Anda di halaman 1dari 31

CARA MENGHITUNG TENAGA PERAWAT DI

RUMAH SAKIT
Januari 3, 2010 pukul 9:00 am Filed under Uncategorized
1. Cara rasio
Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang
diperlukan.Metoda ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah.Metoda ini
hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas
SDM rumah sakit,da kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah
sakit yang mebutuhkan.Bisa digunakan bila: kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan
personal terbatas,jenis,tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.Cara rasio yang
umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979
tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar sebagai berikut :
Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TT
A & B 1/(4-7) (3-4)/2 1/3 1/1
C 1/9 1/1 1/5 3/4
D 1/15 1/2 1/6 2/3
Khusus Disesuiakan
Keterangan :
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatan
TPNP = tenaga para medis non perawatan
TNP = tenaga non medis
Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat
laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang
lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.
2. Cara Need
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan sendiri
dan memenuhi standar profesi.Untuk menghitung seluruh kebutuhan tenaga,diperlukan
terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada klien selama di
rumah sakit. Misalnya saja untuk klien yang berobat jalan,ia akan melalui/mendapatkan
pelayanan, antara pembelian karcis, pemeriksaan perawat / dokter, penyuluhan, pemeriksaan
laboratorium, apotik dan sebagainya. Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar
pelayanan itu berjalan dengan baik. Hundgins(1992)menggunakan standar waktu pelayanan
pasien sebagai berikut :
Tugas Lama waktu(menit) untuk pasien
Baru Lama
Pendaftaran
Pemerikasaan dokter
Pemeriksaan asisten dokter
Penyuluhan

Laboratorium 3
15
18
51
5
4
11
11
0
7
Contoh perhitunganya:
Rumah sakit A tipe B memberikan pekayanankepada pasien rata-rata 500 orang perhari
dimana 50% adalah pasien baru,maka seorang pimpinan keperawatan akan memperhitungkan
jumlah tenaga sebagai berikut :
Tenaga yang diperlukan untuk bertugas di bagian pendaftaran adalah : (3+4)/2= 3,5 x
500/240 = 7,29 (7 orang tenaga) jika ia bekerja dati jam 08.00 sampai jam 12.00(240 menit).
Tenaga dokter yang dibutuhkan adalah : (15+1)/2=13500/180=36,11 (36 orang dokter),jika
ia bekerja dari jam 09.00 sampai 12.00)(180 menit)Tenaga asisten dokter yang diperlukan
adalah (18+11)/2 = 14,5 x500/240=30,2 orang(30 oarang asisten dokter),jika bekerja dari jam
08.00sampai 12.00(240 menit).
Tenaga penyuluhan yang dibutuhkan adalah 5/12 =25,5 x500/240 = 53,13 (53 orang tenaga
penyuluhan),jika ia bekerja dari jam08.00 sampi12.00 (240 menit)
Tenaga laboratorium yang dibutuhkan adalah : (5+7)/2=6500/240 =12,5 (13 oarang tenaga
laboratorium jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai jam12.00(240 menit)
Untuk pasien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien
rawat inap sebagai berikut :
Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam
Perawatan intermediet memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam
Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di atas adalah
sebagai berikut :
a. Kategori I : Self care/perawatan mandiri
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri,penampilan secara umum baik,tidak ada reaksi
emosional,pasien memerlukan orientasi waktu,tempat dan pergantian shift,ttindakan
pengobatan biasanya ringan dan simpel
b. Kategori II : intermediet care/perawatan sedang
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu,mengatur pisisi waktu makan.meberi dorogan agar
mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar
mandi.Penampilan pasien sakit sedang.Tindakan perawatan pada pasien ini monitor tandatanda vital,periksa urine reduksi,fungsi fisiologis,status emosinal,kelancaran drainage atau
infus.Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift
atau 30-60 menit/shiftdengan mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi.
c. Kategori III : Intensive care/perawatan total
Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri,semua dibantu oleh perawat penampian
sakit berat.pasien memerlukan observasi terus-menerus.

Dalam penelitian Douglas (1975) tentang jumlah tenaga pearawat di rumah sakit, didapatkan
jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam teragantung pada tingkat
ketergantungan pasien seperti pada table di bawah ini:
Jumlah pasien KLASIFIKASI PASIEN
minimal Parsial Total
pagi Siang malam pagi Siang malam Pagi Siang malam
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
dst
Contoh perhitungan:
Di ruang bedah RSU Sehat dirawat 20 orang pasien dengan kategori sebagai berikut: 5
pasien dengan perawatan minimal, 10 pasien dengan perawatan parsial dan 5 pasien dengan
perawatan total. Maka kebutuhan tenaga perawatan adalah sebagai berikut:
1. untuk shift pagi:
5 ps x 0,17 = 0,85
10 ps x 0,27 = 2,70
5 ps x 0,36 = 1,80
total tenaga pagi = 5,35 2. untuk shift siang:
5 ps x 0,14 = 0,70
10 ps x 0,15 = 1,50
5 ps x 0,30 = 1,50
total tenaga siang = 5,35 3. untuk shift malam:
5 ps x 0,10 = 0,50
10 ps x 0,07 = 0,70
5 ps x 0,20 = 1,00
total tenaga malam = 2,20
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah: 5,35 + 3,70 + 2,20 = 11,25 (11 orang perawat)
Klasifikasi Klien Berdasarkan Derajad Ketergantungan
Kriteria Ketergantungan Jumlah Klien Perhari Sesuai Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst
Perawatan Minimal:
1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
5. Pengobatan minimal, status psikologis stabil
6. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
Perawatan Parsial:
1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali
3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Folly cateter intake output dicatat
5. Klien dengan pasang infus, persiapan pengobatan memerlukan prosedur
Perawatan total:

1. Segalanya diberi bantuan


2. Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
3. Makan memerlukan NGT, intravena terapi
4. Pemakaian suction
5. Gelisah/ disorientasi
Jumlah total pasien perhari
Petunjuk Penetapan jumlah Klien Berdasarkan Derajad Ketergantungan:
a. dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat
yang sama selama 22 hari
b. Setiap klien dinilai berdasarkan criteria klasifikasi klien (minimal mmemenuhi tiga
kriteria)
c. Kelompok klien sesuai dengan klasifikasi dengan memberi tanda tally (I) pada kolom yang
tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat diketahui berapa jumlah klien yang ada dalam
klasifikasi minimal, parsial dan total
d. Bila klien hanya mempunyai satu criteria dari klasifikasi tersebut maka klien
dikelompokkan pada klasifikasi di atasnya.
Hari ke Klasifikasi Klien Rata-rata klien/ hari Jumlah Kebutuhan Perawat
Minimal Parsial Total Pagi Sore Malam
1 6 2 4 12 3 2,34 1,54
2 4 3 3 10 2,57 1,91 1,21
3 3 6 3 12 3,21 2,22 1,32
4 4 5 3 12 3,11 2,21 1,35
5 6 3 2 11 2,55 1,89 1,21
6 5 7 1 13 3,1 2,05 1,19
7 7 4 1 12 2,63 1,88 1,18
8 9 3 1 13 2,7 2,01 1,31
9 5 5 3 13 3,28 2,35 1,45
10 7 3 1 11 2,36 1,73 1,11
11 3 8 2 13 3,39 2,22 1,26
12 4 9 2 15 3,83 2,51 1,43
13 6 7 3 16 3,99 2,79 1,69
14 2 10 3 15 4,12 2,68 1,5
15 7 4 4 15 3,71 2,78 1,78
16 5 9 3 16 4,36 2,95 1,73
17 6 3 4 13 3,27 2,49 1,61
18 4 6 5 15 4,1 2,96 1,82
19 6 5 5 16 4,17 3,09 1,95
20 7 4 3 14 3,35 2,48 1,58
21 6 5 4 15 3,81 2,79 1,75
22 7 4 3 14 3,35 2,48 1,58
Jadi rata-rata tenaga yang dibutuhkan untuk tiga shift adalah: 7 perawat. Berarti kebutuhan
untuk satu ruangan adalah 7 perawat + 1 Karu + 3 Katim + 2 cadangan = 13 perawat
3. Cara Demand
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang nyata
dilakukan oleh perawat. Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk ruang gawat darurat
dibutuhkan waktu sebagai berikut:

* untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit


* untuk kasus mendesak : 71,28 menit
* untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit
Hasil penelitian di rumah sakit di Filipina, menghasilkan data sebagai berikut:
Jenis Pelayanan Rata-rata jam perawatan/ perpasien/hari
non bedah
bedah
campuran bedah dan non bedah
post partum
bayi baru lahir 3,4
3,5
3,5
3,0
2,5
Konversi kebutuhan tenaga adalah seperti pada perhitungan cara Need.
4. Cara Gillies
Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan teanaga keperawatan di satuy unit perawatan
adalagh sebagai berikut:
Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien /hari
C= Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Prinsip perhitungan rumus Gillies:
Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu:
a. Perawatan langsung, adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungan
secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien padfa perawat maka dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok,
yaitu: self care, partial care, total care dan intensive care. Menurut Minetti Huchinson (1994)
kebutuhan keperawatan langsung setiap pasien adalah empat jam perhari sedangkan untuk:
* self care dibutuhkan x 4 jam : 2 jam
* partial care dibutuhkan x 4 jam : 3 jam
* Total care dibutuhkan 1- 1 x 4 jam : 4-6 jam
* Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
b. Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana perawatan,
memasang/ menyiapkan alat, ,konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan
kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit (Gillies, 1989,
h 245) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989, h. 245) =
60 menit/ klien/ hari dan penelitian di Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60 menit/
pasien (Gillies, 1994)
c. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi: aktifitas, pengobatan serta
tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan
untuk pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ klien/ hari.

Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatau unit berdsasarkan rataratanya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan rumus:
Jumlah hari perawatan rumah sakit dalam waktu tertentu x 100%
Jumlah tempat tertentu x 365
Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hari
Hari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu 128 hari, hari minggu= 52 hari dan hari
sabtu = 52 hari. Untuk hari sabtu tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini merupakan hari
libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya, hari libur nasional = 12 hari dan
cuti tahunan = 12 hari.
Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 5 hari
maka 40/5 = 8 jam, kalu hari kerja efektif 6 hari per minggu maka 40/6 jam = 6,6 jam
perhari)
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20% (untuk
antisiapasi kekurangan/ cadangan)
Contoh perhitungannya:
Dari hasil observasi dan sensus harian selama enam bulan di sebuah rumah sakit A yang
berkapasitas tempat tidur 20 tempat tidur, didapatkan jumlah rata-rata klien yang dirawat
(BOR) 15 orang perhari. Kriteria klien yang dirawat tersebut adalah 5 orang dapat melakukan
perawatan mandiri, 5 orang perlu diberikan perawatan sebagian, dan 5 orang lainnya harus
diberikan perawatan total. Tingkat pendidikan perawat yaitu, SPK dan D III Keperawatan.
Hari kerja efektif adalah 6 hari perminggu. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung
jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah sbb:
a. Menetukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari, yaitu:
keperawatan langsung
keperawatan mandiri 5 orang klien : 5 x 2 jam = 10 jam
keperawatan parsial 5 orang klien : 5 x 3 jam = 15 jam
keperawatan total 5 orang klien : 5 x 6 jam = 30 jam
keperawatan tidak langsung 15 orang klien : 5 x 1 jam = 15 jam
-penyuluhan kesehatan 15 orang klien : 15 x 0,25 jam = 3,75 jam
total jam keperawatan secara keseluruhan 73,75 jam
b. Menetukan jumlah jam keperawatan per klien per hari = 73,75 jam / 15 klien = 4,9 jam
c. Menetukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah klangsung
dengan menggunakan rumus (Gillies, 1989) diatas, sehingga didapatkan hasil sbb:
d. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan perhari, yaitu:
e. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu dengan ketentuan
menurut Warstler ( dalam Swansburg, 1990, h. 71). Proporsi dinas pagi 47%, sore 36%, dan
malam 17%. Maka pada kondisi di atas jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift
adalah:
shift pagi: 5,17 orang (5 orang)
shift sore: 3,96 orang (4 orang)
shift malam: 1, 87 orang (2 orang)
f. Kombinasi jumlah tenaga menurut Intermountain Health Care Inc. adalah:
58% = 6,38 (6 orang) S I keperawatan
26% = 2,86 (3 orang) D III keperawatan
16% = 1,76 (2 orang) SPK

Kombinasi menurut Abdellah dan Levinne adalah:


55% = 6,05 (6 orang) tenaga professional
45% = 4,95 (5 orang) tenaga non professional
5. Cara Swansburg (1999)
Jumlah rata-rata pasien/ hari x jumlah perawat/ pasien/ hari
Jam kerja/ hari
Contoh: Pada rumah sakit A, jumlah tempat tidur pada unit Bedah 20 buah, rata-rata pasien
perhari 15 orang, jumlah jam perawatan 5 jam/ pasien/ hari, dan jam kerja 7 jam/hari
Cara menghitung
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:
Jumlah shift dalam seminggu: 11 x 7 = 77 shift
Bila jumlah perawat sama setiap hari dengan 6 hari kerja/ minggu dan 7 jam/ hari maka
jumlah perawaty yang dibuthkan = 77 : 6 = 12,83 atau 13 orang.
6. Metoda Formulasi Nina
Nina (1990) menggunsksn lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga.
Contoh pengitungannya:
Hasil observasi terhadap RS A yang berkapasitas 300 tempat tidur, didapatrkan jumlah ratarata klien yang dirawat (BOR) 60 %, sedangkan rata-rata jam perawatan adaalah 4 jam
perhari. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat
di ruang tersebut adalah sbb:
Tahap I
Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari contoh diatas A= 4
jam/ hari
Tahap II
Dihitung B= jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien dalam satu hari.
B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200
Tahap III
Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun.
C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam
Tahap IV
Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun.
D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500
Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180. Sedangkan 80 adalah
nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.
Tahap V
Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan.
E= 985500/ 1878 = 524,76 (525 orang)
Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 52 hari minggu = 313 hari) dan
dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)

