Anda di halaman 1dari 18

1

PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF KRONIK
(PPOK)
dr. Meddy Setiawan, SpPD
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang

Definisi PPOK
2

Adalah penyakit paru kronik yang ditandai dengan


hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak
sepenuhnya reversibel.

Emfisema
Dx Patologik
Pembesaran permanen rongga dada akibat obstruksi distal bronkiolus nonrespiratorik terminal disertai kerusakan dinding alveoli
Bronkitis Kronik Dx Klinis
Produksi dahak & batuk >>> sekurang-kurangnya 3 bulan dalam 2 tahun
berurutan (disertai radang, hiperplasi kel. lendir, metaplasi epitel

Ilmu Penyakit Paru, Dr H. Tabrani Rab, 1996

Faktor Resiko Terjadinya PPOK Menurut


American Thoracic Sosiety (ATS)
3

Patofisiologi PPOK
4

Diagnosis PPOK
5

Pemeriksaan Fisis
6

Pemeriksaan

Hasil

Penampilan
umum

Obstruksi saluran nafas ringan penampilan khas (-)


Penyakit berkembang pernafasan sukar & penggunaan otot-otot
tambahan pernafasan. Tahap akhir sianosis & pe BB

Tanda-tanda
vital

Frekuensi pernafasan me dgn fase ekspirasi lebih lama


Nadi me
Demam jika infeksi paru (+)

Pemx.
dada

Pemx. jantung
Pemx. abdomen
Pemx. ekstremitas
bawah

Perkusi hipersonor sesuai pe air trapping & diafragma tertekan ke


bawah
Auskultasi intensitas bunyi nafas me & rasio insp : eksp = 1:2.
Bronkitis terdengar ronki kasar ataupun mengi
Palpasi hipertrofi ventrikel kanan
Auskultasi bunyi katup pulmonal me, S3 dextra & bising regurgitasi
trikuspidalis
Tekanan v. jugularis me gagal jantung kanan
Hepatomegali kongestif pasif asites
Gagal jantung kanan pitting edema tidak hilang dgn pengangkatan
kaki semalaman

Klasifikasi PPOK
7

Lama
(Gold
2001)

Baru
(Gold
2003)

Derajat

Derajat

Temuan
Klinis

Faal Paru

Derajat 0
Berisiko

Derajat 0
Berisiko

Gejala klinis
(batuk, produksi sputum)

Normal

Derajat I
PPOK
Ringan

Derajat I
PPOK
Ringan

Dengan atau tanpa gejala klinis


(batuk, produksi sputum)

VEP1/KVP < 70 %
VEP1 80%
prediksi

Derajat II A
PPOK
Sedang

Derajat II
PPOK
Sedang

Dengan atau tanpa gejala klinis


(batuk, produksi sputum, gejala
bertambah sehingga menjadi sesak

VEP1/KVP < 70%


50% < VEP1 <
80% prediksi

Derajat IIB
PPOK
Sedang

Derajat III
PPOK Berat

Dengan atau tanpa gejala klinis


(batuk, produksi sputum, gejala
bertambah sehingga menjadi sesak

VEP1/KVP < 70%


30% < VEP1 <
50% prediksi

Derajat III
PPOK Berat

Derajat IV
Gejala di atas ditambah tanda-tanda
VEP1/KVP < 70%
PPOK
gagal nafas atau gagal jantung kanan VEP1 < 30%
VEP1 = Volume
Ekspirasi Paksa Detik 1
Sangat
prediksi
KVP = Kapasiti
Vital
Paksa
Berat

Diagnosis Banding PPOK


8

Diagnosis

Gambaran Klinis

PPOK

a. Onset usia pertengahan


b. Gejala progresif lambat
c. Riwayat merokok (lama & jumlah)
d. Sesak saat aktiviti
e. Hambatan aliran udara umumnya ireversibel

Asma

a. Onset usia dini


b. Gejala bervariasi dari hari ke hari
c. Gejala pada waktu malam/dini hari lebih menonjol
d. Dapat ditemukan alergi, rinitis, dan atau eksim
e. Riwayat asma dalam keluarga
f. Hambatan aliran udara umumnya reversibel

a. Riwayat hipertensi
Gagal Jantung b. Ronki basah di basal paru
c. Gambaran foto thoraks : pembesaran jantung & edema paru
Kongestif
d. Pemeriksaan faal paru restriksi, bukan obstruksi

Cont
d..
9

Diagnosis

Gambaran Klinis

Bronkiektasis

a. Sputum purulen dalam jumlah banyak


b. Sering berhubungan dengan infeksi bakteri
c. Ronki basah kasar & jari tabuh
d. Gambaran foto thoraks tampak honeycomb appearance
penebalan dinding bronkus

Tuberkulosis

a. Onset semua usia


b. Gambaran foto thoraks infiltrat
c. Konfirmasi mikrobiologi (Basil Tahan Asam / BTA)

Sindrom
Obstruksi
Pasca TB
(SOPT)

a. Riwayat pengobatan anti tuberculosis adekuat


b. Gambaran foto thoraks bekas TB : fibrotik & kalsifikasi
minimal
c. Pemeriksaan faal paru menunjukkan obstruksi yang tidak
reversibel

Penatalaksanaan
Menurut Derajat PPOK
10

Derajat

Karakteristik

Semua derajat

Rekomendasi Pengobatan
Hindari faktor pencetus
Vaksinasi influenza

Derajat 0
Berisiko

Gejala kronik
(batuk, dahak)
Terpajan faktor risiko,
spirometri normal

Derajat I
PPOK Ringan

VEP1/KVP < 70 %
VEP1 80% prediksi

a. Bronkodilator kerja singkat (SABA, Anti


kolinergik kerja singkat) bila perlu
b. Pemberian antikolinergik kerja lama sebagai
terapi pemeliharaan

Derajat II
PPOK Sedang

VEP1/KVP < 70%


50% < VEP1 < 80%
prediksi

1. Pengobatan reguler dengan bronkodilator :


a. Anti kolinergik kerja lama sebagai terapi
pemeliharaan
b. LABA
c. Simptomatik
2. Rehabilitasi

Derajat

Karakteristik

Rekomendasi Pengobatan

Cont
d..

Derajat III VEP1/KVP < 70%


PPOK
30% < VEP1 <50%
Berat
prediksi

1. Pengobatan reguler dengan 1 atau lebih bronkodilator :


a. Anti kolinergik kerja lama sebagai terapi pemeliharaan
b. LABA
c. Simptomatik
d. Kortikosteroid inhalasi bila memberikan respon klinis
atau eksaserbasi berulang
2. Rehabilitasi

Derajat IV VEP1/KVP < 70%


PPOK
VEP1 < 30%
Sangat
prediksi
Berat

1. Pengobatan reguler dengan 1 atau lebih bronkodilator :


a. Anti kolinergik kerja lama sebagai terapi pemeliharaan
b. LABA
c. Simptomatik
d. Kortikosteroid inhalasi bila memberikan respon klinis
atau eksaserbasi berulang
2. Rehabilitasi
3. Terapi oksigen jangka panjang bila gagal napas
4. Pertimbangkan terapi pembedahan

11

Algoritme Penatalaksanaan
PPOK Stabil
12

Algoritme PPOK Stabil


Edukasi

Farmakologi

Berhenti merokok
Pengetahuan dasar
PPOK
Obat-obatan
Pencegahan
perburukan penyakit
Menghindari pencetus
Penyesuaian aktiviti

Reguler Bronkodilator :
Anti Kolinergik
2 agonist
Xantin
Kombinasi SABA + Antikolinergik
Kombinasi LABA + kortikosteroid
Antioksidan
Dipertimbangkan :
Mukolitik

Non Farmakologi

Rehabilitasi
Terapi oksigen
Vaksinasi
Nutrisi
Ventilasi non mekanik
Intervensi bedah

Algoritme Penatalaksanaan PPOK


13

Cont
d..

14

Algoritme Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi Akut


Di Rumah Sakit & Puskesmas

15

Tabel Obat - Obatan


Nilai berat gejala (kesadaran, frekuensi nafas, pemx. fisis)
Analisa gas darah
Foto toraks
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Terapi oksigen
Bronkodilator
Inhalasi / nebuliser
Agonist 2
Anti kolinergik
Intravena : metil xantin, bolus & drip
Antibiotik
Kortikosteroid sistemik
Diuretika bila ada retensi cairan

Mengancam jiwa
(gagal napas akut)

16

ICU

Tidak
mengancam jiwa
Ruang rawat

17

18

TERIMAKASIH..

Anda mungkin juga menyukai