Ryan Gustomo
102011209
ryan_gstmo@yahoo.com
Fakultas Kedokteran
Universitas Krida wacana
Jl. Arjuna No.6 Kebon Jeruk- Jakarta Barat
Telp: 021-569422061
Pendahuluan
Ada sekitar 25 juta setiap tahun mengunjungi dokter anak akibat otitis media; radang
ini adalah diagnosis yang paling lazim pada anak di Amerika Serikat dan kedua paling sering
dalam kedokteran menyeluruh. Selama 2 dekade terakhir telah ada kenaikan secara dramatis
dalam jumlah kunjungan ke dokter anak untuk otitis. Ini mungkin menggambarkan.
kombinasi faktor-faktor yang berkisar dari perubahan yang sebenarnya dalam pola penyakit
dengan lebih banyak anak dalam perawatan anak dan kenaikan kesadaran pada dokter anak
yang memeriksa. untuk memperbaiki kemampuan teknik termasuk memperbaiki lluminasi
dengan penggunaan bola lampu halogen pada otoskop dan penggunaan pemeriksaan sensitif
seperti timpanogram untuk mengenali kelainan gerakan membrana timpani. Diagnosis yang
benar dan pengobal-an otitis media adalah penting tidak hanya karena otitis merupakan
penyakit yang demikian lazim tetapi juga karena otitis kadang-kadang disertai oleh
komplikasi yang berarti seperti penyebaran infeksi intrakranial dengan meningitis atau abses
otak dan radang akut telinga tengah yang disertai oleh efusi telinga menetap selama waktu
yang berbeda-beda. Yang terakhir dapat menyebabkan kehilangan pendengaran konduktif
yang bermakna, yang dapat berpengaruh merugikan pada perkem-bangan bicara dan
kemampuan berbicara. Otitis media akut biasanya supuratif atau purulen, tetapi efusi serosa
dapat juga mempunyai permulaan akut. Ada banyak istilah untuk otitis media dengan efusi
yang mcliputi serosa, sekretori, katarral, mukoid. nonsupuratif. dan otitis media alergika
Pembahasan
1.
Anamesa
Rasa pusing berputar (vertigo): gangguan keseimbangan dan rasa ingin jatuh yang
disertai mual, muntah, rasa penuh dalam telinga, telinga berdenging yang mungkin
kelainannya terdapat dalam labirin. Kecenderungan untuk jatuh dan arahnya, rasa
putar atau terangkat, saat timbulnya tergantung posisi tubuh atau kepala,
bertambah atau tidak dalam gelap, akibat menutup mata.
Nyeri di dalam telinga (otalgia): perlu ditanyakan apakah pada telinga kiri atau
kanan dan sudah berapa lama. Nyeri alih ke telinga (referred pain) dapat berasal
dari rasa nyeri di gigi molar atas, sendi mulut, dasar mulut, tonsil atau tulang
servikal karena telinga dipersarafi oleh saraf sensoris yang berasal dari organorgan tersebut.
Sekret yang keluar dari liang telinga (otore): apakah keluar dari satu atau kedua
telinga, disertai rasa nyeri atau tidak dan sudah berapa lama. Sekret yang sedikit
biasanya berasal dari infeksi telinga luar dan sekret yang banyak dan bersifat
mukoid umumnya berasal dari telinga tengah. Bila berbau busuk menandakan
adanya kolesteatom. Bila bercampur darah harus dicurigai adanya infeksi akut
yang berat atau tumor. Bila cairan yang keluar seperti air jernih, harus waspada
Cari tahu riwayat penyakit dahulu dari kondisi medis apapun yang signifikant.
Menanyakan apakah pasien pernah mengalami trauma pada telinga, apakah
tiduran.
Menanyakan kondisi ekonomi pasien dan keluarga. Karena biasanya OMA lebih
menghisap rokok.
7. Riwayat pengobatan/obat.1
- Apakah pasien pernah melakukan pengobatan terhadap penyakit yang
dideritanya?
2.
Pemeriksaan
a. Pemeriksaan fisik
Untuk melihat kanalis audiotirus dan membran timpani digunakan otoskop. Atur posisi
kepala pasien agar dapat melihat dengan nyaman melalui otoskop. Untuk meluruskan kanalis
auditorius, pegang daun telinga pasien dengan kuat tetapi hati-hati, dan tarik daun telinga ke
arah atas belakang serta agak menjauhi kepala. 4,5
Pegang tangkai otoskop di antara ibu jari dan jari-jari tangan, tumpangkan tangan pada
wajah pasien agar otoskop tersebut tidak goyang. Dengan demikian tangan dan alat yang
digunakan akan mengikuti gerakan pasien yang tidak terduga. 4,5
b. Pemeriksaan penunjang
7
Timpanosintesis
Adalah pungsi pada membran timpani untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan
mikrobiologik untuk menentukan organisme penyebab (dengan semprit dan jarum khusus)
dan juga adalah cara yang pasti membuktikan keberadaan dan tipe efusi telinga tengah.
Dilakukan dengan menyelipkan, melalui bagian inferior membrana timpani, jarum spinal
ukuran 18 yang dilekatkan pada semprit atau perangkap pengumpulan. Indikasi
timpanosintesis yang mungkin adalah OMA yang tidak berespon terhadap terapi
konvensional, OMA pada neonatus atau pasien yang respon imunnya lemah.1,7
Timpanosentesis harus juga dipertimbangkan pada keadaan seperti berikut: untuk
anak yang sakit berat atau mereka yang tampak toksik; untuk anak yang berespons secara
tidak memuaskan pada terapi antibiotik; pada mulainya otitis media pada penderita yang
mendapat agen antibiotik; pada penderita yang mengalami komplikasi infratemporal atau
intrakranial supuratif; dan untuk otitis pada bayi baru lahir, bayi yang amat muda. atau
penderita yang de-fisien secara imunologis, yang pada masing-masing dari mereka organisme
yang tidak biasa dapat menyebabkan infeksi.3
Pemeriksaan Laboratorium
o Jumlah leukosit
-
Laju endap darah dapat digunakan untuk mendukung diagnosis klinik dari otitis
eksternal akut atau keganasan pada telinga yang tidak menyebabkan peningkatan tes
ini. 1,6
o Kimia darah
-
Pasien yang diketahui dengan diabetik perlu pemeriksaan kimia darah untuk
menentukan intoleransi glukosa basal.
Organisme penyebab utama otitis eksterna maligna adalah P. Aeruginosa (95 %).
Organisme ini anaerobik, gram negatif. Spesies pseudomonas mempunyai lapisan
mukoid untuk fagositosis. Eksotoksin ( yaitu eksotoksin A, kolagenase, elastase)
8
3.
Diagnosa
a. Working diagnosis 3
Diagnosis otitis didasarkan pada visualisasi membrana timpani. Pada beberapa anak
yang mempunyai saluran telinga tengah kecil atau sejumlah besar serumen atau yang amat
tidak kooperatif, pemeriksaan ini mungkin sukar dilakukan. Bagian luar saluran telinga
mempunyai bantalan jaringan lunak. kartilago, dan struktur adneksa kulit meliputi kelenjar
keringat yang dimodifikasi yang menghasilkan serumen. Kulit setengah bagian dalam saluran
telinga adalah epitel skuamosa yang sangat tipis yang menutupi periosteum dan tulang sangat
peka terhadap sentuhan. Epitel saluran telinga mempunyai fungsi migrasi yang unik, tumbuh
dari membrana timpani dan saluran telinga eksterna ke lateral sehingga ada fungsi
pembersihan alamiah yang terpasang tetap. Walaupun penting untuk mendapat pandangan
membrana timpani yang tidak tcrhalang, penggunaan usapan kapas rumah atau instrumen
seperti peniti akan sering mendorong serumen lebih jauh ke dalam saluran telinga dan
berpotensi mencederai saluran atau kendangan itu sendiri. Dokter yang memeriksa telinga
harus mencoba memanipulasi hanya bagian luar saluran telinga yang kurang sensitive.
Serumen harus dengan lembut dibersihkan dengan menggunakan lengkungan kawat halus
melalui lubang atau kepala otoskop yang dipasang. Irigasi lembut dengan semprit saluran
telinga dan penggunaan produk-produk pelunak serumen komersial dapat membantu. Produkproduk komersial untuk mengambil serumen tidak boleh digunakan jika ada masalah
perforasi membrana timpani dan tidak boleh ditinggalkan dalam telinga anak kecil lebih lama
daripada beberapa menit sebelum telinga diirigasi. Bila diagnosis otitis media akut diragukan
atau identifikasi agen penyebab diinginkan, harus dilakukan aspirasi telinga tengah.
Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat menarik-narik daun
telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran, demam, sulit
makan, mual dan muntah serta r e w e l . Namun gejala-gejala ini tidak spesifik untuk OMA
sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada riwayat semata. Tetapi pada kasus ini,
kecendrungan diagnosisnya adalah otitis media akut stadium supuratif
9
b. Differential diagnosis
1. Otitis media supuratif kronik.1
Bila perforasi menetap dan sekret keluar terus-menerus atau hilang timbul, sekret
mungkin encer, kental, bening atau berupa nanah lebih dari dua bulan, maka keadaan ini
disebut otitis media supuratif kronis (OMSK). Beberapa faktor yang menyebabkan OMA
menjadi OMSK ialah terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh
pasien rendah (gizi kurang) atau higiene buruk. OMSK terbagi menjadi 2 yaitu tipr maligna
dan benigna:1
Benigna (tubo-timpanik)
Penyebab
Otitis
media
supuratif Disfungsi
tuba
Eustachius
dengan
terbentuknya
retraksi
kantong
di
atik
atau
Ringan
Sedang
Otorea
Mukopus, banyak
Sangat
sedikit
dan
terserang Pseudomonas /
Proteus
Kelainan
khas
di Perforasi sentral
Perforasi
membran timpani
marginal
Tulang pendengaran
Biasanya utuh
Biasanya
terdapat
Tidak terdapat
Pemeriksaan
Rontgen Pneumatisasi
tulang mastoid
Biasa terdapat
tulang Pneumatisasi
mastoid
buruk.
tulang
Erosi
biasa terdapat
Komplikasi intratemporal Jarang
Biasa terdapat
sedikit nyeri dalam telinga dapat terjadi pada saat awal tuba terganggu, yang
menyebabkan timbulnya tekanan negatif pada telinga tengah (misalnya pada barotrauma).
Rasa nyeri dalam telinga tidak pernah ada bila penyebab timbulnya sekret adalah virus atau
alergi. Tinitus, vertigo atau pusing kadang-kadang ada dalam bentuk ringan. Pada otoskopi
terlihat membran timpani rertraksi. Kadang-kadang tempak gelembung udara atau permukaan
cairan dalam kavum timpani. Tuli konduktif dapat dibuktikan dengan garpu tala.
Epidemiologi3
4.
Hampir 85% anak mempunyai paling sedikit satu episode otitis media akut pada umur 3
tahun, dan 50% anak akan mempunyai dua episode atau lebih. Bayi dan anak kecil berisiko
paling tinggi untuk otitis media, frekuensi insi-den adalah 15-20% dengan puncak terjadi dari
umur 6-36 bu-lan dan 4-6 tahun. Anak yang menderita otitis media pada umur tahun pertama
mempunyai kenaikan risiko penyakit akut kumat atau kronis. Sesudah episode pertama,
sekitar 40% anak menderita efusi telinga-tengah yang menetap selama 4 minggu dan 10%
menderita efusi yang masih ada pada 3 bulan. Insiden penyakit ccnderung menurun sebagai
fungsi dari umur sesudah umur 6 tahun. Insiden tinggi pada laki-laki, kelompok sosioekonomi yang lebih rendah, suku asli Alaska, suku asli Amerika, dan lebih tinggi pada orang
11
kulit pulih daripada orang kulit hitam. Insiden juga bertambah pada musim dingin (winter)
dan awal musim semi.
Etiologi7
5.
Otitis media supuratif akut adalah keadaan infeksi akut yang paling sering dijumpai oleh
dokter anak. Keadaan ini disebabkan oleh:
Infeksi virus atau bakteri pada telinga tengah. Otitis media akut dapat terjadi
mendadak pada anak sehat tetapi paling sering menyertai ISPA virus atau bakteri
difus. Pasien yang menderita OME (otitis media efusi) dan defisiensi imun adalah
kemoterapi
Tuberkolosis atau jamur jarang menginfeksi telinga tengah.
Refluks gastroesofagus pada anak kecil
Patogenesis3
6.
Insiden otitis media akut dan berulang yang tinggi pada anak mungkin merupakan
kombinasi beberapa faktor. dengan disfungsi tuba eustakhii dan kerentanan anak terhadap
infeksi saluran pernapasan atas berulang adalah paling penting. Tuba eustakhii membuka ke
dalam ruang telinga tengah anterior dan menghubungkan struktur tersebut dengan nasofaring.
Ia dilapisi oleh epitel saluran pernapasan dan dikelilingi pada jarak pendek dekat telinga
tengah oleh tulang, tetapi untuk sebagian besar panjangnya ia dikelilingi oleh kartilago. Tuba
eustakhii anak berbeda dengan tuba orang dewasa dalam hal tuba eustakhii anak lebih
horizontal dan lubang pembukaannya. tonus lubarius, agaknya mempunyai banyak folikel
limfoid yang mengelilinginya. Juga pada anak, adenoid dapat mcngisi nasofaring, secara
mekanik menyekat lubang hidung dan tuba eustakhii atau berperan sebagai fokus infeksi
12
yang dapat turut menyebabkan edema dan disfungsi tuba eustakhii. Tuba eustakhii secara
normal tertutup pada saat istirahat dan terbuka pada saat menelan karena kerja otot tensor
palatini, yang berasal dari dasar tengkorak dan sebelah lateral ke dalam palatum lunak.
Tuba eustakhii melindungi telinga tengah dari sekresi nasofaring, yang memberikan
drainase ke dalam nasofaring sekresi yang dihasilkan dalam telinga tengah, dan
memungkinkan keseimbangan tekanan udara dengan tekanan atmosfir dalam telinga tengah.
Obstruksi mekanik atau fungsional tuba eustakhii dapat mengakibatkan efusi telinga tengah.
Obstruksi mekanik instrinsik dapat akibat dari infeksi atau alergi dan obstruksi ekstrinsik
adenoid obstruktif atau tumor nasofaring. Kolaps menetap tuba eusiakhii selama menelan
dapat mengakibatkan obstruksi fungsional akibat pengurangan kekakuan tuba, dan
mekanisme pembukaan aktif yang tidak efisien, atau keduanya. Obstruksi fungsional adalah
lazim pada bayi dan anak kecil karena jumlah dan kekakuan kartilago yang mendukung tuba
kurang daripada jumlah dan kekakuannya pada anak yang lebih tua dan orang dewasa.
Karena tuba eustakhii dengan baik sekali terlibat dengan otot-otot yang melekat pada palatum
lunak dan karena ia merupakan bagian dari dasar tengkorak, penderita dengan anomali pada
daerah ini, seperti palatum lunak penderita dan anak dengan sindrom Down, mempunyai
insiden yang jauh lebih tinggi disfungsi tuba eustakhii dan otitis media kronis dengan efusi.
Obstruksi luba eustakhii mengakibatkan tekanan telinga tengah negatif dan, jika menetap.
mengakibatkan efusi telinga tengah transudatif. Drainase efusi dihambat oleh pengangkutan
mukosiliare yang terganggu dan oleh tekanan negatif terus menerus. Bila tuba eustakhii tidak
secara total tcrobstruksi secara mekanik, kontaminasi ruang telinga tengah dari sekresi
nasofaring dapat terjadi karena refluks (terutama bila membrana timpani mengalami perforasi
atau bila ada timpanoplasti tuba), karena aspirasi (dari tekanan telinga tengah yang sangat
negatif), atau karena peniupan (insufflasi) selama menangis, peniupan hidung, bersin, dan
penelanan bila hidung terobstruksi. Perubahan cepat tekanan sckelilingnya atau barotrauma
selama menyelam dalam air dalam atau terbang dapat juga mengakibatkan efusi telingatengah akut yang dapata hemorragik. Bayi dan anak kecil mempunyai tuba eustakhii yang
lebih pendek daripada anak yang lebih tua dan orang dewasa, yang membuatnya lebih rentan
terhadap refluks sekresi nasofaring ke dalam ruang telinga tengah dan terhadap
perkembangan otitis media akut.
Anak kecil menderita kenaikan frekuensi infeksi virus saluran pernapasan atas. Infeksi ini
mungkin menyebab edemama mukosa tuba eustakhii sehingga menyebabkan penambahan
13
disfungsi tuba eustakhii. Pembesaran reaktif jaringan limfoid, seperti adenoid atau jaringan
pada orilisium tuba eustakhii, dapat juga secara mekanik menyekat fungsi tuba dan
mcmberikan tempat radang. Adanya infeksi virus terbukti menambah adhesi bakteria pada
jaringan nasofaring. Ada kenaikan bermakna pada jumlah anak di pusat perawat di Amerika
Serikat pada 2 dekade terakhir, dan anak pada pusat ini cenderung untuk bertambah infeksi
saluran pernafasan atas. Ini dapat merupakan bagian pada penambahan paralel pada masalah
telinga tengah yang ditemukan selama waktu ini. Kenaikan kadar nikotinin, metabolil nikotin,
juga telah dikorelasikan dengan kenaikan insiden otitis media dengan efusi dan otitis media
akut pada anak, menunjukkan bahwa pemajanan pasif terhadap asap sigaret menaikkan
masalah telinga mungkin karena berperan sebagai iritan terhadap epitel saluran pernapasan
dan mempunyai pengaruh yang merugikan pada gerakan silia dan pembersihan mukosiliare.
Anak dengan alergi yang terdokumentasi dengan baik tampak mempunyai insiden masalah
telinga berulang yang kira-kira sama, seperti mereka yang tanpa alergi. Namun, atas dasar
individu, faktor alergi mungkin memainkan sebagian peran pada sekurang-kurangnya
beberapa anak dengan infeksi telinga berulang.
Anak kecil mempunyai perkembangan sistem imun imatur, yang mungkin merupakan
faktor lain yang menyebabkan insiden tinggi otitis pada kelompok umur ini; namun,
penelitian pemeriksaan kadar imunoglobulin kuantitatif dan kadar subkelas IgG telah
menunjukkan tidak ada perbedaan antara anak dengan dan tanpa infeksi telinga berulang.
Trial imunoglobulin intravena profilaksis pada anak dengan otitis media berulang telah
menunjukkan hasil yang bertentangan. Tampak ada kenaikan insiden masalah imun humoral
yang mempengaruhi epitel pernapasan pada anak yang telah gagal dengan profilaksis
antibiotik atau penempatan tuba ventilasi dan yang telah menderita infeksi berulang yang
melibatkan saluran sinonasal atau saluran pernapasan bawah
7.
Manifestasi klinis
Gejala klinis OMA tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien.Stadium OMA
berdasarkan perubahan mukosa telinga sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 stadium:2
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Tanda adanya oklusi tuba Eustachius ialah gambaran retraksi membran timpani akibat
terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah akibat absorpsi udara. Efusi mungkin telah
terjadi, tetapi tidak dapat terdeteksi. 1,2
14
8.
Komplikasi
Komplikasi yang dapt timbul pada kasus OMA adalah sebagai berikut: 1,9
a. Pada proses penyembuhan perforasi, epitel squamosa, dapat tumbuh kedalam
telinga tengah, membentuk struktur sperti kantong yang mengumpulkan debris
epitel yang lepas. Kista ini disebut Kolesteatoma
15
b. Perforasi
vertigo
berat,
nistagmus,
dan
kehilangan
pendengaran
sensorineural berat
e. Keterlibatan mastoid dengan radang akut dan eksudat purulen selalu ada selama
otitis media akut, seperti ditunjukan oleh keopakan sistem sel udara (mastoiditis)
pada
rontgenografi.
Istilah
mastoiditis
supuratif
akut
menggambarkan
dengan otak. Sifat dari abses serebri terbagi dua, ada yang soliter, ada pula yang
multiple.
9.
Penatalaksanaan
a. Medika Mentosa
Penatalaksanaan tergantung pada stadium penyakitnya.
1. Stadium Oklusi
Pengobatan utama bertujuan untuk membuka kembali tuba Eustachius sehingga tekanan
negatif di telinga tengah hilang. Dapat diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 1% dalam
larutan fisiologik untuk orang dewasa. Sumber infeksi juga harus diobati. 1,2
2. Stadium Presupurasi
Terapi berupa antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika. Antibiotika dianjurkan dari
golongan penisilin atau ampisilin. Terapi awal diberikan penisilin intramuskular agar
didapatkan konsentrasi yang adekuat di dalam darah sehingga tidak terjadi mastoiditis yang
terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa, dan kekambuhan. Pemberian
antibiotika dianjurkan minimal 7 hari, dapat diberikan eritromisin bila pasien alergi penisilin.
1,2
3. Stadium Supurasi
Terapi antibiotika disertai dengan miringotomi bila membran timpani masih utuh.
Miringotomi membantu menghilangkan gejala klinis lebih cepat dan menghindarkan
terjadinya ruptur. 1,2
4. Stadium Perforasi
Pengobatan berupa obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotika yang
adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7-10
hari. 1,2
5. Stadium Resolusi
Bila resolusi tidak terjadi, antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila 3 minggu
setelah pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkinan telah terjadi mastoiditis. Bila
otitis media akut berlanjut lebih dari 3 minggu, keadaan ini disebut otitis media supuratif
subakut. Bila perofrasi menetap dan sekret tetap keluar lebih dari satu setengah bulan,
keadaan ini disebut otitis media supuratif kronis. 1,2
17
Sekitar 80% kasus OMA sembuh dalam 3 hari tanpa p e m b e r i a n antibiotik. Observasi
dapat dilakukan. Antibiotik dianjurkan jika gejala tidak membaik dalam dua sampai tiga hari,
atau ada perburukan gejala. Ternyata pemberian antibiotik yang segera dan dosis sesuai dapat
terhindar dari tejadinya komplikasi supuratif seterusnya. Masalah yang muncul adalah
risikoterbentuknya bakteri yang resisten terhadap antibiotik meningkat. Perawatan untuk
otitis media akut bervariasi tergantung pada umur dan gejala-gejala dari anak. The American
Academy of Pediatrics (AAP) dan the American Academy of Family Physicians (AAFP)
merekomendasikan berikut.1
Usia
Diagnosa Pasti
< 6 bulan
Antibiotik
Antibiotik
6 bulan-2 tahun
Antibitik
> 2 tahun
Antibiotik-antibiotik
jika
penyakit
parah; antibiotik
FDA telah menyetujui lebih dari selusin antibiotik untuk mengobati otitis media (OM).
Beberapa dokter menganjurkan pemberian kortikosteroid dalam kombinasi dengan antibiotik
beta-laktam-stabil. Studi terapi tambahan lainnya untuk OM akut (AOM) dan Ome telah
menunjukkan bahwa NSAID, dekongestan, antihistamin dan tidak memberikan manfaat yang
jelas.1
b. Penatalaksanaan Non Medika Mentosa.
Edukasi
Edukasi kepada pasien dan orang tuannya (jika anak masih kecil): misalnya seperti
jika minum atau makan dalam posisi duduk, hindari paparan asap rokok secara langsung,
makan makanan yang bergizi dan minum vitamin, Jangan mengorek-ngorek telinga, jangan
kemasukan air sewaktu mandi, tidak boleh berenang, segera berobat bila ada ISPA.
Miringiotomi
tindakan insisi pada pars tensa membran timpani dengan atau tanpa pemasangan pipa
ventilasi , agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Lokasi
miringiotomi ialah kuadran posterior-inferior. Untuk tindakan ini harus memakai lampu
kepala yang mempunyai sinar yang cukup terang, memakai corong telinga yang sesuai
dengan besar liang telinga dan pisau khusus yang digunakan berukuran kecil dan steril,
tindakan harus dilakukan secara a-vuea (dilihat langsung).
Miringotomi dengan pipa ventilasi terbukti dapat menurunkan angka kematian dan
rekurensi OMA dibandingkan miringotomi saja
Timpanosyntesis
selain untuk pemeriksaan diagnotik untuk kultur, tujuan dilakukannya timpanosintesis
bertujuan untuk mengeluarkan sekret purluent pada telinga tengah. Dilakukan dengan
menyelipkan, melalui bagian inferior membrana timpani, jarum spinal ukuran 18 yang
dilekatkan pada semprit atau perangkap pengumpulan.
Rujuk
Anak-anak yang mempunyai kekambuhan penyakit-penyakit otitis media mungkin
dirujuk pada otolaryngologist (doker THT). Beberapa dari anak-anak ini mungkin mendapat
manfaat dari mendapatkan tabung telinga yang ditempatkan (tympanostomy tube) untuk
mengizinkan cairan mengalir dari telinga tengah..2
10.
Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah:3
Imunisasi dengan vaksin pneumococcus polivalen dapat efektif pada anak yang lebih
dari 2 tahun.
19
usahakan untuk memberikan makan atau meminum susu dalam posisi duduk.
Pencegahan yang paling potensial adalah mengganti gula alami dengan xylitol.
Penelitian menunjukkan permen karet, tablet dan sirup yang mengandung xylitol
dapat mengurangi terjadinya OMA sampai 25%.
11.
Prognosis
Angka kematian dari OMA jarang di era kedokteran modern. Dengan terapi antibiotik
yang efektif, tanda-tanda sistemik demam dan kelemahan seharusnya mulai menghilang,
bersama dengan rasa sakit lokal, dalam 48 jam. Anak-anak dengan kurang dari 3 episode dan
kurang dari 3 kali serangan lebih mungkin untuk ditolong dengan antibiotik.3
Biasanya, pasien akhirnya dapat memulihkan gangguan pendengaran konduktif yang
terkait dengan OMA.3,7
Efusi telinga tengah dan gangguan pendengaran konduktif dapat tetap ada selama terapi,
70% anak-anak masih memiliki efusi telinga tengah setelah 14 hari, 50% setelah 1bulan, 20%
setelah 2 bulan, dan 10 % setelah 3 bulan, terlepas dari terapi.3,7
Penutup
Otitis media supuratif akut (OMA) adalah otitis media yang berlangsung selama 3
minggu atau kurang karena infeksi bakteri piogenik. Manajemen bedah dari AOM mudah
dapat dibagi menjadi 3 prosedur terkait: tympanocentesis, miringotomi, dan miringotomi
dengan pemasangan selang ventilasi. Masalah telinga, hidung dan tenggorokan (THT)
20
merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak. Saluran napas atas merupakan
tempak infeksi tersering pada anak kecil dan penilaian penyakit akut pada anak tidak lengkap
tenpa pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorokan. Otitis media sering diawali dengan
infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga
tengah lewat saluran Eustachius. Pada anak-anak, makin sering terserang ISPA, makin besar
kemungkinan terjadinya otitis media akut. Pada bayi dan anak, otitis media akut dipermudah
karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal.
Jadi hipotesis diterima anak tersebut menderita Otitis media akut stadium supurasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. P. van den Broek, L. Feenstra; Buku saku ilmu kesehatan, hidung, dan telinga. Edisi
12. Jakarta: EGC, 2009. Hal 1-2.
2. Sopardi AE, dkk. Buku Ajar ilmu kesehatan: telinga, hidung, tenggorok, kepala, dan
leher.Edisi 6. Jakarta: Balai penerbit FK UI; 2007. Hal 1-6, 16-7, 29, 33-8, 64-72.
3. Richard E, Behrman, Robert M; editor. Ilmu kesehatan anak nelson. Volume 3. Jakarta
; EGC. 2006. Hal 2196-2212.
4. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2005.h.46.
5. Bickley LS. Buku ajar pemeriksaan fisik & riwayat kesehatan Bates. Edisi ke-8.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.159-62.
6. George L. Boeis: buku ajar penyakit THT. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 1997.h.78-115.
7. Rudolph MA, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatri rudolph. Edisi 20
volume 2. Jakarta: EGC; 2006. Hal 1051-2.
21