Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RSUD SOLOK
PROPINSI SUMATERA BARAT
2013 2015
PERSISTENSI GIGI SULUNG
(ICD 10 : KOO.6)
1. Pengertian
(Definisi )

2. Anamnesis

Retained (persistent) primary tooth


Gigi sulung belum lepas, tetapi gigi pengganti sudah
erupsi
1. Bentuk gigi berjejal
2. Gigi pengganti sudah tumbuh dalam rongga mulut
3. ............
4. .............
5. ............

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding

7. Pemeriksaan
Penunjang

8. Terapi

1.
2.
3.
4.
5.

Sakit negatif/ positif


Derajat kegoyangan gigi negatif/ positif
Gusi kemerahan negatif/ positif
Gingivitis negatif/ positif
................

1.
2.
3.
4.
5.

Gangguan tumbuh kembang gigi tetap dalam


Lengkung rahang (mat oklusi)
................
...................
.................

Persistensi primery tooth


1. Gigi berlebih (supernu merary tooth)
2. ....................
3. ..................
1.
2.
3.
4.
5.

Foto x-ray
...................
................
.................
......................

1. Kondisikan pasien agar tidak cemas sehingga saat


dilakukan tindakan pasien kooperatif
2. Sterilisasi daerah kerja
Dilakukan Anastesi topikal sesuai indikasi (disuntik
bila diperlukan)
3. Ekstraksi
4. Obsevasi sampai 3 bulan untuk melihat
maloklusinya menetap
5. Kalau menetap merujuk kebagian orthodontik

9. Edukasi

1. Perlunya memotivasi anak anak untuk patuh dan


bisa kerjasama untuk dilakukan tindakan dan
orang tua yang positif memberikan dukungan
untuk fokus terhadap kesehatan gigi dan mulut
anak

10.Prognosis
11.Tingkat evidens
12.Tingkat
Rekomendasi
13.Penelaah kritis

I/II/III/IV
A/B/C
1. Pasien yang tidak kooperatif dan rasa cemas yang
tinggi perlu dilakukan rujukan ke KGA
Bila gigi sulung tercabut dengan baik

14.Indikasi medis

15.Kepustakaan

1.
2.
3.
4.
5.

Protocols for clinical pediatric dentistry


.....................
.....................
......................
......................

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


TATA LAKSANA KASUS
RSUD SOLOK
PROPINSI SUMATERA BARAT
2013 2015
IMPAKSI M3 KLASIFIKASI IA
K01.1 Impacted teeth

(ICD 10 :
K1.16 Maxillary Molar
K1.17
MandiBular
Molar

1. Pengertian
(Definisi )

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding

7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi

Impaksi gigi adalah gigi yang mengalami kesukaran/


kegagalan erupsi, yang disebabkan oleh mellposisi,
kekurangan tempat atau dihalangi oleh gigi lain, tertutup
tulang yang tebal dan/ atau jaringan lunak disekitarnya.
1. Sering merasakan sakit.
2. Gusi gigi geraham belakang terasa bengkak.
3. Disertai demam.
4. Gigi tumbuhnya tidak normal/ normal sebagian
namun terkadang miring.
Ekstra Oral :
1. Adanya pembekakan
2. Adanya pembesaran kel limfe
3. Adanya parestesi
1. Odontoma
2. .................
Impacled teeth
1. Ameloblastoma
2. Odontoma
1.
2.
3.
4.
5.

Panaromic x-ray
Foto oklusal
Foto periapikal
.................
......................

1. Lakukan disinteksi jaringan diluar dan didalam


rongga mulut kemudian lakukan blok anastesi.
2. Dibuat insisi dengan memperhitungkan garis insisi
diatas tulang rahang, pengambilan tulang yang
menutup selanjutnya dibuat tap.
3. Dilakukan pemotongan gigi yang biasanya dimulai
dengan pemotongan sampai biturkasi gigi sampai

terpisah akar gigi, dan pemotongan disesuaikan


dengan kebutuhan dan bagian yang telah
dipotong dikeluarkan satu persatu.
4. Dilakukan kuretase untuk mengeluarkan kapsul
gigi dan jaringan granulasi disekitar Sokcet gigi
dilanjutkan mengirigasi dengan air steril/ lauran
Saline 0,09% Steril.
5. Kemudian perjahitan yang dumulai dari ujung Flap
dibagian Dislap Molar ke dua dan dilanjutkan ke
arah Anterior kemudian kearah Poslerior.

