Assalamu’alaikum.wr.wb
Salam sejahtera dan Semangat Pagi !
CorpU sangat senang berperan dalam proses pembentukan Agent of Change. Salah satu
pendukung sukses proses Change Management adalah adanya panduan penggunaan tool yang
mudah diakses dan dipahami. Buku ini merupakan hasil peng-kaya-an Expert saat terlibat dalam
implementasi di Witel Jabar Timur. Penambahan informasi RFS (Resource Facing Service),
standar penamaan Perangkat dan Penyambungan Perangkat dan penggunaan menu Execute
Rule sudah termuat dalam Buku Panduan New OSS UIM (Unified Inventory Management ) dan
NI (Network Integrity) versi 2. Diharapkan buku panduan ini dapat digunakan untuk kebutuhan
manajemen dan petugas terkait.
Dwi Heriyanto B.
NIK. 660302
Assalamu’alaikum.wr.wb
Salam sejahtera dan Semangat Pagi !
HALIM SULASMONO
NIK. 602037
Assalamu’alaikum.wr.wb
Salam sejahtera dan Semangat Pagi !
FEBRI EGASMARA
NIK. 730270
Joko Supriyanto
NIK. 660431
Diharapkan buku panduan ini dapat menjembatani kebutuhan user dan siapapun user
yang mendapat tugas baru di Inventory dapat mempelajarinya sambil mempraktekannya di
aplikasi sehingga memudahkan dalam penyiapan kader Inventory.
1. Jajaran manajemen CORPU khususnya SGM TCUC Bpk. Dwi yang telah mendukung
penulis dalam kegiatan implementasi New OSS;
2. PM Enhancement New Capability OSS Bpk. Febri Egasmara atas support dan arahannya
dalam kegiatan implementasi New OSS ;
3. Tim Project ITSS : Bpk.Joko Supriyanto dan Bpk. Arianto Setiawan serta Bpk. Ilham
Pratama,Bpk. Imam dan Bpk.Edward , Ibu Ana dan Ibu Merina dari Telkom Sigma dalam
kelengkapan materi;
4. Bpk. Parpunguan Simanjuntak sebagai partner dalam kegiatan Change Management
5. Serta rekan kerja lainnya yang telah membantu dan memberi masukan dalam proses
pembuatan buku panduan ini.
Panduan ini akan terus direvisi mengikuti perkembangan dan up date aplikasi sejalan dengan
implementasi secara nasional.
Akhir kata penulis menyadari tentunya masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, maka
saran dan masukan pembaca sangat diharapkan
Penulis,
Expert 3 Group of Competence Center
Kegiatan Inventory yang akan dikerjakan oleh petugas Data Management pada New OSS
adalah menginputkan perangkat/alat produksi di aplikasi UIM (Unified Inventory Management),
Discovery perangkat aktif (MSAN,OLT,DSLAM,RDSLAM) di NI7 (Network Integrity) dan
menyambungkannya di aplikasi UIM. Apabila terjadi perubahan/modifikasi pada alat produksi
maka perubahan dilakukan di UIM.
UIM sebagai Sistem Informasi Manajemen alat produksi memberikan penyajian data
teknik alat produksi yang ada di PT Telkom. Fungsi UIM adalah untuk menginputkan perangkat
baru, menyambungkannya dan menginputkan adanya perubahan akibat migrasi/omset/rusak
dan lain-lain.
Terkait dengan Service/Layanan, UIM memuat RFS (Resource Facing Service). RFS ter-
create saat PS (Peng-kring-an). RFS sangat dibutuhkan saat melakukan proses modifikasi
layanan.
Selain UIM, dalam buku ini dibahas tentang Network Integrity sebagai aplikasi yang
berfungsi untuk meng-import data Network Element khusus untuk perangkat aktif. NI berfungsi
untuk melakukan koreksi terhadap data NE yang ada di UIM dengan yang ada di lapangan. NI
dapat digunakan untuk melakukan up date secara sistem terhadap koreksi yang sudah
teridentifikasi. NI dapat dijadwalkan untuk melakukan setting secara sistem.
1.2. Jaringan Lokal Akses Fiber Optik dan Tembaga untuk Telepon
Pembuatan perangkat pada aplikasi New OSS menggunakan modul UIM (Unified
Inventory Management). Akses aplikasi adalah : http://noss.telkom.co.id/Inventory/UIM.
Browser yang digunakan Mozilla Firefox/Chrome/Internet Explorer.
Untuk dapat akses ke aplikasi harus memiliki hak akses sesuai dengan UAM (User Access
Matrix) yang sudah ditentukan. Apabila belum terdaftar dapat menghubungi petugas helpdesk
ISC untuk menanyakan prosedurnya.
Masukkan user name dan password Anda lanjutkan dengan meng-klik Login/Enter.
Apabila Anda memiliki hak akses maka akan muncul halaman muka UIM adalah sebagai berikut :
Pada pembuatan perangkat akan dibedakan untuk perangkat POTS dan kombinasinya dan untuk
perangkat Fiber .
b. Isi kolom yang kosong sesuai alamat lokasi ODP baru dibuat. Parameter alamat mengisi
format pengisian yang ada di i-SIska.
Negara Negara
Propinsi (Mandatory) Pilih propinsi
o FTTX_Splitter 1to8
o Splitter akan tercreate secara otamatis terdiri atas 1 Inlet Splitter dan x
Outlet Splitter (x = jumlahnya sesuai dengan pemilihan tipe Splitter)
o ODP_Panel_Interface (Cassette) optional apabila di lapangan ada
Dalam ODP_Panel_Interface memiliki Port Uplink dan Port Downlink. Port Uplink
dan Port Downlink harus dicreate manual.
c. Penamaan ODP mengikuti aturan KR11
Format penamaan : ODP-[Code_Region]-[Code_Device]/[Device_Number]
Contoh : ODP-CBN-FAA/01
Specification Name
FTTX_ODP ODP-CBN-FAA/01
ODP_Panel PANEL01
FTTX_Splitter_1to8 SPL01
d. Sambungan antar elemen menggunakan jenis sambungan Patch_Cable_Core.
e. Format penamaan penyambungan antar elemen belum distandarisasikan. Tetapi
sementara dapat menggunakan format di bawah ini untuk memudahkan
pencarian penyambungan.
Karateristik Deskripsi
Karateristik Deskripsi
Specification ODP_Panel
Name Format Penamaan : (Nama Area) (STO) (Nama
Perangkat) Panel Drop
Description Jika ada (opsional)
Network/Entity Pilih Property Location yang sesuai
Location STO
Posisi kursor pada FTTX_ODP yang sudah dibuat.Lalu Klik . Pilih yang FTTX_Splitter 1to8.
Karateristik Deskripsi
Posisi kursor pada FTTX_ODP. Pilih ODP_Panel Interface. Isi pada kolom sbb :
Karateristik Deskripsi
Specification ODP_Panel_Interface
Name Format Penamaan : (Nama Area) (STO) (Nama
Perangkat) Cassette (no panel)
Description Jika ada (opsional)
Network/Entity Pilih Property Location yang sesuai
Location STO
Serial Number Serial Number jika ada
II.1.2.5. Membuat Port Uplink dan Port Downlink pada Panel ODP
Pada Panel ODP terdapat uplink port dan down link port. Pada panduan ini dicontohkan
untuk membuat Uplink Port. Cara membuat ODP Uplink Port adalah Klik Panel ODP lalu
klik kanan pada mouse lalu dilanjutkan dengan pilihan Create Port.
Karateristik Deskripsi
Specification ODP_Panel_Uplink_Port
Name kosongkan
- Klik Save and Close. Hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Ulangi langkah yang sama untuk membuat Downlink Port. Lihat hal. 19
Pembuatan Custom Involment antara ODP dengan STO adalah untuk menetapkan
bahwa ODP masuk STO tersebut. Pembuatan Custom Involvement untuk memunculkan ODP
tersebut di aplikasi StarClick sehingga saat Fulfillment di StarClick maka dapat dijual potensi
alpro-nya. Custom Involvement dibuat untuk ODP yang baru di-create di UIM.
a. Terlebih dahulu tampilkan ODP yang sudah dibuat dari menu Physical Device. Cari field
Custom Involvement
f. Isi pada kolom Involment Specification Organisation_Mapping. Lalu klik Save and Close
Dilakukan untuk mapping area DP. Biasanya mapping area DP untuk DP yang dicatu oleh MSAN.
a. Pada halaman Physical Device Summary untuk ODP yang sudah dibuat klik pada Associate di
bawah menu Inventory Groups
Characteristic Description
Specification Service_Area
e. Pilih pada Service_Area yang sudah dibuat di kolom Inventory Group lalu klik OK
o Pada kolom Custom Involvement pilih STO yang akan dihapus untuk dipindahkan.
o Untuk me-link-an ke STO yang baru maka klik pada Involve and select Custom Object di
kolom Custom Involvements. Selanjutnya lihat pada II.1.3. Membuat Custom
Involvement antara Physical Device ODP dan STO.
o Klik pada Edit pojok kanan atas pada halaman Physical Device Summary
o Pada kolom search inputkan nama ODP yang akan dihapus, misal : search with Name
– CJA_32-GCLA001 GCLA001 lalu klik Search
o Akan muncul pop-up untuk konfirmasi ulang apakah yakin untuk di delete. Klik Yes.
1. Folder : FTTX_ODC
2. Sub folder :
Dalam ODC_Panel_Outlet memiliki Port Uplink dan Port Downlink. Port Uplink dan
Port Downlink harus dicreate manual.
o FTTX_Splitter 1to4.
Dalam sebuah splitter akan memiliki 1 Inlet Splitter dan x (4 atau 8 atau 16 sesuai
pemilihan jenis Splitter nya) Outlet Splitter. Pembuatan Inlet Splitter dan jumlah
Outlet Splitter terbentuk otomatis.
Dalam ODC_Panel_Inlet memiliki Port Uplink dan Port Downlink. Port Uplink dan
Port Downlink harus dicreate manual.
Dalam ODP_Panel_Interface memiliki Port Uplink dan Port Downlink. Port Uplink
dan Port Downlink harus dicreate manual.
a. Folder : FTTX_ODF
Dalam ODC_Panel_Outlet memiliki Port Uplink dan Port Downlink. Port Uplink dan Port
Downlink harus dicreate manual.
1. ODF
Naming Format : ODF-[Code_Region]
e.g : ODF-CBN
Specification Name
FTTX_ODF ODF-CBN
FTTX_ODF_Panel PANEL01
2. FTMO
Naming Format : [Network_Location]-FTMO/[Device_Number]
e.g : CBN-06 FTMO/01
Specification Name
FTTX_FTM CBN-06 FTMO/01
FTTX_FTM_Panel PANEL01
3. FTME
Naming Format : [Network_Location]-FTME/[Device_Number]
e.g : CBN-06 FTME/01
Specification Name
FTTX_FTM CBN-06 FTME/01
FTTX_FTM_Panel PANEL01
Pembuatan elemen pada perangkat ODF lihat kembali langkah-langkahnya pada II.1.2
II.1.4. OLT
Perangkat GPON diperoleh dari hasil Discovery di NI7. Cara mencari port GPON yang akan
disambung dengan ODF atau FTME
Tanda * menandakan wajib terisi. Pada tampilan ini menu Specification dan ID wajib terisi.
Jika Anda melakukan drill-down pada Specification, akan muncul tampilan seperti ini.
Karateristik Deskripsi
1.5. Physical Device Summary dari DP akan menampilkan informasi dari DP dan hirarki dari DP
tersebut. Hirarki terdiri dari parent dan child. Dalam hal ini, DP adalah parent dari DP
Downlink dan child dari Uplink Port dari perangkat yang akan terhubung sebagai parent DP.
b. Untuk membuat device RK, isilah Pipe Information seperti di bawah ini
Karateristik Deskripsi
Specification RK_Terminal
c. Selanjutnya hasil pembuatan perangkat RK akan tampil seperti tampilan dibawah. Abaikan
yang terlihat pada Consumers, Consumers akan berisi pipe ketika kita sudah melakukan
penyambungan dari device RK tersebut ke device yang lain (contoh: DP/MDF)
d. Select the device under the Physical Device Hierarchy and click on associate
Equipment
f. Kita akan membuat Panel Sekunder terlebih dahulu. Isilah informasi RK Panel
Sekunder seperti di bawah ini, kemudian Save and Close
Karateristik Deskripsi
Specification MDF
3.3. Tambahkan Panel Vertikal MDF. Klik pada device MDF Add Physical Device
3.4. Isilah informasi mengenai Panel Vertikal MDF seperti di bawah ini
Karateristik Deskripsi
Specification MDF_Vertikal_Panel
3.6. Tambahkan port uplink dan downlink pada Panel Vertikal . Klik kanan pada Panel Vertikal
Create Port. Isi sesuai panduan dibawah ini :
Karateristik Deskripsi
Specification MDF_Vertikal_Panel_Uplink_Port
Untuk pencarian physical device yang telah dibuat maka dapat di sort pada menu Name pilih
Start With isi dengan location name/network location yang telah dibuat, misalnya “3BDB
DGO_32”, lalu klik Search. Akan tampil physical device pada network location DGO_32 yang
telah kita buat.
Karateristik Deskripsi
Specification FTTX_ODF
4.3. Tambahkan panel secara manual. Untuk menambahkan panel, klik pada ODF dan Add
Physical Device
4.4. Kemudian klik Create dan isilah informasi mengenai Panel ODF seperti di bawah ini
Karateristik Deskripsi
Specification FTTX_ODF_Panel
Physical Device Summary ODF seperti di bawah ini. Panel ODF seara default tidak memiliki port,
secara manual kita harus menambahkan port untuk panel ODF tersebut.
4.8 Buat dua (2) port ODF, yaitu port uplink dan port downlink. Input informasi mengenai port
panel ODF seperti contoh di bawah ini untuk port down link. Lakukan hal yang sama untuk
port uplink
Karateristik Deskripsi
Specification ODF_Panel_Downlink_Port
Name kosongkan
Port Number 0
Pada contoh ini port MSAN yang digunakan adalah Huawei UA5000 CSRB-5278-
Frame:0/Slot:6/Card-H603CSRB .
Port RDSLAM yang akan digunakan untuk sambungan ke OC dan MDF pada contoh ini adalah ZTE
ZTE ZXDSL 9806H Shelf-12386-Shelf-1 (1)ZTE ZXDSL 9806H ASTEC-12389-ASTEC
Kita akan mencari perangkat OC yang sudah dimigrasikan ke UIM, yaitu perangkat OC yang satu
network location dengan perangkat pasif yang telah kita buat sebelumnya
1. Lakukan pencarian untuk perangkat 3BDT DGO_32 FTESTdi tab Resources Physical
Device field Name Search
2. Klik pada perangkat OC tersebut, kemudian kita akan melihat Physical Device Summary
untuk perangkat OC tersebut.
Pada contoh port OC yang digunakan adalah Optical Coupler Panel 1425038-3BDT DGO_32
FRA-S001 untuk sambungan ke DP dan RDSLAM pada saat create pipe nanti.
o Port to Port
o Device to Device
Device to Device adalah penyambungan antar perangkat. Misalnya dari ODP ke ODC,
ODC ke ODF, dan lain-lain.
Terlebih dahulu buat file dalam format .csv di notepad sebagai berikut :
III.1.2. Menyambungkan ODC Inlet Panel Downlink Port ke ODC Splitter Inlet Port
menggunakan Patch Cable Core
Pada Tab Resources Connectivity – Pipe klik Create. Isi kolom sbb :
o Specification : Patch Cable Core
o Penamaan : mengikuti format penamaan pada III.1.3.
o Medium : Fiber
o Transmision Signal Type : Optical
o Klik Save and Continue
o Muncul halaman Associate Physical Port. Pada kolom Physical Device Name inputkan
nama Inlet Panel yang sudah berhasil dibuat klik Search. Maka pada Search Results
akan menampilkan semua Inlet Panel. Klik pada baris Downlink Port yang akan
disambung klik OK.
Klik ID pada halaman Terminations Port Summary klik Item klik Physical Port.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut:
Tampil halaman Associate Physical Port. Pada kolom Physical Device Name inputkan
nama Splitter Inlet Port yang sudah berhasil dibuat. Maka pada bagian Search Results
Format penamaan penyambungan belum ada standarisasinya tetapi untuk sementara dapat
menggunakan format sebagai berikut :
1. ODP
Naming Format : [ODP Name] SPL[Port_Splitter]->PANEL[Port_Panel]
e.g : ODP-CBN-FAA/01 SPL01-1->PANEL01-1
Specification Name
Patch_Cable_Core ODP-CBN-FAA/01 SPL01-1->PANEL01-1
Specification Name
Patch_Cable_Core ODC-CBN-FAA SPL01-1->PANEL-DS01-1
3. FTM
Naming Format : [FTME Name] PANEL[Port_Panel]->[FTMO Name] PANEL[Port_Panel]
e.g : CBN-06 FTME/01 PANEL01->CBN-06 FTMO/01 PANEL01
Specification Name
Patch_Cable_Core CBN-06 FTME/01 PANEL01->CBN-06 FTMO/01
PANEL01
o Pada kolom Name masukkan nama ODC yang sudah berhasil dibuat klik Search klik
ODC klik OK.
o Ulangi untuk ID kedua untuk memasukkan ODP. Klik ID klik Item klik Physical
Device. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut:
Penyambungan ODC – ODF, ODF – OLT mengikuti cara penyambungan yang sama seperti
penyambungan Device to Device ODC – ODP
III.3. Use Case Kombinasi Penyambungan Device to Device dan Port to Port
III.3.2. P2P ODC Outlet Panel Downlink Port ke ODP Splitter Inlet Port
o Pada sambungan D2D yang sudah ter-create maka tambahan pipe pada menu Related
Pages.
o Klik Create
o Isi Nama sambungan. Untuk Description optional sesuai kebutuhan. Jangan lupa kolom
Quantity diisi jumlahnya. Lalu klik Save and Close
o Klik pada sambungan yang ada pada kolom Pipe Herarchy. Misal :
Pada contoh :
ID 1 : ID port dari ODC-CBN-FAC Cassette 01 port 1 Down Link Port
ID 2 : ID port dari ODC-CBN-FAD Cassette 01 port 1 Up Link Port
*) ODF/FTMO/FTME sesuai kondisi lapangan. Jika ada FTMO dan FTME maka
sambungkan dulu GPON – FTMO baru FTMO – FTME.
Pada POTS memiliki berbagai kombinasi penyambungan yang berfungsi untuk menyediakan
layanan Voice, Internet dan IPTV. Pada bagian ini kan dijelaskan petunjuk singkat membuat
perangkat dalam penyambungan POTS serta penyambungannya.
Penjelasan diberikan dengan menggambarkan konfigurasi penyambungan POTS dan perangkat
yang digunakannya.
Keterangan :
b. Pada Specification, pilih spesifikasi yang ingin Anda gunakan untuk pipe ini.
c. Secara otomatis ID ini akan AUTOGENERATE.
d. Pada field Name dan Description, isikan nama dan deskripsi (opsional). Name
mengikuti sesuai format
e. Pada field list Medium, pilih koneksi medium yang sesuai (Wireless, Metallic, Fiber,
Software, dsb) (opsional)
f. Pada list Transformation Signal, pilih tipe koneksi yang sesuai (opsional)
g. Pada Inventory Status dan Assignment Status, biasanya secara otomatis sudah terisi.
h. Pada Cable Pair, isikan angka dengan nilai yang sesuai.
i. Kemudian jika informasi yang diperlukan sudah terisi, klik Save and Continue.
1.4. Carilah device RK yang tadi telah kita buat pada sesi sebelumnya. Pada contoh Kolom Name
diisi pilih Starts with isi dengan 3BDB DGO_2 RZZ klik Search klik pada RK
terminal klik OK.
1.6. Kita sudah selesai membuat pipe Copper_Secondary_Cable yang menghubungkan device RK
ke device DP. Tab termination point akan terisi dengan dua device tersebut, seperti di
bawah ini
1.8. Lakukan pencarian untuk Port RK Secondary Downlink by equipment name. Klik pada
termination point pertama. Kemudian pada Termination Point Summary Tab Resource
Items Physical Port.
1.9 Lakukan pencarian port RK Secondary Downlink berdasarkan nama dari RK yang telah kita
buat di sesi sebelumnya. Kemudian klik OK
Karateristik Deskripsi
Medium Metallic
2.7. Klik pada termination point pertama Resource Termiantion Items Physical Port
2.9 Lakukan hal yang sama untuk pencarian port Panel Uplink Sekunder. Contoh gambar sebagai
berikut
3. Penyambungan RK - MSAN
3.1.Pada menu Resources klik Connectivity – Pipe klik Create
3.2. Gunakan spesifikasi Jumper Subterm sebagai kabel untuk penyambungan MSAN dengan RK.
Isilah informasi seperti di bawah ini.Akhiri dengan klik Save and Continue.
3.4. Klik pada termination point yang pertama, kemudian isilah dengan port MSAN
3.5. Lakukan pencarian port MSAN berdasarkan port yang tadi sudah kita tentukan sebelumnya.
Kemudian klik OK, dan tab Resources akan terisi oleh port tersebut
3.7. Lakukan pencarian port RK tersebut berdasarkan nama panel RK.Pilih port nya lalu klik OK.
4.4. Kemudian kita akan mengisi termination point pertama dengan port ODF (bebas, tidak ada
aturan dalam menentukan device mana yang harus diisi terlebih dahulu)
4.5. Klik pada termination point tab Resource Termination Items Physical Port. Khusus
untuk pencarian port ODF sebaiknya berdasarkan Physical Device Name. Isi pada kolom
Physical Device Name klik Search pilih port yang akan disambung klik OK
Summary Pipe
1. RK - DP : 3BDB DGO_32 RZZ -> DGO_32 RZZ001 S001
1.2. Kemudian pada termination point pertama, isilah dengan device Optical Coupler. Terlebih
dahulu lakukan pencarian termination point tab Resource Termination Items
Physical Port. Sebaiknya pencarian menggunakan ID perangkat.
10.6. Isilah termination point kedua pada Cable Pair dengan port DP
2.1. Buatlah pipe OC – RDSLAM. Isilah informasi pipe seperti di bawah ini :
2.2. Lalu klik Save and Continue . Pipe Summary yang sudah dibuat akan tampil sebagai berikut
ini :
2.3. Isilah termination point pertama dengan port RDSLAM. Gunakan menu termination point
tab Resource Termination Items Physical Port. Isikan pada kolom Equipment ID
Start with ID perangkat Search Klik pada port yang akan disambung klik OK
Akhiri dengan klik Save and Continue. Hasil pengisian akan tampil sebagai Pipe Summary sebagai
berikut :
Summary Pipe
1. ONU - DP : 3BDT DGO_32 FRA -> 3BDB DGO_32 RZZ001
1. Penyambungan DP – RK
1.1. Menggunakan penyambungan sebelumnya. Lakukan pengecekan pipe DP – RK. Lakukan
pencarian, pada tab Resources Connectivity – Pipe isi kolom Name dengan koneksi DP ke
RK klik Search. Kita dapat melihat pipe DP – RK yang telah dibuat sebelumnya.
a. Jenis specification untuk kabel utama yang menghubungkan device to device Copper
Secondary Cable, dengan name 3BDB DGO_32 RZZ -> DGO_32 RZZ001 S001(1-10)
Selanjutnya Copper Secondary Cable ini akan menjadi parent dari Cable Pair yang
merupakan child.
b. Jenis specification untuk kabel yang menghubungkan port to port Cable Pair, dengan
name 3BDB DGO_32 RZZ -> DGO_32 RZZ001 S001(1-10)_0
2. Penyambungan RK – MDF
2.1. Membuat pipe RK – MDF. Pada tab Resource Connectivity – Pipe Create
2.2. Isilah informasi mengenai pipe seperti di bawah ini. Untuk device RK ke MDF, kabel yang
akan digunakan adalah kabel primer Copper Primary Cable
2.4. Terlihat juga di Pipe Summary, bahwa terdapat child dari Copper Primary Cable pada Pipe
Hierarchy, yaitu Cable Pair, yang akan diisi dengan port RK dan port MDF.
3.1. Kita akan membueat pipe DSLAM – MDF. Pada tab Resource Connectivity – Pipe
Create
3.2. Isilah informasi mengenai pipe seperti di bawah ini. Untuk device DSLAM ke MDF, kabel yang
akan digunakan adalah Jumper Subterm. Pilih pada spesifikasi : Jumper Subterm
3.3. Setelah Save and Continue, Anda akan melihat Page Pipe Summary yang terdiri dari dua
termination point.
3.4. Isilah termination point pertama dengan port DSLAM yang sudah kita tentukan sebelumnya.
Kemudian klik OK
RFS adalah data resource yang harus dimiliki pada nomor layanan yang aktif.
Data resource yang harus dimiliki sebuah nomor layanan yang aktif adalah sebagai berikut :
Apabila RFS kosong pada sebuah nomor layanan aktif akan mengakibatkan kegagalan dalam
proses modifikasi dan migrasi layanan di StarClick. Untuk melengkapinya lakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
o IP NE (Network Element)
o No Rack, Shelf, Modul/Card, port berupa ID port di UIM
o Jenis NE
Contoh : Notel 0233318436 menduduki port GPON IP. 172.21.200.6.
Rack-Shelf-Modul-Port : 1-1-2/2
Catat ID port yang diperoleh dan pastikan pada Vendor Port Name sudah sesuai dengan data
yang ada.
Klik menu Services lalu pada Name tipe filter diganti contains. Inputkan notel/no internet yang
akan ditambahkan RFS nya lalu klik Search.
Isi pada Port ID no ID Port GPON Port sesuai data layanan yang dimiliki.
Lalu klik
Pilih jenis GPON nya adalah ZTE ZXA10 C300. Klik pada reference IP GPON lalu isikan IP GPON
pada kolom Name dengan pilihan filternya Contains.
Untuk update subscriber dibutuhkan data DP/ODP yang terhubung dengan layanan
pelanggan.
Lakukan query pada menu Physical Devices untuk mendapatkan ID panel downlink ODP-CKI-
FAC/03 port 1 yaitu 2845426
Proses yang dilakukan sama dengan up date Service Port. Klik pada menu Service inputkan
notelnya pada field Name dan difilter Contains. Untuk Up date Subscriber_Terminal_Port
dapat dilakukan bersamaan dengan Service Port.
Klik reference untuk Subscriber_Terminal_Port isi dengan ID ODP Panel downlink ODP-CKI-
FAC/03 port 1.
Demikian hal nya dengan IPTV. Query RFS nya menggunakan nomor Internet. Apabila
mengetahui nomor pelanggan nya dapat di-query menggunakan NCLI seperti langkah di bawah
ini .
VLAN (Virtual Local Area Network) merupakan pengembangan dari LAN. VLAN
adalah suatu model jaringan yang mirip dengan LAN namun tidak terbatas pada lokasi
fisik. VLAN dibuat berdasarkan koneksi logical bukan koneksi fisikal sehingga lebih
flesibel. VLAN membagi jaringan secara logical ke dalam beberapa subnetwork. VLAN
mengijinkan banyak subnet dalam jaringan yang menggunakan switch yang sama. Oleh
karena itu, jaringan ini dapat di konfigurasikan secara virtual dan tidak bergantung pada
lokasi fisik peralatan.
Teknologi VLAN memungkinan kelompok device dapat berkomunikasi asalkan
dihubungan dengan jaringan yang sama walaupun secara fisik berada pada segmen LAN
yang berbeda.
Fungsi VLAN adalah membuat pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel
dimana dapat dibuat segmen yang bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa
bergantung pada lokasi workstation.
VLAN ID
VLAN ID adalah nomor identitas VLAN , suatu informasi yang ditambahkan pada
setiap frame untuk mengijinkan pengiriman frame melalui switch mode trunk
Ada 2 range VLANID yaitu :
a. Normal Range VLAN (1-1005)
b. Extended Range VLAN (1006-4094)
VLAN MANAGEMENT
VLAN Manajemen adalah VLAN yang dikonfigurasikan untuk manajemen switch.
VLAN MAnajemen harus didefinisikan secara khusus. VLAN Manajemen diberi IP Address
dan subnet mask agar switch dapat dikelola melalui HTTP, Telnet, SSH atau SNMP.
Ada 3 konfigurasi VLAN yaitu :
o Voice VLAN : port dikonfigurasi dalam mode voice sehingga dapat mendukung IP
phone yang terhubung.
o Static VLAN : port switch dikonfigurasikan secara manual
o Dinamyc VLAN : menggunakan VMPS (VLAN Membership Policy Server) kita
dapat menandai port switch dengan VLAN secara dinamis berdasarkan MAC
Address yang terhubung dengan port.
I. Create VLAN
1. Pada menu sidebar UIM, pilih Custom Network Address kemudian klik tombol
Create pada menu yang berada pada kolom Search Result.
Specification VLANResource
I. Create IP Address
1. Pada menu sidebar UIM, pilih Custom Network Address kemudian klik tombol
Create pada menu yang berada pada kolom Search Result.
2. Masukan data seperti yang tertera berikut ini pada layar jendela yang tersedia:
Karakteristik Deskripsi
1. Omzetting Copper
Sebelum melakukan Omzetting hal yang perlu dilakukan adalah melihat pipe trail yang melekat
pada service. Misalkan Pelanggan A dengan nomor telepon 0234271565mengalami gangguan.
Melihat Service:
1. Pilih Menu Services pada bagian navigation
2. Pada bagian name pilih Contains dan masukkan data nomor telepon.
3. Search Results akan menampilkan 2 buah baris, yaitu CFS dan RFS. CFS berisikan informasi
pelanggan, dan RFS berisikan informasi data tekhnis pelanggan.
4. Pada bagian search results pilih bagian RFS. Untuk lebih jelasnya dapat lihat gambar berikut
ini:
5. Setelah memilih RFS, maka akan muncul Service Summary. Pilih version pada bagian
Configuration
1. Pada bagian Configuration temukan baris Service_Trail. Pilih link pada kolom Resources.
Lebih jelasnya dapat lihat gambar dibawah ini.
2. Setelah halaman Pipe Summary terbuka, pilih Related Pages, kemudian pilih Manual
Configure. Maka akan tampil halaman Manual Configure.Lebih jelasnya lihat gambar
dibawah ini.
1. Setelah memilih Manual Configure pada halaman Pipe Summary pilih bagian Pipe Parent.
2. Pada bagian Pipe Hierarchy expand Copper_Secondary_Cable. Pada bagian Consumer carilah
letak nomor telepon pelanggan.
3. Setelah diketahui nomor pelanggan itu berada, maka lankah selanjutnya adalah omzetting.
Melakukan Omzetting
Setelah mengetahui nomor pipe yang akan di omzetting beserta dengan pipe barunya, maka
langkah selanjutnya adalah:
1. Persiapkan teks file dengan extension .properties(pada contoh ini saya gunakan
test_omzeting.properties) dengan format seperti contoh dibawah ini:
Code Deskripsi
FAULTY_PAIR_LIST ID Pipe yang akan di Omzet, contoh: 381616
NEW_PAIR_LIST ID Pipe yang akan jadi tujuan Omzet, contoh: 381629
FAULTY_PAIR_ID_RANGE Rentang ID Pipe yang akan di Omzet, contoh: 381616-381619
NEW_PAIR_ID_RANGE Rentang ID Pipe yang akan jadi tujuan Omzet, contoh: 381629-381632
FAULTY_CABLE_ID ID Cable yang akan di Omzet, contoh: 381611
NEW_CABLE_ID ID Cable yang akan jadi tujuan Omzet, contoh: 381611
Untuk kasus ini, maka cukup isikan FAULTY_PAIR_LIST dan NEW_PAIR_LIST, karena hanya meng-
Omzet satu cable pair saja.
Catatan:
FAULTY_PAIR_LIST = pipe1,pipe2,pipe3
NEW_PAIR_LIST = pipe5,pipe6,pipe7
Contoh:
FAULTY_PAIR_LIST = 381313,381115,381189
NEW_PAIR_LIST = 381314,381116,381190
2. Setelah menyiapkan text seperti format diatas, maka langkah selanjutnya adalah pilih menu
Execute Rule. Pada bagian ruleset pilih OMZET_GROOM_REHOME_RULE, kemudian pilih file
yang sudah disiapkan sebelumnya dilanjutkan dengan menekan tombol Process. Lebih
jelasnya dapat lihat gambar dibawah ini:
3. Setelah pipe sudah berhasil di Omzet, maka dapat terlihat pada bagian Manual Configure
bahwa pipe pipe sudah berganti nama.
4. Hal yang sama dapat dilihat pada bagian Pipe Summary bahwa service yang diduduki pada
pipe 43 sudah dipindahkan kedalam pipe 41.
1. Setelah memilih Manual Configure pada halaman Pipe Summary pilih bagian Pipe Parent.
2. Pada bagian Pipe Hierarchy expand Copper_Primary_Cable. Pada bagian Consumer carilah
letak nomor telepon pelanggan.
Pelanggan 0234271565 berada pada cable pair 3CBN IM_33 -> IM_33 RK P091(1 - 400)-125 Akan
di ometting dengan cable pair3CBN IM_33 -> IM_33 RK P091(1 - 400)-126.
Melakukan Omzetting
Setelah mengetahui nomor pipe yang akan di omzetting beserta dengan pipe barunya, maka
langkah selanjutnya adalah:
1. Persiapkan teks file dengan extension .properties (pada contoh ini saya gunakan
test_omzeting.properties) dengan format seperti contoh dibawah ini:
2. Setelah menyiapkan text seperti format diatas, maka langkah selanjutnya adalah pilih menu
Execute Rule. Pada bagian ruleset pilih OMZET_GROOM_REHOME_RULE, kemudian pilih file
yang sudah disiapkan sebelumnya dilanjutkan dengan menekan tombol Process. Lebih
jelasnya dapat lihat gambar dibawah ini:
Discovery adalah salah satu kegiatan Inventory untuk menemukan perangkat aktif.
Discovery pada New OSS digunakan menggunakan aplikasi NI7 (Network Integrity7). Proses yang
dilakukan pada NI adalah membandingkan antara 2 set data yaitu UIM dan NE (Network
Elemen). Setelah dibandingkan selanjutnya diidentifikasi dan memfasilitasikannya terhadap
koreksi atas perbedaan data tersebut. Proses tersebut digambarkan pada gambar di bawah ini.
UIM Import
UIM Import digunakan untuk mengimport perangkat dari UIM ke dalam NI.
Network Discovery
Perangkat dikelola oleh NMS. NI dapat melakukan Network discover dengan memilih tipe Scan
Action sesuai dengan vendor perangkat. Ada 3 jenis NMS yaitu :
Discrepancy detection
Discovery akan melakukan deteksi terhadap 2 set data (UIM dan NE) apakah sudah
sesuai antar keduanya. Apabila belum maka NI akan men-generate discrepancies.
Discrepancy correction
Munculnya discrepancies dapat dikoreksi menggunakan fitur Discrepancies Correction.
User dapat men-generate koreksi discrepancies satu per satu atau secara bulk. Auto resolve
tersedia dan dapat dikerjakan secara system.
o Pilih Import Logical device,Import Physical device untuk meng-import data Physical
devices and logical devices.
o Pilih vendor perangkat sesuai NE yang akan di-import. Pilihan vendor ada 3 yaitu :
Huawei untuk Huawei, ZTE untuk ZTE dan Alcatel Lucent untuk ALU.
Note: Deteksi terhadap Discrepancies hanya berfungsi discovery scan sedangkan untuk Import
scan tidak berfungsi.
Huawei
o Pilih Huawei Gateway Filter pada Select parameter group.
o Centang discover Logical device, jika logical devices harus discovery.
o Jika Full NMS harus di-discovery maka centang Full NMS discovery option atau jika
menginginkan Scope IP harus diambil dari sebuah file centang Get Discovery Scope from
File option, nama file harus disebutkan sesuai cakupan daftar IP Address yang akan
ditambahkan.
Select TL1 Parameters option in Select Parameters Group fill Username, Password, Port,
Timeout seconds, Retries, and select transport protocol as TCP for NMS connection
ZTE
o Select ZTETl1ConnectionParameters in Select parameter group.
o If user wants to give scope IPs in UI only Gateway Filter List could be used and select
appropriate NE Filter Qualifier like Begins with or Equals or Range.
ALU
o UI Parameters in Select parameter group.
o Input SAM-O User Name, SAM-O Password Timeout and Retries, Socket timeout,
connection timeout values for NMS access.
o Select VLL Service Modeling, VPLS Service Modeling, Logicalmodeling.
o If user wants to give scope IPs in UI, ALU Device Filter List could be used and select
appropriate Gateway Filter Qualifier like Begins with or Equals or Range from drop
down.
3. Running a Scan
o Click on Manage Scans link
o Discrepancy Counts will show the number of discrepancies generated as Critical, Major,
Minor and Warning severity levels
o Discrepancy Report
o Click on a discrepancy will give you a better information on both network and Inventory
value and detail analysis.
o After Selecting all discrepancies click on Actions-> Update in UIM Resolution label , this
will add the selected discrepancies in to list of discrepancies to be corrected.
o Now click on submit, this will open submit window, all discrepancies which was in ready
state will be added to submit list now
6. Penjadwalan
The scan schedule determines when a scan executes. You can set a scan to execute
immediately, regularly, or on-demand. The frequency with which scans repeat is configurable. For
example, you can set scans to repeat at monthly intervals, on the second-last day of the month,
or at a set time every night.Schedule can be applied while time of scan creation or by editing for
an existing scan