Untuk Kali ini kami akan menrancang Jaringan LAN antara 5 Gedung yang
mna denah gedung tersebut seperti gambar di bawah ini:
gambar 1
Keterangan:
Gedung 1
Untuk Gedung satu terdiri dari 3 lantai di mana terdapat jumlah
workstation ada 60 unit PC di dalamnya
Untuk Akses internet dengan ISP Indosat dengan bandwidth 1 MB
Untuk Pada lantai 1 terdapat ruang server dimana terdapat 4 server yaitu:
Mail server, Web Server, Proxi server, Data Base server.
Untuk LAN menggunakan kabel UTP dengan topologi star
Desain Jaringan BackBone Pada gedung 1:
gambar 2
Perangkat yang digunakan pada gedung 1:
192.168.30.63
Maka untuk lantai 2 menggunakan IP dari 192.168.30.64
192.168.30.127
Maka untuk lantai 2 menggunakan IP dari 192.168.30.128
192.168.30.191
Keterangan:
Gedung 2
gambar 3
Untuk Gedung satu terdiri dari 3 lantai di mana terdapat jumlah
workstation ada 30 unit PC di dalamnya
Untuk Akses internet dengan ISP Indosat dengan bandwidth 1 MB
Untuk LAN menggunakan kabel UTP dengan topologi Bus
Desain Jaringan BackBone Gedung 2:
Seperti gambar 3
Teknik subnetting yang di gunakan:
Pada gedung 1 terdapat 60 PC maka, 2^?=30+2..
2^5=32
2^5=30+2
Kami memberikan IP Adress pada jaringan 192.168.31.0
Net mask = 11111111.11111111.11111111.11100000 /27
255. 255. 255. 226 /27
Pembagian jaringannya adalah:
192.168.31.0 192.168.31.31
192.168.31.32 192.168.31.63
192.168.31.64 192.168.31.95
192.168.31.96 192.168.31.127
192.168.31.128 192.168.31.159
192.168.31.160 192.168.31.191
192.168.31.192 192.168.31.223
192.168.31.224 192.168.31.255
Maka untuk lantai 1 menggunakan IP dari 192.168.31.0 192.168.31.31
Keterangan:
Gedung 3
Seperti gambar 3
Untuk Gedung satu terdiri dari 3 lantai di mana terdapat jumlah
workstation ada 30 unit PC di dalamnya
Untuk Akses internet dengan ISP Indosat dengan bandwidth 1 MB
Untuk LAN menggunakan kabel UTP dengan topologi Bus.
Desain Jaringan BackBone Gedung 3:
Teknik subnetting yang di gunakan:
Pada gedung 1 terdapat 60 PC maka, 2^?=30+2..
2^5=32
2^5=30+2
Kami memberikan IP Adress pada jaringan 192.168.31.0
Net mask = 11111111.11111111.11111111.11100000 /27
255. 255. 255. 226 /27
Pembagian jaringannya adalah:
192.168.32.0 192.168.32.31
192.168.32.32 192.168.32.63
192.168.32.64 192.168.32.95
192.168.32.96 192.168.32.127
192.168.32.128 192.168.32.159
192.168.32.160 192.168.32.191
192.168.32.192 192.168.32.223
192.168.32.224 192.168.32.255
Maka untuk lantai 1 menggunakan IP dari 192.168.32.0 192.168.32.31
Maka untuk lantai 2 menggunakan IP dari 192.168.32.32 192.168.32.63
Maka untuk lantai 3 menggunakan IP dari 192.168.32.64 192.168.32.95
Keterangan:
Gedung 4
Seperti gambar 3
Untuk Gedung satu terdiri dari 3 lantai di mana terdapat jumlah
workstation ada 30 unit PC di dalamnya
Untuk Akses internet dengan ISP Indosat dengan bandwidth 1 MB
Untuk LAN menggunakan kabel UTP dengan topologi Bus.
Point-to-point
Sambungan point-to-point biasanya menyediakan sebuah koneksi internet
dimana akses lain tidak tersedia. Satu sisi dari sambungan point-to-point
memiliki koneksi internet, sementara yang lain menggunakan sambungan
tersebut untuk mencapai Internet. Misalnya, sebuah universitas mungkin
mempunyai sambungan frame relay atau VSAT yang cepat di tengah kampus,
tetapi tidak mampu untuk membuat sambungan tersebut bagi bangunan penting
yang ada di luar kampus. Jika bangunan utama di kampus memiliki pandangan
terbuka ke bangunan diluar kampus, sambungan point-to-point dapat digunakan
untuk membuat kedua bangunan tersebut tersambung. Hal ini dapat berupa
tambahan atau bahkan menggantikan sambungan dial-up. Dengan antena yang
tepat dan line of sight, sambungan point-to-point yang melebihi tiga puluh
kilometer adalah mungkin.
Tentu saja, setelah sebuah sambungan point-to-point dibuat, banyak yang dapat
dilakukan untuk memperluas jaringan lebih lanjut. Jika bangunan jauh seperti di
contoh berada di bagian atas bukit yang tinggi, mungkin dapat melihat lokasi
penting lainnya yang tidak dapat dilihat secara langsung dari pusat kampus.
Dengan menginstal sambungan point-to-point di daerah terpencil, node lain
dapat bergabung dengan jaringan dan menggunakan koneksi internet dari pusat.
Point-to-multipoint
Tata letak jaringan yang juga sering dihadapi adalah point-to-multipoint. Apabila
beberapa node
berbicara ke pusat akses, ini merupakan aplikasi point-to-multipoint. Contoh
yang khas dari tata letak point-to-multipoint adalah penggunaan akses point
nirkabel yang menyediakan sambungan ke beberapa laptop. Laptop tidak
berkomunikasi satu sama lain secara langsung, tetapi harus dalam wilayah akses
point untuk dapat menggunakan jaringan.
Multipoint-to-multipoint
Tipe tata letak jaringan yang ke tiga adalah jaringan multipoint-to-multipoint,
yang juga disebut sebagai ad-hoc atau jaringan mesh. Dalam jaringan
multipoint-to-multipoint, tidak ada kewenangan pusat. Setiap node pada jaringan
dapat membawa lalu lintas data dari setiap node lainnya yang memerlukan, dan
semua node berkomunikasi satu sama lain secara langsung.
Manfaat dari tipe topologi jaringan ini bahwa walaupun tidak ada satupun node
yang tersambung ke akses point, mereka dapat tetap berkomunikasi satu sama
lain. Implementasi jaringan mesh yang baik akan mampu menyembuhan diri
sendiri, yang berarti bahwa mereka secara otomatis mendeteksi masalah routing
dan memperbaikinya sesuai kebutuhan. Memperluas jaringan mesh sangat
mudah sekali, sesederhana menambahkan node. Jika salah satu node dalam
"awan jaringan" yang kebetulan berfungsi sebagai gateway internet, maka
koneksi ke Internet dapat dibagi antara semua klien.
Dua (2) kerugian topologi mesh, yaitu, peningkatkan kompleksitas dan kinerja
yang lebih rendah. Keamanan jaringan mesh dikhawatirkan, karena setiap
peserta berpotensi membawa lalu lintas dari node lainnya. Jaringan multipointto-multipoint cenderung sulit untuk dilakukan troubleshoot, karena banyaknya
perubahan variabel karena banyaknya node yang bergabung dan meninggalkan
jaringan. Awan jaringan multipoint-to-multipoint biasanya mempunyai kapasitas
yang lebih terbatas dibandingkan dengan jaringan point-to-point atau point-to
multipoint, karena tambahan overhead pengelolaan jaringan untuk routing dan
peningkatan perebutan di spektrum radio.
Namun demikian, jaringan mesh berguna dalam banyak keadaan. Kami akan
memperlihatkan sebuah contoh bagaimana membangun jaringan mesh
multipoint-to multipoint menggunakan routing protokol OLSR.
mereka (AP relay/ repeater) untuk sampai ke stasiun relay atau hingga ke
AP di stasiun master. Sambungan antara "klien" yang dibuat,
menggunakan alamat MAC bukan dengan IP (sumber: Wikipedia). WDS
juga dapat disebut sebagai repeater mode karena muncul untuk
menjembatani dan menerima klien wireless pada waktu yang sama. Untuk
membuat WDS kita membutuhkan setidaknya 2 Access Point di tempat
yang berbeda, satu sebagai master Access Point WDS dan yang lain
sebagai relay Access Point WDS. Pada sekitar tahun 2006, penulis hanya
menemukan merek-merek tertentu yang memiliki fitur WDS, sekarang
hampir semua merek di pasaran telah memasukkan fitur WDS sebagai
fitur standarnya.
Topologi Jaringan