Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL CARE
A. TINJAUAN TEORI
1. DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal,
namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal
(Mufdillah & Hidayat, 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).
2. KLASIFIKASI
Ada 2 klasifikasi persalinan, yaitu berdasrkan cara dan usia kehamilan.
1.

Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan


a. Persalinan Normal (Spontan)
Disebut persalinan spontan apabila persalinan ini berlangsung
dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir
b. Persalinan Buatan
Disebut persalinan buatan apabila dalam persalinan dibantu dengan
tenaga dari luar misalnya ekstrasi dengan forceps atau dilakukan
sectio caesarea.
c. Persalinan Anjuran
Disebut persalinan anjuran apabila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinan diperoleh dengan rangsangan misalnya permberian
pitocin atau prostaglandin.

2.

Menurut usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan.


a. Abortus

Berakhirnya kehamilan sebelum UK 22 minggu atau buah


kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan
b. Persalinan Prematur
Persalinan dengan UK 28-36 Minggu dan berat janin >2500 gram
c. Persalinan Matur
Persalinan dengan UK 37-42 minggu dan berat janin >2500 gram
d. Persalinan Postmatur (Serotinus)
Persalinan dengan UK >42 minggu atau 2 minggu lebih dari
tafsiran persalinan.
3. ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan

dengan

faktor

hormonal,struktur

rahim,sirkulasi

rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).


a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila progesterone turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik
otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss).
Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang

pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip


yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
4. TANDA-TANDA MULAINYA PERSALINAN
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
Perasaan sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang
oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor pains). Servik
menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah (bloody show) (Hafifah, 2011).
Tanda-Tanda In Partu :
1. Kekuatan his bertambah, makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi makin pendek sehingga menimbulkan rasa sakit yang lebih
hebat
2. Keluar lendir dan darah lebih banyak
3. Kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam serviks mulai mendatar dan pembukaan
lengkap. (Prawirohardjo, 2008)
5. FAKTOR PERSALINAN
a. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan
plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir
tersebut harus normal.
b. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri
dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power
merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh
adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.

Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari:


1) His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekerja
dengan baik dan

sempurna. Pada waktu kontraksi otot otot rahim

menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri


menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke
arah segmen bawah rahim dan serviks.
2) Kontraksi otot-otot dinding perut
3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4) Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum.
c. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan
passangge utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala
karena bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.
Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan kelainan yang sering menghambat dari pihak
passangger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti
hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka
atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang
atau letak sungsang.
d. Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa
bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah
mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai
suatu keadaan yang belum pasti sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi:
1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
2) Pengalaman bayi sebelumnya
3) Kebiasaan adat
4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
e. Penolong

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah


mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan.
6. Tanda-Tanda Persalinan
Sebelum persalinan mulai, saat mendekati akhir kehamilanklien
mungkin lihat perubahan tertentu atau ada tanda-tanda bahwa persalinan
terjadi tidak lama lagi sekitar 2-4 minggu sebelum persalinan. Kepal janin
mulai menetap lebih jauh kedalam pelviks. Tekanan pada diafragma
berkurang seperti memperingan berat badan bayi dan memungkinkan ibu
untuk bernapas lebih mudah, akan lebih sering berkemih, dan akan lebih
bertekan pada pelviks karena bayi lebih rendah dalam pelviknya.
a. Persalinan Palsu
1) Terjadi lightening
Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
disebabkan :

Kontraksi Braxton hicks

Ketegangan dinding perut

Ketegangan ligamentum rotandum

Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah

Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :

Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang

Dibagian bawah terasa sesak

Terjadi kesulitan saat berjalan

Sering miksi (beser kencing)

2) Terjadinya His permulaan


Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks
dikemukan sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu
terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen,progesterone, dan
memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.

