Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN
Penggunaan nama bentuklahan sebagai geomorfologi karena rasa tidak puas terhadap
peristilahan fisiografi yang telah berkembang lebih dahulu. Istilah fisiografi digunakan di Eropa
dan memasukkan unsur - unsur iklim, meteorologi, kelautan dan matematik geografi.
Geomorfologi merupakan bagian utama geologi, walaupun kenyataannya di Eropa, Amerika dan
Indonesia dianggap sebagai geografi fisik.
Geomorfologi di lingkungan geologi belum berkembang, karena lebih banyak
berkembang di lingkungan geografi untuk kepentingan pengembangan wilayah, penggunaan
lahan dan hidrologi, sedangkan para pakar geologi memiliki anggapan bahwa geomorfologi
merupakan bagian dari bidang ilmu geografi, padahal teknologi satelit sumberdaya alam yang
berkembang saat ini merekam permukaan bumi dan menunjukkan potret muka bumi setiap hari,
sehingga ketika harus menggunakan citra satelit para akhli geologi harus belajar kembali
geomorfologi.
1.1 Pengertian geomorfologi
Geomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, terdiri dari tiga akar kata, yaitu Ge(o) =
bumi, morphe = bentuk dan logos = ilmu, sehingga kata geomorfologi dapat diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi. Berasal dari bahasa yang sama, kata geologi
memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang proses terbentuknya bumi secara keseluruhan.
Definisi ; Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
permukaan bumi serta proses - proses yang berlangsung
terhadap permukaan bumi sejak bumi terbentuk sampai sekarang.
Berdasarkan pengertian dan definisi geomorfologi, maka bidang ilmu geomorfologi
merupakan bagian dari geologi yang mempelajari bumi dengan pendekatan bentuk rupa bumi dan
arsitektur rupa bumi. Tujuan mempelajari geomorfologi di lingkungan geologi selaras dengan
motto Hutton , yaitu THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST (sekarang adalah kunci masa
lalu). Pemahaman kata sekarang (the present) adalah pemahaman terhadap bentuk rupa bumi
yang dapat dijadikan cerminan proses yang berlangsung di masa lalu.
Faedah yang diharapkan dengan mempelajari geomorfologi yaitu membantu menelusuri
proses - proses yang berlangsung pada bumi sejak terbentuknya bumi sampai sekarang dengan
pendekatan bentuk rupa bumi yang tampak sekarang, sehingga pada penelitian geologi dapat
dilakukan dengan cepat dan murah.
1.2 Konsep dasar geomorfologi
Bentuklahan adalah fenomena geologi yang telah banyak dikembangkan dan direnungkan
oleh para akhli filsafat kuno dan tidak hanya membuat pernyataan '" saat ini menjadi kunci masa
lalu ", tetapi proses geomorfologi saat ini memilki arti yang sangat penting, karena perbincangan
tentang sistematika evolusi geomorfologi tidak hanya terjadi pada awal abad ke 19, tetapi
berlangsung sampai sekarang.
1.2.1 Konsep pemikiran geomorfologi kuno
Pembahasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan biasanya diawali dengan
pemikiran - pemikiran para akhli filsafat Yunani dan Romawi. Membahas pemikiran - pemikiran
para akhli Yunani dan Romawi kuno tentang perkembangan bentuklahan suatu kegiatan yang
sangat baik untuk lebih mengenal perkembangan ilmu dimasa silam (Dark Age) yang telah

banyak dilupakan, namun sangat membantu didalam pemahaman tentang evolusi geomorfologi
yang dikembangkan oleh para pemikir kuno, seperti Herodatus, Aristoteles, Starbo dan Seneca.
Herodatus (485 - 425 SM) sebagai " Bapak Sejarah " telah banyak melakukan penelitian
geologi, menyebutkan pentingnya serpih dan lempung yang diendapkan setiap tahun oleh Sungai
Nil, sehingga Mesir dianggap telah mendapat hadiah dari sungai. Selanjutnya disebutkan pula
bahwa gempabumi adalah pegunungan yang menggeliat karena dewa sedang marah. Temuan fosil
kerang di puncak - puncak perbukitan di Mesir menyebabkan Herodatus menarik kesimpulan
berdasarkan temuannya tersebut bahwa air laut telah menggenangi dataran Mesir. Kesimpulan
Herodatus tersebut merupakan dasar pemikiran perubahan muka air laut yang menjadi bahasan
penting didalam geomorfologi.
