BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
kualitatif
c. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam
d. Keluhan
epigastrium
e. Edema paru dan sianosis.
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
Banyak teori teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba
menerangkan penyebabnya. Oleh karena itu disebut penyakit teori namun
belum ada memberikan jawaban yang memuaskan. Tetapi terdapat suatu
kelainan yang menyertai penyakit ini yaitu :
a. Spasmus arteriola
b. Retensi Na dan air
c. Koagulasi intravaskuler
d. Walaupun vasospasme mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit
ini, akan tetapi vasospasme ini yang menimbulkan berbagai gejala yang
menyertai eklampsia (Obstetri Patologi, 2010).
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab
preeklampsia ialah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak
dapat diterangkan semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya
tidak hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan
preeklampsia dan eklampsia. Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering
kali sukar ditemukan mana yang sebab mana yang akibat (Ilmu Kebidanan :
2005).
Penyebab preeklampsia sampai saat ini masih belum diketahui
secara pasti, sehingga penyakit ini disebut dengan The Diseases of
adanya
:
sistem imun
Beberapa
wanita
pada
dengan
penderita
Preeklampsia-
Preeklampsia-Eklampsia
pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat PreeklampsiaEklampsia dan bukan pada ipar mereka.
4) Faktor Gizi
deposit
fibrin.
Aktivasi
trombosit
menyebabkan
pelepasan
mempertahankan
penyediaan
kalsium
pada
janin,
terjadi
Pada hamil normal, perfusi serebral tidak berubah, namun pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah otak, penurunan perfusi dan
suplai oksigen otak sampai 20%. Spasme menyebabkan hipertensi
serebral, faktor penting terjadinya perdarahan otak dan kejang /
eklampsia.
b. Hati
Penanganan di Puskesmas
Mengingat terbatasnya fasilitas yang tersedia di puskesmas, maka
obat-obatan
antara
lain:
valium
injeksi,
tongue spatel.
2)
atau kemasan
20%
dalam
25
cc
larutan
Tekanan darah sistolis > 180 mmHg, diastolis > 110 mmHg.
Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis < 105 mmHg
(bukan kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi
plasenta.
Dosis
antihipertensi
sama
dengan
dosis
darah
secepatnya,
dapat
diberikan
obat-obat
1x80
mg/hari.
Syarat:
Trombositopenia
(<60.000/cmm)8
Pengobatan obstetrik
Cara terminasi kehamilan yang belum inpartu :
- Induksi persalinan : tetesan oksitosin dengan syarat nilai
Perawatan Konservatif
Indikasi perawatan konservatif bila kehamilan preterm kurang
dari 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda inpending eklampsia
dengan keadaan janin baik.
d)
b.
Hipofibrinogenemia
c.
d.
e.
f.
Edema paru
g.
h.
i.
Prematuritas
j.
Kelainan
ginjal:
Berupa
endoteliosis
glomerulus
yaitu
B. SC (SECTIO CAESARIA)
1. Defenisi Sectio Caesaria (SC)
kondisi ibu menimbulkan distres pada janin atau jika telah terjadi distres
janin. Sebagian kelainan yang sering memicu tindakan ini adalah malposisi
janin, plasenta previa, diabetes ibu, dan disproporsi sefalopelvis janin dan
ibu.
Partus lama.
2) Indikasi untuk janin
a) Mal presentasi janin
1) Letak lintang
2) Letak bokong
3) Gawat Janin
b. Kontra indikasi
c. Janin mati atau berada dalam keadaan kritis, kemungkinan janin
hidup kecil. Dalam hal ini tidak ada alasan untuk melakukan
operasi.
d. Janin lahir ibu mengalami infeksi yang luas dan fasilitas untuk
perawatan
pembedahan,
diri.
Kurangnya
penyembuhan,
dan
informasi
perawatan
mengenai
post
operasi
proses
akan
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak
pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan
perdarahan.Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi
tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
e. Pemberian obat-obatan
1. Antibiotik
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah
dan berdarah harus dibuka dan diganti.
g. Perawatan rutin