Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN GERONTIK

Tujuan Umum :
Setelah

mengikuti

mampu

memahami

kegiatan

belajar

pengkajian

ini

diharapkan

keperawatan

mahasiswa

lansia

meliputi

pengkajian riwayat kesehatan, fungsional, kognitif, dan sosial.


Tujuan Khusus :
Tujuan pembelajaran khusus pada kegiatan ini untuk mencapai
tujuan yaitu mahasiswa mampu:
1. Memahami konsep lanjut usia
2. Memahami konsep keperawatan lanjut usia
3. Memahami konsep penuaan
4. Membantu mempertahankan ADL lansia

KEPERAWATAN GERONTIK

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan


nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu
adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi terutama dibidang medis atau ilmu kedokteran,
sehingga

dapat

meningkatkan

kualitas

kesehatan

penduduk

serta

meningkatkan umur harapan hidup manusia.


Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan
bertambah cenderung lebih cepat.
Meningkatnya umur harapan hidup dipengaruhi oleh :

Majunya pelayanan kesehatan


Menurunnya angka kematian bayi dan anak
Perbaikan gizi dan sanitasi
Meningkatnya pengawasan terhadap penyakit dan infeksi

Secara individu pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara
ilmiah, hal ini menimbulkan masalah fisik, mental, sosial ekonomi dan
psikologis
Dengan bergesernya pola perekonomian dari petani ke industri
maka pola penyakitpun bergeser dari penyakit menular ke penyakit tidak
menular, yakni:
1. Penyakit jantung/pembuluh darah dan TBC
2. Kanker
3. Stroke
Ketakutan yang dialami lansia meliputi :
1.
2.
3.
4.

Ketergantungan fisik
Sakit yang kronis (artritis, hipertensi, tuli, dll)
Kesepian
Kebosanan yang disebabkan rasa tidak diperlukan

Permasalahan :
1. Secara individu pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai
masalah baik secara fisik, biologik, mental maupun sosial ekonomi
dengan

semakin

lanjut

usia

seseorang

mereka

akan

mengalami

kemunduran terutama fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada


peranan sosialnya, hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan

didalam

hal

mencukupi

kebutuhan

hidupnya

sehingga

dapat

meningkatkan ketergantungan.
2. Lansia tidak saja ditandai dengan kemunduran fisik tetapi dapat pula
berpengaruh

terhadap

kondisi

mental,

semakin

lanjut

seseorang

kesibukan sosial akan semakin berkurang, hal mana akan dapat


mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya, hal ini
dapat memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang.
3. Pada usia mereka yang telah lanjut sebagian dari para lansia tersebut
masih mempunyai kemampuan untuk bekerja, permasalahan yang
mungkin

timbul

adalah

bagaimana

memfungsikan

tenaga

dan

kemampuan mereka tersebut didalam situasi keterbatasan kesempatan


kerja.
4. Masih ada sebagian dari lansia dalam keadaan terlantar, selain tidak
mempunyai bekal hidup dan pekerjaan/penghasilan, mereka juga tidak
mempunyai keluarga/sebatang kara.
5. Dalam masyarakat tradisional biasanya lansia dihargai dan dihormati
sehingga mereka masih dapat berperan yang berguna bagi masyarakat,
akan tetapi dalam masyarakat industri ada kecenderungan mereka
kurang dihargai sehingga mereka terisoler dari kehidupan masyarakat.
6. Didasarkan pada sistem kultural yang berlaku maka mengharuskan
generasi tua masih dibutuhkan sebagai pembina agar jati diri, budaya dan
ciri-ciri khas Indonesia tetap terpelihara kelestariannya.
7. Karena kondisinya, lanjut usia memerlukan tempat tinggal/fasilitas
perumahan yang khusus.
Tipologi Manusia Lanjut Usia
Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.
Tipe mandiri
Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan baru,
selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan serta memenuhi
undangan.
Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses ketuaan yang menyebabkan
kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmanah, kehilangan
kekuasaan, status teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah
tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.
Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis gelap
datang terang, mengikuti kegiatan, beribadah, ringan kaki, pekerjaan apa
saja dilakukan.
Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder,


menyesal, pasif, acuh tak acuh.
Lansia ini juga dapat dikelompokan dalam beberapa tipe yang bergantung
kepada karakter, pengalaman kehidupannya, lingkungan kondisi fisik,
mental, sosial dan ekonominya, tipe ini antara lain :

Tipe optimis, santai dan ringan


Konstruktif
Defensif
Militan & serius
Marah/frustasi
Putus asa
Sebagai perawat perlu mengenal tipe-tipe lanjut usia sehingga

perawat akan dapat menghindarkan kesalahan atau kekeliruan dalam


melaksanakan pendekatan keperawatan. Tentu saja tipe-tipe tersebut hanya
suatu pedoman kadar. Dalam prakteknya berbagai variasi dapat ditemui.
Menurut kemampuannya dalam berdiri sendiri para lansia dapat digolongkan
dalam kelompok sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Lanjut
Lanjut
Lanjut
Lanjut
Lanjut
Lanjut
Lanjut

usia
usia
usia
usia
usia
usia
usia

mandiri sepenuhnya
mandiri dengan bantuan langsung keluarganya
mandiri dengan bantuan tidak langsung
dibantu oleh badan sosial
panti sosial tresna werda
yang dirawat di RS
yang menderita gangguan mental