7. Metoda hasil Lokakarya Keperawatan


Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI 1989), rumusan yang dapat digunakan
untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut
Jam perawatan 24 jam x 7 (tempat tidur x BOR) + 25%
Hari kerja efektif x 40 jam
Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas, tetapi ada
penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian ( sedangkan angka 7 pada rumus
tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu).
8. Standar ketenagaan Perawat dan Bidan di Rumah Sakit
Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan menurut direktorat pelayanan
keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja yang ada
pada masing-masing rumah sakit. Model pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Rawat inap
berdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan :
tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
rata-rata pasien per hari
jumlah perawatan yang diperlukan / hari / pasien
jam perawatan yang diperlukan/ ruanagan / hari
jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam per hari
Contoh perhitungannya
No Jenis kategori Rata-rata pasien/ hari Rata-rata jam perawatan pasien / hari * Jumlah jam
perawatan/ hari (cx d)
Abc de
1
2
3
4
5 Pasien P. dalam
Pasien bedah
Pasien gawat
Pasien anak
Pasien kebidanan 10
8
1
3
1 3,5
4
10
4,5
2,5 35
32
10
13,5

2,5
Jumlah 23 93,0
Keterangan :
* berdasarkan penelitian dari luar negeri
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:
Jumlah jam perawatan = 93 = 13 perawat
Jam kerja efektif per shift 7
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (factor koreksi) dengan :
Hari libur/ cuti/ hari besar (loss day)
Jumlah hari miggu dalam setahun + cuti + hari besar x Jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
52 +12 + 14 x 13 = 3,5
286
Perawat atau bidan yang mengejakan tugas-tugas non-profesi (non-nursing jobs)
Seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan
pasien, dll. Diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
(Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (13 + 3,5) x 25% = 4,1
Jadi jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + factor koreksi
= 13 + 3,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan menjadi 21 orang perawat/ bidan)
Tingkat ketergantungan pasien
Pasien diklasifikasikan berdasarkan pasda kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/ asuhan
kebidanan, meliputi:
a. asuhan keperawatan minimal
b. asuhan keperawatan sedang
c. asuhan keperawatan agak berat
d. asuhan keperawatan maksimal
Contoh kasus:
No Kategori* Rata-rata jml pasien/ hari Jml jam perawat/ hari** Jml jam perawatan ruangan/
hari (c x d)
aBcde
1 Askep Minimal 7 2,00 14,00
2 Askep sedang 7 3,08 21,56
3 Askep agak berat 11 4,15 45,65
4 Askep maksimal 1 6,16 6,16
Jumlah 26 87,37
Keterangan:
* : uraian ada pada model Gillies di halaman depan
** : berdasarkan penelitian di luar negeri
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah
Jumlah jam perawatan ruangan/ hari = 87,37 = 12,5 perawat
Jam kerja efektif perawat 7

ditambah (factor koreksi) dengan :


loss day:
52 +12 + 14 x 12,5 = 3,4
286
non-nursing jobs 25%
(Jumlah tenaga perawat + loss day) x 25% = (12,5 + 3,4) x 25% = 3,9
Jadi jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia + factor koreksi
= 12,5 + 3,4 + 3,9 = 19,8 (dibulatkan menjadi 20 orang perawat/ bidan)
b. Jumlah tenaga untuk kamar operasi
Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi :
jumlah dan jenis operasi
jumlah kamar operasi
Pemakain kamar operasi (diprediksi 6 jam perhari) pada hari kerja
Tugas perawat di kamar operasi: instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/ im)
Tingkat ketergantungan pasien:
a. Operasi besar: 5 jam/ operasi
b. Operasi sedang: 2 jam/ operasi
c. Operasi kecil: 1 jam / operasi
( Jml. Jam perawatan/ hari x jml. Operasi) x jml perawat dlm tim x 2
jam kerja efektif/ hari
Contoh kasus:
Dalam satu rumah sakit terdapat 30 operasi perhari, dengan perincian:
operasi besar: 6 orang; operasi sedang: 15 orang; operasi kecil: 9 orang
cara penghitungan:
{(6 x 5 jam) + (15 x 2) + (9 x 1)} x 2 = 19,71 + 1 (perawat cadangan inti)
7 jam
c. Di Ruang Penerimaan
Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit
Ketergantungan di RR : 1 jam
1,15 x 30 = 4,92 orang (dibulatkan 5 orang)
7
Perhitungan diatas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD.
d. Jumlah tenaga di Instalasi Gawat Darurat
Dasar perhitungan di gawat darurat adalah:
rata-rata jumlah pasien perhari

Jumlah jam perawatan perhari


Jam efektif perhari
Contoh kasus:
rata-rata jumlah pasien perhari = 50
jumlah jam perawatan perhari = 4 jam
Jam efektif perhari = 7 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD:
50 x 4 = 28,6 = 29 orang + loss day ( 78 x 29) = 29 orang + 8 orang = 37 orang
7 286
e. Critical Care
rata-rata jumlah pasien perhari = 10
jumlah jam perawatan perhari = 12
jadi jumlah kebutuhan tenaga perawat di Critical Care:
10 x 12 = 17,14 = 17 orang +loss day ( 78 x 17) = 17 + 5 orang = 22 orang
f. Rawat Jalan
Jumlah pasien perhari = 100
Jumlah jam perawatan perhari = 15
Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan:
100 x 15 = 4 orang + koreksi 15% ( 4 x 15%) = 4 orang + 0,6 = 5 orang
7 x 60
g. Kamar Bersalin
Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s.d. kala
IV = 4 jam/ pasien
Jam efektif kerja bidan 7 jam/ hari
Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 orang
Contoh: jumlah bidan yang diperlukan adalah:
10 x 4 jam = 40 = 5,7 = 6 orang + loss day ( 78 x 1,6 ) = 6 + 2 = 8 orang
7 jam/hr 7 286
E. Penutup
Salah satu aspek yang sangat penting untuk mencapai pelayanan keperawatan yang bermutu
adalah tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan baik
kuantitas maupun kualitasnya. Untuk itu diperlukan perencanaan yang baik dalam menetukan
pengembangan tenaga perawat.
Perencanaan yang salah bisa mengabitkan kekurangan tenaga atau kelebihan tenaga, bila
tenaga berlebih akan mengakibatkan kerugian pada rumah sakit, dan apabila tenaga kurang
bisa mengakibatkan beban kerja yang tinggi sehingga kualitas pelayanan akan menurun. Bila

kualitas pelayanan menurun bisa berdampak pada kunjungan pasien akan menurun dan ini
akan mengakibatkan income rumah sakit menurun dan seterusnya bisa membuat
kesejahteraan karyawan juga menurun.
Manajer keperawatan dituntut untuk bisa merencanakan jumlah tenaga oerawat yang betulbetul sesuai dengan kebutuhan yang real, sehuingga mutu pelayanan dapat terjamin.
Disamping itu manajer harus mempunyai visi dan misi sesuai dengan visi dan misi rumah
sakit. Dalam setuiap pengambilan keputusan harus betul-betul mempertimbangkan berbagai
aspek, baik aspek mikro maupun aspek makro rumah saikit.
Pendekatan perhitungan tenaga yang dibahas dalam makalah ini mudah-mudahan dapat
membantu para manajer keperawatan di rumah sakit dalam merencanakan penambahan
tenaga keperawatan.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2013