Dengan

makin

tua

hamil,

pengeluaran

estrogen

dan

progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan


kontraksi yang lebih seringb sebagai his palsu.
Sifat his permulaan (palsu)

Rasa nyeri ringan di bagian bawah

Datangnya tidak teratur

Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda

Durasinya pendek

Tidak bertambah bila beraktifitas

b. Persalinan Sejati
1) Terjadinya His persalinan, His persalinan mempunyai sifat :

Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan

Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin


besar

Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks

Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah

2) Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his


persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :

Pendataran dan pembukaan

Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis


servikalis lepas

Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

3) Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam.
7. PEMANTAUAN PERSALINAN

Menurut Mochtar (2007), pemantauan dan penatalaksanaan ibu selama


persalinan adalah sebagai berikut:
a. Tanda vital ibu.
Tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan serta suhu ibu dievaluasi
setiap 4 jam.
b. Pemeriksaan dalam
Hal-hal yang diperhatikan pada pemeriksaan dalam adalah sebagai berikut :
1) Serviks
Dilakukan penilaian terhadap perlunakan, derajat pendataran,
lebarnya pembukaan dan arah serviks yang dikategorikan sebagai berikut:
posterior (sakral), posisi tengah (aksial), dan anterior. Dilakukan penilaian
pada bagian terbawah janin untuk menilai keutuhan selaput ketuban.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada primigravida
dan multigravida. Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka
lebih dahulu, sehingga terjadi pendataran dan penipisan serviks, kemudian
ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida ostium uteri
internum sudah sedikit terbuka, sehingga pembukaan Ostium uteri
internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi
dalam saat yang sama. Dilatasi serviks ditentukan dengan memperkirakan
diameter rata-rata pembukaan serviks. Jari pemeriksa menelusuri tepi
serviks dari satu sisi ke sisi yang berlawanan, dan diameter yang dilintasi
dinyatakan dalam cm. Serviks dikatakan membuka penuh bila diameternya
10 cm.
2) Penurunan bagian terbawah janin
Dilakukan identifikasi derajat penurunan bagian terbawah janin di jalan
lahir. Penurunan bagian terbawah janin dapat ditentukan dengan
menggunakan bidang Hodge, untuk menilai sampai sejauh mana bagian
terendah janin sudah turun di rongga panggul pada proses persalinan.

Bidang Hodge I : Bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu atas


panggul dengan bagian atas simfisis dan promontorium.

Bidang Hodge II : Bidang ini sejajar dengan Hodge I terletak


setinggi bagian bawah simfisis.

Bidang Hodge III : Bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge


I dan II terletak setinggi spina iskiadika kanan dan kiri.

Bidang Hodge IV : Bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge


I, II, dan III, terletak setinggi os koksigeus.

3) Adekuasi panggul
Panggul yang adekuat merupakan salah satu syarat mutlak pada persalinan
pervaginam. Adekuasi panggul bisa ditentukan secara radiologis maupun
klinis. Pada pemeriksaan klinis yang dinilai adalah konjugata diagonalis,
linea inominata, spina ischiadika, arkus pubis panggul dan kecekungan os
sakrum dan mobilitas os koksigeus.
8. TAHAP PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2008)
yaitu:
a. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase:
1) Fase laten
Pembukaan

servik

berlangsung

lambat,

sampai

pembukaan

berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.


2) Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase:
Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina
menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat
tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin
turun ke pelvis.

b. Kala II (pengeluaran janin)


His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali,
kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa
ngedan karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan
tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin
akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2
jam, pada multi 0.5 jam.
Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar
95 % dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan
dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat
awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan
kasus, presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan
sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme
persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun
kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan
ukuran-ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran
dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan
bentuk panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul
dan pada pintu bawah panggul, supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika
sutura sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka
hal ini akan mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior
adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu
bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang
menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah
diameter antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah:
1)

Penurunan kepala.

2)

Fleksi.

3)

Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)

4)

Ekstensi.

5)

Ekspulsi.

6)

Rotasi luar ( putaran paksi luar)


Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan, akan tetapi

untuk lebih jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu persatu.


1)

Penurunan Kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas
panggul biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan,
tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan
persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura
sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala
melewati pintu atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus
yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di
antara simpisis dan promontorium.
Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya.
Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke
belakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam
keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu:
-

Asinklitismus posterior:

Bila sutura sagitalis mendekati

simpisis dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal


depan.
-

Asinklitismus anterior:

Bila sutura sagitalis mendekati

promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os


parietal belakang.
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal,
tetapi kalau berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi
sepalopelvik dengan panggul yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II
persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi
dari segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus

pada bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari
segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan dilatasi servik.
Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir.
Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan intra
uterine, kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot abdomen
dan melurusnya badan anak.
-Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara
simpisis dan promontorium.
-Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang lebih
rendah dari os parietal depan.
-Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal
depan lebih rendah dari os parietal belakang
2)

Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang
ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada
pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga
ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan
karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai
pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5
cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di
dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi
maksimal.
a)

Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)


Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan

sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin


memutar ke depan ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang
kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian
inilah yang akan memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi dalam
penting untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan
bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.
b)

Ekstensi

Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun


kecil berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala
janin. Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah
panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus
mengadakan fleksi untuk melewatinya. Kalau kepala yang fleksi
penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi
maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan
menjadi pusat pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturutturut pada pinggir atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung,
mulut dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.
c)

Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)


Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu

kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk


menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di dalam rongga
panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu
mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa
kromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu
bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan
putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum
sepihak.
d) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis
dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah
kedua bahu bayi lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan
searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan
janin dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang
posisinya posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar
panggul, dan persalinan tidak begitu bertambah panjang. Tetapi pada

kira-kira 5-10 % kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak


terjadi. Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang
salah atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin
tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau janin besar.

c. Kala III (pengeluaran plasenta)


Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba
keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit,
seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri,
seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
d. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terusmenerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.
9. PATHWAY INTRANATAL
(terlampir)
10. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-

USG

Pemeriksaan Hb

11. PERSIAPAN PERSALINAN


a.

Ibu
1) Gurita, 3 buah
2) Baju tidur, 3 buah
3) Underware secukupnya

4) Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi


5) Pembalut khusus, 1 bungkus
6) Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar
b.

Bayi
1) Popok dan gurita bayi, 1-2 buah.
2) Baju bayi, 1-2 buah
3) Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah.
4) Selimut,topi dan kaos kaki bayi
5) Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir

c.

Penolong
1) Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki,
celemek.
2) Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan
Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses
persalinan akan berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki
pencahayaan atau penerangan yang cukup. Tempat tidur dengan kasur
yang dilapisi kain penutup yang bersih, kain tebal, dan pelapis anti bocor.
Ruangan harus hangat (tetapi jangan pamas), harus rersedia meja atau
permukaan yang bersih dan mudah dijangkau untuk meletakkan peralatan
yang diperlukan.
3) Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.
Memastikan bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25oC,
pencahayaan cukup dan bebas dari tiupan angin.
4) Alat
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup):
a) 2 klem Kelly atau 2 klem kocher
b) Gunting tali pusat
c) Benang tali pusat
d) Kateter nelaton
e) Gunting episiotomy
f) Alat pemecah selaput ketuban
g) 2 psang sarung tangan dtt

h) Kasa atau kain kecil


i) Gulungan kapas basah
j) Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali pakai
k) Kateter penghisap de lee (penghisap lender)
l) 4 kain bersih
m) 3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi
5) Bahan
a) Partograf
b) Termometer
c) Pita pengukur
d) Feteskop/ dopler
e) Jam tangan detik
f) Stetoskop
g) Tensi meter
h) Sarung tangan bersih
6) Obat-Obatan
Ibu
a) 8 Ampul Oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml.
b) 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa
Epinefrin.
c) 3 botol RL
d) 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-8 0C)
Bayi
a) Salep mata tetrasiklin
b) Vit K 1 mg

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Kala I (fase laten)
a. Pengkajian
1) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau
keparahan
3) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan
atau terdiri dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi
informasi.
3) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina
berulang dan kontaminasi fekal.
4) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan
peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
5) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d
ketidakadekuatan system pendukung.
c. Intervensi
NO
1.

DIAGNOSA
NOC
KEPERAWATAN
Ansietas b/d krisisSetelah
dilakukan
asuhan1)
situasi
kebutuhankeperawatan
selama
tidak terpenuhi.
..diharapkan ansietas pasien2)
berkurang dengan criteria hasil:
TTV dbn
Pasien
dapat
mengungkapkan3)
perasaan cemasnya
4)
Lingkungan sekitar pasien tenang
dan kondusif
5)

NIC

Orientasikan klien pada lingkungan,


staf dan prosedur
Berikan informasi tentang perubahan
psikologis
dan
fisiologis
pada
persalinan
Kaji tingkat dan penyebab ansietas
Pantau tekanan darah dan nadi sesuai
indikasi
Anjurkan
klien
mengungkapkan
perasaannya
6) Berikan lingkungan yang tenang dan
nyaman untuk pasien

2.