Pengertian Gerontologi & Gerianti


Berbagai istilah berkembang terkait dengan lansia yaitu :
Gerontologi berasal dari kata Geros = lanjut usia dan Logos = Ilmu
Jadi Gerontologi adalah : Ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai
faktor-faktor yang menyangkut lanjut usia
Gerontologi :
Ilmu yang mempelajari seluru aspek menua (Kozier 1987)
Cabang ilmu yang mempelajari proses menua & masalah yang
mungkin terjadi pada lanjut usia (Miller 1990)
Gerontologi Nursing :
Ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia (Kozier 1987)
Geriatri berasal dari kata Geros = lanjut usia dan Eatri = kesehatan
Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit
lansia

Teori Teori Proses Menua

Sebenarnya secara individual :


Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda
Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua
Teori Teori Biologi
1. Teori genetik dan mutasi
Menua
sudah terprogram secara genetik untuk species-species
tertentu, menua terjadi akibat dari perubahan biokimia yang diprogram
olah molekul-molekul DNA dan setiap sel-sel pada saatnya akan
mengalami mutasi (contoh yang khas mutasi dari sel-sel kelamin terjadi
penurunan kemampuan fungsional sel)
2. Pemakaian dan rusak, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel
tubuh lelah (terpakai)
3. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut
akumulasi dari produksi sisa sebagai contoh :
Pigmen lipofuchine di sel otot jantung dan sel susunan saraf pusat pada
orang lansia yang mengakibatkan mengganggu fungsi sel itu sendiri.
4. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan
5. Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi
6. Reaksi dari kekebalan sendiri
Didalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
Sebagai contoh : ialah tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa
berinvolusi dan sebanyak itu terjadilah kelainan autoimun
7. Teori imunilogi slow virus
Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya
virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh
8. Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel sel tubuh lelah
terpakai.
9. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal
bebas mengakibatkan oksidasi oksigen bahan bahan organik seperti
karbohidrat dan protein, radikal ini menyebabkan sel sel tidak dapat
regenerasi.
10. Teori rantai silang
Sel sel yang tua atau usang reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat khususnya jaringan kolagen ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi
11. Teori program
Kemampuan organisme atau menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel tersebut mati.
Teori Kejiwaan Sosial

1. Aktivitas / kegiatan
Palmer (1965) dan Lemon etal (1972)
Bahwa penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana seorang lansia
merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas dan mempertahankan
aktivitas tersebut selama mungkin. Adapun kualitas aktivitas tersebut
kurang penting dibandingkan kuantitas aktivitas yang dilakukan. Dari satu
segi aktivitas lansia dapat menurun akan tetapi dilain segi dapat
dikembangkan, misalnya peran baru lansia :
- Relawan
- Kakek dan nenek
- Ketua RW
- Seorang duda/janda karena ditinggal pasangan
2. Kepribadian berlanjut
Dasar kepribadian tidak berubah pada lansia, perubahan yang terjadi
pada seorang yang lansia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang
dimilikinya.
3. Teori pembebasan
Henry (1961) teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia
seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri dari
kehidupan

sosialnya/menarik

diri

dari

pergaulan

sekitarnya

mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun baik secara kualitas


maupun kuantitas, sehingga terjadi kehilangan ganda :
- Kehilangan peran
- Hambatan kontak sosial
- Berkurangnya komitmen
Faktor faktor yang mempengaruhi ketuaan meliputi :

Hereditas
Nutrisi
Status kesehatan
Pengalaman hidup
Lingkungan
Stress

Batasan Batasan Lanjut Usia


Menurut WHO, Lanjut usia meliputi :

Usia pertengahan (midle age) ialah kelompok usia 45 59 tahun


Lanjut usia (elderly) antara 60 74 tahun
Lanjut usia tua (old) antara 75 90 tahun
Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
Dari beberapa pendapat para ahli mengatakan bahwa yang disebut

usila adalah 65 tahun keatas. UU no. 4 tahun 1965 tentang bantuan


penghidupan orang jompo/usila, pasal 1 mengatakan :
seorang dapat dikatakan sebagai orang jompo/usila setelah
mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai/tak berdaya mencari
nafkah sendiri atau keperluan hidupnya sehari hari dan menerima
nafkah dari orang lain. (ini sudah diperbaharui karena sudah tidak
relvan lagi)

Saat ini berlaku UU No. 13/tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia


yang berbunyi sbb :
Bab I pasal 1 ayat 2 lansia adalah seseorang yang mencapai usia
60
tahun keatas

Perkembangan Lanjut Usia Di Indonesia


Tahun
1980
1990
2000
2010
2014

Usia Harapan Hidup


52, 2
59,8
64,5
70,6
72

Jumlah USILA
7.998 (5,45%)
11.277 (6,29%)
14.440 (7,18%)
23.993 (9,77%)
28.823 (11,34%)