Aristoteles (384 - 322 SM) didalam tulisannya menyebutkan tentang asal - usul mataair
yang diyakininya bahwa air yang mengalir dari mataair disebabkan oleh (a) air hujan yang
terjebak pada lapisan tanah, (b) air yang terbentuk karena penguapan dari air yang masuk
kedalam bumi, dan (c) air yang terkondensasikan di dalam bumi berasal dari embun yang tidak
diketahui asal - usulnya. Seluruh air merembes dari pegunungan menyerupai bunga karang yang
sangat besar, sehingga sebutan sungai hanya diterapkan pada bentuk aliran air yang berasal dari
mataair. Selanjutnya disebutkan pula bahwa hujan menghasilkan aliran air deras, sehingga aliran
sungai menjadi tidak menentu.
Pemahaman tentang debit aliran selama periode hujan telah dikembangkan oleh Bernard
Palissi (1563 dan 1580) dan Pierre Perrault (1674) yang menyebutkan bahwa curah hujan mampu
membentuk aliran sungai. Aristoteles percaya bahwa gempabumi dan gunungapi memiliki
sumber kejadian yang sama dan menyebutkan bahwa gempabumi berpengaruh terhadap
pencampuran udara basah dan udara kering di bumi. Selanjutnya dikenalkan juga jalur laut yang
tertutup oleh sedimen yang membentuk daratan, sehingga terbentuk tanah timbul dan disebutkan
pula bahwa yang membawa material dari daratan ke laut adalah aliran dan diendapkan sebagai
alluvium.
Strabo (54 SM - 25) telah melakukan perjalanan yang jauh dan telah meneliti secara hati
- hati, serta telah mencatat contoh lokasi aliran yang menghilang dan yang muncul di permukaan.
Pemikirannya tentang "Vale of Tempe" merupakan hasil dari gempa bumi disertai dengan
kegiatan gunungapi dalam kurun waktu yang lama karena tekanan tenaga dari dalam bumi.
Kesimpulannya secara alamiah menyebutkan bahwa Gunung Visuvius adalah gunungapi yang
telah mati. Strabo menjelaskan juga tentang aluvium sungai dan delta sungai yang memiliki
bermacam - macam ukuran selaras dengan luas daerah aliran sungai alamiah, sehingga delta
sungai yang sangat luas mencerminkan daerah aliran sungai yang sangat luas dan susunan batuan
yang paling menonjol pada daerah aliran sungai tersebut berupa batuan yang lunak. Beberapa
penelitian delta yang telah dilakukan oleh Strabo menyebutkan pertumbuhan delta dihambat oleh
kegiatan laut, terutama oleh pasang naik.
Seneca ( ? - 65) menyebutkan bahwa yang menyebabkan terjadinya gempabumi lokal
adalah kekuatan tenaga dari dalam bumi, dan pemikiran lainnya menyebutkan bahwa curah hujan
bukan salah satu sumber yang menyebabkan aliran sungai dan disebutkan pula bahwa tenaga arus
dapat menggerus lembah, sehingga melahirkan konsep bahwa pembentuk lembah adalah arus
yang menggerus lembah tersebut.
Pemikiran - pemikiran kuno telah menyebutkan bahwa terdapat hubungan proses
(genetik) antara gempabumi dengan dengan deformasi kulit bumi. Pernyataan tersebut menjadi
rancu karena sebab, akibat dan kejadian gempabumi justru dipengaruhi oleh deformasi.
1.2.2 Fajar pemikiran geomrfologi modern
Setelah beberapa abad pemikiran geomorfologi cenderung mengikuti pola pemikiran
Kekaisaran Romawi, hanya sedikit atau mungkin tidak ada pemikiran - pemikiran lain di Eropa.

Sekolah - sekolah yang ada pada saat itu adalah biara - biara yang tidak mempelajari ilmu tentang
alam. Beberapa tempat pendidikan di Arabia yang hidup pada saat itu telah memunculkan
pemikiran - pemikiran modern yang cemerlang.
Ibn Sina (980 - 1037) menyatakan bahwa asal - usul pegunungan dibedakan menjadi dua
kelas, yaitu (1) hasil dari suatu pengangkatan bumi, seperti bagian dari gempabumi dan (2)
pengaruh aliran air yang disertai dengan hembusan angin di suatu lembah yang bersusunan
batuan lunak. Konsep pegunungan menurut Ibnu Sina merupakan cerminan hasil dari perbedaan
tingkat erosi yang berlangsung secara perlahan - lahan dalam kurun waktu yang panjang.