3.

Kurang pengetahuanSetelah
dilakukan
asuhan1)
tentang
kemajuankeperawatan selama.,pengetahuan
persalinan
b/dpasien tentang persalinan meningkat2)
kurang mengingatdengan criteria hasil:
informasi
yangPasien dapat mendemonstrasikan3)
diberikan, kesalahanteknik pernafasan dan posisi yang
interpretasi
tepat untuk fase persalinan
informasi.
Risiko
tinggiSetelah
dilakukan
asuhan1)
terhadap
infeksikeperawatan selama.diharapkan2)
maternal
b/dinfeksi maternal dapat terkontrol
pemeriksaan vaginadengan criteria hasil:
3)
berulang
dan TTV dbn
kontaminasi fekal. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi 4)
5)

4.

5.

Risiko
tinggiSetelah
dilakukan
asuhan1)
terhadap kekurangankeperawatan selama,diharapkan2)
cairan b/d masukancairan seimbang dengan kriterian
dan
peningkatanhasil:
kehilangan
cairan TTV dbn
3)
melalui pernafasan Input dan output cairan seimbang 4)
mulut.
Turgor kulit baik
5)
Risiko
tinggiSetelah
dilakukan
asuhan1)
terhadap
kopingkeperawatan selama..,diharapkan
individu
tidakkoping pasien efektif dengan criteria2)
efektif
b/dhasil:
3)
ketidakadekuatan Pasien
dapat
mengungkapkan
system pendukung. perasaannya
4)

Kaji persiapan,tingkat pengetahuan dan


harapan klien
Beri informasi dan kemajuan persalinan
normal
Demonstrasikan teknik pernapasan atau
relaksasi dengan tepat untuk setiap fase
persalinan
Kaji latar belakang budaya klien.
Kaji sekresi vagina, pantau tanda-tanda
vital.
Tekankan pentingnya mencuci tangan
yang baik.
Gunakan
teknik
aseptic
saat
pemeriksaan vagina.
Lakukan perawatan perineal setelah
eliminasi.
Pantau masukan dan haluaran.
Pantau suhu setiap 4 jam atau lebih
sering bila suhu tinggi, pantau tandatanda vital. DJJ sesuai indikasi.
Kaji produksi mucus dan turgor kulit.
Kolaborasi
pemberian
cairan
parenteral.
Pantau kadar hematokrit.
Tentukan pemahaman dan harapan
terhadap proses persalinan
Anjurkan mengungkapkan perasaan
Beri anjuran kuat thd mekanisme
koping positif dan
Bantu relaksasi

2. Kala I (fase aktif)


a. Pengkajian
1) Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
2) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan
ketakutan tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
3) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi
vertexs.
5) Seksualitas

Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/
jam pada primipara)
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian
presentasi.
2) Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi
mekanik kandung kemih.
3) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis
situasi.
4) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan
pertambahan mobilitas gastrik.
5) Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay
oksigen dan aliran darah
c. Intervensi
NO
1.

2.

3.

DIAGNOSA
NOC
KEPERAWATAN
Nyeri
akutSetelah dilakukan asuhan1)
berhubungan
keperawatan
dengan tekanan
selama..,diharapkan
2)
mekanik dari bagiannyeri terkontrol dengan3)
presentasi.
criteria hasil:
4)
TTV dbn
Pasien dapat
5)
mendemonstrasikan
6)
kontrol nyeri
7)
8)

NIC

Kaji derajat ketidaknyamanan secara verbal


dan nonverbal
Pantau dilatasi servik
Pantau tanda vital dan DJJ
Bantu penggunaan teknik pernapasan dan
relaksasi
Bantu tindakan kenyamanan spt.
Gosok punggung, kaki
Anjurkan pasien berkemih 1-2 jam
Berikan informasi tentang ketersediaan
analgesic
9) Dukung keputusan klien menggunakan
obat-obatan/tidak
10) Berikan lingkungan yang tenang
Perubahan eliminasiSetelah dilakukan asuhan1) Palpasi di atas simpisis pubis
urin b/d perubahankeperawatan
2) Monitor masukan dan haluaran
masukan
danselama.,diharapkan
3) Anjurkan upaya berkemih sedikitnya 1-2
kompresi
mekanikeliminasi urine pasien
jam
kandung kemih.
normal dengan criteria4) Posisikan klien tegak dan cucurkan air
hasil:
hangat di atas perineum
Cairan seimbang
5) Ukur suhu dan nadi, kaji adanya
Berkemih teratur
peningkatan
6) Kaji kekeringan kulit dan membrane
mukosa
Risiko tinggi terhadapSetelah dilakukan asuhan1) Tentukan pemahaman dan harapan terhadap
koping individu tidakkeperawatan
proses persalinan
efektif b/d krisisselama.,diharapkan
2) Anjurkan mengungkapkan perasaan
situasi.
koping pasien
efektif3) Beri anjuran kuat terhadap mekanisme
dengan criteria hasil:
koping positif dan bantu relaksasi
Pasien
dapat

