dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan. Intervensi untuk masing-masing tingkatan tentu saja tidak sama.Adapun
intervensinya yaitu:
1.
Posyandu Pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan
kader aktifnya terbatas.
Keadaan dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinnya kader yang ada perlu ditambah
dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
2.
Posyandu Madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madtya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, dengan rata-rata
jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih
rendah, yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian kegiatan posyandu sudah baik tetapi masih rendah
cakupannya.
Untuk ini perlu dilakukan penggerakkan masyarakat secara intensif,serta penambahan program yang sesuai dengan
situasi dan kondisi setempat. Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :
- Pelatihan Toma dengan modul ekskalasi Posyandu yang sekarang sudah dilengkapi dengan metoda stimulasi.
Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk menentukan masalah dan mencari
penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
3.
Posyandu Purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali pertahun, rata-rata junlah
kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan imunisasi) lebih dari 50%.
Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana.
Intervensi posyandu tingkat ini adalah :
Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan masyarakat menentukan sendiri pengembangan
program di Posyandu.
Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota
minimal 50% kk atau lebih.
4.
Posyandu Mandiri (warna biru)
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada
program tambahan dan dana sehat, telah menjangkau lebih dari 50% KK. Untuk Posyandu tingkat ini, intervensinya
adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Kesehatan
PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar
tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam
da beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan yaitu :
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan Jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di institusi kesehatan
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
PHBS Di Institusi Kesehatan
Institusi Kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan
untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat seperti rumah sakit, Puskesmas dan klinik swasta.
Lalu lalang berkumpulnya orang sakit dan sehat di institusi kesehatan dapat menjadi sumber penularan penyakit bagi
pasien, petugas kesehatan maupun pengunjung.
Terjadinya infeksi oleh bakteri atau virus yang ada di institusi kesehatan, penularan penyakit dari penderita yang
dirawat di institusi kesehatan kepada penderita lain atau petugas di institusi kesehatan ini disebut dengan Infeksi
Nosokomial.
Infeksi Nosokomial dapat terjadi karena kurangnya kebersihan institusi kesehatan atau kurang higienis, tenaga
kesehatan yang melakukan prosedur medis tertentu kurang terampil. Penularan penyakit juga dapat terjadi karena
tidak memadainya fasitftas institusi kesehatan seperti ketersediaan air bersih, jamban, pengelolaan sampah dan
limbah .
Juga perilaku dari pasien, petugas kesehatan dan pengunjung seperti membuang sampah dan meludah
sembarangan.
Dengan tidak diterapkannya Perilaku
Hidup Bersih dari Sehat (PHBS) di institusi
Kesehatan dapat membuat orang sakit
bertambah sakit dan yang sehat
menjadi sakit.
Berdasarkan data tahun 2004 dan.
Departemen Kesehatan, ternyata infeksi
Nosokomial merupakan salah satu
penyumbang penyakit tertinggi.
Persentase tingkat risiko terjangkitnya Infeksi Nosokomial pada Rumah Sakit Umum mencapai 93,4% sedangkan
Rumah Sakit Khusus hanya 6,6%. Antara 1,6-80,8 % merupakan Infeksi Nosokomial pada penyakit saluran
pencernaan.
Data survei PHBS di Institusi Kesehatan per provinsi tahun 2004 (Profil Promosi Kesehatan) menunjukkan masih di
bawah 50 % dari institusi kesehatan di provinsi yang sudah baik pelaksanaan PHBS-nya.
Padahal institusi kesehatan seharusnya dapat menjadi contoh penerapan PHBS bagi masyarakat pengunjung dan
institusi non kesehatan.
Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2005 terdapat peningkatan jumlah institusi kesehatan dari tahun-tahun
sebelumnya.
Peningkatan jumlah institusi kesehatan tersebut diharapkan pula akan meningkatkan penerapan PHBS di Institusi
kesehatan.
Perlunya pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan
Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Institusi Kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya
untuk mencegah penularan penyakit dan mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat.
Oleh karena itu, sudah seharusnya semua pihak ikut rnemelihara, menjaga dan mendukung terwujudnya Institusi
kesehatan Sehat.
PHBS di Institusi Kesehatan
PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar
tahu, mau dan mampu untuk mempraktikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan
Institusi Kesehatan Sehat.
Tujuan PHBS di institusi Kesehatan
Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di institusi kesehatan.
Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
Menciptakan Institusi kesehatan yang sehat.
Sasaran PHBS di Institusi Kesehatan
Pasien.
Keluarga Pasien.
Pengunjung.
Petugas Kesehatan di institusi kesehatan.
Karyawan di institusi kesehatan.
Manfaat PHBS
di Institusi Kesehatan
Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :
Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi
kesehatan yang sehat.
Terhindar dari penularan penyakit.
Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
peningkatan kesehatan pasien.
Bagi Institusi Kesehatan :
Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sebagai tempat untuk memberikan pelayanan kesehatan dan
pendidikan kesehatan bagi masyarakat.
Bagi Pemerintah Daerah :
peningkatan persentase Institusi Kesehatan Sehat menunjukkan kinerja dan citra Pemerintah Kabupaten/Kota yang
baik.
Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di Institusi
Kesehatan.
Indikator PHBS di Institusi Kesehatan
Semua PHBS diharapkan dilakukan di Institusi Kesehatan. Namun demikian, institusi kesehatan teiah masuk
kategori Institusi Kesehatan Sehat, bila pasien, masyarakat pengunjungdan petugasdi institusi kesehatan ;
1. Menggunakan air bersih,
2. Menggunakan jamban.
3. Membuang sampan patla tempatnya,
4. Tidak merokok di institusi kesehatan.
5. Tidak meludah sembarangan.
6. Memberantas Jentik nyamuk.
Dukungan untuk PHBS di Institusi Kesehatan
PHBS di Institusi Kesehatan dapat terwu-jud apabila ada keinginan dan kemampuan dari para pengambil keputusan
di lingkungan pemerintah daerah, institusi kesehatan dan lintas sektor terkait
Langkah-langkah Pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan
1. Anatisis Situasi
Penentu kebijakan/pimpinan di institusi kesehatan melakukan pengkajian ulang tentang ada tidaknya kebijakan
tentang PHBS di Institusi Kesehatan serta bagaimana sikap dan perilaku petugas kesehatan, pasien, keluarga
pasien dan pengunjung terhadap kebijakan PHBS di Institusi Kesehatan. Kajian ini untuk memperoleh data sebagai
dasar membuat kebijakan.
2. Pembentukan Keiompok Kerja Penyusunan Kebijakan PHBS di Institusi Kesehatan.
Pihak Pimpinan Institusi Kesehatan mengajak bicara/berdialog petugas dan karyawan di Institusi Kesehatan tentang :
Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS di Institusi Kesehatan.
Rencana kebijakan tentang penerapan PHBS di Institusi Kesehatan.
Penerapan PHBS di Institusi Kesehatan, antisi-pasi kendala dan sekaligus alternatif solusi.
Penetapan penanggung jawab PHBS di Institusi Kesehatan dan mekanisme pengawasannya.
Cara sosialisasi yang efektif bagi petugas, karyawan, pasien, keluarga pasien dan pengunjung.
Kemudian Pimpinan Institusi Kesehatan mem-bentuk Keiompok Kerja Penyusunan Kebijakan PHBS di Institusi
Kesehatan.
3. Pembuatan Kebijakan PHBS di Institusi Kesehatan
Kelompok Kerja membuat kebijakan yang jelas, tujuan dan cara melaksanakannya.
4. Penyiapan Infrastruktur
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS di Institusi Kesehatan.
Instrumen Pengawasan
Materi sosialisasi penerapan PHBS di Institusi Kesehatan.
Pembuatan dan penempatan pesan-pesan PHBS di tempat-tempat yang strategis di institusi kesehatan.
Mekanisme dan saluran pesan PHBS di Institusi Kesehatan.
Pelatihan bagi pengelola PHBS di Institusi Kesehatan.
4. Penyiapan Infrastruktur
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS di sekolah Instrument
pengawasan Materi sosialisasi penerapan PHBS di sekolah Pembuatan dan penempatan pesan di tempattempat strategis disekolah Pelatihan bagi pengelola PHBS di sekolah
(5)Komite sekolah
Mendukung dalam hal pendanaan untuk sarana dan prasana pembinaan PHBS di sekolah
Mengevaluasi kinerja kepala sekolah dan guru-guru yang berkaitan dengan pencapaian sekolah sehat.
(6)Komite sekolah
Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat keputusan, surat edaran dan instruksi tentang pembinaan PHBS
di sekolah.
Mengalokasikan dana/anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah
Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan PHBS di sekolah
Memantau kemajuan pencapaian sekolah sehat disekolahnya
(7)Guru-guru
Bersama guru lainnya mengadvokasi yayasan/orang tua murid kepala sekolah untuk memperoleh dukungan
kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di sekolah
Sosialisasi PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Melaksanakan pembinaan PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnya
Menyusun rencana pelaksanaan dan penilaian lomba PHBS di sekolahnya.
Memantau tujuan pencapaian sekolah sehat di lingkungan sekolah
(8)Orang tua murid
Menyetujui anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah
Memberikan dukungan dana untuk pembinaan
Mengapa PHBS masih diperlukan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari? Karena faktor
perilaku memiliki andil 30 35 % terhadap derajat kesehatan, sedangkan dampak dari perilaku
terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku
yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan,
Gaya Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.
Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan
pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam
tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Apa saja 10 indikator itu?
a. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan
Anda mempunyai balita atau adik yang masih berusia 0-5 tahun? Kalau tidak, boleh mengabaikan ini.
Berarti tinggal sembilan indikator lagi kan? Tapi kalau punya, sudahkah istri atau ibu anda
bersalin/melahirkan di tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter kandungan dan
kebidanan, dokter umum dan bidan). Jika sudah, berarti untuk indikator yang satu ini anda lulus.
Mengapa harus tenaga kesehatan? Karena karena tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli
dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Disamping itu dengan
ditolong oleh tenaga kesehatan, apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau
dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Jika ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan maka
peralatan yang digunakan aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya
kesehatan lainnya. Paham kan???
b. Memberi Bayi ASI Ekslusif
Adakah bayi usia 0-6 bulan di rumah anda? Kalau tidak, lewat dan boleh mengabaikan yang satu ini.
Bagaimana kalau ada? Sudahkah anak anda atau adik anda yang masih berusia di bawah 6 bulan
mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan? Mengapa harus ASI, ga kelaparan tuh bayi diberi
ASI saja??? Pertanyaan ini pasti ada dibenak anda, benar kan ? ASI adalah makanan alamiah berupa
cairan dengan kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga tumbuh dn
berkembang dengan baik. Air susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan
(kolostrum) sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
Manfaat memberi ASI bagi ibu adalah dapat menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi,
mengurangi pendarahan setelah persalinan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, dapat menunda
kelahiran berikutnya, mengurangi risiko kena kanker payudara dan lebih praktis karena ASI lebih
mudah diberikan pada saat bayi membutuhkan.
Sudah setengah jalan anda lewati untuk menjadi rumah tangga yang sehat, Tiba saatnya di indikator
yang keenam. Punya jamban kan dirumah? Jamban yang digunakan minimal jamban leher angsa, atau
jamban duduk yang banyak di jual di toko bangunan, tentunya dengan tangki septic atau lubang
penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang
sulit air (kalau ada) dapat menggunakan jamban cemplung atau jemban plengsengan. Tujuannya
dimaksudkan agar tidak mengundang datangnya lalat atau serangga lain yang dapat menjadi penular
penyakit.
g. Memberantas Jentik di Rumah
Cukup sekali seminggu, asal rutin ya! Tidak sulit menerapkan indikator yang satu ini, manfaatkan
waktu libur anda dengan membersihkan rumah, tidak perlu waktu lama bukan? Lakukan
pemberantasan jentik nyamuk didalam dan atau diluar rumah seminggu sekali dengan 3M plus
abatisasi/ikanisasi. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan kegiatan pemberantasan telur,
jentik, kepompong nyamuk penular penyakit seperti demam berdarah dengue, chikungunya, malaria,
filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat perkembangbiakannya. PSN dapat dilakukan dengan cara 3M
plus yaitu menguras bak air, menutup tempat penampungan air dan mengubur benda yang berpotensi
menjadi sarang nyamuk plus menghindari gigitan nyamuk.
h. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari
Sederhana, murah dan banyak manfaatnya. Biasakan anda dan anggota keluarga anda mengkonsumsi
minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari, tidak harus mahal, yang penting
memiliki kecukupan gizi. Semua jenis sayuran bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang berwarna
(hijau tua, kuning, oranye) seperti bayam, kangkung, daun katuk, kacang panjang, selada hijau atau
daun singkong. Begitu pula dengan buah, semua bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna
(merah, kuning) seperti mangga, papaya, jeruk, jambu biji atau apel lebih banyak mengandung
vitamin dan mineral serta seratnya.
i.
Minimal 30 menit setiap hari. Anda lakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jenis aktifitas fisik yang
dapat dilakukan bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu berjalan kaki, berkebun, bekerja ditaman,
mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga dan membawa belanjaan.
Aktifitas fisik lainnya bisa berupa olah raga yaitu push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam,
bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/berat. Intinya olahraga itu tidak harus mahal, bahkan
banyak yang gratis bukan?
j.
Terakhir, anda perokok atau memiliki anggota keluarga yang merokok? Jika anda bukan perokok,
acungan jempol buat anda dan jangan pernah terpengaruh dengan yang namanya rokok. Tapi jika
anda perokok atau memiliki anggota keluarga yang merokok, itu hak anda, namun kami anjurkan
untuk berpikir bahaya merokok dan berusaha berhenti untuk merokok. Biar adil, bagi perokok, jangan
merokok di dalah rumah atau ketika berada bersama orang lain yang bukan perokok, mereka juga
berhak dapat udara segar bukan?