Beberapa pandangannya telah telah ditetapkan sebagai awal dari pemikiran modern, tetapi tidak
diterapkan pada pemikiran Eropa Barat. Pembuktian yang sangat luas tentang konsep Ibnu Sina
telah dilakukan oleh sekelompok muridnya yang bukan berasal dari orang Arab dan dikenal
dengan judul " DISCOURSES OF THE BROTHERS OF PURITY " (bahasan saudara yang
seiman) pada tahun 941 dan 982 (Said, 1950). Didalam empat volume buku yang disusun tersebut
diceritakan tentang erosi dan transportasi oleh arus dan angin, pelapukan serta awal pemikiran
peneplain.
1.2.3 Hutton sang pendahulu
Konsep penggerusan lahan didalam pemikiran yang tajam dan tepat dari suatu
bentanglahan perlu dipikirkan kembali oleh para pemikir sebagai landasan dasar geomorfologi
modern. Para pemikir kuno yang berpikir tentang perusakan lahan oleh proses erosi, tidak
memiliki pemikiran yang matang untuk dijadikan suatu kesimpulan yang layak (logic). Ruang
dan waktu tidak memberikan keleluasaan untuk membahas perkembangan jangka panjang dan
jangka pendek untuk membahas tentang pemikiran geologi agar menjadi suatu pekerjaan tentang
bumi (ground work) untuk bapak geomorfologi modern seperti James Hutton, tetapi jejak
langkahnya telah diikuti oleh beberapa orang.
Leonardo da Vinci (1452 - 1519) merupakan salah satu kelompok pertama yang
menyusun pemikiran geologi dan dikatakan (Chorley et al, 1964) bahwa pemikiran yang
cemerlang telah berkembang pada zamannya, sehingga merupakan puncak kecemerlangan para
pemikir terdahulu. Leonardo da Vinci menyebutkan bahwa lembah dipotong oleh arus, dan arus
membawa material dari salah satu tempat dipermukaan bumi kemudian diendapkan pada suatu
tempat.
Buffon (1707 - 1788) dari Perancis menyebutkan tenaga arus yang mampu menggerus
dan merusak lahan, selanjutnya diakhiri dengan perataan yang memilki ketinggian yang sama
dengan permukaan laut.
Targioni dan Tozetti (1712 - 1784) dari Italia menyebutkan bencana erosi oleh arus dan
pemikirannya tentang sungai yang terputus dihubungkan dengan batuan yang tertoreh serta
mengenalkan dasar - dasar perbedaan erosi yang dipengaruhi oleh berbagai macam material
geologi dan struktur geologi.
Guetthard (1715 - 1786) dari Perancis, membahas tentang degradasi di pegunungan oleh
arus, dan menyebutkan bahwa tidak seluruh material yang dipindahkan oleh arus diangkut sampai
ke laut, tetapi hanya sebagian material yang terangkut oleh arus tersebut mencapai dataran pantai.
Diyakini pula bahwa laut merupakan tenaga penghancur yang sangat besar terhadap lahan,
selanjutnya arus dan laut disebut sebagai perusak yang sangat cepat terhadap pantai curam di
Perancis sebagai bukti pernyataannya.
Desmarest (7125 - 1815) menyuarakan pemikirannya tentang lembah Perancis Tengah
merupakan hasil kegiatan arus dan menelusuri perkemba-ngan tahap evolusi bentanglahan.
De Saussure (1740 - 1799) dari Swiss menyebutkan bahwa lembah Alpen merupakan
hasil kegiatan pengikisan arus yang mengalir dari puncak pegunungan dan mengalir mengikuti
lembah tersebut. Selanjutnya disebutkan pula bahwa glasiasi (pencairan es) dapat menjadi faktor
penyebab terjadinya erosi.

James Hutton (1726 - 1797) yang lahir di Edinburgh, Skotlandia, seorang akhli fisika,
tetapi lebih menyenangi ilmu pengetahuan, khususnya kimia dan geologi. Sangat terkenal karena
perannya sebagai pelopor PLUTONIAN yang terkenal dengan batuan beku granit dan
bertentangan dengan para akhli dari sekolah Wernerian yang terkenal sebagai penganut
NEPTUNIS yang memiliki anggapan bahwa granit memiliki kandungan lapisan kimia. Selain
membahas granit, Hutton memperkenalkan pula batuan metamorf, tetapi pernyataannya yang
terkenal adalah konsep THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST (saat ini merupakan kunci
masa lalu), sehingga doktrin uniformitarian bertentangan dengan konsep katastropisma. Teori
bumi yang mengandung konsep pengkajian hukum komposisi,dissolusi dan restorasi lahan
terhadap bumi telah diterbitkan pada tahun 1795 menjadi dua volume buku dengan judul :
THEORY OF THE EARTH, WITH PROOFS AND ILLUSTRATIONS.