4.

5.

mengungkapkan
peraannya
Risiko tinggi terhadapSetelah dilakukan asuhan1)
cedera maternal b/dkeperawatan
2)
efek
obat-obatanselama.,diharapkan
pertambahan
cidera terkontrol dengan3)
mobilitas gastrik.
criteria hasil:
4)
TTV dbn
Aktivitas uterus baik
5)
Posisi pasien nyaman
6)
7)
Risiko tinggi terhadapSetelah
asuhan1)
kerusakan gas janinkeperawatan
b/d perubahan suplayselama.,diharapkan
2)
oksigen dan aliranjanin dalam kondisi baik
darah
dengan criteria hasil:
3)
DJJ dbn
Presentasi kepala (+)
4)
Kontraksi uterus teratur 5)

Pantau aktivitas uterus secara manual


Lakukan tirah baring saat persalinan
menjadi intensif
Hindari meninggikan klien tanpa perhatian
Tempatkan klien pada posisi tegak, miring
ke kiri
Berikan perawatan perineal selama 4 jam
Pantau suhu dan nadi
Kolaborasi pemberian antibiotik (IV)
Kaji adanya kondisi yang menurunkan
situasi uteri plasenta
Pantau DJJ dengan segera bila pecah
ketuban
Instuksikan untuk tirah baring bila
presentasi tidak masuk pelvis
Pantau turunnya janin pada jalan lahir
Kaji perubahan DJJ selama kontraksi

3. Kala II
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
a) Melaporkan kelelahan
b) Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan
sendiri/teknik relaksasi
c) Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol/sebaliknya
4) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi
kandung kemih
5) Nyeri/ketidaknyamanan
a) Dapat merintih/menangis selama kontraksi
b) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
c) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 2 menit
6) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7) Seksualitas
a) Servik dilatasi penuh (10 cm)

b) Peningkatan perdarahan pervagina


c) Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2) Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
3) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada
interaksi hipertonik
c. Intervensi
NO
1.

2.

3.

DIAGNOSA
NOC
NIC
KEPERAWATAN
Nyeri
akut
b/dSetelah dilakukan asuhan1) Identifikasi derajat ketidaknyamanan
tekanan mekanis padakeperawatan
2) Berikan tanda/ tindakan kenyamanan
bagian presentasi
selama.,diharapkan nyeri
seperti perawatan kulit, mulut, perineal
terkontrol dengan criteria
dan alat-alat tahun yang kering
hasil:
3) Bantu pasien memilih posisi yang nyaman
TTV dbn
untuk mengedan
Pasien
dapat4) Pantau tanda vital ibu dan DJJ
mendemostrasikan
nafas5) Kolaborasi pemasangan kateter dan
dalam dan teknik mengejan
anastesi
Perubahan
curahSetelah dilakukan asuhan1) Pantau tekanan darah dan nadi tiap 5 15
jantung b/d fluktasikeperawatan
menit
aliran balik vena
selama..,diharapkan kondisi2) Anjurkan pasien untuk inhalasi dan
cardiovaskuler
pasien
ekhalasi selama upaya mengedan
membaik dengan criteria3) Anjurkan klien/pasangan memilih posisi
hasil:
persalinan yang mengoptimalkan sirkulasi
TD dan nadi dbn
Suplay O2 tersedia
Risiko tinggi terhadapSetelah asuhan keperawatan1) Bantu klien dan pasangan pada posisi
kerusakan integritasselama.,diharapkan
tepat
kulit
b/d
padaintegritas kulit terkontrol2) Bantu klien sesuai kebutuhan
interaksi hipertonik dengan criteria hasil:
3) Kolaborasi epiostomi garis tengah atau
Luka
perineum
tertutup
medic lateral
(epiostomi)
4) Kolaborasi terhadap pemantauan kandung
kemih dan kateterisasi

4. Kala III
a. Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan

kembali normal dengan cepat


Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
Nadi melambat

3) Makan dan cairan


Kehilangan darah normal 250 300 ml
4) Nyeri/ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
Tali pusat memanjang pada muara vagina

c.
NO
1.

2.

b. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang
masukan oral, muntah.
2) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
3) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama
persalinan
Intervensi

DIAGNOSA
NOC
KEPERAWATAN
Risiko tinggi terhadapSetelah
dilakukan
asuhan1)
kekurangan volumekeperawatan
cairan b/d kurangselama.,diharapkan
cairan2)
masukan
oral,seimbang dengan criteria hasil:
muntah.
TTV dbn
3)
Darah yang keluar 200 3004)
cc
5)
6)
Nyeri akut b/d trauma Setelah
dilakukan
asuhan1)
jaringan
setelahkeperawatan
2)
melahirkan
selama.,diharapkan
nyeri
terkontrol dengan criteria hasil: 3)
Pasien dapat control nyeri
4)
5)

NIC
Instruksikan klien untuk mendorong
pada kontraksi
Kaji tanda vital setelah pemberian
oksitosin
Palpasi uterus
Kaji tanda dan gejala shock
Massase uterus dengan perlahan setelah
pengeluaran plasenta
Kolaborasi pemberian cairan parentral
Bantu penggunaan teknik pernapasan
Berikan kompres es pada perineum
setelah melahirkan
Ganti pakaian dan liner basah
Berikan selimut penghangat
Kolaborasi perbaikan episiotomy

5. Kala IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi,
mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia,
atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau
HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml

untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran


saesariaIntegritas Ego
3) Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau
perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin
atau otot tremor
8) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae
mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan
fisik dan psikologis, ansietas
2) Resiko
tinggi
kekurangan
volume
cairan
b/d
kelelahan/ketegangan miometri
3) Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan
anggota leluarga
c. Intervensi
NO
1.

2.

DIAGNOSA
NOC
KEPERAWATAN
Nyeri akut b/d efekSetelah
dilakukan
asuhan1)
hormone,
keperawatan
trauma,edema jaringan,selama.,diharapkan
nyeri 2)
kelelahan fisik danterkontrol dengan criteria hasil:
psikologis, ansietas
Pasien dapat control nyeri
3)
4)
Resiko

tinggiSetelah

dilakukan

NIC

Kaji
sifat
dan
derajat
ketidaknyamanan
Beri informasi yang tepat tentang
perawatan
selama
periode
pascapartum
Lakukan tindakan kenyamanan
Anjurkan
penggunaan
teknik
relaksasi
5) Beri analgesic sesuai kemampuan
asuhan1) Tempatkan
klien
pada
posisi

kekurangan
volumekeperawatan
cairan
b/dselama.,diharapkan
cairan2)
kelelahan/ketegangan simbang dengan criteria hasil:
miometri
TD dbn
3)
Jumlah dan warna lokhea dbn
4)
5)
6)
7)
8)
3.

Perubahan
ikatanSetelah
dilakukan
asuhan1)
proses keluarga b/dkeperawatan
transisi/peningkatan
selama..,diharapkan
proses2)
anggota keluarga
keluarga baik dengan criteria3)
hasil:
Ada kedekatan ibu dengan bayi

rekumben
Kaji hal yang memperberat kejadian
intrapartal
Kaji masukan dan haluaran
Perhatikan jenis persalinan dan
anastesi,
kehilangan
daripada
persalinan
Kaji tekanan darah dan nadi setiap 15
menit
Dengan perlahan massase fundus bila
lunak
Kaji jumlah, warna dan sifat aliran
lokhea
Kolaborasi
pemberian
cairan
parentral
Anjurkan klien untuk menggendong,
menyentuh bayi
Observasi dan catat interaksi bayi
Anjurkan dan bantu pemberian ASI,
tergantung pada pilihan klien

DAFTAR PUSTAKA
Depkes 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID

Gary dkk. 2006. Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.