METODE PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT


1. METODE RASIO
Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang
diperlukan. Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah.
Metode ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa
mengetahui produktivitas SDM rumah sakit, dan kapan personal tersebut dibutuhkan
oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan.
Bisa digunakan bila : kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan personal
terbatas, jenis, tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.
Tujuan dari metode ini adalah merencanakan kebutuhan tenga kesehatan dengan
membandingkan ketersediaan tempat tidur di unit-unit perawatan sesuai dengan tipe
institusi layanan kesehatan yang tersedia.
Cara rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan Menkes
R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit, dengan standar sebagai
berikut :
Peraturan Menkes RI No. 262/Menkes/Per/VII/1979
Tipe RS
TM/TT
TPP/TT
A dan B
1 / (4 7)
(3 4) / 2
C
1/9
1/1
D
1 / 15
1/2
Khusus
Disesuaikan
Disesuaikan
Keterangan :
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatane
TPNP = Tenaga Para Medis Non Perawatan
TNP = Tenaga Non Medis

TPNP/TT
1/3
1/5
1/6
Disesuaikan

TNM/TT
1/1
3/4
2/3
Disesuaikan

Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit
yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif
perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.
2. METODE NEED
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang
diperhitungkan sendiri dan memenuhi standar profesi. Untuk menghitung seluruh
kebutuhan tenaga, diperlukan terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang
diberikan kepada klien selama di rumah sakit. Diskripsi tentang pelayanan yang
diberikan kepada pasien. Misalnya saja untuk klien yang berobat jalan, ia akan
melalui/mendapatkan
pelayanan,
antara
pembelian
karcis,
pemeriksaan
perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotik dan sebagainya.
Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan dengan
baik. (Hudgins 82).
Menurut Hundgins (1992) menggunakan standar waktu pelayanan pasien adalah
sebagai berikut :
Tugas
Lama waktu (menit) untuk Pasien
Baru
Lama
Pendaftaran
3
4
Pemerikasaan dokter
15
11
Pemeriksaan asisten dokter
18
11
Penyuluhan
51
0
Laboratorium
5
7
3. METODE DOUGLAS
Untuk pasien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan
pasien rawat inap sebagai berikut :
1) Perawatan minimal memerlukan waktu : 1 - 2 jam/24 jam
2) Perawatan intermediet/parsial memerlukan waktu : 3 - 4 jam/24 jam
3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5 - 6 jam/24 jam

a.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di atas
adalah sebagai berikut :
Kategori I : Self Care / Perawatan Mandiri (Minimal)
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada
reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift,
tindakan pengobatan biasanya ringan dan simpel.
Asuhan keperawatan minimal mempunyai kriteria sebagai berikut ::
Kebersihan diri, mandi ganti pakaian dilakukan sendiri
Makan dan minum dilakukan sendiri
Ambulansi dengan pengawasan
Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap jaga (shift)
Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil
Persiapan prosedur memerlukan pengobatan

b. Kategori II : Intermediet Care / Perawatan Sedang(Partial)


Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan. memberi
dorogan agar mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan
alat untuk ke kamar mandi.Penampilan pasien sakit sedang.Tindakan perawatan pada
pasien ini monitor tanda-tanda vital,periksa urine reduksi,fungsi fisiologis,status
emosinal,kelancaran drainage atau infus.Pasien memerlukan bantuan pendidikan
kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau 30-60 menit/shiftdengan
mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi.
Asuhan keperawatan parsial mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali
3. Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Pasien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran intake output cairan
dicatat / dihitung.
5. Pasien dengan infus, persiapan pengobatan yang memerlukan prosedur
c.

1.
2.
3.
4.
5.

Kategori III : Intensive Care / Perawatan Total


Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri,semua dibantu oleh perawat
penampian sakit berat.pasien memerlukan observasi terus-menerus.
Asuhan keperawatan total mempunyai kriteria sebagai berikut :
Semua keperluan pasien dibantu
Perubahan posisi, observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 2 jam
Makan melalui slang ( NGT / pipa lambung ), terapi intravena
Dilakukan penghisapan lender (suction)
Gelisah / disorientasi.
Berdasarkan kategori tersebut, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada
pagi, sore dan malam sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien :
Klasifikasi Pasien
No
Minimal
Parsial
Pagi
Siang
Malam
Pagi
Siang
Malam
Pagi
1
0,17
0,14
0,07
0,27
0,15
0,10
0,36
2
0,34
0,28
0,14
0,54
0,30
0,20
0,72
3
0,51
0,42
0,21
0,81
0,45
0,30
1.08
dst
Sumber : Dauglas (1984)
Berdasarkan derajat ketergantungan, identifikasi jumlah pasien yang dirawat
dilakukan dengan mengikuti panduan sebagai berikut :
1. Dilakukan 1x sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh
perawat yang sama selama beberapa hari sesuai kebutuhan, dengan
menggunakan format klasifikasi pasien berdasarkan derajat ketergantungan
2. Setiap pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi pasien (minimal memenuhi
3 kriteria)

Tota
Siang
0,30
0,60
0,90

3. Pasien dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda


(I) pada kolom yang tersedia sehingga dalam waktu 1 hari dapat diketahui
beberapa jumlah pasien dengan klasifikasi minimal, parsial dan total.
4. Bila pasien hanya mempunyai 1 kriteria dari klasifikasi tersebut, maka pasien
dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.
4. METODE DEMAND
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang
nyata dilakukan oleh perawat. Konversi Kebutuhan Tenaga adalah seperti pada
perhitungan cara Need.
Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk Ruang Gawat Darurat dibutuhkan
waktu sebagai berikut :
* Untuk Kasus Gawat Darurat : 86,31 menit 87 menit
* Untuk Kasus Mendesak : 71,28 menit 71 menit
* Untuk Kasus Tidak Mendesak : 33,69 menit 34 menit
Menurut Depkes Filipina (1984) kebutuhan pasien adalah sebagai berikut :
Jenis Pelayanan
Rata-rata jam perawatan/
pasien/hari
Non Bedah (Interna)
3,4 jam
Bedah
3,5 jam
Campuran Bedah dan Non Bedah (Interna)
3,5 jam
Post Partum
3,0 jam
Bayi Baru Lahir
2,5 jam
Anak anak
4,0 jam
Menurut Althaus et al 1982 dan Kirk 1981 adalah sebagai berikut :
Level I (Minimal) : 3,2 jam.
Level II (Intermediate) : 4,4 jam.
Level III (Maksimal) : 5,6 jam.
Level IV (Intensif Care) : 7,2 jam.
Catatan : BOR = * PT * TT
5. METODE GILLIES
Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit
perawatan adalah sebagai berikut :

Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien /hari
C = Jumlah hari/tahun

D = Jumlah hari libur masing-masing perawat


E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

Gillies (1994) mengemukakan rumus Kebutuhan Tenaga Keperawatan adalah sebagai


berikut :

Keterangan :
TP
: Tenaga Perawat
A
: Rata-rata jam perawatan/hari
B
: Sensus harian rata-rata (Rumus sensus harian : TT x BOR)
C
: Jumlah hari libur
365
: Jumlah hari kerja selama setahun

Prinsip perhitungan rumus Gillies


Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada 3 jenis bentuk pelayanan, yaitu :
Perawatan langsung adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada
hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Jumlah Jam
keperawatan yang dibutuhkan klien perhari untuk waktu keperawatan langsung (rata
rata 4 - 5 jam/klien/hari). Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien padfa perawat
maka dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self care, partial care, total
care dan intensive care.
Menurut Minetti Huchinson (1994) Kebutuhan Keperawatan Langsung setiap pasien
adalah empat jam perhari sedangkan untuk :
* Self Care dibutuhkan x 4 jam : 2 jam
* Partial Care dibutuhkan x 4 jam : 3 jam
* Total Care dibutuhkan 1- 1 x 4 jam : 4 - 6 jam
* Intensive Care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana perawatan,
memasang/ menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca
catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian sebagai berikut :
- RS Graha Detroit (Gillies, 1989, hal. 245) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan
- Menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989, hal. 245) = 60 menit/ klien/ hari
- Penelitian di Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60 menit/pasien (Gillies, 1994)

Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi : aktifitas, pengobatan


serta tindak lanjut pengobatan.
- Menurut Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan
kesehatan / penyuluhan kesehatan ialah 15 menit/klien/hari = 0,25 jam/klien/hari
- Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdsasarkan
rata-ratanya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan rumus :

Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hari.


Hari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu 128 hari, hari minggu = 52 hari dan
hari sabtu = 52 hari. Untuk hari sabtu tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini
merupakan hari libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya, hari libur
nasional = 12 hari dan cuti tahunan = 12 hari.
Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 5
hari maka 40/5 = 8 jam, kalu hari kerja efektif 6 hari per minggu maka 40/6 jam = 6,6
jam perhari)
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20% (untuk
antisiapasi kekurangan/cadangan)
Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %
5. METODE SWANSBURG

Menurut Warstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999), merekomendasikan


untuk pembagian proporsi dinas dalam satu hari pagi : siang : malam = 47 % : 36 %
: 17 %, sehingga jika jumlah total staf keperawatan /hari = 14 orang.
*Pagi : 47% x 14 = 6,58 = 7 orang
*Sore : 36% x 14 = 5,04 = 5 orang
* Malam : 17% x 14 = 2,38 = 2 orang
6. METODE NINA
Nina (1990) menggunakan 5 tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga adalah
sebagai berikut :
1) Tahap I
Hitung A : Jumlah jam perawatan dalam 24 jam perpasien.
2) Tahap II
Hitung B : A x TT.
3) Tahap 3
Hitung C : Jumlah jam perawatan seluruh pasien selama 1 tahun. (C = B x 365)
4) Tahap IV

Hitung D : Jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang perawatan yang dibutuhkan
selama 1 tahun.(D = C x BOR / 80)
5) Tahap V
Diperoleh E : Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. (E = D / 1878)
Hari efektif 52 dan jam kerja.
Efektif perhari (8-2 jam).

7. METODE HASIL LOKAKARYA KEPERAWATAN


Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI, 1989), rumusan yang dapat
digunakan untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut :

Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas,
tetapi ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian ( sedangkan
angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu).
8. METODE HASIL WORKSHOP PERAWATAN DI CILOTO (1971)
Jumlah perawat : Pasien = 5 : 9 /shift, dengan 3 shift/24 jam dengan perhitungan
adalah sebagai berikut :
Hari kerja efektif/tahun : 225 260 hari.
Libur mingguan : 52 hari.
Cuti tahunan : 12 hari.
Hari besar : 10 hari.
Sakit/Izin : 12 hari.
Cuti hamil rata-rata : 29 hari.
9. METODE STANDAR KETENAGAAN PERAWAT DAN BIDAN DI RUMAH SAKIT
Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan menurut
direktorat pelayanan keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan
memperhatikan unit kerja yang ada pada masing-masing rumah sakit.
Model pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
A. RAWAT INAP
Berdasarkan klasifikasi pasien, cara perhitungannya berdasarkan sebagai berikut :
Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
Rata-rata pasien per hari
Jumlah perawatan yang diperlukan / hari / pasien
Jam perawatan yang diperlukan/ ruanagan / hari

Jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam per hari

PERENCANAAN DAN PEMBAGIAN TENAGA KEPERAWATAN


Jul9

PERENCANAAN DAN PEMBAGIAN KETENAGAAN KEPERAWATAN


Oleh: Ns. Apriyani Puji Hastuti, S.Kep

Perencanaan merupakan fungsi organic manajemen yang merupakan dasar atau titik tolak dan
kegiatan pelaksanaan kegiatan tertentu dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Apabila
proses perencanaan dilakukan dengan baik akan memberikan jaminan pelaksanaan kegiatan
menjadi baik sehingga dapat mencapai tujuan organisasi yang akan diciptakan, pengadaan
dan penggunaan tenaga kerja, system dan prosedur yang hendak digunakan serta peralatan
yang dibutuhkan untuk kelancaran suatu kegiatan. Perencanaan harus memenuhi prinsip yang
sesuai dengan situasi dan kondisi suatu organisasi.
Perencanaan tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pelayanan
keperawatan yang optimal dan bermutu tinggi. Perencanaan ketenagaan menjadi
permasalahan besar diberbagai organisasi keperawatan seperti di tatanan rumah sakit,
perawatan di rumah dan tempat- tempat pelayanan keperawatan lain. Oleh karena itu,
perencanaan ketenagaan harus sesuai dengan ketentuan atau pedoman yang berlaku, tenaga
yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan keperawatan harus sesuai dengan standart
keperawatan yang ada.
Perencanaan tenaga keperawatan dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain lingkungan
(external change), keputusan, organisasi yang dapat berbentuk pension, pemutusan hubungan
kerja (PHK) dan kematian. Perencanaan ketenagaan merupakan suatu proses yang komplek
yang memerlukan ketelitian dalam menerapkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi. Jumlah tenaga yang ada perlu
ditata atau dikelola dalam melaksanakan kegiatan melalui penjadwalan yang sistematis dan
terencana secara matang sehingga kegiatan yang dilakukan secara optimal.
1. Prinsip perencanaan

Menurut Siagian (1983) perencanaan yang baik harus memiliki prinsip:


1. Mengethui sifat atau cirri suatu rencana yang baik yaitu
1. Mempermudah tercapainya tujuan organisasi karena rencana
merupakan suatu keputusan yang menentukan kegiatan yang

menentukan kegiatan akan dilakukan dalam rangka mencapai


tujuan
2. Dibuat oleh orang yang benar- benar memahami tujuan organisasi
3. Dibuat oleh orang yang sungguh- sungguh mendalami teknik
perencanaan
4. Adanya suatu perincian yang teliti, yang berarti rencana harus
segera diikuti program kegiatan terperinci.
5. Tidak boleh terlepas dari pelaksanaan artinya harus tergambar
bagaimana rencana tersebut dilaksanakan
6. Bersifat sederhana yang berarti disusun secara sistematis dan
prioritasnya jelas terlihat
7. Bersifat luwes, yang berarti bias diadajab penyesuaian bila ada
perubahan
8. Terdapat tempat pengambilan resiko karena tidak ada seorang pun
yang mengetahui apa yang akan terjadi pada masa yang akan
dating.
9. Bersifat praktis, yang berarti bias dilaksanakan sesuai dengan
kondisi organisasi
10.Merupakan prakiraan atau peramalah atas keadaan yang mungkin
terjadi

1. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang


harus dijawab dengan memuaskan menggunakan pendekatan 5W1H

What : kegiatan apa yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
disepakati?
Where : dimana kegiatan akan dilakukan?
When

: kapan kegiatan tersebut dilakukan?

Who

: siapa yang melakukan kegiatan tersebut

Why

: mengapa kegiatan tersebut perlu dilakukan?

How

: bagaimana cara melaksanakan kegiatab tersebut kea rah pencapaian tujuan

1. Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus


diselesaikan dengan menggunakan teknik ilmiah artinya harus disususn
dengan cara sistematis dan didasarkan pada langkah sebagai berikut.
1. Mengetahui sifat hakiki dan masalah yang dihadapi
2. Mengetahui data yang akurat sebelum menyusun rencana
3. Menganalisis dan menginterpretasi data yang telah terkumpul
4. Menetapkan beberapa alternative pemecahan masalah
5. Memilih cara yang terbaik untuk menyelesaikan masalah
6. Melaksanakan rencana yang telah tersusun
7. Menilai hasil yang telah dicapai

Jika ketiga prinsip tersebut dilaksanakan, maka dapat tersusun suatu perencanaan yang baik
termasuk perencanaan tenaga keperawatan.
1. PERENCANAAN TENAGA KEPERAWATAN

Perencanaan tenaga atau staffing merupakan salah satu fungsi utama seorang pemimpin
organisasi, termasuk organisasi keperawatan. Keberhasilan suatu organisasi salah satunya
ditentukan oleh kualitas SDM. Hal ini berhubungan erat dengan bagaimana seorang pimpinan
merencanakan ketenagaan di unit kerjanya.
Langkah perencanaan tenaga keperawatan menurut Gilies 1994 meliputi hal- hal sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan yang akan
diberikan
2. Menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan untuk melaksanakan
pelayanan keperawatan
3. Menentukan jumlah masing- masing kategori perawat yang dibutuhkan
4. Menerima dan menyaribng untuk mengisi posisi yang ada
5. Melakukan seleksi calon- calon yang ada
6. Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau shift
7. Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pelayanan
keperawatan

Penentuan tenaga keperawatan dipengaruhi oleh keinginan untuk menggunakan tenaga


keperawatan yang sesuai. Untuk lebih akuratnya selain perencanaan tenaga keperawatan,

maka pimpinan keperawatan harus mempunyai keyakinan tertentu dalam organisasinya


seperti:
1. Rasio antara perawat dan klien didalam ruangan perawatan intensif
adalah 1: 1 atau 1:2
2. Perbandingan perawat ahli dan terampil di ruang medikal bedah,
kebidanan, anak dan psikiatri adalah 2:1 atau 3:1
3. Rasio antara perawat dan klien shift pagi dan sore adalah 1:5 untuk
malam hari du ruang rawat dan lain- lain 1:10

Jumlah tenaga terampil ditentukan oleh tingkat ketergantungan klien.

1. PERKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA

Penetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan kategori yang akan
dibutuhkan untuk asuhan keperawatan klien di setiap unit. Beberapa pendekatan dapat
digunakan untuk memperkirakan jumlah staf yang dibutuhkan berdasarkan ketegori klien
yang dirawat, rasio perawat dan klien untuk memenuhi standart praktek keperawatan.
Kategori perawatan klien:
1. Perawatan mandiiri (self care) yaitu klien memerlukan bantuan minimal
dalam melakukan tindakan keperawatan dan pengobatan. Klien
melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
2. Perawatan sebagian (partial care) yaitu klien memerlukan bantuan
sebagian dalam tindakan keperawatan dan pengobatan tertentu misalnya
pemberian obat intravena, mengatur posisi, dsb
3. Perawatan total (total care) yaitu klien yang memerlukan bantuan secara
penuh dalam perawatan diri dan memerlukan observasi secara ketat
4. Perawatan intensif (intensive care) yaitu klien memerlukan obervasi dan
tindakan keperawatan yang terus menerus

Cara menentukan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk setiap unit sebagai berikut:
1. Rasio perawat klien disesuaikan dengan standart perkiraan jumlah klien
sesuai data sensus
2. Pendekatan teknik industri yaitu identitas tugas perawat dengan
menganalisis alur kerja perawat atau work flow rata- rata frekuensi dan
waktu kerja ditentukan dengan data sensus klien. Dihitung untuk
menentukan jumlah perawat yang dibutuhkan.

3. Sistem approach staffing atau pendekatan sistem ketenagaan dapat


menentukan jumlah optimal yang sesuai dengan kategori perawat untuk
setiap unit serta mempertimbangkan komponen input- proses-ouutputumpan balik

Kebutuhan tenaga dapat ditinjau berdasarkan waktu. Perawatan langsung, waktu perawatan
tidak langsung dan waktu pendidikan kesehatan. Perkiraan jumlah tenaga dapat dihitung
berdasarkan waktu perawatan langsung yang dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan
klien. Rata- rata waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung (direct care adalah
berkisar 4-5 jam/klien/hari. Dalam Gillien 1994 waktu yang dibuthhkan untuk perawatan
langsung didasarkan pada kategori berikut:
1. Perawatan mandiri (self care) adalah x 4 jam = 2 jam
2. Perawatan sebagian (partial care) adalah 3/44 jam = 3 jam
3. Perawatan total (total care) adalah 1- 1,5 x 4 jam = 4-6 jam
4. Perawatan intensif (intensive care) adalah 2 x 4 jam = 8 jam

Perkiraan jumlah tenaga juga dapat didasarkan atas waktu perawaan tidak langsung.
Berdasarkan penelitian perawatan di rumah sakit menyatakan bahwa rata- rata waktu yang
dibutuhkan untuk perawatan tidak langsung adalah 36 menit/ klien/ hari. Di pihak lain,
menurut Wolfe dan Yong (1965) dalam buku yang sama menyatakan sebesar 60 menit/klien/
hari.
Selain cara diatas, waktu pendidikan kesehatan dapat juga digunakan sebagai dasar
perhitungan kebutuhan tenaga. Menurut Gilies, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pendidikan kesehatan berkisar 15 menit/ klien/ hari.
Menghitung waktu yang dibuuhkan dalam perawatan klien per hari, perlu menjumlahkan
ketiga cara tersebut yaitu waktu perawatan langsung, waktu perawatan tidak langsung dan
waktu pendidikan kesehatan. Selanjutnya jumlah tenaga yang dibutuhkan dihitung
berdasarkan beban kerja perawat.
Hal- hal yang perlu dipertimbnagkan dalam menentukan beban kerja perawat yaitu:
1. Jumlah klien yang dirawat setiap hari/ bulan/ tahun di unit tersebut
2. Kondisi atau tingkat ketergantungan
3. Rata- rata lama perawatan
4. Pengukuran keperawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan
kesehatan
5. Frekuensi tindakan keperawatan yang dibutuhkan klien

6. Rata- rata waktu perawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan


kesehatan

Disamping itu ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi beban kerja perawat yaitu
masalah komunitas, bencana alam, kemajuan IPTEk, pendidikan konsumen, keadaan
ekonomi, iklim/musim, politik dan hukum /perarturan.
Dengan mengelompokkan klien menurut jumlah dan kompleksitas pelayanan keperawatan
yang dibutuhkan untuk masing- masing unit. Metode penghitungan yang digunakan yaitu
metode rasio, metode Gilies, metode lokakarya keperawatan, metode di Thailanda dan
Filiphina dan metode penghitungan ISN (indicator staf need)
Metode rasio didasarkan surat keputusan menteri kesehatan nomor 262 tahun 1979,
kebutuhan tenaga didasarkan pada rasio tempat tidur yang tersedia di kelas masing- masing.
rumah sakit

perbandingan

kelas A dan B

tempat tidur; tenaga medis = 4-7 : 1


tempat tidur : tenaga keperawatan = 2 : 3 4
tempat tidur : tenaga non keperawatan = 3 : 1
tempat tidur : tenaga non medis = 1:1

kelas C

tempat tidur; tenaga medis = 9 : 1


tempat tidur : tenaga keperawatan = 2 : 3 4
tempat tidur : tenaga non keperawatan = 5 : 1
tempat tidur : tenaga non medis = 3:4

kelasD

tempat tidur; tenaga medis = 15:1


tempat tidur : tenaga keperawatan = 2 : 1
tempat tidur : tenaga non medis = 6:1

Metode Gilies 1994 digunakan khusus untuk menghitung tenaga keperawatan dengan
menggunakan rumus sbb:
Jumlah tenaga = (A x B x 365) : (hari libur 1 tahun x jam kerja per hari)

Keterangan :
A: jumlah kerja tenaga keperawatan per hari
B: jumlah pasien rata- rata per hari
Metode berikutnya yang dapat digunakan adalah metode lokakarya keperawatan (1989).
Metode ini juga dikhususkan untuk menghitung tenaga keperawatan dengan menggunakan
rumus:
Jumlah tenaga = A x 52x 7 (TT x BOR)
41

40

Metode keempat adalah metode Thailand dan Filiphina yang didasarkan pada jumlah jam
perawatan yang dibutuhkan per pasien, harm kerja efektif perawat dalam 1 tahun. Jumlah jam
perawatan per pasien terbagi dalam unit rawat map selama 24 jam yang terdiri dari penyakit
dalam (3,4 jam), bedah (3,5 jam), campuran bedah dan penyakit dalam (3,4 jam). Post partum
(3 jam), bayi neonatus (2,5jam) dan anak (4jam) sehingga rata- rata jam perawatan yang
dibutuhkan per pasien selama 24 jam adalah 3 jam. Unit rawat jalan yang jam perawatan per
pasiennya 0,5 jam. Kamar operasi untuk rumah sakit kels A dan B (5- 8 jam/24 jam) untuk
RS tipe C dan D (3 jam) dan kamar bersalin 5-8 jam. Hari kerja efektif perawatan dalam 1
tahun (365 hari), jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun (jumlahan minggu 52 hari, libur
nasional 12 hari dan cuti bulanan 12 hari), jumlah hari efektif dalam 1 tahun yaitu 365- 76 =
289 hari. Dan jumlah hari efektif perminggu 289/7 = 41 minggu. Jumlah jam kerja efektif
dalam 1 tahun yaitu jam kerja dalam 1 tahun yaitu 41 minggu x 40 jam = 1640 jam/ tahun.
Cara menghitung kebutuhan tenaga perawat dapat menggunakan rumus:
1. Unit rawat inap (URI)

Jumlah jam perawatan x 52 minggu x 7 hari x jumlah TT x BOR

koreksi 25%

41 jumlah minggu efektif x 40 jam


1. Unit rawat jalan (URJ)

Jumlah jam perawatan x 52 minggu x 6 hari x jumlah kunjungan


25%

koreksi

41 jumlah minggu efektif x 40 jam


1. Kamar bedah/ operasi

Jumlah jam perawatan x 52 minggu x 7 hari x jumlah anggota tim OK

koreksi 25%

41 jumlah minggu efektif x 40 jam


1. Kamar bersalin (KB)

Jumlah jam perawatan x 52 minggu x 7 hari x jumlah kunjungan


10%

koreksi

41 jumlah minggu efektif x 40 jam


Selanjutnya dapat dihitung jumlah tenaga secara keseluruhan dan penjumlahan URI, URJ,
KB, OK

Metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga adalah dengan
metode perhitungan ISN (indikator staff need). Dasar yang digunakan setiap metode ini
adalah beban kerja dari setiap unit atau institusi. Setiap unit harus memproyeksikan kegiatan
atau keluaran yang akan dihasilkan pada masa mendatang. Tida faktor yang mendasari
formula ISN yaitu:
1. Indikator beban kerja

Indikator ini merupakan pembilang dan sebagai faktor variabel dalam formula ISN yang
dihitung berdasarkan hasil pelksanaan yang dicapai oleh masing- masing kategori tenaga
selama 1 tahun kalender. Untuk tenaga yang sama yang bertugas pada institusi yang berbeda
akan memilikibeban kerja dan kapasias yang berbeda pula.
1. Bobot (weighting)
2. Kapasitas tenaga

Contoh:
Diketahui kondisi tenaga keperawatan disalah satu RS berdasarkan laporan tahunan tahun
2010 sebagai berikut: bagian UPI rata- rata per hari 2,6 bagian bedah rata- rata per hari 44,7
bagian non bedah/non UPI rata- rata pasien per hari sebesar 211,3
Ditanyakan berapa tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bagian UPI, bagian bedah dan
non bedah berdasarkan data diatas!
Jawab:
Asumsi A (jumlah jam kerja tenaga keperawatan per hari) untuk bagian UPI adalah 7 jam dan
B (jumlah pasien rata- rata per hari ) adalah 2,6; A bedah 5 jam dengan B 44,7 dan A non
bedah/ non UPI = 4 jam dengan B= 211,3

Asumsi jumlah hari tidak kerja per tahun sbb:


Hari sabtu minggu 104 hari
Hari libur nasional 12 hari
Cuti tahunan 12 hari
Izin/ sakit 12 hari
Jadi total keseluruhan adalah 140 hari
Asumsi jumlah jam kerja per hari adalah 8 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat untuk masing- masing bagian adalah sbb:
UPI

= (7 x 2,6 x 365) : (365

Bedah = (5 x 44,7 x 365) : (365

140) x 8 = 4 orang
140) x 8 = 45 orang

Non bedah = (4 x 211,3 x 365) : (365

140) x 8 = 171 orang

Dengan demikian jumlah kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di rumah sakit
tersebut adalah 220 orang.
1. Pembagian tenaga keperawatan dan penyusunan jadwal

Penyusunan jadwal dinas merupakan tanggung jawab kepala ruang atau pengawas tetapi
lebih diutamakan kepala ruang karena lebih mengetahui tingkat kesibukan ruangan dan
karakteristik stafnya. Hal ini akan memudahkan dalam menerapkan orang yang tepat untuk
setiap periode jaga (shift)
Prinsip penyusunan jadwal hendaknya memenuhi beberapa prinsip diantaranya harus ada
kesinambungan antara kebutuhan unit kerja dan kebutuhan staf. Misalnya kebutuhan staf
untuk rekreasi, memperhatikan siklus jadwal penugasan yang sibuk dan tidak sibuk, berat dan
ringan, harus dilalui oleh semua staf yang terlibat dalam rotasi serta staf yang mempunyai
jam kerja yang sama. Prinsip berikutnya yaitu setiap staf harus terlibat dalam siklus atau
rotasi pagi- sore- malam; metode yang dipakai harus sesuai dengan kuantitas dan kualitas
staf dalam suatu unit kerja; siklus yang digunakan mengikuti metode penugasan yang
dipakai dan setiap staf harus dapat mencatat hasil dinas, libur dan shift.
Berdasarkan prinsip tersebut, dapat diperkirakan formulasi jumlah staf pada setiap shiftnya.
1. Modifikasi kerja mingguan

Beberapa pendekatan yang digunakan untuk penyusunan jadwal dinas mingguan. Pendekatan
tersebut dapat dilihat dari karakteristik staf yang ada dalam tim. Modifikasi tugas mingguan
meliputi:
1) Total jam kerja per minggu adalah 40 jam dengan 10 jam per hari dan 4 hari kerja per
minggu. Pada metode ini terjadi tumpang tindih kurang lebih 6 jam per 24 jam. Dimana jamjam tersebut dapat dipergunakan untuk ronde keperawatan, penyelesaian rencana
keperawatan atau kegiatan lainnya. Kelemahan cara ini adalah memerlukan staf yang banyak.
2)
Perincian 12 jam dalam satu shift yaitu 3 hari kerja, 4 hari libur dan 4 hari kerja. Sistem
ini sama dengan sistem yang pertama yang membutuhkan tenaga yang banyak.
3)

Perincian 70 jam dalam 2 minggu yaitu 10 jam per hari (7 hari kerja dan 7 hari libur)

4)
Sistem 8 jam per hari dengan 5 hari kerja per minggu. Sistem ini lebih banyak disukai
karena mengurangi kelelahan staf dan produktivitas staf tetap dapat dipertahankan.

PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN STAF


1. In service education

Pendekatan yang dilakukan adalah bagaimana staf akan terlibat dalam proses pendidikan
melalui berlangsungnya pelayanan kesehatan atau keperawatan yang terus diberikan kepada
klien. Hal demikian dapat dilakukan baik di dalam maupun diluar rumah sakit.
1. Orientasi

Program ini diberikan kepada staf yang baru atau sebaliknya untuk mengenalkan tugas- tugas
yang harus dilakukannya atau mengetahui adanya perkembangan teknologi di bidang
kesehatan.
1. Job training

Dilakukan melaui program pelatihan bagi staf sesuai bidang penugasannya atau job tertentu
1. Continuing nursing education

Program ini merupakan program berkelanjutan sesuai dengan sistem pendidikan formal yang
berlaku yaitu sistem pendidikan tinggi bagi perawat selaras dengan statusnya sebagai insan
profesi. Sesuai dengan kebutuhan pengembangan, seluruh perawat layak untuk mengikuti
program ini dengan pertimbangan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada
1. Pelatihan kepemimpinan

Hakekatnya semua perawat adalah pemimpin. Oleh sebab itu ia perlu mengembangkan
kemampuan leadershipnya sebagai seorang profesional
1. Pengembangan karier

Staf mempunyai hak atas pengembangan karirnya sesuai dengan sistem yang berlaku.
Pimpinan harus mampu merencanakan, melaksanakan dan menilai pengembangan masingmasing stafnya serta melihat semua itu sebagai upaya memotivasi, menstimulasi dan
memberikan penghargaan untuk peningkatan prestasi kerja
1. Studi banding

Unit kerja satu dengan yang lain ternyata bersifat kompetitif. Oleh sebab itu bukan tidak
mungkin unit kerja lain mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan unit kerja sendiri.
Rencana untuk tukar pengalaman dan institusi atau unit kerja lain perlu diprogramkan dalam
rangka membangun motivasi, pengembangan dan peningkatan prestasi kerja. Bentuk lain
yang sekarang sedang menjadi tren aalah melalui kegiatan study branch marking
1. Penilaian kinerja

Seluruh staf diberikan penilaian atas kinerjanya melalui sistem penilaian yang berlaku.
Cakupannya antara lain tanggung jawab, loyalitas, kerajinan, kedisiplinan, kepemimpinan
dan kejujuran
1. Pendidikan dan pelatihan

Program ini dirancang untuk memberikan pendidikan dan pelatihan terhadap staf melalui
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dengan target waktu tertentu (waktu, materi,
ketrampilan). Pelaksanaan dan program ini adalah melalui kepanitiaan atau lembaga institusi
tertentu yang berkompeten
1. Magang di rumah sakit yang lebih maju

Harus diakui bahwa rumah sakit lain yang memiliki nilai lebih harus menjadi target untuk
mencari serta menambah ilmu. Program ini dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan
kesepakatan kedua belah pihak yang terlibat.
1. Kelompok kerja keperawatan

Program ini perlu dilaksanakan selaras dengan keperawatan sebagai profesi yang telah,
tengah dan terus dikembangkan. Produk kelompok kerja ini adalah hasil diskusi
pengembangan keperawatan, karya tulis dan prosedur tetap, materi buku ajar, temu ilmiah,
penelitian keperawatan, pengembangan sistem pendidikan keperawatan dan masukan untuk
organisasi profesi
1. Pengembangan kerja tim di ruangan

Konsep kerja tim ini masih banyak kendala dalam pelaksanaanya, namun semua komponen
dalam tim tersebut perlu mengidentifikasi semua masalah di lapangan yang dilakukan oleh
semua profesi kesehatan yang terlibat. Staf keperawatan dengan otonomi dan kemandiriannya
harus lebih proaktif dalam membangun pelaksanaan kerja tim dalam memeberikan asuhan
keperawatan secara paripurna.

Anda mungkin juga menyukai