Fenomena Data

Dapat penghasilan dari anak mantu 27,50 %


Menanggung beban keluarga 53%
Berperan sebagai kepala keluarga 59,4%
Penghasilan sendiri 62,32%

Perubahan Perubahan pada Usila


Perubahan fisik :
1. Sel
Lebih sedikit jumlahnya
Lebih besar ukurannya
Berkurangnya jumlah

cairan

tubuh

dan

berkurangnya

intraseluler
Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati

cairan

Jumlah sel otak menurun


Terganggunya mekanisme perbaikan sel
Otak menjadi atropi, berkurang 5 10 %
2. Sistem persarafan
Berat otak menurun 10 20 % (setiap orang berkurang sel saraf
otaknya setiap hari)
Cepatnya menurun hubungan persarafan
Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi khususnya dengan
stress
Mengecilnya saraf panca indra (berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan perasa, lebih sensitif
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap
dingin
Kurang sensitif terhadap sentuhan
3. Sistem pendengaran
Gangguan pada pendengaran,

hilangnya

kemempuan

(daya)

pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara/nada


nada yang tinggi suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata,
50% terjadi pada usia diatas 65 tahun
Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
Terjadinya
pengumpalan
cerumen,
dapat
mengeras

karena

meningkatnya keratin
Pendengaran bertambah menurun pada lansia yang mengalami
ketegangan jiwa/stress
4. Sistem penglihatan
sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respons terhadap sinar
Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan
Daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat
dalam cahaya gelap
Hilangnya daya akomodasi
Menurunnya lapang pandang, berkurang luas pandangannya
Menurunnya daya membedakan warna biru/hijau pada skala
5. Sistem kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta menurun
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontrasi
dan volumenya
Kehilangan elastisitas pembulu darah, kurangnya efektivitas pembulu
darah perifer untuk oksigenasi,berkurang perubahan posisi dari tidur
ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah
menurun menjadi 65mmhg (mengakibatkan pusing mendadak)
Tekanan darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer, sistolis normal 170 mmhg, diastolik
normal 90 mmhg
6. Sistem pengaturan temperatur
Temperatur tubuh menurun secara fisiologik 35C, ini akibat
metabolisme menurun

Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas


yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot
7. Sistem respirasi
Otot otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
Menurunnya aktivitas dari silia
Paru paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik
nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimal menurun dan
kedalaman nafas menurun
Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
O2 pada arteri menurun
CO2 pada arteri tidak berganti
Kemampuan untuk batuk berkurang
8. Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi, kesehatan gigi buruk dan gizi yang buruk (penyebab)
Indra pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir,
atrofi indra pengecap ( 80 %) hilangnya sensitifitas dari saraf
pengecap dilidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitifitas
dari saraf pengecap tentang rasa asin, asam dan pahit
Esofagus melebar
Lambung rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu
mengosongkan menurun
Peristaltik melemah dan biasanya timbul konstipasi
Fungsi absorpsi melemah
Liver makin mengecil dan menurunnya tempat

penyimpanan,

berkurangnya a liran darah


Sistim reproduksi
Vagina mengalami kontraktur dan mengecil
Ovari menciut,uterus mengalami atrofi
Atrofi payudara
Pada laki laki testis masih dapat memproduksi sperma, meskipun ada

penurunan secara berangsur angsur


Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi
kesehatan baik)
Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi
menjadi berkurang sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan
perubahan warna
9. Sistem genitourinaria
Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui
urin darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil
dari ginjal yang disebut nefron (tempatnya di glomerulus), kemudian
mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50%, fungsu tubulus berkurang akibatnya, berat jenis urin
menurun,

proteinuria

(biasanya

+1);

BUN

(Blood

urea

nitrogen)meningkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap


glukosa meningkat
Vesika urinaria (kandung kemih) : otot otot menjadi lemah,
kapasitasnya menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi

buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria
lansia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin
Pembesaran prostat 75 % dialami oleh pria usia diatas 65 tahun
Atrofi vulva
Vagina
Orang yang makin menua kebutuhan hubungan seksualnya masih ada.
tidak ada batasan umur tertentu
berhenti; frekuensi sexual

kapan fungsi seksual seseorang

cenderung menurun secara bertahap setiap

tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus


sampai tua
10. Sistem endokrin
Produksi dari hampir semua hormon menurun
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
Hipofisis ;
Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya didalam
pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH
Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate)
dan menurunnya daya pertukaran zat
Menurunnya produksi eldosteron
Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya : progesteron, estrogen
dan testoteron
11. Sistem kulit (integumentary system)
Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak
Permukaan kulit cenderung kusam dan bersisik (karena kehilangan
proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis)
Menurunnya respon terhadap trauma
Mekanisme proteksi kulit menurun
Produksi serum menurun
Gangguan pigmentasi kulit
Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu
Rambut dalam hidung dan telinga menebal
Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan

12.

vaskularisasi
Pertumbuhan kuku lebih lamban
Kuku jari menjadi kasar dan rapuh
Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk
Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya
Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya
Sistem muskulosletal (musculosceletal system)
Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
Kifosis
Pinggang, lutut dan jari jari pergelangan terbatas
Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek

berkurang)
Persendian membesar dan menjadi kaku
Tendon mengerut dan mengalami sklerosis
Perubahan Perubahan Mental
Faktor faktor yang mempengaruhi perubahan mental :

(tingginya

Pertama tama perubahan fisik, khususnya organ perasa


Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan (hereditas)
Lingkungan

Perubahan kepribadian yang drastis, keadaan ini jarang terjadi, lebih sering
berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin
karena faktor lain seperti penyakit penyakit
Kenangan (Memory)
Kenangan jangka panjang
Berjam jam sampai berhari hari yang lalu mencakup beberapa
perubahan
Kenangan jangka pendek atau seketika
0-10 menit, kenangan buruk
IQ (Intellegentia Quantion)
Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal
Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor : terjadi
perubahan pada daya membayangkan karena tekanan tekanan dari
faktor waktu
Perubahan Perubahan Pada Psikososial
Pensiun
Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna tugas),
ia akan mengalami kehilangan kehilangan, antara lain :
Kehilangan finansial (income berkurang)
Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,
lengkap dengan segala fasilitasnya)
Kehilangan teman/kenalan atau relasi
Kehilangan pekerjaan/kegiatan
Merasakan atau sadar akan kematian (sence of awareness of mentality)
Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak
lebih sempit
Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (econimoc deprivation).
Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya
biaya pengobatan
Penyakit kronis dan ketidakmampuan
Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian
Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman
teman dan familly
Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsep diri.
Perkembangan Spiritual

Agama

atau

kepercayaan

makin

terintegrasi

dalam

kehidupannya

(maslow, 1970)
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam
berfikir dan bertindak dalam sehari hari (Murray dan Zentner, 1970)
Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978),
universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai
dan keadilan.
Kebutuhan Dasar Klien Lansia
Dalam menentukan kebutuhan dasar klien usila perlu dikaitkan
dengan gejala gejala kemunduran fisik, psikis dan sosial
a. Kebutuhan fisik
Memperhatikan kebersihan perorangan penting untuk mencegah

infeksi sehubungan dengan menurunnya daya tahan tubuh


Memperhatikan dan membantu untuk bernafas lancar dan minum yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan O2 dan keseimbangan cairan


Membantu dan memilih makanan bergizi yang sesuai dan makanan

yang mudah dicerna


Mempertahankan kelancaran eliminasi, menjaga sikap tubuh waktu

berjalan dan istirahat serta tidur yang cukup.


Menempatkan klien dalam ruangan dengan situasi yang cukup
penerangan, aman dan nyaman untuk mencegah terjadi gangguan

fisik, seperti jatuh, kedinginan/kepanasan


Memberi aktivitas ringan dan kegiatan sesuai kemampuan dan hobi

klien
b. Kebutuhan psikis
Usila membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari keluarga dan

lingkungannya
Perlu pengertian dari sekitarnya untuk menghindari rendah diri karena

kemunduran ingatan
c. Kebutuhan sosial
Membutuhkan komunikasi yang baik dengan teman sekitarnya dan

anggota keluarga
Interaksi langsung dengan teman disekeliling dengan diskusi diskusi
singkat terutama bagi klien yang tinggal di panti werda.

Masalah Masalah Fisik Ynag Sering Ditemui pada Lansia :


1. Mudah jatuh
Secara umum menjadi tua ditandai oleh kemunduran kemunduran
biologis yang terlihat sebagai gejala gejala kemunduran fisik, antara lain
:

Kulit mulai mengendur dan wajah mulai timbul keriput serta garis

garis yang menetap


Rambut kepala mulai memutih

Gigi mulai lepas


Penglihatan dan pendengaran berkurang
Mudah lelah dan mudah jatuh
Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah

Disamping itu kemunduran kemampuan kognitif, sbb :

Suka lupa, ingatan tidak berfungsi baik


Ingatan terhadap hal hal dimasa muda lebih baik dari pada hal hal

yang baru saja terjadi


Sering adanya disorientasi terhadap waktu, tempat dan personal
Sulit menerima ide ide baru

