Anda di halaman 1dari 11

CARA MERANCANG JARINGAN ANTAR GEDUNG

Untuk Kali ini kami akan menrancang Jaringan LAN antara 5 Gedung yang
mna denah gedung tersebut seperti gambar di bawah ini:

gambar 1
Keterangan:
Gedung 1
Untuk Gedung satu terdiri dari 3 lantai di mana terdapat jumlah
workstation ada 60 unit PC di dalamnya
Untuk Akses internet dengan ISP Indosat dengan bandwidth 1 MB
Untuk Pada lantai 1 terdapat ruang server dimana terdapat 4 server yaitu:
Mail server, Web Server, Proxi server, Data Base server.
Untuk LAN menggunakan kabel UTP dengan topologi star
Desain Jaringan BackBone Pada gedung 1:

gambar 2
Perangkat yang digunakan pada gedung 1:

1. Untuk media transmisi kabel utp digunakan Kabel UTP Category 5


(Cat5) adalah kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih
baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 4 (Cat4), yang
didesain untuk mendukung komunikasi data serta suara pada
kecepatan hingga 100 megabit per detik. Kabel ini menggunakan
kawat tembaga dalam konfigurasi empat pasang kawat yang
dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini telah
distandardisasi oleh Electronic Industries Alliance (EIA) dan
Telecommunication Industry Association (TIA). Kabel Cat5 dapat
mendukung jaringan Ethernet (10BaseT), Fast Ethernet
(100BaseT), hingga Gigabit Etheret (1000BaseT). Kabel ini adalah
kabel paling populer, mengingat kabel serat optik yang lebih baik
harganya hampir dua kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan
kabel Cat5. Karena memiliki karakteristik kelistrikan yang lebih
baik, kabel Cat5 adalah kabel yang disarankan untuk semua
instalasi jaringan.
2. Media Transmisi kabel fiber optic dengan Generasi ketiga sistem
transmisi optik, memungkinkan laser dengan daya besar tidak
berperan lagi untuk jarak yang jauh. Daya optik yang besar akan
menyebabkan intermodulasi dan akan menyebabkan redaman
yang besar bila dilewatkan kabel optik
3. Switch yang digunakan ialah berseri Modem Router WAG120N
(switch layer 3) yang memungknkan user bisa menikamati
kecepatan akses internet untuk seluruh area yang telah
mengadopsi teknologi Wireless-N Home ADSL2+ Modem Router
yang memiliki kecepatan akses internet yang sangat tinggi
4. Router yang digunakan ialah router keluaran cisco yang berseri
2811 yang merupakan produk router terkini dari pabrik cisco.
Teknik subnetting yang di gunakan:
Pada gedung 1 terdapat 60 PC maka, 2^?=60+2..
2^6=64
2^6=62+2
Kami memberikan IP Adress pada jaringan 192.168.30.0
Net mask = 11111111.11111111.11111111.11000000 /26
255. 255. 255. 194 /26
Pembagian jaringannya adalah:
192.168.30.0 192.168.30.63
192.168.30.64 192.168.30.127
192.168.30.128 192.168.30.191
192.168.30.192 192.168.30.255
Maka untuk lantai 1 menggunakan IP dari 192.168.30.0

192.168.30.63
Maka untuk lantai 2 menggunakan IP dari 192.168.30.64
192.168.30.127
Maka untuk lantai 2 menggunakan IP dari 192.168.30.128
192.168.30.191
Keterangan:
Gedung 2

gambar 3
Untuk Gedung satu terdiri dari 3 lantai di mana terdapat jumlah
workstation ada 30 unit PC di dalamnya
Untuk Akses internet dengan ISP Indosat dengan bandwidth 1 MB
Untuk LAN menggunakan kabel UTP dengan topologi Bus
Desain Jaringan BackBone Gedung 2:
Seperti gambar 3
Teknik subnetting yang di gunakan:
Pada gedung 1 terdapat 60 PC maka, 2^?=30+2..
2^5=32
2^5=30+2
Kami memberikan IP Adress pada jaringan 192.168.31.0
Net mask = 11111111.11111111.11111111.11100000 /27
255. 255. 255. 226 /27
Pembagian jaringannya adalah:
192.168.31.0 192.168.31.31
192.168.31.32 192.168.31.63
192.168.31.64 192.168.31.95
192.168.31.96 192.168.31.127
192.168.31.128 192.168.31.159
192.168.31.160 192.168.31.191
192.168.31.192 192.168.31.223
192.168.31.224 192.168.31.255
Maka untuk lantai 1 menggunakan IP dari 192.168.31.0 192.168.31.31

