Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan klien yg tidak sesuai dengan kenyataan tapi di
pertahankan dan tidak dapat di ubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control (Direja, 2011).
Keyakinan yang salah yang secara kokoh di pertahankan walaupun tidak diyakini
oleh orang dan bertantangan dengan realita sosial (gail stuart, 1998).
Waham adalah keyakinan seseorang berdasarkan penilaian realita yang salah
(Budi ana keliat, 1999).
Bagian dari gangguan orientasi realitas pada isi pikir dan pasien skizoprenia
menggunakan waham untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya yang tidak
terpenuhi oleh kenyataan dalam hidupnya (Kusumawati, 2010).
Kepercayaan yang salah terhadap objek dan tidak konsisten dengan latar
belakang intelektual dan budaya (Rawlins, 1993).
Keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan
tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain kenyataan ini berdasarkan dari
pemikiran klien yang sudah kehilangan control (Depkes RI, 2000).
Keyakinan yang salah, dan dipertahankan yang tidak memiliki dasar dalam
realitas yang biasanya terjadi pada klien skizofrenia (Buku Ajar Keperawatan Jiwa)
Keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan
(Harold, 1998).
Keyakinan keliru yang sangat kuat dan tidak dapat dikurangi dengan
menggunakan logika (Ann Isaac, 2004).
Dari beberapa pengertian waham diatas dapat disimpulkan waham merupakan
suatu keyakinan seseorang yang salah tentang isi pikirnya yang tidak sesuai dengan
kenyataan dan realita tetapi masih tetap dipertahankan.

2. Rentang Respon
Rentang respons neurobiologis Waham. (sumber : Keliat, 2009).

Adaptif Resiko tinggi Maladaptif


Pikiran logis Pikiran kadang Gangguan proses pikir:
Persepsi akurat menyimpang illusi Waham
Emosi konsisten Reaksi emosional Halusinasi
dengan berlebihan dan Kerusakan emosi
Perilaku tidak sesuai
pengalaman kuranng
Perilaku sosial Ketidakteraturan isolasi
Perilaku tidak sesuai
Hubungan sosial Menarik diri sosial
3. Etiologi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya waham yang dijelaskan
oleh Towsend 1998 adalah:
1. Faktor Predisposisi
a) Teori Biologis
Teori biologi terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh terhadap
waham:
1) Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam
perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki
anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara
kandung, sanak saudara lain).
2) Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan
skizofrenia mungkin pada kenyataannya merupakan suatu kecacatan
sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan
memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak
dari orang-orang yang menderita skizofrenia.
3) Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamin
neurotransmiter yang dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala
peningkatan aktivitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-
asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.
b) Teori Psikososial
1) Teori sistem keluarga Bawen dalam Towsend (1998 : 147)
menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu
perkembangan disfungsi keluarga. Konflik diantara suami istri
mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan
menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansielas dan suatu
kondsi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan
yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan
anak-anak. Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada
orang tua dan anak dan masuk ke dalam masa dewasa, dan dimana
dimasa ini anak tidak akan mamapu memenuhi tugas perkembangan
dewasanya.
2) Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami
psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh
akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan
dan penuh konflik dari orang tua dan tidak mampu membentuk rasa
percaya terhadap orang lain.
3) Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari
suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu
hubungan saling mempengaruhi antara orang tua, anak. Karena ego
menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan ego pada
waktu kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif dan
perilakunya sering kali merupakan penampilan dan segmen id dalam
kepribadian.
2. Faktor Presipitasi
a) Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang maladaptif
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur
perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi rangsangan.
b) Stres Lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang
berinterasksi dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan prilaku.
3. Pemicu Gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif
berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti
: gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan
yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stres
gangguan dalam berhubungan interpersonal, kesepain, tekanan, pekerjaan,
kemiskinan, keputusasaan dan sebagainya.
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi
otak Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
a. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan
menilai dan menilik terganggu.
b. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan
berespons terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi
dangerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial).
c. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.
d. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek,
ambivalen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.
e. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.
4. Klasifikasi Waham
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut Direja (2011)
yaitu:
No Jenis Waham Pengertian Perilaku Klien
1 Waham kebesaran Keyakinan secara berlebihan Saya ini pejabat di
bahawa dirinya memiliki Kementrian
kekuatan khusus atau semarang! Saya
kelebihan yang berbeda punya perusahaan
dengan orang lain, diucapkan paling besar lho .
berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
2 Waham agama Keyakinan terhadap suatu Saya adalah tuhan
agama secara berlebihan, yang bisa
diucapkan berulang-ulang menguasai dan
tetapi tidak sesuai dengan mengendalikan
kenyataan. semua makhluk.
3 Waham curiga Keyakinan seseorang atau Saya tahu mereka
sekelompok orang yang mau mau
merugikan atau mencederai menghancurkan
dirinya, saya, karena iri
diucapkan berulang-ulang dengan kesuksesan
tetapai tidak sesuai dengan saya.
kenyataan.
4 Waham somatic Keyakinan seseorang bahwa Saya menderita
tubuh atau sebagian tubuhnya kanker. Padahal
terserang hasil pemeriksaan
penyakit, diucapkan berulang- lab tidak ada sel
ulang tetapi tidak sesuai kanker pada
dengan kenyataan. tubuhnya.
5 Waham nihlistik Keyakinan seseorang bahwa ini saya berada di
dirinya sudah meninggal alam kubur ya,
dunia, diucapkan semua yang ada
berulangulang tetapi tidak disini adalah roh-
sesuai dengan kenyataan. roh nya
5. Manifestasi Klinik
Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
a. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan
pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).
b. Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi
c. Fungsi emosi
Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai,
reaksi berlebihan, ambivalen.
d. Fungsi motorik.
Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik gerakan
yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas,
katatonia.
e. Fungsi sosial kesepian.
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
f. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering muncul
adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.

