A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan klien yg tidak sesuai dengan kenyataan tapi di
pertahankan dan tidak dapat di ubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control (Direja, 2011).
Keyakinan yang salah yang secara kokoh di pertahankan walaupun tidak diyakini
oleh orang dan bertantangan dengan realita sosial (gail stuart, 1998).
Waham adalah keyakinan seseorang berdasarkan penilaian realita yang salah
(Budi ana keliat, 1999).
Bagian dari gangguan orientasi realitas pada isi pikir dan pasien skizoprenia
menggunakan waham untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya yang tidak
terpenuhi oleh kenyataan dalam hidupnya (Kusumawati, 2010).
Kepercayaan yang salah terhadap objek dan tidak konsisten dengan latar
belakang intelektual dan budaya (Rawlins, 1993).
Keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan
tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain kenyataan ini berdasarkan dari
pemikiran klien yang sudah kehilangan control (Depkes RI, 2000).
Keyakinan yang salah, dan dipertahankan yang tidak memiliki dasar dalam
realitas yang biasanya terjadi pada klien skizofrenia (Buku Ajar Keperawatan Jiwa)
Keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan
(Harold, 1998).
Keyakinan keliru yang sangat kuat dan tidak dapat dikurangi dengan
menggunakan logika (Ann Isaac, 2004).
Dari beberapa pengertian waham diatas dapat disimpulkan waham merupakan
suatu keyakinan seseorang yang salah tentang isi pikirnya yang tidak sesuai dengan
kenyataan dan realita tetapi masih tetap dipertahankan.
2. Rentang Respon
Rentang respons neurobiologis Waham. (sumber : Keliat, 2009).
6. Fase-Fase Waham
a. Lack of Selfesteen
Tidak ada pengakuan lingkungan dan meningkatnya kesenjangan antara
kenyataan dan harapan. Ex : perceraian->berumah tangga tidak diterima oleh
lingkungannya.
b. Control Internal Eksternal
Mencoba berfikir rasional, menutupi kekurangan dan tidak sesuai
dengan kenyataan. Ex : seseorang yang mencoba menutupi kekurangan
c. Environment support, kerusakan control dan tidak berfungsi normal ditandai
dengan tidak merasa bersalah saat berbohong. Ex : seseorang yang mengaku
dirinya adalah guru tari.
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan,
klien merasa didukung, klien menganggap hal yang dikatakan sebagai
kebenaran, kerusakan control diri dan tidak berfungsi normal (super ego)
d. Fisik Comforting
klien merasa nyaman dengan kebohongannya
e. Fase Improving
Jika tidak ada konfrontasi dan korelasi maka keyakinan yang salah akan
meningkat.
7. Penatalaksanaan
Menurut Townsend (1998), Kaplan dan Sadock (1998) antara lain :
a. Farmakoterapi
1) Anti Psikotik
Jenis- jenis obat antipsikotik antara lain :
a) Chlorpromazine
Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalam anestesi, dan
mengurangi gejala emesis. Untuk gangguan jiwa, dosis awal : 325
mg, kemudian dapat ditingkatkan supaya optimal, dengan dosis
tertinggi : 1000 mg/hari secara oral.
b) Trifluoperazine
Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik
menarik diri. Dosis awal: 31 mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50
mg/hari.
c) Haloperidol
Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis,dan
mania. Dosis awal : 30,5 mg sampai 3 mg.
2) Anti Parkinson
a) Triheksipenydil (Artane), untuk semua bentuk parkinsonisme, dan
untuk menghilangkan reaksi ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang
digunakan : 1-15 mg/hari
b) Difehidamin Dosis yang diberikan : 10- 400 mg/hari
3) Anti Depresan
a) Amitriptylin, untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan
keluhan somatik. Dosis : 75-300 mg/hari.
b) Imipramin, untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan
depresi neurotik. Dosis awal : 25 mg/hari, dosis pemeliharaan : 50-75
mg/hari.
4) Anti Ansietas
Anti ansietas digunakan untuk mengotrol ansietas, kelainan
somatroform, kelainan disosiatif, kelainan kejang, dan untuk
meringankan sementara gejala-gejala insomnia dan ansietas. Obat- obat
yang termasuk anti ansietas antara lain:
a) Fenobarbital : 16-320 mg/hari
b) Meprobamat : 200-2400 mg/hari
c) Klordiazepoksida : 15-100 mg/hari
b. Psikoterapi
Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling
percaya. Terapi individu lebih efektif dari pada terapi kelompok. Terapis
tidak boleh mendukung ataupun menentang waham, dan tidak boleh terus-
menerus membicarakan tentang wahamnya. Terapis harus tepat waktu, jujur
dan membuat perjanjian seteratur mungkin. Tujuan yang dikembangkan
adalah hubungan yang kuat dan saling percaya dengan klien. Kepuasan yang
berlebihan dapat meningkatkan kecurigaan dan permusuhan klien, karena
disadari bahwa tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi. Terapis perlu
menyatakan pada klien bahwa keasyikan dengan wahamnya akan
menegangkan diri mereka sendiri dan mengganggu kehidupan konstruktif.
Bila klien mulai ragu-ragu dengan wahamnya, terapis dapat meningkatkan tes
realitas.
Sehingga terapis perlu bersikap empati terhadap pengalaman internal
klien, dan harus mampu menampung semua ungkapan perasaan klien,
misalnya dengan berkata : Anda pasti merasa sangat lelah, mengingat apa
yang anda lalui, tanpa menyetujui setiap mis persepsi wahamnya, sehingga
menghilangnya ketegangan klien. Dalam hal ini tujuannya adalah membantu
klien memiliki keraguan terhadap persepsinya. Saat klien menjadi kurang
kaku, perasaan kelemahan dan inferioritasnya yang menyertai depresi, dapat
timbul. Pada saat klien membiarkan perasaan kelemahan memasuki terapi,
suatu hubungan terapeutik positif telah ditegakkan dan aktifitas terpeutik
dapat dilakukan.
c. Terapi Keluarga
Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien,
sebagai sekutu dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh
manfaat dalam membantu ahli terapi dan membantu perawatan klien.
2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
waham.
b. Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah
3. Intervensi
Intervensi
Tindakan keperawatan untuk pasien Tindakan keperawatan untuk keluarga
Tujuan Tindakan Tujuan Tindakan
1. Pasien dapat 1. Bina hubungan saling 1. Keluarga mampu 1. Diskusikan
berorientasi percaya mengidentifikasi masalah yang
kepada realitas a. Mengucapkan salam waham pasien dihadapi keluarga
secara bertahap terapeutik 2. Keluarga mampu saat merawat
2. Pasien dpt b. Berjabat tangan memfasilitasi pasien pasien di rumah.
memenuhi c. Menjelaskan tujuan untuk memenuhi 2. Diskusikan
kebutuhan dasar interaksi kebutuhan yang dengan keluarga
3. Pasien mampu d. Membuat kontrak topik, dipenuhi oleh tentang waham
berinteraksi dgn waktu dan tempat setiap wahamnya. yang dialami
org lain dan kali bertemu pasien 3. Keluarga mampu pasien
lingkungan 2. Bantu orientasi realita mempertahankan 3. Diskusikan
4. Pasien a. Tidak mendukung program pengobatan dengan keluarga
menggunakan atau membantah waham pasien secara tentang:
obat dgn teratur pasien Optimal a. Cara merawat
b. Yakinkan pasien pasien waham
berada dalam keadaan dirumah
aman b. Follow up dan
c. Observasi pengaruh keteraturan
waham terhadap pengobatan
aktivitas sehari-hari d. c. Lingkungan
Jika pasien terus yang tepat
menerus membicarakan untuk pasien.
wahamnya dengarkan 4. Diskusikan
tanpa memberikan dengan keluarga
dukungan atau tentang obat
menyangkal sampai pasien (nama obat,
pasien berhenti dosis, frekuensi,
membicarakannya d. efek samping,
Berikan pujian bila akibat
penampilan dan orientasi penghentian obat)
pasien sesuai dengan 5. Diskusikan
realitas. dengan keluarga
3. Diskusikan kondisi pasien
kebutuhan yang memerlukan
psikologis/emosional konsultasi segera
yang tidak terpenuhi 6. Latih cara
sehingga menimbulkan merawat
kecemasan, rasa takut 7. Menyusun
dan marah. rencana pulang
4. Tingkatkan pasien bersama
aktivitas yang dapat keluarga
memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional
pasien
5. Berdikusi tentang
kemampuan positif
yang dimiliki
6. Bantu melakukan
kemampuan yang
dimiliki
7. Berdiskusi tentang
obat yang diminum
8. Melatih minum
obat yang benar
1. Pasien
Sp 1:
identifikasi tanda dan gejala waham
bantu orientasi realita:panggil nama,orientasi waktu,orang dan tempat
atau lingkungan
diskusikan kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi
bantu pasien memenuhi kebutuhannya yang realiatis
masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan kebutuhan
Sp 2:
Sp 3:
Sp 4:
Sp 5:
2. Keluarga
Sp 1:
Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya waham
(gunakan booklet)
Jelaskan cara merawat: tidak disangkal,tidak diikuti/diterima (netral)
Latih cara mengetahui kebutuhan pasien dan mengetahui kemampuan
pasien
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
Sp 2 :
Sp 3:
Sp 4 :
Sp 5:
DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 thed.). St.Louis
Mosby Year Book, 1995
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
Maramis, W.F. 1990. Ilmu Kedokteran Jiwa, Erlangga Universitas Press: Surabaya.