Anda di halaman 1dari 7

F5.

UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT


MENULAR DAN TIDAK MENULAR
PENYULUHAN DEMAM BERDARAH DENGUE
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis. Iklim tropis ini
hanya memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan juga musim kemarau. Disaat
adanya pergantian musim kemarau ke musim penghujan merupakan waktu dimana
terjadinya perkembangbiakan nyamuk. Selama ini kita pasti tahu dengan yang
namanya nyamuk bahkan nyamuk dan manusia hidup berdampingan tanpa batas,
namun dari berdampingannya hidup manusia dan nyamuk bukan sebuah keuntungan
bagi manusia malah menjadi kerugian yang sangat besar bagi manusia karena
nyamuk ini dapat membawa sebuah waba penyakit yang berbahaya bagi manusia,
meskipun jumlah nyamuk itu tidak sebanyak manusia tapi keberadaan nya bisa
membunuh banyak manusia dengan penyakit yang dibawanya.
Di dunia terutama di indonesia banyak hidup berbagai jenis nyamuk yang
berbahaya seperti nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes Africanus,
Anopheles dan lain-lain. namun nyamuk yang paling berbahay dan banyak ditemukan
disekitaran lingkungan masyarakat adalah nyamuk aedes aegypti, nyamuk ini
mempunyai siklus hidup yang unik dari jenis nyamuk yang lainnya karena nyamuk
ini hanya bisa bertelur di air yang jernih dan air yang tidak beralaskan tanah.
Nyamuk aedes aegypti ini merupakan nyamuk penyebab penyakit demam
berdarah dengue (DBD). Penyakit DBD ini merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya dari tahun ke tahun terus
meningkat dan penyebaran nya pun semakin luas karena penyakit ini mempunyai
perjalanan yang sangat cepat dalam penularan nya dan penyakit ini sering menjadi
fatal karena banyak penderitanya meninggal akibat penanganannya terlambat.

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue


Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan
darah,

sehingga

mengakibatkan

perdarahan-perdarahan.Penyakit

ini

banyak

ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di
seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter
di atas permukaan air laut.
Sekira 80% dari pasien (atau 8 dari 10 pasien) yang terinfeksi virus dengue
tidak menunjukkan gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan (seperti demam
biasa). Sekira 5% dari orang yang terinfeksi (atau 5 dari 100) akan mengalami infeksi
berat. Penyakit tersebut bahkan mengancam jiwa sedikit dari mereka. Pada sebagian
kecil penderita ini, penyakit tersebut mengancam jiwa.
Gejala akan muncul antara 3 dan 14 hari setelah seseorang terpajan virus
dengue. Seringkali gejala muncul setelah 4 hingga 7 hari. Oleh karena itu jika
seseorang baru kembali dari wilayah yang memiliki banyak kasus dengue, kemudian
ia menderita demam atau gejala lainnya setelah lebih dari 14 hari dia kembali dari
wilayah tersebut, kemungkinan penyakitnya tersebut bukan dengue.
Beberapa gejala yang sering terlihat pada kasus demam berdarah :
1. Badan demam panas tinggi lebih dari 2 hari
2. Nyeri pada ulu hati
3. Terdapat bercak bintik merah di kulit yang tidak hilang walau ditekan, ditarik,
diregangkan dan lain sebagainya.
4. Bisa mengeluarkan darah dari hidung (mimisan), muntah darah, dan melalui buang
air besar.
5. Penderita bisa pucat, gelisah, ujung kaki dan ujung tangan dingin.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemberantasan vector terdiri dari
fogging, abatisasi, pengawasan kualitas lingkungan dan pembersihan sarang nyamuk
(PSN).
Kegiatan fogging adalah pemberantasan nyamuk demam berdarah
menggunakan insektisida dengan cara pengasapan. Insektisida yang digunakan adalah

malthion dengan campuran solar. Pengasapan sangat efektif dalam memutuskan


rantai penularan karena semua nyamuk termasuk yang aktif mati seketika bila kontak
dengan partikel-partikel insektisida. Dengan demikian penularan segera dapat
diputuskan. Namun jka jentik Aedes Aegypti tidak dibasmi, penularan akan berulang
kembali bila ada penderita viremia yang baru.
Pengasapan yang menggunakan insektisida mempunyai dampak negative
bagi lingkungan . insektisida tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga jalan,

yaitu :
Jalan nafas
Jalan pencernaan, dan
Melewati kulit
Bila penanganan pengasapan dilakukan dengan cara yang tidak benar maka
hal ini akan membahayakan kesehatan masyarakat, disamping itu pula cara ini
memerlukan dana yang sangat mahal dalam pelaksanaannya.
Temephos berupa sand granules ditaburkan denganpasir sebagai carier
ke dalam bejana tempat penampungan air. Penaburan larvasida di tempat
penampungan air seperti tempat penampungan air, tempayan, drum dapat mencegah
timbulnya jentik nyamuk selam 2-3 bulan. Larvasida yang dipakai adalah abate 1%
dengan dosis 1 gram per 1000 liter air. Namun cara ini tidak menjamin terbasminya
tempat perindukn nyamuk secara permanen, karena masyarakat pada umumnya tidak
begitu senang dengan bau yang ditimbulkan larvasida selain itu pula diperlukan abate
secara rutin untuk keperluan pelaksanannya.
Kegiatan

pengawasan

kualitas

lingkungan,

adalah

kegiatan

yang

memerlukan pemantauan yang terus menerus dari petugas kesehatan,sehingga


kegiatan terasa sulit, karena memerlukan tenaga dan waktu yang tidak sedikit,
mengingat luas wilayah kerja yang dijangkau oleh petugas kesehatan sangatluas per
kecamatan.
Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) pada dasarnya untuk memberantas
jentik tau mencegah agar nyamuk tidak dapat berkembang biak. Mengingat Aedes

Aegypti tersebar luas, maka pemberantasannya perlu peran aktif masyarakat


khususnya untuk memberantas jentik Aedes Aegypti di rumah dan lingkungan
masing-masing. Cara ini adalah suatu cara yang paling efektif dilaksanakan karena :

Tidak memerlukan biaya besar


Bisa dilombakan untuk menjadi daerah yang terbersih
Menjadi lingkungan bersih
Budaya bangasa Indonesia yang senang hidup bergotong-royong
Dengan lingkungan yang bersih, tidak mustahil penyakit yang diakibatkan oleh
lingkungan yang kotor akan berkurang
Dengan demikian langkah penting dalam upaya pemberantasan DBD
melalui upaya PSN ialah memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang intensif.
Pokok-pokok pesan penyuluhan yang disampaikan meliputi pengenalan tanda-tanda,
gejala DBD dan cara pencegahan penularannya di rumah dan lingkungan masingmasing yang disesuaikan dengan pendidikan yang mereka miliki. Sarana yang
digunakan bisa melalui pengajian, pertemuan warga, sedangkan penyuluhan missal
bisa dilakukan melalui media massa seperti TV, radio, majalah, dansurat kabar.

B. PERMASALAHAN DIMASYARAKAT
Ketidak tahuan masyarakat terhadap penyakit menjadi salah satu penyebab
dari banyak nya orang yang menderita penyakit DBD ini, banyak masyarakat yang
tidak mengetahui cara penanggulangan penyakit DBD ini, dan berpikir jika nyamuk

aedes aegypti ini hanya nyamuk biasa yang tidak membawa penyakit, kemudian
paradigma masyarakat yang masih menganut paradigma sakit padahal untuk
penyakait seperti DBD ini kita harus bisa menerapkan paradigma sehat karena salah
satu mencengah penyakit ini agar tidak terjangkit yaitu dengan cara pencegahan
ditambah lagi nyamuk aedes aegypti yang menjadi pembawa penyakit ini tumbuh
subur di Indonesia.
C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan hal diatas maka penulis berinisiatif untuk melakukan penyuluhan
tentang Demam Berdarah Dengue agar masyarakat bisa lebih tahu tentang penyakit
ini, cara penularan penyakit ini dan bagaimana menanggulangi penyakit ini, agar
penyakit ini tidak menyebar luas dan tidak menjadi masalah besar di masyarakat

D. PELAKSANAAN
Pada hari Senin, 15 Agiustus 2016 pukul 10.00 bertempat di Desa Ngampungan
Kec Bareng, Kan Jombang. Proses intervensi berupa penyuluhan dimulai dengan

jumlah peserta penyuluhan sebanyak 25 orang.acara dimulai dengan pemberian


materi melalui penyuluhan dimana pemateri yang menjelaskan secara menyeluruh
tentang penyakit DBD dan dilanjutkan dengan sesi konsultasi melalui tanya jawab
langsung dengan pemateri.
E. MONITORING DAN EVALUASI
Selama proses penyuluhan berlangsung didapatkan banyak peserta yang
mengajukan pertanyaan seputar penyakit DBD, baik dari segi gejala, faktor yang
mencetus timbulnya penyakit ini, tata cara meminum obat, cara mencegah penularan
DBD, serta membahas tentang mitos mitos yang beredar di masyarakat tentang
penyakit hipertensi ini.
Penyuluhan ini diharapkan dapat berkelanjutan untuk memantau banyaknya
kejadian dari penyakit. Selain itu penyuluhan ini diharapkan dapat memperbaiki
stigma stigma masyarakat yang kurang benar tentang penyakit ini.
Diharapkan setelah adanya penyuluhan ini tingkat pengetahuan masyarakat
menjadi bertambah dan bisa menimbulkan perubahan pola hidup yang baik dan
positif bagi masing masing peserta.

DOKUMENTASI :

Komentar/Umpan Balik dari Pendamping :


Bontang, 01 Februar
Komentar/Umpan Balik:

Anda mungkin juga menyukai