6. Fase-Fase Waham
a. Lack of Selfesteen
Tidak ada pengakuan lingkungan dan meningkatnya kesenjangan antara
kenyataan dan harapan. Ex : perceraian->berumah tangga tidak diterima oleh
lingkungannya.
b. Control Internal Eksternal
Mencoba berfikir rasional, menutupi kekurangan dan tidak sesuai
dengan kenyataan. Ex : seseorang yang mencoba menutupi kekurangan
c. Environment support, kerusakan control dan tidak berfungsi normal ditandai
dengan tidak merasa bersalah saat berbohong. Ex : seseorang yang mengaku
dirinya adalah guru tari.
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan,
klien merasa didukung, klien menganggap hal yang dikatakan sebagai
kebenaran, kerusakan control diri dan tidak berfungsi normal (super ego)
d. Fisik Comforting
klien merasa nyaman dengan kebohongannya
e. Fase Improving
Jika tidak ada konfrontasi dan korelasi maka keyakinan yang salah akan
meningkat.

7. Penatalaksanaan
Menurut Townsend (1998), Kaplan dan Sadock (1998) antara lain :
a. Farmakoterapi
1) Anti Psikotik
Jenis- jenis obat antipsikotik antara lain :
a) Chlorpromazine
Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalam anestesi, dan
mengurangi gejala emesis. Untuk gangguan jiwa, dosis awal : 325
mg, kemudian dapat ditingkatkan supaya optimal, dengan dosis
tertinggi : 1000 mg/hari secara oral.
b) Trifluoperazine
Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik
menarik diri. Dosis awal: 31 mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50
mg/hari.

c) Haloperidol
Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis,dan
mania. Dosis awal : 30,5 mg sampai 3 mg.

