini
ditentukan oleh penjual dan pembeli dalam mempertahankan
kepentingannya atas barang tersebut. Jadi, harga ditentukan oleh
kemampuan penjual untuk menyediakan barang yang ditawarkan
8 Rozalinda ekonomi islam hal.71

21

kepada pembeli dan kemampuan pembeli untuk mendapatkan barang


tersebut dari penjual. Menurut Ibnu Taimiyah, harga ditentukan oleh
kekuatan permintaan dan penawaran. Naik dan turunnya harga bisa
saja disebakan oleh kekurangan produksi atau penurunan impor
barang yang dibutuhkan. Bila permintaan naik dan penawaran turun
harga-harga akan naik. Bila persediaan barang meningkat, permintaan
terhadap barang menurun, harga-harga akan turun. 9
b. Pengertian harga
Harga dalam bahasa inggris dikenal dengan price,sedangkan
dalam bahasa Arab berasal dari kata tsaman atau siru yakni nilai
sesuatu dan harga yang terjadi atas dasar suka sama suka (an-taradin)
pemakaian kata tsaman lebih umum dari pada qimah yang
menunjukan harga rill yang telah disepakati. sedangkan siru adalah
harga ditetapkan untuk barang dagangan.harga adalah perwujudan
nilai suatu barang atau jasa dalam satuan uang.harga merupakan nilai
yang diberikan pada apa yang dipertukarkan . harga bisa juga berarti
kekuatan membeli untuk mencpai kepuasan dan manfaat.semakin
tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang dan jasa
tertentu, semakin tinggi nilai tukar dari barang atau jasa tersebut.
Misalnya harga suatu barang, sewa rumah,biaya kuliah, jasa dokter
termasuk kedalam kategori harga.semua itu merupakan nilai yang

9 Rozalinda Ekonomi islam:teori dan aplikasinya pada aktivitas ekonomi (jakarta: Rajawali
pers,2014)hal ...160

22

harus

dibayarkan

atas

benda

atau

apa

yang

telah

dilakukan.10Ketentuan mengenai harga jual ditetapkan pada waktu


perjanjian dan tidak boleh berubah selama waktu perjanjian.11
Teori harga atau price theory adalah teori yang menjelaskan
bagaimana harga barang dipasar terbentuk.pada dasarnya harga suatu
barang ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran atas
barang tersebut, sedangkan permintaan dan penawaran atas suatu
barang ditentukan oleh banyak faktor.
c. Pengertian harga menurut para ahli
1. Menurut Kotler (2001:439) Harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai tukar
konsumen

atas

manfaat-manfaat

karena

memiliki

atau

menggunakan produk atau jasa tersebut.


2. Monroe (1990) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan
ekonosmis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk
atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bagi
konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi
atau tidak.
10 Sigit winarno dan sujana ismaya,kamus besar ekonomi, (Bandung:Pustaka
Grafika,2003)hlm...354

11 Hery sutanto,khaerul umam,manajemen pemasaran bank syariah cet.


(Bandung:cv,pustaka setia,2013), hlm....190

23

Dalam konsep ekonomi islam, cara pengendalian harga di


tentukan oleh penyebabnya.12 Bila penyebabnya adalah perubahan pada
permintaan dan penawaran,maka mekanisme pengendalian dilakukan
melalui intervensi pasar. Bila penyebabnya adalah distorsi terhadap
permintaan dan penawaran maka mekanisme pengendalian dilakukan
melalui penghilangan distorsi tersebut.

C. Penelitian terdahulu yang Relevan


1. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Abdul Halim Barkatullah,
SH.M.Hum, Dengan Judul

Kebijakan Sistem Resi Gudang

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani Lahan Basah


Sebagai Model Pemasaran Komoditas Pertanian(Studi Kasus
Sistem Resi Gudang di Kabupaten Barito Kuala 2012) dengan hasil
penelitian bahwasannya Dalam realisasi penerapan Resi Gudang
untuk

meningkatkan

kesejahteraan

petani

sebagai

model

pemasaran komoditas pertanian, khususnya dalam hal jaminan


kredit di perbankan masih terkendala pada peraturan internal
perbankan itu sendiri, karena jaminan resi gudang belum
memenuhi kriteria yang diinginkan oleh lembaga perbankan.
12Rozalinda Ekonomi islam:teori dan aplikasinya pada aktivitas ekonomi (jakarta:
Rajawali pers,2014), hal...165

24

Dalam penerapan SRG di Kabupaten Barito Kuala, kebijakan


pemerintah

tersebut

masih

mengalami

kendala

dalam

pelaksanaanya. Antara lain; kurangnya sosialisasi kepada petani,


belum tepat sasaran, tingginya bunga pada tahun kedua bagi petani
yang

memanfaatkan

SRG,

besarnya

biaya

operasional

pengangkutan hasil pertanian dari tempat petani ke gudang SRG,


dan tidak semua bank mau menerima sertifikat resi gudang sebagai
jaminan kredit perbankan mereka.
Adapun persaamaan penelitian ini denga penelitian saya adalah
adanya variabel Sistem Resi Gudang, teori stabilitas harga Islam
serta jenis penelitianya kualitatif. Sedangkan yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian saya yaitu tempat penelitian, tahun
penelitian dan objek yang akan di teliti.
2. Angrito Bimo Satriyo Pelaksanaan Pembinaan Sistem Resi
Gudang Di Kabupaten Blitar (Studi Di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, Dinas Pertanian dan Bank PembangunanDaerah
Jawa Timur di Kabupaten Blitar).
Keberhasilan implementasi Sistem Resi Gudang, khususnya yang
berkaitan dengan peran petani dan pelaku usaha kecil, sangat
membutuhkan keterlibatan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Program pembiayaan usaha tani melalui pemberian Kredit
Usaha Rakyat dengan Jaminan Resi Gudang setidaknya harus
melibatkan Kementrian Pertanian yang di daerah merupakan Dinas
Pertanian yang berperan dalam sosialisasi program resi gudang

25

kepada para petani melalui kelompok-kelompok tani, Kementrian


Perdagangan yang didaerah merupakan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan berperan membina dan mengawasi lembaga-lembaga
yang terkait Sistem Resi Gudang agar dapat menjalankan
fungsinya dengan baik dan benar, Kementrian Keuangan yang
berperan dalam menunjang kelancaran pendanaan program
percontohan Resi Gudang, Bank Indonesia berperan mendorong
lembaga perbankan untuk ikut serta memberi kredit dan
pembiayaan dengan Jaminan Resi Gudang, Selanjutnya, DPR
sebagai wakil rakyat berperan besar menyetujui dan mengawasi
program percontohan Resi Gudang bagi petani.
Adapun persaamaan penelitian ini denga penelitian saya adalah
adanya variabel Sistem Resi Gudang, teori stabilitas harga Islam
serta jenis penelitianya kualitatif. Sedangkan yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian saya yaitu tempat penelitian, tahun
penelitian dan objek yang akan di teliti.

A. Hipotesis
Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
a. Di duga pemanfaatan dan informasi mengenai Sistem Resi Gudang (SRG)
masih belum di pahami dengan optimal di kalangan masyarakat
b. Di duga sosialisasi mengenai Sistem Resi Gudang (SRG) masih kurang

25

METODE PENELITIAN

A. Jenis/Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eskperimental yaitu penelitian
yang mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh
terhadap variabel-variabel terikat dan menguji hipotesa yang telah diajukan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Untuk menunjang pembahasan dalam penulisan ini, penulis
memusatkan pada obyek tertentu yaitu pada Sistem Resi Gudang (SRG)
Kabupaten Aceh Tengah berlokasi di Paya Ilang kp.Lemah Burbana
Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data-data dalam penelitian ini adalah data fakta mengenai objek
peristiwa,dan aktivitas yang dinyatakan dan yang diperoleh dari
lapangan dan sumber-sumber ilmiah lain yang diperoleh oleh
penulis.

2. Sumber data

26

Sumber data penelitian ini adalah person,dimana person disini adalah


orang yang dapat memberikan data berupa jawaban lisan melalui
wawancara.13
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber
asli.dalam hal ini,maka proses pengumpulan datanya perlu
dilakukan dengan memperhatikan siapa sumber utama yang akan
dijadikan objek penelitian.
b. Data sekunder
Data sekunder dapat diperoleh dari sumber internal maupun
sumber eksternal.Data sekunder adalah data yang diperoleh
dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan diolah oleh
pihak lain biasanya sudah dalam bentuk pulikasi.14
3. Tekhnik dan Instrumen pengumpulan Data
1.1 Tekhnik pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga
tekhnk pengumpulan data wawancara,observasi,dan dokumentasi.
1. Tekhnik Wawancara
Wawancara yang di maksud disini adalah tekhnik untuk
mengumpulkan data Syang akurat untuk keperluan proses
pemecahan masalah tertentu,yang sesuai dengan data.pencarian
data dengan tekhnik ini dilakukan dengan cara tanya jawab
secara lisan dan bertatap muka langsung antara seorang atau
13 Heri jauhari,pedoman penulisan karya ilmia.(Bandung:cv
pustaka Setia,2010)hal.35
14 Muhammad, metedologi penelitian ekonomi islam (jakarta:Rajawali
Pers, 2013) hlm..104-105.

27

beberapa orang pewaancara dengan seorang atau beberapa


orang yang diwawancarai.15 Wawancara adalah metode
pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu seseorang
yang menjadi informasi atau responden.caranya adalah dengan
bercakap-cakap secara tatap muka.16
2. Dokumentasi
Tekhnik dokumentasi di gunakan untuk mengumpulkan data
berupa data-data tertulis yang mengandung keterangan dan
penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih
akurat dan sesuai dengan masalah penelitian.Teknik ini
digunakan untuk memperoleh data dengan cara melihat
dokumen yang ada. Adapun dokumen-dokumen yang dimaksud
dalam penelitian ini berupa dokumentasi yang diran umum
perlukan tentang gambaran umum objek penelitian yaitu
Sistem Resi Gudang ,Kabupaten Aceh Tengah.
3. Observasi
Tekhnik pengamatan menuntut adanya pengmatan dari seorang
peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
objek yang diteliti dengan menggunakan instrumen yang
berupa pedoman penelitian dalam bentuk lembar pengamatan
atau laiinya.
15Metedologi penelitian ekonomi islam,(jakarta:Rajawali Pers, 2013)
hlm.....150
16 Afifudin dan beni ahmad saebani,metedologi penlitian kualitatif
(bandung:pustaka setia,2009), hlm....131

28

4. Tekhnik analisis Data


Tekhnik analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis

kualitatif

deskriptif

.analisis

kualitatif

deskriptif

merupakan cara peneliti menganalisis data-data tentang fenomena


yang ada dalam bentuk tertulis maupun lisan.17
Tekhnik analisa data yang akan digunakan adalah analisa
kualitatif yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara,catatan lapangan,dan bahan
lain,sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.18
Tekhnik

penulisan

dalam

menyelesaikan

proposal

ini,berpedoman pada buku panduan penulisan proposal dan skripsi


Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Gajah Putih
TakengonAceh Tengah,Aceh 2015.

17 Afifudin dan beni akmad saebani,metedologi penelitian


kualitatif,hlm.....145
18 Sugiono, metode penelitian kualitatif dan R & B,cet.10 (Bandung :
2010), hlm.....244

DAFTAR PUSTAKA
Afifudin

dan

beni

ahmad

saebani,

metedologi

penlitian

kualitatif

(bandung:pustaka setia,2009), hlm....131


Angrito bimo satriyo pelaksanaan pembinaan sistem resi gudang di kabupaten
blitar (studi di dinas perindustrian dan perdagangan, dinas pertanian dan
bank pembangunandaerah jawa timur di kabupaten blitar ).
Bustanul Arifin: Peran Sistem Resi Gudang Dalam Ketahanan Pangan
Halim Abdul Barkatullah, Kebijakan Sistem Resi Gudang Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Petani Lahan Basah Sebagai Model Pemasaran Komoditas
Pertanian (Studi Kasus Sistem Resi Gudang di Kabupaten Barito
Kuala:2012)
Jauhari Heri, pedoman penulisan karya ilmiah. (Bandung:cv pustaka Setia, 2010)
hlm.35
Kementerian perdagangan Republik Indonesia, himpunan peraturan dibidang
Sistem Resi Gudang jilid I , (jakarta: Departemen 2013) Hlm..3
Kementerian perdagangan Republik indonesia ,Himpunan peraturan di bidang
Sistem Resi Gudang jilid II, jakarta: 2013 hlm..20-21
Mujahidin Akhmad., ekonomi islam; sejarah, konsep, instrumen, negara, dan
pasar- edisi revisi,-cet.2.(jakarta;rajawali pers 2013). hlm..5

Riana Dina,Manfaat Resi Gudang, http://web.bappebti.go.id/pll/manfaatRG.asp,


diunduh 6 April 2010.
Sugiono, metode penelitian kualitatif dan R & B,cet.10 (Bandung :jakarta 2010),
hlm.....244
Teguh Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori Dan Aplikasi, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2005), hal. 7
Warta, penelitian dan pengembangan pertanian,Resi Gudang :Alternatif Model
Pemasaran komoditas pertanian,vol 29 n0 4.tahun 2007.
winarno Sigit ismaya dan sujana, kamus besar ekonomi, (Bandung:Pustaka
Grafika,2003)hlm...354

www.bappebti.go.id akses tanggal 20 November 2016

Lampiran
Peran Sistem Resi Gudang (SRG) terhadap komoditi petani sebagai alternatif permodalan pada Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Dan Koperasi (Disperindag)

Anda mungkin juga menyukai