Maka untuk lantai 2 menggunakan IP dari 192.168.31.32 192.168.31.63


Maka untuk lantai 3 menggunakan IP dari 192.168.31.64 192.168.31.95

Keterangan:
Gedung 3
Seperti gambar 3
Untuk Gedung satu terdiri dari 3 lantai di mana terdapat jumlah
workstation ada 30 unit PC di dalamnya
Untuk Akses internet dengan ISP Indosat dengan bandwidth 1 MB
Untuk LAN menggunakan kabel UTP dengan topologi Bus.
Desain Jaringan BackBone Gedung 3:
Teknik subnetting yang di gunakan:
Pada gedung 1 terdapat 60 PC maka, 2^?=30+2..
2^5=32
2^5=30+2
Kami memberikan IP Adress pada jaringan 192.168.31.0
Net mask = 11111111.11111111.11111111.11100000 /27
255. 255. 255. 226 /27
Pembagian jaringannya adalah:
192.168.32.0 192.168.32.31
192.168.32.32 192.168.32.63
192.168.32.64 192.168.32.95
192.168.32.96 192.168.32.127
192.168.32.128 192.168.32.159
192.168.32.160 192.168.32.191
192.168.32.192 192.168.32.223
192.168.32.224 192.168.32.255
Maka untuk lantai 1 menggunakan IP dari 192.168.32.0 192.168.32.31
Maka untuk lantai 2 menggunakan IP dari 192.168.32.32 192.168.32.63
Maka untuk lantai 3 menggunakan IP dari 192.168.32.64 192.168.32.95
Keterangan:
Gedung 4
Seperti gambar 3
Untuk Gedung satu terdiri dari 3 lantai di mana terdapat jumlah
workstation ada 30 unit PC di dalamnya
Untuk Akses internet dengan ISP Indosat dengan bandwidth 1 MB
Untuk LAN menggunakan kabel UTP dengan topologi Bus.

Desain Jaringan BackBone Gedung 4:

Perangkat yang digunakan pada gedung 4:


Teknik subnetting yang di gunakan:
Pada gedung 1 terdapat 60 PC maka, 2^?=30+2..
2^5=32
2^5=30+2
Kami memberikan IP Adress pada jaringan 192.168.31.0
Net mask = 11111111.11111111.11111111.11100000 /27
255. 255. 255. 226 /27
Pembagian jaringannya adalah:
192.168.33.0 192.168.33.31
192.168.33.32 192.168.33.63
192.168.33.64 192.168.33.95
192.168.33.96 192.168.33.127
192.168.33.128 192.168.33.159
192.168.33.160 192.168.33.191
192.168.33.192 192.168.33.223
192.168.33.224 192.168.33.255
Maka untuk lantai 1 menggunakan IP dari 192.168.33.0 192.168.33.31
Maka untuk lantai 2 menggunakan IP dari 192.168.33.32 192.168.33.63
Maka untuk lantai 3 menggunakan IP dari 192.168.33.64 192.168.33.95
Rancangan Jaringan Antar Gedung:

Pada jaringan yang akan menghubungkan antar gedung ini kami


menerapkan topologi mesh, hal ini dikarenakan topologi mesh
mengkoneksikan masing masing swicth pada gedung sehingga jika terjadi
interprensi atau putusnya jaringan antar satu titik antara swicth satu
dengan yang lainnya , secara otomatis jaringan akan mencari jalur lain.
Sehingga pada desain jaringan ini tidak akan terjadi putusnya komunikasi
antar gedung.
Untuk swicth gedung 1 memiliki IP : 192.168.1.1/29
Untuk swicth gedung 2 memiliki IP : 192.168.1.2/29
Untuk swicth gedung 3 memiliki IP : 192.168.1.3/29

Untuk swicth gedung 4 memiliki IP : 192.168.1.4/29


Untuk swicth gedung 5 memiliki IP : 192.168.1.5/29
Untuk gateway , karena gedung satu merupakan central / pusat maka ip
address pada gedung 1 digunakan sebagai gateway pada gedung
gedung berikutnya.

Jaringan Fisik (Topologi Jaringan)

Mungkin kelihatannya aneh untuk berbicara tentang "fisik" ketika membangun


jaringan nirkabel. Padahal fisik adalah bagian dari jaringan bukan? Dalam
jaringan nirkabel, fisik media yang digunakan untuk komunikasi jelas energi
elektromagnetik. Tetapi dalam konteks ini, jaringan fisik merujuk kepada topik
bagaimana untuk menempatkan sesuatu.
Bagaimana anda mengatur peralatan sehingga anda dapat mencapai pelanggan
nirkabel anda? Apakah mereka mengisi sebuah bangunan kantor atau tersebar di
wilayah yang luasnya beberapa kilometer, jaringan nirkabel yang alami ini diatur
dalam tiga konfigurasi logis: sambungan point-to-point, sambungan point-tomultipoint, dan awan multipointto-multipoint. Sementara berbagai bagian dari
jaringan anda dapat mengambil keuntungan
dari semua ketiga konfigurasi ini, setiap sambungan akan menggunakan salah
satu dari topologi ini.