9. Edukasi

(Hospital Health
Promotion)

1. Pasien dianjurkan makanan lunak dulu.


2. Dan menggigit tampon sampai 2 jam tidak
berkumur kumur.
3. Istirahat dan makan yang bergizi.

10.Prognosis
11.Tingkat evidens
12.Tingkat
Rekomendasi

13.Penelaah kritis

14.Indikasi medis

15.Kepustakaan

Baik
I/II/III/IV
A/(B)/C
Pendarahan saat Operasi
1. Infeksi
2. Fragmen akar terdorong kedalam Sinus maksllaris
3. Lesi. N Mandibular
4. Trauma gigi tetangga
5. Fraktur Rahang
Penutupan luka dengan sempurna tanpa komplikasi
1.
2.
3.
4.

Odontektomi metode Split Feehnigue


Pada gigi molar kedua
Oleh Danudiningrat, Coen Pramona
Airlangga Unversty Press Surabaya 2006; h
25.83

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


TATA LAKSANA KASUS
RSUD SOLOK
PROPINSI SUMATERA BARAT
2013 2015
KARIES DENTIN
karies ON PIT dan Fissure
1. Pengertian
(Definisi )

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding

7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi

(ICD 10 : K02.52 )Dentil

Karies yang terjadi pada email sebagai lanjutan karies


dini yang lapisan permukaanya rusak
1. Perubahan warna gigi.
2. Permukaan gigi terasa kasar, tajam.
3. Terasa ada makanan yang mudah tersangkut.
4. Jika akut disertai rasa ngilu.
Jika kronis umumnya tidak ada rasa ngilu.
1.
2.
3.
4.

Pemeriksaan sondasi +
Tes vitalitas gigi baik
Perkusi Palpasi apabila ada keluhan yang menyertai

1. Karies pada email yang berlanjut kelapisan Dentin


2. Karies yang umumnya terjadi ok resesi gigi
Karies email dan karies Dentin
1. Abrasi
2. Atrisi
3. Erosi
4. Ab fraksi
1. Pemeriksaan dengan pewarnaan deteksi karies
gigi (bila perlu)
Pada Karies Dentin tanpa disertai keluhan ngilu yang
mendalam.
Bahan tumpat GIC (Glass Ionomer Cement)
1. Pembersihan gigi dari debris dan kalkulus dengan
alat skeling manual, diakhiri dengan brush/sikat,
menghasilkan outline form untuk melakukan
tumpatan yang mempunyai retensi dan resistensi
yang optimal

9. Edukasi

(Hospital Health
Promotion)

10.Prognosis
11.Tingkat evidens
12.Tingkat
Rekomendasi
13.Penelaah kritis
14.Indikasi medis
15.Kepustakaan

2. Bersihkan jaringan infeksi (jaringan lunak dan


warna coklat/hitam harus dibuang sampai gigi
terlihat putih bersih)
3. Jaringan email yang tidak di dukung dentin harus
dihilangkan
4. Keringkan kavitas dengan kapas kecil
5. Oleskan dentin conditioner
6. Cuci/bilas dengan air yang mengalir
7. Isolasi daerah sekitar gigi
8. Keringkan kavitas sampai keadaan lembab/moist
(tidak boleh sampai kering sekali/berubah warna
kusam/dof)
9. Aduk bahan GIC sesuai dengan panduan pabrik
(rasio powder terhadap liquid harus tepat, dan
cara mengaduk harus sampai homogen)
10.Aplikasikan bahan yang telah diaduk pada kavitas
11.Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi
12.Aplikasi bahan lalu diamkan selama 1-2 menit
sampai setting time selesai
13.Rapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi
antagonis menggunakan articulating paper
14.Di bagian oklusal dapat di bantu dengan celluloid
strip atau tekan dengan jari menggunakan sarung
tangan
15.Poles.
1. ..............
2. .............
3. ..............
Baik
I/II/III/IV
A/(B)/C

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


TATA LAKSANA KASUS
RSUD SOLOK
PROPINSI SUMATERA BARAT
2013 2015
KARIES DENTIN
karies Of Dentin
(PUIP CAPPING)

1. Pengertian
(Definisi )
2. Anamnesis

Suatu tindakan perlindungan terhadap pulpa vital


dengan cara memberikan selapis tipis material proteksi
pada pulpa yang hampir terbuka (masih tertutup selapis
tipis dentin)
1. Pasien belum merasakn ada keluhan sakit / ngilu
1. Pemeriksaan percusi (-)
2. Sondase (+)
3. Pemeriksaan radiografik terbentuk dentin reparatif