John Playfair (1748 - 1819), seorang profesor matematika dan filsafat di Edinburgh,
Skotlandia, setelah meninggalnya James Hutton pada tahun 1802 menerbitkan buku dengan
judul : ILLUSTRATION OF THE HUTTONIAN THEORY OF THE EARTH , dengan gaya
bahasa prosa ilmiah yang teliti dan jelas, sehingga jarang ada persamaannya. Playfair
menyimpulkan pemikiran - pemikiran Hutton dengan jelas memiliki dampak yang sangat besar,
terutama terhadap Sir Charles Lyell yang menjadi pelopor uniformitarian. Hasil penelitian Hutton
menyebutkan bahwa proses masa lalu sampai masa sekarang masih terus berlangsung, yaitu lahan
terkikis oleh proses mekanik dan kimia, yang sebelumnya telah diteliti namun salah, kecuali
Desmarrest yang melihat gejala - gejala yang dijelaskan oleh Hutton. Konsep sistem sungai dan
geomorfologi yang sangat berarti telah dikemukakan oleh Playfair lebih baik dari sebelumnya
dan pernyataannya sebagai berikut :
Setiap sungai yang muncul terdiri dari percabangan utama, merupakan induk dari berbagai percabangan
dan masing - masing mengalir pada lembah selaras dengan ukurannya, membentuk sistem lembah yang
saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, sesuai dengan kemiringan lereng yang dialirinya dan
mustahil akan terjadi pengaliran jika masing - masing lembah tidak memiliki arus yang mengalir pada
lembah tersebut.
Jika suatu sungai berupa saluran tunggal, tidak memilki percabangan, maka aliran yang terjadi
diperkirakan akan membentuk arus yang sangat deras atau arus aliran akan memiliki tenaga penuh yang
meluncur pada saluran tersebut dan langsung menuju samudra. Jika bentuk sungai terpecah menjadi
beberapa percabangan de-ngan jarak yang cukup besar antara cabang satu dengan yang lainnya, kemudian
dibagi lagi menjadi beberapa percabangan kecil, sehingga akan memberi kesan seolah - olah saluran
terbentuk oleh torehan air berupa pengikisan permukaan dan erosi terhadap lahan. Kejadian tersebut
berlangsung secara sinambung bagaikan mengukir permukaan bumi.

1.2.4 Beberapa konsep dasar Thornbury (1969)


Pembahasan tentang konsep geomorfologi untuk bentanglahan jangan hanya
menggunakan salah satu konsep saja, tetapi akan lebih baik jika beberapa konsep geomorfologi
dapat dipahami sehingga evaluasi terhadap bentanglahan akan lebih baik.
Konsep 1 : Proses yang berlangsung secara fisik saat ini memiliki kecepatan yang
berbeda selaras dengan waktu geologi.
Dasar - dasar geologi modern yang dikenal sebagai uniformitarian telah dikembangkan
oleh Hutton pada tahun 1785, selanjutnya ditulis kembali oleh Playfair pada tahun 1802 dan
dikembangkan oleh Lyell sebagai maha karyanya dengan judul Dasar - dasar Geologi ( Principles
of Geology ). Hutton mencetuskan : " saat ini adalah kunci masa lalu " telah diterapkan secara
baku sehingga menimbulkan perdebatan, karena pernyataan tersebut mengandung arti bahwa
proses geologi yang berlangsung selaras dengan waktu geologi memiliki kecepatan yang sama
dengan saat sekarang. Konsep ini tentunya salah, karena galasiasi (pencairan es) memiliki peran
yang sangat penting sejak kala Plistosen dan sepanjang waktu geologi dari pada sekarang.

Perlu dipahami juga bahwa iklim sekarang telah berubah, daerah yang memiliki iklim
basah pada masa lalu, sekarang telah berubah menjadi beriklim kering (gurun) dan sebaliknya.
