1. TUJUAN
Agar Mahasiswa :
1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi lurus dengan mesin bubut sesuai
dengan ukuran gambar kerja.
2. Terampil mengefrais dan mengalur (dloting) dalam pembuatan produk roda gigi
lurus, modul 1,5 dan Z 30 dengan cara dan sikap yang benar.
2. PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
4. LANGKAH KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
=
= 1,5
e. Lebar gigi ( b )
b=
1,5
= 0,75
f. Tinggi gigi ( H )
H = Hp + Hk
= M + 1,167 M
= 1,5 + (1,167 1,5 )
= 3,25 mm
5. KESULITAN YANG DIALAMI.
Dalam pembuatan ini yaitu pembuatan rodagigi lurus. Saya dalam praktikum
ini mengalami kesulitan yaitu roda gigi yang dihasilkan dengan tinggi ( h ) akan
menghasilkan gigi yang kurang singkron ( kepala gigi terlalu pipih ). Hal ini lebih
disebabkan pada penyetingan pada saat pencekaman pengefraisannya kurang tepat,
sehingga kemungkinan kelurusan dari penyetingannya kurang tercapai pula.
Kemungkinan yang kedua lebih ditekankan pada kelurusan dari mesin, yaitu pada
bidang senter yang ada. Hal ini terlihat pada semua hasil pengefrisan yang tercapai
dari keseluruhan mahasiswa yang kurang tercapai pula kelurusannya pada saat
penyenterannya.
6. CARA MENGATASI
Setalah saya mengamati dengan jalas tentang kesulitan yang dihadapi, saya
mempunyai solusi yang untuk mengatasinya. Solusinya adalah dengan dengan
pemastian penyetingan secara tepat pada pencekamannya. Proses ini menjadi sangat
penting karena hal ini sangat menentukan pada hasil pengefraisan nanti. Pengechekan
kelurusan dilakukan pada cekam pada mesin frais, yaitu dengan mencekam senter pula
pada cekam, kemudian disentuhkan pada senter mesin frais. Amati dengan benar
apakah sentuhan senter tersebut pada ujungnya atau tidak. Jika ujung itu saling
bersentuhan dengan tepat maka bias dipastikan bahwa cekam yang akan kita gunakan
dalam keadaan senter. Setelah cekam itu benar-benar senter, pengefraisan itupun sudah
bias mulai dilakukan.
7. SARAN
Jangan merubah kecepatan mesin pada saat mesin dalam keadaan hidup.
Letakan semua alat pada tempat yang aman / terpisah pada benda yang kasar.
Pakailah alat pelindung mata ketika membubut dan mengetam.
Dilarang membersihkan tatal mesin pada saat mesin masih hidup.
Jangan meninggalkan mesin dalam keadaan hidup.
Gunakan cairan pendingin ketika mengefrais roda gigi.
4. LANGKAH KERJA
1. Meminta peralatan dan bahan kepada teknisi.
2. Mengukur benda kerja.
3. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan mesin bubut.
4. Jepit benda kerja pada cekam, sisakan ujung benda kerja
5.
6.
7.
8.
3 mm.
Bubut rata permukaan ujung benda kerja , lepas kemudian balik posisi benda kerja.
Bubut rata permukaan benda kerja sehingga mencapai ukuran panjang 20 mm.
Lakukan pengeboran senter pada ujung benda kerja.
Lakukan pengeboran menggunakan mata bor 16 mm, lepas benda kerja
f. Putar pengukur pada handle penaik dan penurun meja pada posisi nol,
jauhkan mata pisau frais.
g. Naikkan meja frais setinggi 4,33 mm sebagai tinggi gigi, makankan pada
pisau frais
13. Nyalakan mesin dan eretan otomatis.
14. Setelah terbentuk gigi, putar engkol pembagi sebanyak 1 putaran, dan 11 lubang
pada piringan pembagi 29. Lakukan langkah kerja tersebut sehingga roda gigi
miring terbentuk.
15. Rapikan benda kerja, beri nama, nomer presensi, kemudian serahkan kepada dosen
penguji.
Perhitungan :
Mencari ukuran roda gigi:
a. Diameter jarak bagi (D)
D =M.Z
= 1,5 x 29
= 43,5 mm
b. Diameter puncak (Dp)
Dp = D +2M
= 43,5 +2 x 1,5
= 47,5 mm
c. Tinggi gigi (H)
H =Hp + Hk
= M+ 1,167 x M
= 1,5 + (1, 167 x 1.5)
= 3,25 mm
d. Menghitung putaran kepala pembagi (n)
Kesulitan yang kedua yaitu pencapaian kehalusan dari pembentukan gigi-gigi itu.
Kehalusan yang kurang tercapai ini akan mengurangi segi estetika serta keindahannya
dan tingkat kehalusannya pun kurang terpenuhi.
6. CARA MENGATASI
Setelah saya mengamati kesulitan yang saya alami, saya dapat melakukan
solusi-solusi yangdapat mengatasinya yaitu, Solusi yang pertama yaitu dengan
memastikan kelurusan dari pencekaman yang dilakukan. Kelurusan ini harus dichek
dulu dari keadaan cekam mesin frais itu. Sehingga apabila sudah diyakini bahwa
penyetingan itu sudah lurus, maka proses pengefraisan itu sudah bias dilakukan. Solusi
yang kedua yaitu tentang pencapaian kehalusan gigi dengan penggerakan eretan yang
pelan-pelan ataupun bias dilakukan secara otomatisasi. Pergerakan yang pelan ini
bertujuan untuk kehalusannya sehingga proses penyayatan terjadi di semua bidang
secara merata.