Point-to-point
Sambungan point-to-point biasanya menyediakan sebuah koneksi internet
dimana akses lain tidak tersedia. Satu sisi dari sambungan point-to-point
memiliki koneksi internet, sementara yang lain menggunakan sambungan
tersebut untuk mencapai Internet. Misalnya, sebuah universitas mungkin
mempunyai sambungan frame relay atau VSAT yang cepat di tengah kampus,
tetapi tidak mampu untuk membuat sambungan tersebut bagi bangunan penting

yang ada di luar kampus. Jika bangunan utama di kampus memiliki pandangan
terbuka ke bangunan diluar kampus, sambungan point-to-point dapat digunakan
untuk membuat kedua bangunan tersebut tersambung. Hal ini dapat berupa
tambahan atau bahkan menggantikan sambungan dial-up. Dengan antena yang
tepat dan line of sight, sambungan point-to-point yang melebihi tiga puluh
kilometer adalah mungkin.

Tentu saja, setelah sebuah sambungan point-to-point dibuat, banyak yang dapat
dilakukan untuk memperluas jaringan lebih lanjut. Jika bangunan jauh seperti di
contoh berada di bagian atas bukit yang tinggi, mungkin dapat melihat lokasi
penting lainnya yang tidak dapat dilihat secara langsung dari pusat kampus.
Dengan menginstal sambungan point-to-point di daerah terpencil, node lain
dapat bergabung dengan jaringan dan menggunakan koneksi internet dari pusat.

Sambungan point-to-point belum tentu harus melibatkan akses Internet.


Misalnya anda harus secara fisik berkendaraan ke stasiun pemantauan cuaca
yang jauh, yang tinggi di bukit, dalam rangka untuk mengumpulkan data dan
mencatat dari waktu ke waktu. Anda dapat menghubungkan tempat tersebut
dengan menggunakan sambungan point-to-point, yang memungkinkan
pemantauan data secara realtime, tanpa harus melakukan perjalanan ke situs.
Jaringan nirkabel dapat menyediakan bandwidth yang cukup besar untuk
membawa data yang besar (termasuk audio dan video) antara dua titik yang
memiliki sambungan ke masing-masing, bahkan tanpa adanya sambungan
langsung ke internet.

Point-to-multipoint
Tata letak jaringan yang juga sering dihadapi adalah point-to-multipoint. Apabila
beberapa node
berbicara ke pusat akses, ini merupakan aplikasi point-to-multipoint. Contoh
yang khas dari tata letak point-to-multipoint adalah penggunaan akses point
nirkabel yang menyediakan sambungan ke beberapa laptop. Laptop tidak
berkomunikasi satu sama lain secara langsung, tetapi harus dalam wilayah akses
point untuk dapat menggunakan jaringan.

Jaringan point-to-multipoint dapat juga diterapkan pada contoh kami sebelumnya


di universitas. Misalnya bangunan remote di atas bukit terhubung ke pusat
kampus menggunakan sambungan point-to-point. Daripada menyiapkan
beberapa sambungan point to-point untuk mendistribusikan sambungan
internet, sebuah antena dapat digunakan asalkan
terlihat oleh beberapa bangunan remote tersebut. Ini adalah contoh klasik dari
sambungan wide area point (daerah terpencil di bukit) untuk multipoint (banyak
bangunan di lembah).

Perlu diketahui bahwa ada sejumlah masalah kinerja dengan penggunaan


sambungan pointto-multipoint untuk jarak sangat jauh, yang akan dijelaskan
kemudian dalam bab ini. Jenis sambungan tersebut mungkin digunakan dalam
beberapa kondisi, tetapi jangan sampai membuat kesalahan klasik dengan
menginstalasi sebuah menara radio dengan daya besar di tengah kota dan
mengharapkan agar dapat melayani ribuan pelanggan, seperti yang akan anda
lakukan dengan sebuah stasiun radio FM . Seperti yang akan kita lihat, jaringan
data dua arah mempunyai perilaku yang sangat berbeda dari radio siaran.

Multipoint-to-multipoint
Tipe tata letak jaringan yang ke tiga adalah jaringan multipoint-to-multipoint,
yang juga disebut sebagai ad-hoc atau jaringan mesh. Dalam jaringan
multipoint-to-multipoint, tidak ada kewenangan pusat. Setiap node pada jaringan
dapat membawa lalu lintas data dari setiap node lainnya yang memerlukan, dan
semua node berkomunikasi satu sama lain secara langsung.

Manfaat dari tipe topologi jaringan ini bahwa walaupun tidak ada satupun node
yang tersambung ke akses point, mereka dapat tetap berkomunikasi satu sama

lain. Implementasi jaringan mesh yang baik akan mampu menyembuhan diri
sendiri, yang berarti bahwa mereka secara otomatis mendeteksi masalah routing
dan memperbaikinya sesuai kebutuhan. Memperluas jaringan mesh sangat
mudah sekali, sesederhana menambahkan node. Jika salah satu node dalam
"awan jaringan" yang kebetulan berfungsi sebagai gateway internet, maka
koneksi ke Internet dapat dibagi antara semua klien.

Dua (2) kerugian topologi mesh, yaitu, peningkatkan kompleksitas dan kinerja
yang lebih rendah. Keamanan jaringan mesh dikhawatirkan, karena setiap
peserta berpotensi membawa lalu lintas dari node lainnya. Jaringan multipointto-multipoint cenderung sulit untuk dilakukan troubleshoot, karena banyaknya
perubahan variabel karena banyaknya node yang bergabung dan meninggalkan
jaringan. Awan jaringan multipoint-to-multipoint biasanya mempunyai kapasitas
yang lebih terbatas dibandingkan dengan jaringan point-to-point atau point-to
multipoint, karena tambahan overhead pengelolaan jaringan untuk routing dan
peningkatan perebutan di spektrum radio.

Namun demikian, jaringan mesh berguna dalam banyak keadaan. Kami akan
memperlihatkan sebuah contoh bagaimana membangun jaringan mesh
multipoint-to multipoint menggunakan routing protokol OLSR.

Perancangan jaringan wireless wds mesh


Teori Singkat
Wireless Distribution System (WDS) adalah sistem yang memungkinkan
interkoneksi Wireless dalam jaringan draft IEEE 802.11. Sistem yang
memungkinkan perluasan jaringan wireless melalui beberapa akses poin
tanpa memerlukan backbone kabel untuk menghubungkan akses poin
tambahan tersebut, tidak seperti pada infrastruktur WLAN tradisional.
Keuntungan utama WDS adalah ia mempertahankan alamat MAC paket
klien di seluruh hubungan antara access point. Anda yang menggunakan
otentifikasi dengan router-OS atau mikrotik, tentu pernah mengalami
kasus pengguna yang mengakses pada repeater bukan AP induk,
terpental logout kembali ke halaman login bila otentifikasi routerOS diset
hanya mengijinkan 1 ID untuk tiap MAC address, karena AP repeater yang
tidak diset sebagai WDS akan terbaca oleh mikrotik sebagai klien dengan
1 MAC address, bila ada MAC address kedua atau klien kedua yang
mengakses dari AP repeater yang sama, maka mikrotik akan
mengeluarkannya dari halaman login untuk pengamanan. Sebuah Access
Point dapat berupa stasiun pangkalan utama di BTS, relay atau remote. AP
di pangkalan utama biasanya dihubungkan ke kabel Ethernet. Sebuah
base station relay, merelay data antara AP di base stasiun induk ke AP di
pangkalan yang lebih jauh, ke klien wireless atau AP relay lainnya untuk
terkoneksi ke AP induk atau ke base station relay lainnya. Sebuah stasiun
terjauh menerima permintaan koneksi dari klien wireless dan melewati

mereka (AP relay/ repeater) untuk sampai ke stasiun relay atau hingga ke
AP di stasiun master. Sambungan antara "klien" yang dibuat,
menggunakan alamat MAC bukan dengan IP (sumber: Wikipedia). WDS
juga dapat disebut sebagai repeater mode karena muncul untuk
menjembatani dan menerima klien wireless pada waktu yang sama. Untuk
membuat WDS kita membutuhkan setidaknya 2 Access Point di tempat
yang berbeda, satu sebagai master Access Point WDS dan yang lain
sebagai relay Access Point WDS. Pada sekitar tahun 2006, penulis hanya
menemukan merek-merek tertentu yang memiliki fitur WDS, sekarang
hampir semua merek di pasaran telah memasukkan fitur WDS sebagai
fitur standarnya.

Topologi Jaringan

Anda mungkin juga menyukai