Periode dari ketidak stabilan gerakan kulit bumi berlangsung pada periode pemekaran, sedangkan
kulit bumi sekarang relatif stabil. Salah satu contoh proses geologi yang berlangsung selaras
dengan waktu geologi yaitu pengikisan lembah oleh arus yang berlangsung sejak masa lalu
sampai sekarang, tetapi pengikisan lembah oleh pencairan es (glasiasi) pada kala Plistosen
memiliki perbedaan dengan proses glasiasi pada umumnya. Angin telah mengendapkan batupasir
Navajo sejak kala Yura dan memiliki perbedaan dengan gerakan yang dipengaruhi oleh angin
sekarang.

Konsep 2 : Geologi struktur merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap


evolusi bentuklahan yang tampak sekarang.
Siswa - siswa W.M Davis diajarkan tentang faktor utama yang mempengaruhi
perkembangan bentuklahan adalah struktur geologi, proses geomorfologi dan tingkat
pengaruhnya. Saat ini beberapa akhli geomorfologi meragukan terhadap tingkat pengaruh sebagai
faktor utama yang mempengaruhi perkembangan bentuklahan, akan tetapi para akhli geologi
setuju terhadap konsep proses dan geologi struktur sebagai pengaruh utama. Pernyataan struktur
geologi tidak hanya diterapkan pada pandangan sempit, seperti struktur batuan, struktur
perlipatan, struktur sesar dan ketidak selarasan, tetapi perhatian perlu ditekankan pula terhadap
material bumi penyusun bentuklahan secara keseluruhan yang memiliki perbedaan pengaruh
fisika dan kimia. Pandangan struktur geologi selanjutnya didalam pembahasan ini adalah suatu
fenomena geologi yang lebih luas, yaitu posisi batuan di tempat yang tinggi, kekar, perlapisan
batuan, sesar dan perlipatan, kekerasan mineral tertentu, porositas batuan dan berbagai macam
perbedaan pada batuan penyusun kulit bumi. Pernyataan struktur geologi dapat dimanfaatkan
untuk memahami strtigrafi dan struktur susunan (sikuen) batuan yang muncul sebagai singkapan
pada suatu daerah, seperti perlapisan horisontal, perlapisan yang memiliki kemiringan perlapisan
(dip), terlipat atau tersesarkan, sehingga pemahaman struktur geologi yang sederhana menjadi
penting.
Ungkapan batuan keras (tahan) atau lunak (tidak tahan) terhadap proses geomorfologi
merupakan pemakaian ungkapan yang biasa selama digunakan untuk pandangan yang relatif dan
tidak ditekankan untuk pandangan pengaruh fisika atau kimia, karena batuan dipengaruhi pula
oleh proses fisika dan kimia. Suatu batuan mungkin tahan terhadap salah satu proses
geomorfologi, tetapi tidak tahan terhadap proses geomorfologi lainnya dan dibawah kondisi iklim
tertentu menunjukkan perbedaan tingkat ketahanan batuan. Secara umum tampilan struktur
batuan harus lebih tua dari pada perkembangan bentuklahan. Kejadian diatropisme perlipatan
pada kala Plistosen sangat sulit disebut tidak tererosi, sehingga diperkirakan bahwa struktur
batuan telah terbentuk sebelum bentuklahan.
Konsep 3 : Relief permukaan bumi yang luas karena proses geomorfologi berlangsung pada tingkat yang berbeda.
Alasan utama permukaan bumi memiliki gradasional yang berbeda karena kerak bumi
disusun oleh batuan yang berbeda dan struktur yang berbeda, sehingga memiliki ketahanan
batuan terhadap proses geomorfologi yang berbeda pula. Proses geomorfologi yang memiliki
keaneka ragaman sangat kecil, masih memiliki arti yang sangat penting, kecuali pada daerah
diatropisme sekarang (Resen) dapat diperkirakan bahwa daerah yang memiliki posisi topografi
yang tinggi disusun oleh batuan yang keras, sedangkan daerah dengan posisi topografi lebih
rendah disusun oleh batuan yang lunak. Perbedaan komposisi batuan dan struktur tercermin dari

keaneka ragaman geomorfologi dan topografi lokal. Topografi minor dan rinci atau disebut
sebagai mikrotopografi memiliki hubungan yang erat dengan keaneka ragaman batuan, tetapi
terlalu kecil untuk diamati.
Keaneka ragaman batuan dan struktur geologi merupakan faktor utama yang
mempengaruhi perubahan permukaan bumi, tetapi bukan berarti proses geomorfologi tidak
memiliki peran, karena pada batas - batas tertentu dengan tingkat yang berbeda proses
geomorfologi masih berlangsung. Tingkat kecepatan proses geomorfologi lokal memberi
pengaruh terhadap perubahan permukaan bumi, terutama pengaruh perbedaan temperatur, tingkat
kelembaban, konfigurasi kerapatan kontur dan vegetasi.
Perbedaan kondisi iklim mikro yang sangat menonjol antara dasar lembah dengan puncak
bukit dan antara lahan terbuka dengan lahan tertutup vegetasi akan tampak dari jumlah
penguapan lokal, tingkat kelembaban tanah dan tingkat perubahan tahunan temperatur, sehingga
banyak sekali faktor yang mempengaruhi tingkat proses geomorfologi lokal, seperti tingkat
pelapukan, perombakan massa batuan, erosi dan pengendapan yang memiliki pengaruh terhadap
keaneka ragaman geomorfologi.
Konsep 4 : Proses geomorfologi meninggalkan jejak pada bentukla lan dan proses geomorfologi yang berkembang mem bentuk ciri - ciri pada bentuklahan.
Penggunaan istilah proses yang dipakai untuk semua perubahan yang terjadi terhadap
rupa bumi secara fisika dan kimia. Proses diatropisma dan vulkanisma dipengaruhi oleh gaya
yang berasal dari dalam bumi, sehingga oleh Penck disebut sebagai proses endogenetik,
sedangkan proses yang lain, seperti pelapukan, perombakan massa batuan dan erosi yang dipengaruhi oleh gaya eksternal disebut sebagai proses eksogenetik. Secara umum proses endogenetik
bersifat membangun, sedangkan proses eksogenetik bersifat sebaliknya, yaitu pengikisan
terhadap permukaan bumi. Konsep proses geomorfologi yang berlangsung terhadap permukaan
bumi bukan sesuatu yang baru, tetapi pemikiran tentang proses geomorfologi akan meninggalkan
jejak di atas permukaan bumi adalah pemikiran yang lebih maju.
Bentuklahan memiliki ciri - ciri tertentu, tergantung pada proses geomorfologi yang
berpengaruh terhadap bentuklahan tersebut. Dataran banjir, kipas aluvial, dan delta merupakan
hasil kegiatan arus sungai, sehingga ciri - ciri yang berkembang pada bentuklahan tersebut dapat
dimanfaatkan untuk klasifikasi genetika bentuklahan.
Rekayasa yang tepat dari suatu arti proses evolusi bentuklahan tidak hanya memberikan
gambaran yang lebih baik dari perkembangan bentuklahan, tetapi termasuk juga menegaskan
hubungan genetika terjadinya bentuklahan. Proses geomorfologi yang rumit dan media yang
bekerja dibawah kondisi iklim tertentu disebut sebagai sistem morfogenik (morphogenic system,
Triccart dan Cailleux, 1955).
Konsep 5 : Media erosi yang berbeda pada permukaan bumi mem bentuk susunan bentuklahan tertentu.
Ciri - ciri proses bentuklahan tergantung pada tahap perkembangan proses, dan W.M
Davis menyebutnya sebagai konsep siklus geomorfologi. tahap perkembangan proses diawali dari
tahap muda, dewasa dan tua. Pada tahap akhir dari proses geomorfologi permukaan bumi
memiliki topografi berelief rendah yang disebut sebagai peneplain (perataan). Beberapa akhli
geomorfologi percaya bahwa permukaan bumi memiliki keteraturan umur, tetapi tidak semua
yakin bahwa tahap muda, dewasa dan tua yang dikemukakan oleh W.M Davis merupakan suatu
kenyataan. Konsep umum yang digunakan pada tingkat dasar memiliki beberapa kelemahan
apabila di-terapkan pada evolusi permukaan bumi yang lebih rumit, karena akan sulit menentukan

karakteristik perkembangan bentuklahan yang khusus, sehingga menimbulkan keraguan, terutama


terhadap peneplain (perataan) yang dianggap sebagai akhir dari suatu siklus geomorfologi.