Secara singkat faktor resiko jatuh pada lansia dapat digolongkan pada 2
golongan, yaitu :
a. Faktor intrinstik, antara lain :
- Gangguan jantung dan sirkulasi darah
- Gangguan sistem anggota gerak misalnya
-

kelemahan

otot

ekstremitas bawah dan kekuatan sendi


Gangguan sistem susunan saraf pusat, misalnya : neoropati perifer
Gangguan penglihatan
Gangguan psikologis
Infeksi telinga
Gangguan adaptasi gelap
Pengaruh obat obatan yang dipakai misalnya diazepam, anti

depresi, anti hipertensi


- Vertigo
- Artritis lutut
- Pusing
- Penyakit sistemik
b. Faktor ekstrinsik, antara lain :
- Cahaya ruangan yang kurang terang
- Lantai yang licin
- Tersandung benda benda
- Alas kaki kurang pas
- Tali sepatu
- Kursi roda yang tak terkunci
- Turun tangga
2. Mudah lelah, disebabkan oleh :
Faktor psikologis (perasaan bosan, keletihan/depresi)
Gangguan organisme : anemia, kekurangan vitamin, perubahan pada
tulang, gangguan pencernaan, kelainan metabolisme (DM, Hipertensi),
gangguan ginjal dengan uremia/gangguan faal hati dan gangguan

sistem peredaran darah dan jantung


Pengaruh obat obatan, misalnya : obat penenang, obat jantung, obat

yang melelahkan daya kerja otot


3. Kekacauan mental, disebabkan oleh :
Keracunan
Penyakit infeksi dan demam tinggi
Alkohol
Penyakit metabolisme
Dehidrasi
Gangguan fungsi otak
Gangguan fungsi hati
Radang selaput otak

4. Nyeri dada, disebabkan oleh :


Penyakit jantung koroner
Aneurisme aorta
Radang selaput jantung
Gangguan pada sistem alat pernapasan (emboli paru)
Gangguan pada saluran alat pencernaan bagian atas
5. Sesak napas pada waktu melakukan kerja fisik, disebabkan oleh :
Kelemahan jantung
Gangguan sistem saluran napas
Karena BB berlebihan
anemia
6. berdebar debar, disebabkan oleh :
gangguan irama jantung
keadaan umum badan yang lemah karena penyakit kronis
faktor faktor psikologis
bila ketiga gejala yang disebut akhir ini nyeri dada, sesak napas dan
berdebar debar terjadi kebersamaan dalam waktu dalam waktu yang
sama, kemungkinan besar adalah disebabkan gangguan pada jantung
7. pembengkakan kaki bagian bawah, disebabkan oleh :
Kaki yang lama digantung
Gagal jantung
Bendungan pada vena bagian bawah
Kekurangan vitamin B1
Gangguan penyakit hati
Penyakit ginjal
Kelumpuhan pada kaki
8. Nyeri pinggang/punggung, disebabkan oleh :
Gangguan sendi sendi / susunan sendi pada susunan tulang belakang
Gangguan pankreas
Kelainan ginjal
Gangguan pada rahim
Gangguan pada kelenjar prostat
Gangguan pada otot otot badan
9. Nyeri pada sendi pinggul, disebabkan oleh :
Gangguan sendi pinggul (artritis)
Kelainan tulang sendi (patah tulang)
Kelainan pada saraf dari punggung bagian bawah (terjepit)
10. Berat badan menurun, disebabkan oleh :
Pada umumnya napsu makan menurun karena kurang adanya gairah

hidup
Adanya penyakit kronis
Gangguan pada saluran pencernaan sehingga penyerapan makanan

11.

terganggu
Faktor faktor sosio ekonomi (pensiun)
Sukar menahan BAK (sering ngompol), disebabkan oleh :
Obat obat yang menyebabkan sering berkemih/obat obat penenang

terlalu banyak
Radang kandung kemih
Radang saluran kemih
Kelainan kontrol pada kandung kemih
Kelainan persarafan pada kandung kemih
Faktor psikologis

Selain menimbulkan problem, hygiene (penyakit kulit, bau, dikubitus


dapat pula mengakibatkan perasaan rendah diri
12.

13.

14.

15.

16.

Sukar menahan BAB, disebabkan oleh :


Obat obatan pencahar perut
Keadaan diare
Kelainan pada usus besar
Kelainan pada ujung saluran cerna
Gangguan pada ketajaman penglihatan disebabkan oleh :
Kelainan lensa mata
Kekeruhan pada lensa
Tekanan dalam mata yang meningkat
Radang saraf mata
Pres biop
Gangguan pada pendengaran disebabkan oleh :
Kelainan degeneratif
Ketulian pada lansia sering kali dapat menyebabkan kekacauan mental
Gangguan tidur disebabkan oleh :
Lingkungan yang kurang tenang
Nyeri, gatal gatal dan penyakit tertentu yang membuat gelisah
Depresi, kecemasan
Keluhan pusing pusing disebabkan oleh :
Gangguan lokal, misalnya : vaskuler (sakit kepala sebelah) mata
glaukoma (tekanan bola mata yang tinggi) kepala, sinusitis dan sakit

17.

gigi
Penyakit sistematis yang menimbulkan hipoglikemia
Psikologik perasaan cemas, depresi, kurang tidur dan kekacauan
pikiran
Keluhan perasaan dingin dingin dan kesemutan pada anggota badan,

disebabkan oleh :
Gangguan sirkulasi darah lokal
Gangguan persarafan umum (gangguan pada kontrol)
Gangguan pada persarafan lokal pada bagian anggota badan
18. Mudah gatal gatal disebabkan oleh :
Kelainan kulit kering, degeneratif (eksema kulit)
Penyakit sistemik (DM, gagal ginjal, penyakit hati, hepatitis kronis dan
keadaan alergi)