Hidayat, Asri dan Mufdlilah. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra
Cendikia.
Mc Closky & Bulechek. 2000. Nursing Intervention Classification (NIC). United
States of America: Mosby.
Meidian, JM. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of
America: Mosby.
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
Mochtar, rustam. 2007. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Setiono, Wiwing. 2014. Laporan pendahuluan persalinan normal. Dimuat dalam
http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluanpersalinan-normal.html#.U_h8ZMWSw0o (Diakses tanggal 24 Agustus
2014).
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka
Sarwana Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal danNeonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai

  • Metabolisme Lipid For Tarbiyah
    Metabolisme Lipid For Tarbiyah
    Dokumen19 halaman
    Metabolisme Lipid For Tarbiyah
    Rama Dewa
    Belum ada peringkat
  • Biodata
    Biodata
    Dokumen1 halaman
    Biodata
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Waham
    Waham
    Dokumen14 halaman
    Waham
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Metabolisme Lipid For Tarbiyah
    Metabolisme Lipid For Tarbiyah
    Dokumen19 halaman
    Metabolisme Lipid For Tarbiyah
    Rama Dewa
    Belum ada peringkat
  • Rencana Harian
    Rencana Harian
    Dokumen2 halaman
    Rencana Harian
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • LP RBD
    LP RBD
    Dokumen7 halaman
    LP RBD
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Makalah PK
    Makalah PK
    Dokumen15 halaman
    Makalah PK
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • LP BBL
    LP BBL
    Dokumen31 halaman
    LP BBL
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • LP
    LP
    Dokumen28 halaman
    LP
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Format Evaluasi Sikap
    Format Evaluasi Sikap
    Dokumen5 halaman
    Format Evaluasi Sikap
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • LP Adhf 3
    LP Adhf 3
    Dokumen20 halaman
    LP Adhf 3
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Blanko Resuma Kasus
    Blanko Resuma Kasus
    Dokumen3 halaman
    Blanko Resuma Kasus
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Post SC Peb
    Post SC Peb
    Dokumen7 halaman
    Post SC Peb
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Seminar Adhf
    Seminar Adhf
    Dokumen10 halaman
    Seminar Adhf
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Seminar Peb
    Seminar Peb
    Dokumen5 halaman
    Seminar Peb
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • LP Inc
    LP Inc
    Dokumen24 halaman
    LP Inc
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Bab II Tinjauan Teoritis
    Bab II Tinjauan Teoritis
    Dokumen21 halaman
    Bab II Tinjauan Teoritis
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Obat Digestan
    Obat Digestan
    Dokumen20 halaman
    Obat Digestan
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Infark Miokard Akut
    Infark Miokard Akut
    Dokumen26 halaman
    Infark Miokard Akut
    rudi-audia-1968
    Belum ada peringkat
  • ICCU
    ICCU
    Dokumen10 halaman
    ICCU
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Askep Lansia Kardiovaskuler
    Askep Lansia Kardiovaskuler
    Dokumen28 halaman
    Askep Lansia Kardiovaskuler
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Askep Hernia Inguinalis
    Askep Hernia Inguinalis
    Dokumen5 halaman
    Askep Hernia Inguinalis
    Julian_Cristy
    Belum ada peringkat
  • ASKEP Amputasi
    ASKEP Amputasi
    Dokumen13 halaman
    ASKEP Amputasi
    Rahmatul Fajra
    Belum ada peringkat
  • Askep Cedera Otak Berat
    Askep Cedera Otak Berat
    Dokumen14 halaman
    Askep Cedera Otak Berat
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Askep Isk
    Askep Isk
    Dokumen12 halaman
    Askep Isk
    Dwi Abdul Rohman
    Belum ada peringkat
  • ASKEP CA Colon
    ASKEP CA Colon
    Dokumen17 halaman
    ASKEP CA Colon
    mitra dwi
    Belum ada peringkat
  • Materi Perawatan Kateter
    Materi Perawatan Kateter
    Dokumen2 halaman
    Materi Perawatan Kateter
    ixanz
    Belum ada peringkat
  • BPH-TIPS
    BPH-TIPS
    Dokumen14 halaman
    BPH-TIPS
    Ayu Zibolobolo
    Belum ada peringkat
  • Askep Batu Ginjal
    Askep Batu Ginjal
    Dokumen9 halaman
    Askep Batu Ginjal
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat