Anda di halaman 1dari 3

Daftar Pustaka

1. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2014. h. 7-10; 73-84.
2. Sofiani A, Santik P. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat miopia pada remaja (studi
di SMA negeri 2 temanggung kabupaten temanggung). Unnes Journal od Public Health
2016; 5(2): 176
3. Launardo AV, Afifudin A, Syamsu N, Taufik R. Kelainan refraksi pada anak usia 3-6
tahun di kecamatan tallo kota makassar. E-Journals FK Unhas 2013; 1(1): 13-24.
4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2013. h. 150.
5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan.
Jakarta: Kementerian RI; 2014. h. 8.
6. Riordan P, John P. Vaughan & asburis general ophtalmology. 19th ed. New York:
McGraw Hill; 2017. p. 28-36; 392-5.
7. James B, Chew C, Bron A. Oftalmologi. Jakarta: Erlangga; 2008. p. 5-11.
8. Yanoff M, Duker JS. Ophthalmology: expert consult.4th ed. British: Elsevier; 2014. p. 43-
51.
9. Bowling B. Kanskis clinical ophtalmology. 8th ed. British: Elsevier; 2016. p.169-78.
10. Lang GK. Ophtalmology: a pocket textbook atlas. New York: Tieme Stuttgart; 2015. p.
441.
11. Lynhe N, Sjolie AK, Kyvik KO, et al. The importance of genes and environment for
ocular refraction and its determiners: a population based study among 10-45 year old
twins. Br J Ophtalmol 2015; 85: 1470-6.
12. Hasibuan FS. Hubungan faktor keturunan, lamanya bekerja jarak dekat, dengan miopia
pada mahasiswa FK USU. E-Journal FK USU 2009; 2(5): 31-42.
13. Hsu CC, Huang N, Lin PY, et al. Prevalence and risk factor for myopia in second grade
primary school children in taipei: a population-based study. Journal of the Chinese
Medical Association 2016; 79: 625-32.
14. Mutti DO, Mitchell L, Moeschberger ML, et al. Parental myopia, near work, school
achievement, and childrens refractive error. Investigative Ophtalmology & Visual
Science 2012; 43 (12): 3633-40.
15. Basri S. Etiopatogenesis dan penatalaksanaan miopia pada anak usia sekolah. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala 2014; 14(3): 181-6.
16. Mohamed AG, Wasfi EI, Kotb SA, et al. Refractive errors among primary schools
children in assiut district, egypt. Journal of Education and Practice 2014; 5(1): 101-13.
17. Ihsanti D, Tanuwidjaja S, Respati T. Hubungan usia dan jenis kelamin dengan derajat
kelainan refraksi pada anak di rs mata cicendo bandung. Prosiding Penelitian Unisba
2015; 2: 672-9.
18. Rudhiati F, Apriany D, Hardianti N. Hubungan durasi bermain video game dengan
ketajaman penglihatan anak usia sekolah. Jurnal Skolastik Keperawatan 2015; 1(2): 12-7.
19. Hutami WD, Wulandari PA. Prevalensi penurunan tajam penglihatan pada siswa kelas 3-
6 sekolah dasar negeri 1 manggis, karangasem bali tahun 2014. Director Open Access
Journals 2016; 6(1): 102-10.
20. Handriani R. Pengaruh unsafe action penggunaan gadget terhadap ketajaman penglihatan
siswa sekolah dasar islam tunas harapan semarang. Medical Journal of Indonesia 2016:
26(2): 127-34.
21. Komariah C, Wahyu N. hubungan status refraksi, dengan kebiasaan membaca, aktivitas
di depan komputer, dan status refraksi orang tua pada anak usia sekolah dasar. Jurnal
Kedokteran Brawijaya 2014; 28(2): 137-40.
22. Wati NAP. Skrining gangguan tajam penglihatan (visus) anak usia 7-10 tahun sekolah
dasar di kecamatan bantul. E-Jurnal UMY 2008; 3(1): 34-45.
23. Prayoga HA. Intensitas pencahayaan dan kelainan refraksi mata terhadap kelelahan mata.
Jurnal Kesehatan Masyarakat 2014; 9(2): 131-6.
24. Andrias L, Denny HM, Jayanti S. Hubungan lingkungan kelas terhadap kelainan refraksi
miopia pada siswa kelas 5 SD di SD X Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2015;
3(3): 503-12.
25. Triana,V. Macam-macam Vitamin dan Fungsinya Dalam Tubuh Manusia. Jurnal
Kesehatan Masyarakat 2009; 1(1): 40-7.
26. Almatsier,S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2009.h. 23-7.
27. Barrett K, Brooks H, Boitano S, et al. Ganongs review of medical physiology. New
York: McGraw Hill; 2015. p. 191-4.
28. Mingguang HE, Jingjing XU, Yin Q, et al. Need and challenges of refractive correction
in urban chinese school children. Optometry and Vision Science 2007; 82(4): 229-35.
29. Djiwandono SEW. Psikologi pendidikan. Jakarta: Grasindo; 2009. h. 86-7.
30. Gunarsa SD, Gunarsa YS. Psikologi perkembangan anak dan dewasa. Jakarta: PT BPK
Gunung Muli; 2008. h. 109-11.

Anda mungkin juga menyukai