Istilah siklus geomorfologi tidak selalu tepat untuk menunjukkan suatu perubahan
bentanglahan akibat gradasional, tetapi mencari istilah atau konsep pengganti sangat sulit,
sehingga penggunaan istilah siklus geomorfologi tidak hanya menyatakan siklus alam yang
mewakili tahap evolusi bentuk permukaan bumi tetapi termasuk pula pemikiran bahwa
perkembangan permukaan bumi terjadi secara teratur dan berurutan dengan tidak menggunakan
penamaan evolusi permukaan bumi sebaai tahap muda, dewasa atau tua yang memiliki pengertian
bahwa topografi yang berada pada tahap yang sama memiliki ciri yang sama pula. Kondisi
geologi dan keragaman iklim membentuk ciri permukaan bumi yang sangat beragam walaupun
proses geomorfologi berkembang pada periode yang sama.
Konsep 6 : Evolusi geomorfologi tidak sesederhana yang dibayang kan.
Perdebaan dan pertentangan didalam ilmu pengetahuan merupakan akibat dari penjelasan
yang sangat sederhana dan tidak jelas. Mempelajari bentuklahan akan mengalami kesulitan jika
tidak memahami bahwa topografi merupakan hasil dari proses atau siklus geomorfologi. Pada
umumnya topografi rinci hasil dari siklus erosi yang berlangsung .
Horberg (1952) mengelompokkan bentanglahan menjadi beberapa kategori, yaitu (1)
bentanglahan sederhana, (2) bentanglahan campuran, (3) bentanglahan siklus tungal, (4)
bentanglahan multi siklus dan (5) bentanglahan hasil pembentukan kembali.
Bentanglahan sederhana merupakan hasil proses geomorfologi tunggal, artinya
bentanglahan tersebut meninggalkan jejak siklus erosi yang terjadi hanya satu kali dan umumnya
terbatas pada permukaan bumi yang baru terbentuk, seperti pengangkatan lantai samudra,
permukaan kerucut vulkanik, dataran lava, plato atau endapan yang tertutupoleh endapan glasial
Plistosen. Bentanglahan campuran merupakan hasil siklus erosi lebih dari satu kali atau hasil dua
atau lebih proses geomorfologi, sehingga timbul perdebatan karena pada semua bentanglahan
telah terjadi proses geomorfologi yang bercampur, walaupun pada beberapa bentanglahan dapat
ditemukan proses geomorfologi tunggal, tetapi sangat jarang terjadi. Sebagai contoh
bentanglahan hasil dari kegiatan aliran air, tetapi perlu disadari bahwa proses yang berlangsung
tidak hanya kegiatan aliran air saja, proses - proses yang lain seperti pelapukan, gerakan material
karena gravitasi, dan perpindahan material oleh angin sangat berpengaruh terhadap
perkembangan bentuk rupa bumi. Kondisi yang sama terjadi pada bentanglahan hasil pelarutan
oleh air tanah, erosi oleh limpasan air permukaan dan proses - proses yang berlangsung terhadap
pembentukkan bentanglahan. Bentanglahan campuran tercermin sangat baik pada daerah yang
dipengaruhi oleh glasiasi Plistosen.
Konsep bentanglahan dengan iklim yang beragam dapat dimasukan sebagai konsep
bentanglahan yang rumit, karena berkembang dibawah kondisi iklim yang beragam sebagai faktor
yang mempengaruhi proses geomorfologi dan sangat berhubungan dengan kondisi iklim kala
Plistosen. Munculnya bentanglahan masa lampau yang telah ditutupi oleh batuan beku atau
batuan sedimen karena batuan penutup tersebut terkikis, seperti saluran - saluran pada masa
praglasial yang muncul dan hanya sebagain kecil menjadi ciri lokal.
Konsep 7 : Topografi bumi yang paling menonjol adalah topografi yang lebih muda dari
kala Plistosen.
Ciri - ciri topografi tua jarang ditemukan, kecuali berupa bentuklahan tua yang tersingkap
kepermukaan akibat dari gradasional. Sebagian besar topografi sekarang lebih muda dari kala
Plistosen. Ashley (1931) percaya
bahwa pahatan rupa bumi seperti gunung, lembah, pantai,
danau, sungai, air terjun dan tebing berumur lebih muda dari Miosen, serta terbentuk sejak

munculnya manusia dan sebagian kecil muka bumi sekarang memiliki hubungan yang jelas
dengan permukaan bumi pra Miosen. Diperkirakan pula bahwa permukaan bumi 90 % terbentuk
setelah Tersier dan mungkin 99 % terbentuk setelah Miosen Tengah.
Secara umum struktur geologi lebih tua dari pada ciri - ciri topografi yang terbentuk di
atasnya, kecuali yang ditemukan pada daerah diatropisma Plistosen Awal dan Resen. Pegunungan
Himalaya pertama terlipat pada kala Kapur, kemudian kala Eosen dan Miosen, tetatpi lereng
sekarang terbentuk pada kala Plistosen dan air terjun yang terbentuk saat ini lebih muda dari relif
rinci yang berumur Plistosen dan Resen.
Konsep 8 : Pemahaman terhadap bentanglahan sekarang diperlukan pemahaman
kondisi geologi dan iklim pada kala Plistosen.
Pemahaman topografi rupa bumi adalah untuk mengenal perubahan kondisi geologi dan
kondisi iklim kala Plistosen yang mempengaruhi topografi sekarang. Glasiasi sangat berpengaruh
baik secara langsung atau tidak langsung, Material - material hasil pengikisan galsial dan tiupan
angin menyebar luas sampai ke daerah yang tidak mengalami glasiasi.
Daerah - daerah yang terletak pada lintang menengah, faktor iklim sangat berpengaruh,
sehingga daerah sekarang beriklim arid atau semi arid pada zaman glasial beriklim basah. Kurang
lebih 100 cekungan di pedalaman Amerika Serikat bagian Barat yang saat ini berbentuk danau
dengan iklim arid dan semi arid menunjukkan sistem fluvial yang sama dengan di Asia, Afrika,
Australia dan Amerika Utara, sehingga dapat disimpulkan bahwa glasial sangat mempengaruhi
iklim dunia.
Daerah - daerah yang sekarang beriklim sedang, selama zaman glasial pernah beriklim
seperti di sub arktik Amerika Utara dan Eurasia yang dicerminkan oleh tanah yang membeku
secara permanen dan biasa disebut sebagai permafrost. Rejim aliran yang dipengaruhi oleh
perubahan iklim ditandai dengan perselingan antara agradasi (pengendapan) dan gradasi (pe ngikisan). Perubahan muka air laut memiliki pengaruh terhadap topografi, karena pembekuan
samudera menyebabkan penurunan muka air laut dan kembali normal pada zaman interglasial.
Pencairan es terhadap lautan sangat berpengaruh terhadap pembentukkan koral.
Hasil pengikisan akibat pencairan es atau endapan glasial yang tertiup angin membentuk
gumuk pasir (sand dunes) atau bercampur dengan lanau atau lempung disebut sebagai loess.
Glasiasi sangat berpengaruh terhadap pembentukkan danau, seperti Great Lakes merupakan
sistem aliran yang dipengaruhi oleh glasial terbesar di dunia. Glasiasi kala Plistosen merupakan
peristiwa yang paling besar walaupun diatropisma yang berkembang sejak Pliosen, Plistosen
sampai Resen masih berperan sebagai faktor pe - ngaruh pembentukkan bentanglahan.
Konsep 9 : Pengenalan iklim sangat penting untuk dapat memahami dengan baik
perbedaan proses geomorfologi yang berlangsung.
Faktor iklim, khususnya temperatur dan penguapan sangat berpengaruh terhadap proses
geomorfologi. Perubahan iklim dapat berpengaruh secara langsung atau tidak langsung, sebagai
contoh iklim yang berpengaruh tidak langsung terhadap proses geomorfologi adalah sebaran,
kerapatan dan jenis vegetasi, sedangkan pengaruh langsung antara lain curah hujan, pe nguapan dan perubahan temperaturan harian.
Konsep 10 : Geomorfologi menekankan kondisi sekarang bermanfaat untuk
mengungkap sejarah perkembangan bumi.
Geomorfologi cenderung menekankan asal - usul (proses) bentanglahan saat ini dan masa
lalu selaras dengan waktu geologi. Akhli geomorfologi selalu melakukan pendekatan dengan
menggunakan hukum uniformitarianisme. Paleogeomorfologi bentuklahan merupakan sejarah

alam geomorfologi yang diperkenalkan oleh Bryan (1940) dan menjelaskan bahwa bentuklahan
merupakan hasil dari suatu proses, sehingga tidak ada alasan untuk memisahkan antara studi
bentanglahan dengan geologi dinamik. Perbedaan antara bentuklahan dengan geologi dinamik
yang paling jelas adalah proses terjadinya bentuklahan atau sisa - sisa bentuklahan yang relatif
muda.

Anda mungkin juga menyukai