7. SARAN
1. Pastikan penyetingan pada cekam frais benar-benar lurus.
2. Gunakan alat yang ada sesuai dengan fungsinya.
3. Taatilah semua kaidah K3 yang ada.
4. Berdoalah sebelum praktikum.
8. GAMBAR
RACK LURUS
1. TUJUAN
Agar mahasiswa :
1.
Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) gigi rack lurus dengan mesin sekrap sesuai
dengan ukuran gambar kerja.
2. Terampil mensekrap dalam pembuatan produk gigi rack lurus,modul 1,5 dan
panjang (p) 100 mm.
2. PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Mesin sekrap
2. Pisau roda sisi dengan M 1,5
3. Kikir rata halus
4. Jangka sorong
5. Bahan : Alumunium cor,30 x 30x 110 (mm)
6. Palu plastik
7. Siku baja
3. TINDAKAN KEAMANAN / KESELAMATAN KERJA
1. Jangan merubahkecepatan mesin ketika mesin dalam keadaan hidup.
2. Letakan semua alat ukur di tempat yang aman / terpisah pada benda yang kasar.
3. Pakailah alat pelindung mata
4. Tidak membersihkan tatal pada saat mesin masih berjalan.
5. Tidak meninggalkan mesin dalam keadaan hidup.
4. LANGKAH KERJA
1. Meminta bahan dan perlengkapan kerja dan frais
2. Mengukur benda kerja
3. Memprsiapkan peralatan dan perlengkapan mesin sekrap
4. Jepit benda kerja pada ragum sekrap dengan posisi horizontal sisakan 4 mm
5. Nyalakan spindal utama , sekrap rata permukaan benda kerja ,jauhkan pahat ,lepas
benda kerja
6. Putus posisi benda kerja searah maupan berlawanan arah jarum jam ,kuatkan
ragum
7. Gunakan bagian benda yang telah di sekrap sebagaian acauan ke rataan atau
kesikuan
8. Lakukan langkah kerja no. 5, usahakan posisi benda kerja benar benar dalam
keadaan siku
buah
GAMBAR KERJA
pitch
h =2.25 x M
24
100
24
9. Bubut rata permukaan benda kerja dengan 27 x 14 mm, cemfer ujung benda
kerja.
10. Bubut tirus permukaan benda kerja dengan sudut 450.
11. Lepas benda kerja dari cekam maupun mandrel, balik posisi benda erja pada
mandrel, jepit pada cekam kembali.
12. Bubut tirus permuaan benda kerja dengan sudut 450.
13. Rubah posisi pahat dengan sudut 450 untuk membubut ujung permukaan benda
kerja sesuai gambar, dengan kedalaman 3 mm, bubut secara bertahap, lepas benda
kerja.
14. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan mesin frais.
15. Pasang benda kerja pada cekam mesin frais, rubah sudut kepala pembagi mesin
frais 390.
16. Menentukan titik nol pemakanan dengan cara :
a. Nyalakan motor spindle utama.
b. Dekatkan mata pisau frais tepat diatas benda kerja, turunkan posisi pisau
dengan cara memutar handle penaik dan penurun meja kerja.
c. Posisi pisau harus benar-benar sejajar (sesumbu) dengan benda kerja.
d. Turunkan hingga sedikit menyentuh benda kerja.
e. Putar pengukur pada handle penaik dan penurun meja pada posisi nol, jauhkan
mata pisau frais.
Perhitungan
Mencari ukuran roda gigi :
a. Menghitung putaran kepala pembagi
n=
n = 2 putaran engkol pembai + 4 luban pada piring pembagi 18
b. Diameter jarak pembagi (D)
D = 26 mm
c. Diameter puncak (Dp)
Dp = 38.83 mm
d. Tinggi gigi (H)
H = 3.22
16H6 dari tabel didapat :
Batas penyimpangan maksimal diameter sebesar 0 mm
Batas penyimpangan minimum diameter sebesar -11 m
Jadi :
Diameter maksimal ynag diijinkan
= 16 mm
Diameter miniimal yang diijinkan
= 16-(0.11 mm) = 15.989
Modul gigi (M) = 2
Sudut tirus () = 450
Jumlah gii (Z) = 18
5. KESULITAN YANG DIHADAPI
Dalam praktikum kali ini tentang roda gigi payung. Dalam praktikum inipun
saya mendapati beberapa kesulitan . kesulitan itu yaitu pada saat pembentukan
blanknya yaitu pada saat pembubutan cekungan yang ada pada pangkal gigi
payungnya. Pembubutan yang dilakukan juga terjadi penyayatan dua kali (double). Hal
ini lebih disebabkan pada pengasahan pahat yang kurang runcing kedepan. Kurang
runcingnya pahat inipun menyebabkan permukaan yang terbentuk kuarng halus pula.
Kesulitan yang kedua saya mendapati pada saat pembentukan madrel untuk
pencekaman blanknya nanti. Inipun harus diperhitungkan dengan benar antara
diameter lubang yang telah dibentuk dengan diameter madril yang akan dibuat.
6. CARA MENGATASI
Setelah saya mengamati kesulitan yang saya hadapi diatas saya mempunyai
beberapa solusi yang bias mengatasi kesulitan itu yaitu pada proses pengasahan pahat
untuk pembentukan cekungan blank gigi payung harus benar-benar runcing.
Keruncingan inipun harus diperhitungkan dengan benar. Sebagai titik acuannya yaitu
pada kedalaman dari cekungan. Sehingga panjang keruncingannya dibuat berdasarkan
ukuran itu. Solusi yang kedua yaitu tentang pembentukan madril harus benar-benar
pula diperhitungkan
dengan diameter pengefraisannya. Sehingga sinkronisasi
diameter ini akan bersesuaian langsung dengan pengepresan yang tidak terlalu
menekan tetapi kuat.
7. SARAN
4. LANGKAH KERJA