Penyakit Yang Umum Pada Lansia


1. Penyakit Sistem Pernapasan
Karena daya tahan tubuh menurun sering ditemui infeksi seperti
bronchitis, pneumonia, TB paru menahun, juga kanker paru, sering pada
klien usila perokok berat
2. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Banyak penyakit jantung koroner
(berkurangnya

elastisitas

karena

akibat

dari

pengapuran

arterio
dalam

sclerosis
pembuluh

darah/yang menyebabkan pembuluh darah menyempit, penyakit lain


yaitu penyakit jantung akibat penyakit paru paru yang menahun dan
akibat tekanan darah tinggi
3. Penyakit Saluran Pencernaan
Adanya keluhan sering kembung, rasa tidak enak diperut, hal ini terjadi
akibat dari makanan kurang dicerna karena menurunnya fungsi kelenjar
kelenjar pencernaan (sembelit) konstipasi dapat terjadi akibat kurangnya
kadar sclulosa berkurangnya jumlah air dan kelemahan otot otot perut
4. Penyakit sistem urogenital
Pada wanita usila banyak dijumpai radang kandung kencing akibat sisa
urine dalam kandung kemih tertumpuk yang disebabkan berkurangnya
tonus kandung kemih pada pria sering terjadi gangguan waktu kencing
akibat hipertropi prostat, kadang kadang air seni mendadak tidak dapat
keluar hingga harus dipasang kateter tetap
5. Penyakit sistem persarafan
6. Penyakit
yang
terpenting
pada
klien

usila

adalah

akibat

kelainan/gangguan pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan


perdarahan otak dan menimbulkan kelumpuhan / kepikunan.
Pengkajian Kebutuhan dan Masalah Pasien
Tujuan
1. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri
2. Melengkapi dasar dasar rencana keperawatan individu
3. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab
Meliputi aspek
1. Pengkajian terhadap riwayat kesehatan, meliputi :
a. Identitas pasien; nama lengkap, umur, jenis

kelamin,

status

perkawinan, suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat


lengkap,
b. Riwayat sebelum sakit, dimulai sejak masa didalam kandungan, bayi,
pra sekolah, pubertas, dewasa dan tua
c. Riwayat pekerjaan mulai bekerja, apakah pindah, hubungan dengan
atasan, keadaan sosial, ekonomi sekarang
d. Riwayat
perkawinan,
umur
suami/istri,

tanggal

perkawinan,

keharmonisan, kepuasan seksual, jumlah anak, faktor keturunan dan


lingkungan

e. Riwayat

perjalanan

penyakit,

mulai

timbulnya

penyakit,

faktor

pencetus, lamanya sakit, pernah dirawat, hasil perawatan, pernah


kambuh lagi, gejala gejalanya.
f. Riwayat keluarga, usia, jenis kelamin, urutan saudara kandung,
pendidikan, pekerjaan, penyakit keluarga, pola komunikasi dalam
keluarga, perawatan keluarga.
2. Pengkajian kesehatan fisik meliputi :
a. Pemeriksaan fisik : suhu, tensi, nadi, pernapasan, TB, BB, muka, mata,
telinga, hidung, kepala, rambut, tanda tanda istimewa apakah ada
alat bantu sepperti gigi palsu, alat bantu dengar, kaca mata, kursi
roda, dll.
b. Masalah masalah kesehatan sebelumnya, apakah pernah dirawat,
c.
d.
e.
f.

kapan dirawat, apa penyakitnya, bagaimana kondisinya


Penyakit sekarang, bagaimana serangan gambarannya
Pengobatan yang diberikan
Apakah ada alergi
Kebiasaan kebiasaan sekarang, meliputi : penampilan diri, kebiasaan
sehari hari, kebersihan, rokok/miras, sukar/kurang tidur, pola
makannya

(apakah

diet)

tentang

eliminasi

(BAB/BAK),

orientasi

terhadap lingkungan waktu, tempat dan personal, tingkat aktivitas


apakah aktif, hiperaktif/malas.
3. Pengkajian psikologik, meliputi :
a. Status emosi; apakah terkontrol, apakah ekspresi sesuai perasaannya,
apa yang dilakukan pada saat marah/sedih
b. Status diri; apakah klien tahu tentang kelemahan dan keunggulan
keunggulannya
c. Gaya komunikasi, cara berbicara jelas/tidak
d. Pola
interaksi,
bagaimana
sifat,
apakah
dikatakan/diucapkan dengan yang dilakukan klien
4. Pengkajian sosial meliputi :
a. Pendidikan terakhir, ketrampilan khusus yang

sesuai

dimiliki,

yang

riwayat

pekerjaan dan situasinya


b. Hubungan sosial, apakah mempunyai teman dekat, apa saja kegiatan
sosialnya, apakah ia memasuki organisasi kemasyarakatan dan apa
saja aktivitas sehari hari
c. Faktor sosial budaya, bagaimana bahasa dan tata cara klien dalam
berkomunikasi dengan masyarakat sekitarnya
d. Gaya hidup lingkungan dan kondisi rumah, hidup dengan siapa,
bagaimana reaksi yang biasa dilakukan.
5. Pengkajian spiritual
a. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinannya
b. Apakah secara teratur mengikuti/terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan, misalnya : pengajian, penyantunan anak yatim/fakir
miskin
c. Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah, apakah dengan
berdoa
d. Apakah lansia terlihat sabar dan tawakal
Pengkajian Dasar