Obat antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi gangguan


waham. Pada kondisi gawat darurat, klien yang teragitasi parah, harus
diberikan obat antipsikotik secara intramuskular. Sedangkan jika klien
gagal berespon dengan obat pada dosis yang cukup dalam waktu 6
minggu, anti psikotik dari kelas lain harus diberikan. Penyebab kegagalan
pengobatan yang paling sering adalah ketidakpatuhan klien minum obat.
Kondisi ini harus diperhitungkan oleh dokter dan perawat. Sedangkan
terapi yang berhasil dapat ditandai adanya suatu penyesuaian sosial, dan
bukan hilangnya waham pada klien.

2) Anti Parkinson
a) Triheksipenydil (Artane), untuk semua bentuk parkinsonisme, dan
untuk menghilangkan reaksi ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang
digunakan : 1-15 mg/hari
b) Difehidamin Dosis yang diberikan : 10- 400 mg/hari

3) Anti Depresan
a) Amitriptylin, untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan
keluhan somatik. Dosis : 75-300 mg/hari.
b) Imipramin, untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan
depresi neurotik. Dosis awal : 25 mg/hari, dosis pemeliharaan : 50-75
mg/hari.

4) Anti Ansietas
Anti ansietas digunakan untuk mengotrol ansietas, kelainan
somatroform, kelainan disosiatif, kelainan kejang, dan untuk
meringankan sementara gejala-gejala insomnia dan ansietas. Obat- obat
yang termasuk anti ansietas antara lain:
a) Fenobarbital : 16-320 mg/hari
b) Meprobamat : 200-2400 mg/hari
c) Klordiazepoksida : 15-100 mg/hari
b. Psikoterapi
Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling
percaya. Terapi individu lebih efektif dari pada terapi kelompok. Terapis
tidak boleh mendukung ataupun menentang waham, dan tidak boleh terus-
menerus membicarakan tentang wahamnya. Terapis harus tepat waktu, jujur
dan membuat perjanjian seteratur mungkin. Tujuan yang dikembangkan
adalah hubungan yang kuat dan saling percaya dengan klien. Kepuasan yang
berlebihan dapat meningkatkan kecurigaan dan permusuhan klien, karena
disadari bahwa tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi. Terapis perlu
menyatakan pada klien bahwa keasyikan dengan wahamnya akan
menegangkan diri mereka sendiri dan mengganggu kehidupan konstruktif.
Bila klien mulai ragu-ragu dengan wahamnya, terapis dapat meningkatkan tes
realitas.
Sehingga terapis perlu bersikap empati terhadap pengalaman internal
klien, dan harus mampu menampung semua ungkapan perasaan klien,
misalnya dengan berkata : Anda pasti merasa sangat lelah, mengingat apa
yang anda lalui, tanpa menyetujui setiap mis persepsi wahamnya, sehingga
menghilangnya ketegangan klien. Dalam hal ini tujuannya adalah membantu
klien memiliki keraguan terhadap persepsinya. Saat klien menjadi kurang
kaku, perasaan kelemahan dan inferioritasnya yang menyertai depresi, dapat
timbul. Pada saat klien membiarkan perasaan kelemahan memasuki terapi,
suatu hubungan terapeutik positif telah ditegakkan dan aktifitas terpeutik
dapat dilakukan.
c. Terapi Keluarga
Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien,
sebagai sekutu dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh
manfaat dalam membantu ahli terapi dan membantu perawatan klien.

8. ASUHAN KEPERAWATAN WAHAM


a. Pengkajian
Menurut tim Depkes RI (1994), pengkajian adalah langkah awal dan
dasar proses keperawatan secara menyeluruh. Pada tahap ini pasien yang
dibutuhkan dikumpulkan untuk menentukan masalah keperawatan.
Patricia A Potter et al (1993) dalam bukunya menyebutkan bahwa
pengkajian terdiri dari 3 kegiatan yaitu: pengumpulan data, pengelompokan
data atau analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan. Data dapat
dikumpulkan dari berbagai sumber data yaitu sumber data primer (klien) dan
sumber data sekunder seperti keluarga, teman terdekat klien, tim kesehatan,
catatan dalam berkas dokumen medis klien dan hasil pemeriksaan. Untuk
mengumpulkan data dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: dengan observasi,
wawancara dan pemeriksaan fisik. Beberapa faktor yang perlu dikaji:
1) Faktor predisposisi
- Genetik : diturunkan
- Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre frontal dan
konteks limbik
- Neurotransmiter : abnormalitas pada dopamin ,serotonin
,dan glutamat.
- Virus : paparan virus influinsa pada trimester III
- Psikologi : ibu pencemas ,terlalu melindungi ,ayah tidak peduli.
2) Faktor presipitasi
- Proses pengolahan informasi yang berlebihan
- Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
- Adanya gejala pemicu

Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal


dirawat. Isi pengkajiannya meliputi:
1) Identifikasi klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan
klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan,
waktu pertemuan, topik pembicaraan.
2) Keluhan utama / alasan masuk
Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan
keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk
mengatasi masalah dan perkembangan yang dicapai.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Tanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami,
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga dan tindakan kriminal. Selama pengkajian, perawat
harus mendengarkan, memerhatikan, dan mendokumentasikan semua
informasi, baik melalui wawancara maupun observasi yang diberikan
oleh pasien tentang wahamnya. Berikut merupakan beberapa contoh
pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan untuk mengkaji
pasien waham: (Budi Anna Keliat, 153)
a) Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap?
b) Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah
pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
c) Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya
aneh dan tidak nyata?
d) Apakah pasien pernah merasakan bahwaia berada di luar tubuhnya?
e) Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang
lain?
f) Apakah pasien merasa bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol
oleh orang lain atau kekuatan dari luar?
g) Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain bisa membaca
pikirannya?
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin
mengakibatkan terjadinya gangguan:
4) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien.
5) Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan
perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak.
6) Sosial Budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang menumpuk.
7) Aspek fisik / biologis
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu,
pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi
organ kalau ada keluhan.
8) Aspek psikososial
Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang
dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang
terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
9) Konsep diri
o Citra tubuh: mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian
yang disukai dan tidak disukai.
o Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan
klien terhadap status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai laki-
laki / perempuan.
o Peran: tugas yang diemban dalam keluarga / kelompok dan
masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas
tersebut.
o Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan
dan penyakitnya.
o Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan
penghargaan orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi
pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sebagai wujud harga
diri rendah.
10) Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok yang diikuti dalam masyarakat.
11) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
5) Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas
motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien,
interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentasi dan berhitung, kemampuan penilaian
dan daya tilik diri.
6) Kebutuhan persiapan pulang
a) Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat
makan.
b) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian.
c) Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien.
d) Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah.
f. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah minum
obat.
g. Masalah psikososial dan lingkungan
Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien.
h. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian
yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
i. Aspek medis
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi
psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi
okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi dan
perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar
dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
waham.
b. Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah

3. Intervensi
Intervensi
Tindakan keperawatan untuk pasien Tindakan keperawatan untuk keluarga
Tujuan Tindakan Tujuan Tindakan
1. Pasien dapat 1. Bina hubungan saling 1. Keluarga mampu 1. Diskusikan
berorientasi percaya mengidentifikasi masalah yang
kepada realitas a. Mengucapkan salam waham pasien dihadapi keluarga
secara bertahap terapeutik 2. Keluarga mampu saat merawat
2. Pasien dpt b. Berjabat tangan memfasilitasi pasien pasien di rumah.
memenuhi c. Menjelaskan tujuan untuk memenuhi 2. Diskusikan
kebutuhan dasar interaksi kebutuhan yang dengan keluarga
3. Pasien mampu d. Membuat kontrak topik, dipenuhi oleh tentang waham
berinteraksi dgn waktu dan tempat setiap wahamnya. yang dialami
org lain dan kali bertemu pasien 3. Keluarga mampu pasien
lingkungan 2. Bantu orientasi realita mempertahankan 3. Diskusikan
4. Pasien a. Tidak mendukung program pengobatan dengan keluarga
menggunakan atau membantah waham pasien secara tentang:
obat dgn teratur pasien Optimal a. Cara merawat
b. Yakinkan pasien pasien waham
berada dalam keadaan dirumah
aman b. Follow up dan
c. Observasi pengaruh keteraturan
waham terhadap pengobatan
aktivitas sehari-hari d. c. Lingkungan
Jika pasien terus yang tepat
menerus membicarakan untuk pasien.
wahamnya dengarkan 4. Diskusikan
tanpa memberikan dengan keluarga
dukungan atau tentang obat
menyangkal sampai pasien (nama obat,
pasien berhenti dosis, frekuensi,
membicarakannya d. efek samping,
Berikan pujian bila akibat
penampilan dan orientasi penghentian obat)
pasien sesuai dengan 5. Diskusikan
realitas. dengan keluarga
3. Diskusikan kondisi pasien
kebutuhan yang memerlukan
psikologis/emosional konsultasi segera
yang tidak terpenuhi 6. Latih cara
sehingga menimbulkan merawat
kecemasan, rasa takut 7. Menyusun
dan marah. rencana pulang
4. Tingkatkan pasien bersama
aktivitas yang dapat keluarga
memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional
pasien
5. Berdikusi tentang
kemampuan positif
yang dimiliki
6. Bantu melakukan
kemampuan yang
dimiliki
7. Berdiskusi tentang
obat yang diminum
8. Melatih minum
obat yang benar

STRATEGI PELAKSANAAN WAHAM

1. Pasien
Sp 1:
identifikasi tanda dan gejala waham
bantu orientasi realita:panggil nama,orientasi waktu,orang dan tempat
atau lingkungan
diskusikan kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi
bantu pasien memenuhi kebutuhannya yang realiatis
masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan kebutuhan

Sp 2:

evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien dan berikan pujian


diskusikan kemampuan yang dimiliki
latih kemampuan yang dipilih, berikan pujian
masukkan pada jadwal pemenuhan kebutuhan

Sp 3:

evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang dilakukan


pasien dan berikan pujian
jelaskan tentang obat yang diminum (enam benar : jenis, guna,dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat) dan tanyakan manfaat yang
dirasakan pasien
masukkan pada jadwal pemenuhan kebutuhan kegiatan yang telah dilatih
dan minum obat

Sp 4:

evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien dan obat


diskusikan kebutuhan yang lain dan cara memenuhinya
diskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang akan dilatih,
kemudian latih
masukkan pada jadwal pemenuhan kebutuhan kegiatan yang telah dilatih
dan minum obat

Sp 5:

evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien dan obat


nilai kemampuan yang telah mandiri
nilai apakah frekuensi munculnya waham berkurang, apakah waham
terkontrol

2. Keluarga
Sp 1:
Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya waham
(gunakan booklet)
Jelaskan cara merawat: tidak disangkal,tidak diikuti/diterima (netral)
Latih cara mengetahui kebutuhan pasien dan mengetahui kemampuan
pasien
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian

Sp 2 :

Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien memenuhi


kebutuhannya, beri pujian
Latih cara memenuhi kebutuhan pasien
Latih cara melatih kemampuan yang dimiliki pasien
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian

Sp 3:

Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien memenuhi


kebutuhan pasien dan membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
telah dilatih, beri pujian
Jelaskan obat yang diminum oleh pasien dan cara membimbingnya
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian

Sp 4 :

Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien memenuhi


kebutuhan pasien dan membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
telah dilatih, minum obat dan beri pujian
Jelaskan follow up PKM (Petugas Kesehatan Masyarakat), tanda
kambuh, rujukan
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian

Sp 5:

Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien memenuhi


kebutuhan pasien dan membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
telah dilatih, minum obat dan beri pujian
Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke PKM

DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 thed.). St.Louis
Mosby Year Book, 1995
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
Maramis, W.F. 1990. Ilmu Kedokteran Jiwa, Erlangga Universitas Press: Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Metabolisme Lipid For Tarbiyah
    Metabolisme Lipid For Tarbiyah
    Dokumen19 halaman
    Metabolisme Lipid For Tarbiyah
    Rama Dewa
    Belum ada peringkat
  • Biodata
    Biodata
    Dokumen1 halaman
    Biodata
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Post SC Peb
    Post SC Peb
    Dokumen7 halaman
    Post SC Peb
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Metabolisme Lipid For Tarbiyah
    Metabolisme Lipid For Tarbiyah
    Dokumen19 halaman
    Metabolisme Lipid For Tarbiyah
    Rama Dewa
    Belum ada peringkat
  • Rencana Harian
    Rencana Harian
    Dokumen2 halaman
    Rencana Harian
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • LP RBD
    LP RBD
    Dokumen7 halaman
    LP RBD
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Makalah PK
    Makalah PK
    Dokumen15 halaman
    Makalah PK
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • LP Inc
    LP Inc
    Dokumen24 halaman
    LP Inc
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • LP
    LP
    Dokumen28 halaman
    LP
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Format Evaluasi Sikap
    Format Evaluasi Sikap
    Dokumen5 halaman
    Format Evaluasi Sikap
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • LP Adhf 3
    LP Adhf 3
    Dokumen20 halaman
    LP Adhf 3
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Blanko Resuma Kasus
    Blanko Resuma Kasus
    Dokumen3 halaman
    Blanko Resuma Kasus
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Seminar Adhf
    Seminar Adhf
    Dokumen10 halaman
    Seminar Adhf
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • LP BBL
    LP BBL
    Dokumen31 halaman
    LP BBL
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Seminar Peb
    Seminar Peb
    Dokumen5 halaman
    Seminar Peb
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • LP Inc
    LP Inc
    Dokumen24 halaman
    LP Inc
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Bab II Tinjauan Teoritis
    Bab II Tinjauan Teoritis
    Dokumen21 halaman
    Bab II Tinjauan Teoritis
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Obat Digestan
    Obat Digestan
    Dokumen20 halaman
    Obat Digestan
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Infark Miokard Akut
    Infark Miokard Akut
    Dokumen26 halaman
    Infark Miokard Akut
    rudi-audia-1968
    Belum ada peringkat
  • ICCU
    ICCU
    Dokumen10 halaman
    ICCU
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Askep Lansia Kardiovaskuler
    Askep Lansia Kardiovaskuler
    Dokumen28 halaman
    Askep Lansia Kardiovaskuler
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Askep Hernia Inguinalis
    Askep Hernia Inguinalis
    Dokumen5 halaman
    Askep Hernia Inguinalis
    Julian_Cristy
    Belum ada peringkat
  • ASKEP Amputasi
    ASKEP Amputasi
    Dokumen13 halaman
    ASKEP Amputasi
    Rahmatul Fajra
    Belum ada peringkat
  • Askep Cedera Otak Berat
    Askep Cedera Otak Berat
    Dokumen14 halaman
    Askep Cedera Otak Berat
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat
  • Askep Isk
    Askep Isk
    Dokumen12 halaman
    Askep Isk
    Dwi Abdul Rohman
    Belum ada peringkat
  • ASKEP CA Colon
    ASKEP CA Colon
    Dokumen17 halaman
    ASKEP CA Colon
    mitra dwi
    Belum ada peringkat
  • Materi Perawatan Kateter
    Materi Perawatan Kateter
    Dokumen2 halaman
    Materi Perawatan Kateter
    ixanz
    Belum ada peringkat
  • BPH-TIPS
    BPH-TIPS
    Dokumen14 halaman
    BPH-TIPS
    Ayu Zibolobolo
    Belum ada peringkat
  • Askep Batu Ginjal
    Askep Batu Ginjal
    Dokumen9 halaman
    Askep Batu Ginjal
    Putri Yolla Dwi Meydani
    Belum ada peringkat