Anda di halaman 1dari 18

6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Mobilisasi
a. Penegertian mobilisasi
Menurut Soelaiman, 1993 (Ambarwati, 2009) Mobilisasi dini adalah
keijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat
tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan.
Menurut Carpenito, 2000 (Ambarwati, 2009) Mobilisasi dini merupakan
suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk
mempertahankan kemandirian.
Menurut Susetyo, 2008 (Sukardi, 2010) Mobilisasi

dini

adalah

kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing ibu untuk segera


beranjak dari tempat tidur pada persalinan normal .
Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi
dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan
cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.
Menurut Mellyana H (2003) (Purwanti, 2011) Mobilisasi sangat
bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas atau kesembuhan
luka (jika ada luka), jika tidak ada kelainan lakukan mobilisasi sedini
mungkin yaitu 2 jam

setelah persalinan normal, ini berguna untuk

memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan (lochea). Menurut


Mellyana H (2003) (Purwanti, 2011) Mulailah mobilisasi secara bertahap
yaitu duduk, berdiri, dan berjalan sesuai dengan kemampuan, usahakan untuk
berjalan tegak agar postur tubuh yang baik dapat dipertahankan dalam masa
nifas.
Menurut Potter & Perry (Purwanti, 2011) Mobilisasi adalah kemampuan
untuk bergerak bebas dalam lingkungan. Mobilisasi ini melibatkan antara

lain sistem integumen dan sistem neuromuskuler. Tujuan dari mobilisasi


adalah sebagai ekspresi emosi dalam bentuk non verbal, pertahanan
diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas sehari-hari dan aktivitas rekreasi.
Menurt Roper 1996 (Ambarwati, 2009) Konsep mobilisasi mula-mula
berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsurangsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi.
b. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi
Menurut Carpenito (2000) (Ambarwati, 2009) dalam mobilisasi terdpat
tiga rentang gerak yaitu:
1) Retang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot
dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif
misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
2) Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien
menggerakan kakinya
c. Keuntungan Mobilisasi
Menurut Dewi et al (2011) Perawatan mobilisasi dini mempunyai
keuntungan yaitu sebagai berikut:
1) Memperlancar pengeluaran lokhea, mengurangi infeksi puerperium
2) Mempercepat involusi uterus
3) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat kelamin
4) Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga memepercepatfungsi
ASI dan pengeluaran sisametabolismee.
d. Dampak Imobilisasi
1) Dampak imobilisasi terhadap tubuh
Menurut Potter dan Perry (2006) (Asmadi, 2008) Immobilisasi adalah
ketidakmampuan untuk bergerak bebas yang disebabkan oleh kondisi
dimana gerakan terganggu atau dibatasi secara terapeutik. Dalam
hubungannya dengan perawatan klien, maka imobilisasi adalah keadaan
dimana klien berbaring lama di tempat tidur.
e. Dampak immobilisasi terhadap fisik
1) Sistem integument

Menurut Asmadi (2008) Immobilisasi yang lama dapat menyebabkan


kerusakan integritas kulit, seperti abrasidan dekubitus. Hal tersebut
disebabkan olehkarena pada immobilisasi terjadi gesekan, tekanan,
jaringan bergeser satu dengan yang lain dan penurunana sirkulasi darah
pada area yang tertekan,sehingga terjadi ischemia pada jaringan yang
tertekan. kondisi yang ada dapat di perburuk lagi dengan adanya infeksi,
trauma, kegemukan,berkeringat, dan nutria yang buruk.
Selain itu, sirkulasi darah yang lambat mengakibatkan kebtuhan
oksigen dan nutrisi pada area yangtertekan menurun sehingga laju
metabolisme jaringan menurun. Bila berlangsung terus-menerus, dapat
mengakibatkan terjadinya atrofi ototdan perubahantrugor kulit.
2) Sistem kardiovaskuler
Dampak immobilisasi terhadap kardiovaskuler diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Penurunan kardiak reserve
Menurut Kozier dkk (1995) (Asmadi, 2008) Immobilisasi
mengakibatkan pengaruh simpatis atau Sistem adrenergic lebih besar
dari pada Sistem kolinergik atau Sistem vagal. Hal ini menyebabkan
peningkatan denyut jantung. Konsekuensi dari peningkatan denyut
jantung menyebabkan waktu pengisian diastolic memendek dan
terjadi penurunan kapsitasi jantung untuk merespons terhadap
b.

kebutuhan metabolisme tubuh.


Peningkatan beban kerja jantung
Pada kondisi bedrest yang lama, jantung bekerja lebih keras dan
kurang efisien,disertai curah kardiak yang turun selanjutnya akan

c.

menurunkan efisiensi jantung dan meningkatkan beban kerja jantung.


Hipotensi ortostatik
Hipotensi ortostatik merupakan manifestasi umum yang terjadi
pada Sistem kardiovaskuler sebagai akibat dari bedrest lama.

Hipotensi ortostatik adalahturunya tekanan darah 15 mmHg atau lebih


ketika klien bangkit dari tidur atau pada saat duduk untuk berdiri.
Pada kondisi bedrest, terjadi penumpukan darah pada ekstremitas
bawah yang disebabkan arteriola dan venula tungkai tidak
berkontraksi secara adekuat dalam memperbaiki efek dari gravitasi
pada darah dari jantung kiri. Oleh karena itu, pada saat klien mencoba
bangun atau berdiri, darah masih terkumpul di ekstremitas bawah.
Sirkulasi volume darah dan venous return menurun serta stroke
volume menjadi terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan aliran
sirkulasi ke serebral. Akibatnya, klien merasa pusing saat bangkit dan
d.

dapat menyebabkan pingsan.


Phlebotrombosis
Kejadian phlebotrombosis lebih sering terjadi pada klien yang
mengalami paralisis dibandingkan yang bukan paralisis. Hal ini
disebabkan adanya perubahan hemodinamik, static venous, dan

disertai gangguan pembekuan darah.


3) Sistem respirasi
a. Penurunan kapasitas vital
Klien yang immobilitas dengan berbaring dalam posisi terlentang
akan jarang mengontraksikan otot interkostal, diagfragma, dan
abdomen saat melakukan inspirasi dan ekspirasi maksimal. Secara
umum, penurunan kekuatan otot juga mempengaruhi otot pernafasan.
Selanjutnya,hal ini menyebabkan penurunannya kapasitas vital dan
b.

kapasitas fungsional pernapasan 25-30%.


Penurunan ventilasi volunteer maksimal
Menurunnya kapasitas vital menyebabkan ketidak mampuan
untuk memelihara ventilasi maksimal dan menurunnya daya tahan

c.

pernafasan.
Penurunan ventilasi/perfusi setempat

10

Gangguan yang telah diuraikan diatas dan sikap tubuh yang


horizontal, yang mempengaruhi sirkulasi pulmonal, menyebabkan
d.

adanya perbedaan ratio ventilasi dan perfusi setempat.


Mekanisme batuk yang menurun
Immobilisasi mengakibatkan penurunan efisiensi

siliaris,

sehingga sekresi mukosa pernapasan cenderung menumpuk pada


bronchial dan menjadi lebih kental dari biasanya. Hal tersebut
menyebabkan terganggunya gerakan siliaris normal serta melekatnya
sekret pada epitel saluran pernapasan. Pada kondisi ini, rentan terjadi
infeksi pada saluran pernapasan atas yang selanjutnya dapat
berkembang menjadi infeksi sekunder pada saluran napas bawah dan
jaringan paru-paru.
4) Sistem pencernaan
a. Anoreksia
Penurunan
kebutuhan

kaloripada

klien

immobilitas

mengakibatkan kehilangan nafsu makan. Perubahan endokrin yang


terjadi pada klien immobilitas juga dapat menurunkan nafsu makan.
Anoreksia juga sering sebagai manifestasi dari ansietas maupun
b.

depresi yang menimpa pada kondisi immobilisasi.


Konstipasi
Jumlah adrenergic yang banyak pada immobilisasi menghambat
peristaltic dan sphincter menjadi konstriksi. Kondisi ini menyebabkan
menurunnya motilitas gastrointestinal. Factor lain yang mendukung
terjadinya konstipasi pada klien immobilisasi adalah kurang gerak,
perubahan makanan dan minuman, meningkatnya absorbs air, serta

c.

rendahnya intake cairan dan serat.


Metabolisme
(1) Kecepatan metabolisme

11

Penurunan mobilitas mengakibatkan penurunan energy yang


dibutuhkan oleh sel-sel tubuh, sehingga menurunkan kecepatan
basal metabolic rate (BMR).
(2) Metabolismee karbohidrat, lemak, dan protein
Bedrest yang terus-menerus akan menurunkan aktivitas
pancreas dimana insulin yang diproduksi tidak cukup.
2. Ambulasi
a. Pengertian Ambulasi
Ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan
jalan/berpindah tempat. (Ambarwati, 2009)
Ambulasi adalah kegiatan berjalan (kozier dkk,1995).
Ambulasi

dini

adalah

kebijaksanaan

untuk

secepat

mungkin

membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya


secepat mungkin untuk berjalan. Pada persalinan normal sebaiknya ambulasi
dikerjakan setelah 2 jam (ibu boleh miring ke kanan untuk mencegah adanya
trombosit).
Keuntungan lain dari ambulasi dini adalah sebagai berikut:
1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat
2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik
3) Kesempatan yang baik untuk mengajar ibu merawat/memelihara anaknya
4) Tidak menyebabkan perdarahan yangabnormal
5) Tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotimi atau luka diperut
6) Tidak memperbesar kemungkinan prolaps atau retroflexio
Ambulasi dini dilakukan secara berangsur-angsur, maksudnya bukan
berarti ibu diharuskan langsung bekerja (mencuci, memasak, dan sebagainya)
setelah bangun (Dewi et al, 2011)
Menurut Ambarwati et al (2010) Ambuasi dini disebut juga early
ambulation. Euntarly ambulation adalah kebijakan untuk selekas mungkin
membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas
mungkin berjalan.
Ambulasi sedini mungkin sangat dianjurkan, kecuali ada kontraindikasi.
Ambulasi iniakan meningkatkan sirkulasi dan mencegah risiko tromboflebitis,

12

meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan kandung kemih, sehingga mencegah


ditensi abdominal dan kontipasi. Ambulasi ini dilakukan secara bertahap sesuai
kekutan ibu. Terkadang ibu nifas enggan untuk banyak bergerak karena merasa
letih dan sakit. Jika keadaan tersebut tidak segera diatasi, ibu akan terancam
mengalami thrombosis vena. Untuk mencegah terjadinya thrombosis
vena,perlu dlakukan ambulasi dini oleh ibu nifas. Pada perasalinan normal dan
keadaan ibu normal, biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi dan ke WC
dengan bantuan orang lain yaitu pada 1 atau 2 jam setelah persalinan. Sebelum
waktu ini, ibu harus diminta untuk melakukan latihan menarik napas dalam
serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta mengayunkan
tungkainya di tepi tempat tidur. Ambulasi dapat dilakuakan latihan berjalan
terlebih dahulu seperti:
1) Klien dilatih untuk duduk terlebih dahulu baru dilatih untuk turun dari
tempat tidur
2) Perhatikan waktu klien turun dari tempat tidur apakah menunjukan gejalagejala pusing, sulit bernapas, dan lain-lain.
3) Istirahat sebentar, ukur denyut nadi. Bila nadi cepat dan tidak teratur maka
harus hati-hati.(Asmadi, 2008).
Ambulasi dini dapat mengurangi kejadian komplikasi kandung
kemih,konstipasi,

trombodid

vena

puerperalis,

dan

emboli

pulmonal

(Bahiyatun, 2009)
3. Lochea
Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang
mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar
bersama dengansisa cairan. Campuran antara darah dan desidua tersebut
dinamakan lochea, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat

13

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama nifas dan mempunyai reaksi
basa/alkalis yang dapat membuat organism berkembang lebih cepat dari pada
kondisi asam yang ada pada vagina normal. (Dewi et al, 2011)
Lochea adalah darah dan cairan yang keluar dari vagina selama masa nifas
(Maryunani, 2009)
Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas (Ambarwati, 2008)
Lochea mempunyai bau amis meskipun tidak terlalu menyengat dan
volumenya berbeda-beda padasetiap wanita. Sekret mikroskopik lochea terdiri atas
eritrosit, peluruhan desidua,sel epitel dan bakteri. Lochea mengalami perubahna
karena proses involus (Dewi et al, 2011).

Pengeluaran lochea dapat dibagi

berdasarkan waktu dan warnya diantaranya sebagai berikut:


1) Lochea rubra/merah (kurenta)
Menurut Dewi et al (2011) Lochea ini muncul pada hari pertama sampai
hari ketiga masa postpartum. Sesuai dengan namanya, warnanya biasanya
merah dan mengandung darah dari perobekan/luka pada plasenta dan serabut
dari desidua dan chorion. Lochea ini terdiri atas sel desidua, verniks caseos,
rambut lanugo, sisa mekonium, dan sisa darah.
Loche rubra merupakan cairan berampur darah dan sisa-sisa penebalan
dinding rahim (desidua) dan sisa-sisa penanaman plasenta (selaput ketuban),
berbau amis. Lochea rubra berwarna kemerah-merahan dan keluar sampai
hari ke-3 atau ke-4 (Maryunani, 2008).
Menurut Manuaba (1998) Lochea rubra (kurenta) muncul 1-3 hari,
berwarna merah dan hitam. Terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut
lanugo,sisa mekoneum, dan sisa darah.
Menurut Wiknjosastro (2002) (Sukardi et al, 2010) mengatakan lokhea
rubra pada ibu bersalin secara fisiologis akan berlangsung pada hari 1 sampai
dengan hari ke 3 ( 72 jam).
2) Lochea sanguinolenta

14

Menurut Dewi et al (2011) Lochea ini baerwarna merah kuing berisi


darah dan lendir karena pengeruh plasma darah, pengeluarannya pada hari ke
3-5 hari postpartum.
Menurut Manuaba (1998) Lochea ini muncul 3-7 hari, berwarna putih
bercampur darah.
3) Lochea serosa
Menurut Dewi et al (2011) Lochea ini muncul pada hari ke 5-9
postpartum. Warnanya biasanya kekuningan atau kecoklatan. Lochea ini
terdiri atas lebih sedikit darah dan lebih banyak serutm, juga terdiri atas
leukosit dan robekan laserasi plasenta.
Menurut Manuaba (1998) Lochea ini muncul 7-14 hari, berwarna
kekuningan.
4) Loche Alba
Menurut Dewi et al (2011) Lochea ini muncul lebih dari hari ke-10
postpartnum.warnanya lebih pucat, putih, kekuningan, serta lebih banyak
mengandung leukosit, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati.
Menurut Manuaba (1998) Lochea ini muncul setelah hari ke-14,
berwarna putih.
Bila pengeluaran lochea tidak lancar, maka disebut lochiastasis. Jika
lochea tetap berwarna merah setelah 2 minggu ada kemungkinan
tertinggalnya sisa plasenta atau karena involusi yang kurang sempurna yang
sering disebabkan retroflexio uteri. Lochea mempunyai suatu karakteristik
bau yang tidak sama dengan sekret menstrual. Bau yang paling kuat pada
lochea serosa dan harus dibedakan juga dengan bau yang menandakan
infeksi.
Lochea disekresikan dengan jumlah banyak pada awal jam postpartum
yang selanjutnya akan berkurang sejumlah besar sebagai lochea rubra,
sejumlah kecil sebagai lochea serosadan sejumlah lebih sedikit lagi lochea
alba. Umumnya jumlah lochea lebih sedikit bila wanita postpartum dalam

15

posisi berbaring dari pada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu
di vagina bagian atas manakala wanita dalam posisi beraringdan kemudian
akan mengalir keluar manakala dia berdiri. Total jumlah rata-rata
pembuangan lochea kira-kira 8-9 oz atau sekitar 240-270 ml.
4. Lochea Rubra
Loche rubra merupakan cairan berampur darah dan sisa-sisa penebalan
dinding rahim (desidua) dan sisa-sisa penanaman plasenta (selaput ketuban),
berbau amis. Lochea rubra berwarna kemerah-merahan dan keluar samapi hari ke3 atau ke-4 (Maryunani, 2008)
Lochea rubra merupakan darah pertama yang keluar dan berasal dari tempat
lepasnya plasenta (Bahiyatun, 2009)
Lochea rubra (curenta) ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua (deciduas), yakni selaput lendir rahim dalam keadaan hamil, vernix
caseosa (yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda dan
sel-sel epitel yang menyelimuti kulit janin) lanugo (yakni bulu halus pada anak
yang baru lahir), dan meconium (yakni isi usus dan air ketuban, berwarna hijau
kehitaman) selama 2 hari pasca persalinan (Suherni et al, 2008).
Lochea rubra/merah (kurenta), lochea ini muncul pada hari pertama samapai
hari ketiga masa postpartum. Sesuai dengan namanya, warnanya biasanya merah
dan mengandung darah dari

perobekan/luka pada plasenta dan serabut dari

desidua dan chorion. Lochea ini terdiri atas sel desidua, verniks caseosa, rambut
lanugo, sisa mekonium, dan sisa darah (Dewi et al, 2011)
Lochea Rubra/merah (kurenta) lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke
4 masa postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar,
jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo dan mekonium
(Ambarwati et al, 2010)

16

Lochea rubra (kurenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,selsel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari pasca
persalinan (Mochtar, 1998)
5. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran lochea
1) Mobilisasi Dini
Menurut Susetyo (2008) (Sukardi et al, 2010) Mobilisasi dini adalah
kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing ibu untuk segera
beranjak dari tempat tidur pada persalinan normal.
Menurut Roper (1996) (Ambarwati, 2009) Konsep mobilisasi mula-mula
berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsurangsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi.
Menurut Ambarwati et al (2010) Ambuasi dini disebut juga early
ambulation. Early ambulation adalah kebijakan untuk selekas mungkin
membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas
mungkin berjalan.
Kini perwatan peurperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk
melakukanmobilisasi dini (early mobilization). Perawatan mobilisasi dini
mempunyai keuntungan:
a) Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi peurperium
b) Memepercepat involusi alat kandungan
c) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan
d) Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi
ASI dan pengeluaran sisa metabolismee. (Manuaba,1998)
Susetyo (2008) (Sukardi et al, 2010) menyatakan bahwa mobilisasi dini
mempunyai beberapa efek yaitu melancarkan pengeluaran lokhea rubra,
mengurangi

infeksi,

mempercepat

involusi

alat

kandungan,

serta

meningkatkan fungsi peredaran darah. Menurut Manuaba (1998) (Sukardi et


al, 2010)

M obilisasi

dini

atau

aktivitas

segera

dilakukan

dapat

mengurangi lokhea dalam rahim, meningkatkan peredaran darah sekitar alat


kelamin, mempercepat normalisasi alat kelamin dalam keadaan semula.

17

Menurut Hamilton (1995) (Sukardi et al, 2010) Mobilisasi dini


mempercepat involusi rahim dan pengeluaran lokhea rubra. Ibu nifas yang
mengalami perdarahan lebih lama akan berisiko terhadap anemia. Ibu akan
mudah lelah, letih dan lesu sehingga tidak bisa merawat diri dan bayinya
dengan baik.
Menurut Purwanti (2011) Jumlah dan karakteristik dari lochea secara
langsung dapat menunjukkan kemajuan luka endometrium. Banyaknya lochea
selalu lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir pada waktu menstruasi
berwarna merah, berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi tidak busuk.
Dengan dilakukan mobilisasi maka pengeluaran lochea akan meningkat,
sehingga pembuluh- pembuluh darah yang berada di antara anyaman otototot uterus akan terjepit.
2) Istirahat
Menurut Ambarwati et al (2010) kurang istirahat akan mempengaruhi ibu
dalam beberapa hal antara lain mengurangi jumlah ASI yang diproduksi,
memperlambat proses involusi uteri dan memperbanyak

perdarahan,

menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya


sendiri.
Menurut Asmadi, (2008) Kata istirahat mepunyai arti yang sangat luas
meliputi bersantai menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan
aktivitas, serta melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan
atau menjengkelkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa istirahat
merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas
dari kecemasan (ansietas).
Kebahagiaan setelah melahirkan membuat sulit istirahat. Seorang ibu
baru akan cemas apakah ia mampu merawat anaknya atau tidak. Hal ini

18

mengakibatkan sulit tidur. Juga akan terjadi gangguan pola tidur karena beban
kerja bertambah, ibu harus bangun malamuntuk meneteki atau mengganti
popok yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. Anjurkan ibu supaya istirahat
cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Kurang istirahat akan
mempengaruhi ibu dalam beberapa hal antara lain mengurangi jumlah ASI
yang diproduksi, memperlambat proses involusi uteri dan memperbanyak
perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi
dan dirinya sendiri.
Factor-faktor yang dapat mempengaruhi istirahat adalah sebagai berikut:
a. Status kesehatan
b. Lingkungan
c. Stress psikologis
d. Diet
e. Gaya hidup
f. Obat-obatan
3) Nutrisi
Menurut Ambarwati et al (2010) Nutrisi atau gizi adalah zat yang
diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismeenya. Kebutuhan gizi pada
masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk
proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air
susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkatkan tiga
kali dari kebutuhan biasa.
Menurut Ambarwati et al (2010) makanan yang dikonsumsi berguna
untuk malakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses
memproduksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi
untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Menurut Purwanti (2011) status gizi juga bisa mempengaruhi
pengeluaran lochea karena dengan status gizi yang baik pada ibu dapat
mencegah infeksi nifas dan pengeluaran lochea menjadi lancar. Karena dengan
adanya infeksi, akan mempengaruhi kontraksi uterus, dengan kekurangan

19

kekuatan ini, pembuluh-pembuluh darah yang pecah akan terbuka lebih lama
dan mengeluarkan darah. Untuk pengeluaran lochea yang kurang bisa
dikarenakan tertahannya darah karena ibu tidak melakukan mobilisasi dini.
Menurut Ambarwati et al (2010) menu makanan seimbang yang harus
dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau
berlemak, tidak mengandung alcohol, nikotin serta bahan pengawet atau
pewarna. Disamping itu harus mengandung:
1) Sumber tenaga (energi)
2) Sumber pembangun (protein)
3) Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin, dan air)
a. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
Menurut Asmadi (2008) kondisi nutrisi tidak berada dalam kondisi
yang menetap. Ada kalanya kebutuhan nutrisi seseorang meningkat. Begitu
pula kebalikannya, kebutuhan nutrisi seseorang menurun. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kebutuhan seseorang terhadap nutrisi. Pada
bagian ini dikemukakan dua kategori factor

yaitu factor yang

meningkatkan kebutuhan nutrisi dan factor yangmenurunkan kebutuhan


nutrisi.
Menurut Asmadi (2008) faktor yang meningkatkan kebutuhan nutrisi
antara lain sebagai berikut:
1) Pertumbuhan yang cepat, seperti bayi, anak-anak, remaja, dan ibu
hamil.
2) Selama perbaikan jaringan/pemulihan kesehatan karena proses suatu
penyakit.
3) Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan 1o F, maka kebutuhan kalori
meningkat 7%.
4) Aktivitas yang meningkat.
5) Stress. Sebagian orang akan makan sebagai kompensasi karena
mengalami stress.
6) Terjadi infeksi.
Menurut Asmadi (2008) faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi
antara lain sebagai berikut:

20

1)
2)
3)
4)

Penurunan laju pertumbuhan, misalnya pada lansia.


Penurunan basal metabolismee rate (BMR).
Hipotermi.
Jenis kelamin. Umumnya kebutuhan nutrisi pada wanita lebih rendah
disbanding laki-laki. Hal ini karena pada wanita BMR-nya lebih

rendah disbanding BMR laki-laki.


5) Gaya hidup pasif.
6) Bedrest.
4) ASI
Menurut Ambarwati et al (2010) Selama kehamilan, hormone prolaktin
dan plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih di
hambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca
persalinan, kadar estrogen dan progesterone turun drastic, sehingga pengaruh
prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI.
1) Manfaat Pemberian ASI
a. Bagi Bayi
1) Dapat membantu memulai kehidupannya bayi dengan baik
2) Mengandung antibody
3) ASI mengnadung komposisi yang tepat
4) Mengurangi kejadian karies dentis
5) Member rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara
ibu dan bayi
6) Terhindar dari alergi
7) Meningkatkan kecerdasan bagi bayi
8) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertmbuhan gigi
karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara
b. Pada Ibu
1) Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung syaraf
sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin.
Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen
akibatnya tidakada ovulasi.
2) Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi
uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.

21

3) Aspek penurunan berat badan


Ibu yang menyusui ekslusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat
kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil.
4) Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi
juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia.
2) Komposisi gizi dalam ASI
Menurut Ambarwati et al (2010) ASI adalah suatu emulsi lemak
dalam larutan protein lactose dan garam organic yang disekresi oleh kedua
belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi
ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal itu berdasarkan stadium laktasi.
Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam:
1. Kolostrum
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga.
Kolustrum merpakan cairan yang agak kental berwarna kekuning
kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI mature, bentuknya agak
kasar karena mengandung butiran lemak dan sel epitel.
2. ASI masa transisi
ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh.
3. ASI mature
ASI yang dihasilkan mulai dari hari kesepuluh sampai seterusnya.

Faktor-faktor pengeluaran lochea

B. Kerangka Konsep

Mobilisasi

Istirahat
Nutrisi

Lama
Pengeluaran
Lochea

Rubra:
- 1-3 hari (Dewi et al,
2011)
- 1-3 hari (Manuaba,
1998)
- Sampai hari ke-3 atau
ke-4 (Maryunani, 2008)
Sanguinolenta:
- 3-5 hari (Dewi et al,
2011)
- 3-7 hari(Manuanba,

22

Serosa:
- 5-9 hari (Dewi et al,
2011)
- 7-14 hari (Manuaba,
Alba:
- Lebih dari hari ke-10
(Dewi et al, 2011)
- Setelah hari ke-14
(Manuaba, 1998)

ASI

Keterangan:

= Diteliti

= Tidak Diteliti

C. Hipotesis
Secara umum pengertian hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis
(pernyataan), yaitu suatu pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan pembuktian
untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak,
berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian
(Hidayat, 2007).

23

Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna

antara

mobilisasi dini dengan lama pengeluaran lochea rubra pada ibu nifas di RSUD dr. H.
Moch. Ansari saleh.

Anda mungkin juga menyukai