1. Temperatur
Mungkin rendah 35C
Lebih teliti diperiksa di sublingual
2. Pulse (denyut nadi)
Kecepatan, irama, volume
Apikal, radial, padal
3. Respirasi
Kecepatan, irama, kedalaman
Tidak teraturnya pernapasan
4. Tekanan darah
Saat baring, duduk, berdiri
Hipotensi akibat posisi tubuh
5. BB perlahan lahan hilang pada tahun terakhir
6. Tingkat orientasi
7. Memory
8. Pola tidur
9. Penyesuaian psikososial
Sistem Persarafan
1. Kesimetrisan raut wajah
2. Tingkat kesadaran adanya perubahan dari otak
- Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun / melemah
3. Mata pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
4. Pupil : kesamaan dilatasi
5. Ketajaman penglihatan menurun karena menua :
- Jangan dites didepan jendela
- Penggunaan tangan / gambar
- Cek kondisi kaca mata
6. Sensory gangguan
7. Ketajaman pendengaran :
- Apakah menggnakan alat bantu dengar
- Trinitis
- Serumen telinga bagian luar, jangan dibersihkan
8. Adanya rasa nyeri / sakit
Sistem Kardiovaskuler
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sirkulasi perifer, warna dan kehangatan


Auskultasi denyut nadi apikal
Periksa adanya pembengkakan vena jugularis
Pusing
Sakit
Edema

Sistem Gastrointestinal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Status gizi
Pemasukan diet
Anoreksia, tidak dicerna, mual dan muntah
Mengunyah dan menelan
Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
Auskultasi bising usus
Palpasi apakah perut kembung, ada pelebaran kolon
Apakah ada konstipasi, diare dan inkontinensia alvi

Sistem Genitourinarius
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Warna dan bau urine


Distensi kandung kemih, inkontinensia
Frekuensi tekanan / desakan
Pemasukan dan pengeluaran cairan
Disuria
Seksualitas :
- Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seksual
- Adanya kecacatan seksual yang mengarah keaktivitas seksual

Sistem Kulit
1. Kulit
- Temperatur, tingkat kelembaban
- Keutuhan luka, luka terbuka, robekan
- Turgor
- Perubahan pigmen
2. Adanya jaringan parut
3. Keadaan kuku
4. Keadaan rambut
5. Adanya gangguan umum
Sistem Muskuluskeletal
1. Kontraktur
- Atropi otot
- Ketidak adekuatnya gerakan sendi
2. Tingkat mobilisasi
- Ambulasi dengan / tanpa bantuan / peralatan
- Keterbatasan gerak
- Kekuatan otot
- Kemampuan melangkah / berjalan
3. Gerakan sendi
4. Paralisis
5. Kiposis
Psikososial
1.
2.
3.
4.

Menunjukan tanda tanda meningkatnya ketergantungan


Fokus fokus pada diri bertambah
Memperlihatkan semakin sempit perhatian
Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan

Diagnosa Keperawatan
1. Fisik / Biologis
Gangguan nutrisi kurang / berlebihan dari kebutuhan s/d pemasukan

yang tidak adekuat


Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan s/d hambatan

penerimaan dan pengiriman rangsangan


Kurangnya perawatan diri s/d penurunan minat perawatan diri

potensial cedera fisik s/d penurunan fungsi tubuh


Gangguan pola tidur s/d kecemasan/nyeri

Perubahan pola eliminasi s/d penyempitan jalan nafas / adanya sekret

pada jalan nafas


Gangguan mobilisasi fisik s/d kekuatan sendi berkurang
2. Psikologis
Isolasi sosial s/d perasaan curiga
Menarik diri dari lingkungan s/d perasaan tidak mampu
Depresi s/d isolasi sosial
Harga diri rendah s/d perasaan ditolak
Koping tidak adekuat s/d ketidakmampuan mengemukakan perasaan
secara cepat
Cemas s/d sumber keuangan yang terbatas
3. Spiritual
Reaksi berkabung / berduka s/d ditinggal pasangan
Penolakan terhadap proses penuaan s/d ketidaksiapan menghadapi

kematian
Marah terhadap Tuhan s/d kegagalan yang dialami
Perasaan tidak tenang s/d ketidakmampuan melakukan ibadah secara
tepat

Rencana Perawatan
Meliputi :
1. Melibatkan klien dan keluarga dalam perawatan
2. Bekerjasama dengan profesi kesehatan lain
3. Tentukan prioritas :
Klien mungkin puas dengan situasi demikian
Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan
Keamanan / rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan
Cegah timbulnya masalah masalah
Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat masukan
Tulis semua rencana dan jadwal
Tujuan Tindakan :
1.
2.
3.
4.
5.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi


Peningkatan kemampuan dan keselamatan
Memelihara kebersihan diri
Memelihara keseimbangan istirahat tidur
Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunitas efektif

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Penyebab gangguan nutrisi pada lansia :

Menurunan indra penciuman dan pengecap


Pengunyahan kurang sempurnah
Gigi yang tidak lengkap
Rasa penuh pada perut dan susah BAB
Melemah otot otot lambung dan usus

Masalah Gizi yang timbul pada lansia :


Gizi berlebihan

Gizi kurang
Kekurangan vitamin
Kelebihan vitamin
Tindakan :
Pemberian kalori harus sesuai dengan macam kegiatan / pekerjaan dan
sebaiknya tidak lebih dari 1.700 kalori/hari
Makanan harus cukup protein dan lemak,

mengandung

kalsium,

mengandung gelukosa untuk memudahkan pencernaan


Makanan yang diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering dan
disajikan secara menarik, bila mungkin ijinkan pasien memilih makanan
yang diinginkan sesuai seleranya
Beri minum 3 liter/hari untuk mencegah dehidrasi
Usahakan pasien dapat makan sendiri sesuai kemampuannya untuk
mengurangi ketergantungan kepada orang lain
Lakukan penimbangan berat badan pasien 2 minggu sekali / 1 minggu
sekali
Tindakan perawatan dalam mengatasi eliminasi sering dijumpai masalah
konstipasi dan retensio urine :
Observasi BAB dan BAK
Beri rangsangan dan latihan latihan fisik ringan
Bila retensio urine, beri rangsangan dengan suara air mengalir, bantu ke
toilet / pasang pot tempat tidur
Untuk membantu peristaltik, beri minum hangat tiap pagi
Anjurkan BAB setelah makan pagi
Bila perlu beri obat pencahar ringan, tapi hindari pemberian huknah pada
pasien usila
Bagi yang dapat, beri latihan berjalan jalan 30 menit / hari
Beri cairan cukup 3 liter/hari, buah buahan dan sayuran
Tindakan keperawatan dalam memenuhi keseimbangan istirahat, tidur dan
rasa nyaman. Kebutuhan tidur sama dengan dewasa muda yaitu 6 8
jam/hari. Keluhan kurang tidur sering sebenarnya bukan kurang tidur tetapi
gangguan karena pola tidur yang berubah. Tindakan keperawatan yang
dilakukan untuk memenuhi keseimbangan istirahat tidur dan rasa nyaman
adalah :
1. Usahakan tidak tidur siang dan memberi aktifitas sesuai kemampuan dan
kesenangan pasien
2. Tindakan perawatan/pengobatan harus sebelum tidur
3. Buat jadwal aktifitas bersama pasien,m sesuai minat untuk merangsang
pengertian arti hidup berarti dan berguna
4. Pencahayaan / lampu waktu tidur agar sesuai keinginan / kebiasaan
pasien. Agar nyaman usahakan lingkungan yang menyenangkan dan
hangat seperti situasi dirumah sendiri :

Tempat tidur harus rendah aga mudah naik turun


Lantai ruangan dan kamar mandi tidak boleh licin
Kamar mandi / WC mudah dicapai dan ada pegangannya
Peralatan ruangan seperlunya saja dan rapih, agar tidak bingung
5. Beri aktifitas yang rutin sehari hari : mandi, berpakaian, bab/bak,
makan, menyapu, nonton tv, dll
6. Jika ada perubahan dari rutin, jelaskan sebelumnya agar pasien dapat
menyesuaikan diri, tidak bingung
7. Jangan membuat aktifitas baru untuk pasien secara mendadak karena
dapat menimbulkan reaksi panik, mudah tersinggung / menolak kerja
sama selanjutnya
8. Perawat dituntut lebih sabar dan teliti, tak boleh tergesa gesa. Bagi
pasien

yang

membersihkan

gelisah
ruangan,

mondar

mandir,

membereskan

beri

tempat

kegiatan
tidur,

seperti

menyiapkan

makanan dan sebagainya


9. Bagi pasien yang selalu berjalan jalan, sebaiknya ditanyakan apakah
ada sesuatu yang dicari, tempatkan diruangan dimana pintu tidak mudah
dijangkau pasien
10. Jika pasien sangat gelisah, dokter mempertimbangkan untuk beri obat
penenang
Latihan latihan yang diberikan pada pasien usila :
Latihan latihan yang merupakan usaha mengisi kegiatan orang usia lanjut
agar dapat diarahkan latihan latihan bersama yang dapat dilakukan antara
lain : menyanyi bersama sama, main / mendengarkan musik bersama,
menonton film / tv, bertamasya, olah raga ringan misalnya jalan jalan /
senam pagi bersama, dll
Latihan latihan diatas menimbulkan perasaan bahwa dirinya masih berguna
baik untuk keluarga maupun lingkungannya, ini merupakan stimulasi positif
untuk gairah hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai