sehingga
mengakibatkan
perdarahan-perdarahan.Penyakit
ini
banyak
ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di
seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter
di atas permukaan air laut.
Sekira 80% dari pasien (atau 8 dari 10 pasien) yang terinfeksi virus dengue
tidak menunjukkan gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan (seperti demam
biasa). Sekira 5% dari orang yang terinfeksi (atau 5 dari 100) akan mengalami infeksi
berat. Penyakit tersebut bahkan mengancam jiwa sedikit dari mereka. Pada sebagian
kecil penderita ini, penyakit tersebut mengancam jiwa.
Gejala akan muncul antara 3 dan 14 hari setelah seseorang terpajan virus
dengue. Seringkali gejala muncul setelah 4 hingga 7 hari. Oleh karena itu jika
seseorang baru kembali dari wilayah yang memiliki banyak kasus dengue, kemudian
ia menderita demam atau gejala lainnya setelah lebih dari 14 hari dia kembali dari
wilayah tersebut, kemungkinan penyakitnya tersebut bukan dengue.
Beberapa gejala yang sering terlihat pada kasus demam berdarah :
1. Badan demam panas tinggi lebih dari 2 hari
2. Nyeri pada ulu hati
3. Terdapat bercak bintik merah di kulit yang tidak hilang walau ditekan, ditarik,
diregangkan dan lain sebagainya.
4. Bisa mengeluarkan darah dari hidung (mimisan), muntah darah, dan melalui buang
air besar.
5. Penderita bisa pucat, gelisah, ujung kaki dan ujung tangan dingin.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemberantasan vector terdiri dari
fogging, abatisasi, pengawasan kualitas lingkungan dan pembersihan sarang nyamuk
(PSN).
Kegiatan fogging adalah pemberantasan nyamuk demam berdarah
menggunakan insektisida dengan cara pengasapan. Insektisida yang digunakan adalah
yaitu :
Jalan nafas
Jalan pencernaan, dan
Melewati kulit
Bila penanganan pengasapan dilakukan dengan cara yang tidak benar maka
hal ini akan membahayakan kesehatan masyarakat, disamping itu pula cara ini
memerlukan dana yang sangat mahal dalam pelaksanaannya.
Temephos berupa sand granules ditaburkan denganpasir sebagai carier
ke dalam bejana tempat penampungan air. Penaburan larvasida di tempat
penampungan air seperti tempat penampungan air, tempayan, drum dapat mencegah
timbulnya jentik nyamuk selam 2-3 bulan. Larvasida yang dipakai adalah abate 1%
dengan dosis 1 gram per 1000 liter air. Namun cara ini tidak menjamin terbasminya
tempat perindukn nyamuk secara permanen, karena masyarakat pada umumnya tidak
begitu senang dengan bau yang ditimbulkan larvasida selain itu pula diperlukan abate
secara rutin untuk keperluan pelaksanannya.
Kegiatan
pengawasan
kualitas
lingkungan,
adalah
kegiatan
yang
B. PERMASALAHAN DIMASYARAKAT
Ketidak tahuan masyarakat terhadap penyakit menjadi salah satu penyebab
dari banyak nya orang yang menderita penyakit DBD ini, banyak masyarakat yang
tidak mengetahui cara penanggulangan penyakit DBD ini, dan berpikir jika nyamuk
aedes aegypti ini hanya nyamuk biasa yang tidak membawa penyakit, kemudian
paradigma masyarakat yang masih menganut paradigma sakit padahal untuk
penyakait seperti DBD ini kita harus bisa menerapkan paradigma sehat karena salah
satu mencengah penyakit ini agar tidak terjangkit yaitu dengan cara pencegahan
ditambah lagi nyamuk aedes aegypti yang menjadi pembawa penyakit ini tumbuh
subur di Indonesia.
C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan hal diatas maka penulis berinisiatif untuk melakukan penyuluhan
tentang Demam Berdarah Dengue agar masyarakat bisa lebih tahu tentang penyakit
ini, cara penularan penyakit ini dan bagaimana menanggulangi penyakit ini, agar
penyakit ini tidak menyebar luas dan tidak menjadi masalah besar di masyarakat
D. PELAKSANAAN
Pada hari Senin, 15 Agiustus 2016 pukul 10.00 bertempat di Desa Ngampungan
Kec Bareng, Kan Jombang. Proses intervensi berupa penyuluhan dimulai dengan
DOKUMENTASI :