3. Pemeriksaan Fisik

1. Karies pada email yang berlanjut Dentin


2. Pulpa yang hampir terbuka dan masih tertutup
selapis tipis dentin

4. Kriteria Diagnosis

5. Diagnosis Kerja

6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi

(ICD 10 : K02.62) Dentil

- Karies Dentin dan kasus sisa jaringan karies masih


banyak tertinggal.
1. Abrasi
2. Atrisi
3. Erosi
4. Ab fraksi
-

Foto x-ray Gigi Pericipical

Direck

Kunjunga I :
1) Diagnosis ( foto roentgen)
2) Isolasi daerah kerja
3) Preparasi kavitas/ irigasi Aguadest/ H2O2 3%
keringkan
4) Letakkan Ca(OH)2 diatas ZnP04 (tambahan
sementara)
5) Te/ Analgetik
Kunjungan II (beberapa hari (1 2 minggu) :
1) Isolasi daerah kerja
2) Tambahan telap

9. Edukasi

(Hospital Health
Promotion)

10.Prognosis
11.Tingkat evidens
12.Tingkat
Rekomendasi
13.Penelaah kritis
14.Indikasi medis
15.Kepustakaan

InDireck
1) Isolasi daerah kerja
2) Preparasi kavilas/ sampai sisa jaringan karies
bersih/ irigasi aguadest / H2)2 3%, keringkan
3) Peletakkan Ca(OH)2 dengan stoper bulat
diatasnya
4. ..............
5. .............
6. ..............
Baik
I/II/III/IV
A/(B)/C

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


TATA LAKSANA KASUS
RSUD SOLOK
PROPINSI SUMATERA BARAT
2013 2015
ATRISI, ABRASI, EROSI of teeth

1. Pengertian
(Definisi )

2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik

ICD 10 : K03.0 Excessive attrition


of teeth
K03.1 Abrasion of teeth
K03.2 Erosion of teeth
Ausnya jaringan keras gigi yang disebabkan
oleh karena fungsinya, karena kebiasaan
buruk, cara menyikat gigi yang salah atau
karena asam dan karena trauma oklusi.
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang
bukan disebabkan oleh karies atau trauma
dan merupakan akibat alamiah dari proses
penuaan

Adanya rasa ngilu oleh karena hipersensitif dentin


1. Hilangnya permukaan jaringan keras (email dentin
sementum) pada permukaan gigi
2. Apabila hilangnya permukaan gigi sudah dalam
maka akan disertai dengan dentin hipersensitif

4. Kriteria Diagnosis

5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang

8. Terapi

9. Edukasi

10.Prognosis
11.Tingkat evidens
12.Tingkat
Rekomendasi

13.Penelaah kritis

14.Indikasi medis

15.Kepustakaan

1. Hilangnya permukaan jaringan keras (email,


dentin sentum) pada permukaan gigi yang
disebabkan OK, Asam, Bahan Kimia, mekanis
2. Dan hilang permukaan jaringan tergantung pada
lokasi kebiasaan dan bisa dsertai dentin
hipersensitif
Permukaan jaringan keras gigi yang ngilu dan
Hipersensitif sering terjadi pada servic gigi yang
disebabkan oleh asam, bahan kimia, mekanis.
Hipersensitif dentin oleh karena karies
Tidak diperlukan
1) Bila diservikal hilangnya permukaan jaringan keras
gigi
Dilakukan penambalan dengan bahan GIC, bila
dioklusal direstivasi mahkota.
2) Bergantung lokasi dan keparahan jika perlu pada
atrisi didahului dengan peninggian gigitan
3) Pada kasus abfraksi perlu dilakukan Oclusal
Adjusment
1. Anjuran cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi
dan pastanya
2. Konsultasi diet
3. Konsultasi psikologi pada pasien bumilia
Baik jika pasien kooperatif dan dapat menghilangkan
kebiasaan buruk
I/II/III/IV
A/B/C
1) Pasien tidak kooperatif
2) Pasien dengan kebiasaan
3) Tindakan preventif : bila masih mengenai email
dengan aplikasi tesur topical untuk meningkatkan
remi nealisasi

ATRISI, ABRASI, EROSI berhenti (tidak berlanjut)


kebiasaan buruk hilang
1.
2.
3.
4.
5.

Edi Hartini, Sundoro. 2005, Serba serbi Ilmu


Koservasi Gigi, UI, Press, 2007
Perawat Pulpa Gigi
......................
......................

Anda mungkin juga menyukai